Anda di halaman 1dari 17

PATOFISIOLOGI DAN PATOLOGI KLINIK

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI DAN SAINS
UHAMKA
2021
OLEH : TIM DOSEN
Tujuan Pembelajaran
Memahami patofisiologi sistem hematologi (macam-macam anemia)
mulai dari etiologi, perjalanan penyakit, gejala yang muncul, dan
pemeriksaan yang dapat dilakukan.
BAHAN KAJIAN
• Darah dan Fungsinya
• Eritrosit
• Anemia
• Jenis-jenis anemia
• Diagnosa Anemia
Referensi yang Bisa Digunakan
Buku Teks:
1. Greene, R.J., Haris, N.D., and Goodyer, L.I., 2000, Pathology and
Therapeutics for Pharmacists : A Basic for Clinic Pharmacy, 2nd Ed., Pharm.
Press, London.
2. Kaplan, A. and L.L. Szabo., Clinical Chemistry Interpretation and
Techniques, Lea and febiger, Philadelphia.
3. Kumar, V., Cotran, R.S., and Robin, S.L., 1997, Basic Pathology, 6th Ed., W.B.
Sounders, Philadelphia.
4. Price, S., Wilson, L., 2006, Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit, Edisi 6, EGC, Jakarta.
5. Frizzell, Handbook of Pathophysiology (2001)
6. Kumar, V., et.al., Robbins and Cotran Pathologic Basis Of Disease , 7th ed
(2005)
7. Alldredge, et al., Koda Kimble, Applied Therapeutics, the Clinical Use of
Drugs (2013)
8. Gagle, 2019
1. Darah dan Fungsinya
• Darah terdiri atas sel dan plasma. Sel darah yaitu sel darah merah (eritrosit), sel
darah putih (leukosit), dan platelet (trombosit).
• Eritrosit berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh, leukosit
berfungsi sebagai pertahanan tubuh terhadap infeksi, dan trombosit berfungsi untuk
menghentikan pendarahan.
• Plasma mengandung nutrisi, hormon, ion, gas, dan protein (albumin, globulin,
fibrinogen) yang jumlahnya 55-60% dari komponen darah.
• Darah yang mengalir pada tubuh manusia normal = ± 5 – 6 L (± 8 % dari total berat
tubuh). Sel darah dibentuk di sumsum tulang di area pelvis, tulang rusuk, dan tulang
dada.

www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID


2. Eritrosit
Sel darah terbanyak dalam tubuh manusia adalah sel darah merah, sekitar 5 juta
sel/microliter darah. Perbandingan jumlah sel darah merah dengan total darah
manusia disebut juga hematocrit. Nilai hematocrit rata-rata adalah sekitar 45%.
kekentalan darah juga ditentukan oleh hematocrit.
Sel darah merah berbentuk kecil, pipih, bikonkaf, dan tebal sekitar 2 µm. Dengan
bentuk seperti itu, memudahkannya untuk membawa oksigen. Sel darah merah
fleksibel dan mudah berubah bentuk sehingga dapat dengan mudah melewati kapiler
yang diameternya hanya 3 µm. Sel darah merah tidak berinti.
Sel darah merah dibentuk dengan regulasi hormone eritropoietin yang dihasilkan oleh
ginjal. Hormon ini akan dihasilkan jika level oksigen darah turun. Eritropoietin akan
menstimulasi sumsum tulang untuk membentuk sel darah merah. Umur sel darah
merah rata-rata adalah 120 hari. Sel darah merah yang sudah tua akan dihancurkan
oleh sel fagosit di dalam limpa, hati, dan sumsum tulang. Sel darah merah yang sudah
hancur akan menghasilkan bilirubin yang berwarna kuning.
Fungsi sel darah merah adalah membawa oksigen ke jaringan yang dilakukan oleh
protein hemoglobin. Hemoglobin memiliki protein 2 α dan 2 β subunit. Masing-masing
subunit mengikat zat besi-protein yang disebut protein heme. Atom besi tersebut
mengikat molekul 4 oksigen. (McCorry, 2019).

www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID


3. Anemia
• Anemia adalah kondisi di mana berkurangnya jumlah sel darah
merah, menurunnya konsentrasi hemoglobin, atau keduanya.
• Penyebab umumnya yaitu:
• kehilangan darah dalam jumlah yang banyak
• berkurangnya produksi sel darah merah
• Gejala umum anemia adalah:
• iskemia
• kelelahan
• nafas pendek
• tidak mampu beraktivitas berat
• pucat
• meningkatnya kemungkinan terinfeksi

www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID


Jenis-jenis Anemia
I. Anemia Hemolitik
• Anemia hemolitik adalah hancurnya sel darah merah secara
berlebihan.
• Penyebabnya:
• Autoimun menghancurkan sel darah merah
• Obat-obat tertentu (contoh quinin)
• Kanker (leukimia)
• Reumatoid artritis
• Infeksi virus (contoh parvovirus)
• Infeksi parasit (contoh malaria)

www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID


II. Anemia akibat kehilangan darah dalam jumlah banyak.
• Anemia ini disebabkan oleh kehilangan darah dalam jumlah banyak secara tiba-tiba.
Penyebabnya yaitu trauma/pendarahan, kanker, atau pendarahan lambung. Anemia ini
diklasifikasikan menjadi 2 yaitu, anemia defisiensi besi dan anemia defisiensi
folat/vitamin B12.
a. Anemia defisiensi besi
• Zat besi merupakan komponen utama dari hemoglobin. Jika jumlahnya berkurang, akan mempengaruhi
kemampuan hemoglobin dalam mengangkut oksigen. Penyebabnya yaitu, diet zat besi (vegetarian),
menstruasi, hamil, melahirkan, pendarahan saluran pencernaan, dan kanker.
b. Anemia defisiensi folat/vitamin B12
• Folat dan vitamin B12 dibutuhkan untuk pematangan sel darah merah. Jika jumlah berkurang, akan
menyebabkan bentuk sel darah merah menjadi abnormal dan masa hidupnya menjadi lebih pendek.
Kekurangan vitamin B12 disebabkan oleh malabsorpsi, sedangkan defisiensi folat disebabkan oleh
malnutrisi.

www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID


III. Anemia yang Diturunkan (inherited anemia)
• Inherited anemia adalah anemia karena gangguan/masalah genetik.
• Ada 3 macam inherited anemia yaitu: anemia sel sabit (sickle cell), talasemia, dan
defisiensi glucose 6-fosfat dehidrogenase.
a. Anemia sel sabit
• Anemia ini terjadi karena produksi hemoglobin yang abnormal.
• Ada 2 jenis anemia sel sabit, yaitu sel sabit homozigot (kerusakan terjadi pada gen
kedua subunit alfa dan beta hemoglobin shg kerusakan terjadi pada seluruh poduksi
hemoglobin/sel berbentuk sabit), dan sel sabit heterozigot (kerusakan hanya pada
salah satu gen subunit hemoglobin sehingga setengah dari hemoglobin yang
dihasilkan berbentuk sabit).
• Anemia ini mengakibatkan kelarutan sel darah berkurang setelah melepaskan
oksigen, darah menempel di dinding pembuluh darah dan menyebabkan
penyumbatan.

www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID


www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID
b. Talasemia
• Talasemia adalah penyakit karena kerusakan rantai / unit α atau ʙ dari
hemoglobin.
• Ada 2 jenis talasemia yaitu: talasemia homozigot (kerusakan pada seluruh
produksi sel darah merah sehingga harus transfusi darah seumur hidup), dan
talasemia heterozigot (kerusakan setengah dari sel darah merah yang
gejalanya lebih ringan).
• Gejala talasemia yaitu kuning, splenomegaly, hepatomegaly, dan berat badan
rendah (pada bayi).

www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID


c. Anemia Defisiensi glukosa 6-fosfat dehydrogenase (G6PD)
• Enzim G6PD melindungi sel darah merah dari hemolisis saat ada stres
oksidatif yang masuk ke tubuh manusia.
• Pada beberapa ras bangsa, misal ras mediterania, jumlah enzim ini kurang,
akibatnya sel darah merah mengalami hemolisis saat ada stres.
• Gejalanya, pada saat stres, pasien akan mengalami demam, infeksi,
hipoksemia, dan hemolisis akut.

www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID


IV. Anemia Aplastik
• Anemia aplastik adalah menurunnya produksi sel darah merah karena
kerusakan bone marrow atau sumsum tulang.
• Penyebabnya yaitu radiasi, bahan kimia (contoh logam berat) dan
toksin, HIV, kemoterapi, serta antibiotik (misal kloramfenikol).
• Gejalanya yaitu pendarahan di kulit dan hidung, serta lemah dan
pucat (McCorry et al, 2019).

www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID


5. Diagnosa Anemia
• Secara umum, pemeriksaan anemia dilakukan dengan melihat
hemoglobin dan hematokrit.
• Jika hemoglobin : pria < 12 g/dl, wanita < 10 g/dl, nilai hematokrit:
pria < 37, wanita < 32, dan nilai RBC ≤ 1 juta / mikro liter, maka dapat
dinyatakan bahwa kasus yang terjadi adalah anemia.

www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID


SEKIAN

www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID

Anda mungkin juga menyukai