Anda di halaman 1dari 25

No Kode: DAR2/PROFESIONAL/190/3/2022

PENDALAMAN MATERI BIOLOGI

MODUL 3
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MAKHLUK HIDUP

KEGIATAN BELAJAR 2
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN HEWAN

Penulis

Prof. Dr. Martina Restuati, M.Si


Prof. Dr. Fauziyah Harahap, M.Si
Dra. Cicik Suriani, M.Si
Drs. Puji Prastowo, M.Si
Ahmad Shafwan S. Pulungan, S.Pd, M.Si
Wasis Wuyung Wisnu Brata, S.Pd, M.Pd
Eko Prasetya, M.Sc
Nanda Pratiwi, S.Pd, M.Pd

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


2022

1
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
DAFTAR ISI 1
1. PENDAHULUAN 2
1.1. Deskripsi Singkat 2
1.2. Relevansi 2
1.3. Petunjuk Belajar 2
2. INTI 4
2.1. Capaian Pembelajaran 4
2.2. Pokok-pokok Materi 4
2.3. Uraian Materi 4
2.4. Forum Diskusi 20
3. PENUTUP 21
3.1. Rangkuman 21
3.2. Tes formatif 22
DAFTAR PUSTAKA 24

1
1. PENDAHULUAN
1.1. Deskripsi Singkat
Pada kegiatan belajar 1 sebelumnya, anda sudah mengetahui pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan. Sama halnya dengan tumbuhan, hewan juga
mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan dan perkembangan
pada hewan terjadi di seluruh bagian tubuhnya. Biasanya pertumbuhan dan
perkembangan ini diawali dari proses fertilisasi. Pertumbuhan dan perkembangan
pada hewan termasuk manusia dapat dibedakan menjadi dua fase utama, yaitu
pertumbuhan dan perkembangan embrionik serta pertumbuhan dan perkembangan
pasca embrionik.

1.2. Relevansi
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan peserta menjelaskan pertumbuhan
dan perkembangan pada hewan, mampu menjelaskan tentang fertilisasi,
pertumbuhan dan perkembangan embrio, perkembangan pasca embrionik dan
kematangan dan Kematian serta dapat menerapkan dan mengaplikasikan langsung
bagaimana pemanfaatannya untuk masyarakat umum. Apabila telah mampu
memahami dengan baik dan benar peserta dapat melanjutkan ke kegiatan belajar
selanjutnya dengan bimbingan instruktur dan fasilitator.

1.3. Petunjuk Belajar


Kegiatan belajar 2 ini menjelaskan tentang pertumbuhan dan
perkembangan hewan memberikan contoh dengan baik dan benar. Dalam kegiatan
ini, pertama sekali Anda harus memahami capaian dan sup capaian mata kegiatan
yang terpola di pokok- pokok materi. Setelah itu anda mempelajari setiap pokok
materi tersebut memlalui uraian materi, PPT, dan media lain yang ada di KB 2
Modul 3 ini. Pada uraian materi dilengkapi dengan contoh dan ilustrasi untuk
membantu anda memahami materi kegiatan belajar ini. Selanjutnya pendalaman
materi dilakukan pada forum diskusi. Pada forum diskusi ini, anda dan peserta
kuliah lain dan instruktur saling memberi respon terhadap permasalahan dan
pertanyaan yang ada di forum diskusi. Kemudian akhir kegiatan belajar 2 ini

2
dilengkapi dengan rangkuman dan dan soal-soal formatif dan anda harus
menjawab soal formatif tersebut. Apabila anda telah menjawab soal-soal formatif
tersebut, maka sistem akan menginformasikan nilai Anda. Anda diberi
kesempatan untuk mengulang menjawab soal-soal formatif tersebut jika nilai
Anda belum mencapai KKM. Nilai ujian yang sudah mencapai KKM akan
berwarna biru. Apabila Anda mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas ini,
konsultasikan dengan fasilitator. Setelah Anda merasa benar-benar menguasai
seluruh kegiatan belajar dalam modul ini, mintalah evaluasi dari fasilitator. Jika
Anda telah benar-benar menguasai kompetensi tersebut Anda dapat melanjutkan
kegiatan belajar berikutnya.

3
2. INTI
2.1. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan
Menguasai materi esensial Mata Pelajaran Biologi SMA termasuk advance
material materi bidang studi biologi yang mencakup:
1) keragaman dan keseragaman dalam makhluk hidup,
2) Struktur dan Fungsi dalam makhluk hidup,
3) Pertumbuhan, perkembangan dan diferensiasi,
4) Interaksi dan interdependensi,
5) Energi, materi dan organisasi kehidupan,
6) Prinsip emeliharaan keseimbangan yang dinamis dan
7) Pewarisan sifat dan Evolusi termasuk advance materials yang dapat
menjelaskan aspek ‘apa’ (konten), ‘mengapa’ (filosofi) dan ‘bagaimana’
(penerapan dalam kehidupan keseharian) dalam kerangka biologi sebagai
inkuiri.
Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan
Mampu menganalisis konsep dan prinsip-prinsip esensial pertumbuhan,
perkembangan dan diferensiasi makhluk hidup.

2.2. Pokok-pokok Materi


1. Fertilisasi
2. Pertumbuhan dan perkembangan embrio
3. Perkembangan pasca embrionik
4. Kematangan dan Kematian

2.3. Uraian Materi


Perhatikan contoh kasus berikut ini !!.
Ayam berawal dari telur, kemudian menetas menjadi anak ayam, dan lama
kelamaan menjadi ayam dewasa. Hal itu menunjukkan bahwa anak ayam
mengalami perubahan. Anak ayam yang baru keluar dari telur, tubuhnya kecil dan
ringan. Lalu, anak ayam tersebut tumbuh. Tubuhnya bertambah berat dan
bertambah tinggi. Selain perubahan ukuran tubuhnya, anak ayam pun mengalami

4
perubahan pada warna bulunya. Sama halnya dengan manusia dan tumbuhan,
hewanpun memerlukan makanan dan harus dirawat dengan baik, agar
pertumbuhan hewan dapat berlangsung dengan baik.
Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan terjadi di seluruh bagian
tubuhnya. Biasanya pertumbuhan dan perkembangan ini diawali dari proses
fertilisasi. Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan termasuk manusia dapat
dibedakan menjadi dua fase utama, yaitu pertumbuhan dan perkembangan
embrionik serta pertumbuhan dan perkembangan pasca embrionik
Kita ketahui bahwa pertumbuhan dan perkembangan saling berhubungan.
Pertumbuhan adalah penambahan sel-sel dan bobot tubuh yang bersifat
irreversible. Perkembangan adalah pertumbuhan yang disertai dengan
organogenesis dan diferensiasi struktur serta fungsi. Sebelum masuk ke tahap
fertilisasi, tahap yang pertama adalah pembentukan Spermatogenesis pada tubulus
seminiferous yang mengasilkan sel kelamin jantan (sperma) dan oogenesis pada
ovarium yang mengasilkan sel kelamin betina (ovum/sel telur).
Tahap em brio dimulai dari proses fertilisasi (penyatuan sel telur dan sperma), di
dalam oviduk pada organ reproduksi wanita. kemudian terbentuk zigot yang
mengalami proses pembelahan. Tahap embrio dikelompokkan menjadi beberapa
fase, yaitu fase morula, fase blastula, fase gastrula, fase diferensiasi, serta
organogenesis. Kita akan membahas setiap fase pertumbuhan dan
perkembangannya berikut ini.

2.3.1. Fertilisasi
Fertilisasi adalah proses penyatuan atau peleburan inti sel ovum (ovum)
dengan inti sel spermatozoa yang membentuk makhluk hidup menjadi zigot.
Meskipun zigot masih dalam bentuk satu sel, namun makhluk hidup ini tetap
disebut makhluk hidup baru, karena zigot adalah bentuk yang paling awal dari
semua mkhluk hidup yang berkembang menjadi embrio. Dari zigot inilah yang
akan berkembang menjadi embrio pada tahap kedua, keempat, morula, blastula,
dan akan terus berkembang dan berdiferensiasi membentuk organ-organ tubuh
sampai menjadi fetus dan lahir. Saat mencapai puncak pada pubertas, maka

5
aktivitas reproduksi akan dimulai kembali melalui proses gametogenesis dan
fertilisasi sehingga membentuk suatu siklus yang berkaitan.

a. Macam-macam fertilisasi
Fertilisasi dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu:
1. Fertilisasi eksternal, merupakan gamet-gamet yang dikeluarkan dari dalam
tubuh sebelum fertilisasi.
2. Fertilisasi internal, merupakan proses reproduksi yang proses pembuahannya
terjadi di dalam tubuh. Setelah proses pembuahan sel telur akan membentuk
membran fertilisasi untuk merintangi datangnya sperma lebih lanjut.
Terkadang sperma itu diperlukan untuk mengaktifkan sel telur.

b. Fungsi utama fertilisasi


Fungsi utama dari fertilisasi, yaitu:
1. Fungsi reproduksi
Fertilisaasi memungkinkan perpindahan unsur-unsur genetik. Jika pada
gametogenesis terjadi reduksi unsur genetik menjadi haploid (n), maka pada
proses reproduksi ini akan mengalami penggabungan materi genetic. Setelah
terjadi peleburan antara sel kelamin jantan dan sel kelamin betina akan
membentuk diploid (2n).
2. Fungsi perkembangan
Fertlisasi menyebabkan rangsangan pada sel telur untuk menyelesaikan proses
meiosisnya. Peleburan sel jantan dan betina akan membentuk zigot yang akan
berkembang menjadi embrio, fetus dan dewasa. Jika fertilisasi tidak terjadi
maka sel telur akan bertahan pada tahapan metafase II yang akan berdegradasi
tanpa mengalami proses perkembangan selanjutnya.

c. Tahapan fertilisasi
Tahapan-tahapan yang terjadi pada fertilisasi, yaitu:
1. Kapasitasi dan pematangan spermatozoa

6
Kapasitasi spermatozoa merupakan tahapan awal dalam fertilisasi. Sebelum
membuahi sel telur, spermatozoa harus melewati tahap kapasitasi dan reksi
akrosom terlebih dahulu. Kapasitasi merupakan suatu masa penyesuaian
spermatozoa di dalam saluran reproduksi betina/wanita. Pada manusia, masa
kapasitasi ini berlangsung kira-kira 7 jam. Selama itu suatu selubung
glikoprotein dari plasma semen dilepaskan dari selaput plasma yang
membungkus daerah akrosom spermatozoa, sehingga terjadi perubahan protein
pada seminal plasma, reorganisasi lipid dan protein membran plasma, AMP
meningkat, dan pH intrasel menurun.
2. Perlekatan spermatozoa dengan zona pellucida
Zona pellucida merupakan zona terluar dari ovum. Syarat agar sperma dapat
menempel pada zona pellucida adalah jumlah kromosom yang sama, baik
ovum maupun sel sperma. Karena hal ini menunjukkan salah satu ciri apabila
keduanya adalah indivisu yang sejenis. Perlekatan sperma dengan ovum
dipengaruhi adanya reseptor sperma yaitu protein (glikoprotein). Glikoprotein
pada sperma memiliki fungsi yang sama sebagai reseptor yang menstimulasi
fusi membran plasma dengan membran akrosom luar. Sehingga terjadi
interaksi anatara respetor dan lignin. Hal ini terjadi pada spesies yang spesifik.
3. Reaksi akrosom
Reaksi akrosom ini terjadi dekat dengan oosit. Sel sperma yang telah menjalani
kapasitasi mengakibatkan isi akrosom dari dari daerah kepala sperma akan
terlepas dan behubungan langsung dengan korona radiata ovum. Pada fase ini
hialuronidae yang dapat melarutkan korona radiata, trypsine-like agent dan
lysin-zone yang dapat melarutkan dan membantu sperma melewati zona
peluucida untuk mencapai ovum. Reaksi tersebut akan terjadi apabila sperma
masuk ke ovum.

Bagian akrosom spermatozoa mengeluarkan:


• Hialuroidase, suatu enzim yang dapat melarutkan senyawa hialuronid pada
korona radiata.

7
• Akrosin, suatu enzim protease yang dapat menghancurkan senyawa
glukoprotein pada zona pelusida.
• Antifertilizin, antigen terhadap oosit sekunder sehingga sperma dapat
melekat pada oosit sekunder.

Sedangkan oosit sekunder mengeluarkan fertilizin, yang tersusun dari


senyawa glikoprotein. Fertilizin berfungsi:
• Mengaktifkan sperma agar bergerak cepat.
• Menarik sperma secara kemotaksis positif.
• Mengumpulkan sperma di sekeliling oosit sekunder.
4. Penetrasi zona pellucida
Setelah terjadi reaksi akrosom, selanjutnya penetrasi zona pellucida yaitu
proses dimana sprma menembus zona pellucida. Hal ini terjadi karena adanya
jembatan yang terbentuk protein actin, kemudian inti sperma akan masuk. Hal
yang mempengaruhi keberhasilan proses ini adalah kekuatan ekor sperma, dan
kombinasi enzim autosomal.
5. Bertemunya sperma dan oosit
Apabila sperma telah berhasil menembus zona pellucida, sperma kan
menempel pada membran oosit. Penempelan ini terjadi pada bagian posterior
sperma yang banyak mengandung actin. Molekul sperma yang berperan berupa
glikoprotein yang terdiri dari proteinfertilin. Protein tersebut berfugsi untuk
mengikat membran plasma oosit sehingga menginduksi terjainya fusi. Sperma
harus menembus korona radiata dan zona pelusida yang membungkus oosit
sekunder. Baik sperma maupun oosit sekunder saling mengeluarkan enzim dan
zat tertentu yang saling mendukung sehingga sperma dapat menembus
pembungkus oosit sekunder. Bila sebuah sperma telah menembus oosit
sekunder, sel-sel granulosit di bagian kortek oosit akan mengeluarkan senyawa
tertentu yang menyebabkan zona pelusida tidak dapat ditembus oleh sperma
lain.

8
Gambar 1: Fertilisasi berlangsung di dalam tuba falopii
(sumber: Campbell, et.all. 2011)
Segera setelah sperma memasuki oosit sekunder, inti nukleus pada kepala sperma
akan membesar dan ekor sperma akan mengalami degenerasi, kemudian terjadi
penyatuan inti sperma yang mengandung kromosom haploid dan ovum yang
haploid sehingga terbentuk zigot yang mengandung kromosom diploid atau 46
buah kromosom.

Gambar 2: Terjadi penyatuan sperma dan ovum


(sumber: Campbell, et.all. 2011)
Kira-kira 24 jam setelah fertilisasi, zigot mengalami proses pembelahan
(cleavage) menjadi morula dan selanjutnya menjadi blastula. Mula-mula zigot
membelah menjadi beberapa buah sel dengan ukuran sama berbentuk bulat
menyerupai buah arbei yang disebut morula. Morula terus membelah hingga
membentuk rongga yang disebut blastocoel, pada fase ini embrio disebut blastula
(gambar 3). Blastula akan menempel dan terinplantasi pada endometrium. Sel-sel
bagian dalam blastula akan berkembang menjadi embrio yang terdiri atas tiga
lapis jaringan yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm. Ketiga lapis jaringan

9
tersebut akan mengalami organogenesis atau berkembang menjadi berbagai
macam organ.

Gambar 3: Pembelahan zigot hingga terbentuk blastocoel


(sumber: Campbell, et.all. 2011)

2.3.2. Pertumbuhan dan Perkembangan Embrio


Pertumbuhan dan perkembangan embrio pada hewan terjadi di seluruh
bagian tubuh hewan, berbeda halnya dengan tumbuhan yang hanya terjadi pada
bagian meristem saja. Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan diawali pada
proses pembuahan hingga mencapai usia dewasa.
Pada fase embrionik zigot yang terbentuk dari hasil pertemuan sperma dan
ovum akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan dengan proses
pembelahan sel.
1. Fase Morula. Pembelahan zigot yang terjadi secara mitosis. Hingga
membentuk sekumpulan seperti buah anggur yang disebut morula.
Pembelahan ini terus terjadi hingga membentuk bagian rongga disebut
blastosoel. Pada fase ini zigot mengalami pembelahan. Pembelahan sel
dimulai dari satu menjadi dua, dua menjadi empat, dan seterusnya. Pada saat
pembelahan sel terjadi pembelahan yang tidak bersamaan. Pembelahan yang
cepat terjadi pada bagian vertikal yang memiliki kutub fungsional atau kutub
hewan (animal pole) dan kutub vegetatif (vegetal pole). Antara dua kutub ini
dibatasi oleh daerah sabit kelabu (grey crescent).setelah pembelahan terjadi
pada bagian vertikal, kemudian dilanjutkan dengan bagian horizontal yang

10
membelah secara aktif sampai terbentuk 8 sel. Pembelahan sel berlanjut
sampai terbentuk 16-64 sel. Embrio yang terdiri dari 16-64 sel inilah yang
disebut morula.

Gambar 3. Tahap pembelahan 2 sel hingga 32 sel


(sumber: http://abisjatuhbangunlagi.wordpress.com/2012/12/30/pertumbuhan-dan-perkembangan)

Gambar 4. Tahap Morula Akhir


sumber: http://abisjatuhbangunlagi.wordpress.com/2012/12/30/pertumbuhan-dan-
perkembangan-
2. Fase Blastula. Blastulasi adalah proses yang menghasilkan blastula yaitu
sekelompok sel-sel blastoderm yang membentuk rongga penuh cairan sebagai

11
blastocoel. Pada akhir blastulasi, sel-sel blastoderm akan terdiri dari neural,
epidermal, notochordal, mesodermal dan endodermal yang merupakan bakal
pembentuk organ-organ. Terdapat dua lapisan yang sangat nyata dari sel-sel
datar membentuk blastocoel dan blastodisk berada di lubang vegetal
berpindah menutupi sebagian besar kuning telur. Pada blastula sudah terdapat
daerah yang berdifferensiasi membentuk organ-organ tertentu seperti sel
saluran pencernaan, notochord syaraf eksoderm, ectoderm, mesoderm, dan
endoderm.
Pada fase blastula terjadi pembagian sitoplasma ke dalam dua kutub yang
dibentuk pada fase morula. Konsentrasi sitoplasma pada kedua kutub tersebut
berbeda. Pada kutub fungsional terdapat sitoplasma yang lebih sedikit
dibandingkan dengan kutub vegetatif. Konsentrasi sitoplasma yang berbeda
menentukan arah pertumbuhan dan perkembangan hewan selanjutnya. Pada
fase ini kutub fungsional dan kutub vegetatif telah selesai dibentuk. Hal ini
ditandai dengan dibentuknya rongga di antara kedua kutub yang berisi cairan
dan disebut blastosol. Embrio yang memiliki blastosol disebut blastula.
Proses pembentukan blastosol disebut blastulasi. Setelah fase blastula selesai
ditanjutkan dengan fase gastrula.
Pada manusia, hasil pembelahan berbentuk suatu bola padat (morulla).
Lapisan luar dari blastula ini membentuk lapisan yang mengelilingi embrio
sebenarnya, sedangkan embrio dibentuk dari bagian morulla (inner cells mass
atau masa sel dalam). Lapisan luar (tropoblast) pada satu sisi masa sel dalam
melepaskan diri, membentuk suatu bentuk yang mirip suatu blastula dan
struktur ini disebut sebagai blastokista embrio akan menempel dan menetap
pada dinding uterus untuk periode waktu tertentu sampai embrio/fetus
dilahirkan. Berikut gambar terkait blastulasi

12
Gambar 5. Fase awal Blastula (sumber: www.ehd.org)

Gambar 6. Pembentukan rongga blastocoel (sumber: www.bittyduck.com)

3. Gastrula. Gastrulasi merupakan proses dimana sel-sel berkembang dan


bermigrasi dalam embrio untuk mengubah masa sel dalam tahap blastokista
menjadi embrio yang berisi tiga lapisan germinal primer. Ketiga lapisan ini
akan berkembang hingga membentuk organ. Migrasi sel-sel tersebut terjadi
secara terintegrasi yang dilakukan melalui berbagai macam gerakan
morfogenik. Hasil penting gastrulasi adalah bahwa beberapa sel pada atau
dekat permukaan blastula berpindah ke lokasi baru yang lebih dalam. Terjadi
transformasi blastula menjadi embrio berlapis tiga yang disebut dengan
gastrula. Saat blastula terinplantasi di uterus, masa sel bagian dalam
membentuk cakram pipih dengan lapisan sel bagian atas (epiblast) dan lapisan
sel bagian bawah (hipoblast). Embrio manusia akan berkembang secara
keseluruhan dari sel-sel epiblast, sementara sel-sel hipoblast membentuk
kuning telur (yolk sac). Gastrulasi terjadi melalui pergerakan ke arah dalam

13
sel-sel lapisan atas melalui primitive streak untuk membentuk mesoderm dan
endoderm.

Gambar 6. Lapisan germinal embrio


(sumber: Campbell, et.all. 2011)

Ketiga lapisan yang di hasilkan oleh gastrulasi itu adalah jaringan embrio
yang disebut sebagai ektoderm, endoderm dan mesoderm yang secara kolektif
disebut juga jarngan germinal embrio. Ektoderm membentuk lapisan luar gastrula,
endoderm melapisi saluransaluran pencernaan embrio dan mesoderm mengisi
sebagai ruangan diantara ektoderm dan endoderm. Pada akhirnya, ketiga lapisan
tersebut berkembang menjadi bagian tubuh individu dewasa. Sebagai contoh,
lapisan saraf manusia berasal dari ektoderm, lapisan paling luar saluran
pencernaan kita dan organ-organnya berasal dari endoderm dan sebagian besar
organ dan jaringan lain, seperti ginjal, jantung dan otot berasal dari lapisan
mesoderm. Dalam proses gastrulasi terjadi beberapa gerakan morfogenik.
Gerakan-gerakan morfogenik tersebut antara lain epiboli, involusi, konvergensi,
invaginasi, evaginasi, delaminasi, divergensi dan extensi.

Adapun hasil akhir dari proses gastrulasi ini adalah:


• Menghasilkan gastrula yakni embrio berlapis tiga (3 lapisan germinal)
dengan rongga pencernaan rudimenter (arkenteron),
• Tiga lapisan germinal hasil gastrulasi akan menjadi ciri umum
perkembangan pada sebagian filum hewan, yaitu tipe tubuh tripoblastik.

14
Ketiga lapisan tersebut (ektoderm, endoderm dan mesoderm) akan
berkembang menjadi berbagai jaringan dan organ dalam sistem tubuh
dewasa.

Diferensiasi dan Organogenesis


Pada fase ini mulai terjadi diferensiasi dan organogenesis pada struktur
dan fungsi set untuk menjadi jaringan yang spesifik. Proses ini dikendalikan oleh
faktor hereditas (gen) yang dibawa pada saat terjadi pembentukan kutub
fungsional dan kutub vegetatif. Pada akhirnya masing-masing bagian ektoderm,
mesoderm, dan endoderm akan mengalami diferensiasi menjadi organ-organ
sebagai berikut.
a. Lapisan ekstroderm akan membentuk organ-organ seperti saraf, hidung,
mata, kelenjar kulit dan berkembang menjadi jaringan epidermis.
b. Lapisan mesoderm akan berkembang membentuk organ ginjal, limpa,
kelenjar kelamin, jantung, pembuluh darah, getah bening, tulang dan otot.
c. Lapisan endoderm akan membentuk organ hati, pankreas, saluran
pencernaan, saluran pernapasan, kelenjar gondok, dan anak gondok .
Fase ini terjadi pada minggu ke-4 hingga minggu ke-8. Pada saat janin
berusia 14 minggu, organ sudah terbentuk lengkap. Janin terus mengalami
pertumbuhan dan penyempurnaan pada bagian-bagian organ tubuhnya,
hingga usia 9 bulan 10 hari sebagai usia yang normal bagi bayi untuk
dilahirkan

Dalam proses diferensiasi dan organogenesis, bagian lapisan sel-sel yang


berdekatan saling mempengaruhi. Sebagai contoh, bagian mesoderm akan
mempengaruhi ektoderm dalam diferensiasi untuk perkembangan alat gerak, yaitu
sebagian berasal dari sel-sel ektoderm dan sebagian dari sel-sel mesoderm.
Setelah organogenesis selesai, embrio yang disebut janin siap dilahirkan.

15
2.3.3. Perkembangan Pasca Embrionik
Pada tahapa pasca embrionik, terjadi pertumbuhan dan perkembangan
menjadi individu dewasa. Individu dewasa, artinya invidu yang siap menghasilkan
keturunan atau bereproduksi. Beberapa hewan invrtebrata mengalami regenerasi
atau metamorfosis selama pertumbuhan dan perkembangannya. Sedangkan hewan
vertebrata mengalami pertumbuhan dan perkembangan dari hewan muda menjadi
hewan dewasa.

Regenerasi
Regenerasi adalah proses perbaikan tubuh yang luka atau rusa. Proses ini
ditentukan oleh sel-sel batang dalam tubuh hewan yang belum mengalami
diferensiasi. Pada organisme yang berkembang biak secara aseksual, regenerasi
berarti juga sebagai proses reproduksi atau berkembangbiak. Contohnya: planaria.
Cacaing pipih (platyhelminthes) memiliki kemampuan regenerasi yang sangat
tinggi. Apabila tubuhnya dipotong, setia dari potongan akan menjadi individu
baru dan lengkap.

Metamorfosis
Metamorfosis adalah perubahan ukuran, bentuk, dan bagian-bagian tubuh
hewan dari suatu stadium ke stadium berikutnya. Metamorfosis merupakan proses
pertumbuhan dan perkembangan hewan dimana terjadi perubahan-perubahan
bentuk dari satu stadium ke stadium berikutnya hingga menuju individu dewasa.
Hewan yang mengalami metamorphosis contohnya serangga dan amfibi.

Metamorfosis serangga (insecta)


Berdasarkan tidak terjadinya atau terjadinya tahap metamorfosis yang dialami,
serangga dibedakan menjadi kelompok serangga ametabola, holometabola, dan
hemimetabola.
a. Ametabola
Ametabola merupakan organisme yang tidak mengalami metamorfosis
sempurna. Stadium yang dimiliki adalah stadium telur dan stadium imago

16
(dewasa). Contohnya kutu buku yang bertelur kemudian berkembang menjadi
dewasa tanpa melakukan metamorfosis.
b. Holometabola
Holometabola merupakan organisme yang mengalami metamorfosis sempurna.
Hewan ini memiliki stadium telur, larva, pupa, imago (dewasa). Contoh hewan
yang mengalami metamorfosis sempurna adalah kupu-kupu. Stadium telurnya
dapat kita amati pada daun, telur menjadi larva yang sangat aktif mencari
makan dengan cara memakan daun. Stadium larva terjadi beberapa kali
pergantian kulit yang disebut dengan ekdisis. Stelah itu, larva akan berubah
menjadi kepompong (pupa). Fase pupa merupakan fase istirahat. Setelah itu,
pupa akan berkembang menjadi kupu-kupu yang mampu terbang dan
berkembangbiak kembali. Contoh: kumbang, ngengat, semut, dan lebah.
c. Hemimetabola
Hemimetabola merupakan organisme yang mengalami metamorfosis tidak
sempurna. Stadium yang dimiliki oleh hewan ini adalah telur, larva (nimfa),
semi-imago, dan imago (dewasa). Contoh: kumbang, belalang, walang sangit,
dan kecoa.

Walaupun ada beberapa jenis serangga yang dalam perkembangan


hidupnya tidak mengalami metamorfosis, namun pada umumnya serangga
mengalami metamorfosis. Metamorfosis serangga dapat dibedakan menjadi
dua, yakni metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna.
Serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna misalnya
belalang, jangkrik, kecoa, dan lain-lain. Embrio dalam telur yang telah matang
akan keluar menjadi individu baru yang bentuknya menyerupai dewasanya,
tetapi sayapnya belum tumbuh dan belum berfungsi. Serangga muda ini disebut
nympa. Selanjutnya, secara bertahap nympa ini akan mengalami pertumbuhan
dan lima kali pergantian kulit hingga akhirnva menjadi dewasa. Tahapan
metamorfosis tidak sempurna pada serangga adalah sebagai berikut.
telur → nympa →imago/serangga dewasa

17
Untuk lebih mengenal perkembangan metamortosis tidak sempurna pada
belalang, perhatikan gambar di bawah ini!

Serangga yang mengalami metamorfosis sempurna misalnya kupu-kupu,


lebah, dan kumbang. Telur serangga yang mengalami metamorfosis sempurna,
setelah matang akan menetas menjadi serangga muda yang bentuk dan sifatnya
berbeda dengan dewasanya. Serangga muda ini disebut larva. fase larva ini sering
disebut fase makan, karena pada fase ini serangga muda hanya hidup untuk
mencari makan. Makanan itu sangat penting untuk pertumbuhan tubuhnva.
Setelah pertumbuhan mencapai ukuran tertentu, larva akan berubah menjadi
kepompong atau pupa. Setelah pupa matang maka serangga dewasa yang lemah
akan keluar. Beberapa waktu kemudian telah berubah menjadi serangga dewasa
yang sempurna. Jadi tahapan metamorfosis sempurna pada serangga adalah
sebagai berikut:
telur→ larva → pupa Imago
Untnk memahami perkembangan metamorfosis sempurna serangga, perhatikan
gambar metamorphosis pada kupu-kupu di bawah ini.

18
Metamorfosis Katak
Katak termasuk hewan amfibia, yakni hewan yang pada masa muda atau
larvanya hidup di air dan bernapas dengan insan, sedangkan dewasanya hidup di
lingkungan darat dan beniapas dengan paru-paru. Di samping itu sistem peredaran
larva katak atau berudu juga menyerupai ikan, sehingga untuk menuju ke
kedewasaan, katak mengalami metamorfosis. Secara sederhana, metamorfosis
pada katak adalah sebagai berikut. Saat baru menetas, katak bernapas dengan tiga
pasang insang luar. Selanjutnva insang luar ini berangsur-angsur menyusut diganti
oleh insang dalam. Pada umur 9 hari insang dalam telah terbentuk. Bersamaan
dengan itu terbentuk pula tutup insang, yang telah tampak sempurna pada umur
12 hari. Tungkai belakang tumbuh pada umur 2,5 bulan hingga 3 bulan,
bersamaan ini ekor lambat laun menyusut karena tertarik oleh badan.
Metamorfosis katak akan berakhir setelah 3 bulan. Dan katak menjadi
dewasa setelah berumur sekitar 1 tahun. Proses metamorfosis ini dipengaruhi oleh
suhu lingkungan. Untuk memahami tahapan metamorfosis dan daur hidup katak,
perhatikan gambar berikut.

Gambar 7. Metamorfosis Katak (sumber: Campbell, et.all. 2011)

19
2.3.4. Kematangan dan Kematian
Kematangan merupakan dari perubahan intracapsular (tempat terbatas) ke
fase kehidupan, hal ini penting dalam perubahan-perubahan yang terjadi secara
morfologi pada hewan. Evaluasi tingkat kematangan inti yang dinilai dengan cara
menghitung jumlah oosit pada setiap tahap pembelahan meiosis, mulai dari
germinal vesicle break down (GVBD), Metafase I (M I) dan Metafase II (M II).
Tahap GVBD ditandai dengan robeknya membran inti dan inti sudah tidak terlihat
jelas; M I ditandai dengan adanya kromosom homolog yang berpasangan dan
paralel dengan bidang ekuator dan M II (oosit matang) ditandai dengan adanya
badan kutub I dan susunan kromosom yang sama dengan tahap M I.
Kematian (abortus) merupakan ketidakmampuan fetus untuk bertahan
hidup sebelum waktunya dilahirkan. Namun fase terakhir pada tahapan
perkembangan telah selesai (organogenesis). Kematian awal dan pengeluaran
embrio (fetus) umumnya diklasifikasi sebagai infertilisasi. Kematian fetus ini
dapat dihubungkan dengan siklus pembelahan yang tidak normal. Siklus
pembelahan yang terlalu lama dan tidak menentu dapat menyebakan fetus abortus.
Berbagai macam penyebab dari abortus ini. Salah satunya adalah fenimena
dimana jumlah fetus yang jelas terlihat pada hasil ultrasonografi pada kehamilan
awal. Jaringan ini mengindiksikan bahwa fetus mengalami autolisis dan dicerna
(difagositosis) oleh sel-sel pertahanan di dalam darah. Rangkaian scan
ultasonografi pada pasien tersebut dapat menunjukkan kematian dan hilangnya
fetus di dalam uterus, biasanya terlihat pada umur 4-5 minggu kehamilan.

2.4. Forum Diskusi


1. Mengapa rokok dapat menghambat fertilisasi?
2. Fertilisasi adalah proses peleburan sel telur dan sel sperma hingga terjadi zigot.
Zigot inilah yang seterusnya berkembang menjadi janin berkelamin jantan/laki-
laki atau betina/perempuan. Jika suami istri menginginkan anak laki-laki, maka
kapankan waktu fertilisasi itu seharusnya terjadi? Mengapa demikian?

20
3. PENUTUP
3.1. Rangkuman
Selamat, Anda telah menyelesaikan kegiatan belajar 2 tentang
pertumbuhan dan perkembangan hewan. Hal-hal penting yang telah Anda pelajari
dalam kegiatan belajar ini adalah sebagai berikut.
• Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan serta manusia terdiri atas dua
tahap, yaitu tahap embrionik (pada saat dalam kandungan) dan tahap pasca-
embrionik (setelah dilahirkan).
• Tahap embrionik terdiri atas beberapa tahap, yaitu tahap morula, blastula,
gastrula, dan organogenesis.
• Tahap pasca-embrionik dimulai ketika hewan lahir atau menetas.
• Tahap pasca-embrionik pada manusia terdiri atas masa kanak-kanak, masa
remaja, masa dewasa, dan masa tua.
• Fertilisasi dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu: (1) Fertilisasi eksternal,
merupakan gamet-gamet yang dikeluarkan dari dalam tubuh sebelum
fertilisasi, (2) Fertilisasi internal, merupakan proses pembuahan yang terjadi
di dalam tubuh. Setelah proses pembuahan sel telur akan membentuk
membran fertilisasi untuk merintangi datangnya sperma lebih lanjut
• Morfogenesis merupakan suatu proses pembentukan sel yang dikendalikan
oleh ekspresi gen, yang memiliki 4 proses esensial yakni (1) Proliferasi,
merupakan proses menghasilkan banyak sel dari suatu sel, (2) Spesialisasi sel,
merupakan proses penciptaan sel karakteristik yang berbeda-beda pada posisi
yang berbeda, (3) Interaski sel, merupakan proses pengorgasnisasian perilaku
sebuah sel dengan sel tentangga, (4) Pergerakan sel, menysusun sel untuk
membentuk struktur jaringan dan organ.
• Perkembangan post embrionik merupakan pertumbuhan dan perkembangan
organisme/individu menjadi individu dewasa yakni invidu yang siap
menghasilkan keturunan atau bereproduksi. Beberapa hewan invrtebrata
mengalami regenerasi atau metamorfosis selama pertumbuhan dan
perkembangannya. Metamorfosis adalah peristiwa perubahan bentuk tubuh
secara bertahap yang dimulai dari larva hingga menjadi hewan dewasa.

21
3.2.Tes Formatif
Setelah anda mempelajari materi pertumbuhan dan perkembangan hewan,
selanjutnya jawablah pertanyaan berikut ini!
1. Dalam pertumbuhan dan perkembangan, pertumbuhan akan bertambah besar
karena ….
A. penambahan besar dan jumlah sel dalam jaringan
B. penambahan ukuran panjang sel dalam jaringan
C. penambahan jumlah sel dalam jaringan
D. penebalan dari dinding sel tumbuhan
E. penipisan dinding sel tumbuhan
2. Faktor internal yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan adalah ....
A. cahaya
B. hormon
C. kelembaban
D. genetik
E. DNA
3. Pada hewan hasil fertilisasi antara sel spermatozoa dengan gamet betina akan
menjadi ....
A. zigot
B. janin
C. fetus
D. embrio
E. gamet
4. Tahapan fase embrionik setelah fase zigot adalah ....
A. blastula
B. gastrula
C. morula
D. organogenesis
E. zigot
5. Peristiwa perubahan bentuk tubuh secara bertahap disebut ....
A. pertumbuhan

22
B. metamorfosis
C. perkembangan
D. metagenesis
E. organogenesis
6. Serangga dibawah ini mengalami metamorfosis tidak sempurna adalah ....
A. kupu-kupu
B. nyamuk
C. Belalang
D. kumbang
E. lalat
7. Pada kupu-kupu fase tertentu, larva, dalam hal ini ulat membungkus diri.
Didalam bungkus tersebut mengalami keadaan tidak aktif, disebut ....
A. nymfa
B. pupa
C. imago
D. telur
E. larva
8. Metagenesis pada hewan pada dasarnya sama dengan metagenesis pada
tumbuhan. Hewan mengalami pergiliran generasi ....
A. fase generatif (seksual) dan fase vegetatif (aseksual) secara bergantian
B. fase generatif (seksual )saja
C. fase vegetative (aseksual)
D. pembelahan mitosis dan miosis secara bergantian
E. pembelahan mitosis dan meiosis
9. Berikut adalah faktor - faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan hewan, kecuali ....
A. air
B. sinar matahari
C. aktivitas
D. hormon
E. Suhu

23
10. Setiap organisme mempunyai kemampuan untuk melakukan regenerasi. Ada
organisme yang kemampuan regenerasinya terbatas, ada juga yang tidak
terbatas. Organisme yang memiliki regenerasi tidak terbatas hingga dewasa
adalah ....
A. serangga
B. manusia
C. katak
D. amoeba
E. cacing tanah

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A. 2009. Biologi jilid 1 edisi delapan. Erlangga. Jakarta.

Campbell, NA., Reece, JB., Mitchel, LG. 2009. Biology (Eighth Ed.). San
Francisco: Pearson Education Inc.

Campbell, NA., Reece, JB., Mitchel, LG., 2011. Biology. 9th Ed. San Francisco:
Pearson Education, Inc.
Kimball, I.W. 1992. Genetika. Jakarta: Erlangga.

Manitto, Paulo. 1992. Biosintesis Produk Alami. Semarang: IKIP Semarang Press

Suryo. 1996. Genetika. Malang: Departemen Pendidikan Direktorat Jendral


Pendidikan.

Wirahadikusumah, M. 1985. Biokimia: Metabolisme Energi, Karbohidrat, dan


Lipid. Bandung: ITB Bandung.

https://www.e-sbmptn.com/2017/10/soal-biologi-metabolisme

24

Anda mungkin juga menyukai