Anda di halaman 1dari 41

Laporan Ilmiah Penelitian Penyakit Artritis

Pada Sendi

Disusun Sebagai Tugas Proyek


Mata Pelajaran Biologi

Anggota Kelompok :

1. Akmal Gilang Maulana XI MIPA 4/4


2. Irma Aulia Pratiwi XI MIPA 4/18
3. Meizulfa Ayu Risnanda XI MIPA 4/20
4. Muharisna Rafidatul Faizah XI MIPA 4/23
5. Puja Tri Laksono XI MIPA 4/29
6. Ulya Zayan Athif XI MIPA 4/33

PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL


DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 KENDAL
2018

1
PENGESAHAN LAPORAN

Anggota Kelompok : 1. Akmal Gilang Maulana XI MIPA 4/4


2. Irma Aulia Pratiwi XI MIPA 4/18
3. Meizulfa Ayu Risnanda XI MIPA 4/20
4. Muharisna Rafidatul Faizah XI MIPA 4/23
5. Puja Tri Laksono XI MIPA 4/29
6. Ulya Zayan Athif XI MIPA 4/33

Judul Laporan : Laporan Ilmiah Penelitian Penyakit Artritis Pada


Sendi

Guru Pembimbing : 1. Kharis Subkhan S.Pd,. Gr


2. Sunarto S.Pd,.M.Pd

Guru Pengampu Kepala Sekolah

(Kharis Subkhan S.Pd,. Gr) (Sunarto S.Pd,.M.Pd)

2
ABSTRAK

3
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“ Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan” (QS. 94 : 5)

“Man Jadda Wajada”

“Jangan pernah meremehkan impian, walaupun setinggi apapun,


sesungguhnya Allah maha mendengar”

Laporan ini dipersembahkan


untuk kedua orang tua kami, guru
keluarga, sahabat, dan teman-teman kami
yang senantiasa mengiringi langkah kami dengan doa dan kasih sayang

4
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kesehatan, karunia,
rahmat, dan hidayah-Nya. Hanya kepada-Nya kami memohon pertolongan serta
ampunan, dan atas ridho-Nya sehingga laporan ini telah selesai disusun dengan judul
“Laporan Ilmiah Penelitian Penyakit Artritis Pada Sendi”.
Pelaksanaan kegiatan dan penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan,
bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini kami
menyampaikan hormat dan terima kasih kepada:
1. Bapak Sunarto S.Pd.,M.Pd., Kepala SMA Negeri 1 Kendal yang telah memberikan
izin pelaksanaan kegiatan kewirausahaan;
2. Bapak Kharis Subkhan S.Pd,. Gr., sebagai Guru pengampu mata pelajaran Biologi
yang telah memberikan bimbingan dan arahan;
3. Bapak dan Ibu yang telah memberikan dukungan secara material dan spiritual;
4. dan seluruh teman-teman kelas XI MIPA 4 yang telah bekerja sama mensukseskan
kegiatan.
Kami menyadari mungkin laporan ini masih banyak kekurangan dan
ketidaksempurnaan, karena di dunia ini tidak ada yang sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan dan menghargai setiap kritik dan saran yang membangun dari berbagai
pihak demi kesempurnaan laporan ini. Semoga hasil laporan ini dapat menambah
wawasan yang bermanfaat dan berguna bagi para pembaca.

Kendal, Oktober 2018

Penyusun

5
Daftar Isi

6
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, informasi dan teknologi telah
meningkatkan kesadaran dan kebutuhan akan pentingnya ilmu pengetahuan. Kini siswa-
siswi dapat menambah ilmu tidak hanya dengan membaca buku dan mencari referensi di
internet. Agar lebih memahami dan melihat secara langsung ilmu yang mereka dapat,
menyediakan laboratorium untuk praktik. Siswa juga harus bisa melakukan analisis
terhadap perkembangan-perkembangan teknologi, ilmu, serta berita yang berkaitan
dengan kehidupan. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan agar siswa lebih peka terhadap
keadaan sekitar. Juga untuk menunjang aktivitas dalam kehidupan kita dituntut pula untuk
menjaga kesehatan kita. Terutama sendi yang merupaka alat gerak aktif tubuh yang
berperan besar dalam melakukan segala aktivitas hidup. Maka dari itu manusia terus
melakukan inovasi-inovasi untuk membantu kehidupan kita secara efektif dan inovatif,
selain itu juga untuk membantu setiap permasalahan terutama di bidang kesehatan, ilmu,
dan teknologi. Ilmu pengetahuan itu akan terus berkembang dan terjadi pembahuruan,
dan teknologilah yang membantu ilmu dan pemberitaan cepat beredar dalam masyarakat.
Kegiatan ini dilaksanankan bukan hanya untuk kegiatan laporan atau tugas saja,
tetapi juga untuk belajar serta malaksanakan tugas sebagai perwujudan melaksanakan
kurikulum 2013, serta untuk mengasah siswa-siswi aktif dan pandai dalam menyusun
laporan serta berwirausaha. Selain itu, para siswa dapat melakukan observasi dan mencari
referensi. Di mana kegiatan tersebut dilakukan dengan disiplin, mandiri dalam
menganalisis lingkungan budaya masyarakat secara aktif, dan melatih mental serta
keberanian dalam mencoba hal baru.
Dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat memperdalam dan mengaplikasikan
ilmu pendidikan. Aplikasi tersebut tidak hanya ada dalam buku maupun referensi di

7
internet, namun juga ada di sekitar lingkungan untuk menambah edukasi sambil
menganalisis keadaan sekitar lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah dalam penelitian


ini adalah :

1. Apa itu alat gerak sendi ?


2. Apa fungsi alat gerak sendi ?
3. Bagaimana kinerja sendi untuk menunjang alat gerak ?
4. Bagaimana penyebab terserangnya penyakit pada alat gerak sendi ?
5. Bagaimana cara mencegah agar tidak terserang penyakit pada alat gerak
sendi ?
6. Teknologi apa dan bagaimana cara penyembuhan pada penyakit alat gerak
sendi ?

1.3 Tujuan

Sesuai dengan latar belakang maka tujuan kegiatan ini sebagai berikut.
1. Siswa dapat menambah pengertahuan dan wawasan.
2. Siswa dapat mengembangkan sikap ingin tahu dan aktif dalam observasi.
3. Siswa dapat melatih kemandirian dan bertanggung jawab atas tugas yang diberikan.
4. Siswa dapat melatih memanfaatkan media dan berkarya, serta dapat menghasilkan
karya.
5. Siswa dapat mengenal berbagai macam memanfaatkan teknologi-teknologi terbaru.
6. Siswa dapat mengetahui bagaimana cara hidup sehat serta cara mengatasi saat terkena
penyakit.
7. Siswa dapat mengetahui berbagai macam penyakit pada sendi serta penyebab yang
memicu adanya penyik tersebut.
8. Siswa dapat mengetahui gejala awal saat terkena penyakit yang menyerang sendi.

8
1.4 Manfaat

Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.


1. Menambah ilmu dan wawasan umum yang luas.
2. Mengenal perkembangan teknologi, ilmu pengetahuan, dan kesehatan terbaru.
3. Kebersamaan yang erat diperoleh antar kelompok ataupun teman lain.
4. Meningkatkan motivasi hidup sehat dan teratur yang tinggi.
5. Memanfaatka potensi dan melakukan perubahan.
6. Mempertajam sifat kesadaran terhadap lingkungan.
7. Melatih bersosialisasi, observasi dan keberanian melakukan hal baru.
8. Melatih kita untuk terus berinovasi melakukan berbagai macam karya yang bermanfaat
bagi kehidupan.
9. Menyadarkan kita akan pentingnya ilmu pengetahuan, serta perubahan zaman yang
terjadi.

1.5 Sistematika Penulisan

Laporan ilmiah penelitian ini disusun atas lima bab agar mempunyai suatu
susunan yang sistematis, dapat memudahkan untuk mengetahui dan memahami
hubungan antara bab yang satu dengan bab yang lain sebagai suatu rangkaian yang
konsisten. Adapun sistematika yang dimaksud antara lain :
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang perlunya mengetahui dan mengadakan analisi
penyakit pada sendi. Latar belakang ini akan menjadi masukan bagi terbentuknya
perumusan masalah dan tujuan diadakannya pembuatan laporan ilmiah ini. Dalam bab
ini pula dijelaskan mengenai kegunaa hasil penelitian.

9
BAB II TELAAH PUSTAKA
Bab ini berisikan landasan teori yang menjadi dasar dan berhubungan dengan
permasalahan yang akan dibahas dalam pembuatan laporan ilmiah ini, yaitu definisi
sendi, fungsi kinerja sendi, penyakit pada sendi, penyebab terserangnya penyakit sendi,
cara mencegah penyaik sendi, teknologi yang digunakan dalam penyembuhan penyakit
pada sendi. Juga dibahas penelitian terdahulu yang merupakan penelitian yang menjadi
dasar pengembangan bagi penulisan ini, sehingga dapat disusun kerangka pemikiran
penelitian dan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN


Bab ini berisikan penjelasan variabel penelitian dan definisi operasional variabel
tersebut. Dijelaskan pula proses penentuan populasi dan sempel.selain itu dijelaskan pula
tentang jenis, sumber, dan metode pengumpulan data. Kemudian terdapat uraian tentang
metode analisis yang digunakan untuk melakukan analisis terhadap data yang diperoleh.

BAB IV HASIL PEMBAHASAN


Bab ini berisikan deskripsi proses pengujian yang dilakukan terhadap data yang
diperoleh. Bab ini juga memuat hasil dan pembahasan analisis data yang menjelaskan
hasil estimasi data dari kuesioner yang telah disebarkan. Bagian pembahasan ini
menerangkan interpretasi dan pembahasan hasil penelitian secara komperatif.

BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan penutup yang memuat kesimpulan dari hasil analisis data dan
pembahasan. Bab ini juga berisi saran-saran yang direkomendasikan kepada pihak-pihak
tertentu yang berkaitan dengan tema laporan ilmiah ini.

10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Dasar Teori
a. Pengertian Sendi

Sendi merupakan alat gerak atkif yang berguna sebagai penghubung


antartulang sehingga tulang dapat digerakkan. sendi merupakan perantara antara
tulang yang satu dengan tulang yang lainnya sehingga tulang tersebut menyatu.
Hubungan antartulang dibiasa disebut dengan artikulasi. Untuk terjadinya artikulasi
maka diperlukannya sendi. Sendi diapit oleh tulang rawan yang merupakan bantalan
untuk sendi. sendi di ikat oleh ligamen. ligamen adalah bahan yang kuat dan lentur.
Struktur sendi terdiri dari ligamen, kapsul sendi, cairan sinosivial, tulang rawan hialin,
dan bursa.

11
1. Ligamen merupakan jaringan ikat fibrosa yang berfungsi mencegah
pergerakan sendi secara berlebihan dan membantu mengembalikan tulang
pada posisi asalnya setelah melakukan pergerakan.

Gambar ligamen
2. Kapsul sendi, struktur tipis tapi kuat di dalam sendi yang berperan untuk
menahan ligamen. Kapsul sendi terdiri atas dua lapisan yaitu kapsul sinovial
dan kapsul fibrosa.

Gambar kapsul sendi


a. Kapsul sinovial merupakan jaringan fibrokolagen agak
lunak yang tidak memiliki saraf reseptor dan embuluh
darah. Kapsul sinovial berfungsi menghasilkan cairan
sinosial sendi dan membantu penyerapan makanan ke
tulang rawan sendi.

12
b. Kapsul fibrosa berupa jaringan fibrosa yang keras serta
memiliki saraf reseptor dan pembuluh darah. Kapsul
fibrosa berfungsi memlihara posisi dan stabilitas sendi,
serta memlihara egenerasi kapsul sendi.
3. Cairan sinovial merupakan cairan pelumas sehingga gesekan berjalan
lancar , halus, tidak menimbulkan rasa sakit ataupun nyeri. Minyak
sinovial mengandung berbagai jenis nutrisi serta campuran, gas oksigen,
nitrogen, dan karbon dioksida.

Gambar struktur tulang cairan sinovial


4. Tulang rawan hialin terdapat di ujung tulang. Tulang rawan hialin
berwarna agak bening, kebiruan, dan mengkilap. Tulang rawan hialin
berfungsi sebagai bantalan sendi agar tidak nyeri saat bergerak.

Gambar struktur tulang hialin


5. Bursa merupakan kantung tertutup yang dilapisi membran sinovial dan
terletak di luar rongga sendi.

13
Gambar bursa pada sendi
Tipe-tipe persendian ada tiga macam yaitu :
1. Sendi fibrosa, yaitu sendi yang tidak memiliki organ sendi dan dan
diperkokoh oleh jaringan ikat fibrosa. Tidak ada rongga, atau ruang yang hadir
antara tulang, sehingga sebagian besar sendi fibrosa tidak bergerak sama
sekali. Ada tiga jenis sendi fibrosa yaitu: sutura, Syndesmosis, dan gomphosis.
Sutura hanya ditemukan pada tengkorak dan memiliki serat pendek dari
jaringan ikat yang memegang tulang tengkorak erat di tempat.
Sendi Syndesmosis di mana tulang dihubungkan oleh sebuah pita dari
jaringan ikat, memungkinkan untuk lebih banyak gerakan daripada di sutura.
Contoh Syndesmosis adalah sendi tibia dan fibula pada pergelangan kaki.
Jumlah gerakan dalam jenis sendi ditentukan oleh panjang serat jaringan ikat.
Gomphosis terjadi di antara gigi dan soket mereka; istilah ini mengacu pada
cara gigi dimasukkan ke dalam soket seperti pasak. Gigi terhubung ke soket
oleh jaringan ikat yang disebut ligamentum periodontal.

14
Gambar sendi fibrosa
2. Sendi kartilago, yaitu sendi yang tidak memiliki rongga sendi dan
diperkokoh oleh jaringan kertilago atau tulang rawan. Ada dua jenis sendi
kartilaginosa : synchondrosis dan simfisis. Dalam sendi synchondrosis, tulang
bergabung dengan tulang rawan hialin. Synchondrosis ditemukan pada
lempeng epifisis tumbuh tulang pada anak-anak. Dalam simfisis, tulang rawan
hialin meliputi ujung tulang, tetapi hubungan antara tulang terjadi melalui
fibrokartilago. Simfisis ditemukan pada sendi antara tulang dan antara tulang
kemaluan. Amphiarthrosis memungkinkan gerakan hanya sedikit; Oleh
karena itu, kedua jenis sendi tulang rawan adalah amphiarthrosis.

Gambar sendi kartilago


3. Sendi sinovial, yaitu sendi yang memiliki rongga sendi dan diperkokoh oleh
jaringan ikat ligamen dan kapsul sendi. Sendi sinovial adalah satu-satunya

15
sendi yang memiliki ruang antara tulang perbatasan. Ruang ini, disebut
sebagai rongga sinovial (atau bersama), diisi dengan cairan sinovial. Cairan
sinovial melumasi sendi, mengurangi gesekan antara tulang dan
memungkinkan untuk gerakan yang lebih besar. Ujung-ujung tulang ditutupi
dengan kartilago artikular, tulang rawan hialin. Seluruh sendi dikelilingi oleh
kapsul artikular terdiri dari jaringan ikat. Hal ini memungkinkan pergerakan
sendi serta resistensi terhadap dislokasi. Kapsul artikular juga dapat memiliki
ligamen yang memegang tulang bersama-sama. Sendi sinovial mampu
gerakan terbesar dari tiga jenis sendi struktural; Namun, sendi lebih mobile
adalah sendi lemah. Lutut, siku, dan bahu adalah contoh sendi sinovial.
Karena mereka memungkinkan gerakan bebas, sendi sinovial diklasifikasikan
sebagai diartrosis.

Gambar sendi sinovial


b. Macam-Macam Sendi
Macam-macam sendi dikelompokan dalam beberapa 4 macam yakni
macam-macam sendi berdasarkan arah gerakannya, berdasarkan struktur, berdasarkan
fungsi, berdasarkan anatomi lokasinya. untuk mengetahui penjelasannya dapat dilihat
dibawah ini
1. Macam-Macam Sendi Berdasarkan Arah Gerakannya

16
a. Sendi Engsel adalah hubungan antartulang yang memungkinkan
gerakan satu arah maju atau mundur. Contoh sendi engsel adalah
persendian pada siku, lutut, dan persendian antararuas jari tangan.

Gambar sendi engsel


b. Sendi Peluru adalah hubungan antar tulang yang memungkinkan
gerak ke segala arah. Contoh sendi peluru adalah persendian antara tulang
paha dan tulang gelang panggul serta antara persendian pangkal lengan
atas dan gelang bahu.

Gambar sendi peluru


c. Sendi Putar adalah hubungan antartulang yang memungkinkan
gerakan tulang yang satu mengelilingi tulang lainnya sebagai poros.
Contoh sendi putar adalah persendian tulang tengkorak dan tulang atlas
serta persendian tulang hasta dan tulang pengumpul.

17
Gambar sendi putar
d. Sendi Geser adalah hubungan antartulang yang memungkinkan
gerakan tulang yang satu menggeser pada tulang yang lain. Contoh sendi
geser adalah persendian antartulang karpal.

Gambar sendi geser


e. Sendi Pelana adalah antartulang yang memungkinkan gerakan
tulang ke dua arah yang saling tegak lurus seperti gerakan orang naik kuda.
Contoh sendi pelana adalah persendian tulang tumit dan tulang kering.

18
Gamabar sendi pelana
c. Macam-Macam Sendi Berdasarkan Sifat
Macam-macam sendi berdasarkan sifat dan biasa pula dikatakan dengan
pergerakan atau fungsinya, antara lain sebagai berikut.
1. Sinartosis (Synarthrosis) atau Sendi mati adalah hubungan
antartulang yang tidak memungkinkan terjadinya gerakan karena tidak
memiliki celah sendi dan dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosa atau
kartilago. Contohnya persendian pada tulang tengkorak. Jenis-jenis sendi
sinartrosis, yaitu sebagai berikut.
a. Sinartrosis sinfibrosis adalah sendi yang dihubungkan
dengan jaringan ikat fibrosa berbentuk serabut yang mengalami
penulangan. Contohnya ada pada sendi tulang-tulang tengkorak
(sutura)
b. Sinartrosis sinkondrosis adalah yang sendi yang
dihubungkan dengan jaringan tulang rawan atau kartilago hialin.
Contohnya lempeng semenentara yang terletak di antara epifisis
dan dengan diafisis pada tulang panjang anak-anak. Setelah
sinkondrosis berosifikasi disebut sinotosis.
2. Amfiartrosis (Amphiarthrosis) atau Sendi kaku adalah
hubungan antartulang yang hanya sedikit memungkinkan terjadinya
gerakan karena adanya tekanan. Contohnya sendi kaku adalah persendian
tulang-tulang pergelangan tangan, persendian tulang pergelangan kaki, dan

19
persendian ruas-ruas tulang belakang. Jeis-jenis sendi amfiartrosis, yaitu
sebagai berikut.
a. Simfisis, sendi yang dihubungkan oleh kartilago atau
tulang rawan serabut. Contohnya sendi antar tulang belakang dan
sendi simfisis pubis atau tulang kemaluan.
b. Sindemosis, sendi yang dihubungkan oleh jaringan ikat
serabut ligamen. Contohnya sendi antartulang betis atau fibula
dan tulang kering atau tibia.
c. Gomposis, sendi pada tulang berbentuk kerucut yang
masuk ke dalam kantong tulang. Contohnya tulang gigi yang
tertanam dalam kantong tulang rahang.
3. Diartrosis atau Sendi gerak adalah hubungan antartulang yang
memungkinkan terjadinya gerak, baik gerak satu arah, dua arah, maupun ke
segala arah. Tipe-tipe dalam sendi diartrosis sebagai berikut.

a. Sendi Engsel adalah hubungan antartulang yang


memungkinkan gerakan satu arah maju atau mundur. Contoh
sendi engsel adalah persendian pada siku, lutut, dan persendian
antararuas jari tangan.
b. Sendi Peluru adalah hubungan antar tulang yang
memungkinkan gerak ke segala arah. Contoh sendi peluru adalah
persendian antara tulang paha dan tulang gelang panggul serta
antara persendian pangkal lengan atas dan gelang bahu.
c. Sendi Putar adalah hubungan antartulang yang
memungkinkan gerakan tulang yang satu mengelilingi tulang
lainnya sebagai poros. Contoh sendi putar adalah persendian
tulang tengkorak dan tulang atlas serta persendian tulang hasta
dan tulang pengumpul.
d. Sendi Geser adalah hubungan antartulang yang
memungkinkan gerakan tulang yang satu menggeser pada tulang

20
yang lain. Contoh sendi geser adalah persendian antartulang
karpal.
e. Sendi Pelana adalah antartulang yang memungkinkan
gerakan tulang ke dua arah yang saling tegak lurus seperti gerakan
orang naik kuda. Contoh sendi pelana adalah persendian tulang
tumit dan tulang kering.
d. Jenis-jenis Pergerakan pada Sendi
1. Gerak inverse dan gerak eversi
Gerak inverse ialah gerak membuka telapak kaki ke arah dalam tubuh,
sedangkan gerak eversi merupakan gerak kaki membuka ke arah luar,
atau gerak memiringkan kaki.
2. Gerak pronasi dan gerak supinasi
Gerak pronasi ialah gerak menelungkupkan tangan. sedangkan
gerakSupinasi ialah gerak an menegadahkan tangan .
3. Gerak elevasi dan gerak depresi
gerak elevasi ialah gerak menengadahkan kepala, sedangkan gerak
depresi ialah gerakan menurunkan atau menundukkan kepala.
4. Gerak adduksi dan gerak abduksi
gerak adduksi ialah gerak mendekati tubuh, sedangkan gerak abduksi
ialah gerak menjauhi tubuh. Contoh gerak adduksi dan gerak abduksi
ialah : gerakan membuka tungkai kaki, gerak merenggangkan tangan
dan gerak mengacungkan tangan.
5. Gerak fleksi dan gerak ekstensi
Gerak f eksi ialah gerakan membengkokkan atau menekuk, sedangkan
gerak ekstensi ialah gerak meluruskan. Contoh gerak fleksi dan gerak
ekstensi ialah : gerak pada siku, gerak pada lutut, gerak pada ruas-ruas
jari dan gerak pada bahu

e. Fungsi Sendi
1. Menghubungkan antara dua tulang sehingga membentuk rangka.

21
2. Memungkinkan rangka tubuh bergerak bebas dan leluasa sesuai batas.
3. Menanggung berat badan.

2.1.2. Gangguan pada Sendi


a. Artritis adalah peradangan pada satu atau lebih persendian, yang disertai
dengan rasa sakit, kebengkakan, kekakuan, dan keterbatasan bergerak.

1. Gejala Penyakit
Gejala klinis yang disebabkan artritis adalah adanya
rasa sakit, panas, dan pembengkakan pada persendian lutut (gejala
panca radang). Terasa adanya fluktuasi, sakit dan panas, kemerahan; secara umum
penderita menjadi demam jika sakit sudah menjadi sepsis, frekuensi nadi dan napas
frekuen, pincang yang hebat bahkan kadang sampai penderita tidak dapat berdiri.

2. Ciri-ciri Penyakit
a. Nyeri sendi, bahkan tanpa melakukan gerakan
b. Pembengkakan dan kekakuan pada sendi
c. Peradangan di dalam dan sekitar sendi
d. Gerakan sendi terbatas
e. Kemerahan pada kulit di sekitar sendi
3. Penyebab Penyakit
Arthritis dapat berkembang ketika jaringan tulang rawan yang
meradang, menyebabkan penurunan parah. Tulang rawan adalah
jaringan ikat yang bertanggung jawab untuk melindungi tulang Anda
agar tidak bergesekan satu sama lain ketika Anda bergerak.
Penyebabnya bervariasi pada berbagai jenis arthritis.
Osteoarthritis melibatkan kerusakan dan robeknya tulang
rawan sendi Anda — lapisan licin, keras pada ujung tulang.
Kerusakan dapat mengakibatkan tulang saling bergesekan langsung,
yang menyebabkan rasa sakit dan terbatasnya gerakan. Keausan ini

22
dapat terjadi selama bertahun-tahun, atau dapat dipercepat oleh cedera
sendi atau infeksi.
Dalam rheumatoid arthritis, sistem kekebalan tubuh
menyerang lapisan kapsul sendi, membran tangguh yang menutupi
semua bagian sendi. Lapisan ini, yang dikenal sebagai membran
sinovial, menjadi meradang dan bengkak. Proses penyakit ini
akhirnya dapat merusak tulang rawan dan tulang di dalam sendi.
4. Faktor-faktor Resiko
Ada banyak faktor risiko untuk arthritis. Jika sendi Anda
telah cedera sebelumnya saat melakukan aktivitas berat bagi sendi
Anda, Anda dapat mengembangkan arthritis ketika mencapai usia
pertengahan. Mereka yang gemuk juga memiliki risiko lebih tinggi
terkena arthritis, karena kelebihan otot, lemak, cairan, dan
sebagainya dapat menempatkan lebih banyak tekanan pada sendi
Anda dari kemampuannya untuk menahan.
5. Pengobatan Artritis
Dengan menggunakan tingkat radiasi rendah untuk
memvisualisasikan tulang, sinar-X dapat menunjukkan kehilangan
tulang rawan, kerusakan tulang dan tulang taji. sinar-X mungkin
tidak menunjukkan kerusakan rematik awal, tapi mereka sering
digunakan untuk melacak perkembangan penyakit.
Computerized tomography (CT) scan mengambil sinar-X
dari berbagai sudut dan menggabungkan informasi untuk membuat
tampilan cross-sectional dari struktur internal. CT dapat
memvisualisasikan kedua tulang dan jaringan lunak sekitarnya.
Magnetic resonance imaging (MRI): menggabungkan
gelombang radio dengan medan magnet yang kuat, MRI dapat
menghasilkan gambar penampang yang lebih rinci dari jaringan
lunak seperti tulang rawan, tendon dan ligamen.

23
Untuk arthritis, obat yang sering diresepkan:
1. Obat penghilang rasa sakit: mereka dapat mengurangi rasa
sakit, tetapi tidak meningkatkan peradangan.
2. Obat non-steroid anti-inflamasi seperti ibuprofen
3. Kortikosteroid
Dalam kasus yang parah, maka yang dilakukan:
1. Artroplasti (pergantian sendi) untuk menggantikan sendi
Anda dengan buatan
2. Arthodesis (penggabungan sendi): ujung tulang Anda
terkunci bersama sampai mereka sembuh dan menjadi satu
3. Osteotom: di mana tulang dipotong dan kembali
diselaraskan.
Bentuk-bentuk penyakit artritis, adalah sebagai berikut :
1. Artritis rheumatoid adalah peradangan kronis pada sendi yang menyebabkan rasa
sakit, bengkak dan kaku pada persendian (misalnya pada sendi kaki dan tangan).
Seiring waktu, peradangan ini bisa menghancurkan jaringan persendian dan
bentuk tulang. Efek dari kondisi ini akan membatasi aktivitas keseharian,
seperti sulit untuk berjalan dan menggunakan tangan.Penyakit ini timbul karena
sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang jaringan yang sehat, menyebabkan
peradangan yang merusak sendi. Umunya diderita oleh wanita usia 25-55 tahun.
a. Gejala Penyakit
Gejala rheumatoid arthritis pada masing-masing orang berbeda dan bisa
berubah seiring waktu, namun gejala yang sering timbul pada persendian adalah
rasa kaku, kemerahan, bengkak, terasa hangat, dan nyeri.
Rheumatoid arthritis harus segera ditangani karena jika penyakit
bertambah parah, gejala bisa menyebar ke bagian tubuh lainnya dan
menyebabkan persendian bergeser atau bahkan berubah bentuk.

b. Penyebab Penyakit

24
Rheumatoid arthritis disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang
seharusnya melawan infeksi, tetapi justru menyerang sel normal pada persendian
dan membuat sendi terasa nyeri, bengkak, dan kaku.
Walau alasan kenapa sistem kekebalan tubuh keliru menyerang tubuh
dalam rheumatoid arthritis masih belum diketahui, ada beberapa faktor yang bisa
meningkatkan risiko, seperti faktor usia, hormon, genetika, lingkungan, obesitas
dan kebiasaan merokok.
c. Pengobatan penyakit
Menjaga sendi Anda sangat penting dalam pengobatan rheumatoid
arthritis. Latihan merupakan bagian penting dari ini, dan fisioterapis
dapat menyarankan latihan yang berbeda yang dapat membantu
meringankan gejala-gejala, memperkuat otot dan meregangkan sendi
Anda dengan aman. Anda mungkin menemukan bahwa hidroterapi
(berolahraga di kolam air hangat) membantu untuk meringankan gejala
Anda.
Seorang ahli penyakit kaki dapat membantu dengan masalah
dengan kaki dan pergelangan kaki. Mereka dapat menyarankan
pengobatan yang aman dan efektif yaitu dengan pengobatan alternatif
disertai dengan obat-obatan herbal alami seperti Triflex Capsule dari
Green World.
Tidak ada obat untuk rheumatoid arthritis. Tapi penemuan terbaru
menunjukkan bahwa remisi gejala lebih mungkin ketika pengobatan
dimulai dini atau sejak awal dengan obat herbal Rheumatoid Arthritis
yaitu (Triflex capsule) yang dikenal sebagai obat herbal antirematik
penyakit-memodifikasi.
Tujuan pengobatan utama dengan rheumatoid arthritis adalah
untuk mengendalikan peradangan dan memperlambat atau menghentikan
bawah RA. Pengobatan biasanya meliputi obat , pekerjaan atau terapi
fisik , dan teratur berolahraga. Beberapa orang memerlukan pembedahan
untuk memperbaiki kerusakan sendi . Awal, pengobatan agresif adalah

25
kunci untuk hasil yang baik. Dan dengan perawatan saat ini, kerusakan
sendi dapat diperlambat atau dihentikan dalam banyak kasus.
2. Gout arthritis

Gout arthritis adalah penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak dan berulang
dari artritis yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan kristal monosodium urat,
yang terkumpul di dalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat di dalam
darah (hiperurisemia). Penyakit ini sering diderita oleh laki-laki berusia kurang-lebih
40-50 tahun dan wanita pasca menopause.

a. Penyebab
Dalam keadaan normal, beberapa asam urat ditemukan dalam
darah karena tubuh terus menerus memecah sel dan membentuk sel yang
baru dan karena makanan yang dikonsumsi mengandung cikal bakal
asam urat. Kadar asam urat menjadi sangat tinggi jika ginjal tidak dapat
membuangnya melalui air kemih. Tubuh juga bisa menghasilkan asam
urat karena adanya kelainan enzim yang sifatnya diturunkan atau karena
suatu penyakit (misalnya kanker darah), dimana sel-sel berlipatganda dan
dihancurkan dalam waktu yang singkat. Beberapa jenis penyakit ginjal
dan obat-obatan tertentu mempengaruhi kemampuan ginjal untuk
membuang asam urat.

b. Gejala

- Nyeri hebat pada beberapa sendi (seringkali terjadi pada malam hari)

- Sendi membengkak dan kulit diatasnya tampak merah keunguan dan terasa
kencang, apabila disentuh akan menimbulkan nyeri yang hebat.

- Demam, menggigil, perasaan tidak enak badan dan denyut jantung yang
cepat.

26
- Penyakit ini sering mengenai sendi di pangkal ibu jari kaki dan
menyebabkan suatu keadaan yang disebut podagra; penyakit ini juga sering
menyerang pergelangan kaki, lutut, pergelangan tangan dan sikut. Kristal
dapat terbentuk di sendi-sendi perifer tersebut karena persendian tersebut
lebih dingin daripada persendian di pusat tubuh dan urat cenderung
membeku pada suhu dingin.

- Serangan pertama umumnya hanya mengenai satu sendi dan berlangsung


selama beberapa hari. Gejalanya menghilang secara bertahap. Tetapi jika
penyakit ini semakin memburuk, maka serangan yang tidak diobati akan
berlangsung lebih lama, lebih sering terjadi dan mengenai beberapa sendi.
Sendi yang terkena bisa mengalami kerusakan yang permanen.

- Gout yang menahun dan berat, menyebabkan terjadinya kelainan bentuk


sendi. Pengendapan kristal urat di dalam sendi dan tendon terus berlanjut
dan menyebabkan kerusakan yang membatasi pergerakan sendi. Benjolan
keras dari kristal urat (tofi) diendapkan dibawah kulit di sekitar sendi. Tofi
juga bisa terbentuk di dalam ginjal dan organ lainnya, dibawah kulit telinga
atau di sekitar sikut. Jika tidak diobati, tofi pada tangan dan kaki bisa pecah
dan mengeluarkan massa kristal yang menyerupai kapur.

c. Diagnosa
Diagnosa gout seringkali ditegakkan bedasarkan gejalanya yang
khas dan hasil pemeriksan terhadap sendi. Ditemukannya kadar asam
urat yang tinggi di dalam darah akan memperkuat diagnosis. Tetapi pada
suatu serangan akut, kadar asam urat seringkali normal. Pada
pemeriksaan terhadap contoh cairan sendi dibawah mikroskop khusus
akan tampak kristal urat yang berbentuk seperti jarum.

d. Pengobatan

- Langkah pertama untuk mengurangi nyeri adalah mengendalikan


peradangan. Pengobatan gout tradisional kolkisin. Biasanya nyeri sendi
mulai berkurang dalam waktu 12-24 jam setelah pemberian kolkisin dan
akan menghilang dalam waktu 48-72 jam. Kolkisin diberikan dalam bentuk
tablet, tetapi jika menyebabkan gangguan pencernaan, bisa diberikan secara
intravena. Obat ini seringkali menyebabkan diare dan bisa menyebabkan
efek samping yang lebih serius (termasuk kerusakan sumsum tulang).

- Saat ini obat anti peradangan non-steroid (misalnya ibuprofen dan


indometasin) lebih banyak digunakan daripada kolkisin dan sangat efektif
mengurangi nyeri dan pembengkakan sendi. Kadang diberikan

27
kortikosteroid (misalnya prednison). Jika penyakit ini mengenai 1-2 sendi,
suatu larutan kristal kortikosteroid bisa disuntikkan langsung ke dalam sendi.
Pengobatan ini sangat efektif untuk mengakhiri peradangan yang disebabkan
oleh kristal urat.

- Obat-obat seperti probenesid atau sulfinpirazon berfungsi menurunkan kadar


asam urat dalam darah dengan jalan meningkatkan pembuangan asam urat ke
dalam air kemih. Aspirin menghambat efek probenesid dan sulfinpirazon,
sehingga sebaiknya tidak digunakan pada saat yang bersamaan. Jika
diperlukan obat pereda nyeri, lebih baik diberikan asetaminofen atau obat
anti peradangan non-steroid (misalnya ibuprofen).

- Jika pembuangan asam urat meningkat, dianjurkan untuk minum banyak air
(minimal 2 liter/hari) untuk membantu mengurangi resiko kerusakan sendi
dan ginjal. Allopurinol merupakan obat yang menghambat pembentukan
asam urat di dalam tubuh. Obat ini terutama diberikan kepada penderita yang
memiliki kadar asam urat yang tinggi atau mengalami kerusakan ginjal.
Allopurinol bisa menyebabkan gangguan pencernaan, timbulnya ruam di
kulit, berkurangnya jumlah sel darah putih dan ke.rusakan hati.

- Sebagian besar tofi akan mengecil secara perlahan jika kadar asam urat
dalam darah berkurang; tetapi tofi yang sangat besar mungkin harus diangkat
melalui pembedahan. Orang yang memiliki kadar asam urat yang tinggi
tetapi tidak menunjukkan gejala-gejala gout, kadang mendapatkan obat
untuk menurunkan kadar asam uratnya. Tetapi karena adanya efek samping
dari obat tersebut, maka pemakaiannya ditunda kecuali jika kadar asam urat
di dalam air kemihnya sangat tinggi.

e. Pencegahan
Penyakitnya sendiri tidak bisa dicegah, tetapi beberapa faktor
pencetusnya bisa dihindari (misalnya cedera, alkohol, makanan kaya
protein). Untuk mencegah kekambuhan, dianjurkan untuk minum banyak
air, menghindari minuman beralkohol dan mengurangi makanan yang
kaya akan protein. Beberapa penderita (terutama yang mengalami
serangan berulang yang hebat) mulai menjalani pengobatan jangka
panjang pada saat gejala telah menghilang dan pengobatan dilanjutkan
sampai diantara serangan. Kolkisin dosis rendah diminum setiap hari dan
bisa mencegah serangan atau paling tidak mengurangi frekuensi
serangan. Mengkonsumsi obat anti peradangan non-steroid secara rutin
juga bisa mencegah terjadinya serangan. Kadang kolkisin dan obat anti
peradangan non-steroid diberikan dalam waktu yang bersamaan. Tetapi
kombinasi kedua obat ini tidak mencegah maupun memperbaiki

28
kerusakan sendi karena pengendapan kristal dan memiliki resiko bagi
penderita yang memiliki penyakit ginjal atau hati.

3. Psoriasis arthritis

Psoriasis arthritis adalah penyakit yang dialami oleh sejumlah penderita psoriasis.
Arthritis sendiri merupakan peradangan pada salah satu atau beberapa persendian tubuh.
Sedangkan psoriasis merupakan kondisi autoimun yang ditandai dengan munculnya
bercak-bercak merah pada kulit dengan kerak berwarna keputihan di bagian atasnya,
akibat pembentukan sel kulit yang berlebihan dan sangat cepat.
Penyakit psoriasis arthritis dapat dibagi menjadi lima jenis berdasarkan bagian tubuh
yang terkena dampaknya, yaitu:

1. Psoriasis arthritis asimetris, biasanya hanya mengenai beberapa persendian di


satu sisi tubuh, baik persendian besar atau kecil, misalnya pada jari tangan atau
kaki.
2. Psoriasis arthritis simetris, yang mengenai beberapa persendian di kedua sisi
tubuh, seperti kedua siku atau kedua dengkul. Kondisi ini bisa merusak
persendian dan membuat sendi tidak berfungsi.
3. Arthritis mutilans, merupakan jenis psoriasis arthritis yang paling parah dan
paling merusak, hingga dapat menyebabkan perubahan bentuk.
4. Spondilitis, yang mengenai sendi tulang belakang dan dapat menyebabkan
peradangan serta kekakuan antara tulang-tulang leher, punggung, serta tulang
panggul. Dapat juga menyerang ligamen yang menghubungkan otot-otot ke
tulang dan jaringan penghubung lainnya.
5. Distal interphalangeal predominant (DIP), mengenai persendian kecil di ujung
jari tangan dan kaki, serta kuku.

a. Gejala Psoriasis Arthritis

29
Psoriasis arthritis dapat menyebabkan persendian bengkak dan nyeri. Selain itu,
sendi yang meradang terasa lebih hangat. Penderita psoriasis arthritis juga mengalami
kekakuan sendi pada saat bangun tidur serta tubuh terasa lelah. Penderita umumnya
lebih mudah mengalami obesitas, tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, penyakit
jantung, dan diabetes.

b. Penyebab Psoriasis Arthritis


` Seseorang dapat terkena psoriasis arthritis ketika sistem kekebalan tubuhnya
mulai menyerang sel-sel dan jaringan tubuh yang sehat. Ketidaknormalan respon sistem
kekebalan tubuh ini disebut kelainan autoimun. Pada psoriasis arthritis, jaringan tubuh
yang diserang adalah sendi, sehingga menyebabkan peradangan. Sampai saat ini
penyebab ketidaknormalan respon sistem kekebalan tubuh tersebut masih belum
diketahui. Faktor genetik, psikis dan lingkungan diduga sebagai pemicunya.
Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang terkena psoriasis arthritis, di
antaranya adalah:

- Psoriasis, merupakan faktor terbesar yang meningkatkan risiko seseorang untuk


menderita psoriasis arthritis.
- Usia, Psorisis arthritis kebanyakan ditemukan pada usia 30 hingga 50 tahun
- Genetik, sebagian besar penderita psoriasis arthritis memiliki anggota keluarga
yang juga menderita kelainan ini.

c. Diagnosis Psoriasis Arthritis


Beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan dokter untuk mendiagnosa
psoriasis arthritis adalah:

1. Pemeriksaan fisik, untuk memeriksa tanda-tanda peradangan pada persendian


pasien, lalu memeriks ketidaknormalan lain pada kulit dan kuku.
2. Uji pencitraan, pemeriksaan dengan menggunakan foto rontgen
atau MRI untuk mendapatkan gambar detail dari sendi yang meradang.
3. Uji laboratorium, dilakukan pemeriksaan pada sampel darah dan cairan sendi.

d. Pengobatan Psoriasis Arthritis


Sampai saat ini belum ditemukan obat untuk menyembuhkan psoriasis arthritis.
Pengobatan yang diberikan kepada penderita hanya bertujuan untuk menekan
peradangan pada sendi, sehingga dapat mengurangi nyeri dan mencegah kecacatan.
Obat-obatan yang biasanya diberikan adalah:

30
1. Imunosupresan, untuk menekan respon sistem kekebalan tubuh pasien yang
tidak terkontrol.
2. Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), dapat meredakan nyeri dan
mengurangi peradangan.
3. Penghambat TNF-alpha, untuk mengurangi rasa nyeri, pembengkakan sendi,
dan kekakuan pada saat bangun tidur.
4. Obat antirematik modifikasi-penyakit (DMARD), yang mampu
memperlambat berkembangnya psoriasis arthritis dan menghindari kerusakan
permanen pada persendian dan jaringan tubuh lain.
5. Beberapa obat baru seperti apremilast, ustekinumab, dan secukinumab dapat
meredakan gejala-gejala psoriasis arthritis.

Beberapa tindakan berikut dapat juga dilakukan dalam penanganan psoriasis arthritis:

- Terapi panas dan dingin.


- Injeksi steroid, untuk mengurangi peradangan secara cepat.
- Penggantian sendi, sendi yang sudah rusak parah akibat psoriasis arthritis akan
diganti dengan sendi buatan melalui pembedahan.

e. Komplikasi Psoriasis Arthritis


Komplikasi yang bisa terjadi apabila psoriasis arthritis tidak ditangani dengan
benar, antara lain:

- Kerusakan permanen pada sendi


- Penyakit kardiovaskuler.
- Gangguan mata, seperti konjungtivis atau uveitis

4. Artrtitis Sika

Artrtitis Sika merupakan suatu kondisi yang terjadi akibat adanya peradangan
pada persendian yang sampai mengakibatkan sendi kering (kekurangan minyak sinval).

a. Penyebab artritis sika :

- Keturunan, orang yang memiliki salah satu anggota keluarga yang menderita penyakit
ini akan memiliki peluang untuk terserang.

- Cedera, biasanya orang yang mengalami cedera lama akan lebih berpeluang
mengalami artritis sika.

- Aktivitas, seseorang yang sering melakukan aktivitas berat atau bahkan berlebihan
akan memiliki resiko untuk menderita penyakit ini.

31
- Pola hidup tidak sehat, minum alkohol, merokok, stres, dan mengkonsumsi makanan
tidak akan meningkatkan resiko untuk menderita penyakit artritis.

b. Gejala :

- Gejala arthritis pada masing-masing orang berbeda dan bisa berubah seiring waktu,
namun gejala yang sering timbul pada persendian adalah rasa kaku, kemerahan,
bengkak, terasa hangat, dan nyeri. Jangan abaikan apabila memiliki gejala seperti di
atas, penanganan yang terlambat akan memperburuk kondisi penderita. Bahaya
penyakit artritis bila tidak segera ditangani bisa menyebabkan pincang bahkan sampai
tidak bisa berdiri.

c. Pencegahan artritis sika :

- Berhenti merokok = Perlu anda ketahui bahwa di dalam rokok terdapat kandungan zat
yang dapat merusak kesehatan tubuh, oleh karena itu tidak heran jika orang yang
sering merokok akan memiliki peluang yang besar untuk menderita penyakit artritis.

- Menjaga berat badan = Untuk yang memiliki berat badan ideal menjaga berat badan
adalah tindakan yang tepat untuk dilakukan agar bisa terhindar dari resiko tinggi
menderita artritis. Sedangkan, bagi anda yang memiliki berat badan berlebih
menurunkan berat badan merupakan tindakan yang harus anda lakukan supaya
terhindar dari resiko tinggi menderita artritis.

- Tidak minum alkohol

- Rajin berolahraga = Pencegahan penyakit polip lain yang bisa anda lakukan untuk
menghindari resiko tinggi menderita artritis adalah dengan melakukan olahraga
teratur. Perlu untuk diketahui kalau olahraga dapat membantu meningkatkan
kesehatan tulang dan juga persendian. Bila tulang dan persendian kesehatannya
terjaga maka resiko untuk menderita penyakit artritis akan berkurang.

- Mengonsumsi makanan sehat = Buah dan sayur adalah dua makanan sehat yang bagus
dikonsumsi untuk mencegah terjadinya artrtitis, buah dan sayur memiliki banyak
kandungan gizi yang bagus untuk meningkatkan kesehatan tubuh dan juga tulang.

5. Artritis eksudatif

Artritis eksudatif adalah timbulnya getah radang berupa cairan nanah pada
rongga sendi dan menimbulkan rasa sakit jika digerakkan. Atau dengan kata lain,
radang sendi yang disebabkan oleh infeksi bakteri sehingga menimbulkan adanya
nanah di dalam sendi.

32
6. Artritis septik

Artritis septik adalah radang sendi yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau
jamur. Bakteri masuk ke dalam sendi dan menyebabkan bengkak dan nyeri. Artriitis
septic jarang terjadi pada beberapa sendi pada saat yang bersamaan. Artritis septic
biasanya diderita oleh anak-anak dan lansia. Artritis septic dapat terjadi karena selaput
sendi (synovium) tidak bisa melindungi sendi dari infeksi sehingga tubuh bereaksi
dengan menimbulkan peradangan pada sendi. Infeksi berlangsung dengan cepat
selama beberapa jam atau hari dan dapat merusak tulang muda serta tulang lain
dalam sendi. Oleh karena itu, penanganan segera sangat diperlukan guna mengatasi
gejala yang menimbulkan rasa tidak nyaman pada penderitanya.

a. Gejala Artritis Septik :

- Sendi yang terinfeksi bengkak, merah, dan terasa hangat.,


- Demam.,
- Nyeri sendi, terutama saat sendi digerakkan.,
- Lelah dan lemah.,
- Kesulitan menggerakkan tungkai pada sendi yang terinfeksi

b. Beberapa factor risiko yang dapat memicu Artritis Septik :

- Sistem kekebalan tubuh yang lemah sehingga memudahkan terjadinya infeksi.,


- Mengalami cedera sendi dan masalah pada sendi.,
- Kondisi kulit yang mudah pecah dan sulit sembuh.,
- Menggunakan obat-obatan suntik.,
- Baru menjalani operasi sendi.,
- Baru pulih dari cedera sendi.,
- Mengonsumsi obat-obatan yang dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh.

c. Pengobatan Artritis Septik

Dalam mengobati artritis septic, dokter akan mengombinasikan obat-obatan


antibiotik dengan pengairan cairan sendi. Pemberian antibiotic bertujuan untuk
mengobati infeksi, serta mencegah penyebaran infeksi secara lebih luas. Pemilihan
antibiotic ini tergantung dari jenis mikroba penyebab infeksi. Pada tahap awal,
antibiotik akan diberikan dalam bentuk suntukan ke dalam pembuluh vena. Setelah itu,
pengobatan dilanjutkan dengan antibiotik oral. Lama terapi antibiotic bisa mencapai

33
waktu 2 hingga 6 minggu. Efek samping yang mungkin terjadi adalah mual, muntah,
diare, atau reaksi alergi.

Pemberian antibiotic harus diikuti dengan pengeringan cairan dari dalam sendi
yang terinfeksi. Tindakan ini bertujuan untuk membersihkan infeksi hingga tuntas.
Pengeringan cairan dapat dilakukan dengan menggunakan jarum yang dimasukkan ke
dalam rongga sendi atau dengan menggunakan artroskopi (selang dengan kamera di
ujungnya). Alat ini dimasukkan ke sendi melalui sayatan kecil untuk menyedot dan
mengeringkan cairan infeksi.

Keberhasilan pengeringan cairan tergantung dari lokasi sendi yang terinfeksi.


Prosedur ini kadang-kadang sulit dilakukan pada sendi tertentu, misalnya sendi
panggul. Sebagai solusi, biasanya dokter akan menganjurkan bedah terbuka untuk
mengeringkan cairan sendi yang terinfeksi.

34
BAB III
METODE PENELITIAN
Arthritis rheumatoid adalah penyakit autoimun yang disebabkan karena adanya
peradangan atau inflamasi yang dapat menyebabkan kerusakan sendi dan nyeri. Nyeri
dapat muncul apabila adanya suatu rangsangan yang mengenai reseptor nyeri. Penyebab
arthritis rheumatoid belum diketahui secara pasti, biasanya hanya kombinasi dari genetic,
lingkungan, hormonal, dan faktor system reproduksi. Namun faktor pencetus terbesar
adalah faktor infeksi seperti bakteri, mikroplasma dan virus (Yuliati, et.a., 2013).
Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional telah mewujudkan hasil
positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup,
kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, terutama di bidang medis atau ilmu
kedokteran sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan penduduk serta
meningkatkan umur harapan hidup manusia, akibatnya jumlah penduduk yang berusia
lanjut meningkat dan bertambah cenderung lebih cepat (Zakir, 2014).
Jumlah penduduk yang bertambah dan usia harapan hidup lansia akan
menimbulkan berbagai masalah antara lain masalah kesehatan, psikologis, dan sosial
ekonomi. Permasalahan pada lansia sebagian besar adalah masalah kesehatan akibat
proses penuaan, ditambah permasalahan lain seperti masalah keuangan, kesepian, merasa
tidak berguna, dan tidak produktif. Banyaknya permasalahan yang dihadapi lansia, maka
masalah kesehatanlah yang jadi 2 peran pertama dalam kehidupan lansia seperti
munculnya penyakit-penyakit yang sering terjadi pada lansia (BKKBN, 2012).
Penduduk lansia pada umumnya banyak mengalami penurunan akibat proses
alamiah yaitu proses menua (Aging) dengan adanya penurunan kondisi fisik, psikologis,
maupun sosial yang saling berinteraksi. Permasalahan yang berkembang memiliki
keterkaitan dengan perubahan kondisi fisik yang menyertai lansia. Perubahan kondisi
fisik pada lansia diantaranya adalah menurunnya kemampuan muskuloskeletal kearah
yang lebih buruk (Nugroho, 2010).
Penduduk lansia (usia 60 tahun keatas) di dunia tumbuh dengan sangat cepat
bahkan tercepat di bidang kelompok usia lainnya. Penduduk lansia mengalami
peningkatan yang signifikan pada tahun 2015, jumlah penduduk lansia sebesar 18,96 juta

35
jiwa dan meningkat menjadi 20,547,541 pada tahun 2016 (Bureau, 2016). Penderita
arthritis rheumatoid pada lansia diseluruh dunia telah mencapai angka 355 juta jiwa,
artinya 1 dari 6 lansia didunia ini menderita reumatik. Diperkirakan angka ini terus
meningkat hingga tahun 2025 dengan indikasi lebih dari 25% akan mengalami
kelumpuhan. Organisasi kesehatan dunia (WHO) melaporkan bahwa 20% penduduk
dunia terserang penyakit arthritis rheumatoid,dimana 5-10% adalah merekayang berusia
5-20 tahun dan 20% mereka yang berusia 55 tahun (WHO, 2012).
Di Indonesia reumatik mencapai 23,6% hingga 31,3%. Angka ini menunjukkan
bahwa tingginya angka kejadian reumatik. Peningkatan jumlah populasi lansia yang
mengalami penyakit reumatik juga terjadi di Jawa Timur, berdasarkan data statistik
Indonesia (2016), di Jawa Timur jumlah lansia pada 3 tahun 2015 adalah 173.606 orang,
dengan status kesehatan baik 64.818 orang, cukup baik 72.705 orang dan status kesehatan
kurang baik 36.083 orang.
Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo didapatkan jumlah 10 penyakit
terbesar di Kabupaten Ponorogo pada tahun 2016 yang pertama adalah penyakit reumatik
(16,76%), kemudian diikuti hipertensi (14,96%), ISPA (13,15%), Maag (12,17%), Alergi
(10.73%) dan yang terakhir adalah mata (3,38%). Di Puskesmas Kecamatan Bungkal
dalam dua bulan terakhir juga menunjukkan bahwa mayoritas lansia mengalami penyakit
reumatik yaitu berjumlah 180 orang, adapun secara keseluruhan angka kesakitan penyakit
reumatik Puskesmas se Kabupaten Ponorogo yaitu 3.047 orang (Dinkes, 2016).
Penelitian Nursyamsi Norma Lalla (2015) tentang tingkat pengetahuan tentang
penyakit arthritis rheumatoid ditinjau dari karakteristik lansia di Puskesmas Tamalanrea
Jaya Kota Makassar menunjukkan hasil analisa deskritif yang dilakukan secara
keseluruhan menunjukkan bahwa dari 30 responden, yang memiliki pengetahuan dengan
kategori baik sebanyak 13 orang (43,3%), sedangkan yang memilki pengetahuan dengan
kategori kurang sebanyak 17 orang (56,7%). Ada dua faktor yang mempengaruhi
pengetahuan responden yaitu pendidikan dan umur. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian yang dilakukan oleh Nursyamsi Norma Lalla (2015) adalah pada fokus
penelitian tidak hanya pada karakteristik responden, tetapi juga riwayat penyakit yang
menyertai lansia serta jenis penyakit reumatik pada lainsia.

36
Penelitian terkait dengan gambaran karakteristik dan jenis penyakit reumatik pada
Lansia bukanlah merupakan penelitian yang baru, telah ada beberapa penelitian yang
telah dilakukan sebelumnya.
1. Nursyamsi Norma Lalla (2015) melakukan penelitian tentang “Tingkat
Pengetahuan Tentang Penyakit Arthritis Rheumatoid ditinjau Dari Karakteristik Lansia
di Puskesmas Tamalanrea Jaya Kota Makassar”. Penelitian ini menggunakan Desain
Statistic Deskriptif. Pengambilan sampel penelitian menggunakan tehknik total sampling
sehingga sampel yang diteliti dalam penelitian ini adalah 30 responden. Hasil Analisa
Deskritif yang dilakukan secara keseluruhan menunjukkan bahwa dari 30 responden,
yang memiliki pengetahuan dengan kategori baik sebanyak 13 orang (43,3%), sedangkan
yang memilki pengetahuan dengan kategori kurang sebanyak 17 orang (56,7%).
Pengetahuan adalah hasil dari tahu. Sedangkan ada dua faktor yang mempengaruhi
pengetahuan responden yaitu pendidikan dan umur. Kesimpulan yang diambil dari
penilitian ini yaitu Sebagian besar Responden memiliki Gambaran Pengetahuan yang
kurang tentang Atritis Rhemotoid. Sedangkan saran dalam penelitian ini adalah
diharapkan petugas kesehatan melakukan penyuluhan kesehatan untuk lebih
meningkatkan pengetahuan klien maupun keluarganya tentang Arthritis Rhemotoid.
2. Mitra Julian Setiawati Dawolo (2015) melakukan penelitian tentang
“Gambaran Pengetahuan Lansia Tentang Arthritis di Lingkungan XII Kelurahan
Dwikora Medan Tahun 2015”. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah bersifat Deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang berada
diLingkungan XII Kelurahan Dwikora Medan. Teknik Sampel yang digunakan adalah
accidental Sampling yaitu lansia yang kebetulan datang dan bersedia menjadi sampel
diLingkungan XII Kelurahan Dwikora Medan sebanyak 38 responden. Teknik
pengumpulan data dengan membagikan kuesioner kepada responden, kemudian disajikan
dalam bentuk distribusi tabel diteruskan pembahasan sesuai dengan teori dan kepustakaan
yang ada. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Pengetahuan Lansia Tentang
Arthritis Rheumatoid berpengetahuan Cukup sebanyak 24 Responden (63,2%). Baik dan
Kurang sebanyak 14 Responden (36,8%). Untuk meningkatkan pengetahuan tersebut
maka peran petugas kesehatan tentang Arthrtis perlu ditingkatkan agar seluruh keluarga

37
dan lansia dapat memahami Gejala, Penyebab, Pencegahan, Penanganan pada Arthritis
Rheumatoid.
3. Cicy Chintyawati (2014) dengan penelitian berjudul “Hubungan antara Nyeri
Artritis dengan Kemandirian dalam Aktivitas Kehidupan Sehari-Hari pada Lansia di
Posbindu Karang Mekar Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tangerang Selatan”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara nyeri Reumatoid Artristis
dengan tingkat kemandirian dalam aktivitas kehidupan sehari-hari pada lansia di
Posbindu Karang Mekar Tangerang Selatan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa
semakin tinggi nyeri maka tingkat kemandirian lansia akan berkurang. Oleh karena itu
diharapkan kepada tenaga kesehatan yang mengelola program posbindu memberikan
dukungan kepada keluarga lanjut usia terutama yang mengalami nyeri Reumatoid Artritis
yang tinggi agar senantiasa mengikuti program posbindo sehingga lanjut usia dapat
mengetahui kondisi kesehatan setiap bulan dan nyeri yang dialami lanjut usia dapat
teratasi.

BAB IV
HASIL PEMBAHASAN

38
BAB V
PENUTUP

39
5.1.Kesimpulan
5.2.Saran

Daftar Pustaka

 artritis reumatoid - Penelusuran Googlewww.google.co.id


 Penyakit Arthritis: Obat, Gejala, dll. • Hello Sehathellosehat.com
 artritis adalah - Penelusuran Googlewww.google.co.id
 Artritis - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebasid.wikipedia.org
 https://id.wikipedia.org/wiki/Artritis#Gejala_Klinisid.wikipedia.org
 https://id.wikipedia.org/wiki/Artritis#Penyebabid.wikipedia.org
 gangguan pada sendi artritis - Penelusuran Googlewww.google.co.id
 Apa itu Arthritis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Cara Mengobati - Informasi
Medis di DocDocwww.docdoc.com
 cara pengobatan artritis reumatoid - Penelusuran Googlewww.google.co.id
 23 Cara Terapi Alami Untuk Artritis Reumatoid Dari Ahli
Naturopatibidanlusiana.com
Cara Mengobati Penyakit Rheumatoid Arthritiswww.linkedin.com
 Rheumatoid Arthritis - Gejala, penyebab dan mengobati -
Alodokterwww.alodokter.com
 https://doktersehat.com/mengenal-arthritis-gout/
 https://www.alodokter.com/psoriasis-arthritis
 https://www.google.co.id/amp/s/dexasrie.wordpress.com/2011/11/03/kelainan-
dan-penyakit-pada-tulang/amp/
 https://www.alodokter.com/septic-arthritis

40
41

Anda mungkin juga menyukai