Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

“PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK”

Dosen pengampu :

Tuti Hardianti, S.Pd.,M.Pd.

OLEH
KELOMPOK 04
Nada Barokah T.MPI.1.2021.039
Delvi Hendri T.MPI.1.2021.055

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM SYEKH MAULANA QORI


INSTITUT AGAMA ISLAM SYEKH MAULANA QORI
(IAI) SMQ BANGKO FAKULTAS TARBIYAH
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan karuniaNya lah,
makalah yang berjudul “Perkembangan peserta didik” ini dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah ‘’psikologi pendidikan’’ pada semester
IV tahun ajaran 2023.
Dalam makalah ini, dijelaskan tentang semua yang berkaitan dengan perkembangan
peserta didik.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Tentu banyak sekali kekurangan dan kesalahan yang terdapat dalam makalah ini, untuk itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan dalam penyusunan makalah ke
depannya.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

BAB III PENUTUP............................................................................................................10


A. Kesimpulan........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................11
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Didalam seluruh jangka manusia, semenjak dalam kandungan sampai meninggal didalamnya

terjadi perubahan perubahan baik fisik maupun psikis. Perubahan perubahan tersebut terjadi

karena pertumbuhan dan perkembangan dalam dirinya.

Setelah mengalami masa kanak-kanak dan remaja yang panjang, seorang individu akan

mengalami masa dimana ia telah menyelesaikan pertumbuhannya dan mengharuskan dirinya

untuk berkecimpung dengan masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya. Dibandingkan

dengan masa-masa sebelumnya, masa dewasa adalah waktu yang paling lama dalam rentang

hidup yang ditandai dengan pembagiannya menjadi 3 fase yaitu; masa dewasa dini, masa dewasa

madya, dan masa dewasa lanjut (usia lanjut).

Masa dewasa dini biasanya dimulai sejak usia 18 tahun sampai dengan kira-kira usia 40 tahun

dan biasanya ditandai dengan selesainya pertumbuhan pubertas dan organ kelamin anak telah

berkembang dan mampu berproduksi. Pada masa ini, individu akan mengalami perubahan fisik

dan psikologis tertentu bersamaan dengan masalah-masalah penyesuaian diri dan harapan-

harapan terhadap perubahan tersebut. Masa dewasa madya sejak usia 40-60 tahun sedangkan

masa dewasa akhir yang disebut lanjut usia pada rentang usia diatas 60 tahun. Terdapat beberapa

tahap pada masa dewasa, mulai dari batasan usia, ciri khas perkembangan dewasa, tugas

perkembangan, dan perkembangan fisik, kognitif, emosi, sosial serta moral.

Dalam hal ini proses perkembangan peserta didik memiliki tahapan tahapan, diantaranya tahap

secara moral dan spiritual. Karena pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dilihat dari

tahapan tersebut memiliki keseinambungan yang begitu erat dan penting untuk dibahas, maka
kita menguraikannya dalam bentuk yang jelas baik dari segi teori sampai kaitannya dengan

pengaruh yang ditimbulkan.

B. Rumusan Masalah

1. apa itu perkembangan peserta didik?

2. apa saja aspek aspek perkembangan peserta didik?

3. Apa yang dimaksud dengan masa dewasa madya?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui defenisi perkembangan peserta didik

2. Untuk memahami aspek aspek yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan

peserta didik

3. untuk mengetahui dan memahami pembagian masa


BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi Perkembangan peserta didik

Perkembangan adalah serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari

proses kematangan dan pengalaman, bekerja dalam suatu proses perubahan yang

berkenaan dengan aspek aspek fisik atau psikhis atau perubahan tingkah laku dan

kemampuan sepanjang proses perkembangan individu mulai dari masa konsepsi sampai

mati.

Perkembangan sangat bergantung pada beberapa faktor, yaitu;

1. Heriditas

2. Lingkungan

3. Kematangan fisik dan psikis

4. Aktivitas anak sebagai subjek bebas berkemauan

Dalam arti anak bias mengadakan seleksi, bias menolak dan menyetujui serta mempunyai

emosi.

Beberapa pendapat para ahli mengenai pertumbuhan dan perkembangan diantaranya

adalah:

a. Reni akbar hawardi (2001) mengartikan perkembangan secara luas menunjuk pada

keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam

kualitas kemampuan, sifat dan ciri ciri yang baru.

b. C.p. chaplin mengartikan pertumbuhan sebagai satu pertambahan atau kenaikan

dalam ukuran dari bagian bagian tubuh atau organisme sebagai suatu keseluruhan.
c. F.j monks menyatakan perkembangan adalah suatu proses kearah yang lebih

sempurna tidak begitu saja dapat diulang kembali. Perkembangan menunjuk pada

perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diulang atau diputar kembali.

d. A. e. sinolungan mengartikan pertumbuhan menunjuk kepada kuantitatif, yaitu dapat

dihitung atau diukur, seperti panjang atau berat tubuh.

B. Aspek aspek pertumbuhan dan perkembangan peserta didik

Sejak awal tahun 1980 an semakin diakuinya pengaruh keturunan (ginetik) terhadap

perbedaan individu berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian perilaku genetic yang

mendukung pentingnya pengaruh keturunan menunjukkan tentang pentingnya pengaruh

lingkungan perilaku yang kompleks yang menarik minat para ahli psikologi (minsalnya

temperamen,kecerdasan dan kepribadian) mendapat pengaruh yang sama kuatnya baik

dari faktor faktor lingkungan maupun keturunan (ginetik)

Aspek apa saja kah yang mempengaruhi faktor ginetik? Menurut santrok (1992) banyak

aspek yang dipengaruhi faktor ginetik para ahli ginetik menaruh minat yang sangat besar

untuk mengetahui dengan pasti tentang variasi karakteristik yang dapat dipengaruhi oleh

faktor ginetik, kecerdasan dan temperamen merupakan aspek aspek yang paling banyak

ditelaah yang dalam perkembangannya dipengaruhi oleh keturunan.

a. Pertumbuhan fisik

Pertumbuhan manusia merupakan perubahan fisik menjadi lebih besar dan lebih

panjang dan proses nya terjadi sejak manusia belum lahir hingga ia dewasa masa

sebelum lahir merupakan pertumbuhan dan perkembangan manusia yang sangat

kompleks karena pada masa itu merupakan awal terbentuknya organ organ tubuh dan

tersusunnya jaringan saraf yang membentuk sistem yang lengkap.


Pertumbuhan fisik manusia setelah lahir merupakan kelanjutan pertumbuhan sebelum

lahir proses pertumbuhan fisik manusia dan langsung sampai masa dewasa selama

tahun pertama dalam pertumbuhannya ukuran panjang badannya akan bertambah

sekitar sepertiga dari panjang badan semula dan berat badannya akan bertambah

menjadi sekitar tiga kalinya.sejak lahir hingga dengan umur 25 tahun. Perbandingan

ukuran badan manusia dari pertumbuhan yang kurang proporsional pada awal

terbentuknya manusia (kehidupan sebelum lahir atau prenatal) samapi dengan

proporsi yang ideal dimasa dewasa.

b. Kecerdasan (intelek)

Intelek merupakan kata lain pikir, berkembang sejalan dengan pertumbuhan syaraf

otak karena piker pada dasarnya menunjukkan fungsi otak, maka kemampuan

intelektual yang lazim disebut dengan istilah lain kemampuan berfikir, dipengaruhi

oleh kematangan otak yang mampu menunjukkan fungsinya secara baik.

Adapun tahap tahap perkembangan kognitif menurut piaget yaitu sebagai berikut;

a. Tahap pertama;

Masa sensori motor (0.00-2.50 th) yaitu masa ketika bayi mempergunakan

syistem pengindraan dan aktivitas motoric untuk mengenal lingkungan.

b. Tahap kedua;

Masa pra-operasional(2.00-7.00th)

Ciri khas masa ini adalah kemampuan anak menggunakan symbol yang mewakili

sesuatu yang tidak ada.

c. Tahap ketiga;msa konkrit –operasional (7,00-11.00 th)

Anak mulai mengembangkan tiga macam operasi berpikir,yaitu ;


A).identifikasi ;mengenali sesuatu;

b).negasi mengingkari sesuatu;

c).reprokasi mencari hubungan timbale balik antara beberapa hal.

d.tahap keempat ;masa operasional(11.00-dewasa)

pada tahap ini seseorang bis memperkirakan apa yang mungkin terjadi ia dapat

mengambil kesimpulan dari sesuatu pernyataan yang telah di tentukan.

C. Pembagian Masa Dewasa: Dini, Madya, dan Lansia

Masa Dewasa Dini

Masa dewasa dini dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira 40 tahun, saat perubahan-

perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduksi.

Masa Dewasa Madya

Masa Dewasa madya masa dimulai pada umur 40 tahun sampai pada umur 60 tahun, yakni saat

baik menurutnya kemampuan fisik dan psikologis yang jelas nampak pada setiap orang.

Masa Dewasa Lanjut

Masa Dewasa Lanjut – senescence, atau usia lanjut dimulai pada umur 60 tahun sampai

kematian. Pada waktu ini baik kemampuan fisik maupun psikologis cepat menurun, tetapi teknik

pengobatan modern, serta upaya dalam hal berpakaian dan dandanan, memungkinkan pria dan

wanita berpenampilan, bertindak, dan berperasaan seperti kala mereka masih lebih muda.

Tugas Perkembangan Ketiga Masa di Atas

1. Tugas-Tugas Perkembangan dalam Masa Dewasa Dini

a. Mulai bekerja.

b. Memilih pasangan hidup.


c. Belajar hidup dengan suami/istri.

d. Mulai membentuk keluarga.

e. Mengasuh anak.

f. Mulai bertanggungjawab sebagai warga negara secara layak.

g. Mengelola/mengemudikan rumah tangga.

h. Menemukan kelompok sosial yang menyenangkan.

2. Tugas-Tugas Perkembangan dalam Masa Dewasa Madya

a. Memperoleh tanggung jawab sebagai orang dewasa yang berkewarganegaraan dan hidup

bermasyarakat.

b. Menetapkan dan memelihara suatu standar kehidupan ekonomi bagi kehidupan.

c. Membantu anak-anak remajanya untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan

bahagia.

d. Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang yang sesuai dengan orang

dewasa.

e. Menciptakan hubungan diri dengan suami atau istri sebagai pribadi yang baik.

f. Menerima dan menyesuaikan diri sehubungan dengan adanya perubahan-perubahan fisiologis

dalam masa dewasa akhir.

g. Menyesuaikan diri dengan kehidupan orang tua yang sudah lanjut usia.

3. Tugas-Tugas Perkembangan dalam Masa Dewasa Lansia

a. Menyesuaikan diri pada keadaan berkurangnya kekuatan fisik dan kesehatan.

b. Menyesuaikan diri dalam masa pensiun dan pendapatan yang berkurang.

c. Menyesuaikan diri dalam keadaan meninggalnya suami atau istri.

d. Menjalin hubungan yang rapat dengan teman-teman (kelompok) seusia.


e. Memenuhi kewajiban-kewajiban sebagai warganegara berkewajiban dalam hidup

bermasyarakat.

f. Menyusun keadaan hidup yang memuaskan dalam hal fisik.

Perbandingan Fisik antara Ketiga Masa Tersebut

 Masa Dewasa Dini

Orang dewasa dini secara umum berada di puncak kebugaran fisiknya. Meski demikian, proses

penuaan telah dimulai: tubuh mulai bertambah tua, tetapi setelah mencapai usia paruh baya

(madya) barulah mulai melihat efek-efek penuaan tersebut. Hanya perubahan-perubahan fisik

kecil yang tampak pada usia 20-30 tahun, tetapi setelah mencapai usia 40 tahun banyak orang

mulai menampakkan perubahan-perubahan fisik. Salah satu efek yang paling nyata adalah

hilangnya elastisitas kulit, terutama pada wajah. Ini mengakibatkan garis-garis dan kerutan-

kerutan yang dipandang sebagai salah satu tanda pertama penuaan. Kedua jender mulai sedikit

beruban atau perlahan mengalami penipisan rambut, kekuatan dan fleksibilitas juga mulai

menurun. Meski demikian, menghindari gaya hidup yang tidak sehat tampaknya akan

memperlambat penuaan tersebut

 Masa Dewasa Madya

Seperti halnya setiap periode dalam rentang kehidupan, usia madya pun diasosiasikan dengan

karakteristik tertentu yang membuatnya berbeda. Masa dewasa madya ini berlangsung dari umur

40-60 tahun. Dewasa madya adalah masa transisi seorang individu, dimana pria dan wanita

meninggalkan ciri-ciri jasmani dan perilaku masa dewasanya dan memasuki suatu periode dalam

kehidupan dengan ciri-ciri jasmani dan perilaku yang baru. Masa tersebut pada akhirnya akan

ditandai oleh perubahan jasmani dan mental. Pada usia 60 tahun biasanya terjadi penurunan
kekuatan fisik, sering pula diikuti oleh penurunan daya ingat. Ada beberapa pendapat tentang

masa dewasa madya, seperti:

a. Usia dewasa madya atau yang popular dengan istilah setengah baya, dari sudut posisi usia dan

terjadinya perubahan fisik maupun psikologis, memiliki banyak kesamaan dengan masa remaja.

b. Bila masa remaja merupakan masa peralihan, dalam arti bukan lagi masa kanak-kanak tetapi

belum bisa disebut dewasa, maka pada setengah baya, tidak dapat lagi disebut muda, tetapi juga

belum bisa dikatakan tua.

c. Secara fisik, pada masa remaja terjadi perubahan yang demikian pesat (menuju ke arah

kesempurnaan atau kemajuan) yang berpengaruh pada kondisi psikologisnya, sedangkan

individu setengah baya juga mengalami perubahan kondisi fisik, namun dalam pengertian terjadi

penurunan atau kemunduran, yang juga akan mempengaruhi kondisi psikologisnya.

Pada masa dewasa madya terjadi perubahan fungsi fisik yang tak mampu berfungsi seperti sedia

kala, dan beberapa organ tubuh tertentu mulai kehilangan (menurun) fungsinya. Melihat dan

mendengar merupakan dua perubahan yang paling menyusahkan paling banyak tampak dalam

dewasa tengah. Daya akomodasi mata untuk memfokuskan dan mempertahankan gambar pada

retina akan mengalami penurunan tajam antara usia 40 tahun keatas. Karena pada usia tersebut

aliran darah pada mata juga berkurang. Pendengaran mungkin juga mulai menurun pada usia ini

yaitu mulai memasuki usia 40. Meskipun kemampuan untuk mendengar suara-suara bernada

rendah tidak begitu kelihatan. Selain itu perubahan fisik pada masa ini antara lain: tumbuhnya

uban, kulit mulai keriput, gigi yang menguning, tulang-tulang bergeser lebih dekat antara yang

satu dengan yang lainnya, sulit melihat objek-objek yang dekat, penurunan pada sensitivitas

pendengaran, dan menopause dengan perubahan-perubahan hormonal yang mengakibatkan


hilangnya kemampuan untuk bereproduksi di masa dewasa pertengahan (madya) hingga akhir

(lanjut usia).

 Masa Dewasa Lanjut

Sama seperti setiap periode lainnya dalam dalam rentang kehidupan seseorang, usia lanjut

ditandai dengan perubahan fisik dan psikologis tertentu. Perkembangan fisik pada masa ini

terlihat pada perubahan perubahan fisiologis yang bisa dikatakan sangat mengalami kemunduran,

perubahan perubahan biologis yang dialami pada masa lansia yang terlihat adanya kemunduran

tersebut sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan dan terhadap kondisi psikologis.

Perkembangan masa dewasa akhir atau usia lanjut, membawa penurunan fisik yang lebih besar

dibandingkan dengan periode periode usia sebelumnya.

Pada umumnya perubahan pada masa lansia meliputi perubahan dari tingkat sel sampai kesemua

sistem organ tubuh, diantaranya sistem pernafasan, pendengaran, penglihatan, sistem persendian,

sistem metabolisme, sistem reproduksi, sistem pencernaan, kekebalan tubuh dan lain-lain.

Perbandingan Intelektual Antara Ketiga Masa

 Masa Dewasa Dini

Beberapa ahli psikologi dan pengukuran menyatakan bahwa pada masa dewasa muda tidak ada

peningkatan IQ yang berarti, paling tinggi pada masa ini hanya meningkat 5 point saja.

Walaupun demikian, kualitas kemampuan berpikir kelompok dewasa masih terus berkembang

lebih meluas atau komprehensif dan mendalam.

Menurut anggapan Piaget, kapasitas intelek dewasa dini tergolong masa operasional formal,

bahkan kadang-kadang mencapai masa post-operasi formal. Taraf ini menyebabkan masa dewasa
dini mampu memecahkan masalah yang kompleks dengan kapasitas berpikir abstrak, logis, dan

rasional.

 Masa Dewasa Madya

Orang dewasa madya mampu memasuki dunia logis yang berlaku secara mutlak dan universal

yaitu dunia idealitas paling tinggi. Orang dewasa madya mampu menyadari keterbatasan baik

yang ada pada dirinya maupun yang berhubungan dengan realitas di lingkungan hidupnya. Orang

dewasa dalam menyelesaikan masalahnya juga memikirkannya terlebih dulu secara teoritis. Ia

menganalisis masalahnya dengan penyelesaian berbagai hipotesis yang mungkin ada. Atas dasar

analisanya ini, orang dewasa lalu membuat sesuatu strategi penyelesaian secara verbal. Yang

kemudian mengajukan pendapat-pendapat tertentu yang sering disebut sebagai proporsi,

kemudian mencari sintesa dan relasi antara proporsi yang berbeda-beda tadi.

 Masa Dewasa Lanjut

Kemerosotan intelektual pada lansia pada umumnya merupakan sesuatu yang tidap dapat

dihindarkan, disebabkan berbagai faktor, seperti penyakit, kecemasan, atau depresi. Timbulnya

penyakit pikun pada orang dewasa lanjut, membuat individu itu dalam kehidupannya mengalami

ketidakteraturan. Pada usia inilah diperlukan perhatian yang lebih dari orang-orang terdekat

untuk mengarahkan dan menuntun orang dewasa lanjut dalam melakukan suatu hal, seperti

mengarahkan dalam menaruh benda sesuai dengan tempatnya dan mengingatkannya menaruh

benda itu dimana ketika dibutuhkan. Tetapi kemampuan intelektual lansia tersebut pada dasarnya

dapat dipertahankan. Salah satu faktor untuk dapat mempertahankan kondisi tersebut adalah

dengan menyediakan lingkungan yang dapat merangsang ataupun melatih keterampilan

intelektual mereka, serta dapat mengantisipasi kepikunan.

Perbandingan Perkembangan Emosi


Emosi adalah luapan perasaan yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang

keadaan mental dan fisik serta berwujud suatu tingkah laku yang tampak. Orang yang dewasa

secara emosional dapat memiliki kemampuan menerima emosi, cara menguasai emosi, serta

bagaimana cara ia meluapkan emosinya. Berikut ini perbedaan perbandingan perkembangan

emosi pada masa dewasa dini, dewasa madya, dan dewasa lansia:

1. Perkembangan emosi pada masa dewasa dini

Pada masa dewasa dini perkembangan emosi akan nampak cenderung mengalami masa

ketegangan emosional yaitu berupa tak terkendalinya emosi, cenderung labil, mudah resah,

mudah memberontak. Masa dewasa awal adalah masa dimana motivasi untuk meraih sesuatu

sangat besar yang didukung oleh kekuatan fisik yang prima. Sehingga, ada steriotipe yang

mengatakan bahwa masa remaja dan masa dewasa awal merupakan masa yang lebih mengutakan

kekuatan fisik di banding kekuatan rasio dalam menyelesaikan suatu masalah.

2. Perkembangan emosi pada masa dewasa madya

Pada masa dewasa madya terjadi perbedaan pola emosi antara laki-laki dan perempuan. Pada

laki-laki, masa karirnya telah habis (memasuki pensiun) dalam hal ini akan mengalami frustasi

dan beban pikiran sehingga berpengaruh pada emosinya. Sedangkan emosi pada perempuan akan

cenderung lebih stabil, namun lebih cepat mengalami masa menopause.

Perubahan yang bersifat psikis pada masa dewasa madya:

 Terjadi kegoncangan jiwa, seolah-olah tidak menerima suatu kenyataan

 Kaku dan canggung karena penampilannya ingin menyerupai pemuda, tapi kondisi fisiknya

sudah tua

 Bersifat introvert, kritis dalam mendidik anak, sering cemas, serta suka tidur.
 Usia berbahaya, karena sering terjadi percekcokan dan krisis dalam kehidupan keluarga

 Terjadi proses penyesuaian dan penyeimbangan atas perubahan fisik berkat kematangan cara

berfikir, dengan itu mereka mampu mencapai titik puncak dalam usaha dan karirnya

 Penghayatan dan pengamalan agama sangat meningkat

3. Perkembangan emosi pada masa dewasa lansia

Usia dewasa akhir lebih temperamen dari segi emosi. Perihal tersebut disebabkan oleh faktor

fisik yang semakin mengalami kemunduran sehingga berpengaruh pada segi psikis termasuk

emosionalnya. Sebagian besar lansia kurang siap dalam memasuki masa tua. Yang menyebabkan

para lansia kurang dapat menyesuaikan diri. Munculnya rasa tersisih, tidak dibutuhkan lagi,

ketidak-ikhlasan menerima kenyataan baru seperti penyakit yang tak kunjung sembuh, kematian

pasangan, merupakan sebagaian kecil dari keseluruhan perasaan yang tidak enak yang harus

dihadapi para lansia.

Lansia yang masa lalunya sulit dalam menyesuaikan diri akan cenderung menjadi semakin sulit

menyesuaikan diri pada masa-masa selanjutnya. Yang dimaksud penyesuaian diri pada lansia

adalah kemampuan orang yang berusia lanjut untuk menghadapi tekanan akibat perubahan-

perubahan fisik, psikologis yang dialaminya serta kemampuan untuk mencapai keselarasan

antara tuntutan dari dalam diri dengan tuntutan dari lingkungan, yang disertai dengan

kemampuan mengembangkan mekanisme psikologis yang tepat sehingga dapat memenuhi

kebutuhan-kebutuhan dirinya tanpa menimbulkan masalah baru.

Perbandingan Perkembangan Sosial dan Moral

1. Pada Masa Dewasa Dini

Untuk perkembangan sosialnya pada masa ini disebut masa krisis sosial. Hal ini dikarenakan

adanya tekanan pekerjaan dan keluarga. Peran sosial sering terbatas sehingga mempengaruhi
persahabatan, pengelompokkan sosial serta nilai-nilai yang diberikan pada popularitas individu.

Perkembangan moral dewasa dini juga tidak lepas dari keterkaitan dengan penguasaan tugas

perkembangan yang menitikberatkan pada harapan sosial. Tuntutan untuk melakukan tanggung

jawab secara moral atas segala perilaku dan keputusan hidup merupakan suatu hal yang menjadi

pegangan individu dalam hidup di masyarakat. Perkembangan sosial masa dewasa dini ini dibagi

menjadi 4 pendekatan klasik:

-Normative – Stage Models

-Timing of Events Model

-Trait Model

-Typological Models

2. Pada Masa Dewasa Madya

Menurut Fowler, pada masa ini individu mampu mengambil dan melakukan tanggung jawab

secara penuh terhadap yang diyakininya. Sering kali konsekuensi yang paling buruk akibat dari

keyakinan tersebut harus ditanggungnya. Masa dewasa ini telah memasuki masa post-

conventional yaitu mampu menguji secara mandiri keyakinan atau kepercayaan yang terlepas

dari pengaruh orang lain atau kelompok masyarakat. Ciri-ciri yang menyangkut sosial dan moral

pada masa ini antara lain:

a) Periode yang ditakuti dilihat dari seluruh kehidupan manusia.

b) Pada masa transisi, dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan prilaku masa

dewasanya memasuki suatu periode dalam kehidupan dengan ciri-ciri jasmani dan prilaku yang

baru.

c) Masa berprestasi. Menurut Erikson, selama usia madya ini orang akan menjadi lebih sukses

atau sebaliknya mereka berhenti (stagnasi).


d) Pada masa dewasa madya ini perhatian terhadap agama lebih besar dibandingkan dengan

masa sebelumnya, dan kadang-kadang minat dan perhatiannya terhadap agama ini dilandasi

kebutuhan pribadi dan sosial.

Santrock (2002) menekankan bahwa perkembangan emosi sosial, dan moral yang menjadi titik

perhatian pada masa ini adalah berkenaan dengan beberapa hal, yaitu :

-Hubungan Persaudaraan dan Persahabatan

Hubungan dengan saudara semakin meningkat pada usia ini. Pada masa ini biasanya individu

mulai dituntut untuk membimbing masa-masa sebelumnya. Begitupun dengan persahabatan

dengan beberapa teman, pada masa ini mengalami peningkatan. Berbagai aktivitas sosial

maupun olahraga merupakan beberapa hal sering dilakukan bersama.

-Pengisian Waktu Luang

Individu pada masa dewasa madya atau tengah pelu menyiapkan diri untuk masa pensiun, baik

secara keuangan maupun psikologis. Membangun dan memenuhi aktivitas-aktivitas waktu luang

merupakan bagian yang penting untuk persiapan masa pensiun, sehingga peralihan ke masa usia

lanjut tidak begitu menekan individu yang dapat menyebabkan cemas.

-Hubungan Antar Generasi

Keterdekatan antar generasi terlihat semakin dekatnya anak-anak yang beranjak dewasa dengan

orangtuannya, terutama ibu dan anak perempuannya.

Selain hal-hal yang sudah Hurlock (1991) menambahkan bahwa tingkat keberhasilan pria dan

wanita dalam menyesuaikan diri pada masa dewasa madya dapat dinilai dari empat kriteria, yaitu

: prestasi, tingkat emosional yang diartikan seberapa tegang individumenghadapi konflik-konflik

pada usia ini, pengaruh perubahan fisik, dan rasa bahagia pada usia tersebut.
3. Pada Masa Dewasa Lansia

Secara segi moral, usia dewasa akhir lebih cenderung tidak peduli lagi dengan norma-norma atau

aturan-aturan yang ada di lingkungan tersebut. Hal ini dikarenakan banyaknya terjadi

kemunduran dalam fisiknya yang berakibat berdampak pada moralnya.

Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial para lansia menurun, baik secara kualitas maupun

kuantitasnya sehingga hal ini secara perlahan mengakibatkan terjadinya kehilangan dalam

berbagai hal yaitu: kehilangan peran ditengah masyarakat, hambatan kontak fisik, dan

berkurangnya komitmen.

Menurut Erikson, perkembangan psikososial masa dewasa akhir ditandai dengan tiga gejala

penting, yaitu keintiman, generatif, dan integritas.

Implikasi Pada Pendidikan

Pendidikan orang dewasa telah dirumuskan dan diorganisasikan secara sistematis sejak tahun

1920. Pendidikan orang dewasa menurut Pannen (dalam Suprijanto, 2007: 11) dirumuskan

sebagai suatu proses yang menumbuhkan keinginan untuk bertanya dan belajar secara

berkelanjutan sepanjang hidup. Belajar bagi orang dewasa berhubungan dengan bagaimana

mengarahkan diri sendiri untuk bertanya dan mencari jawabannya. Menurut Suprijanto (2007:

11) mengungkapkan bahwa pendidikan orang dewasa (andragogy) berbeda dengan pendidikan

anak-anak (paedagogy). Pendidikan anak-anak berlangsung dalam bentuk identifikasi dan

peniruan, sedangkan pendidikan orang dewasa berlangsung dalam bentuk pengarahan diri sendiri

untuk memecahkan masalah. Knowles (dalam Basleman dan Mappa, 2011: 126), menegaskan

bahwa pembelajaran orang dewasa akan berhasil dengan baik jika melibatkan baik fisik maupun

mental emosionalnya. Karena itu, pelaksanaan pembelajaran yang bersifat andragogi sebaiknya

mengikuti langkah-langkah:
1. Menciptakan suasana belajar yang cocok untuk orang dewasa

2. Menciptakan struktur organisasi untuk perencanaan yang bersifat partisipatif

3. Menentukan kebutuhan belajar

4. Merumuskan tujuan belajar

5. Mengembangkan rancangan kegiatan belajar

6. Melaksanakan kegiatan belajar

7. Menentukan kembali kebutuhan belajar (evaluasi)

Penyelenggaraan kegiatan pendidikan orang dewasa dapat diklasifikasikan ke dalam dua

tingkatan, yaitu:

1. Pendidikan Dasar (adult basic education)

Mempelajari pengetahuan dan keterampilan dasar. Kegiatan pendidikan ini ditujukan bagi

masyarakat yang buta huruf, dan memiliki keterampilan kerja yang sangat sederhana.

Kedudukan pendidikan ini menjadi dasar untuk mengikuti program belajar yang lebih tinggi.

Pendidikan dasar ini mempunyai perkembangan di beberapa Negara, termasuk Negara Indonesia,

yang pada awalnya pendidikan dasar ini hanya ditujukan untuk memberikan pelayanan bagi

masyarakat yang buta huruf latin, sehingga pendekatan dan bentuk penyelenggaraannya

ditekankan untuk membebaskan buta huruf latin. Kemudian setelah diperoleh data bahwa

ternyata anggota masyarakat yang sudah selesai mengikuti program pendidikan dasar ini banyak

yang mengalami buta huruf kembali, dan tidak mempunyai dampak terhadap kehidupan. Maka

pendidikan dasar ini ditingkatkan menjadi Program Pemberantasan Buta Huruf Fungsional.

Program ini merubah dan mengembangkan dari kegiatan awal, dengan menetapkan bahwa

memberikan pelayanan pendidikan yang memiliki dua misi dalam satu usaha.

2. Pendidikan Berkelanjutan (continuing education)


Mempelajari pengetahuan dan keterampilan lanjutan sesuai dengan perkembangan kebutuhan

belajar pada diri orang dewasa. Pendidikan berkelanjutan ini ditujukan pada kegiatan pendidikan,

untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan pengetahuan dan keterampilan, sehingga

dapat dijadikan fasilitas dalam peningkatan diri dan produktivitas kerja (Unesco, 2000: 4).

Didasarkan atas jenis ini, maka lahirlah berbagai macam paket-paket keterampilan atau bahan-

bahan yang dikembangkan dan dapat dipelajari setiap orang dewasa sesuai dengan

kepentingannya (Abdulhak, 2000: 44). Menurut Abdulhak (2000: 45) mengungkapkan bahwa

keseluruhan penyelengaraan pendidikan berkelanjutan pada hakikatnya ditujukan untuk:

a)Menolong orang dewasa dalam menghadapi kenyataan hidup

b)Melengkapi keterampilan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya

c)Menolong orang dewasa dalam mengubah keadaan kehidupan sosial; dan

d)Menolong dalam melengkapi informasi yang dibutuhkan dalam kehidupannya.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perkembangan peserta didik adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang guru denga

tujuan untuk mengembangkan bakat dan minat pada siswa tersebut baik dalam mengikuti

kurikulumnya maupun visi dan misi. Perkembangan peserta didik bertujuan untuk

mengembangkan kemampuan mahasiswa memahami hakikat pertumbuhan dan perkembangan

peserta didik sejak dini, sekolah dasar, menengah dan dewasa. Memahami aspek aspek

pertumbuhan dan perkembangan berdasarkan tahap tahap perkembangan nya (anak, remaja, dan

dewasa.

4 aspek pendidikan yang perlu diperhatikan;

Aspek moral; ada nilai nilai penting yang terkandung dalam pendidikan moral diantaranya

seperti kejujuran,kebenaran,menumbuhkan rasa simpati pada diri anak.

Aspek karakter;

Aspek emosi

Aspek social;

Masa madya ; atau yang disebut juga usia setengah baya dalam terminology kronologis yaitu

pada umumnya berkisar antara usia 40-60 tahun, merupakan periode yang panjang dalam rentang

kehidupan manusia. Dimana pada usia ini ditandai dengan berbagai perbuhan fisik maupun

mental (Hurlock, 1999;320).


Masa dewasa terbagi tiga, yaitu: Dini (18-40 tahun), Madya (40-60 tahun), dan Lanjut (60 tahun-

kematian). Ketiga masa ini memiliki tugas perkembangannya masing-masing, semakin tua usia

seseorang maka perkembangan dan hal yang dapat dilakukannya semakin berkurang. Hal itu

terjadi karena disebabkan oleh beberapa hal seperti fungsi fisik, intelektual, emosi, dan sosial,

mereka yang semakin menurun. Oleh sebab itu, agar pembelajaran pada orang dewasa berhasil

maka sebaiknya memperhatikan; suasana yang cocok untuk mereka, bersifat partisipatif,

menyesuaikan kebutuhan mereka, menentukan tujuan belajar, mengembangkan rancangan

belajar, dan evaluasi.


DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai