Anda di halaman 1dari 29

Patogenesis Cairan Tubuh

Blok Mekanisme Dasar Penyakit


Sri Julyani
Bagian Patologi Klinik FK-UMI
Urine
• Pada orang dewasa; normal ±1200 ml/min darah yang
melewati ginjal

• Darah  arteriol afferen  ultrafiltrasi di glomerulus


ginjal  kapsule Bowman’s  tubulus  reabsorpsi atau
sekresi

• Volume filtrasi glomerulus adalah 180 L / 24 jam, dan


diekskresi 1 – 2 L, tergantung pada status dehidrasi.

• Urin diproses di ginjal formed mulai dari duktus  pelvis


 ureter  kandung kemih  uretra  urin.
• Melalui filtrasi glomerulus dan sekresi tubular,
banyak produk limbah dihilangkan dari tubuh melalui
urine, termasuk:
- Produk yang mengandung nitrogen
- Asam organik dan basa
- Asam anorganik dan basa.

• Ginjal memberikan regulasi hormon penting dengan


produksi eritropoietein dan renin serta aktivasi
vitamin D.

• Gangguan fungsi ginjal; faktor kimiawi atau sitologi


 urin tidak normal.
Urinalisis

• Indikasi ; penegakan diagnosis, fungsi organ,


metabolisme umum
• Tes makroskopik / tes fisik : warna, kejernihan,
bau, volume, BJ and pH
• Tes mikroskopik : jumlah sel, mikroorganisme,
sperma,
• Tes kimia : pH, protein, glukosa, keton, darah,
bilirubin, urobilinogen
• Sedimen urine : sel-sel, kristal, silinder, dan
elemen lain
Pemeriksaan cairan asites
• Ascites ; akumulasi cairan intra peritoneal (serosa)
 ggn hepar ok inflamasi / infeksi, keganasan
• Pemeriksaan cairan ascites :
metode paracentesis  prosedur invasif (aspirasi)
mengeluarkan cairan peritoneal dari kavum
peritoneum (maksimal 1 liter)
indikasi lain paracentesis ; mengurangi gejala
penyakit
komplikasi : perdarahan, perubahan letak organ /
oedema ok pengambilan cairan terlalu banyak
Jenis tes ; makroskopik, mikroskopik, kimiawi,
mikrobiologi, petanda tumor
Makroskopik ;
• Volume makin banyak makin jelek
• Warna kuning, jernih : transudat
hijau : eksudat
kuning, keruh : bilirubin
merah : hemoragik
kuning, chylus : cairan limpe
• pH > 7,4 : transudat
< 7,3 : eksudat
• Bekuan (+) : eksudat
( - ) : transudat
MIKROSKOPIK  kamar hitung IN
• Hitung jumlah lekosit
> 1000 sel/ul : transudat dan > 1000 sel/ul :
eksudat
5 – 10.000/mm3 : peritonitis TB
> 10.000/mm3 : pankreatitis
25 – 100.000/mm3 : peritonitis bacterial.
• Hitung jumlah eritrosit
> 100.000 /mm3 : trauma atau keganasan.
< 100. 000 /mm3 : akibat punksi percobaan.
• Hitung jenis lekosit ( hitung 1000 sel lekosit) ,
PMN > 50 % : inflamasi akut, infeksi bakteri dan eksudat
Limfosit > 50 %  inflamasi kronis dan transudat
Eosinofil : asma, parasit, infark pulmonum dan limfoma
Lekosit muda : leukemia

TES KIMIA ;
• Tes Rivalta (Tes Protein Kualitatif )
Positif (terbentuk awan putih kebiruan)  eksudat
Negatif (tidak terbentuk awan putih)  transudat
CEREBROSPINAL FLUID (CSF)

• Pungsi lumbal dan pemeriksaan CSF 


- alat diagnostik
- terapi intratekal (obat)
- diagnostik : zat radioopak ke SSP
• CSF  berasal dari pleksus koroideus ventrikel
intrakranium
• Fungsi CSF 
- meningkatkan nutrisi otak,
- menyingkirkan sisa metabolik
- melindungi otak dari trauma mekanik
• Indikasi punksi lumbal ;
- diagnosis (infeksi, perdarahan subarachnoid,
keganasan / tumor)
- terapi (mengeluarkan darah, memasukkan
obat, kontras)
• Komplikasi ; sakit kepala, perdarahan, herniasi
batang otak
• Konstituen CSF : konsentrasi ≤ dibanding
plasma
• Patologik : elemen melewati sawar darah otak
masuk CSF  ↑↑ konsentrasi
• Pengambilan CSF : ruang antarvertebra lumbal
3,4,5  garis tegak lurus dari SISP ke titik
tengah tulang belakang
• Normal dewasa : produksi tiap hari ± 500 ml,
70% dari pleksus koroidues
Pemeriksaan CSF
a. Makroskopik
- kejernihan dan konsistensi seperti air
- pH : 7,34
- bekuan : (-), spontan membeku bila konsentrasi
protein CSF tinggi
b. Mikroskopik
- hitung sel darah : normal limfosit < 5,
PMN : infeksi akut, abses serebral /ekstradural
- MN ; infeksi kronis, meningitis TB
- perhatian pada perdarahan akibat trauma saat
pengambilan sampel
c. Tes kriptokokus : pewarnaan tinta India  tampak kapsul
kriptokokus.
Uji imunologik antigen kriptokokus
d. Tes kimia CSF
- protein : normal < 1% dari serum (albumin > globulin)
- glukosa : normal 50% – 80% dari konsentrasi glukosa
darah (45 – 80 mg/dl)
- asam laktat : normal 10 – 20 mg/dl (meningkat
beberapa setelah terapi antibiotik,
- urea, glutamin, enzim SGOT/SGPT, klorida, kalsium
e. Mikroorganisme : biakan, kultur
Pengambilan sampel CSF
Hal-hal yang perlu diperhatikan
• Posisi pasien
• Tekanan intra kranium
• Postur tubuh pasien
• Tekanan intra abdomen
• Stress dan rasa takut pasien
Sampel segera diperiksa setelah diambil
Sampel dijaga sterilitasnya tu utk tes mikrobiologi
Analisa Cairan Serosa
Terdapat dalam rongga tubuh ;
• Cairan peritorium (ascites)
• Cairan pleura
• Cairan pericardium
• Cairan sinovium

Jumlah normal cairan sangat sedikit


Patologik : terjadi penimbunan cairan, oleh karena
proses aktif atau pasif
Pemeriksaan Cairan Sendi
Aspirasi cairan sendi : artrosentesis (terutama pada sendi lutut)
 cavum sinovial
 Pengambilan sampel harus memperhatikan sterilitas proses
 Indikasi ; efusi cairan sendi, perubahan fisik (bengkak)
jumlah cairan yg diambil ; 10 - 20 ml, dibagi dalam
4 tabung.
2 tabung tanpa antikoagulan utk pem. makroskopik,
viskositas, tes mucin, tes kimia dan imun
2 tabung dengan antikoagulan utk pem.mikroskopik,
jumlah sel dan mikrobiologi
 Jenis pemeriksaan
Makroskopik, mikroskopik dan analisa kimia
Tes makroskopik
• Volume ; vol. cairan sendi yang diaspirasi (N ; 0,1 – 3,5 ml)
• Tampak jernih
 kekeruhan : kadar protein tinggi atau proses
inflamasi
 darah : inflamasi, kerusakan vaskuler, trauma
 bekuan : normal tidak membeku spontan (1 jam)
Eksudat : pembekuan spontan ok protein koagulasi
• Viskositas ; ukur panjang tetesan cairan dari spoit
(Normal ; 4 - 5 cm)
• Cairan sendi : tampak kental ok bekuan mucin (asam
hialuronik)
 uji bekuan mucin ; normal (4 – 6 cm)
Tes mikroskopik
• Hitung sel dan hitung jenis sel
- normal ; tidak ada atau 5 sel / LPB
- jumlah sel banyak atau adanya netrofil (lekosit PMN)

 patologik
- kadar limfosit : meningkat pada inflamasi kronik
- netrofil ; normal < 25%
- cairan sendi normal : 2.000 SDM / uL dan < 200 lekosit / uL
• Interpretasi jumlah sel lekosit
Jenis sel Non inflamasi Inflamasi Purulen Hemoragik
Lekosit < 3000 3000 – 50.000 > 50.000 < 10.000
Netrofil <25 % > 50 % > 75 % < 25 %
• Pewarnaan gram
- menilai adanya dan jenis bakteri
- hasil positif dilanjutkan dengan biakan
rutin atau kultur bakteri
• Kristal pada cairan sendi ; kristal mononatrium
urat, kalsium
- kristal Monosodium Urat ; arthritis gout
- Calsium pyrophospahate ; chondrocalcinosis
- Calsium hydroxyapatite ; calcifit periartritis
- kristal kolesterol ; arthritis rheumatoid
Pemeriksaan kimiawi

• Menentukan jenis cairan transudat atau eksudat


• Kadar protein ; dapat menyebabkan terjadi pembekuan
spontan
• Kadar glukosa ; umumnya sama dengan kadar glukosa
plasma
• Enzim LDH : ok proses degenerasi sel
 ratio LDH cairan dengan LDH serum, normal : 0,6
• Tes sitologik ; terutama cairan eksudat, untuk mendeteksi
adanya sel-sel neoplastik
• Tes imunologik ; petanda inflamasi (CRP), kelainan
autoimun, antibodi, komplemen
Analisa feses
• Spesimen normal
- konsistensi sedikit plastis, tidak cair dan
tidak keras.
- warna coklat
• Pemeriksaan kuantitatif : sampel yang diambil
dalam 24 – 72 jam.
• Pemeriksaan kualitatif dan mikroskopik :
spesimen acak
Pemeriksaan laboratorium
• Makroskopik :
 ukuran, bentuk, konsistensi, bau, warna
 adanya : darah, pus, mukus, sisa jaringan, sisa
makanan, parasit
 uji darah samar (menilai perdarahan kecil tapi
signifikan)
• Mikroskopik :
 biakan tinja (parasit, bakteri, virus)
 bahan yang tidak dicerna (daging, lemak)
 elemen sel (sel epitel, lekosit, eritrosit)
Perbedaan transudat dan eksudat

Parameter Transudat Eksudat


Cairan Jernih Keruh
Warna Kuning pucat Kuning – Hijau
Berat jenis < 1,018 > 1,018
Bekuan (-) (+)
pH > 7,4 < 7,3
Protein < 3 g/dl > 3 g/dl
Glukosa = plasma darah < plasma darah
LDH < 200 U/l > 200 U/l
Rivalta (-) ( + / kekeruhan )
Hitung sel PMN Sedikit Banyak
Pewarnaan Gram ( - / negatif ) ( + / biru ungu )
Kultur kuman (-) (+)
Analisa Sperma
Harus diperiksa dalam 1 jam setelah pengambilan sampel
• Volume semen 2 -5 ml
• pH 7.2 -7.8
• Warna putih kekuningan
jernih sperma sedikit.
merah eritrosit.
kuning icterus atau ok obat
• Kekentalan kental
normal ; sperma cair, dipipet ; bentuk tetesan kecil.
abnormal ; tetesan btk benang panjang > 2cm.
tinggi ; gangguan motilitas sperma.
• Bau khas
• Pergerakan - Aktif > 50 %
- Lemah < 30 %
-Tak bergerak < 20 %
• Jumlah sperma 60 -150 juta/ml
• Leukosit 100 / uL
• Morfologi - Normal > 60 %
- Abnormal < 40 %
• Aglutinasi negatif
• Fruktosa 200 -400 mg/dl
Spermatozoa 
• Oligozoospermia : kadar sperma < 20 juta /ml
• Severe Oligozoospermia : < 5 juta/ml
• Azoospermia : tidak ada sperma dalam semen
• Asthenozoospermia : motilitas sperma < 50 %
• Teratozoospermia : jumlah sperma normal < 30 %
Grade motilitas spermatozoa 
• Cepat lurus > 25 um/s
• Tidak lurus atau lambat lurus [5-25] /um/s
• Bergerak ditempat < 5 um/s
• Tidak bergerak
• Terima kasih wassalam

Anda mungkin juga menyukai