duodenum
Transudat eksudat
Liquor cerebrospinalis
Dr. Nurmalia PS, Sp.PK,
MSi.Med
Motilitas Lambung
Menggunakan sondage. Lebih di sukai cara
radiologi.
Sonde di masukkan semua isi lambung di
keluarkan di ukur volume mikroskopi
Normal : cairan 25-75 ml, sisa makanan (-)
Keasaman getah lambung
Tujuan : sekresi HCl ada/tidak; N/Abnormal
Menentukan HCl kertas indikator Toepfer/
Gnzburg
Tanpa sondage tes resin dg zat warna
azure-A banyaknya zat warna yang di lepas =
HCl lambung.
Tidak memberikan hasil yang dapat di andalkan
Pemeriksaan makroskopi
1. Volume : bbrp ml 75 ml, rerata 25 ml.
Abn jika > 100 ml hipersekresi, motilitas, obstr.pylorus.
2. Warna N : abu-abu mutiara, agak keruh (opalescent)
Abn kehijauan (biliverdin); kuning ( bilirubin); merah
muda (trauma/ perdarahan lambung spt ulcus, carcinoma);
coklat (hematin); pengaruh obat
3. Bau N : agak asam
Abn Asam keras (stasis dalam lambung & peragian) ;
bau busuk (nekrosis) ; bau tinja (obstr. usus/fistel usus dan
lambung)
4. Lendir N : Tidak ada / sedikit lendir.
5. Sisa makanan N : tidak ada sisa makanan
6. Pus N : tidak ada
7. Potongan jaringan trauma/tumor
Transudat
Kumpulan cairan dalam rongga tubuh yang bukan
berasal dari proses peradangan, berkaitan dengan
gangguan keseimbangan cairan tubuh.
Jika faktor penyebab tidak dihilangkan residif
Menurut lokalisasinya terdapat istilah:
- Hidrotoraks
- Hidroperikardium
- Hidroperitoneum
- Hidroartosis
Ciri-ciri transudat
Ciri-ciri
Transudat
Warna
Agak kekuningan
Kejernihan
Jernih
Berat jenis
Bekuan
Bau
Protein
Glukosa
= glukosa plasma
Lemak
Jumlah lekosit
Jenis sel
> Mononuklear
Bakteri
Negatif/jarang +
LDH
< 200 IU
EKSUDA
T
Kumpulan cairan dalam suatu rongga tubuh
berasal dari proses peradangan atau inflamasi
Eksudat seringkali sembuh dan tak berulang bila
telah dikeluarkan seluruhnya
Menurut lokalisasinya:
- Pleuritis eksudatif
- Perikarditis eksudatif
- Peritonitis eksudatif
- Arthritis eksudatif
Ciri Eksudat
Ciri-ciri
Eksudat spesifik
Warna
Karakteristik (purulen=putih-kuning,
hemoragis=merah)
Kejernihan
Keruh
Berat jenis
Bekuan
Bau
Protein
Glukosa
Lemak
Jumlah lekosit
Jenis sel
> Polinuklear
Bakteri
Sering positif
LDH
> 200 IU
Jenis pemeriksaan
Makroskopis
Mikroskopis
Kimia
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1. Hitung
jumlah sel
1. Protein
2. Glukosa
3. Lemak
Jumlah
Warna
Kejernihan
Bau
Berat Jenis
Bekuan
2. Hitung
jenis sel
Bakteriologis PA
Jarang
Makroskopis
1. Jumlah/Volume Ukur volume yang diperoleh
Makin banyak cairan kerusakan me
2. Warna
-- Warna transudat kekuningan dan jernih
-- Warna eksudat tergantung kausa
. Pus putih kuning
. Chylous seperti susu dan keruh
. Darah merah/coklat
. Bakteri piogenes biru kehijauan
3. Kejernihan
- Lekosit kekeruhan ringan berat
- Eritrosit kekeruhan kemerah-merahan
- Butir-butir lemak kekeruhan seperti
susu
Kekeruhan pada eksudat:
Serofibrineus
Seropurulen
Fibrineus
haemoragis
Mikroskopis
HITUNG JUMLAH LEUKOSIT
- Tidak di butuhkan persiapan khusus
- Sel yang dihitung hanya leukosit
- Kamar hitung Improved Neubauer
- Bahan pengencer larutan Turk 1:20, jika menggumpal
- NaCl 0,9 %
Nilai rujukan:
Transudat : < 500 / mm3
Eksudat :> 500 / mm3
PEMERIKSAAN KIMIA
PROTEIN
Protein dalam transudat hanya fibrinogen saja
Transudat : rendah (<3gr%)
Eksudat : tinggi ( >3gr%)
Pemeriksaan protein:
1. Kualitatif
2. Kuantitatif
Pemeriksaan protein
Kualitatif dengan Tes Rivalta : Seromusin
Cara:
1. Campur 100 ml aquadest + 1 tetes asam asetat
glasial dalam sebuah silinder
2. Teteskan 1 tetes cairan yang akan kita periksa,
dilepaskan kira-kira 1 cm dari atas permukaan
3. Perhatikan reaksi yang terjadi
Penilaian:
Negatif: tidak terjadi kekeruhan
Positif: kekeruhan nyata spt kabut/presipitat putih
Positif lemah: kekeruhan ringan seperti kabut halus
Glukosa
- Seperti pemeriksaan glukosa pada plasma
darah.
- Heksokinase
Rujukan:
Transudat = plasma darah
Eksudat sedikit glukosa daripada plasma
darah
Lemak
Transudat biasanya tidak mengandung lemak, kecuali jika
tercampur chylous
Eksudat karena proses tuberculosis mungkin
mengandung lemak karena dinding kapiler permeabel
dan dapat ditembus lemak
Cara membedakan chylous atau bukan (lecithin)
- Cairan dibuat alkalis dg pemberian NaOH 0,1
- Tambahkan ether lemak larut
- Penilaian:
Bila menjadi jernih lemak, warna putih krn chylous
Bila tidak menjadi jernih lecithin
Kriteria Light :
Eksudat =
1. Rasio protein cairan pleura : serum > 0,5
2. Rasio LDH cairan pleura : serum > 0,6
3. Kadar LDH cairan pleura > 2/3 kadar LDH
serum normal
Lights criteria is recommended when the protein
level is between 25 and 35 g/L
Hitung jumlah eritrosit meningkat pada
keganasan, infark pulmonal dan trauma, tetapi
kegunaan klinis terbatas
Proses inflamasi: seringkali dijumpai sel
Mikrobiologi
Pengecatan Gram
- Tidak ada persiapan khusus
- Reagen : Cat Gram A (kristal violet, alkohol, amonium oxalat 1%
Cat Gram B (kalium jodida, jodium, aquades)
Cat Gram C (Aceton, alkohol)
Cat Gram D ( Safranin, alkohol, aquades)
- Hasil : Gram (+) bakteri berwarna ungu
Granm (-) bakteri berwarna merah
Pengecatan ziehl neilsen
- Tidak ada persiapan khusus
- Reagen : Ziehl neilsen A ( Fuchsin , alkohol, phenol)
Ziehl neilsen B (Asam khlorida, alkohol)
Ziehl neilsen C (methylen blue)
-Hasil : Basil tahan asam merah
Basil tidak tahan asam biru
Liquor Cerebrospinalis
Dibentuk terutama Pleksus Koroideus
pada ventrikel tertius/quartus/lateralis
mell. Proses ultrafiltrasi kanalis spinalis
subarachnoid (med. Spin) & for.
Magendi for.Luscha (permukaan otak)
Produksi cairan otak 20 ml / jam
direabsorpsi oleh vili arachnoid
Total volume cairan otak 120-150ml,
jernih, tidak berwarna, sedikit lekosit,
glukosa, protein
Tekanan
Volume
Berat Jenis
Sel
:
Protein
Klorida
Glukosa
: 70 150 mm
: 120 150 ml
: 1,006 1,008
0 5 sel/mm3
: 20 50 mg/dl
: 118 132 mEq/L
: 50 80 mg/dl
PUNKSI LUMBAL
INDIKASI DIAGNOSTIK
1. Mendiagnosis : meningitis, perdarahan
subarachnoid, ensefalitis, dll
2. DD : infark otak, perdarahan
intracerebral, tumor
3. Diagnosis bahan kontras
INDIKASI TERAPI
1.Mengeluarkan darah dari ruang
subarachnoid
2.Pemberian obat-obat, anestesi spinal
KONTRA INDIKASI
1. Infeksi epidural
2. Infeksi kulit sekitar tempat punksi
3. Kelainan anatomi tempat punksi. Misalnya
skloliosis
TEKNIK LUMBAL PUNKSI
4.
Penderita berbaring miring posisi hiperfleksi
5.
Pilih satu fokus lunak = L3 L4 atau L4 L5
6.
Desinfeksi prokain 1 %
7.
Jarum punksi No.19 atau 20
8.
Cairan otak keluar manometer
EFEK SAMPING
9. Sakit kepala
10. Herniasi dari cerebellum pada tekanan
intrakranial
11. Paresis paralisis
12. Asfiksia pada bayi kematian
PROSEDUR LABORATORIUM
1.
2.
3.
PENGAMBILAN SAMPEL
Lokasi :
ventrikel
Cysterna magna
Ruang subarachnoid
segmen lumbal
JUMLAH SAMPEL
6 12 ml
Tabung I Kimia
Tabung II jumlah sel, hitung jenis
(mikroskopi)
Tabung III Kultur (mikrobiologi)
Jika keruh Na Citrat 20 % 0,01 ml : 1 ml
cairan otak
SAAT PENGAMBILAN SAMPEL = pagi hari,
langsung diperiksa (<1jam)
A. PEMERIKSAAN MAKROSKOPIS
1.
2.
Warna
= Aquades pembanding ,Tabung bersih, latar
kertas putih
a. Merah darah
b. Coklat perdarahan kronik ; eritrosit
hemolisis
c. Kuning ( Xanthohkrom) ikterus berat,
protein
d. Keabu-abuan jumlah lekosit
Kekeruhan = aquades
Keruh : darah, sel peradangan
(lekosit,epitel,kuman)
Lekosit: 200 / ul; 200 500 /ul = sedikit keruh; >
500 /ul
= keruh
Laporan jernih, agak keruh, keruh, sangat keruh
B. TES MIKROSKOPI
1. Menghitung jumlah sel lekosit
Persiapan sampel
Tidak ada persiapan khusus
Prinsip tes
Menghitung jumlah sel lekosit cairan
otak menggunakan kamar hitung
Alat dan bahan
Utk cairan otak yang jernih & keruh
PRA
ANALITIK
B. TES MIKROSKOPI
2. Hitung Jenis
Persiapan sampel
Ambil sedimen cairan otak yang telah
di sentrifus 1500-2000 rpm,10 menit
Prinsip tes
Menghitung presentase morfologi
leukosit dalam cairan otak
Alat & bahan
Alat sentrifus
Kaca objek
Pewarna wright / giemsa
mikroskop
2. Hitung Jenis
Cara kerja
Sentrifus cairan otak dengan
kecepatan 1500-2000 rpm selama
10 menit. Sedimen yang terbentuk
dibuat apusan, biarkan kering,
kemudian diwarnai. Hitung sel
mononukleus dan polimorfonukleus
diantara 100 sel leukosit
Nilai rujukan
Normal : 60 -70 % mononukleus
2. Hitung Jenis
Interpretasi
Sel Mononukleus meningkat
pada:
- Infeksi kronik
- Meningitis tuberkulosa
Sel PMN meningkat pada :
- Infeksi akut
- Abses serebral / ekstradural
PEMERIKSAAN KIMIA
1. TES PROTEIN ( TES PANDY)
Prinsip : Albumin dan globulin
dipresipitasi
larutan fenol jenuh
Alat dan bahan :
Tabung reaksi
Pipet mikro 1000 ul
Larutan fenol jenuh
Cara kerja :
Masukkan 1 ml larutan fenol
jenuh tabung reaksi
Tambahkan 1 tetes cairan otak
Amati timbulnya kekeruhan
NILAI RUJUKAN
Tidak timbul kekeruhan
Jika timbul kekeruhan protein
Cara kerja :
Masukkan 1 ml larutan amonium
sulfat jenuh tabung reaksi
Tambahkan 1 tetes cairan otak
perlahan
Amati ada tidaknya presipitasi
berbentuk cincin putih pada batas
kedua lapisan
NILAI RUJUKAN
: 60 80 mg/dl
: 40 75 mg/dl
INTERPRETASI
= Meningitis bakteri
Meningitis TBC
Jamur
Mikrobiologi
TERIMAKASIH