Disusun Oleh :
HUSNUL KHOTIMAH
14201.09.17022
II. FISIOLOGI
Sel darah merah atau eritrosit adalah merupakan cairan bikonkaf yang tidak
berinti yang kira-kira berdiameter 8 m, tebal bagian tepi 2 m pada bagian tengah
tebalnya 1 m atau kurang. Karena sel itu lunak dan lentur maka dalam
perjalanannya melalui mikrosirkulasi konfigurasinya berubah. Stroma bagian luar
yang mengandung protein terdiri dari antigen kelompok A dan B serta faktor Rh
yang menentukan golongan darah seseorang. Komponen utama sel darah merah
adalah protein hemoglobin (Hb) yang mengangkut O2 dan CO2 dan
mempertahankan pH normal melalui serangkaian dapar intraselluler. Molekul-
molekul Hb terdiri dari 2 pasang rantai polipeptida (globin) dan 4 gugus heme,
masing-masing mengandung sebuah atom besi. Konfigurasi ini memungkinkan
pertukaran gas yang sangat sempurna.
Darah adalah cairan di dalam pembuluh darah yang mempunyai fungsi sangat
penting dalam tubuh yaitu transportasi. Darah mempunyai dua komponen yaitu
komponen padat dan komponen cair. Fungsi transportasi darah adalah membawa
dan mengantarkan nutrisi dan oksigen dari usus dan paru-paru kepada sel diseluruh
tubuh dan mengangkut sisa-sisa metabolisme ke ogan-organ pembuangan. Darah
juga membawa dan menghantar hormon-hormon dari kelenjar endokrin ke organ
sasarannya. Ia mengangkut enzim, zat buffer, elektrolit, dan berbagai zat kimia
untuk didistribusikan ke seluruh tubuh.
Peran penting dilakukan juga oleh sel darah, yaitu pengaturan suhu tubuh
karena dengan cara konduksi ia membawa panas tubuh dari pusat-pusat produksi
panas untuk didistribusikan ke seluruh tubuh dan ke permukaan tubuh yang pada
akhirnya diatur pelepasannya dalam upaya homeostatis suhu (termoregulasi).
Jumlah darah manusia bervariasi tergantung berat badan seseorang. Rata-rata
jumlah darah adalah 70cc/kgBB. Bagian padat darah terdiri dari eritrosit, leukosit
dan trombosit. Bagian padat darah merupakan 45% dari seluruh volume darah,
55% adalah plasma yang merupakan komponen cair darah.
a. Sel darah merah atau eritrosit
Bentuknya bulat pipih dengan cekungan di tengahnya. Sel darah merah
normal tidak mempunyai inti sel, diameternya 7 mikron yang bersifat kenyal
sehingga bisa berubah bentuk menyesuaikan pembuluh darah yabg
dilaluinya.
Sel darah merah dibuat di dalam sumsum tulang. Rata-rata umur hidup
sel darah merah sekitar 105-120 hari. Kemudian sel menjadi usang dan
dihancurkan dalam system retikuloendoteal. Terutama di limfa dan hati.
Globin dan globulin diubah menjadi asam amino untuk digunakan sebagai
protein dalam jaringan dan zat besi dalam hem dari hemoglobin diubah
menjadi glirubin dan bili verdin yang berwarna kehijau-hijauan. Jumlah
hemoglobin pada laki-laki 14-16% dan pada wanita 12-14%.
b. Sel darah putih atau leukosit
Fungsi utama sel darah putih adalah sebagai pertahanan tubuh dengan
cara menghancurkan antigen (kuman, virus, toksin) yang masuk. Ada 5 jenis
leukosit:
1) Neutrofil (65%-75%)
2) Eosinofil (2%-5%)
3) Basofil (0,5%-1%)
4) Limfosit (20%-25%)
5) Monosit (3%-8%)
Leukosit berwarna kuning dan bentuknya lebih besar dari sel darah
merah, tetapi jumlahnya lebih kecil.
III. Defenisi
Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar hemoglobin
(Hb) atau sel darah merah (eritrosit) sehingga menyebabkan penurunan kapasitas
sel darah merah dalam membawa oksigen (Badan POM, 2011)
Anemia gravis - Anemia adalah berkurangnya kadar Hb dalam darah
sehingga terjadi gangguan perfusi O2 ke jaringan tubuh. Disebut Anemia
gravis yang artinya berat dan nilai Hb di bawah 7 g/dl sehingga memerlukan
tambahan umumnya melalui transfusi. Anemia adalah berkurangnya hingga di
bawah nilai normal sel darah merah, kualitas hemoglobin dan volume packed red
bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah (Price, 2006 : 256).
IV. Etiologi
1. Hemolisis (eritrosit mudah pecah)\
2. Perdarahan
3. Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker)
4. Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi defisiensi besi, folic acid,
piridoksin, vitamin C dan copper
Menurut Badan POM (2011), Penyebab anemia yaitu:
1. Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12,
asam folat, vitamin C, dan unsur-unsur yang diperlukan untuk pembentukan
sel darah merah.
2. Darah menstruasi yang berlebihan. Wanita yang sedang menstruasi rawan
terkena anemia karena kekurangan zat besi bila darah menstruasinya
banyak dan dia tidak memiliki cukup persediaan zat besi.
3. Kehamilan. Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin
menyerap zat besi dan vitamin untuk pertumbuhannya.
4. Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus-menerus di
saluran pencernaan seperti gastritis dan radang usus buntu dapat
menyebabkan anemia.
5. Obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan perdarahan
lambung (aspirin, anti infl amasi, dll). Obat lainnya dapat menyebabkan
masalah dalam penyerapan zat besi dan vitamin (antasid, pil KB,
antiarthritis, dll).
6. Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi). Ini
dapat menyebabkan anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi dan
vitamin B12.
7. Penyakit radang kronis seperti lupus, arthritis rematik, penyakit ginjal,
masalah pada kelenjar tiroid, beberapa jenis kanker dan penyakit lainnya
dapat menyebabkan anemia karena mempengaruhi proses pembentukan sel
darah merah.
8. Pada anak-anak, anemia dapat terjadi karena infeksi cacing tambang,
malaria, atau disentri yang menyebabkan kekurangan darah yang parah.
V. Klasifikasi
Klasifikasi berdasarkan pendekatan fisiologis:
1. Anemia hipoproliferatif, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah
disebabkan oleh defek produksi sel darah merah, meliputi:
A. Anemia aplastik
Penyebab:
1) Agen neoplastik/sitoplastik
2) Terapi radiasi
3) Antibiotic tertentu
4) Obat antu konvulsan, tyroid, senyawa emas, fenilbutason
5) Benzene
6) Infeksi virus (khususnya hepatitis)
Gejala-gejala:
1) Gejala anemia secara umum (pucat, lemah, dll)
2) Defisiensi trombosit: ekimosis, petekia, epitaksis, perdarahan saluran
cerna, perdarahan saluran kemih, perdarahan susunan saraf pusat.
3) Morfologis: anemia normositik normokromik
5. Anemia megaloblastik
Penyebab:
1) Defisiensi defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam folat
2) Malnutrisi, malabsorbsi, penurunan intrinsik faktor
3) Infeksi parasit, penyakit usus dan keganasan, agen kemoterapeutik, infeksi
cacing pita, makan ikan segar yang terinfeksi, pecandu alkohol.
Kadar Hb turun
Gangguan Ketidakefektifan
pertukaran Kompensasi
jantung perfusi jaringan Ketidakefekifan
gas perifer perfusi jaringan
serebral
Respirasi Metabolisme
Ketidakefektifan meningkat, anaerob
pola nafas Penurunan
Nadi meningkat meningkat kesadaran
Suhu tubuh
Gagal Jantung Kelemahan/keletihan
meningkat
Hipertermia
Defisit perawatan Intoleransi Aktivitas
diri
Resiko jatuh
1) Gangguan elektrolit
2) Gangguan keseimbangan asam basa
3) Dehidrasi
4) Gagal ginjal akut
5) Mal nutrisi
Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
Pucat, keletihan, kelemahan, nyeri kepala, demam, dispnea, vertigo,
sensitif terhadap dingin, berat badan menurun.
2. Kulit
Kulit kering, kuku rapuh.
3. Mata
Penglihatan kabur, perdarahan retina.
4. Telinga
5. Vertigo, tinitus.
6. Mulut
Mukosa, stomatitis.
7. Paru – paru
Dispneu.
8. Kardiovaskuler
Takikardi, hipotensi, kardiomegali, gagal jantung.
9. Gastrointestinal
Anoreksia.
10. Muskuloskletal
Nyeri pinggang, nyeri sendi.
11. System persyarafan
Nyeri kepala, bingung, mental depresi, cemas.
7. Resiko jatuh
Resiko faktor pada anak
Jenis kelamin laki-laki pada usia kurang kurang 1 tahun
Kurang pengawasan
Kurangnya pengekang pada mobil
Tidak ada pagar pada tangga
Tidak ada terali pada jendela
Usia kurang dari 2 tahun
Kognitif
Gangguan fungsi kognitif
No Diagnosa prioritas
1 Ketidakefektifan perfusi jaringanperifer b.d kurang pengetahuan tentang proses
penyakit.
2 Ketidakefektifan pola nafas b.d hiperfentilasi.
3 Ketidak seimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor biologis.
2. Status sirkulasi
No Kode Indikator Sc St
1 040135 PaO2(tekana persial oksihen dalam 5 5
darah arteri)
2 040136 PaC2 (tekanan parsial karbondioksida
darah arteri) 5 5
3 040123 Kelelahan 5 5
3. Tanda-tanda vital
No Kode Indikator Sc St
1 080201 Suhu tubuh 5 5
2 080210 Irama pernapasan 5 5
3 080205 Tekanan darah sistolik 5 5
4 080206 Tekanan darah diastolik 5 5
5 080209 Tekanan nadi 5 5
Nic
1. Manajem syok
1) Monitor tanda-tanda fital tekanan darah, orthostatik, status
mental dan output urin.
2) Berikan oksigen dan ventilasi mekanik sesuai kebutuhan
3) Berikan tranfusi PRC, FFP, atau platelet sesuai kebutuhan
4) Berikan dukungan emosi pada pasien dan keluarga, dorong
harapan yang realistis.
2. Tanda-tanda fital
N Kode Indikaor Sa St
o
1 040208 Tekanan parsial oksigen di darah arteri 5
(PaO2) 5 5
2 040209 Tekanan parsial oksigen di darah arteri 5
(PaO2) 5 5
3 040214 Keseimbangan ventilasi dan perfi 5 5
4 040203 Despnea saat istirahat 5 5
Nic
1. Manajemen jalan napas
1) Posisikan pasien untuk memaksimalkan fentilasi
2) posisikan pasien untuk meringankan sesak napas
3) monitor status pernapasan dan oksigenasi sebagaimana mestinya
2. monitor pernapasan
1) monitor kecepatan, irama, kedalaman dan kesulitan bernapas
2) monitor saturasi oksigen pada pasien yang tersedasi (mis:SaO2,
SvO2, SpO2) sesuai dengan protokol yang ada.
3) monitor keluhan sesak napas pasien, termasuk kegiatan yang
meningkatkan atau memperburuk sesak napas tersebut
3. monitor tanda-tanda fital
1) monitor tekanan darah, nadi, suhu, dan status pernapasan dengan
tepat.
2) Monitor warna kulit, suhu, dan kelembaban.
2. Nafsu makan
No Kode Indikator St Sc
1 101401 Merasakan makanan 5 5
2 101402 Menyenangi makanan 5 5
3 101403 Mencari makan 5 5
4 101404 Hasrat/keinginan untuk makan 5 5
3. kesehatan mulit
No Kode Indikator Sa St
1 110017 Bau mulut 5 5
2 110009 Kelembapan bibir 5 5
3 110002 Kebersihan gigi 5 5
4 110001 Kebersihan mulut 5 5
Nic
1. Manajemen gangguan makan
1) ajarkan dan dukung konsep nutrisi yang baik dengan pasien
(dan orang terdekat pasien dengan tepat)
2) bangun harapan dengan terkain perilaku makan yang baik
intake/asupan makanan/cairan dan jumlah aktifitas fisik.
3) berikan dukungan dan arahan jika diperlukan
DAFTAR PUSTAKA
Price,A syilfia, Lorraine Mc. Carty Wilson,2006, patofisiologi : konsep klinis proses-proses
penyakit, edisi 6, (terjemahan) peter Anugrah, EGC, Jakarta.
Badan POM (2011) Anemia
Herdman, T.Heather. 20018. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2015-2017. Jakarta:
Prima Medika
Johnson, M. Swanson,M, Dkk, et all. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC) edisi ke
lima. New Jersey: Upper Saddle River
Butcher.B, Wagner.D., et all. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC)edisi ke enam .
New Jersey: Upper Saddle River.