Anda di halaman 1dari 63

TEKNIK ANALISIS

CAIRAN TUBUH

Dr. Dewi Kania Yulianti, SpPK


SMF RSUD TASIKMALAYA
CAIRAN TUBUH
 Adalah: Cairan yang terdapat dalam rongga
tubuh.
 Jenis Cairan Tubuh:

- Cairan Urine

- Cairan Pleura

- Cairan Otak

- Cairan Asites

- Cairan Sendi

- Cairan Semen
CAIRAN URINE
 PEMBENTUKKAN URINE di GINJAL
- ultrafiltrasi plasma oleh ginjal
- reabsorpsi bahan2 esensial & air
- sekresi tubuler
dikeluarkan dari tubuh melalui saluran kemih

 120 mL darah/menit  filtrasi 


90% reabsorpsi  1 mL urine/menit
 1200 -1500 mL urine/24 jam
 Komponen dalam urine yang normal :
-Air (95%)
-Bahan hasil metabolisme tubuh
mis: Ureum, asam urat, kreatinin
Elektrolit: natrium, kalsium, fosfat, dan
klorida hormon
Permintaan urinalisis diindikasikan pada pasien dengan:
1. Riwayat atau memperlihatkan gejala penyakit ginjal
dan atau saluran kemih (ISK, SN, GNA, Pielonefritis)
2. Gangguan endokrin mis DM
3. Ikterik
4. Terapi yang dapat mempengaruhi fungsi ginjal
5. Kehamilan
6. Kasus toksikologi atau over dosis obat
7. Abnormalitas genetik seperti gangguan metabolisme
asam amino mis sisteinuria, alkaptonuria, dan
fenilketonuria
Tujuan:
1. Skrining
2. Menunjang diagnosis
3. Memantau perjalanan penyakit
4. Memantau efektifitas pengobatan serta komplikasi
penyakit
 Urinalisis:
Menggambarkan berbagai keadaan dalam tubuh
 ginjal/sal.kemih/organ lain  penyakit sistemik

 BP URINE:
- mudah didapat
- tidak invasif
- pemeriksaan relatif sederhana
- skrining(uji saring) awal
- informasi cukup banyak
MACAM2 BP URINE:
1. URINE PAGI:
- PERTAMA: diperoleh pagi hari saat bangun
tidur (pekat)
- PUASA: saat bangun tidur, bak, buang (urine
terbentuk saat malam hari + 8 jam yang lalu)
Tujuan: tes skrining, tes kehamilan
2. URINE SEWAKTU:
diperoleh sewaktu waktu atau kapan saja pada
saat penderita tidak puasa
Tujuan: tes skrining
3. URINE 2 JPP:
urine yang dikeluarkan 2 jam setelah makan
(untuk DM)
Tujuan: Diagnosis DM, monitoring DM
4. URINE 24 JAM:
seluruh urine yang dikeluarkan selama 24 jam
( bangun tidur jam 5.00, bak, buang, setelah itu
mulai jam 5 sampai dengan jam 5 keesokan
harinya, seluruh urine ditampung dalam tempat
yang bersih, kering, bermulut lebar dan
mempunyai tutup)
Tujuan: kuantitatif zat tertentu
5. URINE ALIRAN TENGAH
(MID-STREAM URINE (MSU):
urine yang ditampung adalah porsi tengah dari
urine yang dikeluarkan
Tujuan: tes skrining, kultur bakteri
6. Aspirasi suprapubik
Tujuan: kultur bakteri kandung kemih/sitologi
7. Urin 3 gelas
Tujuan: mengetahui lokasi perdarahan
Catatan :
untuk pemeriksaan biakan/kultur:
Pasien sebelumnya diinstruksikan untuk mencuci
bagian genitalia dengan sabun dan dikeringkan
BP URINE:

 PEMERIKSAAN HARUS SEGERA !!!!!


URINE SEGAR:
< 1 JAM STLH BERKEMIH
 BILA HARUS DITUNDA
Simpan dalam lemari es 2-80C 2jam

KENAPA ??????????????
KENAPA ?????? :

Susunan/komposisi urine berubah:


 pH meningkat (pemecahan urea→amonia oleh
urease yg dihslkan bakteri
 Eritrosit lisis
 Leukosit lisis
 Silinder lisis
 Glukosa (+) menjadi negatif
Akibat glikolisis dan pemakaian glukosa oleh
bakteri
 Bakteri meningkat
 Jika terpaksa urine + pengawet
• urine

 Jenis pengawet urine • Toluena


• Thymol
• Formaldehida
• Asam sulfat pekat
• Natriumkarbonat

 Wadah urine • Besih dan kering


• Bermulut lebar
• Tutup rapat
Wadah urine yg memenuhi syarat
PEMERIKSAAN URINE LENGKAP

MIKROSKOPIS KIMIAWI
MAKROSKOPIS /SEDIMEN
PROTEIN
EPITEL GLUKOSA
VOLUME
ERITROSIT BILIRUBIN
WARNA
LEKOSIT UROBILINOGEN
KEKERUHAN
KRISTAL BENDA KETON
BERAT JENIS
SILINDER/CAST
pH DARAH SAMAR
BAKTERI
BAU PROTEIN
JAMUR/PARASIT
KUANTITATIF(UR
SPERMA INE 24
JAM/ESBACH)
KANDUNGAN UTAMA URINE :

 Air
 Urea
 Asam urat
 Kreatinin
 Na, K, Cl, Ca
 Fosfor
 Magnesium
 Ammonium dll
KEADAAN PATOLOGIK DAPAT DITEMUKAN:

Kimiawi sedimen
 Glukosa - silinder/cast
 Protein - kristal tertentu
 Benda keton - eritrosit
 Bilirubin - lekosit
 Porfirin dll - epitel
VOLUME URINE:

 NORMAL:
1200-1500 ml/24 jam
800- 1600 ml/24jam tergantung hidrasi
 POLIURI: Vol meningkat
(mis.DM, Diabetes insipidus, Nefritis kronis)
 OLIGURI: Volume menurun
(mis. Diare berat, muntah hebat, demam)
 ANURI: volume sangat menurun
(mis.shock, keracunan HgCl2, nefritis akut berat)
WARNA URINE:

 NORMAL:
kuning muda-tua(urokrom-urobilin)
 PERUBAHAN WARNA:
- PEKAT: warna gelap
- asam  basa : gelap
 ABNORMAL:
- darah: merah, coklat
- bilirubin: kuning tua/the, coklat
- obat phenol, salisilat, resorchinol:hijau
- antipirin: kuning hitam
- fenasetin: kuning
- rifampicin: merah
- porfirin: coklat tua
KEKERUHAN URINE:

 NORMAL:
Jernih
 KERUH:
- fosfat
- pus
- darah
- bakteri
- mukus
- epitel
BERAT JENIS URINE:

 NORMAL :
Urine sewaktu : 1.003 – 1.030
Urine 24 jam : 1.015 – 1.025
 ABNORMAL :
Rendah : 1.001-1.003: Diabetes insipidus
Tinggi : Diabetes Mellitus (w. jernih)
KEASAMAN URINE/pH:

 NORMAL: 4.7 – 7.5

BAU:
 Normal: bau aromatik, asam volatile
Urine dibiarkan: bau amoniak
karena dekomposisi urea
 Abnormal:
bau makanan tertentu: petai, jengkol
obat: ampicillin’
fruity: DM + ketonuri
MIKROSKOPIK URINE:

 NORMAL:
- eritrosit 0-2/lpb
- lekosit < 8/lpb
- epitel beberapa/lpk
- kristal kalsium oksalat
- kristal asam urat
- kristal kalsium fosfat/karbonat
- amorf urat/fosfat
 ABNORMAL:
- eritrosit >>/lpb
- lekosit >>/lpb
- epitel >>/lpk
- kristal cystin
- kristal leucin
KIMIAWI URINE :

 PROTEIN:
Normal: 2-8 mg/dL, pemeriks: (-)
Proteinuri fisiologik:
- demam
- makan protein tinggi
- latihan berat
Abnormal:
- penyakit ginjal
- eklampsi
 GLUKOSA:
Normal: pemeriks NEGATIF
Glukosuri:
- DM
- hipertiroid
- Laktosa (wanita hamil, menyusui)
 BILIRUBIN:
Positif: hepatitis
 BENDA KETON :(+) DM berat
Aceton
Asam asetoasetan
Beta hidroksi butirat
CAIRAN PLEURA
 Definisi:
Cairan yang berada antara pleura visceralis dan
pleura parietalis
 Pada keadaan normal rongga pleura ini hanya

mengandung sedikit cairan yaitu ±1-10 cc.

 Fungsi:
Untuk membasahi tunika serosa dan
keseimbangannya dijaga oleh tekanan koloid
osmotik kapiler, permeabilitas dinding kapiler serta
tekanan hidrostatik.
Keadaan patologis:
 Efusi pleura yaitu:
Akumulasi cairan pleura yang abnormal dalam
rongga pleura
 Penyebabnya:
Adanya proses tansudasi dan eksudasi.

Transudasi adalah:
Akumulasi cairan akibat proses non inflamasi atau
bukan radang di dalam rongga pleura ditandai
adanya perubahan tekanan hidrostatik dan
tekanan koloid
Eksudasi adalah:
Akumulasi cairan akibat proses inflamasi didalam
rongga serosa ditandai perubahan permeabilitas
membran pada permukaan pleura
PATOFISIOLOGI
Akumulasi cairan berlebihan di dalam rongga pleura
disebabkan oleh:
1. Peninggian permeabilitas kapiler karena inflamasi seperti
pada pneumonia atau pleuritis
2. Penurunan tekanan koloid osmotik karena hipoproteinemia
(synd nefrotik)
3. Peninggian tekanan hidrostatik karena meningkatnya tekanan
vena misalnya pada payah jantung kongestif dimana kadar
protein sangat bervariasi tergantung pada hambatan aliran limfe
karena hipertensi vena
4. Hambatan aliran limfe karena tumor, inflamasi, fibrosis
5. Peningkatan tekanan negatif intrapleura seperti atelektasis
6. Perpindahan cairan dari rongga peritoneum ke rongga pleura
 Keadaan patologi dalam tubuh yang dapat menghasilkan
transudasi :
 Nefrosis

 Dekompensasi kordis

 Obstruksi sirkulasi vena

 Kadar protein yang rendah dll

 Cairan eksudat sesuai lokasinya dibedakan atas:


Pleuritis eksudativa
Perikarditis eksudativa

Sifat cairan eksudat dibedakan atas:


Eksudat serous, fibrinous, purulen, atau hemoragik
 Indikasi pengambilan cairan pleura :
1. Untuk mengetahui etiologi efusi(transudat/eksudat)
2. Untuk mengurangi gejala klinik misalnya:
Sesak nafas, perut rasa sesak atau sakit mendadak
3. Untuk menghindari terjadinya kumpulan darah atau
nanah misalnya hemitoraks atau empiema
4. Untuk mengurangi cairan di dalam rongga pleura
 Komplikasi akibat pengambilan :
1. Perdarahanan
2. Perubahan letak organ / edema organ dalam tubuh
karena keseimbangan protein dan elktrolit berubah
akibat pengambilan cairan yang terlalu banyak.
(o/k dianjurkan sekali pengambilan tidak > 1000cc)

 Cara pengambilan cairan pleura:


Punksi cairan pleura (Torakosentesis)
 L/ ruang interkostal 6,7 atau 8 pada linea aksilaris
posterior
Pemeriksaan transudat - eksudat

Makroskopis: Mikroskopis: Kimiawi:


• warna • jumlah sel • protein kualitatif:
• kejernihan • hitung jenis RIVALTA
• bekuan • Protein kuantitatif
• BJ
PERBEDAAN TRANSUDAT EKSUDAT

TRANSUDAT EKSUDAT
WARNA Jernih,serous keruh, berkabut
KEJERNIHAN Kuning muda Purulent, chylous,
hemorhagis
BJ < 1018 > 1018
BEKUAN Negatif Positif
PROTEIN < 2,5 g% > 2,5 g%
Glukosa = darah < darah
Test RIVALTA Negatif Positif
JUMLAH SEL Sedikit: Banyak
endotel + limfosit Akut: PMN
Kronis: MN
Bakteri Negatif Positif
Test RIVALTA
 Prinsip:
Seromucin dalam suasana asam akan membentuk
kekeruhan ( tes protein kwalitatif)

Tabung penampung sampel pemeriksaan tdd:


3 tabung.
Tabung 1 : tes kimia
Tabung 2 : tes mikroskopis
Tabung 3 : tes mikrobiologi (harus steril)
BP harus segera diperiksa ( jika tidak harus disimpan
pada suhu 4 C
 Antikoagulan yang digunakan untuk pemeriksaan
cairan tubuh:
-oksalat
-citrat
-sodium heparin
-K3 EDTA

* Tanpa antikoagulan untuk tes mikrobiologi/kultur


LCS (Liquor cerebrospinal/Cairan Otak)
Adalah: cairan yang dibuat oleh pleksus koroideus
yang terdapat pada ventrikel tertius, ventrikel
quartus dan ventrikel lateralis melalui proses
ultrafiltrasi plasma darah
- Cairan otak: terdapat dalam rongga

subarachnoid yaitu antara lapisan piamater dan


arachnoid
-  Fungsi:

Sebagai pelindung otak bila terjadi trauma,


sebagai bahan lubrikasi sistem nervus sentralis,
membantu transpor nutrisi dan pelepasan hasil
metabolisme
Normal :
- Jumlah cairan otak 120-150 ml, neonatus 10-60 ml
- Jernih

- tidak berwarna

- serta mengandung sedikit sel leukosit, glukosa dan protein

* Berbagai kelainan intrakranial dapat menyebabkan


perubahan pada cairan otak.

 Pembentukan cairan otak dapat meningkat atau berkurang


bila terdapat gangguan pada pleksus koroideus, sehingga
terjadi ketidakseimbangan antara produksi dan resorbsi.
 Teknik pengambilan cairan otak:
Punksi Lumbal (r. interveterbra L3-L4 atau L4-L5)
Jumlah cairan yang diambil 10-20 mL, yang
ditampung ke dalam 3 tabung

Tabung I: Tes Kimia


Tabung II: Tes mikroskopis
Tabung III: Tes mikrobiologi (harus steril)
 Tujuan:
Indikasi diagnostik
- Mendiagnosis meningitis
- Mengetahui adanya perdarahan subarahnoid
- Mengetahui adanya tumor/keganasan
- Memasukkan bahan kontras
Indikasi terapeutik
- Mengeluarkan darah dari ruang subarahnoid
- Memasukkan obat atau anestesi spinal
CAIRAN SENDI
 Adalah:
Cairan viskos yang terdapat dalam rongga sendi
 Fungsinya:

Sebagai transport nutrisi dan pelumas serta


pelindung sendi karena mengandung asam
hialuronat yang bersifat kental
 Umumnya jumlah cairan sendi yang terdapat

dalam sendi-sendi besar 1-3 ml, misalnya sendi


pergelangan kaki, lutut, pangkal paha,
pergelangan tangan, siku dan bahu.
 Indikasi pengambilan cairan sendi:
1. Diagnosis
2. Mengurangi rasa sakit dan untuk memperbaiki fungsi
gerak persendian
3. Diagnosis banding
4. Pemberian obat intra artikuler

Komplikasi:
1. Infeksi
2. Perdarahan
3. Kerusakan kartilago sendi
4. Ruptur tendo/ligamen
Teknik pengambilan cairan sendi:
Artrosentesis (harus steril)
Harus oleh dokter atau paramedis

Sampel ditampung pada 3 tabung:


Tabung I: Tes Kimia
Tabung II: Tes mikroskopis
Tabung III: Tes mikrobiologi (harus steril)
Tes cairan sendi:
1. Tes makroskopis
2. Tes mikroskpis
3. Tes Kimia
4. Tes serologi
(RF/Rematoid Faktor > 60% pada px Artritis
Rematoid)
5. Tes mikrobiologi (Artritis TB/Artritis gonore)
 Tes makroskopis
Warna cairan sendi kuning jernih:
artritis traumatik, osteoartritis
kuning keruh: inflamasi spesifik dan non spesifik
karena bertambahnya lekosit
Seperti nanah/purulen: artritis septik
Seperti darah: trauma
Seperti susu (chyloid): artritis rematoid
Tes mikroskopis
 Jumlah leukosit 200-500/mm3 : peny non
inflamatorik (peny degeneratif)
 Jumlah leukosit 200-10000/mm3: kelompok
hemorragik
 Jumlah lekosit 2000-100.000/mm3: peny
inflamatorik akut (Artritis gout akut,artritis rematoid)
 Jumlah leukosit 20.000-200.000/mm3 kelompok
septik (infeksi): artritis TB, artritis gonore
 Kristal monosodium urat (MSU) ditemukan pada
artritis gout
 Kristal kolesterol ditemukan pada artritis rematoid
CAIRAN ASITES
 Adalah:
Akumulasi cairan yang berlebihan diruang
intraperitoneal (rongga serosa) karena berbagai
sebab

Patogenesis:
Etiologi: >> sirosis hepatis
 Cara pengambilan: Punksi abdominal/peritoneal

Indikasi:
1. Terapeutik: untuk mengurangi tekanan
intraabdominal
2. Diagnostik: untuk menentukan diagnosis dan

penanganan
Sampel pemeriksaan ditampung pada 3 tabung:
Tabung I: Tes Kimia
Tabung II: Tes mikroskopis
Tabung III: Tes mikrobiologi (harus steril)

 Tes cairan asites (transudasi/eksudasi)


1. Tes makroskopis
2. Tes mikroskoipis
3. Tes kimia
4. Tes Mikrobiologi
5. Petanda tumor (CEA/Carcinoembryonic antigen)
CAIRAN SEMEN
Adalah: ejakulat yang berasal dari seorang pria
berupa cairan kental dan keruh, berisi sekret dari
kelenjar prostat, kelenjar lain dan spermatozoa

Cairan semen dibagi 2 yaitu:


1. Plasma semen: sekret yang dihasilkan oleh kelenjar-
kelenjar asesoris tr. reproduksi laki-laki
( epididimis, vas deferens, vesikula seminalis prostat,
kel. bulbouretra dan kel. Uretra )
2. Spermatozoa: diproduksi ditestis dan menjadi matur di
dalam epididimis
Spermatozoa:
Merupakan sel tunggal yang terdiri dari kepala
(berbentuk oval; uk 3-5 u); leher uk 2-3 u; dan ekor;
panjang keseluruhan 45-50u.
Tujuan pem. :
Untuk menilai kesuburan pria

Pem. Disebut : Analisis semen


Tdd: tes makroskopis
tes mikroskopis
tes khusus
 Warna: normal putih kelabu, jernih pada
spermatozoa yang terlalu sedikit, coklat jika ada
eritrosit dalam ejakulat
 Volume: aspermia bila tidak mengeluarkan semen
pada waktu ejakulasi, hipospermia bila volume
semen < 2 ml, hiperspermia > 6 ml
 Bau: busuk jika ada infeksi
 dll
Tes Mikroskopis
1. Motilitas
a. Gerakan spermatozoa cepat dan lurus ke muka
b. Geraknya lambat/sulit maju lurus / gerak tidak lurus
c. Tidak bergerak maju
d. Tidak bergerak
Normal: a 25% atau a+b 50%
2. Jumlah spermatozoa
Normal 20 juta/ml
3. Morfologi spermatozoa
Normal spermatozoa normal ≥ 50%
Tes analisis semen merupakan tes yang paling
sederhana, murah dan cocok untuk evaluasi fungsi
testis.
CARA:
- Penderita tidak boleh melakukan hub seksual selama 3 hari

sebelum pemeriksaan
- BP diambil dengan cara masturbasi dan ditampung dalam

wadah bermulut lebar dan bersih yang telah disediakan oleh


lab, dan tidak boleh dari bahan plastik ( mengganggu
motilitas)
- Kondom tidak dianjurkan karena mengandung spermisida

- BP harus segera diperiksa.

- Pengiriman BP untuk analisis semen sebaiknya pada suhu

ruangan.

Anda mungkin juga menyukai