Anda di halaman 1dari 64

ANEMIA

Dr. Dewi Kania Y.,SpPK


• Anemia adalah: suatu keadaan dimana jumlah eritrosit,
kadar Hb dan Ht berkurang dari pada normal shg O2
carrying capacity darah juga menjadi berkurang

Anemia bukan merupakan penyakit melainkan


satu dari rangkaian gejala.

• Kriteria Anemia menurut WHO pada tahun 1968:


Dinyatakan anemia bila terdapat nilai dengan kriteria
sbb. :
Laki-laki dewasa : Hb < 13g/dL
Wanita dewasa tidak hamil : Hb < 12g/dL
Wanita hamil : Hb < 11g/dL
Anak usia 6-14th : Hb < 12g/dL
Anak usia 6bl-6th : Hb < 11g/dL
• Derajat anemia
Derajat anemia ditentukan oleh kadar Hb, yaitu:
Anemia ringan sekali : Hb 10-13 g/dL
ringan : Hb 8-9,9g/dL
sedang : Hb 6-7,9g/dL
berat : Hb <6g/dL
Patofisiologi
Timbulnya anemia menunjukkan adanya kegagalan
sumsum tulang atau kehilangan sel darah merah
berlebihan atau keduanya.

Kegagalan sumsum tulang dapat terjadi karena


kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor, atau
penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah
dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis.

Gejala umum anemia timbul karena anoksia organ


target dan mekanisme kompensasi tubuh terhadap
penurunan hemoglobin.
Gejala Klinis Anemia:
- Pucat,lesu, lemah
- Ikterus sedikit (pada anemia hemolitik)dll.

 Pemeriksaan Diagnostik:
1. Pemeriksaan hematologi :
- Rutin : Hb, Eritrosit, lekosit, Hitung jenis lekosit
Indeks eritrosit (MCV,MCH, MCHC)
- Sediaan apus
- Hitung trombosit dan retikulosit
2. Urinalisa
- Pemeriksaan urin lengkap (protein, reduksi, sedimen)
- Urobilinogen
- Darah samar
- Hemosiderin
3. Feces lengkap, darah samar
4. Kimia klinik
- Bilirubin
- Protein
- Saturated iron (SI) & iron binding capacity (IBC)
- Ureum
5. Pemeriksaan sumsum tulang
- Sediaan apus
- Patologi anatomik
- Pewarnaan Fe
- Pewarnaan khusus lain dll
Klasifikasi Anemia
Menurut etiologi
1. Anemia post hemorrhagik :
- Akut
- Khronik
2. Anemia defisiensi :
- Defisiensi Fe
- Defisiensi asam folat
- Defisiensi vitamin B12
3. Anemia hemolitik
4. Anemia aplastik
5. Anemia sekunder :
- Anemia mielophtisik
- Anemia karena chronic disorders
Nilai eritrosit rata-rata (NER)
“Mean corpuscular values” atau “Nilai eritrosit rata2”
memberi keterangan mengenai ukuran rata2 eritrosit
dan mengenai banyaknya hemoglobin per eritrosit.
Nilai2 yg banyak dipakai adalah :
1. Mean Corpuscular Volume (MCV) = volume eritrosit
rata2 (VER), yakni volume rata2 sebuah eritrosit yg
dinyatakan dlm mikron kubik
2. Mean Corpuscular Haemoglobin (MCH) =
haemoglobin eritrosit rata2 (HER), yakni banyaknya
haemoglobin per eritrosit yang dinyatakan dalam
piko gram (=10-12 gram)
3. Mean Corpuscular Hemoglobin Concenration
(MCHC) = Konsentrasi Hemoglobin Eritrosit Rata2
(KHER) yakni kadar hemoglobin yang didapat per
eritrosit, dinyatakan dlm %
NER itu diperhitung berdasarkan :
1. Jumlah eritrosit per mm3 darah (E)
Hematokrit (%)
VER = ------------------------ x 100 u3 (fl)
 eritrosit (juta/ul)
2. Kadar Hemoglobin (Hb)
Hemoglobin (g/dl)
HER = ------------------------ x 100 uug (pg)
 eritrosit (juta/ul)
3. Hematokrit
Hemoglobin (g/dl)
KHER = ------------------------ x 100 g/dl (g/L)
Hematokrit (%)
Berdasarkan nilai2 E, Hb dan Ht, dicari NER dgn
rumus2 dibawah ini:
VER = 10 Ht : E (mikron kubik)
HER = 10 Hb : E (piko gram)
KHER = 100 Hb : Ht (%)
Nilai normal :
VER = 82 – 92 mikron kubik
HER = 27 – 37 piko gram
KHER = 32 – 37 %
Arti pemeriksaan NER adalah untuk mengetahu
jenis2 anemia secara morfologik
Bila : VER normal, disebut normositik
VER kurang dari normal, disebut mikrositik
VER lebih dari normal, disebut makrositik
Bila : KHER normal, disebut pormokromik
KHER kurang dari normal, disebut hipokromik
KHER lebih dari normal, adalah tidak mungkin, sebab
pada keadaan normal kadar Hb sudah jenuh, jadi
tidak ada hiperkromik
Menurut morfologi
A. Makrositik normokronik
- Anemia defisiensi asam folat
- Anemia defisiensi vitamin B12
B. Anemia normosotik normokromik
- Anemia post hemorrhagik acut
- Anemia hemolitik
- Anemia aplastik/hipoplastik
- Anemia pada penyakit kronik
- Anemia mielophthisik
C. Anemia mikrositik hipokrom
- Anemia defisiensi Fe
- Thalassemia
 Anemia Post Hemorrhagik
Etiologi: perdarahan akut/kronik
Misal:
trauma (operasi, kecelakaan),
perdarahan GIT (ulkus peptikum, ankilostomiasis)
Perdarahan obstetri, hemorrhoid
 Anemia Defisiensi Besi
Etiologi:
1. Intake yang kurang (minimal 12 mg/hr)
2. Gangguan absorbsi Fe (terutama di absorbsi di
duodenum dan proksimal jejenum)
3. Kehilangan darah yang kronik
mis: Ankilostomiasis, hemorrhoid, ulkus peptikum
4. Kebutuhan yang meningkat
Mis: kehamilan, menyusui, masa pertumbuhan
Gejala Klinis
1. Gejala umum anemia
berupa badan lemah, lesu, cepat lelah, mata
berkunang-kunang, serta telinga mendenging
2. Gejala khas akibat defisiensi besi
- Koilorikia → kuku sendok (spoon nail)
- Atrofi papila lidah → permukaan lidah menjadi licin
- Stomatitis angularis → peradangan pada sudut mulut
 Anemia aplastik
Adalah: Anemia normokromik normositer yang
disertai pansitopeni pada darah tepi karena kelainan
primer pada sumsum tulang tanpa adanya infiltrasi,
supresi atau pendesakan sumsum tulang sehingga sel
darah yang mati tidak diganti.
 Etiologi:
- Genetik
- Obat-obatan: >> kloramfenikol
- Bahan kimia: senyawa benzen
- Infeksi, TBC, Influenza, Dengue dll.
- Iradiasi (sinar X)
- Idiopatik

GK/
1. Sindrom anemia
2. Gejala perdarahan: dlm bentuk perdarahan kulit
seperti petekie dan ekimosis. Perdarahan mukosa
berupa epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis
melena, menorhagia
3. Tanda infeksi berupa ulserasi mulut atau tenggorokan,
febris, dan sepsis
4. Organomegali dpt berupa hepatomegali dan
splenomegali
 Anemia Hemolitik
Adalah: anemia yang disebabkan oleh destruksi
eritrosit yang berlebihan, yakni destruksi lebih besar
daripada pembentukan. Normal umur eritosit 120
hari. Pada anemia hemolitik umur eritrosit < 120
hari.

Klasifikasi: anemia hemolitik ekstravaskuler


anemia hemolitik intravaskuler
Etiologi anemia hemolitik:
1. Sebab Intrinsik
- Gg. Membran sel
- Gg. Enzim glucolytik
- Hemoglobinopathy
2. Sebab ekstrinsik
- Infeksi
- Zat kimia, racun dan radiasi
- Hipersplenisme
 Anemia Myelophtisik
Adalah: Anemia yang disebabkan karena metastase
tumor ke dalam sumsum tulang
Mikrositer :
Ø = 4 – 6 µm

Hipokrom Mikrositer
Eritrosit :
Normositer
Mikrositer
Makrositer
Eritrosit normal
Makrositer :
Ø = 10 – 12 µm
Sickle cells
PENYAKIT ATOPIK/ALERGI
Pada dasarnya tubuh kita memiliki :
sistim imunitas alamiah yang bersifat non-spesifik
dan spesifik

Imunitas spesifik :
→sistem imunitas humoral yang secara aktif
diperankan oleh sel limfosit B, yang memproduksi 5
macam imunoglobulin (IgG, IgA, IgM, IgD dan IgE)
→sistem imunitas seluler yang dihantarkan oleh sel
limfosit T.
Bilamana suatu alergen masuk ke tubuh, maka tubuh
akan mengadakan respon. Bilamana alergen tersebut
hancur, maka ini merupakan hal yang
menguntungkan, sehingga yang terjadi ialah keadaan
imun. Tetapi, bilamana merugikan, jaringan tubuh
menjadi rusak, maka terjadilah reaksi
hipersensitivitas atau alergi.
• Penyakit atopik/alergi adalah: Reaksi berlebihan oleh
sistem imun kita terhadap behan asing (alergen).

• Penyakit atopik/alergi termasuk dalam reaksi


hipersensitivitas tipe I (anafilaktik).
Contoh: Urtikaria, angioedema, rhinitis, dan asma
 R. hipersensitivitas tipe I terjadi 2 tahap yaitu:
Tahap I:
R. Permulaan (cepat) terjadi dalam 5-30 menit setelah
pemaparan ulang dengan resolusi setelah 30 menit
Tahap 2:
R. Lambat yang terjadi setelah 2-8 jam, berlangsung
beberapa hari dan mempunyai ciri berupa infiltrasi
padat oleh sel radang dan kerusakan jaringan.
• Reaksi hipersensitivitas tipe I diperantarai oleh
Imunoglobin E (IgE) yang terbentuk sebagai reaksi
terhadap antigen tertentu (alergen ).

• Patofisiologi:
IgE akan berikatan dengan alergen yang kemudian
ikatan ini akan diikat oleh sel mast akibatnya terjadi
pelepasan mediator-mediator primer dan sekunder.
Mediator primer akan merangsang terjadinya reaksi
permulaan yang bersifat segera.
Contoh:
- Histamin yang menyebabkan kontraksi otot polos
bronkus, permeabilitas vaskuler dan sekresi kelenjar
mukus.

Mediator sekunder terdiri dari mediator lipid dan


sitokin yang berperan dalam reaksi lambat.
 Faktor risiko:
- Genetik
- Faktor lingkungan (rokok, polusi, infeksi)

GK/
- Mata berair atau gatal
- Bersin
- Gg pernafasan, kel fungsi jantung atau syok
PENYAKIT KANDUNGAN
Penyakit kandungan akibat infeksi lebih sering terjadi
di daerah tropis akibat:
- Hygiene belum sempurna
- Perawatan persalinan dan abortus belum
memenuhi persyaratan
- Infeksi veneris belum terkendali
 Pembagian:
I. Infeksi rendah: dari vulva, vagina, cervix
Mis: vulvitis, vaginitis, cervicitis.
II. Infeksi tinggi: dari uterus, tuba, ovarium,
parametrium, peritoneum.

Golongan ini disebut : Pelvic Inflammatory Disease (PID).


yaitu: - endometritis - oophoritis
- parametritis - pelveoperitonitis
- salpingitis
• Infeksi rendah kurang berbahaya dibandingkan dengan
infeksi tinggi karena dapat menyebabkan infertilitas,
perlekatan atau kematian.
• Pada infeksi kandungan gonococcus masih merupakan
penyebab yang terpenting
- Pada infeksi tinggi biasanya disebabkan karena
naiknya infeksi yang tadinya bersarang pada traktus
genitalia bagian bawah.
- Tuba merupakan organ yang paling sering terkena
sedangkan uterus biasanya resisten terhadap infeksi.
• Naiknya infeksi dipermudah oleh:
1. Menstruasi
2. Partus atau abortus
3. Operasi ginekologis (kuret)
 Vulvitis
Ad: radang selaput lendir labia dan sekitarnya
GK/
- Perasaan panas dan nyeri terutama saat kencing dan
bengkak sering tertutup sekret
- Leucorrhoe disertai rasa gatal
- Gangguan coitus
- Labia merah
Etiologi:
- Hygiene kurang (wanita gemuk dan tua)
- DM
- Gonokokus,trichomonas, candida albicans, oxyuris
 Vaginitis
Vagina dilindungi oleh pH rendah di dalam vagina yang
disebabkan oleh adanya bacil Doderlein
Faktor predisposisi:
- Tampon di dalam vagina
- Hygiene kurang
GK/:
- Leucorrhoe
- Rasa panas atau pedih pada vagina
- Rasa gatal pada vulva
Etiologi:
- GO/Corpus allineum: alat kontrasepsi dll.
 Cervicitis
Adalah: radang selaput lendir canalis cervicalis
- Terjadinya cervivitis dipermudah oleh adanya
robekan cervix.
GK/:
- Fluor hebat biasanya kental atau purulen kadang
berbau
Etiologi:
- GO
- Tindakan intrauterin: dilatasi dll
- Alat atau obat kontrasepsi
 Fluor Albus (Leucorrhoe)
- Fluor albus bukan penyakit melainkan gejala
Yaitu: cairan yang keluar dari vagina bersifat
berlebihan dan bukan berupa darah.
Etiologi:
- Infeksi
- Bertambahnya sekret normal sifatnya jernih
Sebab-sebab fluor albus
1. Konstitusionil : pada keadaan astheni, anaemia,
nephritis kronis dan pada bendungan umum.
(decompensatio cordis, cirrhosis hepatis).
2. Kelainan endokrin seperti pada functional bleeding
(kadar oestrogen tinggo), pada kehamilan (krn
hydraemia dan pengaruh endokrin).
3. Infeksi :
- Vulvitis – vulvovaginitis
- Vaginitis (Kolpitis)
- Cervicitis
- Endometritis
- Salpingitis
 Carcinoma Cervix
Adalah penyakit kandungan yang terpenting daripada
penyakit kandungan lainnya karena frekuensinya
yang tinggi dan akibatnya terhadap penderita

 Faktor-faktor etiologi:
Pada wanita yang menikah muda, sering ganti
pasangan

GK/
- Perdarahan intermenstruil atau perdarahan kontak
- Keputihan menyerupai air
Therapy Drug Monitoring
Therapy drug monitoring (TDM):
• adalah pemeriksaan secara berkala kadar obat
dalam darah guna membantu klinisi dalam
menetapkan dosis obat yang dapat
menyembuhkan atau mengobati penyakit
penderita.
• Tinggi rendahnya kadar obat dalam darah
merupakan hasil dari besarnya dosis yang
diberikan, dan pengaruh-pengaruh
proses-proses alami dalam tubuh mulai dari
absorpsi, distribusi, metabolisme sampai
ekskresi obat.
• Manfaat dari TDM:
- untuk memilih obat yang tepat
- untuk merancang regimen dosis
- mengevaluasi respon pasien
- menentukan kadar obat.
• Dalam praktek pemberian obat pada
umumnya didasarkan atas dosis rata-rata.

• Dosis rata-rata:
dosis yang diperkirakan memberikan efek
terapeutik dengan efek samping minimal.
• Supaya kadar obat dalam plasma tetap berada
dalam theurapic window perlu dilakukan TDM
guna membantu klinisi dalam menetapkan
dosis obat yang dapat menyembuhkan atau
mengobati penyakit penderita.

• Therapeutic window:
Adalah daerah kerja efektif obat .
TDM bermanfaat untuk obat-obatan yang :
- kecepatan metabolismenya berbeda nyata
secara individual
- mempunyai “therapeutic window” yg sempit
- efek terapeutiknya sukar atau tidak segera
dapat diukur
- gejala penyakit sukar dibedakan dgn efek
samping obat
Cara TDM:
BP
• Darah: menunjukkan kadar obat yang bekerja dalam
tubuh pada waktu yang spesifik.
• Urine:menunjukkan kadar obat yang dikeluarkan
oleh tubuh dan sangat tergantung dari laju eksresi.

• Oleh karena itu TDM lebih dianjurkan diperiksa dari


sampel darah.
• Harus diperhatikan juga untuk hasil yang akurat
antara waktu pemberian obat dengan waktu
pengambilan darah.
• Pengambilan darah dilakukan 2 kali pada
waktu berbeda, yaitu:
- pada kadar tertinggi (toksisitas):
1-2 jam stl minum obat
- dan pada kadar rendah dengan efek terapi
yang masih ada:
15 menit sebelum pemberian obat yg
berikutnya

• Metode:Fotometer
• Obat-obatan yang sering dilakukan TDM:
- Teofilin
- fenitoin
- Fenobarbital
- Quinidin
- Antidepresan: amitriptilin
MANAJEMEN LABORATORIUM
• Laboratorium klinik merupakan tempat untuk
melakukan pemeriksaan laboratorium yang
bertujuan membantu menegakkan diagnosis,
pemantauan perjalanan penyakit, serta pemantauan
pengobatan.

• Manajemem laboratorium yang baik diperlukan agar


laboratorium mampu bertahan dan berkembang
dalam menghadapi era globalisasi.
• Manajemen laboratorium saat ini menggunakan 5
pilar dari total quality managemen (TQM) yaitu:
- Kepemimpinan
- komitmen
- organisasi
- proses
- dan produk/hasil.
 Kepemimpinan laboratorium:
- Harus mengacu pada visi dan misi laboratoratorium
- Menciptakan organisasi untuk mendorong inovasi,
tanggung jawab, kebanggaan kerja dan perbaikan
berkesinambungan, melaksanakan diklat serta
menggalang komitmen dari seluruh anggota.
 Komitmen:
Kesepakatan yang menjadi tekad seluruh karyawan
laboratorium untuk menghasilkan produk bermutu.

 Organisasi laboratorium:
Dibentuk berdasarkan strategi fungsional yang
umumnya meliputi kegiatan pokok laboratorium.
mis: bagian pemasaran, keuangan dan logistik,
produksi, SDM, administrasi.

 Proses:
Manajemen proses di laboratorium bertujuan untuk
mencapai produk yang bermutu yaitu dengan
memperhatikan proses pra analitik, analitik dan
pasca analitik sesuai standar operasional (SOP).
 Produk/hasil:
Hasil jasa pelayanan laboratorium yang dapat
memenuhi nilai-nilai pelanggan.

Setiap pilar dari lima pilar ini bergantung pada pilar


yang lain sehingga bila salah satu pilar lemah akan
memberi dampak pada pilar lainnya.
• Proses laboratorium akan berlangsung baik bila ada
kepemimpinan yang memiliki visi,organisasi dengan
seluruh anggota organisasi memiliki komitmen tinggi
terhadap mutu.

Anda mungkin juga menyukai