MODUL 4
PEWARISAN SIFAT DAN EVOLUSI
Penulis
Prof. Dr. Fauziyah Harahap, M.Si
Prof. Dr. Martina Restuati, M.Si
Dra. Cicik Suriani, M.Si
Drs. Puji Prastowo, M.Si
Ahmad Shafwan S. Pulungan, S.Si, M.Si
Wasis Wuyung Wisnu Brata, S.Pd,
M.Pd Eko Prasetya, M.Sc
Nanda Pratiwi, S.Pd. M.Pd
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
semua limpahan nikmat dan karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan
Modul 4 yang berjudul “Pewarisan Sifat dan Evolusi” dengan tepat waktu.
Secara keseluruhan modul ini terdiri dari 4 (empat) kegiatan belajar.
MODUL 4
PEWARISAN SIFAT DAN EVOLUSI
KEGIATAN BELAJAR 1
POLA-POLA HEREDITAS
HALAMAN SAMPUL
DAFTAR ISI 1
1. PENDAHULUAN 2
1.1. Deskripsi Singkat 2
1.2. Relevansi 2
1.3. Panduan Belajar 2
2. INTI 3
2.1. Capaian Pembelajaran 3
2.2. Uraian Materi 3
2.3. Forum Diskusi 56
3. PENUTUP 56
3.1. Rangkuman 56
3.2. Tes formatif 57
DAFTAR PUSTAKA 60
1
1. PENDAHULUAN
1.1. Deskripsi Singkat
Genotip diwariskan dari orang tua kepada keturunannya. Tetapi, genotip tidak akan
tampak tanpa lingkungan yang mendukung. Genotip adalah sifat yang ditentukan oleh gen.
Sifat yang tampak dari luar disebut fenotip. Fenotip merupakan perpaduan antara genotip
dengan lingkungannya. Pewarisan sifat dari induk kepada turunannya disebut hereditas.
Sebelum mengenal hukul-hukumnya, ratusan tahun yang lalu sebenarnya manusia
sudah mempraktikkan prinsip-prinsip genetika terhadap tumbuhan dan hewan di
lingkungannya untuk memenuhi kepentingan hidup manusia. Sebelum mengambil menantu,
orang tua meyelidiki lebih dahulu apakah si calon menantu mempunyai nenek moyang yang
cacat mental atau cacat fisik.
1.2. Relevansi
Pemahaman dan penguasaan materi Pola-pola Hereditas terutama Hukum Mendel I,
segregasi bebas, berpisahnya gen gen sealel secara bebas dan Hukum Mendel II, berpadunya
gen gen tidak sealel secara bebas, sangat membantu peserta kuliah PPG untuk mempelajari
dan memahami materi pada kegiatan belajar berikutnya pada modul ini, terutama pada
mekanisme Penyimpangan semu hukum mendel, Pautan dan pindah silang. Sangat sedikit
dari kita yang benar-benar mengetahui proses bagaimana karakteristik unik diturunkan dari
generasi sebelumnya, bagaimana sifat tersebut diwariskan. Dengan mempelajari pola-pola
hereditas kita bisa mengetahui tentang pola pewarisan sifat termasuk kelainan penyakit, dan
pola pewarisannya pada manusia.
2
melaksanakan tugas ini, konsultasikan dengan instruktur. Setelah Anda merasa benar-benar
menguasai seluruh kegiatan belajar dalam modul ini, mintalah evaluasi dari instruktur.
2. INTI
3
Sel membelah karena berbagai alasan. Misalnya, ketika lutut mengalami luka, sel-sel
membelah untuk menggantikan sel-sel tua, mati, atau rusak. Sel juga membelah sehingga
makhluk hidup dapat tumbuh. Ketika organisme tumbuh, itu bukan karena sel semakin besar.
Organisme tumbuh karena sel membelah untuk menghasilkan lebih banyak sel. Dalam tubuh
manusia, hampir dua triliun sel membelah setiap hari.
Dalam pembelahan sel, sel yang membelah disebut sel "induk". Sel induk membelah
menjadi dua sel "anak". Proses tersebut kemudian berulang dalam apa yang disebut siklus sel.
Sel mengatur pembelahannya dengan berkomunikasi satu sama lain menggunakan sinyal
kimia dari protein khusus yang disebut siklin. Sinyal-sinyal ini bertindak seperti sakelar
untuk memberi tahu sel kapan harus mulai membelah dan kemudian kapan harus berhenti
membelah. Penting bagi sel untuk membelah sehingga Anda dapat tumbuh dan luka Anda
sembuh. Penting juga bagi sel untuk berhenti membelah pada waktu yang tepat. Jika sel tidak
dapat berhenti membelah ketika seharusnya berhenti, ini dapat menyebabkan penyakit yang
disebut kanker.
Beberapa sel, seperti sel kulit, terus membelah. Kita perlu terus menerus membuat sel
kulit baru untuk menggantikan sel kulit yang hilang. Tahukah Anda bahwa kita kehilangan
30.000 hingga 40.000 sel kulit mati setiap menit? Itu berarti kita kehilangan sekitar 50 juta sel
setiap hari. Banyaknya sel kulit yang harus diganti, membuat pembelahan sel pada sel kulit
menjadi sangat penting. Sel-sel lain, seperti sel saraf dan otak, lebih jarang membelah.
Tergantung pada jenis sel, ada dua cara sel membelah — mitosis dan meiosis.
Masing- masing metode pembelahan sel ini memiliki karakteristik khusus. Salah satu perbedaan
4
utama dalam mitosis adalah sel tunggal membelah menjadi dua sel yang merupakan replika
satu sama lain dan memiliki jumlah kromosom yang sama. Jenis pembelahan sel ini baik
untuk pertumbuhan dasar,
5
perbaikan, dan pemeliharaan. Pada meiosis sel membelah menjadi empat sel yang memiliki
setengah jumlah kromosom. Mengurangi jumlah kromosom hingga setengahnya penting untuk
reproduksi seksual dan menyediakan keragaman genetik.
a. Mitosis
Terjadi pada sel tubuh (somatis) dan menghasilkan sel anak dengan jumlah kromosom
sama dengan sel induk. Kromosom hasil pembelahan mitosis berpasangan sehingga disebut
diploid (2n). Ada empat fase dalam pembelahan mitosis yaitu : profase, metafase, anafase, dan
telofase. Proses ini dimulai dengan tahap Interfase, dimana terjadi replikasi DNA (dari 1 salinan
menjadi 2 salinan), Gap 1 belum terjadi replikasi DNA, Fase sintesis(S) DNA dalam inti
mengalami replikasi sehingga menghasilkan salinan 2 DNA. Fase gap 2 replikasi DNA telah
selesai, dan sel bersiap-siap mengadakan pembelahan.
Hasil akhir pembelahan ini adalah 2 sel anak yang masing-masing memiliki sifat dan
jumlah kromosom yang sama dengan induknya. Ciri-ciri Pembelahan Mitosis:
Profase ditandai dengan menghilangnya membran inti, dan terbentuknya benang-benang
kromatin (pemadatan kromosom).
Metafase ditandai dengan kromosom yang berderet di bidang equator (saat yang
mudah mengamati kromosom).
Anafase ditandai dengan kromosom mulai bergerak kearah kutub yang berlawanan
ditarik oleh benang-benang spindel/mikrotubul.
Telofase sel akan terbagi menjadi 2 sel anakan.
6
b. Meiosis
Meiosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan sel kelamin, seperti sel telur wanita
atau sel sperma pria. Apa yang penting untuk diingat tentang meiosis? Dalam meiosis, setiap
sel baru berisi satu set unik informasi genetik. Setelah meiosis, sel sperma dan sel telur dapat
bergabung untuk menciptakan organisme baru.
Meiosis adalah alas an mengapa kita memiliki keragaman genetik di semua organisme
yang bereproduksi secara seksual. Selama meiosis, sebagian kecil dari setiap kromosom putus
dan menempel kembali ke kromosom lain. Proses ini disebut "crossing over" atau "rekombinasi
genetik." Rekombinasi genetik adalah alasan mengapa saudara kandung penuh yang terbuat dari
sel telur dan sperma dari dua orang tua yang sama dapat terlihat sangat berbeda satu sama lain.
Meiosis memiliki dua siklus pembelahan sel, disebut Meiosis I dan Meiosis II.
Meiosis I membagi dua jumlah kromosom dan juga ketika pindah silang terjadi. Meiosis II
membagi dua jumlah informasi genetik di setiap kromosom setiap sel. Hasil akhirnya adalah
empat sel anak yang disebut sel haploid. Sel haploid hanya memiliki satu setengah jumlah
kromosom sebagai sel induk.
Sebelum meiosis I dimulai, sel melewati interfase. Sama seperti dalam mitosis, sel
induk menggunakan waktu ini untuk mempersiapkan pembelahan sel dengan mengumpulkan
nutrisi dan energi dan membuat salinan DNA-nya. Selama tahap meiosis berikutnya, DNA ini
akan ditukar selama rekombinasi genetik dan kemudian dibagi antara empat sel haploid. Jadi
ingat, Mitosis adalah apa yang membantu kita tumbuh dan Meiosis adalah mengapa kita semua
unik!
7
Gambar 3. Tahapan meiosis
Sumber: https://askabiologist.asu.edu/cell-division
8
2.2.2. Pewarisan Sifat Mendelian dan Penyimpangan Semu Hukum Mendel
Sifat-sifat yang Didapat dari Lingkungan Tidak
Dapat Diwariskan kepada Keturunannya
Sifat yang diperoleh karena pengaruh makanan
ataupun pengaruh latihan tidak dapat diwariskan kepada
keturunannya. Misalnya otot-otot besar seorang
binaragawan yang diperoleh karena latihan, tidak
diwariskan kepada keturunanya tanpa latihan. Seorang
ibu yang rambutnya lurus kemudian dikeriting tidak
akan mempunyai anak yang berambut keriting bila
memang tidak mempunyai gen untuk keriting di dalam
kromosomnya.
Kebanyakan Sifat akan Berkembang dengan
Dukungan Lingkungannya
Hijaunya rumput dan tumbuhan lainnya,
ditentukan bukan hanya oleh faktor gen, tetapi juga
sangat tergantung dari lingkungannya (sinar matahari).
Sifat- sifat yang menentukan kerja sama dengan
lingkungannya ialah misalnya bakat-bakat untuk musik,
menggambar atau menyanyi. Tetapi ada juga sifat-sifat
tidak
terpengaruh sama sekali oleh lingkungannya, golongan darah, raut muka, rambut ikal dan lain
sebagainya.
2.2.2.1 Hukum Pewarisan Sifat Mendel
Jika individu dengan sifat A melakukan perkawinan dengan individu lain dengan sifat
B, sifat keturunannya merupakan hasil kombinasi dari sifat kedua induknya. Penurunan atau
pewarisan sifat dari induk atau tetua kepada generasi (keturunan) berikutnya disebut
inheritansi (inheritance). Peristiwa pewarisan sifat tersebut mengikuti pola-pola tertentu yaitu
pola-pola hereditas (Latin: heres atau ahli waris).
Hukum Mendel merupakan Hukum Hereditas yang menjelaskan prinsip-prinsip
penurunan sifat pada organisme. Teori Mendel didukung beberapa biologiwan seperti De
Vries (Belanda), Correns (Jerman), dan Tschermak (Austria). Untuk mengembangkan
teorinya, Mendel menggunakan objek kajian berupa tanaman kacang kapri atau ercis.
Mendel mengamati tujuh sifat kacang kapri (Pisum sativum) tersebut, antara lain: biji
bulat dibandingkan dengan biji keriput; biji warna kuning dibandingkan dengan biji warna
9
merah; buah warna hijau dibandingkan dengan buah warna kuning; buah mulus dibandingkan
dengan buah berlekuk; bunga warna ungu dibandingkan dengan bunga warna putih; dan letak
bunga aksial (ketiak) dibandingkan bunga terminal (ujung); serta batang panjang
dibandingkan dengan batang pendek.
Mendel menyilangkan dua individu galur murni atau true breeding (yaitu tanaman yang
apabila melakukan penyerbukan sendiri, senantiasa menghasilkan keturunan yang sifatnya
sama persis dengan sifat induknya) yang sama–sama memiliki pasangan sifat kontras,
misalnya: kacang kapri berbunga merah galur murni dengan kacang kapri berbunga putih
galur murni atau tanaman kacang kapri batang panjang dengan kacang kapri berbatang
pendek. Mendel memindahkan serbuk sari ke kepala putik pada bunga yang serbuk sarinya
sudah dihilangkan.
Hasil penyilangan menunjukkan bahwa sifat dari dua induk tidak muncul sekaligus
(hanya satu sifat). Kacang kapri berbunga merah yang disilangkan dengan kacang kapri
berbunga putih menghasilkan kacang kapri berbunga merah. Berarti warna merah dominan
terhadap warna putih, atau warna putih resesif terhadap warna merah.
Selanjutnya, Mendel menyilangkan sesama F1 yang berbunga merah. Keturunan generasi
kedua (F2) nya terdiri dari tanaman berbunga merah dan tanaman berbunga putih dengan
rasio (perbandingan) 3 : 1. Berdasarkan penelitiannya, Mendel menyusun beberapa hipotesa
sebagai berikut:
a. Sepasang gen dari induk jantan dan induk betina berperan dalam mengendalikan setiap
sifat pada keturunannya.
b. Setiap alel (anggota dari sepasang gen) menunjukkan bentuk alternatif sesamanya.
Misalnya warna merah dengan putih, atau biji bulat dengan biji keriput.
c. Pasangan alel berbeda yang terdapat bersama–sama dalam satu individu tanaman, terdiri
dari alel yang merupakan faktor dominan dan faktor resesif. Faktor dominan akan
menutupi faktor resesif.
d. Pada saat pembentukan gamet (meiosis), masing-masing alel memisah secara bebas.
Selanjutnya, penggabungan gamet terjadi secara acak.
e. Individu murni mempunyai pasangan sifat (alel) yang sama yaitu dominan saja, atau
resesif saja.
Setelah diuji berkali-kali ternyata hasil penelitian Mendel tetap, sehingga hipotesis
Mendel ditetapkan sebagai Hukum Mendel I (Hukum Segregasi) dan Hukum Mendel II
(Hukum Pengelompokan atau Penggabungan). Oleh karena itu, Mendel dikenal sebagai
Bapak Genetika.
10
a. Hukum Mendel I (Hukum Segregasi)
Hukum Mendel I disebut juga hukum segregasi yang menyatakan bahwa pada waktu
pembentukan gamet, terjadi pemisahan gen gen sealel secara acak (The Law of Segregation
of Allelic Genes). Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, gen merupakan bagian dari
DNA yang terdapat dalam kromosom. Pasangan kromosom homolog mengandung pasangan
gen (terdiri dari 2 alel). Pada pembentukan gamet secara meiosis, pasangan-pasangan gen
pada kromosom homolog saling berpisah (tahap Anafase). Pada akhir meiosis, setiap sel
gamet yang dihasilkan hanya memiliki satu alel dari pasangan gen saja (pelajari kembali
tentang gametogenesis). Proses pemisahan gen inilah yang disebut segregasi gen. Mengenai
Hukum Mendel I ini dapat dikaji dari persilangan monohibrida (pembastaran dengan satu
sifat beda). Sebagai langkah awal dalam mempelajari persilangan monohibrida, berikut ini
akan dijelaskan tentang istilah-istilah yang sering digunakan dalam persilangan.
2. Persilangan Monohibrida
Persilangan monohibrida adalah perkawinan 2 individu dengan satu sifat beda yang
menyolok. Persilangan monohibrida dapat terjadi pada tumbuhan, hewan maupun manusia.
Persilangan monohibrida pada tumbuhan dapat dilakukan misalnya pada buncis berbiji
bulat dengan buncis berbiji keriput, buncis dengan biji warna kuning disilangkan dengan biji
warna hijau, buncis berbunga merah dengan buncis berbunga putih, dan seterusnya. Agar
mudah mempelajarinya, tiap-tiap persilangan diberi simbol (notasi). Pada saat menyilangkan,
tanaman induk diberi simbol P (singkatan dari parental). Keturunan I (pertama) yang
dihasilkan disebut fillial (keturunan) yang disingkat F1. Sementara itu, keturunan II sebagai
11
F2.
12
Pada persilangan monohibrida yang lain, Mendel melakukan eksperimen (percobaan) dengan
menyilangkan tanaman kacang kapri berbunga kuning dan tanaman kacang kapri berbunga
putih. Maka generasi keturunannya (F1) adalah 100% tanaman kacang kapri berbunga
kuning. Namun, apabila tanaman kacang kapri berbunga kuning disilangkan sesamanya
(persilangan inbreeding), keturunannya menunjukkan 75% tanaman berbunga kuning dan
25% berbunga putih. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada diagram persilangan
monohibrida diatas.
Peristiwa terbentuknya tanaman bunga kuning dari hasil persilangan menurut Mendel
adalah sebagai berikut: pada waktu pembentukan gamet betina (ovum), alel-alel KK ini
memisah menjadi K dan K, sehingga sel gamet pada tanaman berbunga kuning hanya
mengandung satu macam alel yaitu alel K saja. Sebaliknya, tanaman jantan berbunga putih,
bersifat homozigot resesif dan genotipnya kk. Alel ini memisah menjadi k dan k pada waktu
pembentukan gamet jantan atau serbuk sari, sehingga gamet-gamet jantan tanaman putih
hanya memiliki satu macam alel k. Dalam persilangan, terjadilah peleburan gamet jantan (k)
dan gamet betina (K), membentuk individu bersifat heterozigot, dengan genotip Kk (fenotip
kuning). Pada persilangan ke-2 (P2), yaitu persilangan bebas antara genotip Kk dengan Kk,
juga dimulai dengan segregasi alel K dan k, baik pada individu jantan maupun betina.
Segregasi Kk menghasilkan dua macam gamet, yaitu gamet yang mengandung alel K dan
gamet yang mengandung alel k. Karena induk betina mempunyai 2 macam gamet (K dan k),
maka terjadilah penyilangan antara keempat macam gamet di atas, yaitu K dengan K
membentuk KK (fenotip kuning, homozigot dominan), K dengan k membentuk Kk
13
(fenotip kuning,
14
heterozigot), k dengan K membentuk Kk (fenotip kuning, heterozigot), dan k dengan k
membentuk kk (fenotip putih, homozigot resesif).
1. Persilangan Dihibrid
Selain hanya mempunyai satu sifat beda, individu dapat mempunyai sifat beda lebih
dari satu. Persilangan 2 individu yang mempunyai 2 sifat beda (dengan dua alel yang
berbeda) disebut dengan persilangan dihibrida. Misalnya: bentuk biji kacang kapri (bulat dan
keriput), warna (kuning dan hijau), atau ukuran batang (tinggi dan pendek).
Pada persilangan antara tanaman kapri berbiji bulat warna kuning homozigot (BBKK)
dengan kapri berbiji keriput warna hijau (bbkk), akan menghasilkan 16 kombinasi genotip
keturunan sebanyak 100% tanaman berbiji bulat dan berwarna kuning. Selanjutnya, apabila
tanaman F1 tersebut disilangkan sesamanya (sama-sama F1), ternyata pada keturunan kedua
(F2), hasilnya : 9/16 bulat kuning, 3/16 bulat keriput, 3/16 keriput kunig, dan 1/16 keriput
hijau atau rasio F2 = 9 : 3 : 3 : 1. Agar lebih mengerti, cermatilah contoh persilangan
dihibrida berikut.
Dengan demikian, dapat kita ketahui bahwa back cross merupakan persilangan antara
keturunan F1 yang heterozigot dengan induknya (baik jantan atau betina) yang homozigot
dominan. Pada contoh di atas, diketahui bahwa dua individu yang mempunyai genotip yang
berbeda dapat mempunyai fenotip yang sama.
16
Kemudian, bagaimana dengan test cross, simaklah uraian berikut. Test cross adalah
persilangan antara hibrid (individu F1) dengan salah satu induk homozigot resesif.
Individu F1 tidak atau belum diketahui genotipnya. Oleh karena itu, uji silang ini bertujuan
untuk menguji ketidakmurnian individu dengan mengetahui perbandingan fenotip
keturunannya. Dengan demikian, dapat diketahui individu yang diuji adalah heterozigot atau
homozigot (galur murni).
Contoh test cross pada monohibrida
3. Persilangan Resiprok
Sebagaimana telah kita ketahui, dalam persilangan tumbuhan diperlukan gamet jantan
(serbuk sari) dan gamet betina (putik). Dalam persilangan antara ercis berbuah hijau dengan
ercis berbuah kuning misalnya, serbuk sari diambil dari ercis berbuah hijau kemudian
diserbukkan pada putik tanaman ercis berbuah kuning. Semua keturunan F1nya berbuah
hijau. Keturunan F2nya menghasilkan ercis berbuah hijau dan kuning dengan perbandingan
3:1. Demikian halnya jika serbuk sari diambil dari tanaman ercis berbuah kuning dan
diserbukkan pada putik ercis berbuah hijau, hasil yang diperoleh baik pada F1 maupun F2nya
tetap sama. Persilangan yang merupakan kebalikan dari persilangan sebelumnya inilah
yang disebut persilangan resiprok. Oleh karena itu, baik tanaman yang berfungsi sebagai
gamet jantan maupun sebagai gamet betina, mempunyai kesempatan yang sama di dalam
pewarisan sifat. Berarti, Hukum Mendel I dan II tidak dipengaruhi oleh asal dari gamet jantan
maupun betinanya.
Untuk lebih jelas dalam memahami persilangan resiprok, dapat dilihat pada contoh
persilangan berikut.
17
Dari hasil tersebut, jelaslah bahwa persilangan resiprok menghasilkan keturunan yang
sama.
18
a. Penyimpangan karena interaksi alel
1. Dominasi tidak sempurna (incomplete dominance)
Alel dominan tidak dapat menutupi alel resesif sepenuhnya. Akibatnya individu
heterozigot bersifat setengah dominan dan setengah resesif. Contoh : tanaman
bunga Antirrihum majus. Hasilnya berupa perbandingan 1 : 2 : 1 (MM : Mm : mm)
M m
M MM Mm
m Mm mm
2. Kodominan
Dua alel suatu gen yang menghasilkan produk berbeda dengan alel yang satu tidak
dipengaruhi oleh alel yang lain. Contoh : ayam berbulu blue Andalusia. Hasilnya berupa
perbandingan 1 : 2 : 1
3. Alel ganda
Adanya tiga atau lebih alel dari suatu gen yang terjadi sebagai akibat dari mutasi.
Contoh : warna rambut kelinci. Pertambahan jumlah anggota alel ganda menyebabkan
bertambahnya kemungkinan genotip bagi masing-masing fenotip (polimorfisme)
4. Alel letal
Alel yang dapat menyebabkan kematian bagi individu yang memilikinya pada saat
masih menjadi embrio awal atau beberapa saat setelah kelahiran.
A. Alel letal resesif : alel yang dalam keadaan homozihot resesif dapat menyebabkan
kematian.
B. Alel letal dominan : alel yag dalam keadaan homozigot dominan dapat menyebabkan
kematian.
19
1. Interaksi beberapa gen (Atavisme)
Pada ayam dikenal 4 macam bentuk pial (jengger), yaitu: pial gerigi (rose), pial
biji (pea), pial bilah (single), pial sumpel (walnut). Sifat pial bilah adalah resesif, baik
terhadap pial gerigi (rose) maupun terhadap pial biji (pea). Pial-pial tersebut dapat
disilangkan satu sama lain sebagai berikut.
Apabila ayam berpial gerigi galur murni disilangkan dengan ayam berpial bilah,
maka F1 100% berpial gerigi dan F2 terdiri atas 75 % gerigi dan 25 % bilah. Ini
berarti bahwa pial gerigi dominan terhadap pial bilah.
Apabila ayam berpial biji galur murni disilangkan dengan ayam berpial gerigi
bilah, maka F1 100 % berpial biji dan F2 terdiri atas 75 % berpial biji dan 25 %
bilah ini berarti bahwa pial biji dominan terhadap pial bilah.
Apabila ayam berpial biji galur murni disilangkan dengan ayam berpial gerigi galur
murni, maka F1 100% berpial sumpel (walnut). Jadi sifat pialnya berbeda dengan
induk jantan maupun induk betina. Sedangkan pada F2-nya diperoleh 4 macam
fenotipe dengan perbandingan sebagai berikut pial sumpel : pial gerigi : pial biji :
pial bilah = 9:3:3:1.
20
Keterangan:
1. Semua kombinasi yang mengandung faktor R dan P, yaitu kombinasi nomor 1, 2,
3, 4, 5, 7, 9, 10, dan 13 selalu berpial sumpel.
2. Semua kombinasi yang mengandung faktor R saja tanpa P, yaitu nomor 6, 8, dan
14 akan berpial gerigi.
3. Semua kombinasi yang mengandung faktor P saja tanpa R, yaitu nomor 11, 12, dan
15 akan berpial biji.
4. Semua kombinasi yang tidak mengandung faktor P dan R, yaitu nomor 16 akan
berpial bilah.
Penyimpangan yang tampak pada penyilangan dihibrid berdasarkan diagram tersebut adalah:
1. Keturunan F1 tidak menyerupai salah satu induknya (tidak bergerigi dan tidak berbiji);
2. Munculnya dua sifat baru, yaitu sifat pial sumpel sebagai hasil interaksi dua faktor
dominan yang berdiri sendiri-sendiri dan sifat pial bilah sebagai hasil interaksi dua
faktor resesif.
2. Kriptomeri
Kriptomeri merupakan interaksi komplementasi yang terjadi, karena munculnya hasil
ekspresi suatu gen yang memerlukan kehadiran alel tertentu pada lokus lain. Contoh interaksi
komplementasi ini, terjadi pada proses pembentukan warna bunga Linaria maroccana. Warna
bunga ditentukan oleh kandungan antosianin dan keadaan pH sel. Kandungan antosianin pada
bunga ditentukan oleh satu gen yang mempunyai dua alel dominan resesif (Misal A dan a).
21
Tanaman akan mengandung antosianin apabila mempunyai alel dominan A. Gen pada
lokus lain dapat menghasilkan senyawa yang menyebabkan sel berlingkungan asam atau
basa. Lingkungan asam basa sel ini dikendalikan oleh sepasang alel dominan resesif pula
(misalnya alel B dan b). Alel dominan B menyebabkan sitoplasma bersifat basa, sedangkan
alel resesif b membuat sitoplasma bersifat asam.
Pada bunga Linaria maroccana terdapat tiga warna bunga yaitu merah, putih, dan ungu.
Jika bunga Linaria maroccana berbunga merah galur murni disilangkan dengan bunga putih
galur murni, maka akan diperoleh F1 yang semuanya berbunga ungu. Jika sesama F1
disilangkan, maka akan menghasilkan fenotip dengan perbandingan bunga ungu : merah :
putih
=9:3:4
Putih Putih
3. Polimeri
Apakah perbedaan antara Kriptomeri dan Polimeri ? Polimeri atau karakter kuantitatif
adalah persilangan heterozigot dengan banyak sifat beda yang berdiri sendiri, tetapi
memengaruhi bagian yang sama dari suatu organisme. Peristiwa polimeri ditemukan oleh
Lars Frederik Nelson dan Ehle, setelah melakukan percobaan dengan menyilangkan gandum
22
berbiji
23
merah dengan gandum berbiji putih. Persilangan itu menghasilkan keturunan heterozigot
berwarna merah lebih muda bila dibandingkan dengan induknya yang homozigot (merah).
Oleh karena itu, biji merah bersifat dominan tidak sempurna terhadap warna putih. Setelah
generasi F1 disilangkan sesama, pada generasi F2 diperoleh perbandingan fenotip 3 merah : 1
putih.
Cermatilah contoh berikut.
Gandum berbiji merah : M1M1M2M2
Gandum berbiji putih : m1m1m2m2
Dari hasil keturunan pada diagram di atas, banyaknya jumlah faktor M memengaruhi
warna bijinya. Semakin banyak faktor M yang ada, warnanya semakin tua atau semakin
gelap. Kapankah peristiwa polimeri dapat terjadi? Peristiwa ini terjadi pada pewarisan,
warna kulit manusia. Warna kulit disebabkan oleh zat warna kulit (pigmen). Jika faktor
pigmen kulit
manusia dilambangkan dengan P, genotip orang berkulit putih p1p1 p2p2 p3p3.
Apabila pria kulit putih menikah dengan wanita kulit hitam (negro), maka keturunan F1
akan mempunyai kulit mulad (coklat sawo matang), yang berfenotip P1p1P2p2P3p3. Derajat
kehitaman kulit bergantung pada banyaknya faktor pigmen P.
24
4. Epistasis dan Hipostatis
Kalian tentunya masih ingat tentang istilah epikotil (epi = di atas) dan hipokotil (hipo =
di bawah) bukan? Istilah tersebut dapat dianalogkan dengan epistasis dan hipostasis. Dalam
hal ini, epistasis adalah sebuah atau sepasang gen yang menutupi atau mengalahkan ekspresi
gen lain yang tidak selokus (sealel). Bagaimana dengan Hipostasis? Hipostasis adalah gen
yang tertutupi oleh sebuah atau sepasang gen lain yang tidak selokus (yang bukan alelnya).
Epistasis dibedakan menjadi tiga, yaitu epistasis dominan, epistasis resesif, dan epistasis
dominan resesif. Nah, agar lebih memahami perbedaannya, perhatikanlah contoh berikut.
Epistasis Dominan
Epistasis dominan terjadi pada persilangan umbi lapis bawang berwarna merah dengan
umbi berwarna kuning. Gen A menyebabkan umbi berwarna merah dan gen B menyebabkan
umbi berwarna kuning.
Persilangan tersebut dapat dilihat di bawah ini.
Jika dilihat, hasil perbandingan fenotip F2 tersebut adalah 12 merah : 3 kuning : 1 putih.
Angka perbandingan tersebut merupakan variasi atau modifikasi dari perbandingan dihibrida
9:3:3:1. Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut, dapat disimpulkan bahwa epistasis
dominan terjadi bila sebuah gen dominan mengalahkan pengaruh gen lain yang bukan
alelnya. Rumusnya adalah gen A bersifat epistasis terhadap gen B dan b. Oleh karena itu,
meskipun dalam genotip terdapat gen B atau b, gen A tetap menutup ekspresi dari gen B dan
b.
Epistasis Resesif
Peristiwa ini terjadi jika gen resesif mengalahkan pengaruh gen dominan dan resesif
yang bukan alelnya. Rumusnya adalah gen aa epistasis terhadap B dan b. Pada persilangan
antara anjing berambut emas dan anjing berambut coklat, dihasilkan keturunan F1 berambut
hitam. Beberapa gen yang berperan adalah gen B (menentukan warna hitam), gen b
(menentukan warna coklat), gen E (menentukan keluarnya warna), dan gen e (menghambat
keluarnya warna). Peristiwa persilangannya dapat dilihat sebagai berikut.
25
Dari hasil penyilangan tersebut menunjukkan perbandingan fenotip 9 hitam: 4 emas: 3
coklat. Oleh karena itu, rumus epistasis resesif adalah aa epistasis terhadap B dan b. Dalam
contoh ini, aa adalah ee (menghambat keluarnya warna).
Epistasis Dominan Resesif
Epistasis dominan resesif merupakan peristiwa suatu gen menghambat ekspresi fenotip
yang disebabkan oleh gen mutan yang bukan alelnya. Gen mutan tersebut bersifat
menghambat, sehingga disebut gen penghalang atau inhibitor atau gen suspensor. Epistasis
dominan resesif terjadi pada persilangan lalat buah (Drossophila melanogaster). Gen P
menentukan warna mata merah, gen p menentukan warna mata ungu, gen S merupakan gen
non-suspensor, dan s merupakan gen suspensor. Berikut ini peristiwa persilangannya.
26
bbtt
Dalam hal ini, gen T dan gen B tidak akan menunjukkan sifat normal apabila kedua gen
tersebut tidak terdapat bersama-sama dalam satu genotip. Dengan demikian, jika hanya
terdapat gen T tanpa gen B, atau jika hanya terdapat gen B tanpa gen T maka akan tetap
memunculkan sifat bisu tuli. Rasio fenotip F2 yang dihasilkan adalah 9 Normal : 7 bisu tuli.
6. Gen Dominan Rangkap
Masih ingatkah dengan gen dominan? Gen dominan rangkap merupakan dua gen
dominan yang memengaruhi bagian tubuh makhluk hidup yang sama. Kedua gen itu berada
bersama- sama dan fenotipnya merupakan gabungan dari kedua sifat gen-gen dominan
tersebut. Perhatikanlah contoh berikut.
Pada persilangan tanaman Bursa sp. yang berbuah segitiga dengan tanaman Bursa sp.
yang berbuah oval, dihasilkan keturunan pertama (F1) yaitu tanaman Bursa sp. semua
berbentuk segitiga. Untuk mengetahui hasil keturunan F2, cermatilah diagram di bawah ini:
27
2.2.2.3. Pautan dan Pindah Silang
a. Pautan (Linkage)
Peristiwa tautan pertama kali ditemukan oleh seorang ahli genetika dan embriologi
dari Amerika, yaitu Thomas Hunt Morgan pada tahun 1910. Berkat penemuannya, pada tahun
1933 Morgan menerima hadiah Nobel dalam bidang Biologi dan Kedokteran. Objek
penelitian Morgan adalah lalat buah (Drosophila melanogaster). Alasan digunakan lalat
buah adalah:
1) Siklus hidupnya pendek (sekitar 10 hari untuk setiap generasi).
2) Sepasang parental dapat menghasilkan beberapa ratus keturunan (seekor betina bertelur 50-
70 butir per hari, dengan kemampuan bertelur maksimum 10 hari).
3) Jumlah variannya banyak.
4) Mudah dipelihara dalam medium yang sederhana (tape singkong dan pisang matang
dengan perbandingan1 : 6 yang dicampurkan sampai homogen).
Morgan melakukan percobaan untuk membuktikan adanya tautan pada kromosom
dengan mengawinkan berbagai macam varietas yang terdapat pada lalat Drosophila
melanogaster. Morgan mengawinkan lalat buah betina normal, yaitu tubuhnya berwarna
kelabu (K) dan sayapnya panjang (P) dengan lalat buah jantan yang abnormal, yaitu tubuhnya
berwarna hitam (k), sayapnya pendek (p). Diperoleh F1 lalat buah berwarna kelabu sayapnya
panjang semua. Selanjutnya F1 di-testcross-kan dengan induk yang bergenotipe homozigot
resesif. Pada F2 diperoleh lalat buah yang tubuhnya berwarna kelabu sayap panjang dan lalat
buah tubuhnya berwarna hitam sayap pendek. Jadi, perbandingan fenotipe F2 adalah 1 : 1.
Perbandingan itu menyimpang dari Hukum Mendel II.
28
Contoh penyilangan menurut Mendel
29
Tautan autosomal dan Tautan seks
Tautan Autosomal
Tautan atosomal merupakan gen-gen yang terletak pada kromosom yang sama, tidak
dapat bersegregasi secara bebas cenderung diturunkan bersama. Penelitian mengenai tautan
secara insentif dilakukan oleh Thomas Hunt Morgan. Morgan adalah orang pertama yang
menghubungkan suatu gen tertentu dengan kromosom khusus. Untuk penelitiannya, Morgan
memilih satu spesies lalat buah.
Gambar 8. Tautan pada lalat buah. (a) Kromosom Drosophila (b) Lalat Drosophila liar
memiliki mata berwarna merah (c) diantara lalat-lalatnya, Morgan menemukan seekor mutan
dengan mata putih.
Lalat buah hanya memiliki empat pasang kromosom. Tiga pasang kromosom
autosom dan satu pasang kromosom seks. Drosophila betina memiiki sepasang kromosom X
yang homolog, sedangkan lalat jantan memiliki satu kromosom X dan satu kromosom Y.
Setelah setahun mengembangkan lalat buah dan mencari individu-individu varian, Morgan
akhrinya mendapatkan hasilnya, setelah menemukan seekor Drosophila jantan dengan mata
putih yang berbeda dengan mata normal, yaitu merah. Fenotip tipe tidak normal untuk
suatu karakter seperti mata putih pada Drosophila, disebut fenotip mutan (mutan
phenotype), karena karakter-karakter tersebut sebenarnya berasal dari alel tipe normal yang
mengalami perubahan atau mutasi.
30
Morgan melakukan pengamatan mengenai bagaimana tautan antar gen dapat
memengaruhi sifat karakter yang berbeda. Dalam hal ini, kedua karakter tersebut adalah
warna tubuh dan ukuran sayap. Lalat buah tipe mutan memiliki tubuh berwarna hitam dan
sayap vestigial (berkerut), yang jauh lebih kecil daripada sayap normal. Alel – alel untuk
karakter- karakter ini diwakili oleh simbol-simbol berikut: B =abu-abu, b =hitam, V = sayap
normal, v = sayap vestigial. Morgan melakukan penyilangan testcross terhadap lalat buah
betina tubuh berwarna abu-abu dan sayap normal heterozigot (BbVv) dengan lalat buah jantan
yang kedua fenotipnya mutan, yaitu tubuh berwarna hitam dan sayap vestigial (bbvv). Hasil
penyilangan yang diharapkan adalah empat kelas fenotip keturunan yang kira-kira berjumlah
sama, yaitu: 1 warna abu-abu sayap normal : 1 hitam vestigial : 1 abu-abu vestigial ; 1 hitam
normal. Hasil yang didapat ternyata sangat berbeda.
Dalam percobaannya Morgan menyilangkan Drosophila betina normal berwarna
tubuh kelabu dan bersayap panjang dengan Drosophila jantan tak normal yang berwarna
tubuh hitam dan tidak bersayap. Dari persilangan itu, Morgan mendapat persilangan F1 yang
berwarna tubuh kelabu dan bersayap panjang. Jika pada F1 individu jantan di testcross
dengan induk resesif maka keturunannya hanya terdiri atas 2 jenis, yakni kelabu-panjang dan
hitam-pendek dengan rasio fenotipe 1:1. Jika b dan v atau B dan V merupakan alel yang
terdapat pada pasangan kromosom yang berbeda (seperti ilustrasi pada gambar 9), perhatikan
persilangan di bawah ini!
Persilangan: Gen dan alel yang terletak pada pasangan kromosom yang berbeda
P : Kelabu >< Hitam
Panjang Pendek
BBVV bbvv
Gamet : BV bv
31
Gamet BV Bv bV bv
bv BbVv Bbvv bbVv bbvv
Keterangan:
BbVv = Drosophila kelabu-bersayap panjang
Bbvv = Drosophila kelabu-bersayap pendek
bbVv = Drosophila hitam-bersayap panjang
bbvv = Drosophila hitam-bersayap pendek
Jadi, seharusnya persilangan tersebut menghasilkan rasio fenotipe 1:1:1:1. Hal ini
disebabkan kromosom yang mengandung alel B atau b dan alel V atau v yang pergi ke
kutub atas atau bawah pada meiosis adalah sama besar. Oleh karena itu, rasio macam
gamet, baik kombinasi parental maupun rekombinannya sama. Tetapi, hal itu tidak terlihat
pada hasil penemuan Morgan sebab BV dan bv tertaut dalam satu kromosom, sehingga saat
meiosis dihasilkan 2 variasi gamet BV dan bv. Turunan pertama atau F1 bergenotipe BbVv,
berwarna kelabu-sayap panjang, terlihat seperti pada persilangan berikut ini.
Persilangan: Gen dan alel yang terletak pada pasangan kromosom yang
berbeda. P : Kelabu Panjang >< Hitam
Pendek
BBVV bbvv
Gamet : BV bv
Kelabu Panjang
BbVv
F1 : Ditestcross dengan induk resesif
BbVv >< bbvv
Menghasilkan turunan
BV - - bv
bv BbVv - - bbvv
Keterangan :
BbVv = Drosophila kelabu-bersayap panjang
bbvv = Drosophila hitam-bersayap pendek
32
Rasio fenotipe hasil testcross ialah kelabu-sayap panjang : hitam-sayap pendek 1:1. Ini
berarti macam gamet rekombinan tidak muncul, sebab b bertaut V, b bertaut v, sehingga
gamet yang dihasilkan F1 hanya BV dengan bv. Karena rasio gamet BV dengan bv 1:1 maka
rasio fenotipe hasil testcross Bbvv : bbvv = lalat buah kelabu-sayap panjang : hitam-sayap
pendek = 1:1. Penemuan Morgan ini menunjukkan bahwa gen BV dan bv bukan terletak pada
kromosom berbeda, tetapi pada kromosom yang sama, artinya bertaut.
Tautan Kelamin
Konsep Penting
Gen tertaut kelamin adalah gen yang terletak pada kromosom kelamin dan sifat yang ditimbulkan gen pada kromosom ini bersam
Setelah Morgan menemukan lalat buah jantan bermata putih, ia mengawinkannya dengan
seekor lalat buah betina bewarna merah. Hasilya adalah seluruh keturunan F 1 memiliki mata
merah. Hal tersebut menunjukkan bahwa tipe liar (normal) bersifat dominan. Ketika Morgan
mengawainkan lalat-lalat F1 ini satu sama lain, ia memperoleh rasio fenotif klasik 3 : 1 pada
keturunan F2. Akan tetapi, ada satu hasil yang mengejutkan, yaitu, karakter mata putih hanya
terdapat pada jantan saja. Seluruh betina F2 memiliki mata merah, sementara setengah dari
jantan bermata merah, setengah lainnya bermata putih. Ternyata warna mata pada lalat terkait
dengan jenis kelaminya.
Dari bukti ini dan bukti-bukti lainnya Morgan menarik kesimpulan bahwa gen yang
menyebabkan warna putih pada lalat buah mutannya terletak hanya pada kromosom X
saja; tidak ada lokus warna mata putih tersebut pada kromosom Y. Jadi betina (XX)
membawa dua salinan gen untuk karakter ini, sementara jantan (XY) hanya membawa satu
salinan gen. Karena alel muatan resesif, lalat buah betina akan mata berwarna putih hanya
jika menerima alel tersebut pada kedua kromosom X. Hal tersebut tidak mungkin terjadi pada
betina F2 dalam eksperimen Morgan. Sebaliknya untuk jantan, satu salinan tunggal dari alel
mutan ini menyebabkan mata putih. Karena jantan hanya memiliki satu kromosom X, tidak
ada alel tipe liar yang hadir untuk menutupi alel resesif. Bukti-bukti Morgan bahwa suatu gen
tertentu berada pada kromosom X semakin memperkuat teori kromosom mengenai
penurunan sifat.
Gen tertaut kelamin (sex linked genes) adalah gen yang terletak pada kromosom
kelamin dan sifat yang ditimbulkan gen pada kromosom ini diturunkan bersama dengan jenis
33
kelamin. Kromosom kelamin terdiri dari kromosom X dan Y. Perempuan memiliki susunan
34
XX dan laki-laki XY. Antara kromosom X dan Y terdapat bagian yang homolog dan yang
tidak homolog. Bagian homolog pada kromosom X dan Y adalah bagian dimana kromosom
X dan Y tidak memilki persamaan baik dalam bentuk kromosom maupun dalam susunan gen.
Ada dua jenis gen tertaut kelamin sempurna. Gen tertaut tidak sempurna adalah gen-gen
yang terletak pada bagian homolog. Sebaliknya gen tertaut sempurna adalah gen-gen yang
terletak pada bagian yang tidak homolog.
Gen tertaut kromosom X
Konsep Penting
Gen tertaut kromosom X merupakan gen tertaut tidak sempurna. Sedangkan gen tartaut kromosom Y merupakan gen
Gen tertaut kromosom X adalah gen yang terdapat pada kromosom X. Gen ini
termasuk gen tertaut tidak sempurna. Pada perempuan yang memiliki susunan kromosom
XX, terdapat sepasang kromosom seks yang benar-benar homolog. Hal ini menyebabkan
hukum dominansi dan resesif bagi sifat-sifat yang ditentukan oleh gen-gen tertaut kromosom
X pada perempuan sama dengan sifat-sifat yang ditentukan oleh gen-gen pada autosom. Jadi,
tidak mengherankan jika sifat-sifat tertaut kromosom X lebih dieksperesikan pada laki-laki.
Contoh gen tertaut kromosom X adalah buta warna dan hemofilia. Jika pada
kromosom X seorang laki-laki mengandung gen resesif buta warna atau hemofilia, sifat ini
akan diekspresikan sehingga laki-laki tersebut menderita buta warna atau hemofilia.
Sebaliknya pada perempuan jika dia memilki gen resesif buta warna atau hemofilia hanya
pada salah satu kromosom X-nya (heterozigot), dia akan menjadi seorang pembawa (carrier)
sifat tersebut dan secara fenotif merupakan individu normal. Wanita yang memiliki gen
resesif buta warna atau hemofilia pada kedua kromosom X-nya (homozigot), perempuan
tersebut adalah seorang penderita. Untuk lebih jelasnya mengenai buta warna dan hemofilia
akan dipelajari lebih lanjut pada bagian selanjutnya.
Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah contoh soal persilangan terkait penurunan
penyakit buta warna berikut. Seorang laki-laki penderita buta warna (cb) merah dan hijau
beristrikan wanita normal, tetapi pembawa sifat buta warna (carrier). Tentukan persentase
anak yang mungkin lahir.
35
Jawab:
Jadi, kemungkinan anaknya 50% normal (terdiri dari 25% wanita normal dan 25 %
laki- laki normal) dan 50% anak menderita buta warna (terdiri dari 25% wanita buta warna
dan 25
% laki-laki buta warna).
Penderita hemofilia memiliki genotip yang berbeda antara wanita dan laki-laki. Genotip
hemofilia dapat dibedakan sebagai berikut.
1) Genotip wanita hemofilia:
HH = XHXH = homozigot dominan = normal
Hh = XHXh = heterozigot = normal carrier = pembawa sifat
hh = XhXh = homozigot resesif = penderita hemofilia
2) genotip laki-laki hemofilia:
XHY = laki-laki normal
XhY = laki-laki hemofilia
Untuk memperjelas, berikut ini contoh soal mengenai persilangan yang melibatkan gen
hemofilia yang tertaut kromosom seks X. Seorang wanita carrier hemofilia bersuamikan laki-
laki normal. Tentukan persentase anak-anak yang mungkin lahir.
Jawab:
36
Jadi, kemungkinan anaknya 75% normal (terdiri dari 25% wanita normal, 25% wanita normal
carrier, dan 25 % laki-laki normal) dan 25% menderita hemofilia (pada anak laki-laki).
37
b. Pindah Silang
Pindah silang adalah peristiwa bertukarnya bagian kromosom satu dengan
kromosomlainnya yang homolog, ataupun dengan bagian kromosom yang berbeda (bukan
homolognya). Peristiwanya kerap terjadi pada gen-gen yang tertaut, tetapi mempunyai jarak
lokus yang berjauhan dan terjadi pada waktu meiosis. Peristiwa pindah silang selain
ditemukan oleh Morgan, juga dilaporkan oleh G.N. Colling dan J.H. Kemton pada tahun
1911.
Berdasarkan tempat terjadinya, pindah silang dibedakan menjadi pindah silang tunggal
dan pindah silang ganda. Untuk lebih jelasnya perhatikan peristiwa pindah silang berikut.
38
Pindah silang tersebut terjadi pada individu trihibrid (dengan 3gen berangkai). Gamet
no 1 dan 4 merupakan gamet tipe parental,sedangkan gamet no 2 dan 3 merupakan gamet tipe
rekombinasi. Dengan dihasilkannya individu-individu tipe parental dan tipe rekombinasi,
maka dapat dihitung besarnya persentase kombinasi baru yang dihasilkan sebagai akibat
terjadinya pindah silang. Nilai ini disebut nilai pindah silang (NPS).
Rumus perhitungan nilai pindah silang adalah sebagai berikut:
Persentase nilai pindah silang tersebut menunjukkan kekuatan pindah silang antara gen-gen
yang tertaut.
Kemungkinan terjadinya pindah silang ternyata dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain
seperti :
1. Temperatur yang melebihi atau kurang dari temperatur biasa dapat memperbesar
kemungkinan terjadinya pindah silang.
2. Makin tua suatu individu, makin kurang kemungkinan untuk mengalami pindah silang.
3. Zat kimia tertentu dapat memperbesar kemungkinan pindah silang.
4. Penyinaran dengan sinar X dapat memperbesar kemungkinan pindah silang.
5. Makin jauh jarak antara gen-gen yang terangkai, makin besar kemungkinan terjadinya
pindah silang.
6. Pada umumnya pindah silang terjadi pada makhluk betina maupun jantan. Tapi ada
pengecualian, yaitu pada ulat sutera (Bombix mori) yang betina tidak pernah terjadi
pindah silang, demikian pula pada lalat Drosophila melanogaster jantan.
Aplikasi :
Proses pertukaran gen-gen antara kromatid-kromatid yang bukan pasangannya pada sepasang
kromosom homolog.
1. Tempat persilangan dua kromatid disebut chiasma, dan terjadi pada peristiwa meiosis I.
2. Dikembangkan oleh : Morgan pada tanaman ercis bunga ungu pollen lonjong (PPLL) yang
disilangkan dengan bunga merah pollen bulat (ppll)
3. Hasil temuannya pada F1 adalah bunga ungu pollen lonjong (PpLl)
4. Hasil temuan pada F2 ternyata dihasilkan rasio fenotip galur induk (KP) dengan galur
rekombinan (KR) yang tidak sesuai dengan hukum mendel; ungu lonjong : ungu bulat :
merah lonjong : merah bulat = 9 : 1 : 1 : 9
Hasil Pindah silang akan terbentuk:
1. Kombinasi Parental (KP)
39
2.Kombinasi Rekombinan (RK)
Gen yang berpautan tidak selamanya terpaut. Pindah silang menyebabkan pergantian
alel diantara kromosom homolog, menghasilkan kombinasi yang tidak ditemukan pada
induknya. Pindah silang meningkatkan keragaman genetik selain yang dihasilkan oleh
pengelompokkan gen secara bebas.
Ketentuan:
Nilai pindah silang adalah angka yang menunjukkan persentase kombinasi baru yang
dihasilkan akibat terjadinya pindah silang. Nilai pindah silang (satuan dalam %) sama dengan
jarak gen. Nilai pindah silang juga sama dengan nilai rekombinasi gen berpautan. Pindah
silang terjadi jika 50% < Kp > 100%. Pada umumnya pindah silang dijumpai pada makhluk
betina maupun jantan. Namun pada ulat sutra (Bombyx mori) betina tidak pernah terjadi
pindah silang. Sementara itu, Drosophyla yang jantan tidak mengalami pindah silang.
Contoh soal pindah silang:
Penyelesaian :
Nilai pindah silang (NPS) sama dengan nilai RK = 8 %, yaitu jumlah rekombinasi hasil
pindah silang. Perbandingan gamet yang terbentuk akibat adanya pindah silang PH : Ph : pH :
ph = 23
: 2 : 2 : 23
40
Contoh lain:
Misalkan, dari seluruh populasi sel ada 20% sel mengalami pindah silang dan 80% lainnya
tidak mengalami pindah silang, maka kombinasi parental yang diperoleh adalah:
1. AB = 50% X 0,8 = 40%
2. ab = 50% X 0,8 = 40%
Sementara rekombinan yang mungkin dihasilkan adalah :
1. AB = 25 % X 0,2 = 5 %
2. Ab = 25 % X 0,2 = 5 %
3. aB = 25 % X 0,2 = 5 %
4. ab = 25 % X 0,2 = 5 %
a. Pada sel tersebut frekuensi kombinasi parentalnya, yaitu AB dan ab masing-masing 45%
(40% + 5%) menjadi keseluruhan 90%. Sementara itu, frekuensi rekombinan yang
terbentuk adalah 10%.
b. Peristiwa pindah silang dari gen yang terpaut akan menghasilkan kombinasi Parental lebih
dari 50% , Kombinasi Parental lebih dari 50 % , adapun rekombinasi dapat dipastikan
kurang dari 50% Proses lengkapnya .
41
c. Gagal berpisah dan Gen lethal
Gagal Berpisah (Nondisjunction)
Gagal berpisah (Nondisjunction) adalah peristiwa gagalnya satu kromosom atau
lebih untuk berpisah kearah kutub yang berlawanan pada saat anafase meiois I maupun
meiosis II, perhatikan gambar 1. Gagal berpisah dapat disebabkan oleh kesalahan pada proses
pembentukan gamet atau dapat disebabkan oleh mutagen (zat penyebab mutasi). Dalam
peristiwa ini kromosom tersebut tetap berpasangan dan bergerak kearah salah satu kutub yang
sama. Akibatnya, kutub yang satu ini mendapatkan kelebihan kromosom sedangkan kutub
yang lain kekurangan kromosom.
Gambar 12. Gagal berpisah yang terjadi pada pembelahan meiosis I &II
Sumber: Campble edisi 9.
42
Tabel 1. Kelainan diakibatkan gagal berpisah
Nomenklatur Formula Perkiraan frekuensi pada
Sindroma klinik
Kromosom kromosom waktu lahir
45,X 2n-1 Turner 1/3000
47,+21 2n+1 Down 1/700
47,+13 2n+1 Patau/Trisomi 13 1/20.000
47,+18 2n+1 Trisomi 18 1/8.000
47,XXY 2n+1
48,XXXY 2n+2
48,XXYY 2n+2 Klinefelter 1/500
49,XXXXY 2n+3
50,XXXXXX 2n+4
47,XXX 2n+1 Triple X 1/700
Sindrom Turner
Sindrom Turner menunjukan adanya sebuah kromosom seks X- saja, sehingga ia
hanya memiliki 45 kromosom saja. Pada tahun 1983 Turner menemukan seseorang yang
memiliki fenotip perempuan. Kelihatannya perempuan tersebut normal, namun setelah
diamati ternyata memiliki sifat abnormalitas pada tubuhnya seperti tubuhnya pendek, leher
pendek, dan lain- lain. Berikut ciri dari penderita sindrom Turner:
1. Jenis kelamin perempuan
2. Tubuhnya pendek (dwarfisme)
3. Terdapat lipatan di tengkuk
4. Kecerdasan abnormal,
5. Payudara tidak tumbuh
6. Ovarium rudimenter
7. Tidak menghasilkan telur (mandul), dan uterus (rahim) kecil.
43
Gambar 13. Penderita Sindrom Turner dan Diagram persilangan gagal berpisah wanita
normal dengan lelaki tidak normal, sumber: image.google.id
Sindrom Down
Kelainan sindrom down ini mula-mula diuraikan oleh seorang dokter berkebangsaan
Inggris pada tahun 1886 bernama J. Landon Down. Berdasarkan fenotip dari penderita
menunjukan ciri tuna mental dan adanya lipatan pada kelopak mata, maka kelainan ini
semula disebut mongolisme. Tetapi agar supaya tidak menyakiti hati bangsa mongol maka
cacat ini kemudian dinamakan sindrom down.
Penderita sindrom down mempunyai kelebihan sebuah autosom no 21. Oleh karena
kelainannya terdapat terjadi pada autosom, maka penderita sindrom down dapat pria maupun
wanita.
Tabel 2. Formula kromosom sindrom down
Jenis kelamin Nomenklatur kromosom
Pria 47, XY+21
Wanita 47, XX+21
44
Penderita sindrom down memiliki ciri sebagai berikut:
1. Tubuh pendek.
2. Lengan atau kaki kadang bengkok.
3. Kepala lebar.
4. Wajah membulat.
5. Mulut selalu terbuka.
6. Ujung lidah besar.
7. Hidung lebar dan datar..
8. Kelopak mata mempunyai lipatan epikantus mirip dengan orang oriental.
9. IQ rendah 25-75.
10. Selalu tampak gembira.
Gambar 14. Penderita trisomy 13, Kariotipe syndrome patau, Sumber: image.google.id
Sindrom ini jarang ditemukan pada anak-anak dan tidak pernah pada orang dewasa
karena cacat yang hebat ini mendatangkan kematian pada usia sangat muda, yaitu dalam
tiga bulan pertama setelah lahir. Tetapi dalam beberapa kasus dapat hidup sampai 5
tahun. Ciri penderita trisomy 13 sebagai berikut:
1. Kepala kecil
45
2. Sumbing dan langit-langit bercelah serta tuli
3. Kelainan jantung
4. Mental terbelakang
46
Gambar 16. Diagram silang gagal berpisah wanita normal dengan lelaki tidak normal
(klinefeltr syndrome) , Kariotipe syndrome klinefelter, sumber: image.google.id
Gen Letal
Gen letal adalah gen yang dalam keadaan homozigot menyebabkan kematian individu.
Adanya gen letal pada suatu individu menyebabkan perbandingan fenotipe dalam keturunan
menyimpang dari hukum Mendel. Gen letal terdiri atas gen dominan letal dan gen resesif
letal.
a. Gen dominan letal
Gen dominan letal adalah gen dominan yang apabila dalam keadaan homozigot menyebabkan
kematian individu.
Contonya:
1) Ayam “creeper”
47
Pada ayam ras, dikenal adanya gen sebagai berikut:
C = gen untuk ayam creeper (tubuh normal kaki pendek)
c = gen untuk ayam normal
Gen dominan C jika homozigot CC berakibat letal. Sehingga perkawinan 2 ayam creeper
akan menghasilkan keturunan dengan perbandingan 2 creeper : 1 normal.
Perhatikan diagram persilangan berikut:
P : Cc >< Cc
creeper creeper
Gamet : C C
c c
F1 : Cc = letal
Cc = creeper
Cc = creeper
cc = normal
Jadi perbandingan fenotipe keturunan, creeper : normal = 2: 1
2) Tikus kuning
Pada tikus, dikenal adanya gen sebagai berikut:
A* = gen untuk warna kuning atau ada juga yang menggunakan simbol Ay
a = gen untuk warna hitam
Genotipe A* A* berakibat letal, tikus mati pada waktu embrio. Tikus A* a adalah kuning,
sedangkan aa hitam.
Perkawinan dua ekor tikus kuning menghasilkan keturunan dengan perbandingan 2 kuning :
A* 1 hitam. Lihat diagram!
48
3) Penyakit Huntington
Penyakit Huntington diperkenalkan pertama kali oleh Waters pada tahun 1848, kemudia oleh
Lyon pada tahun 1863. Gejala penyakit ini adalah penderita menunjukkan gejala abnormal,
kejang-kejang dan sering membuang barang yang dipegangnya tanpa disadari. Sistem saraf
buruk dan sel-sel otak rusak sehingga menyebabkan depresi dan tak jarang pasien bunuh diri.
Penyakit ini disebabkan oleh gen dominan letal H yang menyebabkan kematian.
Orang yang genotipenya homozigot HH mula-mula tampak normal, tetapi umumnya mulai
umur 25 tahun memperlihatkan gejala penyakit ini. Orang yang heterozigot Hh juga sakit,
tetapi tidak parah. sedangkan yang bergenotipe hh adalah normal.
Pada tahun 1872, makalah tentang penyakit ini dibawakan oleh George Hungtington, dan kini
penyakit ini lebih dikenal sebagai Hungtington’s Disease atau disingkat HD.
4) Brakidaktili
Ada orang yang memiliki jari pendek (brakidaktili) karena tulang-tulang ujung jari
pendek dan tumbuh menjadi satu. Penyakit ini bersifat menurun, dibawa oleh gen dominan B.
Orang yang genotipenya homozigot resesif b (bb) adalah normal, yang heterozigot Bb
menderita brakidaktili, dan yang homozigot dominan BB bersifat letal.
49
2.2.3 Pola-Pola Hereditas (Penentuan Jenis Kelamin, Kodominan, Penyakit Menurun)
2.2.3.1.Penentuan Jenis Kelamin (Determinasi Seks)
Tipe-Tipe Penentuan Jenis Kelamin (Determinasi Seks) yang telah dikenal pada hewan,
tumbuhan, dan manusia.
A. Tipe XY
Tipe penentuan seks ini dapat dijumpai pada lalat buah, manusia, tumbuh-tumbuhan
berumah dua, dan pada hewan menyusui. Pada nukleus lalat buah terdapat 8 buah kromosom
(4 pasang) yang terdiri dari 3 pasang kromosom tubuh (autosom) dan 1 pasang kromosom
seks. Kromosom seks pada lalat betina mempunyai 2 kromosom X (bentuknya batang lurus),
sedangkan pada lalat jantan terdiri dari kromosom X dan kromosom Y (lebih pendek dari
kromosom X dan salah satu ujungnya membengkok). Formula kromosom lalat buah betina
adalah 8,XX (3 pasang kromosom atau 6 buah autosom + 1 pasang kromosom X), sedangkan
lalat buah jantan adalah 8,XY (3 pasang kromosom autosom + 1 kromosom X + 1 kromosom
Y).
Jumlah kromosom pada manusia adalah 46 buah
(23 pasang). Pada wanita, terdapat 22 pasang autosom
Dr. Joe Hin Tjio, seorang ahli
dan 1 pasang kromosom X (46,XX), sedangkan pada
Cytogenetics asalIndonesia
menemukan fakta bahwa laki-laki terdapat 22 pasang autosom, 1 kromosom X,
kromosom manusia berjumlah dan 1 kromosom Y (46,XY). Pada gametogenesis,
23 buah. Melalui penelitian di laboratorium Institute of Genetics of Sweden’s University of Lund, temuanny
Texas University, AS. dihasilkan ovum (sel telur) haploid sehingga
mengandung 22 autosom (11 pasang) dan 1 kromosom
X. Pada spermatogenesis dihasilkan spermatozoa yang
mengandung 22 autosom dan 1 kromosom X serta
spermatozoa yang mengandung 22 autosom dan 1
kromosom Y. Lalu, bagaimanakah terjadinya
pembentukan jenis kelamin laki-laki atau perempuan?
Hal ini dapat kalian lihat pada skema pembentukan
jenis kelamin.
Secara normal, jenis kelamin pada manusia
dikendalikan oleh sepasang kromosom seks, yaitu XX
untuk perempuan dan XY untuk laki-laki. Pada proses pembentukan gamet, wanita
menghasilkan ovum yang mengandung satu macam kromosom X. Sementara itu, laki-laki
menghasilkan spermatozoa yang mengandung dua macam kromosom yaitu kromosom X atau
Y. Jika spermatozoa berkromosom X membuahi ovum berkromosom X, akan menghasilkan
50
anak perempuan (XX). Namun, jika spermatozoa berkromosom Y membuahi ovum
berkromosom X, akan menghasilkan anak laki-laki (XY). Perhatikan diagram perkawinan
berikut.
P1 : ♂XX >< ♀ XY
G1 : X X,Y
F : X Y
X XX XY
Kemungkinan kelahiran anak laki-laki dengan perempuan sama, yaitu 50 %. Namun
pada kenyataannya, jumlah anak perempuan atau laki-laki dalam suatu keluarga tidak selalu
50%. Hal tersebut dapat dijelaskan dengan teori kemungkinan pada jenis kelamin.
(l+p
l = kemungkinan lahir anak laki-laki = 50% = ½
p = kemungkinan lahir anak perempuan = 50% = ½
n = jumlah anak yang diharapkan
Contoh soal:
Roni menikah dengan Rini. Mereka merencanakan mempunyai 4 anak, dua laki-laki dan dua
perempuan. Berapa persen kemungkinan harapan keluarga tersebut?
Diketahui: l = ½ , p = ½
Kemungkinan harapan keluarga Roni dan Rini = 6 l2p2
= 6. (1/2)2.(1/2)2 x 100% = 37,5 %
Pojok Ilmu
53
Dengan memperhatikan tabel di atas maka dapat pula dibuat tabel golongan darah
orang tua, beserta golongan darah yang mungkin dan golongan darah yang tidak mungkin
pada anak- anaknya.
Tabel 2. Golongan Darah Orang Tua dan Kemungkinan atau Tidak Mungkin pada
Golongan Darah Anak-anaknya
a. Sistem M, N, MN
Pada tahun 1976, Landsteiner dan Lavene mengemukakan adanya golongan M, MN,
dan N, yang masing-masing disebabkan oleh adanya antigen M, MN, atau N. Antigen ini
tidak membentuk zat anti (aglutinin), sehingga apabila ditransfusikan dari golongan satu ke
golongan yang lain tidak akan menimbulkan gangguan. Tetapi, apabila antigen tersebut
disuntikkan ke dalam tubuh kelinci, serum kelinci akan membentuk zat antinya. Dengan
demikian, apabila serum kelinci yang mengandung zat anti ini disuntikkan ke dalam tubuh
manusia dapat menimbulkan gangguan.
Adanya antigen M ditentukan oleh gen Im, adanya antigen MN ditentukan oleh Im dan
In, sedangkan adanya antigen–antigen N, ditentukan oleh gen In. Berdasarkan hal tersebut,
macam fenotipe, genotipe dan kemungkinan macam gamet dari orang yang bergolongan M,
MN, atau N dapat diketahui
Tabel 3. Hubungan antara Fenotipe Golongan Darah Sistem M N, Genotipe,
dan Kemungkinan Macam Gamet
54
b. Sistem Rhesus
Pada tahun 1946, Landsteiner dan A.S. Weiner menentukan antigen tertentu dalam
darah kera Maccacus rhesus (sejenis kera India), yang diberi nama antigen Rhesus (Rh).
Antigen ini juga ditentukan dalam sel darah merah manusia. Berdasarkan ada atau tidaknya
antigen rhesus ini, darah manusia dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:
1. Golongan Rh+, apabila dalam sel darah merahnya ditemukan antigen rhesus
2. Golongan Rh-, apabila dalam sel darah merahnya tidak ditemukan antigen rhesus.
Adanya antigen Rh di dalam darah dikendalikan oleh gen IRh, yang dominan terhadap
Irh, sehingga genotipe orang menurut sistem Rh ini dapat dibedakan.
Tabel 4. Sistem Rhesus
Perlu Anda ketahui jika individu Rh+ menerima darah dari individu Rh+ maka tidak
akan terjadi penggumpalan darah, sebab tidak ada reaksi antibodi terhadap antigen Rh dalam
tubuh resipien. Demikian juga individu Rh+ yang menerima darah dari individu Rh– juga
tidak mengalami reaksi penggumpalan, karena resipien tidak mempunyai antibodi.
Jika individu Rh– yang menerima darah dari individu Rh+, pada awalnya tidak terjadi
penggumpalan darah, tetapi setelah menerima darah kembali di Rh+ untuk kedua kalinya
maka akan terjadi penggumpalan, sebab antibodi sebelumnya yang sudah terbentuk akan
menyerang pada antigen baru. Misalnya, ibu Rh– menikah dengan suami Rh+, akan
melahirkan bayi Rh+ lahir dengan selamat. Pada waktu lahir rahim ibu kemungkinan akan
tertinggal antigen Rh yang ikut dalam peredaran darah ibu. Apabila melahirkan bayi kedua
dengan Rh+ lagi, maka akan terjadi lagi perembesan darah janin ke peredaran darah ibu,
sehingga jumlah antibodi yang terbentuk di dalam tubuh ibu menjadi sangat banyak.
Akibatnya bayi tersebut mengalami penyakit anemia berat Erythroblastosis fetalis
dengan tanda-tanda tubuh menggembung dengan cairan hati dan limpa membengkak, di
dalam darah banyak erithroblas (erithrosit yang belum masak dan daya ikatnya terhadap
oksigen rendah dan warna kulit keemasan. Bayi yang mengalami gangguan ini biasanya tidak
berumur panjang, namun, dapat ditolong dengan jalan pemberian suntikan anti serum anti-Rh
kepada ibu Rh–, karena anti serum ini akan merusak sel-sel Rh+, sehingga ibu tidak perlu
memproduksi antibodi anti-Rh.
55
Gambar 20. Proses Erithroblastosis fetalis (sumber: nadidewi.blogspot.com)
2.2.3.3.Penyakit Menurun
Sifat-sifat yang diturunkan pada anak-anak yang dilahirkan belum tentu sesuai dengan
harapan orang tua. Ada beberapa individu keturunan yang bersifat normal sebagaimana
harapan orang tua pada umumnya, ada pula beberapa keturunan yang mempunyai sifat yang
tidak diharapkan oleh orang tuanya, seperti mengalami cacat atau kelainan menurun
(sindrom).
Pewarisan sifat pada manusia dapat diturunkan melalui kromosom seks (kromosom X
dan kromosom Y) atau kromosom autosom. Kelainan dapat disebabkan oleh gen-gen yang
terpaut pada kromosom tubuh maupun gonosom.
a. Kelainan oleh alel resesif dan dominan autosomal
Kelainan ini diturunkan dari kromosom sel-sel diploid tubuh. Kelainan ini dapat
ditentukan oleh gen dominan atau resesif pada autosom tersebut. Oleh karena itu, kelainan ini
dapat diturunkan pada keturunan pria atau wanita. Beberapa contoh kelainan yang terpaut
pada autosom manusia adalah sebagai berikut:
1) Albino
56
Kelainan ini terjadi karena tubuh seseorang tidak
mempunyai gen yang mampu membentuk enzim untuk
mengubah tirosin menjadi pigmen melanin (pembentuk
warna kulit). Gen tersebut adalah gen dominan A. Oleh
karena itu, orang yang normal akan mempunyai genotip
AA atau Aa dan orang
albino tidak mempunyai
gen A atau mempunyai
Gambar 21. Penderita Albino genotip aa (resesif Penderita galaktosemia tidak mampu menguba
homozigot).
Penderita albino mempunyai ciri-ciri yaitu seluruh Pojok Ilmu emiliki enzim
karena tidak m
bagian tubuhnya tidak berpigmen. Kulit badan dan matanya yang disebut GALT. Karena tidak dapat dicern
57
3) Brachydactily (Brakhidaktili)
Brachydactily adalah keadaan seseorang yang
mempunyai jari-jari pendek atau tidak normal. Hal ini
terjadi karena pendeknya tulang-tulang pada ujung jari dan
tumbuh menjadi satu. Kelainan ini disebabkan oleh gen
dominan B. Orang yang normal akan mempunyai genotip
homozigot resesif (bb). Genotip homozigot dominan (BB)
menyebabkan individu letal. Gambar 22. Penderita Brakhidaktili
4) Cystinuria (Sistinuria)
Cystinuria adalah keadaan seseorang yang mempunyai
kelebihan asam amino sistein yang sukar larut, diekskresikan dan ditimbun menjadi batu
ginjal. Kelainan ini disebabkan oleh adanya gen dominan homozigot (CC).
5) Polydactily (Polidaktili)
Selain ada brakhidaktili, ada juga polidaktili, yaitu keadaan
seseorang yang mempunyai kelebihan (tambahan) jari pada
tangan atau kaki. Jadi jumlah jari kaki atau tangannya lebih
dari lima. Polidaktili disebabkan oleh adanya gen dominan
homozigot (PP). Karena itu, genotip orang normal adalah Pp.
6). Galaktosemia
Sekitar setiap 100.000 kelahiran, ada satu alel homozigot resesif yang menyebabkan
galaktosemia (gg). Individu yang normal memiliki alel GG, sedangkan individu carrier,
memiliki alel Gg. Individu yang mendapatkan alel homozigot resesif , tubuhnya tidak dapat
menghasilkan enzim yang dapat memecah laktosa. Pada keadaan normal, laktosa diubah
menjadi glukosa dan galaktosa, kemudian diubah menjadi glikogen. Tingkat galaktosa yang
tinggi pada darah dapat menyebabkan kerusakan pada hati, mata, dan otak.
7). Huntington
Huntington merupakan suatu penyakit degeneratif yang menyerang sistem saraf.
Penderita menggelengkan kepala pada satu arah. Huntington disebabkan oleh alel dominan
(H). Dengan satu alel H saja, semua individu yang heterozigot akan mendapatkan
Huntington. Individu yang normal memiliki alel resesif (hh).
58
Penyakit Huntingtontidak memiliki pengaruh fenotipik yang nyata sampai individu
berusia 35 hingga 45 tahun. Begitu perusakan sistem saraf dimulai, tidak ada jalan untuk
memulihkannya dan berakibat fatal. Setiap anak yang terlahir dari orangtua yang memiliki
alel untuk penyakit Huntington memiliki peluang 50% untuk mewarisi alel dan kelainan
tersebut.
tersebut rusak. Kedua adalah tipe deutan, yaitu apabila yang rusak adalah bagian mata yang
sensitif terhadap warna merah. Tipe deutan ini paling sering terjadi. Buta warna disebabkab
oleh gen resesif c (colour blind) pada kromosom X. Gen ini tidak dijumpai pada kromosom
Y. Oleh karena itu, wanita dapat mempunyai genotip CC (normal homozigot), Cc (normal
heterozigot), atau cc (buta warna). Sementara itu, pria hanya dapat mempunyai gen C
(normal) atau c (buta warna) saja. Sifat dari orang tua wanita (buta warna) akan diwariskan
pada keturunan pria. Sebaliknya, sifat dari orang tua pria (normal) akan diwariskan kepada
keturunan wanita. Pewarisan sifat yang bersilang ini merupakan ciri khas pada pewarisan
gen- gen tertaut kromosom X dan disebut criss-cross inheritance.
59
2) Anodontia
60
1) Menghindari perkawinan dengan keluarga dekat, karena dapat memungkinkan
rekombinasi gen-gen resesif yang umumnya menimbulkan ketidaknormalan.
2) Harus memahami hukum-hukum hereditas bagi generasi muda.
3) Tidak menikahkan orang-orang yang mengalami gangguan mental seperti idiot, imbisil,
dan debil.
4) Dilakukan pemeriksaan kesehatan dan asal-usul calon pasangan suami-istri. Akan tetapi,
pasangan yang sudah menikah dapat melakukan upaya untuk mengetahui lebih awal kondisi
kandungannya. Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan amniosentesis. Amniosentesis
merupakan cara untuk mengetes kemungkinan adanya kelainan kromosom pada bayi yang
masih dikandung oleh ibu. Waktu yang paling baik untuk melakukan amniosentesis ini
adalah pada saat usia kehamilan mencapai 14-16 minggu.
5) Memelihara kesehatan fisik dan mental
6) Menggunakan peta silsilah. Peta silsilah dapat menunjukkan keadaan atau sifat individu
dalam keluarga besar (1 garis keturunan), sehingga dapat dilacak adanya individu yang
mewariskan sifat kepada keturunannya.
b. Eutenika
Upaya eutenika dilakukan melalui pengelolaan lingkungan seperti pendidikan,
peningkatan gizi, perbaikan tempat tinggal, olah raga, dan rekreasi.
c. Eufenika
Merupakan penyembuhan gejala dari penyakit-penyakit genetis. Beberapa penyakit
genetis merupakan gangguan metabolisme tubuh, seperti tidak adanya enzim tertentu.
Sebagai contoh,bayi penderita fenilketonuria (PKU). PKU terjadi karena gangguan
metabolisme fenilalanin dan menyebabkan keterbelakangan mental yang parah. Jika dapat
terdeteksi lebih awal, dapat dilakukan diet fenilalanin sehingga anak tersebut dapat
berkembang normal. Dengan teknologi plasmid, dapat dilakukan penyisipan gen-gen yang
mengendalikan produksi enzim secara normal.
61
2.3. Forum Diskusi
1. Hukum Mendel I (Pemisahan gen gen sealel secara bebas) dan Hukum Mendel II
(Penggabungan/pengelompokan gen gen tidak sealel secara bebas) selalu kita
gunakan untuk menjelaskan materi monohibrid dan dihibrid dikelas. Uraikan bagaimana
peristiwa itu terbuktikan pada saat anda menjelaskan materi tersebut kepada siswa.
sandingkan juga agar anda dapat menolak teori blending dalam pewarisan sifat.
2. Lakukan kunjungan kerumah tetangga minimal 3 orang yang memiliki anak hanya 1
orang. Ambillah data dengan melakukan wancara pada tetangga tersebut, yang berkaitan
dengan golongan darah Rhesus suami istri tersebut, apakah anak kedua ada tapi
meninggal dst (baca mekanisme Sistem Rhesus). Apakah pernyataan dari ke3 keluarga
tersebut ada kaitannya dengan mekanisme penggumpalan darah pada saat Rhesus -
menerima darah dari Rhesus + ? Analisislah jawaban tetangga tersebut dengan
mengintegrasikan prinsip Reshus
+ dan - dalam kehidupan masyarakat.
3. Pada satu Individu yang sel nya memiliki 2n= 4. Untuk meneruskan generasinya, individu
tersebut melakukan pembelahan meiosis. a. Perlihatkanlah tahapan tersebut , b. apakah
pada meiosis I sel yang diperoleh sudah n=2 atau 2n= 4, c. berapa jumlah sel anakan
yang diperoleh pada tahap akhir meiosis II dari individu dengan 2n = 4 tsb ?
3. PENUTUP
3.1.Rangkuman
Pembelahan mitosis terdiri dari tahapan : profase, metafase, anafase, dan telofase dan
menghasilkan 2 sel anakan yang identik dengan induknya. Pembelahan meiosis terdiri dari
meiosis 1 dan meiosis 2 dengan tahapan profase, metafase, anafase, dan telofase dan
menghasilkan 4 sel anakan yang haploid.
Pewarisan sifat dari induk (orang tua) kepada fillialnya melibatkan gen (sebagai faktor
pembawa sifat keturunan). Hukum Mendel I disebut juga Hukum Segregasi, karena pada
waktu pembentukan gamet (meiosis), kromosom-kromosom homolognya memisahkan diri
secara bebas. Hukum Mendel II adalah Hukum Berpasangan Secara Bebas atau Hukum
Penggabungan Bebas.
Penyimpangan karena interaksi alel dikenal peristiwa: Dominasi tidak sempurna
(incomplete dominance), kodominan, alel ganda, alel letal. Penyimpangan interaksi
genetik berupa : Penyimpangan semu Hukum Mendel meliputi interaksi gen, kriptomeri,
polimeri, epistasis-hipostasis, gen-gen komplementer, gen dominan rangkap, dan
62
atavisme.
63
Tautan adalah kecenderungan gen pada kromosom untuk tetap bersama-sama dan
diteruskan pada generasi berikutnya. Pindah silang adalah pertukaran gen atau bagian
kromosom dan membentuk variasi baru baru. Tautan gen yang terjadi pada kromosom
autosom disebut tautan autosomal. Gen tertaut kelamin (sex linked genes) adalah gen yang
terletak pada kromosom kelamin dan sifat yang ditimbulkan gen pada kromosom ini
diturunkan bersama dengan jenis kelamin terdiri atas gen tertaut kromosom X dan Y.
Pindah silang dapat terjadi pada saat meiosis (pembentukan gamet). Pindah silang dapat
berupa pindah silang tunggal atau pindah silang ganda. Untuk mengetahui kekuatan
pindah silang dihitung nilai pindah silangnya (NPS).
Gagal berpisah (Nondisjunction) adalah peristiwa gagalnya satu kromosom atau lebih
untuk berpisah kearah kutub yang berlawanan pada saat anafase meiois I maupun meiosis
II. Kelainan susunan kromosom pada manusia akibat adanya kegagalan berpisah pada
kromosom seks (gonosom) antara lain Sindrom Turner, Sindrom Klinefelter, Wanita Super
dan Laki-Laki Super. Kelainan susunan kromosom pada manusia akibat adanya kegagalan
berpisah pada kromosom tubuh (autosom) antara lain sindrom down, sindrom patau,
sindrom edward dan lainnya. Gen Lethal adalah gen yang dalam keadaan homozigot
menyebabkan kematian individu
Dikenal beberapa tipe penggolongan jenis kelamin: Tipe XY, XO, ZW ( Betina
mempunyai tipe ZW (atau XY) dan yang jantan mempunyai tipe ZZ (atau XX).
Terdapat beberapa tipe penggolongan darah: a). Sistem A, B, O. b). Sistem M, N, MN, c).
Sistem Rhesus
Beberapa penyakit menurun: Kelainan oleh alel resesif dan dominan autosomal (Albino,
Gangguan Mental Fenilketonuria, Brakhidaktili, Cystinuria, Polidaktili, Galaktosemia,
Huntington, kelainan oleh alel resesif pada gonosom X, buta warna, anodontia, hemofilia
3.2.Tes Formatif KB 1
1. Peristiwa gagalnya satu kromosom atau lebih untuk berpisah kearah kutub yang
berlawanan pada saat pembelahan meiosis disebut...
a. Tautan
b. Alel
c. Gen letal
d. Nondisjunction
e. Crossing over
64
2. Kelebihan kromosom X pada kromosom gonosom mengakibatkan kelainan syndrome….
a. Down
b. Patau
c. Edwards
d. Klinefelter
e. Turner
4. Pada gandum gen H (hitam) epistasis terhadap gen K (kuning). Apabila gen P dan K tidak
muncul, maka gandum akan berfenotip putih. bila gandum hitam (HHkk) disilangkan
dengan gandum kuning (hhKK), lalu F1-nya disilangkan sesamanya, maka ratio hitam :
kuning : putih adalah...
a. 9 : 6 : 1
b. 9 : 3 : 3 : 1
c. 12 : 3 : 1
d. 9 : 4 : 3
e. 1 : 2 : 1
5. Pernyataan sifat resesif dan dominan di bawah ini benar, kecuali ....
a. sifat resesif hanya muncul pada persilangan dihibrida
b. sifat resesif hanya muncul dalam keadaan homozigot
c. sifat dominan pasti muncul pada setiap keturunan
d. sifat resesif homozigot pasti akan muncul pada setiap keturunan.
e. sifat dominan tidak akan muncul pada F2
6. Jantan berbadan hijau sayap panjang (HhPp) dikawinkan dengan betina berbadancoklat
sayap pendek (hhpp). Pada gen H dan P maupun gen h dan p terjadi pautan. Danhasil
perkawinan tersebut diperoleh fenotif keturunan sebagai berikut:
hijau sayap panjang : hijau sayap pendek : coklat sayap panjang : coklat sayap pendek
dengan hasil 530 : 450 : 782 : 310. Berdasarkan kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa
selama pembentukan gamet terjadi pindah silang dengan nilai pindah silang sebesar ........
a 0,59%
b . 5,94%
c . 59,46%
d . 70,00%
e . 0,70%
65
7. Lima belas bersaudara kandung terdiri atas 5 wanita dan 10 pria. Kesepuluh pria pada
keluarga tersebut mengalami kelainan pada salah satu anggota badannya, sedangkan ke 5
wanitanya normal. Kelainan tersebut disebabkan oleh factor genetik akibat peristiwa. . .
a.Pindah silang d. epistasis
b.Pautan seks e. kriptomeri
c. Gagal berpisah
66
DAFTAR PUSTAKA
67
No Kode: DAR2/PROFESIONAL/190/4/2022
MODUL 4
PEWARISAN SIFAT DAN EVOLUSI
KEGIATAN BELAJAR 2
MATERI GENETIK DAN REGULASI EKSPRESI GEN
HALAMAN SAMPUL
DAFTAR ISI 1
1. PENDAHULUAN 2
1.1. Deskripsi Singkat 2
1.2. Relevansi 2
1.3. Panduan Belajar 2
2. INTI 2
2.1. Capaian Pembelajaran 2
2.2. Uraian Materi 3
2.3. Forum Diskusi 50
3. PENUTUP 50
3.1.Rangkuman 50
3.2.Tes formatif 51
DAFTAR PUSTAKA 55
1
1. PENDAHULUAN
1.1. Deskripsi Singkat
Setiap sel organisme mengandung materi genetik. Materi genetik tersebut terdapat di
berbagai sel di seluruh tubuh, misalnya pada sel-sel darah, sel tulang, sel gamet dan lain-lain,
tepatnya materi genetik tersebut berada di dalam nukleus. Peranan materi genetika tersebut
adalah untuk mengatur pewarisan sifat kepada keturunannya, misalnya mengatur bentuk
rambut, warna kulit, susunan darah, dan lain-lain.
Pada materi ini kita akan mempelajari tentang materi genetik (meliputi kromosom,
DNA, RNA, dan gen) serta mempelajari tahapan sintesis protein.
1.2. Relevansi
Pemahaman dan penguasaan materi “Materi Genetik Dan Regulasi Ekspresi Gen” akan
sangat membantu peserta PPG untuk mempelajari dan memahami materi pada kegiatan
belajar berikutnya pada modul ini, terutama pada mekanisme Sintesis Protein, Kesalahan
pada Transkripsi dan Translasi. .sehingga akan diperoleh pemahaman yang utuh tentang
mekanisme dan regulasi ekspresi genetik pada tubuh organisme, terutama manusia
2. INTI
2.1. Capaian Pembelajaran:
Menguasai materi esensial Mata Pelajaran Biologi SMA termasuk advance material materi
bidang studi biologi yang mencakup:
2
1) Keragaman dan keseragaman dalam makhluk hidup
3
2) Struktur dan Fungsi dalam makhluk hidup
3) Pertumbuhan, perkembangan dan diferensiasi
4) Interaksi dan interdependensi
5) Energi, materi dan organisasi kehidupan
6) Prinsip emeliharaan keseimbangan yang dinamis
7) Pewarisan sifat dan Evolusi
Termasuk advance materials yang dapat menjelaskan aspek ‘apa’ (konten),
‘mengapa’ (filosofi) dan ‘bagaimana’ (penerapan dalam kehidupan keseharian) dalam
kerangka biologi sebagai inkuiri.
Sub Capaian Pembelajaran dalam kegiatan belajar ini adalah: Mampu menganalisis
Konsep dan Prinsip-Prinsip Esensial Pewarisan Sifat Genetis dan Evolusi
2.2.1. Kromosom
Istilah kromosom diambil dari bahasa Yunani chroma = warna dan soma = badan.
Pertama kali ditemukan oleh W. Waldeyer pada tahun 1888.Kromosom terdapat pada
nukleus (inti sel) setiap sel.
Kromosom dapat diamati dengan jelas pada tahap metafase saat pembelahan mitosis
maupun meiosis. Pada saat tidak membelah diri, di dalam nukleus tidak terbentuk badan
kromosom, tetapi dalam bentuk benang-benang yang terurai yang disebut benang kromatin.
Struktur kromatin seperti jala, tersusun atas benang-benang halus yang dapat menyerap zat
warna. Jika sel sedang membelah, benang-benang kromatin ini memendek dan menebal
membentuk struktur yang disebut kromosom (Gambar 1).
4
Berdasarkan fungsinya, kromosom dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu sebagai
berikut:
1. Kromosom tubuh (Autosom) adalah kromosom yang mengendalikan sifat-sifat tubuh,
seperti warna mata, warna kulit, tinggi badan, dan lain-lainnya.
2. Kromosom seks (gonosom) adalah kromosom yang menentukan jenis kelamin,
contohnya X dan Y. Kromosom X berbentuk lurus, sedangkan kromosom Y berbentuk
bengkok pada ujungnya.
Kromosom dalam suatu spesies memiliki pola tampilan tertentu yang disebut kariotipe
seperti yang di perlihatkan pada Gambar 2. Kromosom di dalam sel tubuh pada suatu
individu terlihat berpasangan disebut dengan kromosom homolog. Kromosom homolog
berasal dari kedua induknya sehingga memiliki bentuk, ukuran dan komposisi yang berbeda-
beda. Pasangan kromosom homolog disebut genom atau ploidi (perangkat/set).
Gambar 2. Kariotipe pada manusia (wanita), sumber: Suryo (2006), Genetika Manusia
a. Struktur Kromosom
Makhluk hidup yang ada di alam ini tidak semuanya mempunyai struktur kromosom
yang sama dengan kromosom manusia. Bakteri dan virus mempunyai kromosom sirkuler
(membulat). Kromosom pada sel prokariotik hanya memiliki satu kromosom dan tidak
terletak di dalam inti sel sedangkan kromosom sel eukariotik, jumlahnya bervariasi menurut
jenis organisme dan terdapat di dalam nukleus.
Untuk pengamatan struktur kromosom biasanya digunakan kelenjar air liur lalat buah
(Drosophila melanogaster) kromosom tersebut digunakan karena lebih besar dari pada
kromosom makhluk hidup lainnya. Sehingga disebut kromosom raksasa. Sel tubuh lalat buah
hanya berjumlah 4 pasang yang terdiri atas 3 pasang autosom dan 1 pasang gonosom (lihat
gambar 3).
5
Gambar 3. Drosophila melanogaster dan kariotipenya
Sumber: Suryo, Genetika Manusia (2006)
Umumnya kromosom memiliki susunan kimia yang terdiri dari kromatin 60%, protein
35%, DNA, dan RNA 5%. Protein terdiri dari histon dan non histon (bersifat netral atau
asam). Kromosom memiliki beberapa enzim yang terlibat dalam sintesis DNA dan RNA.
Seperti pada gambar 4, Kromosom mempunyai 2 bagian utama yaitu sentromer dan lengan
(kromatid).
Gambar 4. Struktur kromosom dari samping.
Sumber: Ilustrasi Haryana dalam Kistinnah
1. Sentromer
Sentromer merupakan bagian kepala kromosom berbentuk bulat yang merupakan pusat
kromosom dan membagi kromosom menjadi dua lengan. Bagian ini merupakan daerah
penyempitan pertama pada kromosom yang khusus dan tetap. Daerah ini disebut juga
kinetokhor atau tempat melekatnya benang-benang gelendong (spindle fiber). Elemen-
elemen ini berfungsi untuk menggerakkan kromosom selama mitosis. Pembelahan sentromer
ini akan memulai gerakan kromatid pada masa anafase.
2. Lengan (Kromatid)
Bagian lengan ini merupakan bagian badan utama kromosom yang mengandung
kromosom dan gen. Umumnya jumlah lengan pada kromosom dua, tetapi ada juga beberapa
yang hanya berjumlah satu. Lengan dibungkus oleh selaput tipis dan di dalamnya terdapat
matriks yang berisi cairan bening yang mengisi seluruh bagian lengan. Cairan ini
mengandung benang benang halus berpilin yang disebut kromonema.
6
Bagian kromonema (jamak = kromonemata) yang mengalami pembelahan disebut
kromomer yang berfungsi untuk membawa sifat keturunan sehingga disebut sebagai lokus
gen. Pada bagian ujung kromosom, terdapat telomer yang berfungsi untuk menghalangi agar
tidak terjadi perlekatan antar kromosom dan menjaga agar DNA di dalamnya tidak mudah
terurai. Pada bagian ujung kromosom terdapat suatu tambahan yang disebut satelit.
7
d. Telosentris, sentromer terletak pada ujung kromosom. Kromosom hanya memiliki
satu lengan saja.
2. Jumlah Kromosom
Semua makhluk hidup eukariotik memiliki jumlah kromosom yang berbeda-beda. Pada
sel tubuh atau sel somatis, jumlah kromosom umumnya selalu genap, karena kromosom sel
tubuh selalu berpasangan. Jumlah kromosom sel somatis tersebut terdiri atas 2 set kromosom
(diploid, 2n), dari induk jantan dan induk betina.
Jumlah kromosom sel somatis tumbuhan, hewan, dan manusia berbeda satu sama lain.
Pada mamalia misalnya, sel somatis (diploid) manusia mengandung 46 buah kromosom,
sedangkan simpanse 48 kromosom.
Tabel 1 menggambarkan macam-macam jumlah kromosom pada makhluk hidup.
8
c. Gen Sebagai Bagian dari Kromosom
Gen adalah unit terkecil dari materi genetik yang mengendalikan sifat-sifat hereditas
suatu organisme. Istilah gen dikemukakan oleh W. Johannsen (1898) untuk mengganti
istilah faktor, elemen, atau determinan pada zaman Mendel.
Fungsi gen adalah sebagai berikut.
a. Mengatur pertumbuhan/perkembangan dan metabolisme individu.
b. Menyampaikan informasi genetik dari generasi ke generasi berikutnya.
c. Menentukan sifat-sifat pada keturunannya.
Gen terletak di dalam kromosom, yaitu di suatu tempat yang disebut dengan lokus.
Lokus- lokus ini digambarkan sebagai garis-garis pendek yang horizontal di sepanjang
kromosom yang digambarkan sebagai garis panjang vertikal seperti terlihat pada Gambar 7.
Pasangan gen yang terdapat pada kromosom homolog disebut dengan Alel. Alel
menunjukkan sifat alternatif sesamanya. Contoh sifat alternatif sesamanya adalah alel B
menentukan sifat bentuk biji bulat, sedangkan bentuk alel b kecil menunjukkan sifat bentuk
biji keriput. Alel dapat memiliki tugas yang sama atau berlawanan untuk suatu pekerjaan
tertentu. Alel yang mempunyai tugas yang sama disebut alel homozigot. Sedangkan, alel
yang tugasnya berbeda disebut alel heterozigot.
9
Seri alel atau pasangan gen yang memiliki lebih dari dua anggota alel, misalnya tiga atau
empat alel disebut alel ganda (multiple alelo murphi). Contoh alel ganda terdapat pada
golongan darah manusia dan warna bulu pada kelinci.
Warna bulu kelinci dipengaruhi oleh empat alel yaitu W, Wch, Wh, w yang keempatnya
berada pada lokus yang sama, di mana Alel :
W : warna bulu normal (hitam)
Wch : warna bulu normal Chinchilia (kelabu)
Wh : warna bulu Himalaya (coklat)
w : warna bulu albino (putih)
Genotipe Fenotipe
Hitam (Normal) WW, WW , WWh,Ww
ch
Putih (Albino) Ww
Pasangan gen dalam kromosom homolog suatu individu disebut genotipe. Gen dominan
dilambangkan dengan huruf besar (misalnya A, B, C), sedangkan gen resepif dilambangkan
dengan huruf kecil (misalnya a, b, c). Ekspresi gen dominan akan menutupi ekspresi gen
resesif. Ekspresi gen tersebut mempengaruhi penampakan sifat-sifat yang disebut fenotip.
Contohnya gen B menampakkan sifat biji bulat dan gen b menampakkan sifat keriput.
d. Fungsi Kromosom
Kromosom berfungsi membawa sifat individu dan membawa informasi genetika, karena
di dalam kromosom mengandung gen. Menurut hukum Mendel, gen dalam kromosom
terdapat dalam keadaan berpasangan dan anggota pasangan itu diperoleh dari parental
(induk). Pada waktu pembelahan meiosis, pasangan kromosom tersebut berpisah dan hanya
satu anggota dari setiap pasangan itu yang berpindah ke sel kelamin.
1
2.2.2. DNA dan RNA
2.2.2.1. DNA
Dioxyribo Nucleic Acid (DNA) atau Asam Deoksiribo Nukleat merupakan senyawa
kimia yang terdapat di dalam inti sel. DNA pertama kali ditemukan oleh F. Miescher(1869)
dari sel spermatozoa dan sel eritrosit burung, selanjutnya dinamakan sebagai nuklein.
DNA dapat ditemukan pada organel mitokondria, plastida, dan sitoplasma (dalam jumlah
yang sedikit). DNA merupakan komponen yang ditemukan secara ekslusif di dalam
kromosom dan mempunyai sifat antara lain:
1. Merupakan material kromosom sebagai pembawa informasi genetik, melalui aktivitas
pembelahan sel.
2. Tebalnya 20 Å (Amstrong) dan panjangnya beribu-ribu Å (1 Å = 10-10 meter).
3. Dapat melakukan replikasi, yaitu membentuk turunan atau menggandakan diri. DNA
hasil replikasi ( DNA anak) memiliki urutan basa yang identik dengan yang dimiliki
oleh heliks ganda parental ( DNA induk).
4. Pada sel organisme prokariotik (bakteri), DNA berantai tunggal. Pada sel eukariotik,
DNA berupa heliks (rantai) ganda.
5. Pada suhu mendekati titik didih atau pada pH yang ekstrim (kurang dari 3 atau lebih
dari 10), DNA mengalami denaturasi (membuka). Jika lingkungan dikembalikan
seperti semula, DNA dapat kembali membentuk heliks ganda, disebut renaturasi.
a. Struktur DNA
DNA merupakan suatu polimer nukleotida ganda yang berpilin ke arah kanan (double
heliks). DNA merupakan suatu polimer yang terdiri atas nukleotida-nukleotida dengan jumlah
ratusan atau ribuan. Setiap nukleotida terdiri dari 1 gugus fosfat, 1 basa nitrogen, dan 1 gula
pentosa.
1. Gugus fosfat (PO4-); berfungsi untuk mengikat molekul gula satu dengan gula yang lain.
2. Basa nitrogen ini terikat pada setiap molekul gula. Basa nitrogen dibedakan menjadi dua.
a. Basa Purin
Basa purin dengan struktur cincin ganda yaitu Adenin (A) dan Guanin (G) seperti
terlihat pada Gambar 9.
1
Gambar 9. Ruang bangun Purin: Adenin dan Guanin
Sumber: Haryana dalam Kistinnah (2012)
b. Basa Pirimidin
Basa pirimidin dengan struktur cincin tunggal yaitu Timin (T) dan Sitosin (S)
seperti terlihat pada Gambar 10
3. Gula Pentosa Deoksiribosa; berfungsi untuk membentuk rangkaian gula fosfat yang
merupakan tulang punggung atau kekuatan dari struktur double helix DNA.
Basa nitrogen yang terdiri atas Purin (Adenin dan Guanin) dan Pirimidin (Sitosin dan
Timin) akan membentuk rangkaian senyawa kimia dengan gula pentosa, membentuk
nukleosida/deoksiribonukleosida. Nukleosida bersenyawa dengan gugus fosfat membentuk
nukleotida, yang mempunyai bentuk rantai panjang. Nukleotida-nukleotida tersebut
membentuk rantai panjang yang disebut polinukleotida. Antara rantai polinukleotida satu
dengan yang lainnya saling berhubungan pada bagian basa nitrogen.
Perhatikan gambar 11, Struktur heliks ganda DNA diilustrasikan sebagai “tangga tali
terpilin” hal ini berdasarkan hasil analisis refraksi sinar X oleh kristal DNA, James Watson
(Amerika) dan Francis Crick (Inggris) pada 1953. Fosfat dari suatu nukleotida akan
membentuk ikatan fosfodiester dengan gula dari nukleotida berikutnya. Ikatan gula dengan
fosfat tersebut diilustrasikan sebagai “tulang belakang” (back bone) gula fosfat atau ibu
tangga. Sementara itu, basa nitrogen purin pada satu nulkeotida akan membentuk ikatan
hidrogen sebagai pasangan tetap dengan pirimidin dari nukleotida lainnya. Ikatan basa
1
nitrogen purin-pirimidin diilustrasikan sebagai “anak tangga”. Pasangan tetap basa nitrogen
purin-pirimidin, yaitu sebagai berikut.
a. Guanin (G) – Sitosin (C atau S)
b. Adenin (A) – Timin (T)
Adenin (A) dengan timin (T) membentuk dua ikatan hidrogen (A=T), sedangkan guanin (G)
dengan sitosin (C) membentuk tiga ikatan hidrogen (G≡C). DNA dapat menentukan sifat
genetik suatu individu karena setiap makhluk hidup mempunyai urutan pasangan basa yang
spesifik dan berbeda dengan yang lain. Perbedaan urutan pasangan basa antar individu dapat
dilihat pada saat sequence (proses pengurutan basa) dalam analisis DNA. Namun, terdapat
suatu keteraturan, yaitu jumlah timin sama atau hampir sama dengan jumlah adenin. Jumlah
sitosin sama atau hampir sama dengan jumlah guanin. Contohnya DNA manusia
mengandung adenin = 30,9%, timin = 29,4%, guanin =19,9% dan sitosin = 19,8%.
DNA heliks ganda mempunyai polaritas (kutub) di kedua ujung untai polinukleotida
yang berlawanan. Ujung salah satu untai polinukleotidanya merupakan ikatan antara gugus
fosfat dengan gula deoksiribosa pada atom karbon nomor 5 (5´= primer) dan ujung lainnya
merupakan ikatan antara gugus hidroksil (OH) dengan gula deoksiribosa atom karbon nomor
1
3 (3´ = primer). Kedua untai polinukleotida berjajar membentuk heliks ganda secara anti paralel
untuk lebih jelas lihat gambar 13.
Fungsi DNA
1. Pembawa informasi genetik
DNA sebagai bentuk kimiawi gen merupakan pembawa informasi genetik makhluk
hidup. DNA membawa instruksi bagi pembentukan ciri dan sifat makhluk hidup.
2. Berperan dalam duplikasi diri dan pewarisan sifat
Oleh karena DNA mengandung semua informasi sifat makhluk hidup, ia juga harus
memiliki informasi bagi perbanyakan diri (replikasi). Replikasi DNA memberikan jalan
bagi DNA untuk diwariskan dari satu sel ke sel lainnya. Replikasi DNA disebut juga
autokatalis.
3. Ekspresi informasi genetik
Gen-gen membawa informasi untuk membentuk protein tertentu. Proses ini terjadi
melalui mekanisme sintesis protein. Proses pembentukan protein ini terjadi melalui
proses transkripsi DNA menjadi RNA dan translasi RNA membentuk rantai polipeptida.
4. Sebagai heterokatalis, yaitu kemampuan DNA untuk dapat mensintesis senyawa lain.
Replikasi DNA
DNA mempunyai kemampuan untuk mengadakan replikasi, yaitu memperbanyak diri
atau menggandakan diri. Peristiwa ini terjadi mendahului penggandaan kromosom,
berlangsung pada waktu interfase, yaitu pada saat sel siap untuk melakukan pembelahan.
Tujuan replikasi DNA adalah agar sel anakan hasil pembelahan mengandung DNA yang
identik dengan DNA sel induknya. Kesalahan dalam replikasi DNA dapat mengakhibatkan
perubahan pada sifat sel- sel anakan.
Model Replikasi DNA
Para ahli mengemukakan tiga model mekanisme replikasi DNA, yaitu sebagai berikut
(perhatikan gambar 12):
a. Model Konservatif
Kedua untai polinukleotida induk atau yang lama tidak berubah dan berfungsi sebagai
cetakan. Heliks ganda DNA baru tidak mengandung polinukleotida lama.
b. Model Semikonservatif
Double heliks DNA induk terpisah, kemudian mensintesis pita DNA yang baru dengan cara
melengkapi (komplementasi) pada masing-masing pita DNA induk tersebut.
1
c. Model Dispersif
Kedua pita double heliks induk terputus membentuk segmen-segmen pita DNA yang
baru, kemudian segmen pita DNA induk akan disambung dengan segmen pita DNA baru.
Sehingga pada peristiwa ini hasil akhirnya adalah segmen pita DNA induk dengan segmen
pita DNA yang baru yang tersebar pada pita double heliks DNA yang terbentuk.
Dari ketiga model replikasi DNA tersebut, model semikonservatiflah yang lebih diyakini
kebenarannya. Hal ini telah dibuktikan oleh Matthew Meselson dan Franklin Stahl dengan
percobaan pembiakan bakteri Escherichia coli hingga beberapa generasi dalam medium yang
mengandung isotop nitrogen berat 15N, kemudian memindahkannya ke dalam medium isotop
nitrogen ringan 14N.
Gambar 12. Model replikasi DNA: (a) konservatif, (b) semikonservatif, (c) dispertif
Sumber: Campbell & Reece, 2008.
1
d. DNA polimerase, berfungsi menggabungkan nukleotida-nukleotida menjadi polimer
DNA yang panjang.
e. DNA ligase, berfungsi menyambungkan fragmen-fragmen DNA (fragmen Okazaki) yang
baru terbentuk sehingga menjadi untaian DNA yang lengkap.
Mekanisme replikasi DNA adalah sebagai berikut (lihat gambar 13).
a. Helikase membuka heliks ganda DNA induk.
b. Singel-strand binding protein menstabilkan DNA induk yang terbuka.
c. Untai utama (leading strand) disintesis secara terus-menerus pada arah 5’ 3’ oleh DNA
polimerase. Pembentukan leading strand dimulai dari satu primer RNA yang disintesis
oleh enzim primase. Primer RNA bukanlah DNA tetapi potongan pendek RNA. DNA
polimerase kemudian menggantikan nukleotida primer RNA dengan DNA.
d. Untuk memanjangkan untai baru DNA yang lain, DNA polimerase harus bekerja di
sepanjang cetakan yang jauh dari cabang replikasi. Untai DNA yang disintesis pada arah
ini disebut lagging strand (untai lamban). Lagging strand disintesis secara tidak kontinu.
Enzim primase menyintesis primer-primer RNA pendek yang kemudian diperpanjang oleh
DNA polimerase membentuk fragmen Okazaki.
e. Setelah primer RNA diganti menjadi DNA oleh DNA polimerase yang lainnya, DNA
ligase menggabungkan fragmen Okazaki ke untai yang sedang tumbuh.
1
2.2.2.2. RNA
Bahan genetik, selain DNA adalah RNA. Di dalam inti sel makhluk hidup, baik sel
prokariotik maupun sel eukariotik terdapat asam nukleat yang berupa DNA dan RNA. Tetapi
beberapa virus tidak memiliki DNA, sehingga hanya memiliki RNA saja, maka dalam hal ini
fungsi RNA menjadi sama dengan DNA, baik sebagai materi genetik maupun dalam
mengatur aktivitas sel.
Struktur RNA
RNA (ribonucleic acid) adalah makromolekul polinukleotida yang berbentuk untai tunggal.
RNA berperan dalam sintesis protein. RNA memiliki untai polimer yang lebih pendek dari
pada DNA karena dibentuk melalui transkripsi fragmen-fragmen DNA. Keberadaan RNA di
dalam sel tidak tetap karena RNA mudah terurai dan harus diproduksi kembali. Komponen
penyusun RNA, yaitu sebagai berikut.
1. Gula ribosa berkarbon 5
2. Gugus fosfat
3. Basa nitrogen, terdiri atas dua jenis: Purin, ada dua macam: guanin (G) dan adenin (A),
Pirimidin, ada dua macam: urasil (U) dan sitosin (S atau C)
Fungsi RNA
1. Menyampaikan informasi genetik dalam bentuk kode-kode genetik dalam inti ke
ribosom dan sebagai pola cetakan dalam membentuk polipeptida.
2. Sebagai mesin perakit dalam sintesis protein yang bergerak ke satu arah sepanjang
RNA duta.
3. Mengangkut asam-asam amino ke ribosom.
Jenis RNA
RNA dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu RNA-d/m RNA, RNA-t, RNA-r. Berbeda
halnya dengan DNA yang terletak dalam nukleus, RNA banyak terdapat dalam sitoplasma
terutama ribosom walaupun ada pula beberapa di antaranya dalam nukleus. Dalam
sitoplasma, kadar RNA berubah-ubah. Hal ini dipengaruhi oleh aktivitas sintetis protein.
Ketika suatu protein akan disintetis, kandungan RNA dalam sel meningkat begitu pula
sebaliknya.
1. RNA duta (RNA-d) atau messenger RNA
Perhatikan gambar 14, RNA duta adalah RNA yang menjadi model cetakan dalam proses
penyusunan asam amino pada rantai polipeptida atau sintesis protein. Disebut RNA duta,
1
karena molekul ini merupakan penghubung DNA dengan protein dan membawa pesan berupa
informasi genetik dari DNA untuk membentuk protein. Informasi genetik berupa urutan
nukleotida RNA duta yang memesan suatu asam amino yang disebut kodon. Penyusunan
rantai polipeptida tergantung dari urutan kodon pada RNA duta. Urutan kodon pada RNA-d
yang dicetak DNA tergantung pada macam protein yang akan disintesis. RNA duta berumur
sangat pendek, hanya beberapa menit hingga beberapa hari, setelah itu akan segera terurai.
RNA duta pada sel eukariotik berumur lebih panjang daripada sel prokariotik.
1
Gambar 15. RNA-t
dan bagiannya
Sumber: Campbell, Reece, & Mitchell,
Biologi 1 dalam Rochmah,
Biologi kelas XII BSE
1
2 Bentuk struktur Rantai panjang dan ganda Rantai pendek dan tunggal
(double helix)
3 Fungsi Berhubungan erat dengan Berhubungan erat dengan
penurunan sifat dan sintesis sintesis protein.
protein.
4 Kadar jumlah Tidak dipengaruhi oleh Dipengaruhi oleh aktivitas
aktivitas sintesis protein sintesis protein
5 Basa Nitrogen Terdiri atas purin: Adenin Terdiri atas purin: Adenin
(A) dan Guanin (G), (A) dan Guanin (G),
pirimidin: Timin (T) dan pirimidin: Urasil (U) dan
Sitosin (S). Sitosin (C).
6 Komponen gula Deoksiribosa yaitu ribosa D-ribosa (pentosa).
yang kehilangan satu atom
oksigen pada atomC nomor
2.
Apa itu sistesis protein? Sistesis protein adalah proses pembentukan partikel protein
yang dilakukan oleh sel-sel hidup untuk membuat protein dengan melibatkan sistesis RNA
yang dipengaruhi oleh DNA. Proses sintesis protein ini secara rinci memang sangat
kompleks. Proses sintesis protein ini dimulai dari produksi asam amino yang berbeda, dari
yang beberapa berasal dari sumber makanan. Dalam proses sintesa protein, molekul DNA
adalah sumber pengkodean asam nukleat untuk menjadi asam amino yang menyusun protein.
Namun, DNA tidak terlibat secara langsung dalam prosesnya tersebut. Molekul DNA pada
suatu sel ditranskripsi menjadi molekul RNA. RNA inilah yang kemudian ditranslasi menjadi
asam amino sebagai penyusun protein.
Sintesis protein berlangsung di dalam inti sel dan ribosom dengan bahan baku berupa
asam amino. Terdapat 20 jenis asam amino. Jenis asam amino dalam sintesis protein
ditentukan oleh DNA. Perbedaan jenis, jumlah, dan susunan asam amino menentukan jenis
protein yang disintesis, misalnya enzim, hormon, keratin, atau hemoglobin.
Fenotipe suatu organisme ditentukan oleh aktivitas protein fungsional dari suatu
enzim. Jenis enzim yang berbeda akan menimbulkan fenotipe yang berbeda pula. Jadi,
sintesis protein
2
2
merupakan dasar untuk mempelajari bagaimana informasi genetik dalam DNA diekspresikan
dalam suatu mahkluk hidup serta menjelaskan bahwa protein sebagai jembatan yang
menghubungkan antara genotipe (faktor pembawa sifat) dengan fenotipe (sifat yang tampak).
Hubungan antara molekul DNA, RNA, dan asam amino dalam proses pembentukan protein
dikenal pula dengan istilah "Dogma sentral biologi”. Dogma sentral biologi ini merupakan
rangkaian proses DNA membuat DNA dan RNA, dan RNA membuat protein, yang
dinyatakan dalam persamaan DNA >> RNA >> Protein.
Sintesis protein adalah salah satu aktivitas mendasar suatu sel di dalam makhluk
hidup untuk mampu memproduksi atau mengolah protein. Sintesis protein merupakan proses
penyusunan asam-asam amino pada rantai polinukleotida. Kunci utama dalam proses sintesis
protein adalah DNA yang merupakan material genetika dari sel.
Pembentukan protein atau sintesis protein mengalami dua tahap yakni transkripsi dan
translasi.
Gambar 17. Ttranskripsi dan Translasi pada Sel Prokariotik dan Sel Eukariotik
https://www.google.co.id/search
2.2.2.3.1. Transkripsi
Transkripsi merupakan sintesis RNA dari salah satu rantai DNA, yaitu rantai 3’-5’,
disebut sebagai rantai cetakan (template), sedangkan rantai komplemennya disebut rantai
non template. Rentangan DNA yang ditranskripsi menjadi molekul RNA disebut unit
transkripsi. Informasi dari DNA untuk sintesis protein dibawa oleh mRNA. RNA dihasilkan
dari aktifitas enzim RNA polimerase. Enzim polimerasi membuka pilinan kedua rantai DNA
hingga terpisah dan merangkaikan nukleotida RNA. Enzim RNA polimerase merangkai
nukleotida-nukleotida RNA dari arah 5’-3’, saat terjadi perpasangan basa di sepanjang
cetakan DNA. Urutan
2
nukleotida spesifik di sepanjang cetakan DNA. Urutan nukleotida spesifik di sepanjang DNA
menandai dimana transkripsi suatu gen dimulai dan diakhiri.
2
2.2.2.3.2. Translasi
Translasi adalah tahap kedua produksi protein, setelah transkripsi, pengkodean DNA
menjadi petunjuk untuk perakitan protein dalam bentuk mRNA. Translasi membuat struktur
dasar yang mendasari banyak jaringan hidup, tetapi aspek penting sintesis protein berlanjut
setelah terjemahan. Tahap translasi dalam sintesis protein terjadi dalam sel tetapi di luar inti,
dalam struktur khusus yang disebut ribosom. Translasi adalah perakitan protein dari asam
amino dalam urutan tertentu sesuai dengan petunjuk dari mRNA. mRNA bergerak keluar dari
inti ke ribosom sel ketika translasi dimulai. RNA diatur sesuai dengan kode tertentu, di mana
urutan tiga nukleotida diatur untuk mengkodekan asam amino yang sesuai, sebuah unit yang
disebut kodon. Ribosom mengelilingi mRNA, menggunakannya untuk merakit sebuah rantai
asam amino dalam urutan yang sama bahwa mereka akan ditemukan dalam protein selesai.
Ini membentuk kompleks pasangan satu asam amino dengan kodon mRNA yang sesuai.
Translasi terdiri dari tiga tahap (sama seperti pada transkripsi) yaitu inisiasi, elongasi, dan
terminasi. Semua tahapan ini memerlukan faktor-faktor protein yang membantu mRNA,
tRNA, dan ribosom selama proses translasi. Inisiasi dan elongasi rantai polipeptida juga
membutuhkan sejumlah energi. Energi ini disediakan oleh GTP (guanosin triphosphat), suatu
molekul yang mirip dengan ATP.
Inisiasi
Tahap inisiasi terjadi karena adanya tiga komponen yaitu mRNA, sebuah tRNA yang
memuat asam amino pertama dari polipeptida, dan dua sub unit ribosom. mRNA yang keluar
dari nukleus menuju sitoplasma didatangi oleh ribosom, kemudian mRNA masuk ke dalam
“celah” ribosom. Ketika mRNA masuk ke ribosom, ribosom “membaca” kodon yang masuk.
Pembacaan dilakukan untuk setiap 3 urutan basa hingga selesai seluruhnya. Sebagai catatan
ribosom yang datang untuk mebaca kodon biasanya tidak hanya satu, melainkan beberapa
ribosom yang dikenal sebagai polisom membentuk rangkaian mirip tusuk sate, di mana
tusuknya adalah “mRNA” dan daging adalah “ribosomnya”. Dengan demikian, proses
pembacaan kodon dapat berlangsung secara berurutan. Ketika kodon I terbaca ribosom (misal
kodonnya AUG), tRNA yang membawa antikodon UAC dan asam amino metionin datang.
tRNA masuk ke celah ribosom. Ribosom di sini berfungsi untuk memudahkan perlekatan
yang spesifik antara antikodon tRNA dengan kodon mRNA selama sintesis protein.
Sub unit ribosom dibangun oleh protein-protein dan molekul-molekul RNA ribosomal.
2
Gambar 19. Tahapan Inisiasi pada Translasi (sumber: Campbell & Reece, 2008)
Elongasi
Pada tahap elongasi dari translasi, asam amino-asam amino ditambahkan satu per satu
pada asam amino pertama (metionin). Ribosom terus bergeser agar mRNA lebih masuk, guna
membaca kodon II. Misalnya kodon II UCA, yang segera diterjemahkan oleh tRNA berarti
kodon AGU sambil membawa asam amino serine. Di dalam ribosom, metionin yang pertama
kali masuk dirangkaikan dengan serine membentuk dipeptida. Ribosom terus bergeser,
membaca kodon III. Misalkan kodon III GAG, segera diterjemahkan oleh antikodon CUC
sambil membawa asam amino glisin. tRNA tersebut masuk ke ribosom. Asam amino glisin
dirangkaikan dengan dipeptida yang telah terbentuk sehingga membentuk tripeptida.
Demikian seterusnya proses pembacaan kode genetika itu berlangsung di dalam ribobom,
yang diterjemahkan ke dalam bentuk asam amino guna dirangkai menjadi polipeptida. Kodon
mRNA pada ribosom membentuk ikatan hidrogen dengan antikodon molekul tRNA yang
baru masuk yang membawa asam amino yang tepat. Molekul mRNA yang telah melepaskan
asam amino akan kembali ke sitoplasma untuk mengulangi kembali pengangkutan asam
amino. Molekul rRNA dari sub unit ribosom besar berfungsi sebagai enzim, yaitu
mengkatalisis pembentukan ikatan peptida yang menggabungkan polipeptida yang
memanjang ke asam amino yang baru tiba.
2
Gambar 20. Tahapan Elongasi pada Translasi
Sumber: Campbell & Reece, 2008
Terminasi
Tahap akhir translasi adalah terminasi. Elongasi berlanjut hingga kodon stop
mencapai ribosom. Triplet basa kodon stop adalah UAA, UAG, dan UGA. Kodon stop tidak
mengkode suatu asam amino melainkan bertindak sinyal untuk menghentikan translasi.
Polipeptida yang dibentuk kemudian “diproses” menjadi protein.
2
Kode genetik yang dipakai saat ini yaitu kode yang tersusun oleh 3 basa N yang disebut
kodon triplet. Kodon triplet ini merupakan bagian 3 basa N yang terdapat pada m-RNA.
Apabila suatu urutan tiga basa memberikan kode untuk satu asam amino, akan terjadi 4 3= 64
kemungkinan kombinasi dari basa sehingga dapat memperinci 64 macam kode genetika.
Asam amino yang dikenal sampai saat ini sebanyak 20 macam. Adanya 64 macam kodon dan
20 macam asam amino menyebabkan satu asam amino dapat memiliki lebih dari satu kodon.
Kodon yang sesuai untuk setiap asam amino dapat dilihat dalam tabel 3.
Kode genetik berlaku universal, artinya kode yang sama berlaku untuk semua organisme.
Bila terjadi kesalahan penerjemahan, protein yang disusun juga keliru sehingga enzim yang
dihasilkan tidak sesuai. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya gangguan metabolisme.
Kekeliruan RNA-t menafsirkan kode-kode genetik yang diterima dari DNA juga merupakan
salah satu mekanisme mutasi gen.
2
hidup adalah keteraturan sistem. Oleh karena itu dalam ekspresi gen proses pengendalian
(regulasi) sistem menjadi bagian mendasar dan penting.
Secara umum dapat dikatakan bahwa proses ekspresi genetik dimulai dan diatur sejak
pra inisiasi transkripsi. Mekanisme pengaturan ekspresi gen ini disebut dengan regulasi
ekspresi gen. Regulasi ekspresi gen merupakan aspek yang sangat penting bagi jasad hidup.
Tanpa sistem pengendali yang efisien, sel akan kehilangan banyak energi yang akan
merugikan jasad hidup. Dalam sistem molekuler ada banyak sistem pengendali ekspresi gen
yang menentukan kapan suatu gen tertentu diaktifkan dan diekspresikan untuk menghasilkan
suatu produk ekspresi. Mekanisme regulasi ekspresi gen paling banyak dipelajari pada
bakteri. Jasad ini juga memiliki operon yang nantinya berperan dalam regulasi ekspresi gen.
Dalam suatu organ disintesis suatu produk, sedangkan pada organ lain disintesis produk yang
lain. Jadi walaupun semua sel tersebut mempunyai kandungan genetik yang sama, ternyata
terdapat gen- gen yang diekspresikan hanya pada organ tertentu.
Ekspresi gen merupakan rangkaian proses penerjemahan informasi genetik, dalam
bentuk urutan basa pada DNA atau RNA, menjadi protein. Ekspresi genetik adalah suatu
rangkaian proses kompleks yang melibatkan banyak faktor. Salah satu ciri penting pada
jasad hidup adalah keteraturan sistem (Lehninger, 2004). Ekspresi gen di dalam sel
memerlukan dua proses yaitu transkripsi dan translasi. Transkripsi adalah proses
penyalinan kode-kode genetik yang ada pada urutan DNA menjadi RNA. Transkripsi
adalah proses yang mengawali ekspresi sifat-sifat genetik (Yuwono, 2010). Urutan
nukleotida pada salah satu untaian molekul DNA digunakan sebagai cetakan (template)
untuk sintesis molekul RNA. Molekul RNA yang disintesis adalah mRNA, tRNA dan
rRNA. Molekul mRNA adalah RNA yang merupakan salinan kode-kode genetik pada
DNA yang dalam proses selanjutnya (pada proses translasi) akan diterjemahkan menjadi
urutan asam-asam amino yang menyusun suatu polipeptida atau protein tertentu. tRNA
adalah RNA yang berperan membawa asam-asam amino spesifik yang akan digabungkan
dalam sintesis protein (translasi). Molekul rRNA adalah RNA yang digunakan untuk
menyusun ribosom, yaitu partikel sel yang digunakan sebagai tempat untuk sintesis
protein. Dalam transkripsi beberapa komponen utama yang terlibat adalah : (1) urutan
DNA yang akan ditranskripsi,
(2) enzim RNA polimerase, (3) faktor-faktor yang ditranskripsi dan (4) prekursor untuk
sintesis RNA. Urutan DNA yang ditranskripsi adalah gen yang yang diekspresikan. Secara
garis besar gen merupakan suatu urutan DNA yang mengkode urutan lengkap asam amino
suatu polipeptida atau molekul RNA tertentu. Secara umum gen prokatiotik tersusun atas
2
atas tiga bagian utama yaitu ; daerah pengendali yang disebut promoter, bagian struktural
2
dan terminator. Promoter adalah bagian gen yang berperan dalam mengendalikan proses
transkripsi dan terletak pada ujung. Bagian struktural adalah bagian yang terletak pada
hilir dari promoter. Bagian inilah yang mengandung urutan DNA spesifik yang akan
ditranskripsi. Terminator adalah bagian gen yang terletak di sebelah hilir dari bagian
struktural yang berperan dalam pengakhiran proses transkripsi.
Regulasi ekspresi gen merupakan proses pengaturan dalam penterjemahan informasi
genetik. Regulasi ekspresi gen adalah suatu pengendalian gen yang berfungsi untuk
memunculkan fenotipe dari genotipe. Pengendalian ekspresi gen merupakan aspek penting
bagi jasad hidup. Tanpa sistem pengendalian yang efisien, sel akan kehilangan banyak energi
yang justru merugikan jasad hidup. Dalam sistem molekuler, bakteri ini mempunyai banyak
sistem pengendalian ekspresi genetik yang menentukan kapan suatu gen tertentu diaktifkan
dan diekspresikan untuk menghasilkan suatu produk ekspresi.
Pengendalian suatu gen melibatkan aktivitas gen regulator (Lehninger, 2004). Secara
umum dikenal dua sistem pengendalian ekspresi gen, yaitu: pengendalian positif dan negatif.
Pengendalian positif pada suatu operon artinya operon diaktifkan oleh produk gen regulator.
Sebaliknya, pengendalian negatif berarti operon tersebut dinonaktifkan oleh produk ekspresi
gen regulator. Pengendalian positif membutuhkan protein untuk terjadinya transkripsi,
sedangkan pengendalian negatif membutuhkan protein untuk menghambat terjadinya
transkripsi.
Produk gen regulator ada dua macam yaitu : aktivator dan represor. Aktivator
berperan dalam pengendalian secara positif, dan represor berperan dalam pengendalian secara
negatif. Produk gen regulator bekerja dengan cara menempel pada sisi pengikatan protein
regulator pada daerah promoter gen yang diaturnya. Pengikatan aktivator atau represor pada
promoter ditentukan oleh keberadaan molekul efektor yang biasanya berupa molekul kecil
seperti asam amino, gula dan metabolit serupa lainnya. Molekul efektor yang mengaktifkan
ekspresi gen disebut induser. Sedangkan yang bersifat menekan ekspresi gen disebut
represor. Lebih jauh pengendalian positif dan negatif dapat dibedakan menjadi dua sistem
yaitu sistem yang dapat diinduksi (inducible system) dan sistem yang dapat ditekan
(repressible system).
Operon
Bakteri Escherichia coli merupakan salah satu contoh jasad hidup prokaryot yang paling
banyak dipelajari aspek fisiologi dan molekulernya. Bakteri ini mempunyai lebih dari 3000
gen yang berbeda dan genomnya telah dipetakan serta diketahui urutan basa nukleotidanya
secara lengkap.
3
Tidak semua di antara sekian banyak gen pada genom E. coli diaktifkan pada saat yang
bersamaan karena keadaan semacam ini justru akan menguras energy selular yang akan
memperlambat laju pertumbuhan sel. Oleh karena itu, dalam sistem molecular jasad ini ada
banyak sistem pengendalian ekspresi genetik yang menentukan kapan gen tertentu diaktifkan
dan diekspresikan untuk menghasilkan suatu produk ekspresi. Sebagai contoh, jika dalam
medium pertumbuhan E. coli terdapat gula sederhana, misalnya glukosa (monosakarida),
maka sel tidak perlu menjalankan sistem ekspresi gen-gen yang bertanggung jawab untuk
metabolisme gula yang lebih kompleks, misal laktosa (disakarida). Gen-gen yang
bertanggung jawab dalam metabolisme laktosa baru akan diaktifkan setelah melalui suatu
sirkuit regulasi tertentu.
Dalam sel prokaryot, ada beberapa gen struktural yang diekspresikan secara bersama-
sama dengan menggunakan satu promoter yang sama. Kelompok gen semacam ini disebut
sebagai operon. Gen-gen semacam ini pada umumnya adalah gen-gen yang terlibat di dalam
suatu rangkaian reaksi metabolisme yang sama, misalnya metabolisme laktosa, arabinosa dan
lain- lain. Pengelompokan gen semacam ini di dalam suatu operon membuat sel menjadi
lebih efisien di dalam melakukan proses ekspresi genetik. Sebaliknya di dalam jasad
eukaryotik, sistem organisasi operon semacam ini tidak ada karena setiap gen diatur oleh
promoter tersendiri.
Secara umum dikenal dua sistem pengendalian ekspresi genetik yaitu pengendalian
positif dan pengendalian negatif. Pengendalian (regulasi) pada suatu gen atau operon
melibatkan aktivitas gen regulator. Pengendalian positif pada suatu operon artinya operon
tersebut dapat diaktifkan oleh produk ekspresi gen regulator. Sebaliknya, pengendalian
negatif berarti operon tersebut dinonaktifkan oleh produk ekspresi gen regulator. Produk gen
regulator ada dua macam yaitu aktivator, yang berperan dalam pengendalian secara positif
dan repressor yang berperan dalam pengendalian secara negatip. Pengikatan aktivator atau
repressor pada promoter ditentukan oleh keberadaan suatu molekul efektor yang biasanya
berupa molekul kecil, misalnya asam amino, gula, atau metabolit serupa lainnya. Molekul
efektor yang mengaktifkan ekspresi suatu gen disebut inducer, sedangkan yang bersifat
menekan ekspresi suatu gen disebut repressor.
3
Gambar 22. Operon Triptofan, on dan off nya operon Triftofan
Sumber : Briggs, 2006
3
jumlah molekul ß-galaktosidase di dalam sel ini akan meningkat ribuan kali lipat.
3
Operon laktosa terdiri atas 3 gen structural utama (gambar 23) yaitu gen lac Z
mengkode enzim β-galaktosidase yang menghasilkan dua monosakarida yaitu glukosa dan
galaktosa, gen lac Y mengkode permease galaktosida, yaitu enzim yang berperan dalam
pengangkutan laktosa dari luar ke dalam sel, dan gen lac A mengkode enzim transasetilase
thiogalaktosida yang perannya belum diketahui secara jelas. Ketiga gen struktural tersebut
dikendalikan ekspresinya oleh satu promoter yang sama dan menghasilkan satu mRNA yang
bersifat polisistronik. Selain ketiga gen struktural tersebut, juga terdapat gen regulator lac I
yang mengkode suatu protein repressor dan merupakan bagian sistem pengendalian operon
laktosa.
Gambar 23. Operon Lac. Repressor ditempeli inducer mengakibatkan transkripsi dapat
berjalan. Sumber : Briggs, 2006
Gambar 25. Operon Lac. Repressor menempel mengakibatkan transkripsi tidak berjalan
Sumber : Briggs, 2006
3
Lac I, terletak di luar operon, mengkode protein repressor alosterik yang dapat mengubah
operon lac ke keadaan off dengan cara mengikatkan diri pada operator. Dalam keadaan ini,
suatu molekul kecil yang spesifik, disebut induser, menginaktifkan represor. Untuk operon
lac, indusernya adalah alolaktosa, sebuah isomer dari laktosa yang terbentuk dalam jumlah
kecil dari laktosa yang masuk ke dalam sel.
Pada keadaan tidak ada laktosa (sehingga alolaktosa juga tidak ada), repressor lac
akan berada dalam konfigurasi aktifnya, dan gen-gen operon lac akan berada dalam keadaan
diam. Jika laktosa ditambahkan ke medium nutrient sel tersebut, alolaktosa akan mengikatkan
diri pada repressor lac dan mengubah konformasinya, menghilangkan kemampuan repressor
untuk mengikatkan diri pada operator. Sekarang, karena dituntut oleh kebutuhan, operon lac
menghasilkan mRNA untuk enzim-enzim jalur laktosa. Dalam konteks pengaturan gen,
enzim- enzim ini dipandang sebagai enzim indusibel, karena sintesisnya dipengaruhi oleh
sinyal kimiawi (alolaktosa, dalam kasus ini).
2.2.5. Mutasi
Mutasi adalah perubahan substansi genetik. Mutasi bisa terjadi pada gen atau
koromosom. Mutasi merupakan peristiwa yang jarang terjadi, yang mungkin hanya satu kali
terjadi dalam setiap 100.000 kasus replikasi DNA. Proses terjadinya mutasi dinamakan
mutagenesis. Di alam mutasi terjadi secara acak, spontan, dan jarang. Namun mutasi dapat
terjadi pada semua makhluk hidup. Suatu individu yang mengalami perubahan sifat akibat
mutasi ini dinamakan mutan.
Ada beberapa alasan yang menjadikan mutasi penting untuk dipelajari, yaitu:
1. Mutasi dapat menguntungkan (meskipun jarang terjadi) ataupun merugikan organisme
yang menjadi mutan (atau keturunannya);
2. Mutasi penting bagi para ahli genetika, sebagai usaha untuk mencari atau membuat suatu
varian (mutan) yang tidak memiliki kemampuan untuk melakukan suatu proses yang
akan dipelajari. Varian-varian genetik tersebut memiliki hal-hal menarik untuk dipelajari;
3. Mutasi penting sebagai sumber utama variasi genetik yang menyebabkan perubahan
secara evolusi (evolusi akan dipelajari pada pembahasan berikutnya).
Penyebab Mutasi
Pada dasarnya, proses replikasi (perbanyakan) DNA saat terjadinya pembelahan sel
selalu berlangsung tanpa kesalahan. Ketepatan dan kebenaran dalam mengkopi materi
genetik
3
tersebut sangat penting untuk memastikan kelangsungan genetik pada sel baru yang terbentuk
maupun keturunannya. Akan tetapi, banyak sekali kemungkinan di alam yang dapat
menyebabkan terjadinya kesalahan atau perubahan dalam materi genetik (mutasi).
Bahan-bahan atau proses yang menyebabkan atau meningkatkan laju terjadinya
mutasi dinamakan mutagen. Berdasarkan sifat-sifatnya, mutagen digolongkan menjadi
mutagen kimia, mutagen fisika, dan mutagen biologis.
1. Mutagen Kimia
Mutagen kimia adalah senyawa kimia yang dapat menyebabkan perubahan struktur
materi genetik sehingga memunculkan mutasi pada suatu individu makhluk hidup.
Berdasarkan cara kerjanya, mutagen kimia dibedakan menjadi analog basa, bahan-bahan
kimia pengubah struktur dan komponen pasangan basa, serta agen pengubah struktur DNA.
a. Analog Basa
Bahan-bahan kimia jenis ini secara struktural menyerupai purin dan pirimidin serta
bergabung dalam DNA menggantikan basa nitrogen normal selama proses replikasi DNA.
Contoh analog basa adalah bromourasil dan aminopurin.
Bromourasil adalah suatu senyawa yang menyerupai timin (T) dan akan bergabung
dengan DNA serta berpasangan dengan adenine (A) seperti halnya timin. Aminopurin
merupaka suatu senyawa yang menyerupai adenine (A) dan akan berpasangan dengan
timin
(T) atau sitosin (C) sehingga menyebabkan transisi A:T menjadi G:C atau G:C menjadi
A:T. Analog basa memiliki ikatan hidrogen yang merupakan komponen basa nitrogen
alami.
b. Bahan-bahan Kimia Pengubah Struktur dan Komponen Pasangan Basa
Ada banyak mutagen kimia jenis ini, beberapa di antaranya, adalah asam nitrit
(HNO2) dan nitrosoguanidin. Keduanya menyebabkan modifikasi basa purin dan
pirimidin dengan mengubah komponen ikatan hidrogennya. Asam nitrit terbentuk dari
pencernaan nitrit (pengawet/preservatif) dalam makanan. Asam nitrit mengubah sitosin
(C) menjadi urasil
(U) yang kemudian membentuk ikatan hidrogen dengan adenin (A), bukan guanine (G).
c. Agen Pengubah Struktur DNA
Bahan-bahan kimia jenis ini meliputi NAAAF, Psoralen, dan peroksida. NAAAF
adalah molekul besar yang berikatan dengan basa-basa dalam DNA dan menyebabkan
basa- basa tidak dapat disandi atau dikode. Psoralen merupakan agen yang menyebabkan
3
benang- benang DNA mengalami persilangan. Psoralen terdapat pada beberapa jenis
sayuran dan digunakan untuk kulit yang mengalami psoriaris dan gangguan kulit
lainnya. Peroksida
3
merupakan bahan kimia yang menyebabkan benang DNA putus. Peroksida, misalnya
benzoil peroksida, biasanya terdapat bahan-bahan kosmetik penghilang jerawat.
2. Mutagen Fisika
Mutagen fisika umumnya berupa radiasi. Beberapa jenis radiasi yang berperan
sebagai mutagen, antara lain radiasi ultraviolet dan radiasi pengion.
a. Radiasi Ultraviolet (UV)
Bagian ultraviolet (UV) spectrum cahaya meliputi semua radiasi dengan panjang
gelombang 100 nm hingga 400 nm. Sinar ultraviolet memiliki panjang gelombang dan
energi yang rendah. Sinar UV dapat berperan sebagai mikrobisida (sesuatu yang dapat
membunuh kuman atau bakteri). Panjang gelombang sinar UV yang paling besar aktivitas
mikrobisidanya terletak pada kisaran 260-270 nm. Pada kisaran tersebut, sinar UV diserap
oleh asam nukleat. Radiasi UV berenergi rendah sehingga tidak mampu membentuk ion
(ion-ionizing)
b. Radiasi Pengion
Radiasi pengion, seperti sinar-X dan sinar gamma, memiliki lebih banyak energi dan
kekuatan penetrasi dibandingkan radiasi UV. Radiasi pengion menguraikan air dan
moleku- molekul lainnya untuk membentuk radikal-radikal (fragmen-fragmen molekul
yang tidak berpasangan) yang dapat memutuskan benang-benang DNA dan mengubah
basa-basa purin serta pirimidin.
Radiasi pengion menghasilkan kerusakan sel-sel organisme, terutama berhubungan
dengan pembentukan radikal-radikal besar air (hidroksil atau radikal OH). Radikal-radikal
bebas memiliki elektron-elektron yang tidak berpasangan dan secaara kimiawi sangat
reaktif serta akan berinteraksi dengan DNA, protein dan lemak di dalam membran sel.
Sinar X menyebabkan kerusakan DNA dan protein yang mengakibatkan kerusakan
organella sel, terhambatnya pembelahan sel, serta menyebabkan kematian sel. Tingkat
keparahan efek radiasi pengion bergantung pada dosis yang diterima.
Efek radiasi pengion pada DNA, antara lain pemutusan satu atau dua benang DNA
(mendorong tidak teraturnya kromosom, delesi, hilangnya kromosom, dan kematian jika
tidak dipebaiki), kerusakan pada (hilangnya) basa nitrogen (mutasi), serta persilnagn DNA
pada DNA itu sendiri atau protein-protein. Efek genetik radiasi pengion pertama kali
dilaporkan pada tahun 1972 pada Drosophila oleh Muller tahun 1928 pada tanaman
(barley) oleh Stadler. Keduanya menunjukkan bahwa mutasi induksi disebabkan oleh
sinar-X.
3
3. Mutagen Biologis
Mutagen biologis umumnya merupakan bahan genetik, yaitu asam nukleat. Bahan itu
dibawa langsung oleh virus atau bakteri. Bahan gentik yang dibawa oleh virus atau bakteri
tersebut memiliki kemampuan untuk mengubah kondisi DNA sel suatu organisme sehingga
terjadi mutasi. Contoh virus yang memiliki kemampuan menyebabkan mutasi adalah
bakteriofag, Human papillomavirus (HIV), virus Rubellas, Cytomegalovirus, dan virus
hepatitis. Adapun contoh bakteri yang memiliki kemampuan menyebabkan mutasi adalah
Agrobacterium dan Helicobacer pylori. Bakteri Agrobacterium dapat menyebabkan tumor
pada tumbuhan tertentu.
Efek mutagenik yang ditimbulkan oleh bakteriofag terutama berkaitan dengan
integrasi DNA bakteriofag yang berakibat pada pemutusan dan delesi DNA inang.
Mutagenesis bakteriofag dapat terjadi karena kerusakan DNA akibat pemutusan dan delesi
yang mungkin ditimbulkan oleh efek nuklease atau karena gangguan perbaikan DNA.
Jenis-Jenis Mutasi
Mutasi dapat dikelompokkan berdasarkan cara terjadinya mutasi, berdasarkan sumber,
tingkatan mutasi, dan sel tempat terjadinya mutasi.
1. Mutasi Alami dan Mutasi Buatan
Mutasi alami (mutasi spontan) adalah mutasi yang terjadi di alam secara acak (random),
tanpa diketahui sebabnya secara pasti. Mutasi ini jarang terjadi, tingkat kemungkinannya pun
sangat kecil. Mutasi spontan mungkin terjadi karena mekanisme tertentu di dalam sel yang
tidak sempurna. Mutasi spontan dapat disebabkan oleh beberapa alasan berikut:
ketidakstabilan nukleotida, kesalahan replikasi, serta ketidaksempurnaan meiosis. Umumnya
mutasi spontan bersifat resesif sehingga jarang mampu bertahan hidup. Jika mampu bertahan
hidup maka mutan akan berkembang menghasilkan variasi baru.
Ada beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya mutasi alami, yaitu sinar kosmik dari
matahari atau dari luar angkasa, sinar ultraviolet matahari, bahan-bahan radio aktif, dan
bahan- bahan kimia. Walaupun kemungkinan terjadianya sangat kecil, mutasi alami
merupakan salah satu faktor penting yang memberi peluang bagi terjadinya proses evolusi
biologi.
Mutasi buatan adalah peristiwa perubahan materi genetik makhluk hidup yang sengaja
dilakukan manusia dnegan tujuan-tujuan tertentu. Mutasi buatan biasanya dilakukan dengan
cara memberikan agen penyebab mutasi (mutagen). Mutagen tersebut dapat berupa bahan-
bahan kimia atau bermacam-macam bentuk radiasi. Sebutan lain untuk mutasi buatan adalah
3
mutasi induksi. Dibandingkan dengan mutasi spontan, laju mutasi induksi lebih tinggi. Pada
mutasi induksi urutan DNA berubah sebagai akibat terpapar oleh mutagen.
4
Gambar 26. Mutasi Substitusi Basa
(Sumber: Pujiyanto, S., 2015)
Selain itu, secara fungsional subsitusi basa juga dapat dibedakan menjadi mutasi bisu,
mutasi salah arti, dan mutasi tak bermakna.
4
b) Mutasi Salah Arti (Missense Mutations)
Mutasi salah arti merupakan perubahan pada urutan basa (nukleotida) DNA yang
menghasilkan perubahan pada mRNA yang menerjemahkannya menjadi asam amino yang
berbeda. Perhatikan gambar berikut ini.
4
a) Insersi
Pada mutasi pergeseran rangka tipe insersi, terjadi penambahan nukleotida (basa
nitrogen) dalam potongan DNA yang memengaruhi seluruh urutan asam amino. Penambahan
tersebut disebabkan oleh penyisipan basa nitrogen baru ataupun oleh penggandaan (duplikasi)
basa nitrogen. Perhatikan gambar berikut.
b) Delesi
Pada mutasi pergeseran rangka tipe delesi, terjadi kehilangan atau pengurangan nukleotida
(basa nitrogen) tertentu yang memngaruhi pengodean atau penyandian suatu protein yang
menggunakan potongan DNA ini. Hal itu terjadi akibat basa nitrogen terlepas dari ikatannya.
Sebagai contoh, jika suatu gen yang mengkode asam amino fenilalanin (Phe) dengan baca
UUU mengalami kehilangan basa nitrogen U maka asam amino fenilalanin tidak dapat
terbentuk. Akibatnya, terbentuk urutan asam amino baru yang berbeda dari aslinya.
Perhatikan gambar berikut.
Mutasi kromosom adalah perubahan yang terjadi pada kromosom yang meliputi
perubahan struktur ataupun perubahan jumlah kromosom. Mutasi kromosom disebut juga
aberasi kromosom. Dalam mutasi kromosom, banyak gen yang mengalami perubahan. Hal
4
itu disebabkan selama mutasi kromosom, terjadi kerusakan ataupun hilangnya bagian-bagian
kromosom. Mutasi kromosom terjadi selama proses pindah silang pada saat mitosis ataupun
meiosis.
1) Perubahan Struktur Kromosom
Ada sejumlah cara yang dapat mengubah struktur dasar kromosom, yaitu delesi,
duplikasi, inversi, dan translokasi. Semua cara tersebut dapat mengubah genotif dan fenotif
organisme yang mengalami mutasi kromosom.
a) Delesi
Delesi kromosom merupakan hilangnya sebagian segmen kromosom karena patah.
Akibatnya kromosom kehilangan gen-gen tertentu.delesi merupakan salah satu jenis mutasi
yang menimbulkan akibat yang serius (bergantung pada seberapa penting gen-gen yang
hilang) karena hilangnya sebagian segmen kromosom tersebut tidak dapat diperbaiki.
Perhatikan gambar di bawah ini.
b) Duplikasi
Duplikasi adalah peristiwa sebagian segmen kromosom mengalami penggandaan,
akibatnya dalam satu kromosom akan terdapat lebih dari satu segmen (dengan gen-gen) yang
sama. Duplikasi biasanya menyertai delesi. Segmen kromosom yang patah pada peristiwa
delesi pada melekat pada kromosom homolog sehingga kromosom homolog tersebut
mendapat kelebihan segmen kromosom yang sama dengan segmen kromosm yang telah
dimilikinya. Duplikasi biasanya tidak bersifat fatal. Perubahan struktur kromosom akibat
adanya duplikasi dapat ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
4
tetapi
4
dlam keadaan terbalik. Peristiwa terjadi pada saat meiosis. Macam-macam inversi antara lain
sebagai berikut. a) Inversi parasentrik; jika segmen yang terbalik tidak mencakup sentromer.
b) lnversi perisentrik; jika segmen yang terbalik mencakup sentromer. Perhatikan gambar
berikut.
a) b)
Gambar 35. a) translokasi resiprok dan b) translokasi transposisi
(Sumber: Sembiring, L. 2009)
e) Katenasi
Katenasi ialah mutasi kromosom yang terjadi pada dua kromosom non homolog yang
pada waktu membelah menjadi empat kromosom, saling bertemu ujung-ujungnya sehingga
membentuk lingkaran. Perhatikan gambar di bawah ini.
4
Gambar 36. Katenasi (Sumber: Sembiring, L. 2009)
2) Perubahan Jumlah Kromosom
Pada umumnya organisme yang berkembang biak secara seksual memiliki kromosom
haploid (n) di dalam sel-sel kelamin dan kromosom diploid (2n) di dalam sel-sel tubuhnya.
Namun, karena sesuatu hal, misalnya pindah silang, gagal berpisah, dan rekombinasi DNA,
jumlah kromosom tersebut dapat mengalami perubahan. Perubahan jumlah kromosom itu
dapat berupa euploidi dan aneuploidi.
a) Euploidi
Euploidi meliputi perubahan jumlah seperangkat genom (seluruh set kromosom)
sehingga jumlahnya merupakan kelipatan set kromosom haploidnya. Umumnya organisme
eukariota memiliki jumlah kromosom haploid (n) dan sel-sel kelaminnya atau gametnya,
tetapi pada saaat terjadi fertilisasi terbentuk jumlah kromosom diploid (2n). Individu euploidi
memiliki set kromosom yang lengkap. Organisme euploidi dapat dibedakan menjadi
monoploid, diploid, triploid, tetraploid, dan poliploid. Perbedaan tersebut berdasarkan
jumlah perangkat kromosom yang dimiliki organisme.
Di dalam sel-sel tubuh organisme monoploid hanya terdapat satu genom atau satu set
kromosom (n). Setiap kromosom tidak memiliki pasangan. Di alam, tanaman dan hewan
monoploid jarang ditemukan. Satu contoh hewan monoploid adalah lebah madu jantan yang
terbentuk dari peristiwa partenogenesis. Di dalam sel-sel tubuh diploid terdapat dua set
kromosm atau dua perangkat genom (2n). Jadi setiap kromosom memiliki pasangan masing-
masing. Sebagai contoh sel-sel tubuh manusia memiliki 2x23 kromosom. Organisme triploid
memiliki tiga set kromosom (3n) di dalam tubuhnya. Organisme triploid biasanya steril.
Varietas buah-buahan tanpa biji, misalnya semangka, pisang dan anggur, biasanya triploid.
Tetraploid berarti terdapat empat set kromosom (4n) di dalam tubuh organisme. Individu
tetraploid biasanya subur (fertil).
4
Organisme poliploid (poli- berarti banyak) merupakan organisme yang memiliki lebih
dari dua set kromosom. Jumlah set kromososm poliploid umumnya terjadi pada tanaman,
sangat jarang pada hewan. Pada manusia dan mamalia lainnya poliploid bersifat letal dan
hampir selalu mati sebelum lahir. Pada tanaman poliploid menyebabkan terbentuknya banyak
spesies baru. Sekitar 50% semua spesies tanaman pangan dan tanaman hortikultura
merupakan tanaman poliploid, contohnya gandum, kapas, stroberi, pisang, tebu, kentang,
tembakau dan nanas.
Tanaman poliploid (tetraploid) memiliki banyak sifat unggul dibandingkan tanaman
diploid, antara lain nukleus, stomata, sel-sel epidermis dan habitusnya lebih besar; emmiliki
klorofil lebih banya, dpat hidup pada habitat yang lebih luas. Salah satu kelemahan tanaman
poliploid adalah kurang dpat berkembang biak secara generatif sehingga perbanyakannya
dilakukan secara vegetatif.
Pada tanaman, jumlah kromosom dapat digandakan dengan memberikan kolkisin.
Kolkisin adalah suatu obat yang menghambat pembentukan gelendong pembelahan sehingga
menghentikan proses anaphase pada saat meiosis. Akibatnya, semua kromosom tetap
memiliki satu gamet diploid. Kombinasi dua gamet diploid menghasilkan generasi tetraploid.
b) Aneuploidi
Aneuploidi adalah perubahan jumlah kromosom dalam satu perangkat atau satu genom
kromosom. Akibatnya, jumlah kromosom menjadi tidak seimbang karena satu set kromosom
dapat memiliki jumlah kromosom yang lebih banyak atau lebih sedikit daripada set
kromosom lainnya. Biasanya hal itu berakibat buruk bagi organisme yang megalaminya.
Umumnya aneuploidi disebabkan peristiwa gagal berpisah (non disjunction) selama
proses meiosis. Dalam peristiwa tersebut, kromosom yang berpasangan atau kromatid gagal
berpisah pada saat anafase. Kromosom yang gagal berpisah itu kemudian menuju kutub yang
sama. Peristiwa gagal berpisah bisa terjadi pada meiosis I atau meiosis II dengan hasil yang
jelas berbeda. Aneuploidi juga disebabkan oleh anafase lag, yaitu peristiwa tidak melekatnya
salah satu kromatid pada gelondong pembelahan pada saat terjadi meiosis.
4
Gambar 37. (Kiri) gagal berpisah saat Meiosis I, (b) gagal berpisah saat Meiosis II
Ada beberapa macam bentuk aneuploidi, yaitu nulisomi, monosomi, trisomi dan
tetrasomi. Akhiran -somi menunjukkan kromosom yang mendapat kelebihan ataupun
kekurangan kromosom.
Perhatikan gambar kariotipe kromosom manusia normal di bawah ini.
Gambar 38. Kariotipe Kromosom Manusia Normal pada Pria (22AA + XY) dan Wanita
(22AA + XX) (Sumber: http://hoehealth.blogspot.com/2016/02/bentuk-jumlah-dan-jenis-
kromosom.html)
Nulisomi merupakan keadaan sel-sel tubuh suatu organisme diploid kehilangan dua (satu
pasang) kromosom homolog sehingga jumlah kromosomnya adalah 2n-2. Monosomi berarti
kehilangan satu kromosom dari satu set kromosom homolog (2n-1). Pada manusia tidak ada
penderita monosomi yang lahir hidup kecuali sindrom Turner, dengan kariotipe
(22AA+X0).
4
Jumlah kromosomnya 45 dan kehilangan 1 kromosom kelamin. Penderita Sindrom Turner
berjenis kelamin wanita, namun ovumnya tidak berkembang (ovaricular disgenesis). Trisomi
terjadi satu kelebihan satu kromosom sehingga jumlah kromosomnya 2n+1. Pada manusia
trisomi dijumpai pada penderita sindrom Down (kelebihan kromosom nomor 21 atau trisomi
21), penderita sindrom Patau (kelebihan kromosom nomor 13, 14, atau 15) dan penderita
sindrom Edward (kelebihan kromosom nomor 18 atau trisomi 18). Tetrasomi adalah
keadaan kelebihan dua kromosom sejenis atau homolog (2n+2).
Aneuploidi ada yang berupa aneuploidi autosom (kromosom tubuh) dan berupa
aneuploidi gonosom (kromosom seks atau kromosom kelamin). Pada manusia aneuploidi
autosom menyebabkan sindrom Down, sindrom Patau, sindrom Edward. Penderita sindrom
down memiliki 47 kromosom (manusia normal 46) karena terdapat kelebihan pada
kromosom nomor 21. Hal ini disebabkan adanya peristiwa gagal berpisah pada kromosom
nomor 21 ketika pembentukan ovum. Penderita sindrom Down mengalami retardasi
mental dan memiliki
5
stuktur tubuh dan wajah yang khas. Sindrom ini dapat terjadi pada laki-laki (47,XY+21) dan
perempuan (47,XX+21). Anak-anak penderita sindrom Down kebanyakan dilahirkan oleh ibu
yang berusia di atas 40 tahun. Sindrom Down pertama kali ditemukan oleh J. Langdon
Down pada tahun 1866.
Aneuploidi gonosom mengakibatkan kelainan yang lebih ringan dibandingkan
aneuploidi autosom. Disebut aneuploidi gonosom karena terjadi pada gonosom, baik
kromosom X maupun kromosom Y. Beberapa kelainan disebabkan oleh aneuploidi gonosom
adalah sindrom Turner, sindrom Klinefelter, sindrom Jacob, dan sindrom Triple X atau
perempuan super.
Sindrom Turner ditemukan pertama kali oleh H.H. Turner pada tahun 1938. Pada
sindrom ini terjadi monosomi, yaitu kehilangan satu kromosom X sehingga rumus
kromosomnya penderitanya adalah 22AA + XO atau 44A + XO. Penderita sindrom Turner
adalah sebagai berikut.
Berdasarkan pernyataan di atas, menurut kamu apa jenis kelamin penderita sindrom
Turner? Jelaskan.
Sindrom Klinefelter ditemukan oleh H.F. Klinefelter pada tahun 1942. Penderitanya
memiliki kelebihan satu kromosom X atau mengalami trisomi pada gonosom sehingga
kromosom berjumlah 47 dengan rumus kromosom penderitanya adalah 22AA + XXY atau
44A + XXY. Penderita sindrom Klinefelter adalah sebagai berikut.
5
Gambar 42. Penderita dan Kariotipe Kromosom Sindrom Klinefelter
(Sumber: https://biologigonz.blogspot.co.id/2015/11/syndrome-manusia.html)
Berbeda dari penderita sindrom Klinefelter, penderita sindrom Jacob memiliki kelebihan
satu kromosom Y sehingga rumus kromosomnya adalah 22AA + XYY atau 44A + XYY.
Kelebihan suatu kromosom Y itu disebabkan terjadinya gagal berpisah pada saat meiosis II.
Penderita sindrom Jacob adalah laki-laki. Dinamakan sindrom Jacob karena ditemukan oleh
P.A. Jacob pada tahun 1965.
Sindrom Triple-X terjadi pada jenis kelamin perempuan dengan rumus kromosom adalah
22AA + XXX atau 44A + XXX. Itu berarti terjadi kelebihan satu kromosom X. Kelebihan
satu kromosom X itu didapat dari peristiwa gagal berpisah pada saat pembentukan sel telur
(ovum). Penderita sindrom Triple-X ini disebut juga sindrom perempuan super yang biasanya
meninggal pada saat anak-anak.
5
Gambar 44. Penderita dan Kariotipe Kromosom Sindrom Triple X
(Sumber: https://biologigonz.blogspot.co.id/2015/11/syndrome-manusia.html)
5
Setelah membaca penjelasan tentang macam-macam mutasi, Anda berpendapat bahwa
mutasi dapat memberikan dampak menguntungkan dan merugikan bagi kehidupan makhluk
hidup. Berdasarkan penjelasan tersebut, merugikan atau tidaknya mutasi bergantung pada
lingkungan. Berikut adalah contoh dampak mutasi bagi organisme yang mengalaminya.
1. Resistansi Antibiotik pada Bakteri
Mutasi pada bakteri sering kali menghasilkan resistansi (kekebalan) terhadap obat-
obatan antibiotik. Sel-sel bakteri bereproduksi sangat cepat, yaitu sekitar satu kali setiap 20
menit. Suatu mutasi, bahkan jika itu jarang terjadi, dapat muncul dalam populasi yang sangat
besar. Jika suatu populasi bakteri, mengandung satu atau dua mutan yang resistan terhadap
antibiotik tertentu, bakteri yang tidak resistan akan mati, tetapi mutan yang resistan terhadap
antibiotik akan bertahan hidup. Gen-gen mutan diwariskan dengan cara yang sama dengan
gen-gen normal sehingga pada saat bakteri mutan yang bertahan hidup melakukan
reproduksi, semua keturunannya juga akan bersifat resistan terhadap antibiotik.
Mekanisme yang sama juga terjadi pada virus HIV penyebab penyakit AIDS sehingga
hingga sekarang sulit disembuhkan. Hal ini dikarenakan virus bermutasi tiap kali dilakukan
percobaan dalam menemukan obat untuk mengatasi penyakit tersebut dan bersifat lebih
resistan terhadap obat yang dihasilkan.
2. Terbentuknya Produsen Antibiotik yang Lebih Efektif
Melalui proses mutasi, kapang dan mikroba dapat diubah menjadi produsen bahan-
bahan berguna, misalnya antibiotik yang lebih efektif. Setelah terpapar mutagen, mikroba dan
kapang dengan sifat-sifat yang diinginkan diseleksi serta dikembangbiakkan. Proses tersebut
mudah, murah, dan hampir selalu berhasil.
Antibiotik penisilin dihasilkan oleh kapang Penicillium chrysogenum untuk membunuh
competitor (pesaing), yaitu beberapa jenis bakteri. Kapang tersebut secara alami tumbuh di
permukaan buah. Pemaparan kapang tersebut terhadap mutagen, seperti gas mustard dan
radiasi sinar gamma secara berulang kali dalam kondisi lingkungan yang terkontrol
menghasilkan strain kapang P. chrysogenum baru yang membentuk lebih banyak penisilin
daripada tipe aslinya. Dengan menyeleksi dan menumbuhkan strain-strain tersebut,
dimungkinkan untuk memperoleh penisilin yang lebih banyak dan biaya produksinya menjadi
jauh lebih murah.
3. Resistansi Sel Sabit terhadap Malaria
Alel sel sabit menyebabkan sel darah merah yang normalnya berbentuk bulat bikonkaf
menjadi berbentuk sabit. Perhatikan gambar berikut.
5
Gambar 45. Perbandingan sel darah merah normal dengan sel sabit.
(Sumber: https://www.kalcare.co.id/id-ID/Article/HealthAz/Penyakit-Sel-Sabit)
Pengaruh alel tersebut bergantung pada apakah seseorang memiliki satu atau dua alel sel
sabit. Jika seseorang memiliki dua alel, umumnya berakibat fatal. Namun, jika hanya ada satu
alel, orang tersebut memiliki sel-sel darah merah berbentuk sabit.
Secara umum, hal itu merupakan suatu mutasi yang tidak diingankan karena sel-sel
sabit kurang efisien dibandingkan sel-sel darah merah normal. Di daerah yang terjangkit
malaria, mutasi tersebut merupakan suatu keuntungan karena orang-orang dengan sel-sel
darah berbentuk sabit lebih sedikit yang tertular malaria dari nyamuk.
4. Meningkatkan Keanekaragaman Genetik
Mutasi merupakan suatu cara untuk memasukkan alel-alel baru ke dalam suatu
populasi. Alel-alel baru tersebut kemudian akan memunculkan sifat yang berbeda dari sifat
populasi sebelumnya. Itu berarti mutasi meningkatkan keanekaragaman genetik suatu
populasi. Keanekaragaman genetik sangat penting bagi proses evolusi dan pembentukan
spesies baru.
5
2.3. Forum Diskusi
1. bagaimana hubungan Kromosom, DNA dan Gen dalam regulasi ekspresi gen?
2. Kode genetik yang dipakai dalam proses sintesis protein saat ini yaitu kode yang tersusun
oleh 3 basa N yang disebut kodon triplet. Mengapa bukan kode genetik singlet, duplet
atau kwartet yang digunakan ?
3. Jika terjadi kesalahan pada proses transkripsi, bagaimana kemungkinan yang akan terjadi
pada protein yang dihasilkan jika dihubungkan dengan mekanisme pematangan mRNA
yang dihasilkan ?
3. Penutup
3.1. Rangkuman
1. Kromosom memiliki komponen berupa DNA dan protein. Berdasarkan fungsinya
kromosom dibedakan menjadi dua macam yaitu kromosom seks dan kromosom tubuh.
Berdasarkan jumlah sentromernya, bentuk kromosom dapat dibedakan menjadi 4 macam,
yaitu: Asentrik, Monosentrik, Disentrik, Polisentrik. Berdasarkan letak sentromernya,
bentuk kromosom dapat dibedakan menjadi 4 macam, yaitu Metasentrik, Submetasentrik,
Akrosentrik, Telosentrik.
2. Gen adalah unit terkecil dari materi genetik yang mengendalikan sifat-sifat hereditas
suatu organisme. Setiap kromosom memiliki ratusan lokus sehingga di dalam sel
mengandung ribuan gen. Satu gen mengendalikan satu sifa hereditas sehingga satu
individu mempunyai ribuan sifat
3. Pasangan gen yang terdapat pada kromosom homolog yang menunjukkan sifat alternatif
sesamanya disebut alel. Pasangan gen di dalam kromosom homolog suatu individu
disebut genotipe. Genotipe memengaruhi penampakan sifat-sifat yang disebut fenotipe.
4. RNA adalah makromolekul polinukleotida yang berbentuk untai tunggal. RNA berperan
dalam sintesis protein. Komponen penyusun RNA, yaitu gula ribosa, gugus fosfat, serta
basa nitrogen purin (guanin dan adenin) dan pirimidin (urasil dan sitosin). Terdapat tiga
macam RNA yaitu mRNA, tRNA, dan rRNA.
5. Sintesis protein adalah proses dimana asam amino secara linear diatur menjadi protein
melalui keterlibatan RNA ribosom, RNA transfer, RNA, dan berbagai enzim. Sintesis
protein adalah proses dimana sel-sel individual disusun membentuk protein. Baik asam
deoksiribonukleat (DNA) dan semua jenis asam ribonukleat (RNA) akan terlibat dalam
5
proses ini. Sintesis protein merupakan prses penyusunan asam-asam amino pada rantai
polinukleotida. Kunci utama dalam proses sintesis protein adalah DNA yang merupakan
material genetika dari sel. Sintesis protein terjadi melalui 2 tahap yaitu tanskripsi dan
translasi.
6. Dalam sel prokaryot, ada beberapa gen structural yang disekspresikan secara bersam-
sama dengan menggunakan satu promoter yang sama. Kelompok gen semacam ini
disebut sebagai operon. Contoh operon yaitu: operon Lactosa, operon Triftofan.
1. Jumlah kromosom di dalam sel suatu organisme adalah genap. Jika individu suatu
organisme kehilangan satu pasang kromosom di dalam selnya, maka formulasi
kromosomnya akan berubah, set genom yang terbentuk akan berformula ....
A. 2n-1
B. 2n-2
C. n-2
D. 2n-3
E. n-1
5
3. Seorang anak memiliki cedera pada kakinya dan mengalami perdarahan hebat. Diagnosa
dokter A, diduga anak tersebut mengalami itu akibat luka dari benda yang sangat tajam.
Kemudian diagnosa Dokter B mengatakan terjadi kelainan pada sistem peredaran darah
sehingga sukar membeku. Berdasarkan penjelasan yang ibu bapak peroleh dari literatur,
manakah kemungkinan diagnose yang benar?
A. Diagnosa dokter A
B. Diagnosa dokter B
C. Diagnosa dokter A dan B
D. Tidak ada yang benar
E. Diangnosa dokter A sedikit menyimpang namun benar.
5. Berdasarkan analisis genetik, seorang gadis butawarna (XᵇXᵇ) harus mempunyai seorang
ayah yang mempunyai genotip ....
A. XᵇXᵇ
B. XᵇYᵇ
C. XᴮYᵇ
D. XY
E. XᵇY
5
D. RNA duta keliru mengambil cetakan RNA.
E. RNA ribosoma keliru mensintesis asam amino.
7. Operon bakteri yang dapat diinduksi menunjukkan sifat-sifat manakah dari tabel dibawah
ini?
Induser berikatan dengan Inducer mempengaruhi Represor diproduksi
represor dan .... pengikatan RNA oleh ....
polymerase pada
promotor
A. mengaktifkan represor meningkatkan pesan polisistronik
B. mengaktifkan represor menghambat gen terpisah
C. menghambat represor tidak ada efek pesan polisistronik
D. menghambat represor tidak ada efek gen terpisah
E. menghambat represor meningkatkan gen terpisah
8. Anadontia ditentukan oleh gen resesif yang terpaut kromosom x. Penikahan suami istri
normal untuk sifat anadontia mempunyai 2 anak perempuan normal dan 1 anak laki-laki
anadontia. Dari kasus ini bisa disimpulkan:
A. Ibu homozigot dominan
B. Ibu homozigot resesif
C. Ayah homozigot dominan
D. Ibu carier
E. Ayah carier
5
4. Jika terjadi gagal berpisah kromosom seks pada meiosis I, maka sperma kemungkinan
bergenotipe XX, YY, atau tidak memiliki seks kromosom sama sekali.
A. (B) 1.2. (S) 3.4.
B. (B) 2.4. (S) 1.3.
C. (B) 3.2. (S) 1.4
D. (B) 1.3. (S) 2.4
E. (B) 1.4. (S) 2.4.
Berdasarkan proses dari operon laktosa, terdapat beberapa jenis Lac yang memiliki enzim
yang dihasilkan dengan fungsi masing-masing. Dari tabel yang dipaparkan diatas, urutan
Nama, Enzim yang dihasilkan, dan Fungsi yang benar yaitu ....
A. 1 – B – IV
B. 2 – C – IV
C. 2 – A – III
D. 3 – A – II
E. 4–D–I
6
DAFTAR PUSTAKA
6
No Kode: DAR2/PROFESIONAL/190/4/2022
MODUL 4
PEWARISAN SIFAT DAN EVOLUSI
KEGIATAN BELAJAR 3
MEKANISME EVOLUSI
HALAMAN SAMPUL
DAFTAR ISI 1
1. PENDAHULUAN 2
1.1. Deskripsi Singkat 2
1.2. Relevansi 2
1.3. Panduan Belajar 3
2. INTI 3
2.1. Capaian Pembelajaran 3
2.2. Uraian Materi 3
2.3. Forum Diskusi 23
3. PENUTUP 23
3.1. Rangkuman 23
3.2. Tes formatif 24
DAFTAR PUSTAKA 27
1
I. Pendahuluan
1.1. Deskripsi Singkat
Evolusi berasal dari kata evolve yang artinya perubahan. Dengan demikian, evolusi
dapat diartikan sebagai perubahan atau perkembangan struktur makhluk hidup menjadi lebih
adaptif dalam kurun waktu yang lama. Evolusi terjadi secara perlahan, terjadi pada populasi
makhluk hidup.
Perkembangan teori evolusi terjadi pada abad ke–19, ketika banyak ditemukan berbagai
fosil makhluk hidup yang telah punah. Sebelumnya, pada awal abad ke 18, banyak ilmuwan
yang percaya bahwa spesies tidak mengalami perubahan sehingga penemuan-penemuan fosil
makhluk hidup yang telah punah tidak dapat dijelaskan oleh teori-teori pada saat itu. Pada
akhir abad ke–18, ilmuwan mengembangkan teori yang menjelaskan perubahan makhluk
hidup dari waktu ke waktu.
1.2. Relevansi
Pemahaman dan penguasaan materi “Mekanisme Evolusi” akan sangat membantu
peserta PPG untuk mempelajari dan memahami materi pada kegiatan belajar berikutnya pada
modul ini, terutama pada Teori Evolusi Darwin dan Lamarck. Kesalahan dalam
menterjemahkan teori evolusi, akan mengakibatkan kesalahan prediksi dalam perkembangan
evolusi, sehingga pemahaman yang tepat tentang mekanisme evolusi akan sangat membantu
untuk mempelajari Teori evolusi dan Evolusi Populasi pada kegiatan belajar berikutnya.
1.3. Panduan Belajar
Kegiatan belajar ini menjelaskan tentang Materi Evolusi. Setiap mempelajari satu
kegiatan belajar, anda harus mulai dari memahami capaian dan sub capaian pembelajarannya,
menguasai pengetahuan pendukung (Uraian Materi), mengerjakan tugas-tugas, dan
mengerjakan soal latihan. Pada uraian materi dilengkapi dengan contoh dan ilustrasi untuk
membantu anda memahami materi kegiatan belajar ini. Pada akhir kegiatan pembelajaran
dilengkapi rangkuman materi pembelajaran. Untuk meningkatkan pemahaman anda dalam
kegiatan belajar ini maka diakhir materi terdapat tugas formatif.
Untuk mengerjakan soal latihan, anda tidak disarankan melihat kunci jawaban soal
terlebih dahulu, sebelum anda menyelesaikan soal latihan. Apabila Anda mengalami
kesulitan dalam melaksanakan tugas ini, konsultasikan dengan instruktur. Setelah anda
merasa benar- benar menguasai seluruh kegiatan belajar dalam modul ini, mintalah evaluasi
dari instruktur.
2
2. INTI
2.1. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan
Menguasai materi esensial Mata Pelajaran Biologi SMA termasuk advance material materi
bidang studi biologi yang mencakup:
1) Keragaman dan keseragaman dalam makhluk hidup
2) Struktur dan Fungsi dalam makhluk hidup
3) Pertumbuhan, perkembangan dan diferensiasi
4) Interaksi dan interdependensi
5) Energi, materi dan organisasi kehidupan
6) Prinsip emeliharaan keseimbangan yang dinamis
7) Pewarisan sifat dan Evolusi
Termasuk advance materials yang dapat menjelaskan aspek ‘apa’ (konten),
‘mengapa’ (filosofi) dan ‘bagaimana’ (penerapan dalam kehidupan keseharian) dalam
kerangka biologi sebagai inkuiri.
Sub Capaian Pembelajaran dalam kegiatan belajar ini adalah: Mampu menganalisis
Konsep dan Prinsip-Prinsip Esensial Pewarisan Sifat Genetis dan Evolusi. Mampu
mengkritisi pokok pokok materi teori evolusi. Mampu menganalisis teori asal usul kehidupan.
Mampu membandingkan beberapa teori seperti teori abiogenesis, teori biogenesis, teori
evolusi kimia. Mampu menganalisis Teori Evolusi Pra-Darwin, teori evolusi Lamarck, teori
Darwin.
3
2.2.1. Asal usul Kehidupan
Teori tentang evolusi merupakan teori yang tetap hangat dipertentangkan sampai saat
ini. Banyak tokoh yang berpendapat tentang hal ini, tetapi belum ada satu teori yang dapat
menjawab semua fakta dan kejadian tentang sejarah perkembangan makhluk hidup. Beberapa
teori dari para ahli yang menjadi dasar dari teori evolusi, di antaranya sebagai berikut.
2.2.1.1.1. Aristoteles
Aristoteles adalah seorang filosof yang berasal dari Yunani. Ia mengajukan teori
Abiogenesis atau disebut juga teori Generation Spontanea pada tahun 384–322 SM. Teori ini
merupakan teori tentang asal usul kehidupan yang pertama kali muncul.
Generationspontanea berarti penciptaan yang terjadi secara spontan. Artinya bahwa
kehidupan berasal dari benda tak hidup yang terjadi secara spontan.
Aristoteles menyatakan bahwa kehidupan berasal dari benda tak hidup yang terjadi
secara spontan. Teori ini dikemukakan oleh Aristoteles berdasarkan pengamatan adanya larva
lalat yang muncul secara tiba-tiba pada daging yang busuk. Aristoteles berkesimpulan bahwa
larva lalat tersebut berasal dari daging yang busuk. Begitu juga pada tanah yang direndam air
akan muncul cacing.
Aristoteles melakukan pengamatan ikan-ikan di sungai.Ia berpendapat bahwa ada
sebagian ikan-ikan di sungai tersebut yang berasal dari lumpur. Teori Abiogenesis ini
didukung pula oleh seorang ilmuwan Inggris pada tahun 1700 yang bernama Needham. Ia
mencoba melakukan penelitian dengan menggunakan rebusan kaldu. Hasil rebusan kaldu
kemudian dimasukkan ke dalam botol dan ditutup dengan gabus. Setelah beberapa hari,
ternyata air kaldu tersebut ditumbuhi bakteri. Akhirnya Nedhan menyimpulkan bahwa bakteri
berasal dari air kaldu.
Teori ini gugur karena pada abad ke-17, Antonie van Leeuwenhoek berhasil
membuat mikroskop. Penemuan mikroskop inilah yang mengawali berbagai macam
percobaan untuk menguji teori-teori Abiogenesis. Leeuwenhoek mencoba mengamati air
rendaman jerami dengan menggunakan mikroskop temuannya. Ternyata terlihat bahwa di
dalam setetes air rendaman jerami tersebut terdapat benda-benda aneh yang sangat renik.
2.2.1.1.2. Needham
Pendukung lain teori Abiogenesis adalah Nedham, seorang ilmuwan dari Inggris.
Nedham melakukan penelitian dengan merebus kaldu dalam wadah selama beberapa menit
4
kemudian ditutup dengan gabus. Setelah beberapa hari, terdapat bakteri dalam kaldu
tersebut.Nedham berpendapat bahwa bakteri berasal dari kaldu.
Pada tahun 1677, setelah ditemukan mikroskop, Antonie van Leeuwenhoek melihat
adanya mikroorganisme di dalam air rendaman jerami. Temuan ini menguatkan teori
Abiogenesis, walaupun Leeuwenhoek merupakan penganut teori biogenesis. Para pendukung
teori Abiogenesis menyatakan bahwa mikroorganisme itu berasal dari jerami yang
membusuk. Akan tetapi, Leeuwenhoek menolak pernyataan itu dengan mengemukakan
bahwa mikroorganisme itu berasal dari udara. Teori abiogenesis dianut lebih dari 20 abad
tanpa ada sanggahan.
5
suatu kehidupan. Bantahan itu mendapat tanggapan dari Redi. Redi melakukan percobaan
yang sama, namun tutup diganti dengan kain kasa sehingga udara dapat masuk. Setelah
dibiarkan beberapa hari, ternyata banyak larva lalat yang tumbuh pada permukaan kain kassa
dibandingkan pada daging. Hal ini terjadi karena banyak telur lalat yang tertahan pada kain
kassa. Larva lalat yang tumbuh pada daging berasal dari telur lalat yang jatuh, sehingga
jumlahnya lebih sedikit.
Hasil percobaannya sama dengan Francisco Redi yaitu makhluk hidup berasal dari
sesuatu yang hidup. Spallanzani menjelaskan bahwa kegagalan percobaan Nedham karena
Nedham tidak merebus tabung cukup lama sampai semua organisme terbunuh dan Nedham
juga tidak menutup leher tabung dengan rapat sehingga masih ada organisme yang masuk dan
tumbuh.
Pada percobaan Spallanzani, digunakan air rebusan daging (air kaldu). Air kaldu
tersebut dimasukkan ke dalam dua labu, kemudian dipanaskan. Setelah dipanaskan, labu I
dibiarkan terbuka, labu II ditutup rapat menggunakan gabus.
Setelah beberapa hari, air kaldu dalam labu I menjadi keruh dan berbau busuk yang
disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme. Mikroorganisme tersebut berasal dari udara bebas
6
yang masuk ke labu I karena tidak ditutup. Pada labu II, ternyata tidak ada perbedaan dari
sebelumnya. Air kaldu tetap jernih, hal ini dikarenakan tidak adanya udara yang masuk ke
dalam labu.
Percobaan Spallanzani menunjukkan bahwa pada labu terbuka terdapat kehidupan
yang berasal dari mikroorganisme yang ada di udara. Pada labu yang ditutup tidak terdapat
kehidupan. Berdasarkan hal tersebut, Spallanzani berkesimpulan bahwa kehidupan bukan
berasal dari air kaldu, tetapi berasal dari makhluk hidup lainnya. Akan tetapi, para penganut
abiogenesis menyanggah penelitian ini dan mengatakan bahwa mikroorganisme tidak tumbuh
karena tidak terdapat udara. Udara dibutuhkan untuk menyokong kehidupan.
2.2.1.2.3. Louis Pasteur
Louis Pasteur adalah ahli biokimia dari Perancis yang berhasil menumbangkan teori
abiogenesis. Hasil percobaannya tidak dapat disanggah lagi oleh pendukung teori
abiogenesis. Percobaan yang dilakukan Louis Pasteur ini sebenarnya penyempurnaan dari
percobaan yang dilakukan oleh Spallanzani.
7
yaitu :
8
a. setiap makhluk hidup berasal dari telur = omne vivum ex ovo,
b. setiap telur berasal dari makhluk hidup = omne ovum ex vivo,
c. setiap makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya = omne vivum ex vivo.
Teori abiogenesis menyatakan, makhluk hidup berasal dari benda tak hidup. Teori
biogenesis menyatakan jika makhluk hidup berasal dari makhluk hidup.
2.2.2.1. Plato
Teori evolusi Pra Darwin dikemukakan oleh Plato. Plato menggambarkan bahwa
Penciptalah yang menciptakan dunia dari kehancuran. Sang Pencipta kemudian menciptakan
para dewa yang akan membuat manusia dengan jenis kelamin laki-laki. Wanita dan hewan
muncul dari reinkarnasi jiwa laki-laki.
2.2.2.2. Teori Kreasionisme (Aristoteles)
Teori tentang penciptaan yang terjadi dalam sekali waktu. Penciptaan kehidupan
terjadi sekaligus lengkap, kemudian selesai dan tidak ada lagi evolusi atau perubahan. Paham
ini dianut berdasarkan keyakinan agama dan keterangan Aristoteles. Teori ini dianggap tidak
valid karena banyak spesies yang hidupnya tidak sekaligus ada pada satu zaman. Misalnya
masa hidup dinosaurus tidak sama dengan manusia.
George Cuvier (1769 – 1832), seorang ahli anatomi, tetapi sangat tertarik dengan
paleontologi (ilmu mengenai fosil). Cuvier mendukung teori Katastropisme (catastrophism)
1
yang menyatakan bahwa makhluk hidup setiap strata tidak ada hubungan kekerabatan. Setiap
strata terbentuk akibat terjadinya bencana alam, seperti gempa, banjir, atau kemarau panjang.
Jika strata lenyap oleh bencana, muncul strata baru lengkap dengan makhluk hidup baru,
yang berpindah dari daerah lain. Dari temuan fosil di lembah Paris, Cuvier menyimpulkan
bahwa batuan yang membentuk bumi ini tersusun berupa lapisan-lapisan (strata). Setiap strata
dihuni oleh berbagai makhluk hidup yang unik, berbeda strukturnya dengan makhluk
penghuni strata lainnya. Cuvier yakin bahwa makhluk modern di lapisan bumi paling atas
sangat berbeda dengan makhluk di strata tua di lapisan bawah.
2.2.2.6. Teori Gradualisme
Dikemukan oleh ahli geologi Swedia bernama James Hutton (1795). Teori ini
menyatakan bahwa perubahan geologis berlangsung pelan tetapi pasti. Namun teori ini tidak
mampu menjelaskan mekanismenya dengan meyakinkan.
2.2.2.7. Teori Uniformitarianisme
Dinyatakan oleh Charles Lyell (1797-1875). Paham ini menyatakan bahwa proses
geologis ternyata menuruti pola yang seragam sehingga kecepatan dan pengaruh perubahan
selalu seimbang dalam kurun waktu tertentu. Misalnya, terbentuknya gunung selalu
diimbangi dengan erosi gunung. Teori ini memang menjelaskan kejadian evolusi geologis
tetapi tidak bisa menjelaskan kejadian terbentuknya spesies.
1
mengalami
1
perubahan dan sudah sesuai dengan lingkungannya, dikatakan telah beradaptasi pada
lingkungan. Bagian yang telah beradaptasi tersebut memiliki ciri yang berbeda dengan
aslinya. Bagian ini dinamakan ciri atau karakter atau sifat perolehan. Sifat perolehan
tersebut akan diwariskan kepada keturunannya dari generasi ke generasi. Demikianlah
seterusnya sehingga suatu saat nanti muncul makhluk hidup yang lebih maju daripada
moyangnya. Teori yang dikemukakan Lamarck tersebut dikenal dengan ‘use and disuse’.
Lamarck mengambil contoh mengenai panjang leher jerapah. Menurutnya nenek
moyang jerapah dahulu berleher pendek. Pada suatu ketika terjadilah bencana kekeringan
sedemikian rupa sehingga jerapah hanya dapat memperoleh makanan dengan mengambil
daun- daun yang ada di pepohonan. Karena sering mengambil daun-daun dipohon untuk
dimakan, akibatnya leher jerapah tertarik, makin lama makin panjang. Akhirnya sifat
perolehan yang baru yaitu leher panjang, diwariskan pada generasi berikutnya sehingga
jerapah sekarang berleher panjang.
b. Teorinya menjelaskan mengapa setiap makhluk hidup memiliki adaptasi yang baik
terhadap lingkungannya.
Lamarck memperlihatkan bahwa setiap makhluk hidup memiliki adaptasi yang sesuai
dengan cara hidupnya. Gajah memiliki belalai yang panjang untuk mengumpulkan makanan,
singa memiliki cakar yang kuat dan taring untuk menangkap mangsa, rusa memiliki kaki
panjang yang lincah untuk menghindari predator.
Lamarck juga mengajukan suatu penjelasan mengenai mekanisme evolusi. Menurut
Lamarck, makhluk hidup mengembangkan ciri khusus melalui organ yang digunakan dan
tidak digunakan (use and disuse). Lamarck mencontohkan bahwa rusa yang sering berlari
cepat menghindari serigala akan mengembangkan otot lari yang kuat. Sifat yang dibentuk
oleh makhluk hidup selama hidupnya disebut ciri atau sifat yang didapatkan. Lamarck
percaya bahwa ciri atau sifat yang didapat tersebut dapat diwariskan.
Charles Darwin (1809-1882) atau dikenal dengan Bapak Evolusi merupakan penulis
dari buku “The Origin of Species by Means of Natural Selection” yang menghasilkan
berbagai kontroversi maupun dukungan yang sangat kuat dari beberapa kelompok. Berbagai
reaksi terjadi karena pemikiran Darwin yang tertuang melalui buku tersebut, yaitu “Spesies
yang ada sekarang merupakan hasil evolusi dari spesies nenek moyangnya (pewarisan dengan
modifikasi)” dan “Seleksi alam merupakan mekanisme terjadinya evolusi tersebut”. Pemikran
Dar win tersebut kemudian dikenal dengan “Teori Darwin (Darwinisme)”.
1
2.2.3.2.1. Sejarah Singkat Penemuan Darwin
Ketika Charles Darwin berumur 22 tahun, ia ikut dalam perjalanan kapal HMS
Beagle. Kapal tersebut ditugaskan untuk berlayar ke berbagai tempat dan memetakan pesisir
Amerika Selatan.
Gambar 6. Variasi bentuk paruh dan jenis makanan pada burung Finch yang diamati
Darwin (Sumber: https://rebanas.com)
1
Berdasarkan pengamatannya, Darwin mencatat dua konsep penting.
1. Perbedaan antara populasi yang berkerabat, memperlihatkan adaptasi terhadap
lingkungan yang berbeda. Dalam biologi, adaptasi berarti semua ciri makhluk hidup
secara genetis yang membuat individu atau spesies tersebut dapat bertahan hidup pada
lingkungannya.
2. Variasi dalam bentuk tubuh dan tingkah laku, terakumulasi dalam kelompok terpisah.
Beberapa variasi ini, melalui seleksi alami, menjadi sifat yang teradaptasi.
1
sifat unggul. Darwin kemudian mengajukan suatu hipotesis bahwa cara seleksi yang sama
terjadi di alam. Darwin menamai proses ini dengan seleksi alam (natural selection).
Perlu diperhatikan bahwa variasi dalam populasi terjadi secara acak.Variasi tidak
timbul akibat respons terhadap lingkungannya.Seleksi alam “menyeleksi” sifat yang telah ada
dalam kolam gen (gen pool).kolam gen atau lungkang gen ini merupakan jumlah total seluruh
gen dalam populasi pada suatu waktu tertentu.
Pada saat itu, Darwin tidak mengetahui prinsip genetika modern.Kini, para ilmuwan
mengetahui bahwa mutasi dapat terjadi pada makhluk hidup.Mutasi sebagai penyebab variasi
dapat berguna bagi lingkungan. Jika mutasi yang terjadi berguna, hal tersebut dapat
meningkatkan kemungkinan bertahan hidup makhluk tersebut.
Seleksi Alam
Seleksi alam terjadi pada populasi suatu spesies. Mengapa? Hal ini karena di dalam
populasi terdapat bahan mentah evolusi, yaitu variasi genotipe dan fenotipe.Terdapat tiga
1
kemungkinan seleksi alam yang berpengaruh terhadap populasi, yaitu seleksi stabilisasi,
seleksi terarah, dan seleksi memecah belah.
1) Seleksi Stabilisasi
Seleksi ini menguntungkan varian yang paling umum.Seleksi ini menghilangkan tikus
dengan warna terang dan gelap. Seleksi ini cenderung mengurangi variasi populasi dan
mempersulit terjadinya evolusi dalam populasi. Seleksi ini contohnya terjadi pada berat
badan bayi manusia yang baru dilahirkan. Pada bayi, jika berat badan kurang atau lebih dari
3–4 kg, memiliki tingkat mortalitas tinggi.
2) Seleksi Terarah
Pada seleksi ini terjadi tekanan pada salah satu variasi yang tidak umum sehingga
menyebabkan pergeseran jumlah populasi.seleksi ini terjadi pada varian tikus warna terang
sehingga rentang populasi bergeser ke varian bulu gelap. Hal ini contohnya terjadi pada
serangga yang terkena insektisida. Hanya serangga yang kebal terhadap insektisida saja yang
dapat menghasilkan keturunan.
3) Seleksi Memecah Belah
Seleksi ini terjadi ketika kondisi lingkungan bervariasi sehingga populasi terpecah
berdasarkan kesukaan varian-varian dalam populasi.Hal tersebut dapat terjadi ketika terdapat
dua daerah dengan warna tanah berbeda sehingga menguntungkan dua varian tikus (terang
dan gelap) dari predasi pemangsa.Meskipun jarang terjadi, seleksi memecah belah sangat
penting karena dapat memicu terbentuknya variasi yang sangat berbeda dalam satu spesies
hingga terbentuk spesies baru (spesiasi).
Teori Darwin sangat mempengaruhi perkembangan prinsip seleksi alam. August
Weismann (1834-1914), seorang ahli biologi berkebangsaan Jerman mencoba untuk
menerapkan teori Darwin dalam peristiwa genetika. Weismann berpendapat bahwa sel-sel
tubuh tidak dipengaruhi oleh lingkungan. Ia membuktikan pendapatnya dengan mengawinkan
dua tikus yang di potong ekornya. Hingga generasi ke-21, semua anak tikus yang dilahirkan
dari keturunan kedua tikus tadi berekor panjang. Weismann menyimpulkan bahwa:
a. Perubahan sel tubuh karena pengaruh lingkungan tidak akan diwariskan ke generasi
berikutnya. Hal ini membuktikan bahwa teori evolusi Lamarck tidak benar
b. Evolusi adalah masalah pewarisan gen-gen melalui sel kelamin, atau evolusi adalah gejala
seleksi alam terhadap faktor-faktor genetik.
1
Adaptasi
Setiap organisme dapat dikatakan merupakan suatu kumpulan kompleks dari sejumlah
besar adaptasi. Adaptasi yang terjadi memiliki hubungan dengan kebutuhan makanan,
pertukaran zat, transport di dalam jaringan, regulasi cairan tubuh, aktifitas efektor, reproduksi
dan lain sebagainya. Adaptasi merupakan setiap sifat yang dikendalikan secara genetic yang
membantu suatu organism atau spesies, untuk dapat hidup dan berbiak pada keadaan
lingkungan dimana spesies itu berada.
Adaptasi pada organisme dapat berupa bentuk, faal atau kelakuan. Adaptasi dapat
secara genetis sederhana yang dikendalikan oleh satu atau dua gen, atau dapat pula kompleks
yang dikendalikan oleh banyak sekali gen. Adaptasi dapat menyangkut seluruh organ atau
sistem organ. Dapat pula adaptasi bersifat sangat khusus, atau berguna hanya pada suatu
keadaan yang bermacam – macam. Beberapa contoh dari adaptasi yang mencolok, dimana
proses tersebut untuk menjelaskan proses – proses darimana adaptasi terwujud.
Kemampuan tumbuh dari tanaman padang rumput
Tahun 1937, Kemp seorang sarjana dari Amerika Serikat mengadakan percobaan
tentang kecepatan tumbuh tanaman yang berhubungan dengan adaptasi keadaan setempat.
Caranya dengan menaburi dengan biji – bijian dari rumput dan tanaman dari polong –
polongan pada suatu padang rumput di Maryland. Kemudian dibagi menjadi dua bagian, satu
bagian selalu dimakan oleh ternak dan sebagian lagi dibiarkan tanpa diganggu. Tiga tahun
setelah diadakan percobaan itu. Kemp mengambil tiga jenis tanaman dari kedua bagian
tersebut. Biji- biji dari ketiga tanaman tersebut kemudian ditanam pada tanah percobaan
dimana keadaan lingkungan dibuat sesame mungkin untuk ketiga jenis tanaman. Didapatkan
bahwa tanaman yang diperoleh dari padang rumput yang selalu dimakan oleh ternak adalah
cebol dan tumbuh ke segala jurusan. Sedangkan tanaman dari padang rumput yang tidak
diganggu menampakkan pertumbuhan yang besar dan tegak lurus.
Dalam waktu tiga tahun, kedua populasi yang terdiri dari jenis – jenis tanaman
diketahui berasal dari biji –bijian yang sama telah berbeda dalam cara tumbuhnya. Cara
tumbuh ini telah diketahui ditentukan secara genetik. Ternyata ternak pada sebagian padang
rumput telah memakan hampir semua tanaman tegak, sedangkan tanaman yang rendah telah
lolos dari ternak tersebut. Pada daerah yang dimakan oleh ternak hanya tanaman yang rendah
yang dapat terus berbiak dengan bijinya, dalam waktu yang singkat terjadi seleksi yang kuat
untuk tanaman cebol dan tumbuh tidak lurus yang mempunyai adaptabilitas yang tinggi.
Sebaliknya pada bagian lain dari tanaman lapang itu, dimana tumbuh tanaman yang tidak
diganggu ternak,
1
pertumbuhan tegak lurus secara adaptif adalah superior dan tanaman cebol tidak akan dapat
bersaing secara efektif.
Adaptasi Bunga untuk Penyerbukan
Tumbuh-tumbuhan berbunga tergantung dari agen di luar untuk membawa tepung sari
bunga jantan suatu pohon ke bunga betina pohon lainnya. Bunga dari setiap spesies pohon
mempunyai adaptasi bentuk, struktur, warna, dan bau untuk agen penyerbuk tergantung. Hal
ini memberi gambaran yang jelas tentang adaptivitas suatu evolusi.
Lebah tertarik oleh warna terang dan oleh bau yang manis, aromatik, atau mentol.
Mereka hanya aktif pada siang hari dan mereka biasanya singgah dahulu pada petal sebelum
bergerak ke dalam bagian bunga yang mengandung madu dan tepung sari. Bunga yang
diserbuk oleh lebah mempunyai warna mencolok, suatu petal yang berwarna terang dan
biasanya kuning atau biru, tetapi jarang sekali merah. Lebah tidak dapat melihat warna
merah, tetapi dapat melihat warna kuning dan biru dengan baik. Bunga yang biasanya
mempunyai bau manis, aromatik, atau mentol, biasanya membuka pada siang hari dan sering
mempunyai bibir yang menonjol dimana lebah dapat hinggap sebelum masuk kedalam bunga.
Ada sejenis burung kecil (Hummingbird) pemakan madu, sebaliknya dapat warna
merah dengan baik dan warna biru tidak begitu baik. Burung ini tidak hinggap melainkan
mengapung di udara sambil menghisap madu, dengan penciuman yang tajam. Bunga – bunga
yang terutama diserbukkan oleh burung ini biasanya tidak berbau dan tidak mempunyai
tempat untuk hinggap. Berlainan dengan lebah dan “Hummingbird”, kupu – kupu malam
sangat aktif pada waktu senja dan malam hari. Bunga- bunga yang diserbuk oleh kupu – kupu
malam bisanya berwarna putih dan membuka pada waktu senja atau malam hari. Bunga ini
biasa mempunyai bau yang sangat kuat sehingga dapat menuntun kupu – kupu tadi ketempat
itu.
Berbeda dengan contoh – contoh di atas, lalat hanya tertarik pada bau yang tidak enak.
Lalat adalah pemakan bangkai, kotoran, humus atau darah. Bunga – bunga yang
penyerbukannya tergantung dari lalat biasanya berwarna suram dan berbau tidak enak. Bunga
– bunga ini kadang berbentuk demikian sehingga dapat mengurung lalat untuk sementara,
sehingga bila lalat tersebut keluar dari bunga itu, maka tubuhnya telah penuh dengan tepung
sari. Tepung sari yang demikian kemudian dapat terbawa ke bunga lainnya. Mekanisme
perangkap ini terdapat juga pada bunga-bunga yang diserbuk oleh kepik.
1
Bukti-bukti Evolusi
Evolusi dapat dilihat dari dua segi yaitu sebagai proses historis dan cara bagaimana
proses itu terjadi. Hal ini berarti bahwa evolusi itu ada dan merupakan suatu kenyataan yang
telah terjadi.Berikut ini merupakan bukti-bukti evolusi yang ada.
b. Catatan Fosil
Fosil adalah sisa tumbuhan atau hewan yang telah membatu atau jejak-jejak yang
tercetak pada batuan.Darwin menyatakan bahwa fosil yang ditemukan pada lapisan batuan
muda berbeda dengan fosil yang terdapat pada lapisan batuan yang lebih tua, dan
menunjukkan suatu bentuk perkembangan.
Dari sekian banyak fosil yang ditemukan, yang paling lengkap dan dapat digunakan
sebagai petunjuk adanya evolusi adalah fosil kuda yang ditemukan oleh Marsh dan Osborn.
Dari studi yang dilakukan dapat dicatat beberapa perubahan dari nenek moyang kuda
2
(Eohippus) yang hidup 58 juta tahun yang lalu menuju ke bentuk kuda modern sekarang
(Equus), yaitu:
tubuh bertambah besar, dari sebesar kucing hingga sebesar kuda sekarang
leher makin panjang, kepala makin besar, jarak antara ujung mulut hingga bagian
mata menjadi makin jauh
perubahan dari geraham depan dan belakang dari bentuk yang sesuai untuk makan
daun menjadi bentuk yang sesuai untuk makan rumput
bertambah panjangnya anggota tubuh hingga dapat dipakai untuk berlari cepat, tetapi
bersamaan dengan itu kemampuan rotasi tubuh menurun.
adanya reduksi jari kaki dari lima menjadi satu, yaitu jari ketiga yang selanjutnya
memanjang, kemudian disokong teracak.
Untuk menetapkan umur fosil dapat dilakukan dengan dua cara : secara langsung dan
tak langsung. Secara langsung dengan menetapkan umur batuan tempat fosil ditemukan.Cara
yang ini kurang valid.
c. Adanya Anatomi Perbandingan
Organ-organ makhluk hidup yang mempunyai bentuk asal sama dan kemudian
berubah struktur sehingga fungsinya berbeda disebut organ yang homolog. Homologi organ
menunjukkan tingkat kekerabatan makhluk yang bersangkutan. Makin banyak organ yang
homolog kemungkinan kekerabatannya makin dekat, nenek moyangnya mungkin sama.
Contohnya, tangan manusia berfungsi untuk memegang adalah homolog dengan sirip depan
paus yang digunakan untuk berenang, atau sayap kelelawar yang berguna untuk terbang
homolog dengan tungkai depan kucing yang berguna untuk berjalan.
Lawan dari homolog adalah organ yang analog, yaitu organ-organ dari berbagai
makhluk hidup yang fungsinya sama tanpa memperhatikan bentuk asalnya. Bisa juga
diartikan
2
organ-organ tubuh dari berbagai makhluk hidup yang fungsinya sama tetapi bentuk asalnya
berbeda.
e. Biologi molekuler
Bukti ini menunjukkan bahwa semua organisme memiliki kode genetic yang sama.
Kemiripan-kemiripan pada DNA digunakan untuk mengkonfirmasi hubungan-hubungan
evolusioner dengan cara mengukur jarak genetic. Kecocokan-kecocokan imunologis juga
digunakan untuk mendukung derajat kekerabatan, Kemiripan antigenik dari protein-protein
yang berkorespondensi jelas-jelas cocok dengna suatu pola evolusioner.
2
daripada dengan anjing atau cacing tanah.Tingkat kemiripan ini menunjukkan manusia lebih
dekat kekerabatannya dengan simpanse atau gorila daripada dengan anjing atau cacing tanah.
Pada berbagai jenis hewan termasuk manusia ditemukan sisa berbagai alat tubuh.Alat ini
pada hakikatnya sudah tidak berguna lagi, namun masih djumpai dalam tubuh.Para pakar
menyimpulkan bahwa adanya alat-alat tubuh yang tersisa merupakan petunjuk adanya
evolusi. Beberapa sisa alat tubuh yang ditemukan pada manusia, antara lain:
Pada hewan, sisa-sisa organ tubuh yang masih ditemukan antara lain sisa kaki
belakang ular piton yang mirip benjolan kuku. Dalam organ ini terdapat tulang yang
berhubungan dengan gelang panggul.Pada burung kiwi terdapat sisa bangunan sayap.Pada
paus yang merupakan mamalia semestinya memiliki rambut pada kulitnya. Tetapi
kenyataannya semua paus tidak memiliki rambut tersebut.Sebagai gantinya paus memiliki
lapisan kulit yang tebal untuk menjaga stabilitas suhu tubuh, berdasarkan penelitian, embrio
paus mempunyai lapisan kulit yang mengandung rambut.
h. Peristiwa Domestifikasi
Domestikasi merupakan bukti evolusi yang muncul karena adanya campur tangan
manusia. Kegiatan manusia dalam pembudidayaan tanaman ataupun hewan tertentu telah
melahirkan spesies-spesies baru yang memiliki sifat yang berbeda dengan nenek moyangnya.
Perubahan tersebut merupakan bagian dari evolusi makhluk hidup yang diciptakan oleh
manusia untuk keuntungan manusia.
Manusia telah membudidayakan berbagai macam tanaman mulai dari tanaman untuk
konsumsi, tanaman hias dan hewan ternak dengan tujuan untuk memperoleh kultivar baru
yang lebih baik dari tanaman induknya. Sebagai contoh, pernahkah kalian makan semangka
tanpa biji? Nah, semangka tersebut merupakan salah satu kultivar hasil domestikasi.
Contoh untuk mendalami toeri Darwin, diilustrasikan seperti dibawah ini, Nenek
moyang jerapah memiliki variasi panjang leher, ada yang berleher pendek, ada yang berleher
2
panjang. Karena terjadi bencana kekeringan, lingkunganpun berubah. Berlangsunglah proses
seleksi alam. Jerapah berleher pendek tidak dapat mencari makan dengan menjangkau daun-
daun di pohon sehingga tidak bisa bertahan hidup. Sebaliknya jerapah berleher panjang tetap
dapat memperoleh makanan dari daun-daun di pohon sehingga dapat bertahan hidup. Karena
mampu bertahan hidup maka jerapah tersebut mampu berbiak dan mewariskan sifat adaptif
yaitu leher panjang pada generasi berikut. Itulah sebabnya semua jerapah sekarang berleher
panjang.
Pada teori Lamark Jerapah tersebut harus beradaptasi dengan lingkungannya karena
harus menjangkau makanan dari pohon yang tinggi, jerapah pendek harus berusaha keras
menjangkau pohon yang tinggi , lama kelamaan leher jerapah menjadi panjang, proses yang
terjadi adalah beradaptasi pada lingkungan.
Untuk domestikasi dicontohkan sebagai berikut: Manusia telah membudidayakan
berbagai macam tanaman mulai dari tanaman untuk konsumsi, tanaman hias dan hewan
ternak dengan tujuan untuk memperoleh kultivar baru yang lebih baik dari tanaman induknya.
Sebagai contoh, pernahkah kalian makan semangka tanpa biji? Nah, semangka tersebut
merupakan salah satu kultivar hasil domestikasi. Bunga ros yang indah merupakan hasil
budidaya manusia, jika dibandingkan dengan bunga ros liar yang merambat, warnanya lebih
menarik bunga ros hasil domestikasi.
2. Fosil kuda adalah contoh refresentatif yang dapat menjelaskan peristiwa evolusi. Hal
ini disebabkan adanya data lengkap tentang perubahan secara bertahap dalam struktur
dan ukuran yang mengarah ke bentuk dan ukuran tertentu. Jelaskanlah mengapa hal
itu dapat terjadi, kaitkan dengan prinsip seleksi alam menurut Darwin pada evolusi
kuda tersebut ?
2
3. Penutup
3.1. Rangkuman
Evolusi adalah perubahan atau perkembangan struktur mahkluk hidup menjadi lebih
adaptif dalam waktu yang lama.
Teori evolusi Darwin yaitu spesies yang ada sekarang merupakan hasil evolusi dari
spesies nenek moyangnya, dan evolusi terjadi sebagai akibat dari seleksi alam.
Teori seleksi alam yang dikemukakan Darwin, yaitu: 1) Spesies memiliki kemampuan
untuk menghasilkan keturunan yang banyak; 2) Sumber daya alam di bumi terbatas,
sehingga terjadi kompetisi untuk bertahan hidup di antara keturunan pada setiap
generasi; 3) terdapat variasi dalam populasi makhluk hidup, dan variasi ini umumnya
dapat diwariskan; 4) Proses ini berlangsung dari generasi ke generasi, sehingga
populasi lambat laun menjadi teradaptasi lebih baik terhadap lingkungannya.
Bukti-bukti evolusi terdiri dari: pengaruh penyebaran geografis, catatan fosil, anatomi
perbandingan, biologi molekuler, perbandingan biokimia, dan organ tubuh yang
tersisa.
2. Bahasan utama dari Teori Darwin pada buku The Origin of Species, yaitu ….
A. Bagaimana spesies baru muncul
B. Asal mula kehidupan
C. Bagaimana adaptasi berevolusi
D. Bagaimana kepunahan terjadi
E. Genetika evolusi
2
3. Beberapa fakta yang terjadi di alam antara lain:
1) Semua spesies mempunyai potensi reproduksi yang tinggi
2) Terdapat variasi yang diturunkan di antara individu satu spesies
3) Terdapat banyak homologi organ
4) Ditemukannya hewan yang sama di tempat yang berbeda
4. Perubahan sel tubuh karena pengaruh lingkungan tidak akan diwariskan ke generasi
berikutnya. Peristiwa tersebut mengingatkan teori evolusi yang dikemukakan oleh….
A. Erasmus Darwin
B. Weismann
C. Lamarck
D. Charles Darwin
E. Gregorjohan Mendel
5. Pernyataan berikut merupakan pokok-pokok pemikiran yang mendasari hipotesis Darwin
tentang seleksi alam, kecuali ….
A. Tidak ada dua individu yang identik
B. Setiap ukuran populasi cenderung bertambah
C. Perkembangbiakan memerlukan makanan dan sumber daya yang cukup
D. Lingkungan tidak memengaruhi potensi reproduksi pada makhluk hidup
E. Pertambahan populasi tidak berjalan terus-menerus
6. Pengamatan yang memberi dukungan paling besar untuk konsep pewarisan dengan
modifikasi adalah ….
A. Keanekaragaman spesies menurun dengan meningkatnya jarak dari ekuator
B. Lebih sedikit spesies ditemukan hidup di pulau-pulau dibandingkan dengan
daratan terdekat
2
C. Burung dapat ditemukan pada pulau-pulau yang lebih jauh dari daratan dibandingkan
dengan jarak terbang nonstop maksimum burung tersebut
D. Tumbuhan daerah beriklim sedang Amerika Selatan lebih mirip dengan tumbuhan
daerah tropis Amerika Selatan, dibandingkan dengan tumbuhan daerah beriklim
sedang Eropa
E. Burung finch di Kepulauan Galapagos memakan biji-bijian, sedangkan burung finch
di Amerika Selatan adalah pemakan serangga.
7. Pernyataan berikut ini yang kurang tepat untuk adaptasi bunga untuk penyerbukan
adalah….
A. Lebah tidak tertarik dengan bunga yang warnanya merah karena ia tidak dapat
melihat warna merah dengan baik
B. Bunga yang berwarna merah tidak tergantung pada hewan dalam proses
penyerbukannya.
C. Bunga yang penyerbukannya tergantung pada lalat biasanya berwarna terang dan
berbau tidak sedap
D. Kupu-kupu malam biasanya melakukan penyerbukan pada bunga yang berwarna
suram dan pada waktu siang hari
E. Burung kecil pemakan madu melakukan penyerbukan pada bunga dengan warna
mencolok, kecuali warna merah
2
Tulang ekor merupakan salah satu organ tubuh yang menunjukkan adanya ….
A. Seleksi alam
B. Bukti evolusi berupa perbandingan anatomi
C. Variasi genetik
D. Bukti evolusi berupa organ tubuh yang tersisa
E. Bukti evolusi berupa perubahan domestik
10. Sayap lebah dan sayap kelelawar termasuk organ yang analog, karena ….
A. Bentuk dasar berbeda
B. Bentukberbeda, fungsi sama
C. Asal berbeda, fungsi berbeda
D. Asal sama, fungsi sama
E. Tidak ada persamaan apapun
2
DAFTAR PUSTAKA
Bergmann, J. 1995. Mutasions and Evolution. CEN Tech. J., vol. 9, no. 2.
Campbell, N.A., et al. 2012. Biologi edisi kedelapan jilid 2. Jakarta: Erlangga.
George, F.H., dan Hademenos, G., J. 2006. Biologi edisi kedua. Jakarta: Erlangga.
Stebbins, G., L. 1966. Process of Organic Evolution. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
2
No Kode: DAR2/PROFESIONAL/190/4/2022
KEGIATAN BELAJAR 4
EVOLUSI POPULASI
2022
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
DAFTAR ISI 1
1. PENDAHULUAN 2
1.1. Deskripsi Singkat 2
1.2. Relevansi 2
1.3. Panduan Belajar 2
2. INTI 3
2.1. Capaian Pembelajaran 3
2.2. Uraian Materi 4
2.3. Forum Diskusi 18
3. PENUTUP 18
3.1. Rangkuman 18
3.2. Tes formatif 18
DAFTAR PUSTAKA 21
TUGAS AKHIR 22
TES SUMATIF 24
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF KB 1-4 31
KUNCI JAWABAN TES SUMATIF 32
1
1. PENDAHULUAN
1.1. Deskripsi Singkat
Variasi didalam Populasi merupakan salah satu penyebab terjadinya evolusi
populasi. Karakter yang bervariasi dalam suatu populasi seperti karakter yang
ditentukan oleh satu lokus gen dengan alel yang berbeda akan menghasilkan
fenotipe yang berbeda. Variasi kuantitatif yang diwariskan biasanya dihasilkan
dari pengaruh dua gen atau lebih pada satu fenotipe. Variasi diantara Populasi
juga penyumbang munculnya evolusi populasi, seperti spesies yang mengalami
variasi geografik, yaitu perbedaan komposisi genetik untuk populasi yang
terpisah. Misalnya spesies tikus rumah (Mus musculus) yang terpisahkan oleh
pegunungan, mereka mempunyai karyotipe yang berbeda.
1.2. Relevansi
Pemahaman dan penguasaan materi “Evolusi Populasi” akan sangat
membantu peserta PPG untuk mempelajari dan memahami materi pada kegiatan
belajar berikutnya pada modul ini, terutama pada perhitungan dengan Hukum
Hardy Weiberg. Pemahaman yang mendalam tentang variasi didalam populasi,
variasi diantara populasi, mutasi dalam populasi, rekombinasi akan memudahkan
peserta PPG dalam memahami evolusi populasi dan menterjemahkannya dalam
perhitungan Hardy Weinberg, sehingga pemahaman yang tepat tentang Evolusi
Populasi akan sangat membantu untuk penyelesaian permasalahan dan soal yang
berkaitan dengan evolusi populasi.
2
belajar ini maka diakhir materi terdapat tugas formatif. Dalam mengerjakan soal
latihan, anda tidak disarankan melihat kunci jawaban soal terlebih dahulu,
sebelum anda menyelesaikan soal latihan.
Apabila anda mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas ini,
konsultasikan dengan instruktur. Setelah anda merasa benar-benar menguasai
seluruh kegiatan belajar dalam modul ini, mintalah evaluasi dari instruktur.
Diakhir Kegiatan IV ini terdapat juga Tugas dan Test Sumatif yang melingkupi
KB I sampai IV.
2. INTI
2.1. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan
Menguasai materi esensial Mata Pelajaran Biologi SMA termasuk advance
material materi bidang studi biologi yang mencakup:
1) Keragaman dan keseragaman dalam makhluk hidup
2) Struktur dan Fungsi dalam makhluk hidup
3) Pertumbuhan, perkembangan dan diferensiasi
4) Interaksi dan interdependensi
5) Energi, materi dan organisasi kehidupan
6) Prinsip emeliharaan keseimbangan yang dinamis
7) Pewarisan sifat dan Evolusi
Termasuk advance materials yang dapat menjelaskan aspek ‘apa’
(konten), ‘mengapa’ (filosofi) dan ‘bagaimana’ (penerapan dalam kehidupan
keseharian) dalam kerangka biologi sebagai inkuiri.
Sub Capaian Pembelajaran dalam kegiatan belajar ini adalah: Mampu
menganalisis Konsep dan Prinsip-Prinsip Esensial Pewarisan Sifat Genetis dan
Evolusi, terutama yang berkaitan dengan Evolusi Populasi yaitu: 1) Variasi
Genetik dan Bahan Dasar Seleksi Alam (Variasi Genetik, Mutasi dan
Rekombinasi, Diploidi dan Polimorfisme), 2) Genetika Evolusi (Sintesis
Evolusioner, Struktur Genetik Suatu Populasi, Hukum Hardy-Weinberg, 3) Gene
Pool (Hanyutan Genetik, Aliran Gen), 4) Mikro Evolusi (Definisi Mikro Evolusi,
Penyebab Mikro Evolusi).
3
2.2. Uraian Materi
2.2.1. Variasi Genetik dan Bahan Dasar Seleksi Alam
2.2.1.1. Variasi Genetik
Dalam suatu populasi, senantiasa terdapat variasi di antara individu-
individunya. Hal ini menunjukkan adanya perubahan genetis. Mutasi dapat
meningkatkan frekuensi alel pada individu di dalam populasi. Dengan demikian,
setiap populasi dapat mengembangkan variasi-variasi yang ada di dalam
populasinya. Contoh variasi ini terlihat pada ayam yang memiliki jengger
berbeda- beda (Gambar 1).
Apakah hubungan atau kaitan antara variasi, evolusi, dan mutasi? Variasi
timbul akibat mutasi, baik mutasi gen maupun mutasi kromosom. Terjadinya
mutasi gen menyebabkan terbentuknya alel baru. Alel baru ini merupakan sumber
terbentuknya variasi. Variasi dalam suatu populasi merupakan bahan mentah (raw
materials) terjadinya evolusi. Berdasarkan pengetahuan terbaru terdapat dua
penyebab terjadinya variasi genetis, yakni mutasi gen dan rekombinasi gen dalam
keturunan. Perubahan frekuensi gen dapat terjadi dalam waktu seketika.
Bagaimanakah hal ini bisa terjadi? Dalam ilmu genetika, dikenal adanya peristiwa
mutasi dan rekombinasi. Kedua peristiwa tersebut memungkinkan terjadinya
variasi genetik dalam suatu populasi.
4
2.2.1.2. Mutasi dan Rekombinasi
Masih ingatkah kalian tentang mutasi? Mutasi dapat terjadi pada gen
(mutasi gen) dan juga dapat terjadi pada kromosom (mutasi kromosom). Individu
hasil mutasi memiliki genotip yang berbeda dengan induknya sehingga
menyebabkan perubahan pada pool gen. Kecepatan mutasi dapat diukur dengan
membandingkan jumlah gen yang mengalami mutasi dengan jumlah gamet.
Kecepatan mutasi relatif lambat disebabkan karena DNA sifatnya tidak mudah
berubah. Angka kecepatan mutasi pada umumnya sebesar 1 gen: 100.000 gen.
Meskipun angka kecepatan mutasi relatif rendah, namun tetap saja
menyebabkan terjadinya variasi yang akan mempengaruhi pool gen. Hal ini
dikarenakan:
1. Setiap kromosom mengandung ribuan gen
2. Setiap individu mampu menghasilkan ribuan gamet dalam satu generasi
3. Banyaknya jumlah individu dalam setiap generasi.
Mutasi ada yang bersifat menguntungkan dan merugikan. Mutasi yang
menguntungkan akan menghasilkan keturunan yang adaptif, sedangkan mutasi
yang merugikan merupakan mutasi letal dan akan menghasilkan keturunan yang
kurang adaptif. Mutasi letal biasanya terjadi pada individu homozigot resesif.
Contoh mutasi gen terjadi pada lalat buah (Drosophilla melanogaster), yakni
ditemukannya seekor lalat jantan yang bermata putih diantara anggota populasi
yang kesemuanya bermata merah.
Munculnya gen yang menyebabkan warna mata putih ini kemudian dikenal
sebagai mutasi gen. Pada pengamatan selanjutnya ditemukan 5.000 ekor lalat
mutan (mata putih) diantara 20 juta ekor lalat yang diamati.
Hal ini menunjukkan bahwa munculnya gen baru tersebut diwariskan
kepada keturunannya. Contoh mutasi gen tersebut menggambarkan terjadinya
perubahan populasi organisme yang merupakan bagian dari proses evolusi. Selain
mutasi gen, terdapat pula peristiwa mutasi kromosom yang perubahannya lebih
mencolok dibandingkan mutasi gen. Pada mutasi kromosom perubahan dapat
berupa perubahan jumlah kromosom ataupun struktur kromosom.
5
Masih ingatkah kalian contoh-contoh abnormalitas fenotip yang
disebabkan karena terjadinya mutasi kromosom? Salah satu contohnya adalah
seseorang penderita Cri-du-Chat yang kromosomnya mengalami delesi pada
lengan pendek dari autosom no. 5. Penderita ini memiliki suara tangisan mirip
bunyi kucing, muka lebar, kedua mata letaknya berjauhan dan mempunyai lipatan
seperti pada Gambar
1.2 berikut.
“Jumlah populasi spesies 300.000. Jumlah generasi spesies itu sebesar 6000,
sedangkan angka laju mutasi per gen 1 : 100 000. Jumlah gen yang mampu
bermutasi dalam individu 1000. Perbandingan mutasi yang menguntungkan dan
merugikan 1 : 1000.”
Jawab:
6
Rekombinasi gen merupakan mekanisme yang sangat penting dalam
proses evolusi. Proses rekombinasi gen terjadi melalui reproduksi seksual.
Reproduksi yang terjadi secara seksual akan menghasilkan variabilitas genetik
karena terjadinya rekombinasi dari kedua gamet induknya. Mutasi gen tunggal
tidak selalu menimbulkan perubahan genotip yang berarti, berbeda halnya jika
mutasi didukung dengan rekombinasi. Rekombinasi meliputi hal-hal sebagai
berikut: a. Pembentukan individu heterozigot, b. Percampuran secara acak pada
kromosom dari dua parental, c. Terjadinya pindah silang (crossing over)
7
pada saat tertentu (dalam keaadaan homozygot resesif) akan menyumbangkan
fenotif berbeda dari individu dominan maupun heterozygot. Kondisi diploid
merupakan salah satu yang menyumbangkan variasi baru didalam populasi.
Variasi yang tersembunyi ini terbuka terhadap seleksi hanya ketika
kedua induknya membawa alel resesif yang sama dan menggabungkan dua
gen/ alel/salinan itu dalam satu zigot. Hal ini jarang sekali terjadi jika frekuensi
alel resesif adalah 0,01 dan frekuensi alel dominan adalah 0,99, maka 99% dari
salinan alel resesif itu dilindungi dari seleksi dalam bentuk heterozigot, dan hanya
1% alel resesif itu yang berada dalam bentuk homozigot. Semakin jarang alel
resesif itu, maka semakin besar pula derajat perlindungannya. Perlindungan
heterozigot akan mempertahankan suatu kumpulan besar alel yang mungkin tidak
sesuai dengan keadaan saat ini namun dapat memberikan keutungan baru ketika
lingkungan berubah.
Polimorfisme seimbang. Seleksi dapat mempertahankan variasi pada
beberapa lokus gen. Polimorfisme adalah terjadinya dua atau
lebih morf atau bentuk yang berbeda, juga disebut sebagai fenotipe alternatif
dalam populasi suatu spesies. Untuk digolongkan seperti itu, morf harus
menempati habitat yang sama pada waktu yang sama dan termasuk dalam
populasi yang heterogen (satu dengan kawin acak). Sederhananya, polimorfisme
adalah ketika ada dua atau lebih kemungkinan sifat pada suatu gen. Misalnya, ada
lebih dari satu sifat yang mungkin dalam hal pewarnaan kulit jaguar; mereka dapat
memiliki warna morf terang atau morf gelap. Karena memiliki lebih dari satu
variasi yang mungkin untuk gen ini, itu disebut 'polimorfisme'. Namun, jika jaguar
hanya memiliki satu sifat yang mungkin untuk gen itu, itu akan disebut
"monomorphic". Misalnya, jika hanya ada satu warna kulit yang mungkin dimiliki
oleh jaguar, itu akan disebut monomorfik.
Menurut teori evolusi, polimorfisme dihasilkan dari proses evolusi, seperti
halnya setiap aspek suatu spesies. Itu diwariskan dan dimodifikasi oleh seleksi
alam. Dalam polimorfisme, susunan genetik seseorang memungkinkan untuk morf
yang berbeda. Polimorfisme seimbang mengacu pada pemeliharaan berbagai
fenotipe dalam populasi.
8
2.2.2. Genetika Evolusi
2.2.2.1. Sintesis Evolusioner
Evolusioner modern merupakan perpaduan gagasan berbagai bidang
keahilian biologi yang menjelaskan evolusi secara logis. Sintesis modern
umumnya diterima luas oleh kebanyakan ahli biologi. Sintesis modern
dikembangkan selama satu dasawarsa (1936–1947) dan perkembangan genetika
populasi (1918–1932) merupakan gaya dorong lahirnya sintesis modern. Sintesis
modern menunjukkan bahwa genetika Mendel konsisten dengan seleksi alam dan
evolusi gradual.
9
Dalam istilah sederhana, semua populasi memiliki struktur genetik, karena
semua populasi dapat dicirikan dengan frekuensi genotipe atau alelnya. Contoh,
jika hanya 1% dari sampel ngengat besar yang diambil dari satu populasi saja
yang melihat sayap, maka aman untuk mengasumsikan bahwa individu yang tidak
dikenal tidak mungkin melihat sayap.
Contoh yang lebih rumit muncul dalam rumpun padat tanaman, di mana
tanaman cenderung diserbuki oleh tetangga dekat, dan biji cenderung jatuh
dan berkecambah di dekat tanaman ibu. Dalam skenario seperti itu, tanaman
cenderung lebih dekat hubungannya dengan tanaman terdekat daripada tanaman
jauh; dan mereka lebih cenderung berkembang biak dengan tanaman di dekatnya
daripada dengan tanaman di kejauhan.
Dengan demikian siklus inbreeding dibuat yang melanggengkan pola
tanaman yang terkait erat dengan tetangga dekat. Ini adalah bentuk struktur
genetik karena seseorang dapat menyimpulkan banyak tentang susunan genetik
setiap tanaman hanya dengan mempelajari tanaman di lingkungan terdekat
mereka.
Dari sudut pandang genetika, evolusi ialah perubahan pada frekuensi
alel dalam populasi yang saling berbagi lungkang gen (gene pool) dari generasi
yang satu ke generasi yang lain. Sebuah populasi merupakan kelompok individu
terlokalisasi yang merupakan spesies yang sama.
p² + 2pq + q² = 1
Dimana,
p : frekuensi alel homozigot dominan
q : frekuensi alel hozigot resesif
pq : frekuensi alel heterozigot
1
Hukum Hardy-Weinberg memungkinkan kita untuk memprediksinya.
Karena p = 1 – q dan q diketahui maka akan mudah didapatkan nilai p. Sangat
penting untuk mengingat fakta bahwa frekuensi kolam gen stabil secara alami.
Mereka tidak mengubah dirinya sendiri.
Dengan menyampingkan fakta bahwa evolusi merupakan hal yang umum
terjadi dalam populasi alami, frekuensi alel akan tetap kecuali ada mekanisme
evolusi seperti mutasi, seleksi alami, dan kawin tidak secara acak. Sebelum
Hardy- Weinberg, dipercaya bahwa alel dominan menghapuskan alel resesif.
Teori yang salah ini dikenal sebagai "genophagy" (artinya pemakan gen).
Berdasarkan teori ini, frekuensi alel dominan selalu bertambah dari waktu
ke waktu. Hardy dan Weinberg berhasil membuktikan bahwa dengan persamaan
mereka, alel dominan bisa saja berkurang frekuensinya dengan mudah. Perhatikan
contoh perhitungan berikut ini yang menerapkan hukum Hardy-Weinberg.
Penerapan hukum Hardy-Weinberg untuk menghitung frekuensi gen
dalam populasi sebagai berikut:
1. Dalam suatu populasi terdapat kelompok perasa pahit kertas PTC (phenil
thiocarbamide) sebesar 64%, sedangkan yang lainnya bukan perasa PTC.
Bukan perasa PTC dikendalikan oleh gen t dan perasa PTC dikendalikan oleh
gen T. Tentukan frekuensi gen dan genotip populasi orang PTC dan non PTC.
Jawab:
Jumlah PTC dan non-PTC = 100%
orang PTC (genotip TT atau Tt) = 64%
Frekuensi orang tidak perasa PTC (bergenotip tt = q2) = 100% – 64% = 36%
q2 = 36% = 0,36
maka frekuensi gen t = q = 0,36 = 0,6
T + t = 1, maka
frekuensi T = 1 – 0,6 = 0,4
frekuensi T : t = 0,4 : 0,6
frekuensi gentotip TT : Tt : tt
1
= (T + t) (T + t)
= (0,4 T + 0,6 t) (0,4 T + 0,6 t)
= 0,16 TT + 2(0,24 Tt) + 0,36 tt
= 0,16 TT + 0,48 Tt + 0,36 tt
Jawab:
Orang albino aa (q2)
q2 = 25/10.000 = 0,0025
q = 0,0025
= 0,05
p+q =1
p + 0,05 =1
p = 1 – 0,05 = 0,95
Orang pembawa sifat albino dinotasikan dengan 2 pq
= 2 (0,95 × 0,05)
= 0,0475
= 0,0475 × 100%
= 4,75%
1
setimbang, namun semakin membesar seiring berjalannya waktu. Sebenarnya,
istilah “genetik” kurang tepat dan yang lebih baik adalah “alel“, karena yang
sebenarnya terjadi adalah proses perubahan frekuensi alel suatu populasi karena
yang berubah adalah frekuensi dari alel-alel yang ada di dalam populasi yang
bersangkutan.
Hanyutan genetik berbeda dari seleksi alam. Yang terakhir ini merupakan
proses tak acak yang memiliki kecenderungan membuat alel menjadi lebih atau
kurang tersebar pada sebuah populasi dikarenakan efek alel pada kemampuan
individu beradaptasi dan reproduksi.
Genetic drift adalah lepasnya frekuensi alela secara kebetulan. Peristiwa
ini sangat berarti pada populasi yang sangat kecil. Kenyataannya 1 dari 2 alela
mempunyai peluang untuk lepas adalah kira-kira 0, 8%. Hilangnya gen selalu
mempengaruhi frekuensi alela pada beberapa tingkat tetapi pengaruh tersebut
menurun pada populasi yang berukuran besar. Karena itu dalam populasi kecil,
kurang dari 100 individu hilangnya gen masih cukup kuat pengaruhnya terhadap
frekuensi alela, meskipun ada agenesia evolutif lain yang berperanan pada saat itu
juga terhadap perubahan frekuensi alela dalam arah yang berbeda.
Aliran gen atau gene flow merupakan pertukaran gen antar populasi, yang
biasanya merupakan spesies yang sama. Contoh aliran gen dalam sebuah spesies
meliputi migrasi dan perkembangbiakan organisme atau pertukaran serbuk sari.
Transfer gen antar spesies meliputi pembentukan organisme hibrid dan transfer
gen horizontal.
Migrasi ke dalam atau ke luar populasi dapat mengubah frekuensi alel,
serta menambah variasi genetika ke dalam suatu populasi. Imigrasi dapat
menambah bahan genetika baru ke lungkang gen yang telah ada pada suatu
populasi. Sebaliknya, emigrasi dapat menghilangkan bahan genetika. Karena
pemisahan reproduksi antara dua populasi yang berdivergen diperlukan agar
terjadi spesiasi, aliran gen dapat memperlambat proses ini dengan menyebarkan
genetika yang berbeda antar populasi.
1
Aliran gen dihalangi oleh barisan gunung, samudera, dan padang pasir.
Bahkan bangunan manusia seperti Tembok Raksasa Cina dapat menghalangi
aliran gen tanaman.
Dalam biologi, deme , dalam arti sempit, adalah sekelompok individu yang
termasuk dalam kelompok taksonomi yang sama. Namun, ketika ahli biologi, dan
terutama ahli zoologi, menggunakan istilah 'deme' mereka biasanya menyebutnya
sebagai definisi gamodeme: kelompok individu lokal (dari takson yang sama)
yang saling kawin satu sama lain dan berbagi kumpulan gen. Definisi deme yang
terakhir hanya berlaku untuk spesies yang bereproduksi secara seksual, sementara
yang pertama lebih netral dan juga mempertimbangkan spesies yang
mereproduksi aseksual , seperti spesies tanaman tertentu.
Di bagian berikut ini, definisi deme yang terakhir (dan paling sering
digunakan) akan digunakan. Dalam perhitungan evolusioner, "deme" sering
merujuk pada subpopulasi terisolasi yang menjadi subjek seleksi sebagai unit
daripada sebagai individu.
Gene flow (alur gen), akibat adanya imigran yang dapat menambah alela
baru kedalam unggun gen suatu “deme”, sehingga dapat merubah frekunsi alela.
Alur gen berarti kisaran imigran mulai dari yang sangat rendah kesangat tinggi
tergantung dari jumlah individu yang datang dan seberapa banyak perbedaan
genetik yang ada pada individu- individu dalam “deme” yang dapat bergabung.
Bila tidak ada perbedaan yang banyak antara “ deme- deme” dalam populasi yang
besar, maka pergerakan individu dalam jumlah yang sangat kecil diantara “ deme-
deme” di pandang cukup kuat dapat menjaga frekuensi alela tetap sama.
Bagaimanapun juga bila informasi genetik sangat berbeda, imigrasi kecil
dapat menghasilkan perubahan frekuensi alela yang sangat besar.
Misalnya hibridisasi, perkawinan dalam (interbreeding) diantara individu-
individu yang termasuk dalam spesies yang dianggap berbeda mungkin saja
terjadi. Hibridisasi semacam itu mugkin membawa banyak alela baru kedalam
populasi dan memungkinkan menjadi penyebab dimulainya kecenderungan baru
dalam evolusi penerima.
1
Banyak spesies yang terdiri dari penduduk lokal yang anggotanya
cenderung untuk berkembang biak di dalam kelompok. Setiap penduduk lokal
dapat mengembangkan gen yang berbeda dari yang lain penduduk lokal. Namun,
anggota dari satu populasi dapat berkembang biak dengan sesekali imigran dari
populasi yang berdekatan dari spesies yang sama. Hal ini dapat memperkenalkan
gen baru atau mengubah frekuensi gen yang ada di warga.
Dalam banyak tanaman dan beberapa binatang, aliran gen dapat terjadi
tidak hanya antara sub-populasi dari spesies yang sama tetapi juga antara yang
berbeda (tapi masih berhubungan) spesies. Jika hibrida kemudian berkembang
biak dengan salah satu jenis orangtua, gen baru masuk ke kolam gen dari populasi
induk. Ini hanyalah aliran gen antara spesies daripada dalam diri mereka.
1
2.2.4.2. Penyebab Mikro Evolusi
1
2.3. Forum Diskusi
1. Bagaimana kaitan hukum Hardy-Weinberg dengan pristiwa evolusi ?
2. Apakah setiap terjadinya mutasi gen pada suatu spesies akan berakibat
terjadinya evolusi pada populasi tersebut ?
3. PENUTUP
3.1. Rangkuman
1
3. Frekuensi genetik dalam perubahan populasi
4. Individu yang kurang beradaptasi tidak bertahan hidup
1
4. Menurut asal usulnya, sapi berasal dari banteng yang hidup liar di hutan. Dengan
kemampuannya, manusia mengubah lingkungan hewan asal itu seperti yang kita
lihat sekarang. Hal ini disebut peristiwa….
A. Isolasi geografis
B. Isolasi tingkah laku
C. Isolasi gamet
D. Isolasi mekanik
E. Domestikasi
7. Hardy dan Weinberg mengatakan kesetimbangan gen dan alel generasi ke generasi
selalu tetap. Frekuensi gen berubah apabila….
A. Emigran sama besar dengan imigran pada gen yang sama
B. Perkawinan antar individu tidak terjadi secara acak
C. Kemungkinan mutasi A → a atau a → A sama
D. Viabilitas dan fertilitas AA, Aa maupun aa
E. Populasi dalam suatu komunitas sama besar
2
8. Dari suatu survei pada pada 500 orang laki-laki di suatu daerah, 20 orang menderita
buta warna. Frekuensi gen normal pada populasi tersebut adalah….
A. 0.04 D. 0.48
B. 0.08 E. 0.96
C. 0.2
9. Jumlah penduduk dalam sebuah desa 90.000 jiwa dan terdapat 3600 jiwa yang albino.
Frekuensi genotip yang heterozigot adalah….
A. 0.04 D. 0.64
B. 0.2 E. 0.80
C. 0.32
10. Dari sampel siswa suatu SMA sejumlah 1000 orang. Diketahui golongan darah O =
360, golongan darah A = 450, golongan darah B = 130 dan golongan darah AB =
60. Frekuensi alel IA adalah.…
A. 0.1 D. 0.3
B. 0.2 E. 0.6
C. 0.24
DAFTAR PUSTAKA
Bergmann, J. 1995. Mutasions and Evolution. CEN Tech. J., Vol. 9, No. 2.
Campbell, N.A., et al. 2012. Biologi edisi kedelapan jilid 2. Jakarta: Erlangga.
George, F.H., dan Hademenos, G., J. 2006. Biologi edisi kedua. Jakarta: Erlangga.
Stebbins, G., L. 1966. Process of Organic Evolution. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
2
TUGAS AKHIR
4. Hukum Hardy-Weinberg
Bacalah wacana berikut ini!
Wacana
Mutasi dan rekombinasi gen adalah bahan mentah evolusi karena seleksi alam
bekerja pada fenotipe, sedangkan fenotip muncul dari gen. Agar suatu populasi
dapat bertahan terhadap seleksi alam, populasi itu harus memiliki variasi genetik
yang tinggi. Menurut Godfrey Harold Hardy dan Wilhem Weinberg, di dalam suatu
populasi terdapat kesetimbangan gen. teori mereka dikenal sebagai hukum Hardy-
Weinberg. Menurut hukum Hardy-Winberg frekuensi genotip (AA, Aa, aa) dan
perbandingan alel dari suatu gen (gen A dan a) dari generasi ke generasi selalu
sama (tetap) jika kondisinya tetap. Namun ternyata diketahui bahwa di alam
terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan
kesetimbangan frekuensi gen atau alel di dalam suatu populasi. Hardy dan
Weinberg menemukan suatu rumus sederhana yang dapat digunakan untuk
menemukan probabilitas frekuensi genotipe pada suatu populasi dan untuk
mengetahui perubahan yang terjadi
2
dari satu generasi ke generasi lainnya. Rumus tersebut dikenal sebagai persamaan
kesetimbangan Hardy-Weinberg.
p² + 2pq + q² = 1
Dimana,
p : frekuensi alel homozigot dominan
q : frekuensi alel hozigot resesif
pq : frekuensi alel heterozigot
Jawablah pertanyaan berikut ini: Suatu spesies memiliki data-data sebagai berikut.
Angka laju mutasi gen dalam gamet adalah 1:100.000
Jumlah gen yang mampu bermutasi dalam individu adalah 1.000
Perbandingan antara mutasi yang menguntungkan dengan mutasi yang terjadi 1:1000
Jumlah individu dalam populasi adalah 10.000
Jumlah populasi dalam spesies adalah 100.000
Jumlah generasi selama spesies itu ada adalah 5.000.
Analisis wacana di atas dan tentukan jumlah gen yang bermutasi yang bersifat
menguntungkan selama spesies itu ada?
2
TES SUMATIF
1. Perhatikan gambar berikut!
2. Tahapan sintesis protein terdiri atas transkripsi dan translasi. Tahapan translasi
ditunjukkan oleh….
a. terbentuknya RNAd dari DNA sense
b. terbentuknya RNAd dari RNAt
c. meningkatnya jumlah RNAd, RNAt, dan RNAr
d. penerjemahan basa pada RNAd oleh RNAt
e. terbentuknya kodon stop UUA, UUG, dan UGA
3. Perhatikan skema sintesis protein berikut!
2
Peristiwa yang terjadi pada proses 1 adalah ...
a. Translasi pencetakan RNAd oleh DNA
b. Transkripsi, duplikasi DNA
c. Transkripsi, pencetakan RNAd oleh DNA
d. Translasi, penerjemahan RNAd oleh DNAt
e. Replikasi, duplikasi DNA
4. Dari tabel berikut, pernyataan yang benar tentang perbedaan DNA dan RNA
adalah….
2
Bagian X pada diagram di atas menunjukkan ….
a. DNA
b. tRNA
c. mRNA
d. rRNA
e. Rantai sense
7. Kromosom dibentuk dari benang-benang kromatin pada sel yang siap membelah.
Komposisi kromosom adalah ….
a. Protein dan DNA
b. Nukleosom dan solenoid
c. Gugusan gula dan basa nitrogen
d. DNA dan RNA
e. Basa nitrogen dan asam fosfat
2
b. mRNA selesai dicetak meninggalkan nukleus menuju sitoplasma
c. Pengenalan kodon AUG oleh sut init ribosom kecil
d. Pemasangan sub unit ribosom besar
e. Pengenalan kodon UAG oleh ribosom
10. Diketahui bahwa gen C adalah simbol gen yang menentukan kacang berkulit coklat.
Gen c adalah simbol yang menentukan kacang berkulit putih. Persilangan antara
tanaman kacang berkulit coklat (CC) dengan kacang berkulit coklat (Cc) akan
menghasilkan keturunan F1 ….
a. 100% berkulit coklat c. 75% berkulit putih
b. 50 % berkulit coklat d. 100% berkulit putih
11. Dibawah ini yang merupakan pokok pokok pikiran darwin yang sering kita
jumpai dalam kehidupan sehari – hari kecuali.....
a. Adanya Variasi
b. Adanya adaptasi terhadap lingkungan
c. Bertambah banyaknya suatu populasi
d. Seleksi alam
e. Adanya penemuan fosil-fosil
2
12. The origin spesies by natural selection merupakan buku yang dibuat Darwin tentang
evolusi, yang menceritakan bahwa evolusi....
a. Spesies yang hidup sekarang berasal dari nenek moyang., spesies yang hidup
dipengaruhi oleh seleksi alam , dan variasi.
b. Mahluk hidup berasal dari benda mati
c. Mahluk hidup berasal dari benda hidup
d. Spesies sekarang berasal dari ledakan materi luar angkasa
e. Spesies sekarang berasal dari bebatuan yang telah melapuk
13. Petunjuk evolusi yang didasarkan atas adanya persamaan struktur tubuh dengan
fungsi berbeda contohnya adalah …
a. Sayap kelelawar dan tungkai depan kucing
b. Sayap kupu-kupu dan sayap kelelawar
c. Sirip pinguin dan sayap burung unta
d. Sayap burung dan sayap lebah
14. Isolasi yang diakibatkan oleh keadaan alam berupa tempat adalah...
a. Isolasi geografis
b. Isolasi musim
c. Isolasi tingkah laku
d. Isolasi habitat
e. Isolasi mekanik
15. Teori yang menceritakan bahwa mahluk hidup dan alam diciptakan oleh Tuhan
adalah....
a. Teori Darwin
b. Teori Lamarck
c. Teori Lyell
d. Teori intelligent design
e. Teori abiogenesis
2
16. Pada penyilangan bunga Linaria marocana bunga merah (AAbb) dengan bunga
putih (aaBB) menghasilkan bunga ungu (AaBb). Kemudian F1 disilangkan dengan
bunga merah (Aabb) dan diperoleh jumlah keturunan 160, maka jumlah keturunan
yang berbunga merah sebanyak..,
a. 40
b. 50
c. 60
d. 80
e. 120
17. Dari suatu survey pada 500 orang laki laki di suatu daerah, 20 orang menderita
buta warna, ferekuensi gen normal dalam populasi tersebut adalah....
a. 0,04
b. 0,2
c. 0,08
d. 0,96
e. 0,48
18. Diketahui 16% tidak dapat merasakan pahitnya kertas PTC (tt) maka
perbandingan genotif TT : Tt : tt adalah...
a. 9 :12 : 4
b. 12 : 9 :4
c. 6 : 12 : 6
d. 9 : 4 : 12
e. 4 : 12 : 9
19. Jumlah penduduk kota serang 90.000 dan terdapat 3600 yang albino,maka
ferekuensi genetotif heterozigot adalah....
a. 0,2
b. 0,04
c. 0,32
d. 0,80
e. 0,64
2
20. Perhatikan gambar berikut!
Berdasarkan diagram di atas, maka genotif dari bagian yang bertanda tanya adalah
A. XCY- atau XcXc
B. XcY- atau XCXC
C. XcY- atau XCXc
D. XCY- atau XCXC
E. XCY- atau XCXc
3
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF KB 1-4
3
Kunci Jawaban Tes Formatif KB 4
No Jawaban
1 A
2 B
3 C
4 E
5 C
6 C
7 B
8 E
9 B
10 B
1. c. 11. c
2. d. 12. a.
3. c. 13. a.
4. d. 14. a.
5. b. 15. d.
6. b. 16. c
7. b. 17. d.
8. c. 18. a.
9. a. 19. c.
10. a. 20. c