Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK:

HAKEKAT, CIRI-CIRI, PRINSIP, FASE-FASE, DAN TEORI


PERKEMBANGAN

OLEH
KELOMPOK 4

LAOREN VALERINA SINAGA 7223142017


LATIFAH AZZAHRA NASIR 7221142010
MARIA FINSENSIA SIHALOHO 72231422020
KARINA LOLO LIMBONG 7222442002
JOSUA HUTAHAEAN 7223142029

JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI


FALKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas
kelompok 4 untuk mata kuliah Perkembangan Peserta Didiik, dengan bahan kajian:
HAKEKAT, CIRI-CIRI, PRINSIP, FASE-FASE, DAN TEORI PERKEMBANGAN

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
mata kuliah perkembangan peserta didik yang telah memberikan tugas kepada kami.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman
dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran
serta masukan bahkan kritikan yang membangun dari berbagai pihak. Dan kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua yang membacanya.

Medan , Agustus 2022

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………….. 2
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. 3
BAB 1 PENDAHULUAN ……………………………………………………… 4
1.1 LATAR BELAKANG……………………………………………………..... 4
1.2 RUMUSAN MASALAH…………………………………………………… 4
1.3TUJUAN MASALAH………………………………………………………. 4

BAB 2 PEMBAHASAN…………………………………………………………5
 ARTI PERKEMBANGAN………………………………………………..5-6
 TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN……………………………………6-9
 CIRI-CIRI PERKEMBANGAN…………………………………………..9
 PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN………………………………….10
 TEORI PSIKOANALISIS…………………………………………………11-14
 TEORI KOGNITIF………………………………………………………..15-16
 TEORI PERILAKU……………………………………………………….16-17
 TEORI KOGNITIF SOSIAL………………………………………………17
 TEORI KONSTEKSTUAL EKOLOGI……………………………………18-19
 ORIENTASI TOORITIS ELEKTRIK………………………………………19-20
BAB 3 PENUTUP…………………………………………………………….21
1.4 KESIMPULAN……………………………………………………………. 21
1.5 SARAN……………………………………………………………………. 21

DAFTAR PUSAKA………………………………………………………. 22

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Perkembangan peserta didik dapat diartikan suatu proses perubahan yang terjadi didalam
individu yang menyangkut aspek fisik ataupun psisikis menuju tingkat kedewasaanya.

Dari uraian di atas, maka akan memunculkan pertanyaan, hakekat, ciri-ciri, prinsip,
fase- fase, dan teori perkembangan.
Oleh sebab itu di dalam makalah ini kami akan menjelaskan bentuk dan pengertian
dari hakekat , ciri-ciri, prinsip, fase- fase, dan teori perkembangan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Dapat dirumuskan bahwa pokok permasalahan dari uraian latar belakang adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan hakekat dan ciri-ciri perkembanagan peserta didik?
2. Apa yang dimaksud dengan ciri-ciri dan prinsip perkembanagan peserta didik?
3. Apa yang dimaksud dengan fase-fase dan teori perkembangan?

1.3 TUJUAN MASALAH

4
1. Untuk mengetahui hakekat dan ciri-ciri perkembangan peserta didik
2. Untuk mengetahui ciri-ciri dan prinsip perkembangan peserta didik
3. Untuk mengetahui fase-fase dan teori perkembangan.

BAB II
Pembahasan

 HAKEKAT PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK


 ARTI PERKEMBANGAN

perkembangan berarti perubahan individu baik secara struktur atau fungsi organ
melalui kematangan dan proses belajar yang terjadi sepanjang hanyat hingga
meninggal dunia. 

Dalam perkembangan tidaklah terbatas pada semakin sempurna tetapi juga


terkandung serangkaian perubahan secara terus menerus secara pasti, melalui
suatu tahap yang sederhana ke tahap berikutnya yang semakin tinggi dan maju
walaupun sulit diukur dengan alat ukur.
a. Perkembangan:

Seorang bayi awalnya lahir dengan struktur jaringan dan fungsi organ yang
masih sederhana. Mereka hanya bisa berguling-guling belum bisa seutuhnya
bergerak dan semakin lama ada perubahan sedikit-demi sedikit. 

Bisa merangkak, tahu orang-orang disekitar, belajar berjalan dan belajar


berbicara sehingga otot dan kekuatan jaringan syarafnya semakin sempurna.
Setelah itu mereka dapat mengembangkan suatu perubahan dari proses
belajar. 

5
Anak yang dari kecil di ajari main sepak bola sehingga anak tesebut sudah
mendapatkan suatu pengalaman sehingga sampai dewasa mereka pintar
bermain sepak bola.  

Atau anak yang dari kecil sudah diajari computer saat tumbuh dewasa, anak
tersebut akan mengembangkan pengalamannya belajar computer. Karena
tidak dipungkiri bahwa pengalaman akan berpengaruh dalam proses
perkembangan individu. 

Tetapi perkembangan juga akan mengalami proses penurunan setelah


perubahan yang dialami sudah pada puncaknya. 

Dan setelah itu akan mengalami penurunan dan kerusakan sedikit demi sedikit
dari setiap jaringan, seperti seseorang yang mengalami penurunan dalam daya
ingatan dan fisiknya hingga individu itu meninggal dunia.

 PENGERTIAN PERTUMBUHAN MENURUT KBBI


Secara umum, perkembangan adalah proses berkembangnya sesuatu. Perkembangan
dapat mengacu pada beberapa hal berikut: Biologi perkembangan - studi tentang
bagaimana organisme tumbuh dan berkembang.

 Tahap – tahap Dalam Psikologi Perkembangan


Para ahli membedakan proses perkembangan menurut beragam fase yang ada di
kehidupan seseorang. Setiap periode perkembangan ini mewakilkan waktu ketika ada
tahap tertentu yang dicapai. Pada saat itu sebagian orang mungkin akan mengalami
tantangan dan para ahli psikologi perkembangan dapat membantu dengan masalah yang
dialami. Fase – fase perkembangan dalam psikologi perkembangan berupa tahap
perkembangan manusia dalam ilmu psikologi antara lain:

1. Prenatal Stage
Dari awal sebagai struktur makhluk satu sel hingga kelahiran, perkembangan pra natal
Anda berlangsung dalam urutan tertentu di tahapan psikologi perkembangan. Ada tiga
tahap dari perkembangan pra natal, yaitu:

A.Germinal Stage
Tahap ini berlangsung pada minggu pertama hingga kedua di dalam kandungan yang
dimulai ketika sperma bertemu dengan sel telur dan membentuk Zigot yaitu struktur
bersel satu hingga jenis kelamin dan susunan genetik janin ditentukan pada saat ini.
Selama minggu pertama di dalam kandungan, zigot akan membelah dan memperbanyak
diri menjadi dua, empat, delapan sel, dan seterusnya. Proses pembelahan sel ini disebut
Mitosis, sebuah proses yang rentan dan hanya sedikit zigot yang berhasil bertahan di dua
minggu pertama. Setelah lima hari mitosis menghasilkan 100 sel dan setelah 9 bulan ada
miliaran sel yang menjadi semakin khusus membentuk organ dan bagian – bagian tubuh.
Pada tahap germinal, massa sel belum melekat pada lapisan rahim ibu. Ketika itu terjadi,
maka sudah waktunya untuk tahap berikutnya.

6
B.Embryonic Stage
Berlangsung pada minggu ke 3 hingga minggu ke 8 dalam kehamilan. Setelah zigot
membelah selama 7-10 hari dan menghasilkan 150 sel, maka zigot akan turun melalui
tuba falopi dan menempel pada dinding rahim dan disebut embrio. Kemudian terjadi
pertumbuhan pembuluh darah, membentuk plasenta. Plasenta adalah struktur yang
tersambung dengan rahim yang menyediakan nutrisi dan oksigen dari ibu kepada embrio
yang berkembang di umbilical cord. Struktur dasar embrio mulai berkembang menjadi
area – area yang akan menjadi kepala, dada, dan perut. Selama tahapan ini jantung mulai
berdetak dan terbentuk organ tubuh yang juga mulai berfungsi. Saluran saraf membentuk
di bagia belakang embrio, berkembang menjadi otak dan tulang belakang.

C.Fetal Stage
Tahap ini berlangsung selama 9-40 minggu yang dimulai pada minggu ke 9 ketika
embrio mulai disebut sebagai janin. Pada tahap ini, janin hanya berukuran kecil dan
mulai menyerupai manusia ketika bentuknya berubah. Sejak minggu ke 9 – 12, alat
kelamin mulai terbentuk dengan berbeda. Sekitar usia 16 minggu, janin telah memiliki
jari tangan dan kaki, juga mulai ada sidik jari. Ketika mencapai usia enam bulan atau 24
minggu, beratnya dapat mencapai 1,4 pounds. Pendengaran juga sudah berkembang,
begitu juga organ dalam sehingga janin yang lahir prematur di usia ini memiliki
kesempatan hidup diluar kandungan ibunya.

2. Infancy Stage
Sejak kelahiran sampai tahun pertama seseorang, itu berarti ia berada pada fase bayi.
Sebagian besar dari bayi yang baru lahir menghabiskan waktunya dengan tidur. Pada
awalnya ia akan menghabiskan waktu siang dan malam untuk tidur, tetapi setelah
beberapa bulan bayi akan mulai terjaga pada siang hari. Periode ini berada pada usia
kelahiran hingga 18 atau 24 bulan. Banyak sekali kegiatan yang terjadi sebagai awal
seperti kemampuan berbahasa, berkembangnya pemikiran simbolis, mulai koordinasi
sensorimotor, dan juga belajar sosial yang akan dialami. Ketahui juga mengenai
perkembangan psikologi pada bayi dan tahap perkembangan kognitif anak.

3. Early Childhood
Periode dalam fase – fase perkembangan dalam psikologi perkembangan ini berlangsung
dari bayi sampai usia lima atau enam tahun, juga dikenal sebagai periode prasekolah.
Masa – masa sejak bayi hingga anak usia dini adalah waktunya pertumbuhan dan
perubahan yang luar biasa. Anak – anak kecil pada masa ini akan belajar untuk mandiri
dan menjaga dirinya semdiri, keterampilan mengenai kesiapan untuk bersekolah,
misalnya mengikuti perintah dan mengenali huruf, juga bermain dengan teman
sebayanya. Para psikolog perkembangan biasanya mengamati hal – hal fisik, kognitif,
dan pertumbuhan emosional yang terjadi pada periode perkembangan ini. Orang tua dan
ahli kesehatan seringkali fokus untuk memastikan agar anak tumbuh dengan layak,
menerima nutrisi yang cukup dan mencapai tahapan yang sesuai usianya.

7
4. Middle and Late Childhood
Fase – fase perkembangan dalam psikologi perkembangan ini berlangsung dari usia enam
hingga sebelas tahun atau sama dengan tahun yang dilalui anak di sekolah dasar. Pada
masa ini anak telah menguasai keterampilan dasar seperti menulis dan berhitung, juga
secara formal berhubungan dengan dunia yang lebih luas dan kebudayaan manusia.
Pengendalian diri juga semakin berkembang. Periode ini ditandai oleh kematangan fisik
dan peningkatan pengaruh sosial ketika anak bersekolah di tingkat dasar. Mereka mulai
menjalin pertemanan, mendapatkan kompetensi melalui pekerjaan sekolah dan terus
mengembangkan diri mereka sendiri yang unik. Ketahui juga mengenai perkembangan
psikologi pada masa pubertas, dan pendekatan dalam psikologi perkembangan peserta
didik.

5. Adolescence
Ini adalah fase – fase perkembangan dalam psikologi perkembangan yang memasuki
masa transisi dari masa awal anak – anak sampai awal dewasa, sekitar usia 10 hingga 12
tahun sampai 18 atau 22 tahun. Pada tahap ini terjadi pubertas yang ditandai dengan
perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat, tinggi badan, perubahan bentuk tubuh,
juga mulai muncul karakteristik seksual seperti pinggang membesar, tubuh kumis, buah
dada, dan sebagainya. Secara intelektual, pemikiran juga akan menjadi semakin logis,
abstrak dan mulai idealis, juga semakin banyak bergaul di luar keluarga. Adolescence
adalah periode dimana seseorang akan mulai mampu menarik kesimpulan berupa
hipotesis atau proposal, mengujinya dan membuat evaluasi yang rasional. Pemikiran
formal dari remaja dan dewasa cenderung deduktif, rasional dan sistematis. Pada usia ini,
anak – anak seringkali menguji batasan dan eksplorasi identitas baru ketika mereka mulai
mempertanyakan siapa dirinya dan mereka ingin menjadi siapa.

6. Early Adulthood
Fase – fase perkembangan dalam psikologi perkembangan ini berawal dari usia sekitar 35
tahun sampai 45 tahun hingga ke usia 60 tahunan. Pada masa inilah waktunya
memperluas keterlibatan dalam kegiatan sosial dan memperluas kegiatan pribadi.
Membentuk ikatan, keintiman, pertemanan dekat, memulai keluarga seringkali menjadi
tahapan yang kritis selama masa ini. Mereka yang dapat membangun dan
mempertahankan hubungan cenderung mengalami keterkaitan dan dukungan sosial
sementara yang mengalami kesulitan dengan beberapa hubungan mungkin bisa berakhir

8
merasa terasing dan kesepian. Ketahui juga mengenai peranan psikologi perkembangan
dalam perubahan sikap dan perilaku, perkembangan kognitif pada dewasa awal dan
faktor hereditas dalam psikologi perkembangan.

7. Middle Adulthood
Perkembangan kognitif pada dewasa akhir di fase ini cenderung berpusat pada
pengembangan tujuan dan kontribusi terhadap masyarakat. Menurut Erikson, konflik ini
berada pada stagnasi dan generativitas. Mereka yang dapat terhubung dengan dunia akan
memberikan kontribusi pada hal yang akan bertahan lebih lama darinya dan
meninggalkan tanda untuk generasi berikutnya dengan suatu tujuan. Aktivitas seperti
karir, keluarga, kelompok keanggotaan dan keterlibatan komunitas adalah semua hal
yang dapat berkontribusi pada perasaan generativitas ini.

8. Late Adulthood
Ini adalah salah satu dari fase – fase perkembangan dalam psikologi perkembangan yang
berada pada masa dewasa akhir atau pada usia 60-70 tahun hingga kematian. Disini
waktunya penyesuaian diri ketika kekuatan dan kesehatan berkurang, menata kehidupan,
pensiun dan juga menyesuaikan diri dengan peranan sosial baru yang mungkin saja
dialami. Tahun – tahun senior ini seringkali dianggap sebagai periode kesehatan yang
menurun, tetapi masih banyak orang usia lanjut mampu untuk tetap aktif dan sibuk di
usia 80 tahun dan 90 tahun. Masalah kesehatan yang meningkat mulai menandai periode
perkembangan ini, dan beberapa orang mungkin akan mengalami penurunan mental
seperti demensia dan alzheimer.

Psikologi perkembangan adalah suatu pendekatan yang bertujuan untuk menjelaskan


pertumbuhan, perubahan dan konsistensi melalui rentang waktu kehidupan. Psikologi
perkembangan mengamati bagaimana pola pikir seseorang, perasaan, dan perilakunya
dalam kehidupannya. Teori – teori dalam bidang ilmu ini difokuskan pada perkembangan
di masa kanak – kanak, karena ini adalah periode dalam rentang kehidupan seseorang
ketika perubahan paling banyak terjadi. Para ahli mempelajari bidang yang luas mengenai
biologis, sosial, emosi dan proses kognitif dari berbagai fase – fase perkembangan dalam
psikologi perkembangan.

 Cirir-ciri Perkembangan 

9
1. Terjadi perubahan ukuran : dalam aspek fisikterjadi perubahan dalam
tinggi dan berat badan serta anggota tubuh yang lainya. Dalam aspek psiskis
semakin matangnya kemampuan berfikir dan mengingat.
2. Terjadinya perubahan proposi : aspek fisisk ex: pada usia remaja prposi
tubuh anak mendekati ukuran usia dewasa. Aspek psikis ex : perubahan imajinasi
dari yang fantasi ke realita.
3. Lenyapnya tanda-tanda lama : aspek fisisk ex : lenyapnya gigi susu da
bulu-bulu halus pada anak-aak ketika memasuku usia remaja. Aspek psikis ex :
lenyapnya masa mengoceh dan perilaku implusif pada anak-anak.
4. Munculnya tanda-tanda baru : aspek fisik ex : tumbuhnya gigi tetap dan
matangnya hormon seksual pada yusia remaja. Aspek psikis ex : berkembangnya
rasa aingin tahu.

 Prinsip-prinsip perkembangan 

1. Perkembangan merupakan prosses yang tidak pernah


berhenti.Perkembangan, baik fisik maupun psikis berlangsung secara terus-
menerus sejak masa konsepsi sampai mencapai kematangan atau masa tua.
2. Semua aspek perkembangan saling mempengaruhiSetiap aspek
perkembangan individu baik fisik, intelektual, emosi, sosial, maupun moral-
spiritual satu sama lainya saling mempengaruhi. Ex: apabila seorang anak dalam
pertumbuhan fisiknya mengalami gangguan maka dia akan mengalami
kemandegan dalam aspek lainya.
3. Perkembangan mengikuti pola atau arah tertentuPerkembangan tejadi
secara teratur mengikut pola dan arah tertentu setiap tahap perkembangan
merupakan hasil perkembangan tahap sebelumnya. Pola perkembangan itu
sebagai berikut :
 Cephalocaudal (perkembangan itu dimulai dari kepala ke kaki, artinya yang tang
duluan itu bagian atas kemudian bagian bawah, dan tidak mungkin terbalik)dan perkembang itu
di bergerak dari tengah seperti paru-paru dan jantung ke bagian tubuh lainya.
 Struktur mendahului fungsi, yang berarti bahwa anggota tubuh individu akan
berfungsi setelah matang strukturnya.
 Perkembangan itu berdiferensiasi, yang berarti bahwa perkembangan fisik
maupun psikis berlangsung dari umu ke khusus. Ex: bayi mengoceh-ngoceh sebelum dia
berbicara dengan baik.

10
 Perkembangan berlangsung dri konkrit ke abstrak, yang berati bahwa
perkembanganitu berfose dari kemampuan berfikir konkret menuju abstrak.
 Perkembangan berlangsung dari egosentrisme ke prespektivisme, yang berarti
bahwa pada semulanya anak hanya mementingkan dirinya sendiri dan kebutuhan dirinya sendiri.
 Perkembangan berlangsung dari out-control ke inner-control, yang berarti bahwa
pada awalnya anak sangat tergantung kepada pengawasan atau bantuan orang lain  hingga
semakin dewasa di akan semakin mandiri.
 Perkembangan terjadi pada tempo yang  berlainanPerkembangan fisik dan psikis
mencapai tingkat kematangan terjadi pada tempo yang berbeda. Ex: otak anak mencapai bentuk
ukuran yang sempurna terjadi pada umur 6-8 tahun, tangan kaki dan hidunng mencapai bentuk
kesempurnaanya terjadi pada usia remaja.
 Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khasPrinsip ini dapat di jelaskan
dengan contoh: sampai usia 2tahu, anak memusatkan perhatianya untuk menguasai gerak-gerik
fisik dan belajar berbicara, dan pada usia 3-6 tahun perkembangan di pusatkan untuk menjadi
manusia sosial belajar bergaul dengan orang lain.
 Setiap individu yang normal akan mengalami fase perkembangan Individu yang
normal pasti akan mengalami fase dengan dimulai dari masa konsep, bayi, anak-anak,remaja,
dewasa, manula.
 TEORI PSIKOANALISIS
Teori psikoanalisis adalah teori yang berusaha menjelaskan hakikat dan perkembangan
kepribadian. Unsur-unsur yang diutamakan dalam teori ini adalah motivasi, emosi dan aspek-
aspek internal lainnya. Teori ini mengasumsikan bahwa kepribadian berkembang ketika
terjadi konflik-konflik dari aspek-aspek psikologis tersebut, yang pada umumnya terjadi pada
anak-anak atau usia dini
Menurut Freud, psikoanalisis mempunyai tiga arti. Pertama, istilah psikoanalisis digunakan
untuk menunjukkan sebuah metode penelitian terhadap proses-proses psikis yang
sebelumnya hampir tidak terjangkau oleh penelitian ilmiah. Kedua, istilah ini menunjukan
suatu teknik untuk menyembuhkan gangguan-gangguan kejiwaan yang dialami pasien
neurosis. Ketiga, istilah yang sama juga dalam arti lebih luas lagi untuk menunjukkan seluruh
pengetahuan psikologis yang diperoleh melalui metode dan teknik tersebut.
Teori psikonalisis dalam kajian ilmu psikologi sangat banyak membahas hal-hal mengenai
kepribadian. Selain itu, teori ini juga membahas mengenai mimpi, ketidaksadaran, neurosis,
struktur kepribadian, dan masih banyak lagi.
 Struktur Kepribadian
Dalam psikoanalisis freud, mulanya ia mengatakan bahwa kehidupan jiwa terdiri dari tiga
tingkat kesadaran yaitu Sadar (Conscious), PraSadar (PreConscious), dan Tak Sadar
(UnConscious). Penjelasan mengenai ini sudah ditulis di artikel sebelumnya dengan judul
Pikiran Bawah Sadar. Sampai dengan tahun 1920an, teori tentang konflik kejiwaan hanya
melibatkan ketiga unsur tersebut.

11
Tahun 1923, Freud mempopulerkan teori barunya tentang tiga model struktur kepribadian
yang lain, yaitu das Es, das Ich, dan das Ueber Ich. Saat ini lebih dikenal dengan Id, Ego
dan Superego.
Uniknya, struktur baru ini tidak menggantikan struktur lama yang sudah digunakan
melainkan melengkapinya. Ia berpendapat bahwa kepribadian merupakan suatu sistem
yang terdiri dari 3 unsur ini, yang masing memiliki asal, aspek, fungsi, prinsip operasi,
dan perlengkapan sendiri.
 das Es (Id)
Ini adalah sistem kepribadian yang asli (default) dari manusia sejak lahir menurut teori
psikoanalisis. Bagian ini berisi insting, impuls dan drives. Kebutuhan biologis dari
kepribadian yang berupa dorongan-dorongan instingtif yang fungsinya untuk
mempertahankan keseimbangan.
Misalnya rasa lapar dan haus muncul jika tubuh membutuhkan makanan dan minuman.
Dengan munculnya rasa lapar dan haus individu berusaha mempertahankan
keseimbangan hidupnya dengan berusaha memperoleh makanan dan minuman.
Id memiliki peran yang lebih besar dalam kepribadian manusia, bahkan lebih dari 50%
dibanding ego dan super ego. Id berada di area Unconscious, ia mewakili subjektifitas
yang tidak pernah disadari sepanjang usia dan memiliki sifat pleasure principle, yaitu
memperoleh kenikmatan dan menghindari rasa sakit.
Id berusaha mendorong manusia pada kondisi ideal, memuaskan segala kebutuhan saat
itu juga. Ia bekerja dengan dua cara yaitu tindakan refleks (reflex actions) dan proses
primer (primary process).
Tindakan refleks adalah reaksi otomatis yang sudah ada sejak lahir, contohnya adalah
berkedip, detak jantung, gerakan pupil, menangis, tertawa, senyum dll.
Proses primer adalah, reaksi menciptakan khayalan tentang hasrat ideal tersebut. Seperti
orang yang menginginkan makanan, ia akan membayangkan makanan yang ia inginkan
tersebut. Proses ini disebut pemenuhan hasrat (wish fulfillment), misalnya mimpi,
lamunan, serta halusinasi psikotik.
Id tidak dapat membedakan dan menilai benar-salah, sering disebut moral. Id hanya tahu
memenuhi kebutuhan. Ia bahkan tidak tahu bahwa khayalan yg diciptakan tidak benar-
benar memenuhi kebutuhannya atau tidak.
 das Ich (ego)
Dalam Teori Psikonalisis, Ego sangat berperan penting terhadap terlaksana atau tidaknya
dorongan pemenuhan kebutuhan yang muncul pada id. Ego adalah struktur kepribadian
yang berperan sebagai pemberi keputusan berdasarkan prinsip realita (reality principle).
Ia akan mencari jalan yang paling realistis untuk memenuhi kebutuhan Id, ego juga akan
mempertimbangkan insting mana yang akan terlebih dahulu dipuaskan/diprioritaskan.
Ego memahami bahwa ada nilai-nilai moral, ia berusaha memenuhi kebutuhan id dengan
mempertimbangkan juga apakah hal tersebut sesuai dengan aturan dan norma. Nilai dan
norma ini terdapat dalam superego. Dari carakerjanya, ego berada pada area kesadaran.
 das Ueber Ich (superego)

12
Secara sederhana Superego adalah moral dan etik dari kepribadian. Prinsip yang dipakai
superego adalah idealis (idealistic principle), ia juga memiliki kesamaan dengan Id yaitu
bersifat tidak realistis. Perbedaanya adalah ia berada pada ranah kesadaran seperti ego,
namun juga berbeda dari ego karena ia tidak realistis. 
Superego mendorong manusia untuk hidup secara sempurna dan idel, tentu saja hal
tersebut mustahil. Super ego dengan nilai moralnya bertentangan dengan id dengan
prinsip kenikmatan, ia sering kali mengontrol atau menghalangi sepenuhnya impuls dan
dorongan yg muncul melalui id. 
Superego mewakili elemen-elemen orang tua, agama, dan masyarakat. Ia tertanam dari
nilai dan norma yang diajarkan melalui orang tua mereka.
Diantara kedua prinsip tersebut egolah yang menjadi penengah, yang menjembatani
antara keduanya sehingga peran masing-masing prinsip tersebut berjalan dengan
harmonis dan selaras. Perilaku abnormal biasanya terjadi apabila ada konflik dari 3
bagian ini, karena seharusnya mereka dapat berperan seimbang dan sejalan.

 Dinamika Kepribadian
Freud menganggap dalam psikoanalisisnya, manusia merupakan sistem kompleks dari
energi yang diperoleh dari makanan dan mempergunakannya untuk berbagai hal. Hukum
kekekalan energi menyebutkan bahwa energi dapat berpindah dari satu tempat ke tempat
yang lainnya, tetapi tidak dapat dimusnahkan. 
Dari pemikiran inilah Teori Psikoanalisis berpendapat, bahwa energi psikis dapat
dipindahkan ke energi fisiologis dan sebaliknya. Titik hubung atau jembatan energi
tersebut menjadi kepribadian adalah id serta insting-instingnya.
 Insting
Naluri atau insting adalah suatu pola perilaku dan reaksi terhadap suatu rangsangan
tertentu yang tidak dipelajari tetapi telah ada sejak kelahiran suatu makhluk hidup dan
diperoleh secara turun-temurun (filogenetik). Insting adalah suatu reaksi yang komplek
dan tidak dipelajari (terlebih dahulu), yang menjadi sifat-sifat khas suatu species, seperti
membangun sarang pada tawon.
Naluri muncul sebagai karakteristik yang dimiliki suatu makhluk, misalnya hewan dalam
menghadapi lingkungan untuk memungkinkan kelangsungan hidupnya. Naluri juga
terdapat pada perilaku manusia yang kadang-kadang muncul pada situasi tertentu dan
sulit dijelaskan dasar-dasar timbulnya.
Freud juga mengatakan bahwa insting atau naluri adalah penggerak atau energi psikis
bawah sadar atau Id. Insting dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu Eros dan Thanatos.
Eros yg berarti insting hidup adalah kecenderungan dan dorongan untuk mempertahankan
kehidupan dan keturunan. Sedangkan Thanatos atau insting mati adalah kebalikan dari

13
naluri kehidupan, dorongan untuk merusak, agresi yang berakar pada libido, baik keluar
(sadisme) maupun kedalam (masokisme).
 Distribusi Energi
Dinamika kepribadian, menurut Psikoanalisis adalah tentang bagaimana energi psikis
didistribusikan dan dipergunakan oleh Id, Ego, dan Superego. Energi tersebut berasal dari
energi yang sama yaitu makanan yang dikonsumsi. 
Menurut Freud, jumlah energi itu terbatas yang menyebabkan semacam persaingan di
antara ketiga aspek kepribadian tersebut untuk menggunakannya. Jika salah satu sistem
tersebut lebih banyak menggunakan energi, maka aspek kepribadian yang lain menjadi
lemah.
Freud menyatakan bahwa pada mulanya yang memiliki energi hanyalah Id saja. Melalui
mekanisme yang oleh Freud disebut identifikasi, energi tersebut diberikan oleh Id kepada
Ego dan Superego.
 Kecemasan
Kecemasan adalah suatu keadaan tegang. Fungsi kecemasan adalah memperingatkan
sesorang akan adanya bahaya. Freud membedakan tiga kecemasan yakni :
 Kecemasan realitas
 Kecemasan neurotic
 Kecemasan moral / perasaan-perasaan bersalah
 Mekanisme Pertahanan Ego
Ketidakseimbangan peran antara 3 struktur yang dijelaskan di atas tadi sering kali
menyebabkan konflik sehingga muncullah gangguan-gangguan, seperti fobia, kecemasan,
depresi, kompulsi, dll. Mekanisme pertahanan ego (ego defence mechanism) sebagai
strategi yang digunakan individu untuk mencegah kemunculan terbuka dari dorongan-
dorngan das Es maupun untuk menghadapi tekanan das Uber Ich atas das Ich, dengan
tujuan kecemasan yang dialami individu dapat dikurangi atau diredakan. Freud
menyatakan bahwa mekanisme pertahanan ego itu adalah mekanisme yang rumit dan
banyak macamnya.
 Perkembangan Kepribadian
 Faktor-Faktor
Perkembangan kepribadian individu menurut teori Psikoanalisis Sigmund Freud
dipengauhi oleh faktor kematangan dan cara-cara sesorang mengatasi ketegangan.
Ketegangan sendiri dapat timbul karena adanya frustrasi, konflik, dan ancaman. Upaya
mengatasi ketegangan ini dilakukan individu dengan : identifikasi, sublimasi, dan
mekanisme pertahanan ego.

14
 TEORI KOGNITIF

A. Pengertian Kognitif
Kognitif adalah segala kegiatan seseorang yang berkaitan dengan proses belajar mengajar
dalam memahami sebuah peristiwa dan kemudian menjadi paham karenanya.Disinilah
praktek kecerdasan kognitif bekerja dalam memproses sebuah pengetahuan.
B. MENURUT PARA AHLI
 Menurut Williams dan Susanto
Pengertian Kognitif menurut Williams dan Susanto adalah bagaimana seseorang dalam
memecahkan sebuah masalah dilihat dari cara seseorang itu bertingkah laku, bertindak
dan cepat atau lambatnya.
 Menurut Neisser
Menurut Neisser kognitif itu hanya bicara tentang tiga konsep yaitu perolehan, penataan,
dan penggunaan pengetahuan. Jadi kognitif adalah bagaimana perolehan, penataan dan
penggunaan pengetahuan.
 Menurut Gagne
Menurut Gagne kognitif merupakan proses internalisasi ilmu pengetahuan yang terjadi
pada susunan saraf pusat ketika seseorang berfikir memahami sesuatu.
 Menurut Drever
Menurut Drever berpendapat bahwa kognitif istilah umum yang dipakai untuk memahami
sebuah metode pembelajaran. Metode pemahaman, yakni persepsi, penilaian, penalaran,
imajinasi, dan penangkapan makna adalah sepaket dengan kognitif.
C.Teori Belajar Kognitif

15
Pemahaman tentang teori belajar kognitif berarti memahami bahwa teori belajar yang
hanya memprioritaskan kepada proses belajar ketimbang pada hasil yang dicapai. Dalam
teori belajar kognitif ini tidak hanya berbicara tentang stimulus dan respon saja,
melainkan juga bagaimana perilaku seseorang dalam mencapai tujuan belajarnya.
Prinsip teori belajar kognitif dalam pembelajaran adalah sebagai berikut.
o Proses belajar lebih penting daripada hasil.
Sudah merupakan kewajiban mindset berpikir yang harus dibangun adalah proses lebih
penting daripada hasil. Mindset berpikir seperti itu akan lebih menghargai proses yang
dilalui seseorang. Ini penting dalam pembelajaran mencapai tujuan pembelajaran yaitu tekun
dan rajin. Pertama kali bangunlah mindset berpikir yang benar terlebih dahulu agar tidak
salah kedepannya.
o Persepsi dan pemahaman
Kemampuan menjaga persepsi dan pemahaman tentang proses adalah hal utama. Pencapaian
tujuan belajar menunjukkan tingkah laku seorang individu. Hal itu dilihat dari proses
seseorang belajar apakah menggunakan cara yang baik atau tidak. Jadi, persepsi dan
pemahaman disitulah yang penting dalam pembelajaran.
o Belajar Bertahap
Namanya pembelajaran itu belajar secara bertahap. Materi belajar dipisahkan menjadi
komponen kecil, lalu dipelajari secara terpisah. Belajar dari yang mudah terlebih dahulu
hingga yang paling susah. Tahap-tahap pembelajaran harus dilalui secara serius oleh sang
pembelajar atau murid.
o Pembelajar harus aktif
Keaktifan peserta didik saat pembelajaran merupakan suatu keharusan. Syarat wajib ini
menentukan keberhasilan seseorang dalam mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan.
Keaktifan murid turut mempercepat pemahaman pembelajaran suatu bidang ilmu.
o Berfikir kompleks
Pada kegiatan belajar, dibutuhkan proses berpikir yang kompleks. Berpikir kompleks
berguna untuk memahami informasi secara lengkap dan tepat. Sehingga pemahaman pun
tidak setengah-setengah akan suatu informasi. Bahkan jika pemahaman kita tidak
komprehensif terhadap suatu informasi bisa berdampak buruk buat diri kita sendiri. Apalagi
soal pemahaman suatu ilmu pengetahuan. 

 TEORI PERILAKU

 Pengertian Perilaku
Perilaku merupakan seperangkat perbuatan atau tindakan seseorang dalam
melalukan respon terhadap sesuatu dan kemudian dijadikan kebiasaan karena
adanya nilai yang diyakini. Perilaku manusia pada hakekatnya adalah tindakan atau
aktivitas dari manusia baik yang diamati maupun tidak dapat diamati oleh interaksi
manusia dengan lingungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan

16
tindakan. Perilaku secara lebih rasional dapat diartikan sebagai respon organisme
atau seseorang terhadap rangsangan dari luar subyek tersebut. Respon ini terbentuk
dua macam yakni bentuk pasif dan bentuk aktif dimana bentuk pasif adalah respon
internal yaitu yang terjadi dalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat
dilihat dari orang lain sedangkan bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu dapat
diobservasi secara langsung (Adventus, dkk, 2019).
 Perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari tiga faktor, yakni:
a. Faktor predisposisi (predisposing factors).
Faktor ini dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap
kesehatan, tradisi, dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan
dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan,
tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya. Contohnya dapat dijelaskan sebagai
berikut, untuk berperilaku kesehatan misalnya pemeriksaan kesehatan bagi ibu
hamil, diperlukan pengetahuan dan kesadaran ibu tersebut tentang manfaat
pemeriksaan kehamilan baik bagi kesehatan ibu sendiri maupun janinnya.
Kepercayaan, tradisi dan sistem nilai masyarakat juga kadang-kadang dapat
mendorong atau menghambat ibu untuk 10 pemeriksaan kehamilan. Misalnya,
orang hamil tidak boleh disuntik (periksa kehamilan termasuk memperolah
suntikan anti tetanus), karena suntikan bisa menyebabkan anak cacat. Faktor-
faktor ini terutama yang positif mempermudah terwujudnya perilaku, maka sering
disebut faktor pemudah.
b. Faktor pendukung (enabling factors).
Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan
bagi masyarakat, misalnya air bersih, tempat pembuangan tinja ketersediaan
makanan yang bergizi, dan sebagainya, termasuk juga fasilitas pelayanan
kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit (RS), poliklinik, pos pelayanan terpadu
(Posyandu), pos poliklinik desa (Polindes), pos obat desa, dokter atau bidan
praktik swasta, dan sebagainya. Masyarakat perlu sarana dan prasarana
pendukung untuk berperilaku sehat. Misalnya perilaku pemeriksaan kehamilan,
ibu hamil yang mau periksa kehamilan tidak hanya karena ia tahu dan sadar
manfaat pemeriksaan kehamilan melainkan ibu tersebut dengan mudah harus
dapat memperoeh fasilitas atau tempat periksa kehamilan, misalnya Puskesmas,
Polides, bidan praktik, ataupun RS. Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau
memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan, maka faktor faktor ini disebut
faktor pendukung atau faktor pemungkin. Kemampuan ekonomi juga merupakan
faktor pendukung untuk berperilaku kesehatan.
c. Faktor penguat (reinforcing factors).
Faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama
(toga), sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan, termasuk
juga di sini Undang-undang, peraturan-peraturan, baik dari pusat maupun
pemerintah daerah, yang terkait dengan kesehatan. Masyarakat kadang- kadang
bukan hanya perlu 11 pengetahuan dan sikap positif serta dukungan fasilitas saja
17
dalam berperilaku sehat, melainkan diperlukan juga perilaku contoh atau acuan
dari para tokoh masyarakat, tokoh agama, dan para petugas, lebih-lebih para
petugas kesehatan. Undang-undang juga diperlukan untuk memperkuat perilaku
masyarakat tersebut, seperti perilaku memeriksakan kehamilan dan kemudahan
memperoleh fasilitas pemeriksaan kehamilan. Diperlukan juga peraturan atau
perundang-undangan yang mengharuskan ibu hamil melakukan pemeriksaan
kehamilan.

 TEORI KOGNITIF SOSIAL


Teori sosial kognitif (social cognitive theory = teori kognitif sosial) adalah salah satu
teori belajar yang  menjelaskan pola-pola perilaku. Teori yang dikembangkan oleh Albert
Bandura sejak tahun 1960an ini menitikberatkan pada bagaimana dan mengapa orang
cenderung untuk meniru atau meneladani apa yang mereka lihat melalui media atau orang
lain. Teori sosial kognitif merupakan pengembangan dari teori belajar sosial yang
menyediakan kerangka kerja untuk memahami, memprediksi, dan merubah perilaku
manusia.

 TEORI KONSTEKSTUAL EKOLOGI

Teori kontekstual memandang perkembangan sebagai proses yang terbentuk dari


transaksi timbal balik antara anak atau seseorang,dan konteks perkembangan sistem
fisik,sosial,kultural,dan historis dimana interaksi tersebut terjadi. Jadi konteks satu
dengan yang lainnya itu saling berkaitan yang menimbulkan adanya timbal balik Daria
suatu interaksi tersebut.

 Ada dua teori KONSTEKSTUAL,yaitu teori etologis dan teori ekologis

1).Teori etologis

Teori etologis tingkah laku pada asal usul evolusi dari Tingkah laku dan tingkah laku
yang terjadi dalam lingkungan alam. Teori etologi mengenai perkembangan bahwa
perilaku sangat dipengaruhi oleh biologi,terkait dengan evolusi,dan ditandai oleh periode²
krisis atau sensitif (santrok,1988). Jadi, teori ini memandang bahwa perkembangan
psikologi seseorang itu berkembang karena faktor yang terkait dengan intern dari diri
orang tersebut bukan dari faktor eksternal atau lingkungan dimana orang tersebut tinggal.

Berbeda dengan Teori ekologis, teori ekologis merupakan kebalikan dari teori etologi
yaitu bahwa teori ini memberikan penekanan yang sama pada sistem
lingkungan.jadi,menurut teori ini lingkunganlah yang memberikan pengaruh pada

18
perkembangan psikologi seseorang. Tokoh utama teori ekologi adalah Urine
Brofenbrenner. Dekat dengan perkembangan ekologis bahwa konteks dimana
berlangsung perkembangan individu,baik kognitifnya,sosioemosional,kapasitas, dan
karakteristik motivasional,maupun partisipasi merupakan unsur-unsur penting bagi
perkembangan (Seifert dan Hoff Nung, 1994)

Brofenbrenner menggambarkan empat kondisi lingkungan dimana perkembangan


psikologi terjadi,yaitu:

a).MIKROSISTEM

Suasana dimana individu hidup dan saling berhubungan dengan orang lain. Konteks
ini meliputi keluarga,teman,sebaya,sekolah,dan lingkungan sosial lainnya.

b).Mesosistem

Hubungan antara dua atau lebih Mikrosistem atau hubungan beberapa


konteks.misalnya hubungan antara rumah dan sekolah

c). Ekosistem

Teori dari setting sosial dimana individu tidak berpartisipasi aktif,tetapi keputusan
bpenting yang diambil memiliki dampak terhadap orang-orang yang berhubungan
langsung dengannya.

d). Meliputi pembentukan sosial dan kebudayaan untuk menjelaskan dan


mengorganisir institusi kehidupan.Makrosistem direfleksikan dalam pola lingkar
Mikrosistem , Mesosistem,dan ekosistem yang dicirikan dari sebuah subkultur, kultur
atau konteks sosial lainnya yang lebih luas.

 ORIENTASI TOORITIS ELEKTRIK

Pengertian Teori elektrik

Teori elektrik juga dikenal sebagai konseling integratif. Hal ini tentu saja disebabkan
karena orientasi Teori elektrik adalah penggabungan teori-teori kenseling dengan
mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan pada masing-masing teori tersebut.

 KONSEP DASAR

19
Elektrik memandang kepribadian manusia sebagai bagian yang terintegrasi,bersifat
psikologis,mengalami perubahan yang dinamis, aspek perkembangan yang dipengaruhi
factor sosial budaya

 TUJUAN KONSELING

Sesuai dengan pemenuhan dasar yang ingin dicapai oleh individu,maka tujuan
pendekatan elektrik adalah membantu klien mengembangkan integritasnya pada level
tertinggi.Hal ini dapat dilihat dari sejauh mana klien dapat mengaktualisasikan diri
sekaligus memperoleh integritas.

 TAHAPAN-TAHAPAN EKLEKTIK

Tahapan yang dibawah ini adalah model tahapan konseling sistematik yang dirancang
oleh carkhuff (Latipun,2001) yang dibagi dalam enam tahapan yaitu:

1).Tahap eksplorasi masalah

2).Tahap perumusan masalah

3).Tahap perencanaan

4).Tahap tindakan/komitmen
5).Tahap penilaian dan umpan balik

20
BAB 3
PENUTUPAN

1.4 KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas, maka kami kelompok 4 dapat menyimpulkan bahwa perkembangan
adalah proses berkembangnya sesuatu, Maksudnya perkembangan dalam hal kepribadian
berkembang ketika terjadi konflik-konflik dari aspek-aspek psikologis. Pada intinya manusia itu
pasti berkembang baik dari segi pikiran, emosional, dan hal-hal yang lain.

1.5 SARAN
Menyadari bahwa makalah kelompok kami masih jauh dari kata sempurna, kritik dan
saran yang membangun, kami harapkan dari kawan kawan untuk menanambah wawasan
kita bersama.

21
DAFTAR PUSAKA

Ariyanti, Fitria. (2020). Pengertian Perkembangan dan Pertumbuhan.


( https://www.kompasiana.com/fitria-03/550039c6a33311c56f5103f7/pengertian-
perkembangan-dan-pertumbuhan, diakses 30-08-2022).

Retno, Devita. Fase – Fase Perkembangan Dalam Psikologi Perkembangan.


(https://dosenpsikologi.com/fase-fase-perkembangan-dalam-psikologi-perkembangan,
diakses 30-08-2022).

Scribd. Teori Kontekstual ( https://www.scribd.com/document/525574247/teori-


kontekstual, diakses 30-08-2022).

remajasampit.blogspot.com (2012) CIR I& CIRI PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN.


PPD
(HTTPS://WWW.ACADEMIA.EDU/37135007/CIRI_CIRI_PERKEMBANGAN_PESERT
A_DIDIK, DIAKSES TANGGAL 30 AGUSTUS 2022).
Safriyanti, Nimas. (2015) Teori Kontekstual dalam Psikologi Perkembangan
(https://www.kompasiana.com/nimas.safriyanti/5535ba636ea834b52bda4315/teori-
kontekstual-dalam-psikologi-perkembangan, diakses tanggal 30 agustus 2022).

Gramedia, Blog. Perkembangan Kognitif: Pengertian, Teori dan Tahapannya.

(https://www.gramedia.com/literasi/perkembangan-kognitif/, diakses 30-08-2022).

22
Komunikasi, Pakar. Teori Sosial Kognitif – Asumsi – Konsep.

(https://pakarkomunikasi.com/teori-sosial-kognitif, diakses 30-08-2022).

23

Anda mungkin juga menyukai