Anda di halaman 1dari 13

UNDANG-UNDANG KEFARMASIAN

“Studi Kasus UU Kesehatan dan UU Narkotik”


KELOMPOK 6

Dosen Pengampu : Bapak Saipul Amin, M.Si.,Apt


1. Tia Nurlistian 52119001
2. Lisa Kaunar 52119004
3. Rahmatulloh 52119011
4. Muhammad Norman F 52119021
5. Dewi Patimah Sundari 52119025

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


STIKes BAKTI TUNAS HUSADA
TASIKMALAYA
TAHUN 2019
1. KASUS YANG BERHUBUNGAN TERHADAP PELANGGARAN UNDANG-
UNDANG KESEHATAN NOMOR 36 TAHUN 2009

Melanggar UU : Kasus tersebut melanggar UU kesehatan No 39 tahun 2009


Kese hatan pasal 197 yang berbunyi “Setiap orang yang sengaja
memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi dan/atau
alat kesehatan yang tidak memenuhi standar atau
kemanfaatan, dan mutu sebagaimana dimaksud dalam pasal
98 ayat (2) dan ayat (3) pidana dengan pidana penjara paling
lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak

Rp.1.000.000.000. (satu miliar rupiah).

Pendapat Kelompok : Menurut kelompok kami, kasus ini merupakan kasus yeng
menitik beratkan terhadap obatobatan yang ilegal, suatu obat
bisa mendaptakan izin edar ketika sudah melakukan
beberapa uji klinik, prakilinik dan tahapan-tahapan uji yang

KASUS PELANGGARAN UU KESEHATAN & UU NARKOTIKA 2


memenuhi standar CPOB yang berlaku, ketika izin POM
sudah keluar, baru obat tersebut bisa mendapatkan izin edar,
Meskipun obat-obatan sudah memiliki izin edar, tetapi
pengawasan dan pengujian akan selalu dilakukan oleh BPOM,
tidak boleh dijual sembarangan, terutama kalau tidak
diketahui komposisinya, apalagi kalau tidak tahu dosisnya
maka akan berakibatkan fatal. Selain itu pihak ekspedisi juga
digandeng untuk melakukan pengawasan. Misalnya mereka
menemukan produk mencurigakan agar segera dilaporkan ke
BPOM. Masyarakat juga bisa membantu berdasarkan
kemajuan teknologi tidak hanya dimanfaatkan oleh pengedar
produk tanda izin edar, tapi BPOM juga memanfaatkannya
untuk kemudahan pelayanan yaitu pendaftaran produk lewat
online. Dengan kerjasamanya masyarakat, Tenaga Kesehatan,
Kepolisian dan BPOM mudah-mudahan bisa membantu untuk
mempermudah pengawasan obat-obat ilegal yang
diperjualbelikan dengan bebas agar segera diberantas.

KASUS PELANGGARAN UU KESEHATAN & UU NARKOTIKA 3


2. KASUS YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELANGARAN
UNDANGUNDANG NARKOTIKA NOMER 35 TAHUN 2009

Melanggar UU : UU Narkotik No 35 Tahun 2009 Pasal 1 ayat 6 bahwa “Peredaran Gelap


Narkotka Narkotik dan Prekusor Narkotika, adalah setiap kegiatan atau serangkaian
kegiatan yang dilakukan secara tanpa hak atau melawan hukum yang
ditetapkan sebagai tindakan pidana Narkotika dan Prekusor
Narkotika”. Kasus tersebut merupakan bukti pelanggaran terhadap UU
Narkotik No 35
Tahun 2009 Pasal 113 ayat 1 “Setiap orang yang yang tanpa hak atau melawan
hukum memproduksi, mengimpor, mengekspor, atau menyalurkan Narkotika
Golongan 1 dipidana paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15
(limabelas) tahun dan pidana dena yang paling sedikir Rp. 1.000.000.000,..
(satu miliar rupiah) dan paling banyak 10.000.000.000,.. (sepuluh miliar
rupiah). Selain itu kasus tersebut melanggar UU Narkotik No 39 Tahun 2009
Pasal 16 ayat 1 ” Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum
menggunakan Narkotika Golongan I terhadap orang lain atau memberikan
Narkotika Golongan I untuk digunakan orang lain, dipidana dengan pidana
penjara

KASUS PELANGGARAN UU KESEHATAN & UU NARKOTIKA 4


paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan
pidana denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan
paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).

Pendapat : Penyalahgunaan narkotika menimbulkan berbagai kerugian baik untuk diri


Kelompok sendiri maupun untuk lingkungan sekitar, seseorang yang telah kecanduan
narkoba biasanya tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan. Ia
akan bertindak semaunya sendiri dan mudah marah. Narkoba bahkan bisa
mengakibatkan kematian apabila digunakan dalam dosis tinggi. Segala kasus
yang berhubungan dengan narkoba baik itu pengedar, bandar, pemakai harus
dihukum sesuai dengan UU Narkotik yang berlaku, generasi muda akan
hancur ketika sudah diperkenalkan dengan narkoba. Maka dari itu BNN dan
Kepolisian harus lebih memperketat dalam pengawasan ini. Karena banyak
kemungkinan yang terjadi ketika pecandu yang sudah tidak mampu membeli
narkoba untuk memuaskan dirinya melakukan segala cara seperti mencuri,
menjadi kurir narkoba, melakukan korupsu, maupun berbagai macam hal
lainnya demi mendapatkan uang untuk membeli narkoba. Jadi selain
merusak diri sendiri, penyalahgunaan narkoba dapat merugikan orang lain.

KASUS PELANGGARAN UU KESEHATAN & UU NARKOTIKA 5


3. KASUS YANG BERHUBUNGAN TERHADAP PELANGGARAN UNDANG-
UNDANG KESEHATAN NOMOR 36 TAHUN 2009

Melanggar UU Kesehatan : Di Indonesia sendiri, sesuai amanat Undangundang No. 29


Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran (Pasal 1 ayat 14),
pihak yang berwenang menentukan benar atau tidaknya
tindakan dokter hingga menjatuhkan sanksi atas kesalahan yang
dilakukan dokter ialah Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran
Indonesia (MKDI).
Pendapat Kelompok : Menurut kelompok kami, Dengan berlakunya UU Praktek
Kedokteran No 29 Tahun 2004 kususnya Pasal 66 dan 68 dan UU
No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 58 telah membuka
pintu keadilan yang sangat bermakna bagi pasien sehingga setiap
ada kesalahan atau kelalaian Dokter (tentunya juga harus
pembuktian dan asas praduga tak bersalah terhadap efek negative
yang diterima oleh pasien) telah menjadikan PasalPasal tersebut
sebagai dasar adanya cara atau jalur penyelesaian. Adapun isi dari
Pasal-Pasal tersebut adalah:

KASUS PELANGGARAN UU KESEHATAN & UU NARKOTIKA 6


• Pasal 66 Ayat (1) UU Praktek Kedokteran Nomor 29 Tahun
2014 setiap orang mengetahui atau kepentingannya dirugikan
atas tindakan dokter/dokter gigi dalam menjalankan praktik
kedokteran dapat mengajukan secara tertulis kepada Majelis
Kehormatan Disiplin

Kedokteran Indonesia.
• Pasal 66 Ayat (3) UU Praktek Kedokteran Nomor 29 Tahun
2004 pengaduan sebagaimana yang dimaksud Ayat (1) dan Ayat
(2) tidak menghilangkan hak semua orang untuk melaporkan
adanya dugaan tindak pidana kepada pihak yang berwenang
dan/atau menggugat kerugian perdata kepengadilan.

• Pasal 68 UU Praktek Kedokteran Nomor 29 Tahun 2004 apabila


dalam pemeriksaan ditemukan pelanggaran Etika, Majelis
Kehormatan Disisplin Kedokteran Indonesia meneruskan
pengaduan pada Organisasi

Profesi.
• Pasal 58 UU Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 setiap orang
berhak menuntut ganti rugi terhadap seseorang tenaga kesehatan
dan/atau penyelenggara kesehatan, yang menimbulkan kerugian
akibat kesalahan atau kelalaian dalam pelayanan kesehatan yang
diterimanya.

KASUS PELANGGARAN UU KESEHATAN & UU NARKOTIKA 7


4. KASUS YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELANGGARAN
UNDANG-UNDANG KESEHATAN NOMER 36 TAHUN 2009

Melanggar UU Narkotika : Pasal 58


(1) Setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap
seseorang, tenaga kesehatan, dan/atau penyelenggara
kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan
atau kelalaian dalam pelayanan kesehatan yang
diterimanya.

(2) Tuntutan ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) tidak berlaku bagi tenaga

kesehatan yang melakukan tindakan penyelamatan nyawa


atau pencegahan kecacatan seseorang dalam keadaan
darurat.

(3) Ketentuan mengenai tata cara pengajuan tuntutan


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan

KASUS PELANGGARAN UU KESEHATAN & UU NARKOTIKA 8


Pendapat Kelompok : Menurut kelompok kami, kasus ini sangat berbahaya, obat
yang sudah expiredate bisa saja menjadi racun dan tentu
saja obat tesebut akan hilang efektifitasnya. Apabila
seseorang meminum obat kadaluarsa tidak merasakan efek
apapun berarti obat tersebut sudah hilang efektifitasnya.

Pada kasus ini obat kadaluarsa yang diberikan adalah


injeksi streptomycin, obat ini merupakan antibiotik,
sehingga ketika kadaluarsa berlangsung maka obat tersebut
akan berubah dalam struktur kimia serta pertumbuhan
bakteri akan semakin banyak. Selain itu efektifitas akan
hilang dan resiko terparah akan menyebabkan efek samping
yang moderat.

KASUS PELANGGARAN UU KESEHATAN & UU NARKOTIKA 9


5. KASUS YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELANGARAN UNDANGUNDANG
NARKOTIKA NOMER 35 TAHUN 2009

Melanggar UU : Pasal 82 (1) Penyidik pegawai negeri sipil tertentu sebagaimana


Narkotka dimaksud dalam UndangUndang tentang Hukum Acara Pidana
berwenang melakukan penyidikan terhadap tindak pidana
penyalahgunaan Narkotika dan Prekursor Narkotika. (2)
Penyidik pegawai negeri sipil tertentu sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) di lingkungan kementerian atau lembaga
pemerintah nonkementerian yang lingkup tugas dan tanggung
jawabnya di bidang Narkotika dan Prekursor Narkotika
berwenang:

a. Memeriksa kebenaran laporan serta keterangan tentang


adanya dugaan penyalahgunaan Narkotika dan Prekursor

Narkotika;
b. memeriksa orang yang diduga melakukan penyalahgunaan
Narkotika dan Prekursor Narkotika;

c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang atau badan


hukum sehubungan dengan penyalahgunaan Narkotika dan
Prekursor Narkotika;

KASUS PELANGGARAN UU KESEHATAN & UU NARKOTIKA 10


d. memeriksa bahan bukti atau barang bukti perkara
penyalahgunaan Narkotika dan

Prekursor Narkotika;
c. menyita bahan bukti atau barang bukti perkara
penyalahgunaan Narkotika dan Prekursor

Narkotika;
d. memeriksa surat dan/atau dokumen lain tentang adanya
dugaan penyalahgunaan

Narkotika dan Prekursor Narkotika;


e. meminta bantuan tenaga ahli untuk tugas penyidikan
penyalahgunaan Narkotika dan

Prekursor Narkotika; dan


f. menangkap orang yang diduga melakukan penyalahgunaan
Narkotika dan Prekursor Narkotika.

Pendapat Kelompok : Menurut kelompok kami kasus ini merupakan kasus yang
terbiasa terjadi, seharusnya aparatur negara baik itu polisi
ataupun satpolpp kalau memang melanggar hukum yang berlaku
di negara ini harus ditindak sebagaimana mestinyam seharusnya
seorang apartur negara harus melindungi bangsanya sendiri,
walaupun aparatur negara mempunyai hukum, apabila mereka
salah seharusnya di hukum sebagaimana mestinya.

KASUS PELANGGARAN UU KESEHATAN & UU NARKOTIKA 11


6. KASUS YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELANGARAN UNDANG-
UNDANG NARKOTIKA NOMER 35 TAHUN 2009

Melanggar UU Narkotika : Hamzah dijerat Pasal 112 juncto Pasal 114 UU Nomor 35 Tahun 2009
tentang Narkotika dengan ancaman pidana penjara seumur hidup.
Selain itu, Hamzah juga diketahui positif menggunakan sabu setelah
dilakukan tes urine.

Pendapat Kelompok :
Bagai dua sisi mata uang, obat dapat bermanfaat dan sekaligus
berbahaya bagi tubuh. Jika obat yang digunakan sesuai dengan aturan,
dosis, dan di bawah pengawasan dokter, maka penggunaannya efektif
untuk mencapai kesembuhan. Sebaliknya, obat-obatan dapat
menimbulkan bila disalahgunakan dengan mengonsumsinya tanpa
pengawasan dokter dan didasari tujuan yang tidak tepat. Itu mengapa,
ada sebagian jenis obat-obatan yang hanya dapat dikonsumsi bila
dianjurkan oleh dokter, dan dengan pengawasan ketat. Penyalahgunaan
obat-obatan narkotika, psikotropika dan obatobatan terlarang lainnya,
dapat menimbulkan gangguan pada kesehatan.

13
KASUS PELANGGARAN UU KESEHATAN & UU NARKOTIKA
Gangguan Kualitas Hidup
Selain berpengaruh pada tubuh, bahaya narkoba juga dapat
menyebabkan hal-hal yang mengganggu kualitas hidup
seseorang. Misalnya, pecandu rentan mengalami masalah di
kantor, sekolah atau keluarga, kesulitan keuangan, hingga
berurusan dengan pihak kepolisian karena melanggar hukum.
Seorang pecandu juga lebih rentan mengalami infeksi menular
seksual, kecelakaan, dan melakukan upaya bunuh diri akibat
berada di bawah pengaruh obat.

13
KASUS PELANGGARAN UU KESEHATAN & UU NARKOTIKA

Anda mungkin juga menyukai