Anda di halaman 1dari 46

GAMBARAN TINGKAT KEMANDIRIAN LANSIA DALAM

PEMENUHAN ADL (ACTIVITY DAILY LIVING)

LITERATURE REVIEW

SKRIPSI

Diajukan guna memenuhi sebagian persyaratan menyelesaikan pendidikan


Strata I Keperawatan di Universitas Harapan Bangsa

Oleh:
WULAN SARI
NIM. 170103100

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
2022

i
PERSEMBAHAN

Alhamdulilahirobil’alamin ungkapan syukur atas nikmat yang di berikan


oleh allah SWT. Dengan segenap rasa cinta dan karuniannya, Penulis
persembahkan karya tulis ini kepada mereka yang sangat luar biasa.
Teruntuk:
1. Ayah (Alm. Nyatam Gunarto) dan Ibu (Narti) yang tak pernah lelah berjuang
untuk kesuksesan penulis, yang selalu mendo’akan penulis, yang selalu sabar
dalam menuntun menuju kebaikan dunia akhirat.
2. dr. Pramesti Dewi., M.Kes dan bapak Amin Susanto., S.Kep.Ns., MSN.
Terimakasih atas bimbingan, kesabaran dan waktu yang telah di berikan
dalam karya tulis ini.
3. Wasis Eko Kurniawan. S.Kep.,Ns.,MPH terimakasih atas masukan yang telah
di berikan untuk menyempurnakan karya tulis ini.
4. Terimakasih untuk kakak (Ela Nofrianti) dan adik saya (Labiba Munira
Rizky) beserta keluarga yang selalu mendo’akan, memberikan semangat dan
dukungan kepada penulis ini.
5. Terimakasih untuk sahabatku sekaligus teman seperjuangan Novi Purwanti,
Yeli Nur Indah, Riska Puji Rahayu, Nida Fitriani, Asraf Nanda, Nurmalita
ayu dan orang special Ramadanni yang sudah memberikan semangat dan
dukungan kepada penulis.
6. Teman-teman alumni 8B dan teman-teman internship japan batch 2 yang
sudah memberikan semangat dan motivasi kepada penulis.
Hanya do’a yang bisa ucapkan untuk kalian semua.
Terimakasih semoga Allah SWT membalas segala kebaikan kalian semua.

v
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah selalu tercurah hanya kepada Allah SWT, karena

dengan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang merupakan salah satu syarat kelulusan dari Program Studi Sarjana

Keperawatan Fakultas Kesehatan yang diselenggarakan oleh Universitas Harapan

Bangsa dengan judul ”Gambaran Tingkat Kemandirian Lansia Dalam Pemenuhan

ADL (Activity Daily Living)”

Pelaksanaan penyusun skripsi literatur review ini penulis banyak

mengalami banyak kendala dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan

pengalaman penulis, namun berkat usaha dan bimbingan dari berbagai pihak,

proposal skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis

mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Iis Setiawan M.N., S.Kom., MTI., selaku Ketua Yayasan Pendidikan Dwi

Puspita.

2. dr. Pramesti Dewi., M.Kes., selaku Rektor Universitas Harapan Bangsa dan

selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan dan masukan

dalam penulisan skripsi ini.

3. Ns., Murniati S., S.Kep., M.Kep., selaku Wakil Rektor I Universitas Harapan

Bangsa.

4. Dr. Yuris Tri Naili, SH., KN., MH., selaku Wakil Rektor II Universitas

Harapan Bangsa.

5. Dwi Novitasari., S.Kep., Ns., MSc., selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Universitas Harapan Bangsa.

vi
6. Tri Sumarni, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku Ketua Prodi Sarjana Keperawatan

Fakultas Kesehatan Universitas Harapan Bangsa.

8. Amin Susanto., S.Kep.Ns., MSN selaku pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, arahan dan masukan dalam penulisan proposal

skripsi ini.

9. Seluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi yang penulis tidak bisa

sebutkan satu persatu.

Penulis berharap semoga Allah SWT membalas semua kebaikan pihak-

pihak yang sudah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis juga berharap

semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu dan berguna bagi

institusi kesehatan.

Purwokerto, 21 Juni 2022

Penulis

vii
MOTTO

“Kamu tidak harus menjadi hebat untuk memulai, tetapi kamu harus mulai untuk
menjadi hebat.”
- Zig Ziglar -

”Pendidikan bukan alat untuk mendapatkan harta atau memperoleh uang untuk
menjadi kaya. Belajar dengan tujuan agar kamu tidak menjadi orang bodoh atau
dibodohi orang lain.”
- Ulilamrir Rahman –

"Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun karena yang menyukaimu


tidak butuh itu dan yang membencimu tidak percaya itu."
- Ali bin Abi Thalib -

viii
UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

Skripsi, Juli 2022


Wulan Sari, Pramesti Dewi, Amin Susanto
Gambaran Tingkat Kemandirian Lansia dalam Pemenuhan ADL (Activity Daily
Living)
xiii + 44 halaman + 1 tabel+ 1 Skema+ 3 lampiran

ABSTRAK

Berkurangnya kemampuan tubuh pada lansia bisa membuat keadaan fisik lansia kadang-
kadang berubah, seperti penurunan jumlah sel, sistem pernapasan terganggu, sistem
pendengaran terganggu, sistem pencernaan berkurang, kekurangan jaringan lemak dan
kekuatan otot pada lansia berkurang yang menyebabkan kegiatan sehari-hari terganggu.
Perubahan lingkungan dengan tidak adanya hiburan, kurangnya transportasi yang tidak
memadahi, juga bisa mempengaruhi aktivitas kehidupan sehari-hari para lansia itu
sendiri. Studi ini berencana untuk menggambarkan tingkat kebebasan lansia dalam
memenuhi activity daily living (ADL). Penelitian ini menggunakan teknik penelitian
literature review. Penetapan sumber informasi dilakukan dengan mempertimbangkan hal-
hal yang berkaitan dengan keaslian penulisan, objektivitas, dan kontribusi pemeriksaan.
Pertanyaan penelitian dalam penelitian ini direncanakan dengan pendekatan PICO
(Populasi, Intervensi, Compare, Outcome). Jurnal penelitian yang sesuai dengan langkah-
langkah penggabungan kemudian dikumpulkan dan dibuat ringkasan jurnal termasuk
nama peneliti, tahun terbitnya, Negara penelitian, judul penelitian, metode dan ringkasan
hasil atau penemuan. Berdasarkan hasil literature review dari 10 jurnal didapatkan hasil
bahwa sebagian besar tingkat kemandirian mempunyai ketergantungan sebagian dalam
melakukan aktifitas sehari-hari. Pasien dengan masalah activity daily living (ADL) untuk
menjaga kesehatan otot dan kekuatan untuk menghindari risiko jatuh, sehingga kegiatan
sehari-hari dapat dilakukan tanpa bergantung pada orang lain.

Kata kunci: Tingkat Kemandirian, pemenuhan ADL dan Lansia

ix
HARAPAN BANGSA UNIVERSITY
FACULTY OF HEALTH
NURSING STUDY PROGRAM UNDERGRADUATE PROGRAM

Skripsi, Juli 2021


Wulan Sari, Pramesti Dewi, Amin Susanto
Overview of the Level of Independence of the Elderly in Fulfilling ADL
(Activity Daily Living)
xii + 44 page + 1 table+ 1 Scheme+ 3 Appendix

ABSTRACT

The diminished ability of the body in the elderly can make the physical condition of the
elderly sometimes change, such as a decrease in the number of cells, the respiratory
system is disturbed, the hearing system is disturbed, the digestive system is reduced, the
lack of fat tissue and muscle strength in the elderly is reduced which causes daily
activities to be disrupted. Environmental changes in the absence of entertainment, lack of
inadequate transportation, can also affect the activities of daily life of the elderly
themselves. This study plans to describe the level of freedom of the elderly in fulfilling
their activity daily living (ADL). This study uses a literature review research technique.
The determination of the source of information is carried out by considering matters
relating to the authenticity of the writing, objectivity, and the contribution of the
examination. The research questions in this study were planned with the PICO
(Population, Intervention, Compare, Outcome) approach. Research journals according
to the steps of incorporation are then collected and a summary of the journals is made
including the name of the researcher, year of publication, country of research, research
title, method and summary of results or findings. Based on the results of a literature
review from 10 journals, it was found that most levels of independence have partial
dependence in carrying out daily activities. Patients with activity daily living (ADL)
problems to maintain muscle health and strength to avoid the risk of falling, so that daily
activities can be carried out without depending on others.

Keywords: Level of Independence, fulfillment of ADL and Elderly

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.......................................................... iv

PERSEMBAHAN.............................................................................................v

KATA PENGANTAR...................................................................................... vi

MOTTO............................................................................................................ viii

ABSTRAK........................................................................................................ix

ABSTRACT....................................................................................................... x

DAFTAR ISI.....................................................................................................xi

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah..................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian.......................................................................4

BAB II METODE PENELITIAN................................................................. 6

A. Strategi Pencarian Literatur.......................................................6

B. Kriteria Inklusi Dan Ekslusi...................................................... 7

C. Seleksi Studi Dan Penilaian Kualitas........................................ 8

BAB III HASIL DAN ANALISIS................................................................. 9

A. Karakteristik Studi.....................................................................9

B. Karakteristik Responden........................................................... 15

C. Variabel Penelitian.................................................................... 16
xi
BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................18

A. Karakteristik Lansia....................................................................... 18

B. Pemenuhan Activities Daily Living................................................ 19

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN........................................................ 24

A. Kesimpulan................................................................................24

B. Conflict of The Interest.............................................................. 24

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 26

LAMPIRAN......................................................................................................28

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Index Barthel

Lampiran 2 : Lembar Konsultasi Pembimbing 1

Lampiran 3 : Lembar Konsultasi Pembimbing 2

xiii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Proses menua merupakan proses terus menerus secara ilmiah, yang

dimulai sejak lahir dan umumnya dialami oleh semua makhluk hidup. Menua

adalah suatu proses menghilangnya kemampuan secara perlahan- lahan untuk

memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur dan

fungsi normal sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan

memperbaiki kerusakan yang diderita. Walaupun demikian memang harus

diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering terjadi pada kaum lansia.

Penyakit–penyakit tersebut dapat mempengaruhi derajat kesehatan lansia

yang nantinya akan berdampak pada perubahan umur harapan hidup lansia

(Maryam, 2011).

Peningkatan jumlah penduduk lansia akan membawa dampak terhadap

sosial ekonomi baik dalam keluarga, masyarakat, maupun dalam pemerintah.

Implikasi ekonomis yang penting dari peningkatan jumlah penduduk adalah

peningkatan dalam ratio ketergantungan lansia (old age ratio dependency).

Secara individu, pengaruh proses menua dapat menimbulkan berbagai

masalah, baik secara fisik biologis, mental, maupun sosial ekonomi. Semakin

lanjut usia seseorang, maka kemampuan sikapnya akan semakin menurun,

sehingga dapat mengakibatkan kemunduran pada peran-peran sosialnya. Hal

ini mengakibatkan pula timbulnya gangguan dalam mencukupi kebutuhan

1
2

hidupnya, sehingga dapat meningkatkan ketergatungan yang memerlukan

bantuan orang lain Fungsi dan aktifitas individu yang biasanya dilakukan

tanpa bantuan orang lain juga dapat dikatakan sebagai activity daily living

(ADL) (Afifah, 2016).

Data Peningkatan jumlah populasi lansia saat ini menjadi isu penting

bagi dunia. Berdasarkan data World Population Prospect : The 2-15 Reviions,

pada tahun 2015 terdapat 901 juta jumlah lansia yang terdiri dari jumlah

populasi global. Pada tahun 2015 – 2030 jumlahnya diperkirakan akan

meningkat sekitar 56% menjadi 1,4 milyar (Unites Nations. 2015). Populasi

orang berusia di atas 65 tahun sedunia sekarang berjumlah 617 juta orang.

Angka tersebut setara dengan 8,5 persen dari jumlah seluruh penduduk di

dunia. Namun sebelum tahun 2050, jumlah penduduk lanjut usia meningkat

menjadi 1,6 miliar orang setara dengan hampir 17% penduduk dunia saat itu

(National Instituteon Aging (NIA), 2016).

Menurut WHO di kawasan Asia Tenggara populasi lansia sebesar 8%

atau sekitar 142 juta jiwa. Pada tahun 2050 diperkirakan populasi lansia

meningkat 3 kali lipat dari tahun ini. Pada tahun 2000 jumlah lansia sekitar

5,300,000 (7,4%) dari total populasi, sedangkan pada tahun 2010 jumlahlansia

24,000,000 (9,77%) dari total populasi, dan tahun 2020 diperkirakan jumlah

lansia mencapai 28,800,000 (11,34%) dari total populasi.

Penurunan fungsi tubuh pada lansia yang dapat mengakibatkan

kondisi fisik lansia mengalami peubahan dari waktu kewaktu seperti

penurunan jumlah sel, sistem pernafasan terganggu, sistem pendengaran


3

terganggu, sistem gastrointestinal mengalami penurunan, hilangnya jaringan

lemak dan kekuatan otot yang dimiliki lansia berkurang dapat mengakibatkan

activity daily living mereka terganggu. Perubahan fisik lansia akan

mempengaruhi tingkat kemandirian. Kemandirian adalah kebebasan untuk

bertindak, tidak tergantung pada orang lain dan bebas mengatur diri sendiri

atau aktivitas seseorang baik individu maupun kelompok dari berbagai

kesehatan atau penyakit. Perubahan lingkungan dengan kurangnya rekreasi,

transportasi yang tidak mamadahi, juga dapat berpengaruh kepada activity

daily living lansia itu sendiri (Apriliyasari, 2016).

Activity daily living merupakan kegiatan melakukan pekerjaan rutin

sehari-hari dan merupakan aktivitas pokok bagi perawatan diri. Activity daily

living merupakan salah satu alat ukur untuk menilai kapasitas fungsional

seseorang dengan menanyakan aktivitas kehidupan sehari-hari, untuk

mengetahui lanjut usia yang membutuhkan pertolongan orang lain dalam

melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari atau dapat melakukan secara

mandiri. Menghasilkan informasi yang berguna untuk mengetahui adanya

kerapuhan pada lanjut usia yang membutuhkan perawatan. Sedangkan

menurut Apriliyasari (2016) menjelaskan bahwa ADL adalah aktifitas

perawatan diri yang harus pasien lakukan setiap hari untuk memenuhi

kebutuhan dan tuntutan hidup sehari-hari.

Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rohaedi

(2016) yang melakukan penelitian tentang gambaran tingkat kemandirian

dalam memenuhi activities daily living. Hasil penelitian menunjukan


4

gambaran tingkat kemandirian lansia (60-69 tahun) dalam memenuhi

activities daily living menunjukan bahwa sebagian besar lansia sebanyak 15

orang (72%) termasuk dalam ketergantungan sebagian, 3 orang (14 %)

termasuk mandiri dan 3 orang (14%) termasuk dalam ketergantungan total.

Bahwa sebagian besar lansia di Panti Sosial Tresna Wredha Senjarawi

memiliki ketergantungan sebagian dalam menjalani aktifitas kehidupannya.

Diharapkan dapat dikembangkan program-program kesehatan bagi lansia

yang dapat meningkatkan kemandirian lansia.

Penulis tertarik melakukan studi literature dengan tema tingkat

kemandirian lansia dalam pemenuhan activities daily living (ADLs),

dikarenakan masalah yang muncul pada lansia yaitu pemenuhan activity daily

living dikarenakan lansia semakin bertambah usia akan mengalami penurunan

dalam aktivitas fisik.

B. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimanakah gambaran

tingkat kemandirian lansia dalam pemenuhan activities daily living (ADLs)?”

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan umum

Mengetahui gambaran tingkat kemandirian lansia dalam

pemenuhan activities daily living ADLs.


5

2. Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik lansia seperti usia, jenis kelamin pada

tingkat kemandirian lansia.

b. Mengidentifikasi tingkat kemandirian lansia dalam pemenuhan

activities daily living ADLs.


6

BAB II

METODE PENELITIAN

A. STRATEGI PENCARIAN LITERATUR

Jenis penelitian ini adalah studi deskriptif dengan library research,

yaitu serangkaian penelitian yang berkenaan dengan metode pengumpulan

data pustaka, atau penelitian yang obyek penelitiannya digali melalui

beragam informasi kepustakaan (buku, ensiklopedi, jurnal ilmiah, koran,

majalah, dan dokumen). Penelitian kepustakaan atau kajian literatur

(literature review, literature research) merupakan penelitian yang mengkaji

atau meninjau secara kritis pengetahuan, gagasan, atau temuan yang terdapat

di dalam tubuh literatur berorientasi akademik (academic-oriented literature),

serta merumuskan kontribusi teoritis dan metodologisnya untuk topik tertentu

(Syaodih, 2011).

Pemilihan sumber data dilakukan dengan memperhatikan hal-hal

terkait keaslian penulisan, objektivitas, dan konstribusi terhadap penelitian.

Penelitian ini menggunakan Secondary Research Methodology berupa

Literature Review dengan Primary Source (Sumber Utama), dari jurnal atau

laporan yang telah terbit dengan pengertian lain bahwa sumber utama

penelitian ini adalah artikel ilmiah dengan bahasan gambaran tingkat

kemandirian lansia dalam pemenuhan activities daily living/ ADLs. Artikel

ilmiah diperoleh dari sumber-sumber yang dapat dipertanggungjawabkan

keabsahannya. Sumber utama lainnya meliputi jurnal nasional atau jurnal

internasional, buku, website, dan referensi lainnya.

6
7

B. KRITERIA INKLUSI DAN EKSLUSI

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode dokumentasi. Metode dokumentasi merupakan metode

pengumpulan data dengan mencari atau menggali data dari literatur yang

terkait dengan apa yang dimaksudkan dalam rumusan masalah. Data-data

yang telah didapatkan dari berbagai literatur dikumpulkan sebagai suatu

kesatuan dokumen yang digunakan untuk menjawab permasalahan yang telah

dirumuskan. Proses pengumpulan data menggunakan metode ekstraksi data

dengan pendekatan PICO (Population, Intervention, Compare, Outcame).

Artikel diekstraksi dalam bentuk Kutipan, Desain/ Metode, Populasi,

(Sampel/ pengaturan), Intervensi, Bandingkan/ Kontrol, Analisis data, Tindak

Lanjut, Hasil (Temuan), Penilaian layak untuk berlatih Metode yang

digunakan untuk mengkritik artikel jurnal yang digunakan. Bentuk sintesis

yang akan disajikan dalam literatur sistematis review adalah identifikasi,

penyaringan, kelayakan, dan data yang dimasukkan dan disajikan termasuk

dalam diagram alir hasil data. Kerangka kerja yang digunakan adalah PICO

(Populasi, Intervensi, Comparasion, Outcome) yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.1 Framework Penelitian


Elemen Inklusi
Population/ populasi Lansia yang yang berusia 60 tahun
Intervention Tingkat kemandirian lansia dalam pemenuhan
activities daily living ADLs
Comparation -
Outcomes Tingkat kemandirian lansia dalam pemenuhan
activities daily living ADLs meningkat
8

C. SELEKSI STUDI DAN PENILAIAN KUALITAS

Fokus penelitian kepustakaan adalah menemukan berbagai teori,

hukum, dalil, prinsip, atau gagasan yang digunakan untuk menganalisis dan

memecahkan pertanyaan penelitian yang dirumuskan (Nursalam, 2013).

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersumber dari literature

maupun referensi lainnya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh bukan dari

pengamatan langsung. Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui

gambaran tingkat kemandirian lansia dalam pemenuhan activities daily living

ADLs.

1. Hasil Pencarian dan seleksi studi

Penulis melakukan pencarian


jurnal melalui google

Penulis mencari jurnal dengan kata kunci “kemandirian lansia”,


“activity daily living” dan “gambaran kamandirian lansia dalam
pemenuhan activities daily living (ADLs) ”

Jurnal yang didapat dalam file


pdf

Jurnal lengkap Jurnal tidak lengkap


atau hanya abstrak saja

Jurnal sesuai dengan Jurnal dengan


Tidak dipakai
kriteria yang dibahas variabel yang tidak
sesuai dengan topik
Dipakai
9

BAB III

HASIL DAN ANALISIS

A. KARAKTERISTIK STUDI

Pencarian literature dilakukan dengan memasukan kata kunci

“kemanirian lansia dalam pemenuhan activity daily living ke dalam kotak

pencarian google scholar dan didapatkan hasil 1.980. Kemudian dispesikan

menjadi 5 tahun terakhir dan diperoleh 122 hasil. Selanjutnya hasil pencarian

tersebut disaring dan dipilih yang sesuai kriteria inklusi dan ekslusi sehingga

diperoleh 10 jurnal penelitian yang akan dianalisis dalam studi literature ini.

1980 Hasil Penulusuran menggunakan Google scholar

157 Hasil Memasukan semua kata yang adadalam judul


literatur review

87 Hasil
Memmilih sesuai dengan kriteria yang ditentukan

10 Hasil Di spesifikan dalam 5 tahun terakhir (2015-2020)


Hasil artikel literature untuk dianalisis
Berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi

Artikel yang masuk didapat kemudian dianalisis, diekstrasi dan

disintesis. Dari hasil ekstrasi dan analisis akan ditemukan sebuah kesimpulan

yang dapat dijadikan dasar dalam melakukan pembahasan terkait dengan

tingkat kemandirian lansia dalam pemenuhan activities daily living ADLs.

Berikut hasil ekstraksi mudah dibaca, adalah sebagai berikut:

9
10

Tabel 3.1 Jurnal Hasil Ekstrasi

(Negara, Peneliti, Tahun),


Metode Hasil Penelitian
Judul, Tujuan Penelitian
(Indonesia, Rohaedi, 2016) Penelitian ini Hasil penelitian gambaran
Tingkat Kemandirian Lansia menggunakan metode tingkat kemandirian
Dalam Activities Daily deskriptif kuantitatif, lansia (60 – 69 tahun)
Living Di Panti Sosial dengan teknik pengambilan dalam memenuhi
Tresna Werdha Senja Rawi sampel menggunakan total activities daily living
sampling sebanyak 21 menunjukan bahwa
lansia yang berusia 60 – 69 sebagian besar lansia
Tujuan dari penelitian ini tahun di Panti Sosial sebanyak 15 orang (72%)
adalah mengidentifikasi Tresna Wredha Senjarawi. termasuk dalam
gambaran tingkat Instrumen menggunakan ketergantungan sebagian,
kemandirian dalam barthel index. Teknik 3 orang (14 %) termasuk
memenuhi activities daily analisa data menggunakan mandiri dan 3 orang(14%)
living distribusi frekuensi termasuk dalam
ketergantungan total.
Bahwa sebagian besar
lansia di Panti Sosial
Tresna Wredha Senjarawi
memiliki ketergantungan
sebagian dalam menjalani
aktifitas kehidupannya.
(Indonesia, Purnanto, 2018) Jenis penelitian ini adalah Berdasarkan analisa
Hubungan Antara Usia, Kuantitatif  dengan diketahui bahwa terdapat
Jenis Kelamin, Pendidikan metode korelasional dan hubungan antara usia
Dan Pekerjaan Dengan pendekatan cross sectional. dengan tingkat
Activity Daily Living (Adl) Jumlah responden dalam kemandirian lansia (p-
Pada Lansia Di Puskesmas penelitian ini sebanyak 43 value 0,000), dan terdapat
Gribig Kabupaten Kudus respoden yang akan hubungan negatif antara
dianalisa dengan pekerjaan
menggunakan pearson dengan kemandirian
Tujuan dalam penelitian ini product moment lansia (p-value 0,013).
adalah mengetahui Jenis kelamin dan
hubungan antara Usia, jenis pendidikan responden
kelamin, pendidikan dan tidak memiliki hubungan
pekerjaan lansia terhadap dengan kemandirian
tingkat kemandirian lansia lansia dengan p-value
masing-masing sebesar
11

(Negara, Peneliti, Tahun),


Metode Hasil Penelitian
Judul, Tujuan Penelitian
0,241 dan 0,313.
(Indonesia, Muchlisoh, Desain penelitian ini Hasil penelitian ini
2016) menggunakan studi menunjukan tingkat
Tingkat kemandirian lansia deskriptif. Dengan teknik kemandirian posyandu
dalam pemenuhan activity total sampling. lansia di Posyandu Lansia
daily living (ADLs) di diPosyandu Lansia Desa
Posyandu Lansia Desa Padeg Kecamatan Cerme
Padeg kecamatan Cerme Gresik dari 45 sampel
Kabupaten Gresik penelitian 36 responden
(80%) dalam kategori
mandiri.
Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui Tingkat
kemandirian lansia dalam
pemenuhan activity daily
living (ADLs) di Posyandu
Lansia Desa Padeg
kecamatan Cerme
Kabupaten Gresik
(Indonesia, Primadayanti, Penelitian ini merupakan Hasil penelitian
2017) deskriptif perbandingan didapatkan bahwa
Perbedaan Tingkat yang membandingan antara terdapat erbedaan Tingkat
Kemandirian Activity Of lansia yang mengikuti dan Kemandirian Activity Of
Daily Living (Adl) Pada lansia yang tidak Daily Living (Adl) Pada
Lansia Yang Mengikuti Dan mengikuti posyandu, dan Lansia Yang Mengikuti
Tidak Mengikuti Posyandu menggunakan metode Dan Tidak Mengikuti
Di Wilayah Kerja observasional analitik Posyandu Di Wilayah
Puskesmas Sumbersari dengan pendekatan cross Kerja Puskesmas
Kabupaten Jember sectional. Populasi pada Sumbersari Kabupaten
penelitian ini adalah Jember
seluruh lansia di
Tujuan umum dalam lingkungan posyandu yang
penelitian ini adalah berada di Kelurahan Tegal
mengetahui perbedaan Gede Kabupaten Jember
tingkat kemandirian Activity yang sesuai dengan kriteria
of Daily Living (ADL) pada inklusi yang telah
lansia yang mengikuti dan ditetapkan.
tidak mengikuti posyandu di
12

(Negara, Peneliti, Tahun),


Metode Hasil Penelitian
Judul, Tujuan Penelitian
Wilayah Kerja Puskesmas
Sumbersari Kabupaten
Jember
(Indonesia, Fadhia, 2015) Desain yang digunakan Lebih dari setengah
Hubungan Fungsi Kognitif dalam penelitian ini adalah responden di UPT PSLU
Dengan Kemandirian Dalam cross sectional, yaitu Pasuruan telah mengalami
Melakukan Activities Of menganalisis hubungan penurunan fungsi
Daily Living (Adl) Pada fungsi kognitif dengan kognitif. Sebagian besar
Lansia Di Upt Pslu Pasuruan kemandirian dalam responden di UPT PSLU
melakukan ADL pada Pasuruan memiliki tingkat
lansia di UPT PSLU kemandirian penuh dalam
Pasuruaan. Populasi target melakukan ADL. Tidak
Tujuan hubungan Fungsi pada penelitian ini ialah ada hubungan yang
Kognitif Dengan lansia yang tinggal di UPT signifikan antara fungsi
Kemandirian Dalam PSLU Pasuruan pada saat kognitif dengan
Melakukan Activities Of penelitian, yaitu sejumlah kemandirian dalam
Daily Living (Adl) Pada 95 orang dan populasi melakukan Activities of
Lansia Di Upt Pslu Pasuruan terjangkaunya dengan Daily Living pada lansia
mengacu pada definisi di UPT PSLU Pasuruan
lansia dari WHO yaitu 91
orang.
(Indonesia, Priharti, 2017) Penelitian ini merupakan Hasil penelitian diperoleh
Hubungan Tingkat penelitian deskriptif nilai korelasi Rank
Kemandirian Activiy Daily korelatif dengan Spearman sebesar 0,692
Living (Adl) Dengan pendekatan cross sectional. dengan nilai signifikansi
Kualitas Hidup Lansia Di Populasi penelitian adalah (p-value) 0,001 sehingga
Kelurahan Karangasem adalah 334 lanjut usia di keputusan uji adalah H0
Kecamatan Laweyan kelurahan Karangasem ditolak. Kesimpulan
Surakarta Laweyan Surakarta, penelitian adalah terdapat
sedangkan sampel hubungan kemandirian
penelitian sebanyak 96 activity daily living
Penelitian ini bertujuan lansia yang dipilih dengan (ADL) dengan kualitas
untuk mengetahui tingkat teknik proporsional hidup lansia di Kelurahan
kemandirian activity daily random sampling. Karangasem kecamatan
living (ADL) dengan Pengumpulan data Laweyan Surakarta yaitu
kualitas hidup pada lansia penelitian menggunakan semakin baik kemandirian
dikelurahan Karangasem kuesioner dan analisis data ADL maka kualitas hidup
kecamatan Laweyan menggunakan uji korelasi lansia juga semakin
13

(Negara, Peneliti, Tahun),


Metode Hasil Penelitian
Judul, Tujuan Penelitian
Surakarta rank spearman. tinggi.
(Indonesia, Mohammad, Penelitian ini merupakan Total responden yang
2018) deskriptif dan dengan digunakan sebanyak 136.
Gambaran Tingkat pendekatan cross sectional. Berdasarkan hasil
Kemandirian Activity Daily Populasi pada penelitian penelitian ini diperoleh
Living Pada Lansia Di Upt ini adalah seluruh lansia di data bahwa tingkat
Pelayanan Sosial Tresna UPT Pelayanan Sosial kemandirian sebagian
Werdha Jember Tresna Werdha Jember besar responden yaitu
yang sesuai dengan kriteria sebanyak 10 orang (7,4%)
inklusi yang telah tergantung berat, 4 orang
Tujuan umum dalam ditetapkan Pengambilan (2,9%) tergantung sedang,
penelitian ini adalah sampel pada penelitian ini 1 orang tergantung ringan
mengetahui tingkat dengan meggunakan Total (7%), 4 orang (2,9%)
kemandirian Activity of sampling. tergantung paling ringan,
Daily Living (ADL) pada mandiri total 117 (86,8
lansia yang ada di UPT %).
Pelayanan Sosial Tresna
Werdha Jember,
(Indonesia, Wulandari, Desain penelitian yang Hasil Kemandirian yang
2015) digunakan adalah kurang dapat disebabkan
Gambaran Tingkat deskriptif. Dalam karena kurangannya
Kemandirian Lansia Dalam penelitian ini, populasi aktivitas pada lansia
Pemenuhan Adl (Activity yang diambil adalah lansia dalam kehidupan
Daily Living) yang tinggal di UPT PSLU seharihari, hal ini bisa di
Blitar di Tulungagung karenakan lansia yang
sebanyak 80 orang.Sampel jarang melakukan
Tujuan penelitian ini adalah yang digunakan adalah aktivitas dan cenderung
untuk mengetahui tingkat lansia yang tinggal di UPT kurang aktif sehingga
kemandirian lansia dalam PSLU Blitar di menimbulkan kekakuan
pemenuhan kebutuhan ADL Tulungagung yang otot.
(Activity Daily Living) di berjumlah 44 orang.
UPT PSLU Blitar di Sampel dalam penelitian
Tulungagung ini harus memenuhi
kriteria inklusi.
(Indoneia, Aulia, 2017) Jenis penelitian deskriptif Hasil penelitian diperoleh
Hubungan Tingkat analitik dengan pendekatan sebanyak 24 lansia (40%)
Kemandirian Activity of cross sectional study. mandiri dalam
Daily Living (ADL) Lansia Penelitian ini dilakukan beraktivitas sehari-hari,
14

(Negara, Peneliti, Tahun),


Metode Hasil Penelitian
Judul, Tujuan Penelitian
Dengan Kualitas Hidup Pada selama 30 hari dari tanggal 24 lansia (40%)
Lansia di Wilayah Kerja 1-30 Mei 2016, dengan mengalami
Puskesmas Lubuk Buaya sampel 60 orang yang ketergantungan sedang
Kelurahan Tabing Padang diambil secara total dan 33 lansia (55%)
Tahun 2016 sampling. Alat pengumpul memiliki kualitas hidup
data menggunakan skala baik. Terdapat hubungan
aktivitas sehari- hari dari bermakna antara tingkat
Tujuan dalam penelitian ini Index Barthel dan kemandirian dalam
adalah untuk mengetahui kuesioner kualitas hidup melakukan aktivitas
hubungan antara tingkat dari WHOQOL. sehari-hari dengan
kemandirian aktivitas sehari- kualitas hidup pada
hari dengan kualitas hidup lansia, dengan nilai
pada lansia. p=0,000. Penelitian ini
merekomendasikan
kepada keluarga lansia
untuk memberikan
dukungan pada lansia
agar meningkatkan
kemandirian lansia dalam
beraktivitas terutama pada
lansia dengan
ketergantungan sehingga
kualitas hidup lansia
dapat meningkat.
(Indonesia, Dewi, 2020) Jenis penelitian ini Penelitian di desa
Gambaran Tingkat penelitian kuantitatif dan Mancasan responden
Kecemasan Dan Tingkat metode penelitian adalah tidak mengalami
Kemandirian Activity Daily deskriptif survey. Jumlah kecemasan (70,3%),
Living (Adl) Penderita sampel sebanyak 91 mengalami kecemasan
Rheumatoid Arthritis Di responden dengan tehnik ringan (17,6%) dan
Desa Mancasan pengambilan sampel (12,1%) mengalami
adalah total sampling. Kecemasan sedang.
Pengumpulan data yang Sedangkan responden
Tujuan penelitian ini yaitu digunakan untuk yang mandiri (94,5%),
untuk megetahui tingkat mengetahui tingkat mengalami
kecemasan dan tingkat kecemasan dengan ketergantungan ringan
kemandirian penderita menggunakan kuesioner (5,5%).
Rheumatoid Arthritis di desa HARS (Hamilton Anxiety
15

(Negara, Peneliti, Tahun),


Metode Hasil Penelitian
Judul, Tujuan Penelitian
Mancasan Rating Scale) dengan soal
14 pertanyan dan tingkat
kemandirian menggunakan
kuesioner Barthel Indeks
dengan sebanyak 10 soal.
Sedangkan analisa data
menggunakan univariat

B. KARAKTERISTIK RESPONDEN

Karakteristik responden digunakan untuk mengetahui keragaman dari

responden berdasarkan usia, jenis kelamin. Hal tersebut diharapkan dapat

memberikan gambaran yang cukup jelas mengenai kondisi dari responden

dan kaitannya dengan masalah dan tujuan penelitian tersebut. Hasil penelitian

didapatkan bahwa sebagian besar responden yang digunakan yaitu lansia pada

kategori usia 75-90 tahun. Gambaran secara umum lansia menunjukkan

kecenderungan peningkatan dalam setiap tahunnya.

Lansia identik dengan berbagai penurunan status kesehatan terutama

status kesehatan fisik. Berbagai teori tentang proses menua menunjukkan hal

yang sama. Status kesehatan lansia yang menurun seiring dengan

bertambahnya usia akan memengaruhi kualitas hidup lansia. Bertambahnya

usia akan diiringi dengan timbulnya berbagai penyakit, penurunan fungsi

tubuh, keseimbangan tubuh dan risiko jatuh. Menurunnya status kesehatan

lansia ini berlawanan dengan keinginan para lansia agar tetap sehat, mandiri

dan dapat beraktivitas seperti biasa misalnya mandi, berpakaian, berpindah

secara mandiri. (Nugroho, 2018)


16

Darmojo (2014) menyatakan bahwa bertambahnya usia berpengaruh

nyata terhadap kemampuan lansia dalam melakukan activity daily living.

Menurut peneliti hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi usia seseorang

akan lebih berisiko mengalami masalah kesehatan karena lansia akan

mengalami perubahan akibat proses menua baik dari segi fisik, mental,

ekonomi, psikososial, kognitif dan spiritual.

Rasio ketergantungan penduduk tua (old dependency ratio) adalah

angka yang menunjukkan tingkat ketergantungan penduduk tua terhadap

penduduk usia produktif. Angka tersebut merupakan perbandingan antara

jumlah penduduk tua (60 tahun ke atas) dengan jumlah penduduk produktif

(15-59 tahun). Angka ini mencerminkan besarnya beban ekonomi yang harus

ditanggung penduduk produktif untuk membiayai penduduk tua (Kemenkes

RI, 2018).

Jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap kemandirian lansia. Secara

jenis kelamin perempuan lebih mandiri dibandingkan dengan laki-laki. Hal

ini dikarenakan perempuan sudah terbiasa sebagai ibu rumah tangga yang

terbiasa untuk mengurus kebutuhan rumah tangga sehingga membuat

perempuan sering beraktifitas di dalam rumah.

C. ACTIVITY DAILY LIVING

Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar tingkat kemandirian

lansia pada kategori ketergantungan sebagian dalam melakukan aktifitas

sehari-hari. Lansia dengan ketergantungan sebagian kegiatan dalam

pemenuhan kebutuhan harian yang paling banyak membutuhkan bantuan


17

antara lain mencuci pakaian. Hal ini disebabkan oleh faktor usia karena dalam

penelitian ini lansia yang berada pada usia 75-90 tahun, pada usia tersebut

lansia dicirikan akan mengalami penurunan fungsi penglihatan, pendengaran

dan otot saraf (Apriliyasari, 2016).

Berdasarkan hasil review dari berbagai jurnal didapatkan bahwa yang

menghambat kemampuan lansia dalam melakukan aktivitas sehari hari seperti

makan, mandi, toileting, buang air kecil dan besar, berjalan, naik turun tangga

dan bahkan bangkit dari duduk. Semakin menurunnya kemampuan maksimal

jasmani atau kebugaran jasmani disertai semakin menurunnya kemampuan

lansia dalam melakukan aktivitas sehari-hari, serta semakin menurunya

fisiologis lebih lanjut dapat berakibat menurunnya atau bahkan hilanganya

kemandirian seorang lansia (Muchlisoh, 2016).

Selain itu penurunan fungsi kognitif, dimana dalam melakukan

aktivitas sehari-hari membutuhkan bagaimana cara mengorganisasikan dan

menginterprestasikan sensor stimulus untuk berfikir dalam menyelesaikan

sebuah masalah, dengan penurunan mental memberikan kontribusi pada

fungsi kognitif dapat dalam menganggu dalam berfikir logis dan dapat

menghambat kemandirian lansia dalam aktivitas sehari-hari. Sehingga dengan

ketergantungan tersebut maka seorang membutuhkan dukungan keluarga

dalam memenuhi kebutuhannya (Muhammad, 2018).


18

BAB IV

PEMBAHASAN

A. KARAKTERISTIK LANSIA

Menurut Padila (2015) semakin meningkatnya usia maka kondisi fisik

akan semakin mengalami penurunan yang dapat menimbulkan gangguan dan

kelainan fungsi fisik, psikologik maupun sosial, yang selanjutnya dapat

menyebabkan suatu keadaan ketergantungan kepada orang lain. Hal ini juga

disebabkan semakin tinggi usia seseorang maka akan lebih berisiko

mengalami masalah kesehatan karena adanya faktor penuaan yang

menyebabkan perubahan, baik dari segi fisik, ekonomi, psikologi, kognitif

maupun spiritual.

Hasil penelitian Purnanto & Khosiah (2018), tentang hubungan antara

usia, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan dengan activity daily living

(ADL) pada lansia di Puskesmas Gribig Kabupaten Kudus menyatakan

bahwa sebagian besar usia responden pada kategori lanjut usia (60-74 tahun).

Hasil penelitian terdapat hubungan antara usia dengan tingkat kemandirian

lansia. Jadi setiap orang dengan bertambahnya usia, semakin tua usia

seseorang maka setiap organ tubuh juga akan mengalami penurunan baik

sehingga akan berdampak pada kemandirian lansia.

Darmojo (2014) menyatakan bahwa bertambahnya usia berpengaruh

nyata terhadap kemampuan lansia dalam melakukan activity daily living.

Menurut peneliti hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi usia seseorang

18
19

akan lebih berisiko mengalami masalah kesehatan karena lansia akan

mengalami perubahan akibat proses menua baik dari segi fisik, mental,

ekonomi, psikososial, kognitif dan spiritual.

Hasil penelitian Sampelan (2015), tentang kemandirian lansia dalam

pemenuhan aktivitas sehari-hari di Desa Batu Kecamatan Likupang Selatan

Kabupaten Minahasa Utara didapatkan bahwa perempuan mempunyai tingkat

kemandirian ADL lebih rendah yang disebabkan karena lansia berjenis

kelamin perempuan banyak mengalami kelemahan dan disabilitas sehingga

mempengaruhi kemandirian ADL. Secara teori lansia berjenis kelamin

perempuan mempunyai tingkat kemandirian ADL lebih rendah yang

disebabkan karena lansia berjenis kelamin perempuan banyak mengalami

kelemahan dan disabilitas sehingga mempengaruhi kemandirian ADL.

Berbeda dengan lansia berjenis kelamin laki-laki yang memiliki tingkat

kemandirian ADL lebih tinggi, hal ini disebabkan karena lansia berjenis

kelamin laki-laki cenderung mempunyai kekuatan fisik lebih baik

dibandingkan dengan perempuan (Ediawati, 2013).

B. PEMENUHAN ACTIVITIES DAILY LIVING

Hasil berdasarkan jurnal yang dilakukan riview penelitian juga

menunjukan bahwa rata-rata setiap activity of daily living pada lansia seperti

makan dapat dilakukan mandiri, kegiatan mandi dan perawatan diri lansia

memilliki ketergantungan dan perlu bantuan, untuk berpakaian lansia

memiliki ketergantungan sebagian, aktivitas BAK dan BAB masih terkontrol


20

penuh akan tetapi untuk toileting masih perlu bantuan, aktivitas berpindah

dapat dilakukan secara mandiri sedangkan untuk mobilitas dan naik turun

tangga pada lansia masih perlu bantuan dari orang lain.

Beberapa lansia juga berusaha untuk makan secara mandiri walaupun

sudah kurang mampu memasukan makanan ke dalam mulut karena penyakit

yang diderita atau kelemahan yang dimilikinya. Tingkat kemandirian tersebut

disebabkan karena adanya faktor kesehatan, fungsi motorik, fungsi kognitif

dan status perkembangan yang baik pada lansia sehingga lanjut usia masih

dapat melakukan aktifitas sehari-harinya sendiri tanpa batuan orang lain.

Kemandirian mempengaruhi perubahan situasi kehidupan, aturan

sosial, usia dan penyakit. Lansia akan berangsur-angsur mengalami

keterbatasan dalam kemampuan fisik dan peningkatan kerentanan terhadap

penyakit kronis. Selain itu, ketergantungan lansia dalam hal ekonomi

khususnya bagi lansia pria merupakan kenyataan pahit yang harus diterima

lansia dan akan membuat gerak lansia menjadi terbatas baik secara fisik

maupun ekonomi (Priharti, 2017).

Ditinjau dari segi kemandirian lansia, semakin tinggi usia seseorang

maka akan semakin menurun kemampuan fisiknya dalam memenuhi

kebutuhannya sehingga lansia akan mengalami ketergantungan dan

membutuhkan bantuan orang lain dalam pemenuhan kebutuhan seharihari.

Ketergantungan sebagian merupakan sistem dalam pemberian perawatan diri

sendiri secara sebagian saja dan ditujukan kepada lansia yang memerlukan

bantuan secara minimal dengan tingkat ketergantungan sebagian/parsial.


21

Biasanya perawat mengambil alih beberapa aktifitas yang tidak dapat

dilakukan sendiri oleh lansia, misalnya pada lansia kesehatan yang tidak sehat

dan merupakan kebutuhan-kebutuhan yang menjadi nyata karena sakit atau

ketidakmampuan yang menginginkan perubahan dalam perilaku self care

(Rohaedi, 2016).

Faktor yang mempengaruhi kemandirian lansia yaitu mudah jatuh,

bila seseorang bertambah tua, kemampuan fisik dan mentalnya perlahan akan

menurun. Penurunan fungsi penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa,

dan perubahan motorik antara lain berkurangnya kekuatan, kecepatan dan

belajar keterampilan baru. Kemampuan fisik dan mental yang menurun sering

menyebabkan jatuh pada lansia, akibatnya akan berdampak pada menurunnya

aktivitas dalam kemandirian lansia. Pemenuhan kebutuhan lansia hampir

semuanya tergantung pada pelayanan keperawatan yang dilakukan tenaga

kesehatan utamanya perawat, karena lansia sangat rentan terhadap

konsekuensi fisiologis dan psikologis dari imobilitas. Perubahan yang

berhubungan dengan usia disertai dengan penyakit kronis menjadi

predisposisi bagi lansia untuk mengalami komplikasi-komplikasi ini

(Wulandari, 2015).

Secara individu, pengaruh proses menua dapat menimbulkan berbagai

masalah, baik secara fisik biologis, mental, maupun sosial ekonomi. Semakin

lanjut usia seseorang, maka kemampuan sikapnya akan semakin menurun,

sehingga dapat mengakibatkan kemunduran pada peran-peran sosialnya. Hal

ini mengakibatkan pula timbulnya gangguan dalam mencukupi kebutuhan


22

hidupnya, sehingga dapat meningkatkan ketergatungan yang memerlukan

bantuan orang lain Fungsi dan aktifitas individu yang biasanya dilakukan

tanpa bantuan orang lain juga dapat dikatakan sebagai activity daily living

(ADL) (Afifah, 2016).

Penurunan fungsi tubuh pada lansia yang dapat mengakibatkan

kondisi fisik lansia mengalami peubahan dari waktu kewaktu seperti

penurunan jumlah sel, sistem pernafasan terganggu, sistem pendengaran

terganggu, sistem gastrointestinal mengalami penurunan, hilangnya jaringan

lemak dan kekuatan otot yang dimiliki lansia berkurang dapat mengakibatkan

activity daily living mereka terganggu. Perubahan fisik lansia akan

mempengaruhi tingkat kemandirian. Kemandirian adalah kebebasan untuk

bertindak, tidak tergantung pada orang lain dan bebas mengatur diri sendiri

atau aktivitas seseorang baik individu maupun kelompok dari berbagai

kesehatan atau penyakit. Perubahan lingkungan dengan kurangnya rekreasi,

transportasi yang tidak mamadahi, juga dapat berpengaruh kepada activity

daily living lansia itu sendiri (Apriliyasari, 2016).

Activity daily living merupakan kegiatan melakukan pekerjaan rutin

sehari-hari dan merupakan aktivitas pokok bagi perawatan diri. Activity daily

living merupakan salah satu alat ukur untuk menilai kapasitas fungsional

seseorang dengan menanyakan aktivitas kehidupan sehari-hari, untuk

mengetahui lanjut usia yang membutuhkan pertolongan orang lain dalam

melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari atau dapat melakukan secara

mandiri. Menghasilkan informasi yang berguna untuk mengetahui adanya


23

kerapuhan pada lanjut usia yang membutuhkan perawatan. Sedangkan

menurut Apriliyasari (2016) menjelaskan bahwa ADL adalah aktifitas

perawatan diri yang harus pasien lakukan setiap hari untuk memenuhi

kebutuhan dan tuntutan hidup sehari-hari.

Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rohaedi

(2016) yang melakukan penelitian tentang gambaran tingkat kemandirian

dalam memenuhi activities daily living. Hasil penelitian menunjukan

gambaran tingkat kemandirian lansia (60-69 tahun) dalam memenuhi

activities daily living menunjukan bahwa sebagian besar lansia sebanyak 15

orang (72%) termasuk dalam ketergantungan sebagian, 3 orang (14 %)

termasuk mandiri dan 3 orang (14%) termasuk dalam ketergantungan total.

Bahwa sebagian besar lansia di Panti Sosial Tresna Wredha Senjarawi

memiliki ketergantungan sebagian dalam menjalani aktifitas kehidupannya.

Diharapkan dapat dikembangkan program-program kesehatan bagi lansia

yang dapat meningkatkan kemandirian lansia.


24

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Usia yang paling mendominasi mengalami penurunan ADLs pada usia 80

tahun. Kemandirian ADL lebih rendah yang ditemukan pada perempuan

karena lansia berjenis kelamin perempuan banyak mengalami kelemahan

dan disabilitas sehingga mempengaruhi kemandirian ADL.

2. Berdasarkan study literature yang penulis lakukan diketahui bahwa

activity daily living (ADL) yang dialami berhubungan dengan keadaan

yang dimiliki oleh lansia. Berdasarkan jurnal yang dilakukan review

didapatkan hasil bahwa sebagian besar tingkat kemandirian mempunyai

ketergantungan sebagian dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Pasien

dengan masalah activity daily living (ADL) untuk menjaga kesehatan dan

kekuatan otot agar dapat terhindar dari risiko jatuh, sehingga aktivitas

sehari-hari dapat dilakukan tanpa ketergantungan pada orang lain. Oleh

karena itu, dalam menangani lansia dengan masalah activity daily living

(ADL) sangat penting untuk mengontrol dirinya.

B. CONFLICT OF THE INTEREST

Peneliti selanjutnya tidak hanya diharapkan dapat menghasilkan

informasi tentang peran, harapan, pengalaman dan tantangan activity daily

living (ADL), tetapi juga diharapkan dapat mengidentifikasi kebutuhan

24
25

penting untuk mengidentifikasi cara-cara inovatif operasionalisasi kebijakan

keterlibatan penanganan activity daily living (ADL). Serangkaian upaya untuk

mengurangi risiko baik melalui pembangunan pelayanan kesehatan dan

peningkatan kemampuan masyarakat terhadap penanganan activity daily

living (ADL) pada pasien sehingga dapat meningkatkan tingkat pengetahuan

dan perawatan yang tepat pada lansia dengan masalah activity daily living

(ADL).
26

DAFTAR PUSTAKA

Afifah, A., 2016. Hubungan Tingkat Kemandirian dalam Melakukan Aktivitas


Kehidupan Sehari-Hari dan Status Gizi pada Usia Lanjut di Panti Sosial
Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin. Jurnal Kesehatan Andalas: Vol
5. No 1 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang.

Aulia. 2017. Hubungan Tingkat Kemandirian Activity of Daily Living (ADL)


Lansia Dengan Kualitas Hidup Pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas
Lubuk Buaya Kelurahan Tabing Padang Tahun 2016

Apriliyasari, R. 2016. Kemandirian dalam Melakukan Aktivitas Sehari- hari pada


Pasien Rheumathoid Artritis. Jurnal Keperawatan dan Kesehatan
Masyarakat Vol. 1 No. 5. Stikes Cendekia Kudus.

Dewi. 2020. Gambaran Tingkat Kecemasan Dan Tingkat Kemandirian Activity


Daily Living (Adl) Penderita Rheumatoid Arthritis Di Desa Mancasan

Darmojo, RB., 2014. Gerontologi dan Geriatri di Indonesia. In: Sudoyo AW,
Setiyohadi B, AIwi I, K. MS, Setiati S, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. 4 ed. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam
FKULp. 1450-6

Ediawati, E. 2012. Gambaran Tingkat Kemandirian Dalam Actuvity Of Daily Living


(ADL) Dan Resiko Jatuh Pada Lansia DI Panti Sosial Trsna Wredha Budi Mulia
01 dan 03 Jakarta Timur. Depok: FK UI.

Fadhia. 2015. Hubungan Fungsi Kognitif Dengan Kemandirian Dalam Melakukan


Activities Of Daily Living (Adl) Pada Lansia Di Upt Pslu Pasuruan Volume
1. No 1

Kemenkes RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia 2018. Jakarta: Pusat Data dan
Informasi Kementerian Kesehatan RI. Diakses dari
http://www.depkes.go.id/

Latifah. 2016. Pemenuhan Kebutuhan Activites Daily living (ADL) Pasien Stroke
oleh Perawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Dan
Gamping

26
27

Maryam, R.S., 2011. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba
Medika

Muchlisoh. 2016. Tingkat kemandirian lansia dalam pemenuhan activity daily


living (ADLs) di Posyandu Lansia Desa Padeg kecamatan Cerme
Kabupaten Gresik

Mohammad. 2018. Gambaran Tingkat Kemandirian Activity Daily Living Pada


Lansia Di Upt Pelayanan Sosial Tresna Werdha Jember Vol 7. No 2

Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan Praktis.


Edisi 4. Jakarta : Salemba Medik

Padila. 2015. Buku ajar keperawatan gerontik. Yogyakarta : Nuha Medika Priharti.

2017. Hubungan Tingkat Kemandirian Activiy Daily Living (Adl)


Dengan Kualitas Hidup Lansia Di Kelurahan Karangasem Kecamatan
Laweyan Surakarta

Primadayanti. 2017. Perbedaan Tingkat Kemandirian Activity Of Daily Living


(Adl) Pada Lansia Yang Mengikuti Dan Tidak Mengikuti Posyandu Di
Wilayah Kerja Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember

Purnanto. 2018. Hubungan Antara Usia, Jenis Kelamin, Pendidikan DanPekerjaan


Dengan Activity Daily Living (Adl) Pada Lansia Di Puskesmas Gribig
Kabupaten Kudus. Vol 1, No 1, 31-39

Rohaedi, S., 2016. Tingkat Kemandirian Lansia Dalam Activities Daily Living Di
Panti Sosial Tresna Werdha Senja Rawi. Jurnal Pendidikan Keperawatan
Indonesia Vol.2 No. 1, 16 . FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.

Sampelan, I. 2015. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kemandirian Lansia


Dalam Pemenuhan Aktivitas Sehari-Hari Di Desa Batu Ecamatan
Likupang Selatan Kabupaten Minahasa Utara. e-journal Keperawatan (e-
Kp) Volume 3 Nomor 2, Mei 2015

Syaodih, S. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya Ke-9, h.5

Wulandari. 2015. Gambaran Tingkat Kemandirian Lansia Dalam Pemenuhan Adl


(Activity Daily Living) volume 1, No 2 Juli 2015, 155-159
28

FORM INDEKS BARTHEL

Variabel : Kemampuan Fungsional


Merupakan variabel yang digunakan untuk mengukur status fungsional pada
pasien yang mengalami gangguan sistem saraf
Prosedur tes:
Pasien dinilai menggunakan Barthel Index pada awal treatment, selama masa
rehabilitasi, dan pada masa akhir rehabilitasi
Aktivitas Elemen Penilaian Skor
Makan 0 = Tidak Mampu
5 = Memerlukan bantuan seperti, mengoleskan
mentega, atau memerlukan bentuk diet khusus
10 = Mandiri/ tanpa bantuan
Mandi 0 = Tergantung
5 = Mandiri
Kerapian/ 0 = Memerlukan bantuan untuk menata
Penampilan penampilan diri
5 = Mandiri (mampu menyikat gigi, mengelap
wajah, menata rambut, bercukur)
Berpakaian 0 = Tergantung/ tidak mampu
5 = Mandiri (Mampu mengancingkan
baju,menutup resleting)
Buang Air 0 = inkontinesia
besar
5 = Kadang mengalami kesulitan
10 = Mandiri
Buang air kecil 0 = Inkontinesia, harus dipasang kateter, tidak
mampu mengontrol BAK secara mandiri
5 = Kadang mengalami kesehatan
10 = Mandiri
Penggunaan 0 = Tergantung
Kamar mandi/ 5 = Perlu dibantu tapi tidak tergantung penuh
Toilet 10 = Mandiri
Berpindah 0 = tidak mampu, mengalami gangguan
tempat (dari keseimbangan
tempat tidur ke 5 = memerlukan bantuan (perlu satu atau dua
tempat duduk orang) untuk bisa duduk
atau 10 = Memerlukan sedikit bantuan (hanya diarahkan
sebaliknya) secara verbal)
15 = Mandiri
Mobilitas 0 = tidak mampu atau berjalan kurang dari 50
(berjalan pada meter
permukaan 5 = hanya bisa bergerak dengan kursi roda, lebih
yang rata) dari 50 meter
10 = berjalan dengan bantuan lebih dari 50 meter
15 = Mandiri (meski menggunakan alat bantu)
Menaiki/ 0 = Tidak mampu
menuruni 5 = Memerlukan bantuan
tangga 10 = Mandiri

Kriteria Hasil:
- 0 – 20 = Ketergantungan penuh
- 21 – 61 = Ketergantungan berat (sangat tergantung)
- 62 – 90 = Ketergantungan moderat
- 91 – 99 = Ketergantungan ringan
- 100 = Mandiri

Anda mungkin juga menyukai