Anda di halaman 1dari 24

KONSEP PERKEMBANGAN

INDIVIDU

PEMBIMBING : NURUL HIDAYAH Aks.,S.Sos.,M.Si

KELOMPOK 6
YOUKHA SUTA WIRA A.J
ELFINA DWIYANTI
NANDA OCTA F

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


INSTITUT ILMU KESEHATAN
BHAKTI WIYATA KEDIRI

1
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah tentang konsep perkembangan individu.

    Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
    
    Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
    
    Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang konsep perkembangan
individu ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
  

2
Daftar Isi

Kata pengantar………………………………………………….. 2
Daftar isi....................................................................................... 3
Bab I
Pendahuluan……………………………………………………. 4
Latar belakang…………………………………………… 4
Rumusan masalah……………………………………….. 4
Tujuan …………………………………………………… 4
Manfaat………………………………………………….. 5
Bab II
Pembahasan……………………………………………………. 6
Alur perkembangan individu…………………………… 6
Kecenderungan arah perkembangan individu………….. 9
Faktor-faktor yang mempengarui perkembangan
individu…………………………………………………. 12
Peran kematangan dan belajar dalam perkembangan…... 15
Bab III
Analisis…………………………………………………………21
Bab VI
Kesimpulan……………………………………………………. 22
Daftar Pustaka………………………………………………….24

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap individu akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
Perkembangan dapat diartikan perubahan yang progresif dan kontinyu dari mulai
masa konsepsi sampai meninggal. Perkembangan merupakan proses yang tidak
pernah berhenti dalam kehidupan individu.
Berkenaan dengan proses perkembangan ini, ada beberapa hal yang perlu
dipahami, diantaranya sejak kapan dimulai dan berakhirnya, bagaimana
kecenderungan arah perkembangannya, dan faktor-faktor apa yang
mempengaruhinya. Selain itu, kematangan dan belajar juga memainkan peranan
penting dalam perkembangan. Hal-hal tersebut sangat urgen untuk diketahui,
terutama bagi pendidik di sekolah maupun di rumah.
Pemahaman seorang pendidik akan setiap tahapan proses perkembangan
suatu individu dapat menentukan keberhasilan individu tersebut dalam rangka
pencapaiannya menjadi manusia yang ideal. Atas dasar itulah, makalah ini akan
membahas mengenai proses perkembangan individu.
B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana alur perkembangan individu?
2) Seperti apa kecenderungan arah perkembangan individu?
3) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan individu?
4) Apakah peran kematangan dan belajar dalam perkembangan?
C. Tujuan
1) Untuk mengetahui alur perkembangan individu.
2) Untuk mengetahui kecenderungan arah perkembangan individu.
3) Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
perkembangan individu.
4) Untuk mengetahui peran kematangan dan belajar dalam perkembangan.

4
D. Manfaat
1) Menambah wawasan pengetahuan mengenai proses perkembangan
individu
2) Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perkembangan peserta didik
3) Merencanakan setiap rentang kehidupan

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Alur Perkembangan Individu


Perkembangan individu berlangsung secara berurutan atau
berkesinambungan melalui periode atau masa. Secara faktual, perkembangan
dimulai sejak terjadinya konsepsi. Setelah lahir, bayi menjalani masa kanak-
kanak, remaja, dewasa, sampai hari tuanya yang pada umumnya memerlukan
waktu sekitar 60-70 tahun.
Manusia tidak pernah statis. Organisme yang matang selalu mengalami
perubahan yang progresif. Proses perkembangan itu berkesinambungan dalam
arti bahwa perkembangan itu merupakan proses siklus dengan berkembangnya
kemampuan-kemampuan dan kemudian menghilang, dan yang akan muncul
kembali pada usia berikutnya.
1. Periode Sebelum Kelahiran
Periode ini merupakan masa kehidupan individu dimulai dari masa
konsepsi (pembuahan) hingga kelahiran, sekitar 9 bulan dalam kandungan.
Periode ini merupakan saat pertumbuhan yang sangat luar biasa, dari satu sel
tunggal (beratnya kira-kira 1/20 juta ons) menjadi organisme yang sempurna
dengan kemampuan otak dan tingkah lakunya.
Terdapat enam ciri penting masa pra kelahiran:
a) Pada saat ini sifat-sifat bauran yang berfungsi sebagai dasar bagi
perkembangan selanjutnya diturunkan sekali untuk selamanya.
b) Kondisi-kondisi baik dalam tubuh ibu dapat menunjang perkembangan
sifat bawaan, sedangkan kondisi yang tidak baik dapat menghambat
perkembangannya, bahkan sampai mengganggu pola perkembangan yang
akan datang.
c) Jenis kelamin individu yang baru diciptakan sudah dipastikan pada saat
pembuahan dan kondisi-kondisi pada tubuh ibu tidak akan
memengaruhinya, sama halnya dengan sifat bawaan.

6
d) Perkembangan dan pertumbuhan yang normal lebih banyak terjadi
selama periode pra natal dibandingkan dengan periode-periode lain
dalam seluruh kehidupan individu.
e) Periode pra kelahiran merupakan masa yang banyak mengandung
bahaya, baik fisik maupun psikologis.
f) Periode pra kelahiran merupakan saat dimana orang-orang yang
berkepentingan membentuk sikap-sikap pada diri individu yang baru
diciptakan.
2. Periode bayi
Masa bayi (infacy)ialah periode perkembangan yang merentang dari
kelahiran hingga 18 atau 24 bulan. Masa bayi adalah masa yang sangat
bergantung pada orang dewasa. Banyak kegiatan psikologis yang terjadi hanya
sebagai permulaan seperti bahasa, pemikiran simbolis, koordinasi sensorimotor,
dan belajar sosial.
3. Periode awal anak
Masa awal anak anak (early chidhood) yaitu periode pekembangan yang
merentang dari masa bayi hingga usia lima atau enam tahun. Periode ini
biasanya disebut dengan periode prasekolah. Selama masa ini, anak anak kecil
belajar semakin mandiri dan menjaga diri mereka sendiri, mengembangkan
keterampilan kesiapan bersekolah (mengikuti perintah, mengidentifikasi huruf),
dan meluangkan waktu berjam jam untuk bermain dengan teman teman sebaya.
Jika telah memasuki kelas satu sekolah dasar, maka secara umum mengakhiri
masa awal anak anak.
4. Periode pertengahan dan akhir anak
Masa pertengahan dan akhir anak anak (middle and late childhood) ialah
periode perkembangan yang merentang dari usia kira kira enam hingga sebelas
tahun, yang kira kira setara dengan tahun tahun sekolah dasar, periode ini
biasanya disebut dengan tahun tahun sekolah dasar. Keterampilan-keterampilan
fundamental seperti membaca, menulis, dan berhitung telah dikuasai. Anak
secara formal berhubungan dengan dunia yang lebih luas dan kebudayaan.

7
Prestasi menjadi tema yang lebih sentral dari dunia anak dan pengendalian diri
mulai meningkat.
5. Periode remaja
Masa remaja (adolescence) ialah suatu periode transisi dari masa awal
anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10
hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja
bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan
yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual
seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan
dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas
sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin
banyak menghabiskan waktu di luar keluarga.
6. Periode dewasa, terdiri dari:

a) Masa awal dewasa (early adulthood) ialah periode perkembangan yang


bermula pada akhir usia belasan tahun atau awal usia duapuluhan tahun
dan yang berakhir pada usia tigapuluhan tahun. Ini adalah masa
pembentukan kemandirian pribadi dan ekonomi, masa perkembangan
karir, dan bagi banyak orang, masa pemilihan pasangan, belajar hidup
dengan seseorang secara akrab, memulai keluarga, dan mengasuh anak
anak.

b) Masa pertengahan dewasa (middle adulthood) ialah periode perkembangan


yang bermula pada usia kira kira 35 hingga 45 tahun dan merentang
hingga usia enampuluhan tahun. Ini adalah masa untuk memperluas
keterlibatan dan tanggung jawab pribadi dan sosial seperti membantu
generasi berikutnya menjadi individu yang berkompeten, dewasa dan
mencapai serta mempertahankan kepuasan dalam berkarir.

c) Masa akhir dewasa (late adulthood) ialah periode perkembangan yang


bermula pada usia enampuluhan atau tujuh puluh tahun dan berakhir pada
kematian. Ini adalah masa penyesuaian diri atas berkurangnya kekuatan

8
dan kesehatan, menatap kembali kehidupannya, pensiun, dan penyesuaian
diri dengan peran peran sosial baru.

B. Kecenderungan Arah Perkembangan Individu

Ada tiga kemungkinan arah garis garis perkembangan hidup seseorang


yang dapat digambarkan secara visual:

50,0 (c)

15,0

(b)

0,0 (a)

Pada individu-individu yang tergolong normal pada umumnya


perkembangan laju pesat sampai usia lima belas tahun, di mana tercapainya titik
optimal kedewasaan perkembangan fungsi-fungsi fisik dan psikis (intelektual).
Kemungkinan perkembangan selanjutnya.

a) Kemungkinan pertama, bagi mereka yang tidak memperoleh kesempatan


untuk belajar atau melatih fungsi-funsinya (terutama segi intelektual),
maka kemampuannya cenderung tidak berkembang lagi sampai usia
sekitar empat puluh tahunan bahkan setelah mencapai usia tersebut
kemampuannya mulai menurun, malahan tidak kurang jumlahnya yang
menuju pikun pada hari-hari tuanya.
b) Kemungkinan kedua, bagi mereka yang bernasib baik untuk memperoleh
kesempatan belajar atau melatih fungsi-fungsi psikofisiknya lebih lanjut,
maka perkembangan kemamuan fungsi-fungsi masih ada, baik yang

9
bersifat peningkatan atau perluasannya sampai taraf usia sekitar empat
puluh pula. Namun selanjutnya, setelah dijalani usia tersebut tidak
berkesempatan lagi belajar, melainkan hanya bekerja, secara routine dan
monoton, maka cenderung untuk berada pada titik jenuh tersebut tidak
berkembang lagi. Namun bagi mereka yang terus berusaha belajar dan
menggumuli perkembangan informasi-informasi mutakhir, perkembangan
itu dapat terjadi meskipun hanya bersifat perluasan atau pendalaman.

Karakteristik Laju Perkembangan Motorik

a) Perkembangan motorik bergantung pada kematangan otot dan syaraf


Perkembangan motorik setiap individu berbeda-beda, hal ini dipengaruhi
oleh pertumbuhan pusat syaraf dan urat syaraf. Sistem syaraf diperlukan
untuk menunjang terwujudnya keterampilan motorik, selain itu
perkembangan motorik juga bergantung pada koordinasi yang baik antar
otot. Sistem syaraf tersebut akan berkembang selama tahun awal
perkembangan individu, ketika usia 4-5 tahun pasca lahir, mereka dapat
melakukan gerakan kasar yang melibatkan hampir semua bagian badan,
akan tetapi setelah umur 5 tahun terjadi perkembangan yang besar dalam
pengendalian koordinasi yang lebih baik yang melibatkan otot yang lebih
kecil. Hal itu dikarenakan pada masa kanak-kanak otot berbelang (stripped
muscle) yakni otot yang mengendalikan gerakan sukarela berkembang
dalam laju yang agak lambat.
b) Belajar keterampilan motorik bergantung pada kematangan anak. Upaya
untuk mengajarkan dan melatih ketrampilan motorik tidak akan berhasil
jika individu belum mencapai kematangan pada sistem syaraf dan otot.
Keterampilan motorik yang dilakukan ketika anak telah siap belajar
hasilnya akan jauh lebih unggul daripada tanpa adanya kesiapan dari
individu.
c) Perkembangan motorik mengikuti pola yang dapat diramalkan.
Perkembangan motorik mengikuti hukum arah perkembangan,yakni
hukum Cephalocaudal dan Proximodistal. Adanya pola perkembangan

10
yang dapat diramalkan tersebut dapat dibuktikan dengan adanya perubahan
kegiatan massa ke kegiatan khusus, dengan matangnya mekanisme urat
syaraf, kegiatan massa digantikan dengan kegiatan spesifik dan secara
acak gerakan kasar membuka jalan untuk memperhalus gerakan yang
hanya melibatkan otot dan anggota badan yang tepat,sehingga menjadikan
mereka mampu menyempurnakan gerakan dari motorik kasar ke motorik
halus.
d) Perkembangan motorik memerlukan norma tertentu. Prinsip
perkembangan motorik sebelumnya telah menjelaskanbahwa awal
perkembangan motorik mengikuti pola yang dapatdiramalkan, agar
perkembangan tersebut sesuai dengan hukum arah perkembangan, maka
diperlukan adanya norma perkembangan motorik,norma perkembangan
tersebut dapat diketahui dari umur rata-rata anak yang dikorelasikan
dengan kegiatan motorik yang telah dicapai, hal itu dibutuhkan sebagai
petunjuk untuk mengetahui ketrampilan motorik yang telah dicapai dan
juga digunakan untuk menilai kenormalan perkembangan anak.
e) Setiap individu mempunyai laju perkembangan motorik yang berbeda.
Masing-masing individu mengalami laju perkembangan motorikyang
berbeda-beda. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh usia kematangan tiap
individu, sebagian kondisi tersebut dapat mempercepat laju perkembangan
motorik, namun sebagian lagi merperlambat perkembanganmotorik.
Diantara kondisi yang mempengaruhi laju perkembangan motorik
meliputi: 1) Sifat dasar genetik termasuk bentuk tubuh dan kecerdasan. 2)
Kondisi pasca lahir yang menyenangkan khususnya gizi makanan sang
Ibu. 3) Adanya kerusakan otot disebabkan kelahiran yang sukar. 4)
Kemampuan intelekual (IQ) yang tinggi akan mempercepat laju
perkembangan motorik daripada anak yang memiliki IQ dibawah normal.
5) Adanya rangsangan dorongan dan kesempatan untuk menggerakkan
bagian tubuh. 6) Perlindungan yang berlebihan dari orang tua akan
memperlambat perkembangan motorik anak. 7) Adanya cacat fisik yang
diderita anak akan memperlambat perkembangan motorik. 8) Adanya

11
motivasi dari dalam diri anak untuk mempraktekkan keterampilan motorik
akan mempercepat laju perkembangan motoriknya.
Kondisi lingkungan pentingkarena kondisi memungkinkan kita
meramalkan apa yang akan dilakukan orang pada usia tertentu dan
merencanakan pendidikan dan pelatihan mereka sesuai pola ini. Kalau
perkembangan tidak dapat diramalkan, tidak mungkin merencanakan setiap
periode tentang kehidupan. Misalnya orang usia pertengahan tidak akan
mempunyai orientasi ke depan untuk membuat rencana sehubungan dengan
menurunnya kesehatan berkurangnya penghasilan dan bertambahnya usia
mereka. Contoh lain, orang tua tidak mampu membuat rencana yang diperlukan
untuk anak mereka sehingga anak itu mampu menyesuaikan diri.

C. Faktor-faktor yang Memengaruhi Perkembangan Individu

Ada 3 faktor dominan yang memengaruhi proses perkembangan individu,


ialah : faktor pembawaan (heredity). Heredity ialah faktor pembawaan atau
turunan yang bersifat alamiah (nature), faktor lingkungan (environment).
Environment ialah faktor diluar individu yang merupakan kondisi yang
memungkinkan berlangsungnya proses perkembangan (nurture), dan faktor
waktu (time) .yaitu saat-saat tibanya masa peka atau kematangan (maturation)
ialah siap berfungsinya aspek-aspek psikofisik individu.

1. Faktor Pembawaan (heredity).

Hereditas merupakan faktor pertama yang mempengaruhi perkembangan


individu, dalam hal ini hereditas dapat diartikan sebagai totalitas karakteristik
individu yang diwariskan orang tua kepada anak, atau segala potensi baik fisik
maupun psikis yang dimiliki individu sejak masa konsepsi (pembuahan ovum
oleh sperma) sebagai pewarisan dari pihak orang tua melalui gen-gen.yang
orientasinya sebagai kecenderungan untuk bertumbuh dan berkembang bagi
manusia. Menurut ciri-ciri atau pola serta sifat-sifat tertentu konsepsi dan
berlaku sepanjang hidup seseorang.

12
2. Faktor Lingkungan (environment)

Sartain (seorang ahli psikologi Amerika) mengatakan “Lingkungan”


adalah meliputi semua kondisi-kondisi dalam dunia ini yang dalam cara-cara
tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life
processes kita kecuali gen-gen dan bahkan gen-gen dapat pula dipandang
sebagai menyiapkan lingkungan (to provide environment) bagi gen-gen yang
lain. Sedangkan menurut Ann Crouter “Lingkungan” perkembangan merupakan
berbagai peristiwa, situasi atau kondisi di luar organisme yang diduga
mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perkembangan individu.Dengan demikian
John Locke berkesimpulan bahwa tiap-tiap individu lahir sebagai “Kertas Putih”
dan lingkungan itulah yang menulis kertas itu. Dan teori ini terkenalsebagai
teori-teori tabularasa atau empirisme. Ketiga pandangan di atas ini
mengenaifaktor perkembangan bahwa yang mempengaruhi adalah
lingkungan/pengalaman yang dapat menentukannya yang dikarenakan
lingkungan itu meliputi fisik, psikis, sosial dan religius.

3. Faktor Waktu (time)

Faktor waktu (time) yaitu saat-saat tibanya masa peka atau kematangan
(maturation) ialah siap berfungsinya aspek-aspek psikofisik individu.

Ketiga faktor dominan itu dalam proses berlangsungnya perkembangan


individu berperan secara aktif, yang dapat dijelaskan secara fungsional atau
regresional dengan formula-formula P = f (H, E, T) atau P = a + b 1H + b2E +
b3T. Formula ini dipergunakan untuk menjelaskan seberapa besar bobot (weight)
dan bagaimana arahnya (positif atau negatif) dari setiap faktor dominan (H =
heredity/nurture, E=environment/lingkungan, dan T = time/ maturation/
kematangan) tersebut terhadap perkembangan perilaku dan pribadi (P)
seseorang.

Faktor lain yang memengaruhi perkembangan individu adalah perubahan


budaya. Karena perkembangan individu itu dibentuk untuk menyesuaikan diri
dengan standar-standar budaya dan segala hal yang ideal, maka perubahan-

13
perubahan dalam standar tersebut akan memengaruhi pola perkembangan.
Misalnya, di masa lalu standar pola perilaku anak laki-laki dalam banyak hal
berbeda dari standar perilaku yang dianggap tepat untuk anak perempuan. Orang
tua dn guru mengetahui bahwa mereka diharapkan membentuk perilaku anak-
anak agar sesuai dengan standar yang berlaku. Sekarang ini, adanya beberapa
orang dewasa yang lebih menyukai peran seks yang trdisional dan orang-orang
lain lebih menyukai persamaan peran seks. Orang tua dan guru sering kali tidak
tahu pola budaya mana yang dipakai sebagai standar.

Kalau orang-orang dewasa menentukan bahwa gaya hidup santai dan ceria
lebih bermanfaat ketimbang sekadar menumpuk uang dan apabila nilai budaya
seperti ini dapat diterima oleh kelompok sosial golongan mereka, maka gaya
hidup demikian dengan jelas memengaruhi pola perkembangan minat dan
perilaku anak-anak mereka sepanjang kehidupannya. Anak-anak yang
dibesarkan dalam keluarga dengan satu orang tua, akan belajar menyesuaikan
dengan standar perilaku yandg dapat diterima secara budaya bagi keluarga
dengan satu orang tua. Standar keluarga dengan satu orang tua dalam banyak hal
berbeda dengan standar dari keluarga dengan dua orang tua.

Walaupun sebagian besar perkembangan itu akan terjadi karena


kematangan dan pengalaman dari lingkungan , masih banyak yang dapat
dilakukan untuk membantu perkembangan seoptimal mungkin. Ini dapat
dilakukan dengan merangsang perkembangan yang secara langsung mendorong
individu untuk mempergunakan kemampuan yang terdapat dalam proses
pengembangannya. Rangsangan ternyata paling efektif pada saat suatu
kemampuan sedang berkembang secara normal, sekalipun di setiap saat juga
penting.

Acara pendidikan di televisi berhasil merangsang minat baca anak-anak


prasekolah. Akibatnya, anak-anak yang secara teratur mengikuti acara ini lebih
cepat belajar membaca ketimbang mereka yang tidak menontonnya dan di
tingkat usia mana pun kemampuan membaca mereka lebih unggul.

14
Semakin sering orang tua berbicara dengan anak-anak yang menjelang
usia sekolah, semakin cepat anak-anak belajar berbicara dan semakin kuat
motivasi mereka untuk belajar berbicara. Sama halnya, rangsangan terhadap
otot-otot selama tahun-tahun pertama menyebabkan kemampuan koordinasi
motorik terjadi lebih cepat dan lebih baik.

Penelitian terhadap usia lanjut mengungkapkan bahwa rangsangan dapat


membantu mencegah kemunduran fisik dan mental. Mereka yang secara fisik
dan mental tetap aktif pada usia tua tidak terlampau menunjukkan kemunduran
fisik dan mental dibanding dengan mereka yang menganut “filsafat kursi
goyang” terhadap masalah usia tua dan menjadi tidak aktif karena kemampuan-
kemapuan fisik dan mental mereka sedikit sekali memperoleh rangsangan.

D. Peran Kematangan dan Belajar dalam Perkembangan


1.    Pengertian kematangan dan belajar
Menurut para ahli kematangan itu didefinisikan sebagai berikut:
1) Kematangan adalah merupakan suatu keadaan atau tahap pencapaian
proses pertumbuhan atau perkembangan.
2) Kematangan dapat berarti matangnyan suatu sifat atau potensi fisik yang
menjadi secara kodrat akibat proses pertumbuhan dan hanya tergantung
pada waktu belaka.
3) Kematangan juga dapat berarti matangnya suatu fungsi atau potensi mental
psikologis akibat proses perkembangan karena pengalaman dan latihan.
4) Kematangan potensi fisik dan mental psikologis itu merupakan suatu
keadaan yang akan berfungsi sebagai prerequisite dalam proses
perkembangan kearah pematangan fungsi atau potensi.
Dengan demikian, kematang yang dimaksud adalah kematangan potensi
fisik danpotensi mental psikologis yang telah dicapai dalam suatu tahap
pertumbuhan atau perkembangan.
Adapun pengertian belajar yang dimaksud dalam kaitan dengan proses
perkembangan itu secara luas akan dibahas pada makalah ini. Tetapi secara
ringkasnya pengertian belajar dapat dikemukakan dari penjelasan Elizabeth B.

15
Horluck yaitu: “Learning is development that comes from exercise and effot;
through learning children acquire competence in using their hereditary
resources”. Jadi belajar ialah perubahan yang terjadi melalui latihan atau usaha
dengan belajar itulah anak memiliki berbagai kemampuan, pengetahuan dan
sebagainya. Atau dengan kata lain, semua aspek perkembangan yang diperoleh
sianak itu terjadi karena belajar, tanpa belajar anak tidak mungkin tahu apa-apa
dan tidak akan bisa apa-apa.
2.    Fungsi kematangan dan belajar dalam perkembangan
Dalam proses pertumbuhan kearah tercapainya kemtangan/kedewasaan
fisik, kematangan merupakan faktor penyebab, yang berarti kedewasaan fisik
seorang anak sangat tergantung pada waktunya matang saja ( Kalau umumnya
sudah 17 tahun maka kematangan dari pertumbuhan fisik akan terjadi dengan
sendirinya ).
Dalam kaitanya dengan proses perkembangan mental psikologis
kematangan untuk fisik berfungsi sebagai perquisite untuk perkembangan,
misalnya perkembangan bicara/ bahasa tidak mungkin terjadi dengan baik tanpa
adanya/didukung oleh pematangan alat bicara (Alat ini matang pada waktu banyi
berumur 6 bulan ). Kematanagan otak pada umur 6/7 tahun merupakan
perquisite untuk perkembangan intelektual/ pengetahuan akademik disekolah.
Perkembangan psikoseksual dapat dimulai setelah anak matang seksualnya. Jadi
dalam kaitanya dengan belajar, pematangan itu berfungsi sebagai pemberi “raw
material” atau bahan dasar untuk belajar.
Adapun posisi belajar dalam proses perkembangan itu sangat menentukan.
Dalam hal ini belajar akan berfungsi sebagai penentu atau sebab terjadinya
perkembangan ( cause of development ) . tanpa melalui belajar mental
psikologis anak tidak mungkin akan dapat dikembangakan. Atau dengan kata
lain tanpa belajar maka manusia tidak akan dapat bertingkah laku seperti
manusia. Dan perkembangan pribadi manusia itu merupakan hasil perpaduan
unsur kematangan dan belajar.
Sebagaimana telah diuraikan diatas bahwa kematangan itu sangat penting
artinya dalam proses perkembangan. Tanpa adanya unsurkematangan tersebut

16
perkembanan sulit untuk di wujudkan. Dalam proses perkembangan fungsi
kematangan itu adalah sebagai berikut :
a) Pemberi bahan mentah atau bahan baku bagi suatu perkembangan,
misalnya kematangan otot dan urat kaki sebagai bahan untuk
perkembangan berjalan
b) Pemberi batas dan kualitas perkembangan, semakin baik kualitas
kematangan suatu fungsi akan makin baik kualitas hasil perkembangan
yang akan terjadi, tetapi sebaliknya semakin kurang baik kematangannya
akan makin kurang baik pula perkembangannya.
c) Pemberi kemudahan bagi pendidik atau pengasuh apabila melatih atau
membimbing/ mengajarinya.
3.    Ciri-ciri adanya kematangan
Mengetahui adanya tahap kematangan suatu sifat sangat penting artinya
bagi seorang pendidik atau pengasuh, karena pada tingkat itulah si anak akan
memberikan reaksi yang sebaik-baiknya terahadap semua usaha bimbingan atau
pendidikan yang sesuai bagim mereka.
Oleh karena itu kalau ingin mengajar atau melatih dengan berhasil,
tunggulah saatnya yang tepat yaitu timbulnya kematangan yang bagi siterdidik
merupakan masa peka atau masa yang tepat untuk dikembangkan/dilatih.
Adanya ciri-ciri adanya kematangan tersebut pada diri si anak adalah di
tandai dengan adanya :
1) Perhatian si anak
2) Lamanya perhatian berlangsung
3) Kemajuan jika diajar atau dilatih.
4.    Perubahan-perubahan dalam otak yang menimbulkan kematangan
Setelah otak menjadi masak mengalami prubahan fisik pada manusia.
Perubahan ini dapat menimbulkan tingkah laku baru yang tidak terduga
sebelumnya. Urat-urat syaraf dalam otak mempunyai “electrical condoktors”.
Untuk pengiriman messages ketempat-tempat yang tetrap perlu ada isolasi otak,
isolasi itu disebut “ myelin” selama dorong-dorongan saraf menuju salurannya,
alur gerakkannya tak di batasi oleh myelin. Dorongan itu akan mengalir

17
mengaktifkan banyak sel saraf lebih dari yang diperlukan. Sel-sel saraf itu
menggerakan banyak otot. Banyaknya gerakan bayi yang tak bekoordinasi
adalah akibat dari kurangnya myelin.
Pada umur 6 tahun, myelin dimiliki 95% dari orang dewasa. Readiness
anak untuk berlatih toelit, bergantung pada banyaknya myelin  yangb telah
tersimpan. Anak laki-laki baru berhasil dilatih toelit bila sudah berumur
mendekati umur 2 tahun. Ini berarti bahwa tingkah laku belajar memerlukan
kematangan fisik, termasuk kematangan fungsi otak.
Perkembangan struktur dan fungsi otak tampak sempurna atau hampir
sempurnab pada saat anak tiba saatnya amsuk sekolah dasar. Pada umur-umur
setelah 6 tahun, terjadilah perubahan-perubahanpenting dalan struktur oatak,
namun perkembangan kapasitas mental lebih banyak diakibatkan karena
pengalaman atau belajar. Perkembanagan prestasi akademik pada anak-anak
sudah mencapai masa remaja lebih banayak dipengaruhi oleh faktor motifasi dan
belajar.
5.    Kesiapan belajar dan aspek-aspek individu
Kesiapan belajar secara umum adalah kemampuan seseorang untuk
mendapatkan keuntungan dari pengalaman yang ia temukan. Sementara itu
kesiapan kognisi bertallian dengan pengetahuan, pikiran, dan kualitas berfikir
seseorang dalam menghadapi situasi belajar yang baru. Kemapuan-kemampuan
itu bergantung pada tingkat kematang intlektual. Latar belakang pengalaman,
dan cara-cara pengetahuan sebelumnya distruktur (Connell, 1974 ).
Contoh kematangan intelektual antara lain adalah tingkat-tingkat
perkembangan kognisi piaget yang telah diuraikan pada bagian psikologi
perkembangan. Berkaitan dengan latar belakang pengalaman tersebut diatas,
Ausebel mengatakan faktor yang paling penting mempengaruhi belajar adalah
apa yang sudah diketahui oleh anak-anak. Sedangkan perihal menstruktur
kembali pengetahuannya untuk penyesuaian dengan materi-materi baru yang
diterima dari pendidik. Akan  tetapi pada kasus-kasus lain struktur kognisi itu
dipegang erat-erat sehingga membuat pedidik mencari pendekatan lain agar
anak-anak dapat menangkap materi pelajaran baru itu.

18
Bagaimana dengan kesiapan afeksi? Connell (1974) menulis bahwa
sejumlah hasil penelitian mengatakan motivasi atau kesiapan sfrksi belajar
dikelas bergantung kepada kekuatan motif atau kebutuhan berprestasi, orientasi
motivasi itusendiri, dan faktor-faktor situasional yang mungkin dapat
membangunkan motivasui. Ciri-ciri motivasi yang mendorong umtuk berprestasi
adalah mengajar kompetensi, uaha mengaktualiasi diri, dan usaha berprestasi.
Hal ini dikenal dengan istilah kebutuhan untuk berprestasi, salah satu kebutuhan
teori motivasi Mclelland.
Pendekatan yang lain yang dapat dilakukan dalam mengembangkan
motivasi adalah dengan program intervensi selama anak duduk di TK dan kelas-
kelas awal di SD. Intervensi ini bisa dalam bentuk:
1.    Memperbanayak ragam fasilitas di TK
2.    Memberi kesempatan kepada orang tua untuk menyaksikan interaksi yang
efektif di TK dan SD. Pola interaksi ini adalah:
a) Memberi kesempatan untuk mngembangakan ketrampilan.
b) Membuat kegiatan-kegiatan berprestasi berhasil
c) Menciptakan tujuan-tujuan yang menantang, tidak terlalu terlalu sukar.
d) Memberi keyakinan untuk sukses serta menghargai kemampuan-
kemampuannya.
e) Membuat setiap anak tertarik dan gemar belajar.
Sesudah mendapatkan informasi tentang kesiapan belajar, baik kesiapan
kognisi Maupun kesiapan afeksi atau motivasi, kini tiba gilirannya untuk
membahas aspek-aspek individu. Mengapa hal ini perlu dilakukan, mengingat
yang belajar atau yang dikenal pendidikan adalah individu itu sendiri.
Dalam proses pendidikan peserta didik atau warga belajarlah yang harus
memegang peranan utama. Sebab mereka adalah individu yang hidup dan
mampu berkembang sendiri. Pendidikan harus memperlakukan dan melayani
perkembangan mereka secara wajar.
Karena peserta didik atau warga belajar sebagai individu, maka  ada pula
orang menyebutnya sebagai subjek didik. Disini terkandung makna bahwa
mereka, merupakan subjek yang mempunyai pendirian sendiri, aspirasi sendiri,

19
dan sebagainya. Mereka mampu melakukan kegiatan sendiri untuk
mengembangkan dirinya masing-masing dengan menggunakan perlengkapan-
perlengkapan yang mereka miliki. Dengan demikian tidak dapat dibenarkan bila
pendidik memandang mereka sebagai objek yang dapat diperlakukan semaunya
oleh para pendidik.
Perlengkap peserta didik atau warga belajar sebagai subjek, dalam garis
besarnya dapat dibagi menjadi lima kelompok, yaitu :
1. Watak, ialah sifat-sifat yang dibawa sejak lahir yang hampir tidak dapat di
ubah,misalnya watak pemarah, pendiam, menyendiri, suka berbicara,cinta
kasih dan sebagainya.
2. Kemampuan umum atau IQ, ialah kecerdasan yang bersifat umum.
3. Kemampuan khusus atau bakat ialah kemampuan tertentu yang dibawa
sejak lahir.Kemampuan ini pada umumya memberi arah kepada cita-cita
seseorang terutama bila bakatnya terlayani dalam pendidikan.
4. Kepribadian, ialah penampilan seseorang secara umum, seperti sikap,
besarnya motivasi, kuatnya kemauan, tabahnya menghadapi rintangan,
penghargaannya terhadap orang lain, kesopanannya, toleransinya, dan
sebagainya.
5. Latar belakang, ialah lingkungan tempat dibesarkan terutama lingkungan
keluarga. Lingkungan ini sangat besar pengaruhnya terhadap perkmbangan
jiwa bayi dan kanak-kanak.

20
BAB III

ANALISIS

Proses perkembangan individu memusatkan perhatiannya pada


pemahaman esensial, seperti periode-periode perkembangan, kecenderungan arah,
dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Adanya alur perkembangan individu
dapat memberi petunjuk bagi individu dalam mengoptimalkan tugas-tugas
perkembangannya, sehingga keseluruhan tugasnya dapat dilaksanakan sesuai
periode perkembangannya. Karena terdapat beberapa kemungkinan
kecenderungan arah garis perkembangan hidup seseorang, maka individu dapat
menentukan akan seperti apa dirinya di masa yang akan datang. Setelah sampai
usia sekitar lima puluh tahun, apakah kemampuan perkembangannya menurun
atau ingin perkembangannya tetap terjadi meskipun hanya bersifat perluasan?

Pada umumnya, perkembangan akan mengikuti pola yang berlaku. Oleh


karena itu, perkembangan dapat diramalkan. Ramalan tersebut bermanfaat untuk
merencanakan setiap periode rentang kehidupan. Kendatipun begitu, terdapat
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan. Faktor pembawaan,
lingkungan, dan waktu dalam formula P= f (H, E, T) berperan secara aktif dalam
proses berlangsungnya perkembangan individu. Oleh karena itu, faktor-faktor
tersebut sangat penting untuk diperhatikan supaya proses perkembangan berjalan
seoptimal mungkin.

Dalam proses perkembangan, secara operasional, setelah individu


mendapatkan kematangan maka ia harus menjalani proses belajar. Belajar tidak
dapat dilakukan sebelum individu siap dan matang. Kesiapan untuk belajar
menentukan saat kapan belajar itu dapat dilakukan. Sebaliknya, bila individu telah
matang dan siap untuk belajar, namun tidak segera menjalaninya, maka proses
perkembangannya pun terhambat.

21
BAB IV

KESIMPULAN

Dalam alur perkembangan individu, perkembangan dimulai sejak


terjadinya masa konsepsi. Ini memberikan implikasi bahwa masa pra kelahiran
pun tidak boleh sampai disia-siakan. Orang tua, ibu khususnya, harus memberikan
stimulus-stimulus yang dapat merangsang respon jabang bayi. Karena ternyata
perkembangan dan pertumbuhan yang normal lebih banyak terjadi selama periode
pra natal dibandingkan dengan periode-periode lain dalam seluruh kehidupan
individu. Yang perlu diperhatikan pula, periode pra kelahiran merupakan masa
yang banyak mengandung bahaya, baik fisik maupun psikologis, karena rahim
bersifat sensitif. Ibu diusahakan untuk selalu sehat dan tidak stress atau depresi,
sehingga bayi dalam rahimnya sehat pula.

Setelah lahir, periode bayi, anak, dan remaja pun masih dalam tanggung
jawab orang tuanya. Berarti, orang tua harus paham betul karakteristik setiap
tahapan perkembangannya. Pada periode dewasa, perkembangan akan tetap
terjadi bila individu memperoleh kesempatan belajar. Bila tidak, maka
kemampuannya akan mulai menurun. Contoh konkritnya, orang dewasa yang
mempunyai pekerjaan. Kebalikannya, orang dewasa yang pengangguran
cenderung menurun kemampuannya dan cepat tua.

Faktor pembawaan merupakan faktor dominan dalam perkembangan


individu. Sehingga ada sebuah peribahasa yang berbunyi: “Buah jatuh tak jauh
dari pohonnya.” Ini memberi implikasi, jika ingin mempunyai anak yang baik
maka orang tuanya harus baik pula. Orang tua yang baik akan mendidik anaknya
untuk baik pula. Selain itu, faktor lingkungan pula sangat berpengaruh. Karena
itu, usahakan untuk melibatkan anak dalam lingkungan yang baik. Usahakan pula
agar anak bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya, tapi tidak terbawa arus
buruk lingkungan. Faktor waktu pun sangat berperan. Kapan anak mulai diajari
berjalan, kapan mulai diajari membaca, berhitung, dan sebagainya. Waktu yang

22
tidak tepat akan berakibat fatal bagi perkembangan individu. Ini berkaitan pula
dengan peran kematangan dan belajar dalam perkembangan.

23
DAFTAR PUSTAKA

http://jawigo.blogspot.co.id/2010/05/perkembangan-individu-dalam-belajar.html

http://www.kompasiana.com/www.kompasiana.comamqurrota_/faktor-faktor-
mempengaruhi-perkembangan-individu-manusia_54fd1d48a333110f1d50f84c

http://gadisgigikelinci.blogspot.co.id/2015/03/faktor-faktor-yang-
mempengaruhi.html

24

Anda mungkin juga menyukai