Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

DIAGNOSA MEDIS ANEMIA


DI RUANG ROSELA RSUD KARDINAH KOTA TEGAL

Oleh :
NAMA : Wulan Sari
NIM : 220104094

PRAKTIK PROFESI NERS KEPERAWATAN DEWASA PROFESI


UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
2022
LAPORAN PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN
Anemia adalah kondisi terjadinya kehilangan komponen darah, elemen ta
k adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel dar
ah merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen dara
h (Arif, 2012).
Anemia merupakan keadaan menurunnya kadar hemoglobin hemotokrit d
an jumlah sel darah merah di bawah nilai normal yang dipatok untuk peroran
gan (Arisman, 2014).
Menurut Khotimah, dkk (2019), anemia adalah berkurangnya kadar eritro
sit (sel darah merah) dan kadar hemoglobin (Hb) dalam setiap millimeter kubi
k darah dalam tubuh manusia. Hampir semua gangguan pada sistem peredara
n darah disertai dengan anemia yang ditandai dengan warna kepucatan pada t
ubuh, penurunan kerja fisik dan penurunan daya tahan tubuh.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa anemia merupakan suatu kondisi dim
ana konsentrasi hemoglobin atau jumlah sel darah merah di bawah normal

B. ANATOMI FISIOLOGI

Darah terdiri dari 2 bagian yaitu:


a. Sel-sel darah ada 3 macam, yaitu
1. Eritrosit (sel darah merah)
Eritrosit berbentuk cakram bikonkav, tanpa inti sel, berdiameter 8
mikron, tebalnya 2 mikron dan di tengah tebalnya1 mikron. Eritrosit
mengandung hemoglobin, yang memberinya warna merah
2. Leukosit (sel darah putih)
Leukosit dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Granulosit adalah leukosit yang didalam sitoplasmanya memiliki
butir-butir kasar (granula). Jenisnya adalah eosinofil, basofilm dan
netrofil
b. Agranulosit adalah leukosit yang sitoplasmanya tidak memiliki
granula, enisnya adalah limfosit (sel T dan sel B) dan monosit
c. Trombosit/platelet (sel pembeku darah)
b. Plasma darah
Terdiri dari air dan protein darah yaitu albumin, globulin, dan fbrinogen.
Cairan yang tidak mengandung unsur fibrinogen disebut serum darah

Fisiologi darah
Darah manusia adalah cairan jaringan tubu. Fungsi utamanya adalah
mengangkat oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah
juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa
metabolisme dan mengandung berbagai bahan oenyusun sistem imun yang
bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon
dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah.
Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen
sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah oada darah
disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan yang mengandung besi
dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul
oksigen. Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah
mengalir dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah
dipompa oeh jantung menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme
berupa karbondioksida dan menyerap oksigen melalui pembuluh darah
pulmonalis, lalu dibawa lagi ke jantung melalui vena pulmonalis. Darah juga
mengangkut bahan-bahan sisa metabolisme obat-obatan bahan kimia asing ke
hati dibuang sebagai urine.

C. ETIOLOGI
Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang diperluk
an untuk sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat. Selebi
hnya merupakan akibat dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan gen
etik, penyakit kronik, keracunan obat, dan sebagainya.
Menurut Soekarti (2011) penyebab terjadinya anemia adalah:
1. Pada umumnya masyarakat indonesia (termasuk remaja putri) lebih banya
k mengkonsumsi makanan nabati yang kandungan zat besinya sedikit, dib
andingkan dengan makanan hewani, sehingga kebutuhan tubuh akan zat b
esi tidak terpenuhi.
2. Remaja putri biasanya ingin tampil langsing, sehingga membatasi asupan
makanan.
3. Setiap hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang diereksi, khususnya
melalui feses (tinja).
4. Remaja putri mengalami haid setiap bulan, sehingga kehilangan zat besi +
1,3 mg per hari, sehingga kebutuhan zat besi lebih banyak daripada pria.
D. KLASIFIKASI
Menurut Prawirohardjo (2009), macam-macam anemia adalah sebagai be
rikut:
1. Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya mi
neral fe. Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang masuknya unsur
besi dengan makanan, karena gangguan absorbsi atau terpantau banyakny
a besi keluar dari tubuh, misalnya pada pendarahan.
2. Anemia megaloblastik adalah anemia yang disebabkan oleh defisiensi asa
m folat, jarang sekali karena defisiensi vitamin B12, anemia ini sering dite
mukan pada wanita yang jarang mengonsumsi sayuran hijau segar atau m
akanan dengan protein hewani tinggi.
3. Anemia hemolitik adalah anemia yang disebabkan karena penghancuran s
el darah merah berlangsung lebih cepat dari pembuatannya.
4. Anemia hipoplastik dan aplastik adalah anemia yang disebabkan karena s
umsum tulang belakang kurang mampu membuat sel-sel darah yang baru
(Prawirohardjo, 2009). Pada sepertiga kasus anemia dipicu oleh obat atau
zat kimia lain, infeksi, radiasi, leukimia dan gangguan imunologis.

E. MANIFESTASI KLINIS
Tanda-tanda yang paling sering dikaitkan dengan anemia adalah pucat, ta
kikardi, sakit dada, dyspnea, nafas pendek, cepat lelah, pusing, kelemahan, tin
itus, penderita defisiensi yang berat mempunyai rambut rapuh dan halus, kuk
u tipis rata mudah patah, atropi papila lidah mengakibatkan lidah tampak puc
at, licin, mengkilat, merah daging meradang dan sakit. Terdapat manifestasi a
nemia secara umum, yaitu :
1. Kulit Wajah terlihat Pucat
2. Kelopak Mata Pucat
3. Ujung Jari Pucat
4. Terlalu Sering dan mudah lelah
5. Denyut Jantung menjadi tidak teratur
6. Sering merasa mual
7. Sakit kepala
8. Kekebalan tubuh menurun
9. Sesak napas

F. PATOFISIOLOGI
Dalam keadaan normal tubuh orang dewasa mengandung rata-rata 3 – 5 g
r besi, hampir dua pertiga besi terdapat dalam hemoglobin dilepas pada prose
s penuaan serta kematian sel dan diangkat melalui transferin plasma ke sumsu
m tulang untuk eritropoiesis. Pada peredaran zat besi berkurang, maka besi da
ri diet tersebut diserap oleh lebih banyak. Besi yang dimakan diubah menjadi
besi keto dalam lambung dan duodenum, penyerapan besi terjadi pada duoden
um dan jejenum proksimal, kemudian besi diangkat oleh tranferin plasma ke s
umsum tulang, untuk sintesis hemoglobin atau ke tempat penyimpanan di jari
ngan.
Anemia menurut (Wijaya & Putri, 2013) mencerminkan adanya kegagala
n sum – sum atau kehilangan sel darah merah secara berlebihan atau kedua ny
a. Kegagalan sum – sum dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksi
k, invasi tumor atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak di ketahui. Sel d
arah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (dekstruksi), hal i
ni dapat terjadi akibat defek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketaha
nan sel darah merah normal yang menyebabkan dekstruksi sel darah merah. L
isis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagostik atau dalam s
istem retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Sebagai efek sampin
g proses ini, bilirubin yang terbentuk dalam fagosit akan memasuki aliran dar
ah. Setiap kenaikan dekstruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksika
n dengan peningkatan bilirubin plasma.

G. PATHWAYS
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium hematologis Pemeriksaan ini dilakukan secara
bertahap sebagai berikut :
a. Test penyaring, tes ini dikerjakan pada tahap awal pada setiap kasus A
nemia. Dengan pemeriksaan ini, dapat di pastikan adanya Anemia dan
bentuk morfologi Anemia tersebut. Pemeriksaan ini meliputi pengkaji
an pada komponen-komponen berikut ini.
- Kadar Hemoglobin
- Indeks Eritrosit (MCV, MCH, dan MCHC)
- Apusan darah tepi
b. Pemeriksaan rutin, merupakan pemeriksaan untuk mengetahui kelaina
n pada sistem leukosit dan trombosit. Pemeriksaan yang di kerjakan m
eliputi laju endap darah (LED), hitung diferensial, dan hitung retikulo
sit.
c. Pemeriksaan Sumsum tulang, pemeriksaan ini harus dikerjakan pada s
ebagian besar kasus anemia untuk mendapakan diagnosis definitif, me
skipun ada beberapa kasus yang diagnosisnya tidak memerlukan peme
riksaan sumsum tulang.
d. Pemeriksaan atas indikasi khusus : pemeriksaan ini akan dikerjakan ji
ka telah mempunyai dugaan diagnosis awal sehingga fungsinya adalah
untuk mengkonfirmasi dugaan diagnosis tersebut. Pemeriksaan terseb
ut meliputi komponen berikut ini :
- Anemia defisiensi besi : serum iron, TIBC, saturasi transferin dan
feritin serum
- Anemia megaloblastik : asam folat darah/eritrosit, vitamin B12
- Anemia pada hematolik : hitung retikulosit, test Coombs, dan elek
troforesis
- Anemia pada leukimia akut, biasanya dilakukan pemeriksaan sitok
imia
2. Pemeriksaan Laboratorium nonhematologis
Pemeriksaan ini meliputi :
a. Faal ginjal
b. Faal endokrin
c. Asam urat d. Faal hati
d. Biakan kuman
3. Pemeriksaan penunjang lain
Pada beberapa kasus anemia diperlukan pemeriksaan penunjang sebagai b
erikut :
a. Biopsi kelenjar yang di lanjutkan dengan pemeriksaan histopatologi
b. Radiologi : thorak, bone suvey, USG, limangiografi
c. Pemeriksaan sitogenetik
d. Pemeriksaan biologi

I. PENATALAKSANAAN
1. Anemia pasca perdaraan : transfusi darah pilihan kedua :ekspander atau pl
asma substitute. Pada keadaan darurat bisa diberikan infus IV apa saja
2. Anemia defisiensi : makanan adekuat,diberikan SF 3x10mg/kg BB/hari,T
ransfusi darah hanya diberikan pada Hb
3. Anemia aplastik : prednison dan testosteron, Transfusi darah, pengobatan
infeksi sakunder, makanan dan istirahat.
Menurut Engram, penatalaksanaan pada pasien dengan anemia yaitu :
1. Memperbaiki penyebab dasar.
2. Suplemen nutrisi (vitamin B12, asam folat, besi)
3. Transfusi darah
J. FOKUS PENGKAJIAN
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara
menyeluru. Pengkajian pasien dengan anemia (Nurarif, 2013) meliputi :
1. Aktivitas / stirahat Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilan
gan produktivitas ; penurunan semangat untuk bekerja. Toleransi terhadap
latihan rendah. Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak. Tanda :
takikardia/ takipnae ; dispnea pada waktu bekerja atau istirahat. Letargi,
menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya. Kelemahan
otot, dan penurunan kekuatan. Ataksia, tubuh tidak tegak. Bahu menurun,
postur lunglai, berjalan lambat, dan tanda-tanda lain yang menunujukkan
keletihan.
2. Sirkulasi Gejala : riwayat kehilangan darah kronik, misalnya perdarahan
GI kronis, menstruasi berat , angina, CHF (akibat kerja jantung berlebiha
n). Riwayat endokarditis infektif kronis. Palpitasi (takikardia kompensasi).
Tanda : TD : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nad
i melebar, hipotensi postural. Ekstremitas (warna) : Pucat pada kulit dan
membrane mukosa (konjuntiva, mulut, faring, bibir) dan dasar kuku. (cata
tan: pada pasien kulit hitam, pucat dapat tampak sebagai keabu-abuan). P
ucat (aplastik) atau kuning lemon terang. Sklera : biru atau putih seperti m
utiara. Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah ke kapiler dan
vasokontriksi kompensasi) kuku : mudah patah, berbentuk seperti sendok
(koilonikia). Rambut : kering, mudah putus, menipis,tumbuh uban secara
premature.
3. Integritas ego Gejala : keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan
pengobatan, misalnya penolakan transfuse darah. Tanda :depresi.
4. Eliminasi Gejala : riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom ma
labsorpsi (DB). Hematemesis, feses dengan darah segar, melena. Diare ata
u konstipasi. Penurunan haluaran urine. Tanda : distensi abdomen.
5. Makanan/cairan Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein h
ewani rendah/masukan produk sereal tinggi. Nyeri mulut atau lidah, kesul
itan menelan (ulkus pada faring). Mual/muntah, dyspepsia, anoreksia. Ad
anya penurunan berat badan. Tidak pernah puas mengunyah atau peka ter
hadap es, kotoran, tepung jagung, dan sebagainya. Tanda : lidah tampak
merah daging/halus (defisiensi asam folat dan vitamin B12). Tanda : Mem
brane mukosa kering, pucat. Turgor kulit : buruk, kering, tampak kisut/hil
ang elastisitas. Stomatitis dan glositis (status defisiensi). Bibir : selitis, mi
salnya inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah.
6. Neurosensori Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ke
tidak mampuan berkonsentrasi. Insomnia, penurunan penglihatan, dan bay
angan pada mata. Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah ; parestesi
a tangan/kaki (AP) ; klaudikasi.Sensasi manjadi dingin. Tanda : peka rang
sang, gelisah, depresi cenderung tidur, apatis. Mental : tak mampu beresp
ons, lambat dan dangkal. Oftalmik : hemoragis retina (aplastik). Epitaksis
perdarahan dari lubang-lubang (aplastik). Gangguan koordinasi, ataksia,
penurunan rasa getar, dan posisi, tanda Romberg positif, paralysis.
7. Nyeri/kenyamanan Gejala :nyeri abdomen samar : sakit kepala
8. Pernapasan Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat
dan aktivitas. Tanda : takipnea,ortopnea dan dispnea.
9. Keamanan Gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia,. Riw
ayat terpajan pada radiasi; baik terhadap pengobatan atau kecelekaan. Riw
ayat kanker, terapi kanker. Tidak toleran terhadap dingin dan panas. Trans
fusi darah sebelumnya. Gangguan penglihatan, penyembuhan luka buruk,
sering infeksi. Tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat malam, lim
fadenopati umum. Ptekie dan ekimosis (aplastik).

K. MASALAH KEPERAWATAN
1. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen sel
uler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen / nutrisi ke sel.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan pengiriman oksigen
ke jaringan.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kegagalan untuk mencerna/absorbsi nutrien yang diperlukan untuk
pembentukan SDM normal

L. INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA SLKI SIKI
Perubahan Perfusi jari 1. Membrane mukosa 1. Kaji vital sign
ngan b.d Penurunan ko warna merah muda 2. Tinggikan kepala te
mponen seluler yang d 2. Tidak ada sesak mpat tidur sesuai to
iperlukan untuk pengir 3. Tidak ada sianosis leransi
iman O2 / nutrisi ke se 4. Akral hangat 3. Catat adanya keluh
l an rasa dingin
4. Berkolaborasi dala
m pemberian transf
use pemeriksaan H
b/Ht.
Intoleransi aktivitas be 1. melaporkan pening 1. Kaji kemampuan A
rhubungan dengan keti katan toleransi akti DL pasien.
dakseimbangan antara vitas (termasuk akti 2. Kaji kehilangan ata
suplai oksigen (pengiri vitas sehari-hari) u gangguan keseim
man) dan kebutuhan. 2. menunjukkan penur bangan, gaya jalan
unan tanda intolera dan kelemahan otot
si fisiologis, misaln 3. Observasi tandatan
ya nadi, pernapasa da vital sebelum da
n, dan tekanan dara n sesudah aktivitas
h masih dalam rent 4. Berikan lingkungan
ang normal tenang, batasi peng
unjung, dan kurang
i suara bising, perta
hankan tirah baring
bila di indikasikan.
5. Gunakan teknik me
nghemat nergy, anj
urkan pasien istirah
at bila terjadi kelela
han dan kelemahan,
anjurkan pasien me
lakukan aktivitas se
mampunya (tanpa
memaksakan diri)
Perubahan nutrisi 1. Tidak mengalami 1. Kaji riwayat
kurang dari kebutuhan tanda malnutrisi nutrisi termasuk
tubuh berhubungan 2. Menunjukkan makanan yang
dengan kegagalan perilaku perubahan disukai
untuk poa hidup untuk 2. Berikan
mencerna/absorbsi meningkatkan dan makanan sedikit
nutrien yang atau dan frekuensi
diperlukan untuk mempertahankan sering/makan
pembentukan SDM berat badan yang diantara waktu
normal sesuai berat ideal makan
3. Berikan dan
bantu gegiene
mulut sesuah
dan sebelum
makan
4. Pantau
pemeriksaan
laboratorium
hb/ht, BUN,
albumin,
protein,
transferin, besi
serum
DAFTAR PUSTAKA
Arisman, MB. (2014). Buku Ajar Ilmu Gizi: Obesitas, Diabetes Melitus, &. Dislip
idemia: Konsep, teori dan penanganan aplikatif. Jakarta: EGC.
Arif dkk. (2014). Kapita Selekta Kedokteran Edisi 4. Jakarta: Media Aesculapius
Indonesia, P. P. N. (PPNI). (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Indikator Diagnostik (Cetakan-III) (1st ed.). DPP PPNI.
Indonesia, P. P. N. (PPNI). (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan (Cetakan-II) (1st ed.). DPP PPNI.
Indonesia, P. P. N. (PPNI). (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Tindakan Keperawatan (Cetakan-II) (1st ed.). DPP PPNI.
Khotimah, Husnul, dkk. (2019). Pengaruh Edukasi Gizi Melalui Media Facebook
Terhadap Pengetahuan Anemia Dan Konsumsi Protein, Zat Besi, Dan
Vitamin C Pada Remaja Putri. Pontianak Nutrition Jurnal. (2): 1.
Nurarif dan Hardhi kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnose Medis Dan Nanda Nic-Noc Jilid 1 Dan Jilid 2. Yogyakarta: Media
Action Publishing.
Soekarti. 2011. Gizi seimbang dalam daur kehidupan PT. Gramedia pustaka
utama .Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai