Anda di halaman 1dari 46

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anemia (dalam bahasa Yunani: tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah sel
darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah
merah berada dibawah normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang
memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari paru – parudan
mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.
Anemia adalah salah satu penyakit yang sering di derita masyarakat, baik
anak-anak, remaja usia subur, ibu hamil ataupun orang tua. Penyebabnya sangat
beragam, dari yang karena perdarahan, kekurangan zat besi, asam folat, vitamin
B12, sampai kelainan hemolitik. Anemia dapat diketahui dengan pemeriksaan
fisik maupun dengan pemeriksaan laboratorium. Secara fisik penderita tampak
pucat, lemah, dan secara laboratorik didapatkan penurunan kadar hemoglobin
(Hb) dalam darah dan harga normal.
Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta jumlah Hb dalam 1mm 3
darah atau berkurangnya volume sel yang didapatkan (packed red cells volume)
dalam 100 ml darah. Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti
kehilangan komponen darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang
dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah, yang mengakibatkan penurunan
kapasitas pengangkut oksigen darah. Batas normal kadar Hb pada anak untuk
kategori balita : 12 – 16 gr/dl dan untuk kategori bayi : 17-22 gr/dl, anak-anak :
11-13 gr/dl.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan penyakit Anemia ?
2. Bagaimana etiologi dari penyakit Anemia ?

1
3. Bagaimana patofisiologi dari penyakit Anemia ?
4. Apa saja manifestasi klinik penyakit Anemia ?
5. Bagaimana pemeriksaan penunjang untuk penyakit Anemia ?
6. Apa saja penatalaksanaan dari Anemia ?
7. Apa komplikasi dari penyakit Anemia ?
8. Bagaimana Diagnosa, NOC, dan NIC dari penyakit Anemia ?
9. Bagaimana implementasi dan evaluasi dari penyakit Anemia ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami definisi dari penyakit Anemia
2. Untuk memahami etiologi dari penyakit Anemia
3. Untuk mengetahui patofisiologi dari penyakit Anemia
4. Untuk mengetahui manifestasi klinik penyakit Anemia
5. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang penyakit Anemia
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari penyakit Anemia
7. Untuk mengetahui komplikasi-komplikasi apa terkait dengan penyakit
Anemia
8. Untuk mengetahui Diagnosa, NOC, dan NIC dari penyakit Anemia
9. Untuk mengetahui implementasi dan evaluasi dari penyakit Anemia

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KONSEP MEDIK
A. Definisi Anemia
Anemia adalah penurunan kuantitas sel-sel darah merah dalam
sirkulasi, abnormalitas kandungan hemoglobin sel darah merah, atau
keduanya. Secara fisiologis anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah
hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan.
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan atau hitung
eritrosit lebih rendah dari normal. (Kapita Selekta Kedokteran Edisi III)
Menurut definisi, anemia adalah berkurangnya hingga dibawah nilai
normal jumlah SDM, kuantitas hemoglobin, dan volume packed red blood
cells (hematokrit) per 100 ml darah. Dengan demikian bukan suatu diagnosis
melainkan suatu cerminan perubahan patofisiologik yang mendasar yang
diuraikan melalui anamnesis yang seksama, pemeriksaan fisik dan konfirmasi
laboratorium.
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari,
seperti kehilangan komponen darah, elemen tak adekuat atau
kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel
darah merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas
pengangkut oksigen darah (Doenges, 1999).

Klasifikasi
Klasifikasi Derajat Anemia Menurut WHO yang dikutip dalam buku
Handayani W, dan Haribowo A S, (2008) :
1. Ringan sekali Hb 10,00 gr% -13,00 gr%
2. Ringan Hb 8,00 gr% -9,90 gr%
3. Sedang Hb 6,00 gr% -7,90 gr%

3
4. Berat Hb < 6,00 gr%
Klasifikasi anemia menurut Setiawan Y (2006), anemia dalam kehamilan
dapat dibagi menjadi :
1. Anemia Zat Besi (kejadian 62,30%)
Anemia dalam kehamilan yang paling sering ialah anemia akibat
kekurangan zat besi. Kekurangan ini disebabkan karena kurang masuknya
unsur zat besidalam makanan, gangguan reabsorbsi, dan penggunaan
terlalu banyaknya zat besi.
2. Anemia Megaloblastik (kejadian 29,00%)
Anemia megaloblastik dalam kehamilan disebabkan karena defisiensi
asam folat.
3. Anemia Hipoplastik (kejadian 80,00%)
Anemia pada wanita hamil yang disebabkan karena sumsum tulang
kurang mampu membuat sel-sel darah merah. Dimana etiologinya belum
diketahui dengan pasti kecuali sepsis, sinar rontgen, racun dan obat-
obatan.
4. Anemia Hemolitik (kejadian 0,70%)
Anemia yang disebabkan karena penghancuran sel darah merah
berlangsung lebih cepat, yaitu penyakit malaria.
5. Anemia Aplastik
Sumsum tulang gagal memproduksi sel darah akibat hiposelularitas.
anemia Hiposelularitas ini dapat terjadi akibat paparan racun, radiasi,
reaksi terhadap obat atau virus, dan defek pada perbaikan DNA serta gen.
6. Anemia Mieloptisik
Anemia yang terjadi akibat penggantian sumsum tulang oleh infiltrate sel-
sel tumor, kelainan granuloma, yang menyebabkan pelepasan eritroid
pada tahap awal.
7. Anemia Sel Sabit

4
Kondisi dimana tidak adanya sel darah merah mengantarkan oksigen ke
seluruh tubuh.

B. Etiologi Anemia
Anemia dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:
1. Gangguan pembentukan eritrosit
Gangguan pembentukan eritrosit terjadi apabila terdapat defisiensi
substansi tertentu seperti mineral besi, vitamin (B12, asam folat), asam
amino, serta gangguan pada sumsum tulang.
2. Perdarahan
Perdarahan baik akut maupun kronis mengakibatkan penurunan total sel
darah merah dalam sirkulasi.
3. Hemolisis
Hemolisis adalah proses penghancuran eritrosit.
Klasifikasi
1. Anemia normositik
Penyebab umumnya perdarahan akut, anemia sel sabit, malaria,
anemia aplastik, talasemia, anemia akibat kronis, gagal ginjal.
2. Anemia mikrositik
Penyebab umunya defisiensi besi, perdarahan kronis lambat, anemia
dalam kehamilan.
3. Anemia megaloblastik
Penyebab umunya defisiensi asam folat, defisiensi vitamin B

C. Patofisiolgi
Gejala klinis yang muncul merefleksikan gangguan fungsi dari berbagai
sistem dalam tubuh antara lain penurunan kinerja fisik, gangguan neurologi
(saraf) yang dimifestasikan dalam perubahan perilaku, anorexsia (badan kurus

5
kerempeng), pica, serta perkembangan kongnitif yang abnormal pada anak.
Sering pula terjadi abnormalitas pertumbuhan, gangguan fungsi epitel, dan
berkurangnya keasaman lambung. Cara mudah mengenal anemia dengan 5L,
yakni lemah, letih, lesuh, lelah, lalai. Kalau muncul lima gejala ini, bisa
dipastikan seseorang terkena anemia. Gejala lain adalah munculnya sklera
(warna pucat pada bagian kelopak mata bawah). Anemia bisa menyebabkan
kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa melayang. Jika anemia
bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung.
Timbulnya anemia mencerminkan adanya suatu kegagalan sumsum atau
kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum
(misalnya berkurangnya eritropoesis) dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi,
pajanan toksik, invasi tumor atau penyebab lain yang belum diketahui. Sel
darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi), hal
ini dapat akibat defek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel
darah merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah.
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada
kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma
(hemoglobinemia).  Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas
haptoglobin plasma (protein pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk
mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan
kedalam urin (hemoglobinuria).
Kesimpulan  mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh
penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak
mencukupi biasanya dapat diperoleh dengan dasar. Antara lain, hitung
retikulosit dalam sirkulasi darah, derajat proliferasi sel darah merah muda
dalam sumsum tulang dan cara pematangannya, seperti yang terlihat dalam
biopsi dan ada tidaknya hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.

6
D. Manifestasi Klinik
1. Keadaan umum :
Pucat, keletihan berat, kelemahan, nyeri kepala, demam, dispnea, vertigo,
sensitif terhadap dingin, berat badan turun.
2. Kulit
Pugat jaundice (anemia hemolitik), kulit kering, kuku rapuh dan klubbing.
3. Mata
Penglihatan kabur, jaundice sclera dan perdarahan retina.
4. Telinga
Vertigo, tinnitus
5. Mulut
Mukosa licin dan mengkilat, stomatitis
6. Paru-paru
Dispnea dan ortopnea
7. Kardiovaskular
Takikardi, palpitasi, mur-mur, angina, hipotensi, kardiomegali, gagal
jantung
8. Gastrointestinal
Anoreksia dan menoragia, menurunnya fertilisasi, hematuria (pada anemia
hemolitik)
9. Muskuloskeletal
Nyeri pinggang, sendi, dan tenderness sternal
10. Sistem Persarafan
Nyeri kepala, neuropati perifer, parestesia, mental depresi, cemas,
kesulitan koping.

E. Pemeriksaan Penunjang

7
1. Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darah putih, kadar
Fe, pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat, vitamin B12, hitung
trombosit, waktu perdarahan, waktu protrombin, dan waktu tromboplastin
parsial.
2. Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding capacity serum
3. Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut dan kronis
serta sumber kehilangan darah kronis.

F. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
Tindakan umum:
Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan
mengganti darah yang hilang
1. Transpalasi sel darah merah
2. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi
3. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah
4. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang
membutuhkan oksigen
5. Obati penyebab perdarahan abnormal jika diketahui
6. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.
7. Anemia pernisiosa: pemberian vitamin B12
8. Anemia asam folat: asam folat 5 mg/hari
9. Anemia karena perdarahan: mengatasi perdarahan dan syok dengan
pemberian cairan dan transfusi darah.
2. Penatalaksanaan Non Medik
Mengatur makanan yang mengandung zat besi, usahakan makanan yang
diberikan seperti ikan, daging, telur, dan sayur.

8
G. Komplikasi
1. Infeksi
2. Gagal pernafasan
3. Kardiovaskular
4. Fungsi ginjal
5. Gangguan fungsi hati
Anemia juga menyebabkan daya tahan tubuh berkurang akibatnya,
penderita anemia akan mudah terkena infeksi gampang batuk pilek,
gampang flu, atau gampang terkena infeksi saluran napas. Jantung juga
menjadi gampang lelah, karena harus memompa darah lebih kuat.

2.2 Konsep Keperawatan


A. Pengkajian
a. Anamnesa
Identitas klien yang meliputi nama, umur, alamat, status, dan jenis
kelamin.
b. Keluhan utama
Biasanya klien datang ke rumah sakit dengan keluhan
pucat, kelelahan, kelemahan.
c. Riwayat penyakit sekarang
Klien pucat, kelemahan, sesak nafas, sampai adanya gejala
gelisah, diaphoresis, takikardi dan penurunan kesadaran.
d. Riwayat penyakit dahulu
1. Adaya menderita penyakit anemia sebelumnya, riwayat imunisasi.
2. Adanya riwayat trauma, perdarahan
3. Adanya riwayat demma tinggi.
4. Adanya riwayat penyakit ISPA.

9
5. Riwayat kesehatan keluarga
1. Riwayat anemia dalam keluarga.
2. Riwayat penyakit – penyakit seperti : kanker, jantung, hepatitis,
DM, asthma, penyakit – penyakit insfeksi saluran pernafasan.
Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : keadaan tampak lemah sampai sakit berat.
2. Kesadaran :Composmentis kooperatif sampai terjadi penurunan
tingkat kesadaran apatis, somnolen, spoor, coma.
3. Tanda – tanda vital
TD       : tekanan darah menurun ( N : 90 – 110 / 60 – 70 mmHg)
N         : frekuensi nadi meningkat , kuat samapai lemah ( N : 60 – 100
x/i)
S          : bias meningkat atau menurun ( 36, 5 – 37, 20C )
RR       : meningkat ( anak N : 20 – 30 x/i ).
4. TB dan BB : menurut rumus dari Behermen, 1992 pertambahan BB anak
adalah sebagai berikut :
a. Lahir -3,25 kg
b. 3 – 12 bulan = umur (bulan ) – 9   
                                            2
c. 1 – 6 tahun = umur (tahun ) x 2 – 8
d. 6 – 12 tahun = umur (tahun ) x 7 -5 
                                             2
Tinggi badan rata – rata waktu lahir adalah 50 cm. secara garis besar,
tinggi badan anak dapat diperkirakan, sbb :
1 tahun            : 1,5 x TB lahir
4 tahun            : 2 x TB lahir
6 tahun             : 1,5 x TB setahun
13 tahun           : 3 x TB lahir

10
Dewasa            : 3,5 x TB lahir ( 2 x TB 2 tahun ).
5. Kulit
Kulit teraba dingin, keringat yang berlebihan, pucat, terdapat
perdarahan dibawah kulit.
6. Kepala
Biasanya bentuk dalam batas normal
7. Mata
Kelainan bentuk tidak ada, konjungtiva anemis, skelra tidak ikterik,
terdapat perdarahan sub conjugtiva, keadaan pupil, palpebra, reflex cahaya
biasanya tidak ada kelainan.
8. Hidung
Keadaan / bentuk, mukosa hidung, cairan yang keluar dari
hidung, fungsi penciuman biasanya tidak ada kelainan.
9. Telinga
Bentuk, fungsi pendengaran tidak ada kelainan.
10. Mulut
Bentuk, mukosa kering, perdarahan gusi, lidah kering, bibi
pecah – pecah atau perdarahan.
11. Leher
Terdapat pembedaran kelenjar getah bening, thyroid lebih membesar,
tidak ada distensi vena jugularis.
12. Thoraks
Pergerakan dada, biasanya pernafasan cepat irama tidak teratur.
Fremitus yang meninggi, perkusi sonor, suara nafas bias veskuler atau
ronchi, wheezing,. Frekuensi nafas neonates 40 – 60 x/I, anak 20 – 30 x/i
irama jantung tidak teratur, frekuensi pada anak 60 – 100 x/i.
13. Abdomen
Cekung, pembesaran hati, nyeri, bissing usus normal dan juga

11
bias dibawah normal bias juga meningkat.
14. Genetalia
Laki – laki, testis sudah turun kedalam skrotum
Perempuan : labia minora tertutup labia mayora.
15. Ekstremitas
Terjadi kelemahan umum, nyeri ekstremitas, tonus otot kurang,
akral dingin.
16. Anus
Keadaana anus, posisinya, anus +
17. Neurologis
Refleksi fasiologis + sperti reflex patella, reflex patologis – seperti
babinski tanda kerniq – dan brunzinski 1 – 11 = -  
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
a. tes penyaring, tes ini dikerjakan pada tahap awal pada setiap kasus
anemia dengan pemeriksaan ini, dapat dipastikan adanya anemia dan
bentuk morfologi anemia tersebut. Pemeriksaan ini meliputi
pengkajian pada komponen-komponen berikut : kadar hemoglobin,
indeks eritrosit, (MCV dan CHC), asupan darah tepi.
b. Pemerikaan darah seri anemia : hitung leukosit, trombosit, laju endap
darah (LED), dan hitung retikulosit.
c. Pemeriksaan sumsum tulang : pemeriksaan ini memberikan informasi
mengenai sistim hematopoiesis.
d. Pemeriksaan atas indikasi khusus : pemeriksaan ini untuk
mengonfirmasi dugaan diagnosis awal yang memiliki komponen
berikut ini :
- Anemia defisiensi besi : serum iron, TIBC, saturasi transferin, dan
feritin serum

12
- Anemia megaloblastik : asam folat darah/eritrosit, vitamin B12
- Anemia hemolitik : hitung retikulosit, tes coombs, dan
elektroporesis Hb
- Anemia pada leukemia akut biasanya dilakukan pemeriksaan
sitokimia.
2. Pemeriksaan laboratorium nonhematologis: faal ginjal, faal indrokrin,
asam urat, faal hati, biakan kuman.
3. Radiologi; torak, bone survey,USG, atau linfangiografi
4. Pemeriksaan sitogenetik
5. Pemeriksaan biologi molekuler (PCR = polymerasechainraction, FISH =
fluorenscence in situ hybridization)
6. Diagnose Keperawatan Yang Mungkin Muncul
1. Gangguan pertukaran gas
2. Intoleran aktifitas
3. Defisit perawatan diri: mandi

13
14
B. Pathway Anemia

15
C. Proses Keperawatan Anemia

N Diagnosa keperawatan NOC NIC RASIONAL


o
1. Resiko cedera (00245) NOC: NIC: 1. –
Domain:11 1. Perfusi jaringan 1. Kontrol infeksi Mandiri
Keamanan/Perlindungan Kriteriia hasil: Observasi: 2. Agar pasien bisa terhindar
Kelas: 2 Cedera fisik Setelah dilakukan tindakan 1. - dari penyakit yang
Definisi: Rentan keperawatan selama 3x24 Mandiri berlebih
mengalami cedera fisik masalah perfusi jaringan 2. Berikan imunisasi yang 3. -
akibat kondisi lingkungan teratasi dengan indikator sesuai 4. Agar pasien terhindar dari
yang berinteraksi dengan sebagai berikut: Kolaborasi: kuman yang dapat
sumber adaptif dan 1. Aliran darah melalui 3. - menyebabkan penyakit
sumber defensif individu, pembuluh darah hepar HE lainnya.
yang dapat menggangu 2. Aliran darah melalu 4. Ajurkan pasien 5. Agar perawat dapat
kesehatan pembuluh darah ginjal mengenai tehnik mengtasi infeksi yang ada
Faktor resiko: 3. Aliran darah melalui mencuci tangan deangan pada pasien
-Eksternal pembuluh darah limpa tepat. 6. Agar pasien bisa merasa
1. Agen nosokomial 2. Perlindungan infeksi nyaman
2. Gangguan fungsi Keterangan: Obsevasi: 7. –
kognitif 1. Devisi berat dari kisaran 1. Monitor kerentanan 8. Agar pasien dapat cepat
3. Gangguan fungsi normal terhadap infeksi pulih dari penyakitnya.
psikomotor 2. Devisi yang cukup besar Mandiri:
4. Hambatan fisik (misal. dari kisaran normal 2. Berikan ruang peribadi
desain, struktur, 3. Devisi sedang dari yang di perlukan
pengaturan komunitas, kisaran normal Kolaborasi:
pembangunan peralatan) 4. Devisi ringan dari kisaran 3. -
5. Hambatan sumber normal HE:
nutrisi (misal. Vitamin, 5. Tidak ada devisi dari 4. Instruksikan pasien

16
tipe makanan) kisaran normal. untuk minum antibiotik
6. moda transportasi tidak yang di resepkan
aman 2. integritas jaringan : kulit
7. pajanan pada patogen dan membran mukosa
kimia toksik Kriteria hasil:
8. pajanan pada patogen Setelah dilakukan tindakan
9. tingkat imunisasi di keperawatan selama 3x24
komunitas masalah integritas jaringan:
-Internal kulit dan membran mukosa
1. disfungsi biokimia teratasi dengan indikator
2. disfungsi efektor sebagai berikut:
3. disfungsi imun 1. Suhu kulit
4. disfungsi integrasi 2. Hidrasi
sensori 3. Keringat
5. gangguan mekanisme
pertahanan primer (mis, Keterangan:
kulit robek) 1. sangat terganggu
6. gangguan orientasi 2. banyak terganggu
afektif 3. cukup terganggu
7. gangguan sensasi 4. sedikit terganggu
(akobat dari cedera 5. tidak terganggu
medula spinalis diabetes
melitus, dll)
8. hipoksia jaringan
Malnutrisi
9. profil darah yang
abnormal
10. esia eksterm

17
2. Intoleran aktivitas 1. Toleransi terhadap 1. Terapi Aktivitas 1. Untuk mengetahui respon
(00092) aktivitas Observasi: emosi, fisik, social dan
Domain 4: aktivitas dan Kriteria hasil: 1. Monitor respon emosi, spiritual saat beraktivitas
istirahat Setelah dilakukan tindakan fisik, sosial dan spritual 2. Aktivitas motorik dapat
Kelas 4: respon keperawatan selama 3x24 terhadap aktivitas mengurangi kejang demam
kardiovaskuler/pulmonal jam masalah toleransi Mandiri: agar pasien tetap dapat
Definisi: ketidakcukupan terhadap dapat teratasi 2. Berikan aktivitas motorik beraktivitas dengan
energi psikologis atau dengan indikator : untuk mengurangi semestinya.
fisiologis untuk 1. Saturasi oksigen ketika terjadinya kejang demam 3. Agar pasien dapat beraktivitas
mempertahankan atau beraktivitas (3) Kolaborasi: denagn baik atau semestinya
menyelesaikan aktivitas 2. Frekuensi nadi ketika 3. Berkolaborasi dengan 4. Agar klien dan keluarga tetap
kehidupan sehari-hari beraktivitas (3) ahli terapis fisik, okupasi mempertahankan fungsi dan
yang harus atau yang 3. Frekuensi pernafasan dan terapis rekreasional kesehatan dalam beraktivitas
ingin dilakukan. ketika beraktivitas (3) dalam perencanaan dan 5. Agar perawat dapat
Batasan karakteristik : pemantauan program mengetahui intake dan asupan
1. Dispnea setelah Keterangan : aktivitas, jika memang nutrisi untuk sumber energy
beraktivitas 1. Sangat terganggu diperlukan klien.
2. Keletiahan 2. Banyak terganggu HE: 6. Agar tingkat ketahanan tubuh
3. Ketidaknyamanan 3. Cukup terganggu 4. Instruksikan klien dan klien tetap terjaga
setelah beraktivitas 4. Sedikit terganggu keluarga untuk 7. Untuk mengetahui asupan
4. Perubahan 5. Tidak terganggu mempertahankan fungsi energy klien
elektrokardiogram dan kesehatan terkait 8. Istirahat dapat membantu
(EKG) (mis, aritmia, 2. Daya tahan peran dalam beraktivitas proses penyembuhan klien.
abnormalitas Kriteria hasil: secara fisik, sosial,
konduksi, iskemia) Setelah dilakukan tindakan spritual dan kognisi.
5. Respons frekuensi keperawatan selama 3x24 2. Manajemen Energi
jantung abnormal jam masalah Daya Tahan Observasi:
terhadap aktivitas dapat teratasi dengan 1. Monitor intake atau

18
6. Respons tekanan darah indikator : asupan nutrisi untuk
abnormal terhadap 1. Melakukan aktivitas rutin mengetahui sumber
aktivitas. 2. Aktivitas fisik energi yang adekuat
Faktor yang 3. Konsentrasi Mandiri:
berhubungan: 2. Tentukan jenis dan
1. Gaya hidup kurang Keterangan : banyaknya aktivitas
gerak 1. Sangat terganggu yang dibutuhkan untuk
2. Imobilitas 2. Banyak terganggu menjaga ketahanan.
3. Ketidakseimbangan 3. Cukup terganggu Kolaborasi:
antara suplai dan 4. Sedikit terganggu 3. Konsultasikan dengan
kebutuhan oksigen 5. Tidak terganggu ahli gizi mengenai cara
4. Tirah baring meningkatkan asupan
energi dari makanan
HE:
4. Anjurkan periode
istirahat dan kegiatan
secara bergantian.
3. Ketidak seimbangan 1. Berat badan: Masa 1. Manajemen gangguan 1. Untuk mengetahui kalori
nutrisi kurang dari tubuh makan makanan pasien
kebutuhan tubuh Kriteria hasil: Observasi: 2. Agar pasien dapat termotivasi
(00002) Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor asupan kalori dan dapat mengetahui apa
Domain:2 Nutrisi keperawatan selama 3x24 makanan harian yang harus dilakukannya
Kelas:1 Makan masalah berat badan: masa Mandiri: 3. Agar perawat dapat
Definisi: Asupan nutrisi tubuh dengan indikator 2. Berikan dukungan dan mengetahui apa yang akan
yang tidak cukup untuk sebagai berikut: arahan jika diperlukan direncanakan selanjutnya
memenuhi kebutuhan 1. Berat badan(3) Kolaborasi: dalam menangani pasien
metabolik 2. Persentase lemak 3. Kolaborasi dengan tim 4. –
Batasan Karakteristik: tubuh(3) kesehatan lain untuk 5. Untuk mengetahui makanan,
1. Diare 3. Ketebalan lipatan kulit mengembangkan rencana cairan dan asupan kalori

19
2. Ganguan sensasi rasa trisep(3) perawatan dengan pasien
3. Ketidak kemanpuan melibatkan klien dan 6. Agar kebutuhan cairan pasien
memakan makanan Keterangan: orang-orang terdekatnya terpenuhi
1. Devisi berat dari kisaran dengan tepat 7. Ahar dokter mengetahui tanda
normal. HE: dan gejala kelebihan volume
2. Devisi yang cukup besar 4. – cairan pakah menetap atau
dari kisaran normal malah memburuk
3. Devisi sedang dari 2. Manajemen cairan 8. -
kisaran normal Observasi:
4. Devisi ringan dari kisaran
1. Monitor makanan/cairan
normal yang dikonsumsi dan
5. Tidak ada devisi dari hitung asupan kalori
kisaran normal. harian
Mandiri:
2. Nafsu makan 2. Berikan cairan dengan
Kriteria Hasil: tepat
Setelah dilakukan tindakan Kolaborasi:
keperawatan selama 3x24 3. Konsultasikan dengan
masalah nafsu makan dengan dokter jika tanda-tanda
indikator sebagai berikut: dan gejala kelebihan
1. Intake makanan(3) volume cairan menetap
2. Intake nutrisi(3) atau memburuk
3. Intake cairan(3) HE:
4. -
Keterangan:
1. Sangat terganggu
2. Banyak terganggu
3. Cukup ternganggu
4. Sedikit terganggu

20
5. Tidak terganggu

4. Ketidak efektifan pola nafas (00032) 1. Tingkat kecemasan 1. Manjaemen 1. Agar perawat
Domain 4: Aktivitas/Istirahat Kriteria hasil: asma mengetahui reaksi
Kelas:4Respons kardiovaskular/Pulmonal Setelah dilakukan tindakan Observasi: asma
Definisi:Inspirasi ekspirasi yang tidak keperawatan selama 3x24 1. Monitor reaksi 2. Agar dapat
memberikan ventilasi adekuat masalah tinkat kecemasan asma mempercepat
Batasan Karateristik: teratasi dengan indikator Mandiri: penyembuhan
1.Bradipnea sebagai berikut: 2. Berikan 3. –
2.Dispnea 1.Tidak dapat beristirahat pengobatan yang 4. Agar pasien
3.Penurunan kepastian vital 2.Berjalan mondar-mandir tepat dan atau mengetahui
Faktor Yang Berhubungan: 3.Perasaan gelisah sesuai kebijakan prosedur emergensi
1.Ansietas Keterangan: dan petunjuk 5. Untuk mengetahui
2.Hiperventilasi 1.Berat prosedur peningkatan
3.Nyeri 2.Cukup berat Kolaborasi: kelelahan,
3.Sedang 3. - kecemasan dan
4.Ringan HE: kekurangan udara
5.Tidak ada 4. Instruksikan dan pada pasien.

21
monitor stap di 6. Terapi nafas dapat
2. Pencegahan aspirasi sekolah terbaik membantu pasien
Setelah dilakukan tindakan dengan prosedur dalam pernafasan.
keperawatan selama 3x24 emergensi 7. –
masalah pencegahan aspirasi 8. -
teratasi dengan indikator 2. Monitor
sebagai berikut: pernafasan
1.Mengindentifikasi factor- Observasi:
faktor resiko 1. Monitor
2.Memposisikan tubuh untuk peningkatan
tetap tegak ketika makan dan kelelahan,
minum kecemasan dan
3.Memilih makanan dan kekurangan udara
cairan dengan konsistensi pada pasien
yang tepat Mandiri:
Keterangan: 2. Berikan bantuan
1.Tidak pernah dilakukan terapi napas jika di
2.Jarang dilakukan perlukan misalnya
3.Kadang-kadang dilakukan nebulizer
4.Sering dilakukan Kolaborasi:
5.Dilakukan secara konsisten 3. -
HE:
4. -

5. Nyeri akut (00132) 1. Kontrol nyeri: 1. pemberian 1. Agar perawat


Domain12: kenyamanan Kriteria hasil: analgesic mengetahui tanda
Kelas 1: kenyamanan fisik Setelahdi lakukan tindakan Observasi : vital pasien setelah
Definisi: pengalaman sensori dan emosional Tindakan keperawatan selama 1. Monitor tanda vital pemberian
tidak menyenangkan yg muncul akibat 3x24 jam masalah nyeri akut sebelum dan analgesik.

22
kerusakan jaringan actual atau potensial dengan indicator sbb: setelah 2. Kebutuhan
atau yg di gambarkan sebagai kerusakan 1. Mengenali kapan nyeri memberikan kenyamanan dan
(international association of the study of terjadi (3) analgesic narkotik aktifitas lain dapat
pain) awitan yg tiba tiba atau lambat dan 2. Menggabambarkan factor pemberian dosis membantu
intensitas ringan hingga berat dengan akhir penyebab(3) pertama kali atau relaksasi
yg dapat di antisipasiatau di prediksi 3. Menggunakan jurnal jika di temukan penurunan nyeri.
Batasan karakteristik : harianuntuk memonitor tanda tanda yg 3. –
1 diaforesis gejala dari waktu ke waktu biasanya. 4. Agar pasien
2 dilatasi pupil Keterangan: Mandiri: mengetahui
3 putus asa 1. Tidakpernah menunjukan 2. Berikan kebutuhan penggunaan
4 sikap melindungi area nyeri 2. Jarang menunjukan kenyamanan dan analgesic
5 sikap tubuh melindungi 3. Kadang kadang aktifitas lain yg 5. Jalan nafas yang
factor yg berhubungan: menunjukan dpat membantu adekuat, dapat
1. ancaman kematian 4. Sering menunjukan relaksasi untuk menjamin
2. ancaman pada status yg terkini 5. Secarakonsisten memfasilitasi oksigenasi adekuat
3. hereditas menunjukan penurunan nyeri. selama semua fase
4. hubungan interpersonal Kolaborasi dari perawatan
5. kebutuhan yg tidak terpenuhi 2. Tingkat nyeri 3. - anastesi.
6. konflik nilai Kriteria hasil: HE: 6. Cairan praanastesi
7. konflik tentang tujuan hidup Setelah di lakukan tindakan 4. Ajarkan tentang dapat membantu
8. krisis maturasisis keperawatan selama 3x24 jam penggunanan mengurangi nyeri
9. krisis situasi masalah tingkat nyeri teratasi anlgesik,strategi 7. Agar fase
10. pajanan pada toksin dengan indicator sbb: untuk menurunkan perawatan anastesi
11. penularan interpersoanal 1. Nyeri yg di laporkan (3) efek samping dan terlaksana dengan
12. penyalahgunaan zat 2. Panjangnya episode harapan terkait baik.
13. perubahan besar ( mis,status nyeri(3) dengan 8. Agar pasien
ekonomi,lingkungan status 3. Menggosok area yg keterlibatan dalam mengetahui
kesehatan fungsi peran status peran) terkena dampak(3) keputusan harapan dari
14. riwayat keluarga tentang ansietas Kererangan : pengurangan nyeri. anastesi.

23
15. stresor 1. Berat
2. Cukup berat 2. Pemberian
3. Sedang anastesi
4. Ringan Observasi:
5. Tidak ada 1. Kaji dan pelihara
jalan nafas yang
adekuat, menjamin
oksigenasi adekuat
selama semua fase
dari perawatan
anastesi.
Mandiri:
2. Berikan
pengobatan dan
cairan praanastesi
yang tepat
Kolaborasi:
3. Kolaborasikan
dengan penyedia
perawatan
kesehatan yang
terlibat mengenai
keseluruhan fase
dari perawatan
anastesi.
HE:
4. Informasikan pada
pasien mengenai
apa yang

24
diharapkan dari
anastesi,
menjawab
pertanyaan dan apa
yang menjadi
perhatian mereka.
6. Resiko infeksi (00219) 1. Keparahan infeksi 1. Kontrol infeksi 1. –
Kelas 2: cidera fisik Kriteria hasil Observasi: 2. Antibiotic dapat
Domain 11: keamanan/ perlindungan Setelah di lakukan tindakan 1. - menangani infeksi
Kelas 2: cidera fisik keperawatan selama 3x24 jam Mandiri: 3. –
Definisi: rentan mengalami invasi dan masalah keoparahan infeksi 2. Berikan terapi 4. Agar pasien
multiplikasi organisme patogenik yg dapat teratasi dengan indicator sbb: antibiotic yg mengkonsumsi
mengganggu kesehatan 1. kemarahan (3) sesuai. antibiotic yang
Faktor risiko: 2. vesikel yg tidak mengeras Kolaborasi: dapat menangani
1 kurang pengetahuan untuk keparahanya(3) 3. - infeksi
2menghindari pemajanan 3. cairan luka yg brbau HE: 5. Untuk mengetahui
3 patogen busuk(3) 4. Anjurkan pasien kerentanan infeksi
4 malnutrisi Keterangan: untuk meminum 6. Membatasi
5 obesitas 1. berat antibiotic seperti pengunjung agar
6 penyakit kronis (mis, diabetes melitus) 2. cukup berat yang diresepkan. pasien dapat
7 prosedur invasi 3. sedang beristirahat denagn
4. ringan 2. Perlindungan tenang.
5. tidak ada infeksi 7. -
2. keparhan infeksi baru Observasi: 8. Istirahat dapat
lahir 1. Monitor membantu
Kriteria hasil: kerentanan penyembuhan
Setelah di lakukan tindakan terhadap infeksi
keperawtan selama 3x24 jam Mandiri:
masalah keparahan infeksi 2. Batasi jumlah

25
baru lahir teraatasi dengan pengunjung, yang
indicator: sesuai.
1. ketidakstabilan suhu(3) Kolaborasi:
2. hipotermia(3) 3. –
3. takipnea (3) HE:
Keterangan: 4. Anjurkan istirahat
1. berat
2. besar
3. sedang
4. ringan
5. tidak ada

7. Resiko Syok (00205) 1. Keparahan Syok 1. Pencegahan 1. Agar pasien tidak


Domain 11: keamanan/perlindungan hipovolemik perdarahan mengalami
Kelas 2: cedera fisik Kriteria hasil: Observasi: kekurangan darah
Definisi: rentan mengalami ketidakcukupan Setelah di lakukan tindakan 1. Monitor dengan 2. kasur terapeutik
aliran darah kejaringan tubuh, yang dapat keperawtan selama 3x24 jam ketat resiko dapat membantu
mengakibatkan disfungsi seluler yang masalah keparahan infeksi terjadinya meminimalisir
mengancam jiwa, yang dapat mengganggu baru lahir teraatasi dengan perdarahan pada trauma kulit
kesehatan. indicator: pasien 3. -
Factor resiko: 1. Penurunan tekanan nadi Mandiri: 4. Vitamin Kdapat
1. Hipoksemia perifer (3) 2. Gunakan kasur membantu
2. Hipoksia 2. Penurunan tekanan arteri terapeutik untuk mengobati
3. Hipertensi perifer (3) meminimalisir perdarahan yang
4. Hipovolemia 3. Penurunan tekanan darah trauma kulit disebabkan oleh
5. Infeksi sistolik (3) Kolaborasi: obat antikoagulan
6. Sepsis Keterangan: 3. – 5. Untuk mengetahui
7. Sindrom respon inflamasi 1. Berat HE: makanan, cairan

26
Sistemik (systemic inflammatory response 2. Cukup berat 4. Instruksikan dan asupan kalori
syndrome[SIRS]). 3. Sedang pasien untuk pasien
4. Ringan meningkatkn 6. Agar kebutuhan
5. Tidak ada makanan yang cairan pasien
kaya vitamin K. terpenuhi
2. Status sirkulasi 2. Manajemen 7. Ahar dokter
Kriteria hasil: cairan mengetahui tanda
Setelah di lakukan tindakan Observasi: dan gejala
keperawtan selama 3x24 jam 1. Monitor kelebihan volume
masalah keparahan infeksi makanan/cairan cairan pakah
baru lahir teraatasi dengan yang dikonsumsi menetap atau
indicator: dan hitung asupan malah memburuk
1. Tekanan darah sistol kalori harian 8. -
2. Tekanan darah Mandiri:
diastole 2. Berikan cairan
3. Tekanan nadi dengan tepat
Keterangan: Kolaborasi:
1. Devisi berat dari kisaran 3. Konsultasikan
normal. dengan dokter jika
2. Devisi yang cukup besar tanda-tanda dan
dari kisaran normal. gejala kelebihan
3. Devisi sedang dari kisaran volume cairan
normal menetap atau
4. Devisi ringan dari kisaran memburuk
normal HE:
5. Tidak ada devisi dari 4. -
kisaran normal.

27
8. Gangguan pertukaran gas (00030) 1. Status pernafasan: 1. Manajemen jalan 1. Agar dapat
Domain 3 : eliminasi dan pertukaran pertukaran gas nafas memberikan
Kelas 4: fungsi respirasi Kriteria hasil: Observasi: kebutuhan oksigen
Definisis: kelebihan atau defisit oksigenasi Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor status disemua jaringan
dan/ Atau eliminasi karbondioksida pada keperawatan selama 3x24 jam pernafasan dan tubuh secara
membran alveolar-kapiler. masalah status pernafasan: oksigenasi, adekuat
Batasan Karakteristik: pertukaran gas dapat teratasi sebagaimana 2. Pada posisi tertentu
1. Diaforesis dengan indikator : mestinya ventilasi klien akan
2. Dispnea 1. Tekanan parsial oksigen Mandiri : maksimal.
3. Gangguan penglihatan didarah arteri (PaO2) 2. Posisikan pasien 3. –
4. Gas darah arteri normal 2. Tekanan parsian CO2 untuk 4. Agar klien
5. Gelisah didarah arteri (PaCO2) memaksimalkan mengetahui cara
6. Hiperkapnia 3. pH arteri ventilasi melakukan batuk
7. Hipoksemia Keterangan: Kolaborasi: efektif yang
8. Hipoksia 1. Deviasi berat dari kisaran 3. – bertujuan untuk
9. Iritabilitas normal HE: membersihkan
10. Konfusi 2. Deviasi yang cukup berat 4. Instruksikan sekresi dari saluran
11. Nafas cuping hidung dari kisaran normal bagaimana agar nafas.
12. Penurunan CO2 3. Deviasi sedang dari bisa melakukan 5. Untuk mencegah
13. pH arteri normal kisaran normal batuk efektif. dan memperbaiki
14. pola pernafasan abnormal (mis, 4. Deviasi ringan dari kisaran hipoksia jaringan
kecepatan, irama, kedalaman) normal 2. Terapi oksigen 6. Pada saat klien
15. sakitkepala saat bangun 5. Tidak ada deviasi dari Observasi: dipindahkan/dibaw
16. sianosis kisaran normal 1. Monitor aliran a maka pelayanan
17. somnolen oksigen kesehatan tidak
18. takikardi 2. Keparahan gejala Mandiri: mengalami kendala
19. warna kulit abnormal (mis, pucat, Kriteri hasil: 2. Sediakan jika klien tiba-tiba

28
kehitaman) Setelah dilakukan tindakan oksigen ketika mengalami sesak
Faktor yang berhubungan: keperawatan selama 3x24 jam pasien nafas.
1. Ketidakseimbangan ventilasi perfusi masalah keparahan gejala dibawa/dipindahkan. 7. Untuk mengetahui
2. Perubahan membran alveolar-kapiler dapat teratasi dengan indikator Kolaborasi: apakah penggunaan
: 3. Konsultasi dengan oksigen tersebut
1. Intensitas gejala (3) tenaga kesehatan harus digunakan
2. Frekuensi gejala (3) lain mengenai atau tidak dan juga
3. Menetapnya gejala (3) pengguanaa untuk melihat
Keterangan: oksigen tambahan kondisi klien
1. Berat selama kegiatan apakah masih
2. Cukup berat dan/atau tidur. mengalami sesak
3. Sedang HE: nafas.
4. Ringan 4. Anjurkan pasien 8. Agar pasien dapat
5. Tidak ada untuk melakukan
mendapatkan penambahan
oksigen tambahan oksigen pada saat
sebelum perjalanan udara
perjalanan udara dengan tepat
atau perjalanan ke
dataran tinggi
dengan cara yang
tepat.
9. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan 1. Perfusi Jaringan: Perifer 1. Manajemen 1. Untuk mengetahui
Perifer (00204) Kriteria hasil: Asam Basa pola nafas pasien.
Domain 4: aktivitas/istirahat Setelah dilakukan tindakan Observasi: 2. Terapi oksigen
Kelas 4: Respon kardiovaskuler/ pulmonal keperawatan selama 3x24 jam 1. Monitor pola dapat meringankan
Definisi: penurunan sirkulasi darah ke masalah Perfusi Jaringan : pernafasan sesak nafas
perifer yang dapat mengganggu kesehatan. Perifer dapat tertasi dengan Mandiri: 3. –
Batasan karakteristik: indikator : 2. Berikan terapi 4. Agar pasien dan

29
1. Bruit femoral 1. Pengisian kapiler jari (3) oksigen dengan keluarga dapat
2. Edema 2. Pengisisan kapiler jari kaki tepat mengetahui
3. Indeks ankle-brankhial <0,90 (3) Kolaborasi : tindakan
4. Kelambatan penyembuhan luka perifer 3. Suhu kulit ujung kaki dan 3. – ketidakseimbangan
5. Klaudikasi intermiten tangan HE: asam-basa
6. Nyeri ekstermitas Keterangan : 4. Instruksikan 5. Untuk menegathui
7. Parestesia 1. Deviasi berat dari kisaran pasien dan status gizi pasien
8. Pemendekan jarak bebas nyeri yang normal keluarga 6. Untuk memenuhi
ditempuh dalam uji berjalan 6 menit 2. Deviasi yang cukup besar mengenai kebutuhan cairan
9. Pemendekan jarak total yang ditempuh dari kisaran normal tindakan yang pasien
dalam uji berjalan 6 menit (400-700 m 3. Deviasi sedang dari telah disarankan 7. Agar dokter
pada orang dewasa) kisaran normal untuk mengatasi mengetahui tanda-
10. Penurunan nadi perifer 4. Deviasi ringan dari kisaran ketidakseimbanga taanda dan gejala
11. Perubahan fungsi motorik normal n asam-basa kelebihan volume
12. Perubahan karakteristik kulit (mis., 5. Tidak ada deviasi dari cairan apakah
warna, elastisitas, rambut, kelembapan, kisaran normal 2. Manajemen menetap atau
kuku, sensasi, suhu) Cairan memburuk
13. Perubahan tekanan darah ekstermitas 2. Ambulasi Observasi 8. pasien dan
14. Tidak ada nadi perifer Kriteria hasil: 1. Monitor status gizi keluaraga
15. Waktu pengisian kapiler >3 detik Setelah dilakukan tindakan Mandiri mengetahui dalam
16. Warna kulit pucat saat elevasi keperawatan selama 3x24 jam 2. Berikan cairan pemberian makan
17. Warna tidak kembali ke tungkai 1 menit masalah Ambulasi dapat dengan tepat dengan baik.
setelah tungkai diturunkan. teratasi dengan indikator : Kolaborasi
1. Menopang berat badan (3) 3. Konsultasikan
Faktor yang berhubungan: 2. Berjalan dengan langkah dengan dokter jika
1. Diabetes Melitus yang efektif (3) tanda-taanda dan
2. Gaya hidup kurang gerak 3. Suhu kulit area akses gejala kelebihan
3. Hipertensi (dialysis) volume cairan
4. Kurang pengetahuan tentang factor Keterangan : menetap atau

30
pemberat (mis, merokok, gaya hidup 1. Sangat terganggu memburuk
monoton, trauma, obesitas, asupan 2. Banyak terganggu HE
garam, imobilitas) 3. Cukup terganggu 4. Dukung pasien
5. Kurang pengetahuan tentang proses 4. Sedikit terganggu dan keluaraga
penyakit (mis, diabetes, hiperlipidemia) 5. Tidak terganggu untuk membantu
Merokok. dalam pemberian
makan dengan
baik.

10. Pengabaian Diri (000193) 1. Status kesehatan pribadi 1. Bantuan 1. Untuk mengetahui
Domain 4: aktivitas/istirahat Kriteria hasil: perawatan diri apakah pasien
Kelas 5: perawatan diri Setelah dilakukan tindakan Observasi: dapat merawat diri
Definisi:suatu konstelasi perilaku yang keperawatan selama 3x24 jam 1. Monitor secara mandiri
terbentuk secara cultural yang melibatkan masalah status kesehatan kemampuan 2. Agar pasien tidak
satu atau lebih aktivitas perawatan diir pribadi dapat teratasi dengan perawatan diri kesulitan dalam
ketika terjadi kegagalan untuk indikator : secara mandiri merawata dirimya
mempertahankan standar kesehatan dan 1. Kebugaran fisik Mandiri: 3. –
kesejahteraan yang diterima secara social. 2. Tingkat mobilitas 2. Berikan bantuan 4. Agar orang
Batasan arakteristik: 3. Tingkat energy sampai pasien tua/keluarga
1. hygiene lingkungan tidak adekuat Keterangan: mampu mendukung
2. hygiene personal tidak adekuat 1. Sangat terganggu melakukan kemandirian
3. tidak mematuhi aktivitas sehat 2. Banyak terganggu perawatan diri pasien
Faktor yang berhubungan: 3. Cukup terganggu sendiri 5. Agar perawat
1. berpura-pura 4. Sedikit terganggu Kolaborasi: mengetahui tanda
2. disfungsi lobus frontal 5. Tidak terganggu 3. – yang verbal
3. gangguan fungsi 2. Kesejahteraan pribadi HE: maupun non
4. gangguan fungsikognituf Kriteria hasil: 4. Ajarkan orag tua verbal kecemasan
5. gangguan psikiatri Setelah dilakukan tindakan atau keluarga klien.
6. gangguan psikotik keperawatan selama 3x24 jam untuk mendukung 6. pendekatan yang

31
7. kehilangan kemampuan memproses masalah status kesehatan kemandirian tenang dan
8. ketidakmampuan belajar pribadi dapat teratasi dengan meyakinkan dapat
9. ketidakmampuan mempertahankan indikator : 2. Pengurangan mengurangi
control 1. Kinerja aktivitas sehari- kecemasan kecemasan klien.
10. penyalahgunaan zat hari Observasi: 7. –
11. pilihan gaya hidup 2. Kinerja peran yang 1. Kaji untuk tanda 8. Agar pasien
12. sindrom Capgras biasanya verbal dan non mengetahui teknik
13. stressor 3. Kesehatan psikologis verbal kecemasan relaksasi.
14. takut institusionalisasi Keterangan: Mandiri:
1. Tidak puas 2. Gunakan
2. Agak puas pendekatan yang
3. Cukup puas tenang dan
4. Sangat puas meyakinkan
5. Sepenuhnya puas Kolaborasi:
3. –
HE:
4. Instruksikan
pasien untuk
menggunakan
teknik relaksasi

D. Implementasi dan evaluasi anemia

No Diagnosa Implementsi Evaluasi


1. Resiko cedera 1. Kontrol infeksi S: pasien mengeluh
Definisi: Rentan mengalami cedera fisik akibat Observasi: kesakitan karena cedera

32
kondisi lingkungan yang berinteraksi dengan sumber 1. - O: pasien tampak kesakitan
adaptif dan sumber defensif individu, yang dapat Mandiri A: masalah teratasi
menggangu kesehatan 2. Memberikan imunisasi P: intervensi dipertahankan
yang sesuai
Kolaborasi:
3. -
HE
4. Menganjurkan pasien
mengenai tehnik
mencuci tangan deangan
tepat.

2. Perlindungan infeksi
Obsevasi:
1. Memonitor kerentanan
terhadap infeksi
Mandiri:
2. Memberikan ruang
peribadi yang di
perlukan
Kolaborasi:
3. -
HE:
4. Menginstruksikan pasien
untuk minum antibiotik
yang di resepkan

2. Intoleran aktivitas 1. Terapi Aktivitas S: pasien mengatakan tidak


Definisi: ketidakcukupan energi psikologis atau Observasi: bisa melakukan aktivitas

33
fisiologis untuk mempertahankan atau menyelesaikan 1. Memonitor respon emosi, secara mandiri
aktivitas kehidupan sehari-hari yang harus atau yang fisik, sosial dan spritual O: pasien tampak lemah
ingin dilakukan. terhadap aktivitas A: masalah teratasi
Mandiri: P: intervensi dipertahankan
2. Memberikan
aktivitas motorik
untuk mengurangi
terjadinya kejang
demam
Kolaborasi:
3. Mengkolaborasi dengan
ahli terapis fisik, okupasi
dan terapis rekreasional
dalam perencanaan dan
pemantauan program
aktivitas, jika memang
diperlukan
HE:
4. Menginstruksikan klien
dan keluarga untuk
mempertahankan fungsi
dan kesehatan terkait
peran dalam beraktivitas
secara fisik, sosial,
spritual dan kognisi.

2. Manajemen Energi
Observasi:
1. Memonitor intake atau

34
asupan nutrisi untuk
mengetahui sumber
energi yang adekuat
Mandiri:
2. Menentukan jenis dan
banyaknya aktivitas yang
dibutuhkan untuk
menjaga ketahanan.
Kolaborasi:
3. Mengkonsultasikan
dengan ahli gizi
mengenai cara
meningkatkan asupan
energi dari makanan
HE:
4. Menganjurkan periode
istirahat dan kegiatan
secara bergantian.
3. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari 1. Manajemen gangguan S: klien merasa mual
kebutuhan tubuh makan O: klien tampak lemas
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk Observasi: A: masalah belum teratasi
memenuhi kebutuhan metabolik 1. Memonitor asupan kalori P: intervensi dilanjutkan
makanan harian
Mandiri:
2. Memberikan dukungan
dan arahan jika
diperlukan
Kolaborasi:
3. Mengkolaborasi dengan

35
tim kesehatan lain untuk
mengembangkan rencana
perawatan dengan
melibatkan klien dan
orang-orang terdekatnya
dengan tepat
HE:
4. –

2. Manajemen cairan
Observasi:
1. Memonitor
makanan/cairan yang
dikonsumsi dan hitung
asupan kalori harian
Mandiri:
2. Memberikan cairan
dengan tepat
Kolaborasi:
3. Mengkonsultasikan
dengan dokter jika tanda-
tanda dan gejala kelebihan
volume cairan menetap
atau memburuk
HE:
4. -
4. Ketidak efektifan pola nafas 1. Manjaemen asma S: pasien merasa sesak nafas
Definisi:Inspirasi ekspirasi yang tidak memberikan Observasi: O: pasien tampak sulit
ventilasi adekuat 1. Memonitor reaksi asma bernafas

36
Mandiri: A: masalah belum teratasi
2. Memberikan pengobatan P: intervensi dilanjutkan
yang tepat dan atau
sesuai kebijakan dan
petunjuk prosedur
Kolaborasi:
3. -
HE:
4. Menginstruksikan dan
monitor stap di sekolah
terbaik dengan prosedur
emergensi

2. Monitor pernafasan
Observasi:
1. Memonitor peningkatan
kelelahan, kecemasan
dan kekurangan udara
pada pasien
Mandiri:
2. Memberikan bantuan
terapi napas jika di
perlukan misalnya
nebulizer
Kolaborasi:
3. -
HE:
4. -

37
5. Nyeri akut 1. pemberian analgesic S: pasien mengatakan nyeri
Definisi: pengalaman sensori dan emosional tidak Observasi : O: pasien tampak meringis
menyenangkan yg muncul akibat kerusakan jaringan 1. Memonitor tanda vital kesakitan
actual atau potensial atau yg di gambarkan sebagai sebelum dan setelah A: masalah belum teratasi
kerusakan (international association of the study of memberikan analgesic P: intervensi dilanjutkan
pain) awitan yg tiba tiba atau lambat dan intensitas narkotik pemberian dosis
ringan hingga berat dengan akhir yg dapat di pertama kali atau jika di
antisipasiatau di prediksi temukan tanda tanda yg
biasanya.
Mandiri:
2. Memberikan kebutuhan
kenyamanan dan aktifitas
lain yg dpat membantu
relaksasi untuk
memfasilitasi penurunan
nyeri.
Kolaborasi
3. -
HE:
4. Mengajarkan tentang
penggunanan
anlgesik,strategi untuk
menurunkan efek
samping dan harapan
terkait dengan
keterlibatan dalam
keputusan pengurangan
nyeri.

38
2. Pemberian anastesi
Observasi:
1. Mengkaji dan pelihara
jalan nafas yang adekuat,
menjamin oksigenasi
adekuat selama semua
fase dari perawatan
anastesi.
Mandiri:
2. Memberikan pengobatan
dan cairan praanastesi
yang tepat
Kolaborasi:
3. Mengkolaborasikan
dengan penyedia
perawatan kesehatan
yang terlibat mengenai
keseluruhan fase dari
perawatan anastesi.
HE:
4. Menginformasikan pada
pasien mengenai apa
yang diharapkan dari
anastesi, menjawab
pertanyaan dan apa yang
menjadi perhatian
mereka.
6. Resiko infeksi 1. Kontrol infeksi S:
Definisi: rentan mengalami invasi dan multiplikasi Observasi: O:

39
organisme patogenik yg dapat mengganggu 5. - A: masalah teratasi
kesehatan Mandiri: P: intervensi dipertahankan
2. Memberikan terapi
antibiotic yg sesuai.
Kolaborasi:
3. -
HE:
4. Menganjurkan pasien
untuk meminum
antibiotic seperti yang
diresepkan.
3. Perlindungan infeksi
Observasi:
1. Memonitor kerentanan
terhadap infeksi
Mandiri:
2. Membatasi jumlah
pengunjung, yang sesuai.
Kolaborasi:
3. –
HE:
4. Menganjurkan istirahat

7. Resiko Syok 1. Pencegahan S:


Definisi: rentan mengalami ketidakcukupan aliran perdarahan O:
darah kejaringan tubuh, yang dapat mengakibatkan Observasi: A: intervensi belum teratasi
disfungsi seluler yang mengancam jiwa, yang dapat 1. Memonitor dengan ketat P: intervensi di lanjutkan
mengganggu kesehatan. resiko terjadinya
perdarahan pada pasien

40
Mandiri:
2. Mengguunakan kasur
terapeutik untuk
meminimalisir trauma
kulit
Kolaborasi:
3. –
HE:
4. Menginnstruksikan
pasien untuk
meningkatkn makanan
yang kaya vitamin K.
2. Manajemen cairan
Observasi:
1. Memonitor
makanan/cairan yang
dikonsumsi dan hitung
asupan kalori harian
Mandiri:
2. Memberikan cairan
dengan tepat
Kolaborasi:
3. Mengkonsultasikan
dengan dokter jika tanda-
tanda dan gejala kelebihan
volume cairan menetap
atau memburuk
HE:
4. -

41
8. Gangguan pertukaran gas 1. Manajemen jalan nafas S:
Definisis: kelebihan atau defisit oksigenasi dan/ Atau Observasi: O:
eliminasi karbondioksida pada membran alveolar- 1. Memonitor status A:
kapiler. pernafasan dan P:
oksigenasi, sebagaimana
mestinya
Mandiri :
2. Memposisikan pasien
untuk memaksimalkan
ventilasi
Kolaborasi:
3. –
HE:
4. Menginstruksikan
bagaimana agar bisa
melakukan batuk efektif.

2. Terapi oksigen
Observasi:
1. Memonitor aliran
oksigen
Mandiri:
2. Menyediakan oksigen
ketika pasien
dibawa/dipindahkan.
Kolaborasi:
3. Mengkonsultasi dengan

42
tenaga kesehatan lain
mengenai pengguanaa
oksigen tambahan selama
kegiatan dan/atau tidur.
HE:
4. Menganjurkan pasien
untuk mendapatkan
oksigen tambahan
sebelum perjalanan udara
atau perjalanan ke
dataran tinggi dengan
cara yang tepat.
9. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer 1. Manajemen Asam Basa S:
Definisi: penurunan sirkulasi darah ke perifer yang Observasi: O:
dapat mengganggu kesehatan. 1. Memonitor pola A:
pernafasan P:
Mandiri:
2. Memberikan terapi
oksigen dengan tepat
Kolaborasi :
3. –
HE:
4. Menginnstruksikan pasien
dan keluarga mengenai
tindakan yang telah
disarankan untuk
mengatasi
ketidakseimbangan asam-
basa

43
2. Manajemen Cairan
Observasi
1. Memonitor status gizi
Mandiri
2. Memberikan cairan
dengan tepat
Kolaborasi
3. Mengkonsultasikan
dengan dokter jika tanda-
taanda dan gejala
kelebihan volume cairan
menetap atau memburuk
HE
4. Mendukung pasien dan
keluaraga untuk
membantu dalam
pemberian makan
dengan baik.

10 Pengabaian Diri 1. Bantuan perawatan


Definisi:suatu konstelasi perilaku yang terbentuk diri
secara cultural yang melibatkan satu atau lebih Observasi:
aktivitas perawatan diir ketika terjadi kegagalan 1. Memonitor kemampuan
untuk mempertahankan standar kesehatan dan perawatan diri secara
kesejahteraan yang diterima secara social. mandiri
Mandiri:
2. Memberikan bantuan
sampai pasien mampu

44
melakukan perawatan
diri sendiri
Kolaborasi:
3. –
HE:
4. Mengajarkan orag tua
atau keluarga untuk
mendukung kemandirian

2. Pengurangan
kecemasan
Observasi:
1. Mengkaji untuk tanda
verbal dan non verbal
kecemasan
Mandiri:
2. Menggunakan
pendekatan yang tenang
dan meyakinkan
Kolaborasi:
3. –
HE:
4. Menginstruksikan pasien
untuk menggunakan
teknik relaksasi

45
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Anemia adalah penurunan kuantitas sel-sel darah merah dalam sirkulasi,
abnormalitas kandungan hemoglobin sel darah merah, atau keduanya. Secara
fisiologis anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk
mengangkut oksigen ke jaringan.
3.2 Saran
Kesehatan adalah harta yang paling penting dalam kehidupan kita, maka dari
itu selayaknya kita menjaga kesehatan dari kerusakan dan penyakit. Dengan cara
pola hidup yang sehat dapat mencegah penyakit anemia, hidup terasa lebih
nyaman dan indah dengan melakukan pencegahan terhadap penyakit anemia dari
pada kita sudah terkena dampaknya.

46

Anda mungkin juga menyukai