Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMERIKSAAN BILIRUBIN TOTAL DAN DIRECT

OLEH:
Kelompok VI
Qonitah Rachmawati/ 151510113042

PROGRAM STUDI D-III ANALIS MEDIS


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2017

9
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Judul

Pemeriksaan Kadar Bilirubin Total dan Direct dalam Serum dengan Metode Jendrassik
Grf Menggunakan Tes Fotometrik

I.2 Tujuan

1. Untuk menentukan kadar bilirubin total dalam serum


2. Untuk menentukan kadar bilirubin direct dalam serum

1.3 Dasar Teori

Bilirubin sebagaian besar berasal dari hemoglobin yang peka terhadap eritrosit,
meskipun hem lainya mengandung protein yang membuat menjadi signifikan. Pada sel dari
sistem retikuloendhotel, tetrapyrrole ring structure dari bagian hem secara enzymatik
dibelah oleh oksigenase hemoglobin di antara - methylene dan zat besi yang dikeluarkan
untuk membentuk biliverdin, yang mana dikurangi dalam reaksi yang dikatalisis oleh NAD,
reduktase biliverdin.1 oksigenase hem sementara dapat dihambat oleh mesoporfirin, dan
penekanan hasil dari produksi bilirubin yang tidak terkonjugasi seperti yang ditunjukan
oleh neonates.4

Bilirubin merupakan produk akhir dari metabolisme heme, yang berada di bawah
jaringan seperti liver, intestinal, dan ginjal. Jumlah harian rangkaian bilirubin berasal dari
destruksi sel darah merahsekitar 250 300 mg.2 Bilirubin terbuat dari hem yang dibukanya
dari haem ring pada sebuah karbon. Belahan ini di katalis oleh enzim hem- oksigenase, dan
hasil pada pembebasan zat besi, dan pada formasinya dari karbonmonoksida dan IX
biliverdin. Yang terakhir di kurangi oleh sebuah enxim sitosolik biliverdin reduktase ke
bilirubin Ix.hem- oksigenase sementara ini dapat menghambat pada mesoporfirin, dan
hasil penekanan pada menurunya produksi bilirubin yang tidak terkonjugasi menunjukan
sebagai neonates.4 Di ikuti empat fraksi bilirubin yang terisolasi dari serum: (1) Bilirubin

9
yang tidak terkonjugasi (- bilirubin); (2) Monokonjugasi bilirubin (- bilirubin); (3)
Dikonjugasi bilirubin (- bilirubin); (4) sebuah fraksi yang ireversible yang terikat pada
protein (- bilirubin).2 Bilirubin dilepaskan ke aliran darah dari sistem sel retikuloendotelial
yang kuat. Namun secara terbalik, albumin diikat; yang kemudian digantikan oleh obat-
obatan dan sejumlah senyawa yang lainnya. 1 Bilirubin bersirkulasi di dalam darah yang
berikatan dengan albumin dan diambil kembali oleh hepatosit yang ada di liver. Dalam
hepatosit, bilirubin terkonjugasi dengan asam glukuronat, suatu proses yang dikatalisis oleh
5
urdine diphosphoglucuronate-glucuronyltransferase (UDP- GT).

Bilirubin merupakan produk dari katabolisme hem yang mempunyai antioksidan


yang ampuh dan bahan sitoprotektif. Sebuah tubuh yang sedang berkembang terdapat
literatur yang menunjukan bahwa kadar bilirubin yang tinggi akan berbanding terbalik
dengan kadar HOMA- IR dan insulin dan dengan prevalensi penyakit kardiovaskular dan
penyakit diabetes. Kemudian meningkatnya ekspresi dari oksigenase hem, enzim yang
dikatalis memecah hemoglobin menjadi bilirubin, terkait dengan penurunan adipositas dan
meningkatkan sensitifitas insulin pada spesimen hewan.3

Bilirubin adalah senyawa endogen yang dapat beracun dalam kondisi tertentu,
terutama pada neonatus. Akan tetapi, baru- baru ini diketahui bilirubin yang tidak
terkonjugasi digunakan untuk aktivitas anti- oksidan yang kuat, dan hiperbilirubinemia
4
ringan kemungkinan mempunyai efek kesehatan positif. Gilbert Syndrom, atau biasanya
diketahui sebagai Gilbert-Meulengracht syndrome, merupakan kondisi yang bersifat turun-
menurun (hereditas) dengan tidak lengkapnya penetrasi, karakteristiknya tidak lengkapnya
penetrasi, ditandai dengan berselangnya hiperbilirubinemia yang tidak terkonjugasi pada
hilangnya penyakit hepatoselular atau hemolisis.5

Sebagian besar bilirubin dalam darah normal terikat ke albumin, yaitu bentuk tidak
larut atau tidak terkonjugsi yang dibebaskan dari sel retikuloendotel sebelum dibersihkan
oleh hati. 2Pada bilirubin yang terkonjugasi (direk) akan disekresikan di dalam empedu.
Pada proses tersebut normalnya sangat efisien sehingga plasma yang belum terkonjugasi
(indirek) konsentrasi bilirubin akan rendah.5 Bilirubin yang tidak terkonjugasi sangatlah
buruk larut pada air, namun tetap diperuntukan untuk pengikatan albumin yang pertama.4

9
Pada serum orang dewasa pemeriksaan bilirubin kebanyakan digunakan untuk
sebagai tes pada fungsi liver, yang mungkin diperhitungkan untuk inflamatori atau lesi
obstructive.1 Penentuan kadar bilirubin total dan direk membantu dokter untuk mengetahui,
khususnya mekanisme patogenik yang menyebabkan meningkatnya kadar bilirubin. Nilai
referensi diukur menggunakan analisis yang berbeda- beda oleh waktu reaksi, suhu,
promoter dari diazotisasi. Bilirubin direk sebenarnya tidak ada dalam serum, dikarenakan
kadarnya yang sedikit dari pada bilirubin indirek. Bilirubin direk dapat terjadi, namun
hasilnya mungkin menunjukan hasil maksimalnya 0,3 mg/dl. Sekitar 20-30 % dari total
konsentrasi bilirubin. Pada beberapa penyakit liver, kadar total bilirubin sekitar 1,2 mg/dl,
namun ketika konsentarsi bilirubin direk sekitar 0,3 mg/dl, keberadaan terjadinya penyakit
liver harus dipertimbangkan.2

Bilirubin IX diproduksi dari protoporfirin oleh mikrosomal heme oxygenase.


99,9% dari Bilirubin yang tidak terkonjugasi dalam sirkulasi terikat pada albumin. Menurut
ROC kurva rasio bilirubin atau albumin memotong nilai untuk memprediksi indikasi
bilirubin akut disfungsinya neurologik sekitar 8 mg/g dengan sensitifitas 100% dan
spesifiditas 94%. Beberapa studi menunjukan bahwa kadar dari bilirubin yang tidak terikat
terkait dengan meningkatnya kernikterus ketika berat badan naik dan meningkatnya ketika
hamil.2

9
BAB II
METODE PRAKTIKUM
II.1 Pelaksanaan
Tempat : Laboratorium Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran,
Universitas Airlangga
Tanggal : Selasa, 11 April 2017
II. 2 Prosedur
a. Prinsip
Tes bilirubin total di dasari pada reaksi antara bilirubin dan
garam diazonium dengan adanya difillin dan p- toulen asam
silfolik, pada produk akhir menjadi berwarna merah- ungu
substansi azobilirubin. Tes membutuhkan serum yang belum
terdelusi. Setelah masa inkubasi sekitar 75 detik, konsentrasi dari
serum albumin total ditentukan oleh mengukur perubahan refleksi
pada panjang glombang 546 nm dengan referensi pada kurva
1
kalibrasi. Pada bilirubin direk akan mudah bereaksi dengan
reagen seperti asam diazotis sulphanilik. Bilirubin direk
diperkirakan tidak ada faktor pelarut dan lebih lanjutnya estimasi
bilirubin dengan adanya faktor pelarut akan memberikan kadar
bilirubin total.
b. Metode
Menggunakan metode Jendrassik Grf dengan menggunakan
fotometrik sebagai pembacaan hasil
c. Alat dan bahan

1. Tabung venoject 8. Reagen T- nitrit (TNR)


2. Mikropipet 9. Reagen Bilirubuin direk
3. Waterbath
(DBR)
4. Fotometer
10. Reagen D- nitrit
5. Aquadest
6. Reagen standart (DNR)
7. Reagen Total Bilirubin 11. Sample: serum
(TBR)

9
12.
13.

14.

d. Tata Cara
15.
16.

Bilirubin

Direk Total

Blanko Sample Blanko Sample


1000L DBR 1000L DBR + 40 L
1000L TBR
1000L TBR + 40
DNR L TNR

Campur dan dinkubasi


Campur dan
inkubasi
2 menit 5 Menit

Serum
100L pada blanko Serum
dan sample 100L pada blanko dan
sample

Inkubasi
Suhu ruang, 5 menit Inkubasi
10- 30 menit pada
suhu ruang

Fotometer
P= C/F, =546nm; F=13

17.
18. BAB III
19. HASIL DAN PEMBAHASAN
20. III.1 Bilirubin Total
a. Hasil

21.
22. Bilirubin 23. Sample 24. Hasil (mg/dl)
No.
25. 28. 0,48
27. 1
1.
26. Total
29. 32. 2,57
31. 2
2.
33. 36. 0,03
35. 1
3.
34. Direk
37. 40. 1,35
39. 2
4.
41.

42. Harga Normal Bilirubin Direk : Dewasa 0,25 mg/dl


43. Harga Normal Bilirubin Total : Dewasa 1,1 mg/dl

44. Pada praktikumm kali ini menggunakan dua macam sample, dengan
dugaan sample pertama diambil dari orang normal yang kedua menggunakan
sample ikterus.

45. Pada praktikum ini menggunakan metode Jendrassik Grf yang


kemudian dibaca dengan fotometrik untuk dilihat absorbansinya.
Menggunakan dua sample yang berbeda orang untuk pemeriksaan bilirubin total
dan direk. Pada sample pertama pada bilirubin total ditemukan hasil 0,48 mg/ dl
dimana hasil tersebut normal karena dengan harga normal 1,1 mg/dl. Sedangkan,
pada sample kedua di dapatkan hasil 2,57 mg/dl hasil tersebut menunjukan bahwa
bilirubin diatas normal.

46. Pada pemeriksaan bilirubin direk juga menggunakan metode


Jendrassik Grf yang kemudian dibaca dengan fotometrik untuk
dilihat absorbansinya. Menggunakan dua sample yang berbeda
yang pertama di dapatkan hasil 0,03 mg/dl dengan harga normal
0,25 mg/dl yang berarti sample satu dibawah harga normal.
Kemudan hasil sample kedua 1,35 mg/dl yang menunjukan bahwa
hasil tersebut jauh di atas harga normal.

47. Bilirubin yang ada di dalam serum merupakan resultance dari


kecepatan ekskresinya. Mekanisme peningkatan bilirubin serum dapat berupa;
Produksi yang berlebih; Gangguan uptake, konjugasi dan ekskresi; Refluk pigmen
empedu akibat kerusakan hepatosit atau obstruksi saluran empedu. Pada Bilirubin
tak terkonjugasi dan bilirubin glukoronida dapat menumpuk secara sistemik dan
mengendap dalam jaringan, menimbulkan warna kuning ikterus. Perkataan ikterus
berarti jaringan tubuh berwarna kekuning-kuningan pada kulit dan jaringan dalam.
Penyebab umum ikterus adalah adanya sejumlah besar dalam cairan ekstraselular,
baik bilirubin terkonjugasi dan takterkonjugasi.
48.
49. Hiperbilirubinemia lebih banyak oleh gabungan antara bilirubin
direk dan bilirubin indirek ( bilirubin total ), yang berarti bahwa sampel kebanyakan
dari pasien yang menderita kerusakan pada hati. Hasil bilirubinuria positif pada
kadar bilirubin direk maupun indirek serum yang tinggi dapat diakibatkan oleh
adanya sampel serum yang hemolisis dan lipemik serta pasien yang melakukan
puasa dalam waktu yang lama.
50. BAB IV
51. KESIMPULAN
52.
53. Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan dengan hasil
sample pertama menujukan bilirubin total maupun direk menghasilkan dalam batas
normal, dapat dikatahkan bahwa orang coba sample satu tidak mengalami gangguan
fungsi hati atau bilirubinuria.

54. Pada orang coba sample dua menunjukan kadar bilirubin total dan
direk menghasilkan kadar di atas normal, dapat dikata kan bahwa orang tersebut
mengalami gangguan fungsi hati atau bilirubinuria.

55.

56.

57.

58.

59.

60.

61.

62.

63.

64.

65.

66.

67.

68.
69. DAFTAR PUSTAKA

70.

1. Dr. A. Westwood, 1991, The analysis of bilirubin in serum, From the Department
of Poi&m-ic. Bioi~hwnistry, Royal Hospital jiir Sick Children, Sciennes Road.
Edinburgh EH9 ILF, UK
2. Dr. P.V.Puppalwar, Dr Kalyan Goswami, Dr. Archana Dhok, 2012, Review on
Evolution of Methods of Bilirubin Estimation, Dept of Biochemistry, Associate
Professor, J.N.M.C, Sawangi
71.
3. Yoosoo Chang, Seungho Ryu, Yiyi Zhang, Hee Jung Son, Jang-Young Kim, Juhee
Cho, Eliseo Guallar, 2012, A Cohort Study of Serum Bilirubin Levels and Incident
Non-Alcoholic Fatty Liver Disease in Middle Aged Korean Workers, Department
of Occupational Medicine, Kangbuk Samsung Hospital and Sungkyunkwan
University School of Medicine, Seoul, South Korea
72.
4. Johan Fevery, 2008,Bilirubin in clinical practice,Laboratory of Hepatology,
University Hospital Gasthuisberg, Leuven, Belgium
73.

5. Lisa B. VanWagner, MD, MSc and Richard M. Green, MD,2014, Evaluating


Elevated Bilirubin Levels in Asymptomatic Adults, Division of Gastroenterology
and Hepatology, Department of Medicine, Northwestern University Feinberg
School of Medicine, Chicago, Illinois

74.
75.
76.
77.

Anda mungkin juga menyukai