Anda di halaman 1dari 16

PERTUMBUHAN MASA KANAK-KANAK AKHIR

Disusun Oleh kelompok 3 :


1. Yulia Agustina
2. Iin Trilia
3. Ikro ulehsan

Dosen Pengampu :
Wike Wijayanti S.Pd.,M.H

YAYASAN PERGURUAN AGAMA ISLAM KALAM (YPAI)


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STI-TAR) MUARA ENIM
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
KATA PENGATAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata Kuliah Ilmu Jiwa
Perkembngan yang berjudul Pertumbuhan Masa Anak - Anak Akhir tepat pada
pada watunya. Adapun tujuan dari pernulisan dari makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas dari Ibu Wike Wijayanti, S.Pd,M.H pada mata kuliah
perencanaan pedidikan Ilmu Jiwa Perkembangan.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan hasil belajar
bagi para pembaca dan juga penulis. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Wike Wijayanti, S.Pd, M.H Dosen rencanaan Pengajaran Ilmu Jiwa
Perkembangan yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan menambah wawasan sesuai
dengan bidang studi yang kamu tekuni. Kami juga mengucapkan mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga Kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah yang
kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh Karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Muara Enim, 2 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................i
Daftar Isi .................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...........................................................................1
B. Rumusan Masalah ......................................................................2
C. Tujuan .........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Masa Kanak-kanak Akhir ...........................................................3
B. Rentang Usia Kanak-kanak ........................................................4
C. Tugas Perkembangan Masa Kanak-kanak Akhir .......................4

D. Perkembangan Kognitif ..............................................................5


E. Perkembangan Bicara/Bahasa ....................................................6
F. Perkembangan Sosial .................................................................6
G. Perkembangan Emosi .................................................................7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................10
B. Saran ...........................................................................................10

Daftar Pustaka ........................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan masa akhir kanak-kanak merupakan kelanjutan dalam masa
awal anak-anak. Periode ini berlangsung dari usia 6 tahun hingga tiba saatnya
individu menjadi matang secara seksual. Permulaan masa akhir kanak-kanak
ini ditandai dengan masuknya anak ke kelas satu sekolah dasar. Bagi sebagian
besar anak, hal ini merupakan perubahan besar dalam pola kehidupannya.
Sebab, masuk kelas satu merupakan peristiwa penting bagi anak yang dapat
mengakibatkan terjadinya perubahan dalam sikap, nilai, dan perilaku.
Dalam studi ilmu jiwa perkembangan dapat di lacak dan dipahami
perkembangan dari satu fase kehidupan ke fase kehidupan yang lain. Dalam
memahami ini dalam dunia pendidikan misalnya, maka dapat disusun
kurikulum, materi, metode, sarana, dan alat-alat yang sesuai dengan situasi
dan kondisi diri anak didik menurut jengjang pendidikan yang ada. Demikian
juga bagi orang tua, akan diketahui pertumbuhan dan perkembangan anak
serta model-model pelayanannya. Sehingga setiap individu diharapkan bisa
menjalani tugas perkembangan dengan baik sekaligus beradaptasi dengan
lingkungannya dengan baik pula.
Akhir masa kanak-kanak secara tepat dapat diketahui, tetapi orang tidak
dapat mengetahui secara tepat kapan periode ini berakhir karena kematangan
seksual. Yaitu kriteria yang digunakan untuk memisahkan masa kanak-kanak
dengan masa remaja-timbuknya tidak selalu pada usia yang sama. Ini
disebabkan perbedaaan dalam kematangan seksual anak laki-laki dan anak
perempuan.
Dalam makalah ini akan dikemukakan mengenai bagaimana proses
perkembangan pada masa kanak-kanak akhir. Dan akan dibahas pula
mengenai perkembangan anak pada aspek kognitif, emosi, dan bahasanya.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian masa Kanak-kanak Akhir ?
2. Bagaimana tugas perkembangan masa Kanak-kanak Akhir ?
3. Bagaimana perkembangan Kognitif, Bahasa, Sosial, Emoasi masa kanak-
kanak akhir ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian masa Kanak-kanak Akhir ?
2. Untuk mengetahui tugas perkembangan masa Kanak-kanak Akhir ?
3. Untuk mengetahui perkembangan Kognitif, Bahasa, Sosial, Emoasi masa
kanak-kanak akhir ?

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Masa Kanak-kanak Akhir
Masa anak-anak akhir sering disebut sebagai masa sekolah atau masa
sekolah dasar. Masa anak anak akhir berjalan dari umur 6 atau7 tahun sampai
masuk ke masa pubertas dan masa remaja awal yang berkisar pada usia 11-13
tahun. 1 Pada masa ini anak sudah matang bersekolah dan sudah siap masuk
Madrasah Ibtidaiyah atau Sekolah Dasar. Seorang anak dapat dikatakan
matang untuk bersekolah apabila anak telah mencapai kematangan (fisik,
intelektual, moral, dan sosial). Matang secara fisik maksudnya, apabila anak
telah menuruti secara jasmaniah tata sekolah Akhir masa anak anak (late
childhood) berlangsung dari enam tahun sampai tiba saatnya individu menjadi
matang secara seksual, yaitu sekitar tiga belas tahun bagi anak perempuan dan
empat belas tahun bagi anak laki-laki.
Masa akhir anak-anak menurut psikologi islam adalah tahap tamyiz, fase
ini anak mulai mampu membedakan yang baik dan buruk, yang benar dan
yang salah, pada usia Nabi Muhammad memberikan contoh bahwa anak
sudah diperintahkan untuk melakukan shalat sebagaimana Hadist Nabi,
Artinya:
“Perintahlah anak-anak kalian melakukan shalat ketika ia berusia tujuh
tahun, dan pukulah ia jika meninggalkannya apabila berusia sepuluh tahun
dan pisahkan ranjangnya.” (HR. Abu Dawud dan al-Haki dari Abd Allah ibn
Amar).
Hadis tersebut mengisyaratkan ketika anak berusia tujuh tahun
memerintahkan orang tua untuk memukul anaknya yang meninggalkan shalat,
makna memukul tidak berarti bersifat biologis tetapi secarapsikologis dengan
mengingatkan yang dapat menggugah kesadarannyauntuk melakukan shalat. 2
Bagi indonesia kriteria umur memegang peranan penting Anak baru bisa
diterima bila ia sudah mencapai umur 7 tahun Pertama, anak harus dapat
bekerjasama dalam kelompok dengan anak-anak lain, yaitu tidak boleh masih
1
Siti Partini Suadirman, Psikologi Perkembangan(Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta, 2006), hal. 70.
2
Wiji Hidayati, dkk,Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta: Teras, 2008), hal. 130.

3
bergantung pada ibunya, melainkan harus dapat menyesuaikan diri dengan
kelompok teman-teman sebaya. Kedua, anak harus dapat mengamati secara
analitis la harus sudah dapat mengenal bagian-bagian dari keseluruhan dan
dapat menyatukan kembali bagian-bagian tersebut. Jadi di sini anak harus
sudah mempunyai kemampuan memisah-misahkan Ketiga, anak secara
jasmaniah harus sudah mencapai bentuk anak sekolah, Petunjuk untuk ini
adalah kalau suah dapat memegang telinga kinnya dengan kanan melaui atas
kepala, begitupun juga sebaliknya yang kidal. Inilah yang disebut ukuran
filipino. 3
Beberapa istilah diberikan untuk masa kanak-kanak akhir, yaitu:

1) Masa kanak-kanak akhir dimulai saat anak masuk sekolah dasar (SD)
sehingga seringkali dikatakan sebagai masa anak sekolah
2) Oleh orang tua disebut sebagai:
• usia yang menyulitkan
• Usia tidak rapih
3) Oleh para pendidik disebut sebagai:
• Usia sekolah dasar
• Periode kritis dalam membentuk dorongan berprestasi
4) Oleh Ahli Psikologi disebut sebagai:
• Usia berkelompok
• Usia penyesuaian diri
• Usia kreatif
• Usia bermain
B. Rentang Usia Kanak-kanak (Usia 2 – 12 / 13 Tahun)
Masa kanak-kanak dimulai saat anak dapat berdiri sampai dengan
mencapai kematangan. Masa ini terbagi menjadi 2 periode :
1. Masa Kanak-Kanak Awal (Early Childhood: 2 – 6 tahun)
2. Masa Kanak-Kanak Akhir (Late Childhood: 6 – 12 tahun)
C. Tugas Perkembangan Masa Kanak-kanak Akhir
Tugas Perkembangan Masa Kanak-kanak akhir menurut Havighurst

3
Auto Zukhruf Thufail, akhir Masa Kanak-Kanak (Ilmu Jiwa Perkembangan) -
Kompasiana.com, Tanggal 05 Oktober 2023 jam 21:05 WIB.

4
(Hurlock, 1990) adalah : 4

1. Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-


permainan yang umum
2. Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai mahluk yang
sedang tumbuh
3. Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya
4. Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat
5. Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca,
menulis dan berhitung
6. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan
sehari-hari
7. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, tata dan tingkatan nilai
8. Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga-
lembaga
9. Mencapai kebebasan pribadi.

Tugas perkembangan pada tahap anak akhir menurut Blocher (1974)


adalah: 5

1. Belajar membaca dan menghitung


2. Belajar menghargai dirinya sendiri dan merasa dihargai oleh orang lain
3. Belajar untuk menunda gratifikasi
4. Belajar mengendalikan reaksi emosional dengan fleksibilitas yang lebih
besar
5. Belajar berurusan dengan konsep abstrak seperti kebenaran, keindahan,
dan keadilan (mengakhiri realisme moral infantil)
6. Belajar prososial
7. Belajar merumuskan nilai-nilai dan membuat penilaian.
D. Perkembangan Kognitif
Pada masakana-kanak akhir, menurut piaget (Hurlock, 1990)
perkembangan kognitif ditandai dengan :

4
Hurlock, E. B. Perkembangan anak: jilid 1, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1978), hal. 123.
5
Blocher, D. H. Developmental counseling, (New York: John Willey & Sons, Inc, 1974),
hal. 102.

5
1. Sudah mulai bisa berpikir sistematis, melakukan analisis dan sintesis,
tetapi terbatas pada benda-benda/peristiwa-peristiwa konkret:
• Mengembangkan strategi pemecahan masalah.
• Mempertimbangkan hubungan antara satu kejadian dengan kejadian
lainnya.
• Mempertimbangkan bagaimana beberapa aspek yang berbeda dapat
mempengaruhi orang lain.
2. Egosentrisme mulai berkurang anak sudah mulai memiliki kemampuan
mengkoordinasikan pandangan-pandangan orang lain dengan
pandangannya sendiri, dan memiliki persepsi positif bahwa pandangannya
hanyalah salah satu dari sekian banyak pandangan orang.
E. Perkembangan Bicara/Bahasa
Perkembangan bahasa pada masa kanak-kanak akhir ditandai dengan:
(Hurlock, 1990)
1. Mengembangkan kosa kata sekitar 40.000 kata
2. Memahami bentuk-bentuk kompleks gramatik
3. Menangkap makna ganda dari kata-kata seperti dalam humor

Mempertimbangkan kebutuhan dari pendengar dalam situasi yang


kompleks Merancang strategi dalam berbicara namun isi pembicaraan
cenderung merosot. Terdapat memengaruhi bahasa yaitu sebagai beikut:

1) Proses jadi matang dalam hal organ-organ suara/bicara sudahberfungsi


untuk berkata-kata.
2) Proses belajar, maksudnya bahwa anak telah matang untuk berbicara, lalu
mempelajari bahasa orang lain dengan jalan mengimitasi atau meniru
ucapan atau kata kata yang didengarnya. 6
F. Perkembangan Sosial
Pada masa kanak-kanak akhir, perkembangan sosial ditandai dengan:
(Hurlock, 1990)
1. Di masa sekolah, anak belajar memperoleh keterampilan dan pengetahuan
tentang apa yang akan dilakukan dan bagaimana melakukannya. Bila
berhasil memperolehnya, maka timbul rasa mampu dan bergairah. Tetapi
6
Elfi Yuliani Rochmah, Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta: Teras, 2005), hal. 67.

6
bila menemui kegagalan, apalagi diketahui oleh orang dewasa, maka akan
timbul rasa rendah diri.
2. Keterampilan masa kanak-kanak akhir :
a. Keterampilan menolong diri sendiri
b. Keterampilan menolong orang lain
c. Keterampilan sekolah
d. Keterampilan bermain
3. Anak berminat dalam kegiatan-kegiatan dengan teman-teman dan ingin
menjadi bagian dari kelompok yang mengharapkan anak untuk
menyesuaikan diri dengan pola perilaku, nilai-nilai, dan minat anggota-
anggotanya (Usia Berkelompok). Ia harus ‘berjuang’ untuk mencapai hal
ini.
4. Menunjukkan minat yang nyata terhadap teman-temannya dan berusaha
mengadakan kontak sosial Terlibat dalam kegiatan yang menyerupai
kegiatan anak-anak lain menjadi anggota kelompok dan saling
berinteraksi. 7
G. Perkembangan Emosi
Menurut Zeman, Perkembangan emosi masa kanak-kanak : 8

Usia Perkembangan Emosi

2 tahun Anak mulai mengembangkan kemampuan berempati.


Perkembangan empati memerlukan kemampuan membaca tanda-
tanda emosi seseorang, memahami bahwa orang lain merupakan
satuan (entitas) yang berbeda dari diri sendiri, dan menempatkan
diri sendiri dalam posisi orang lain). Kemampuan kognitif ini
belum terbentuk sebelum usia satu tahun. Tanda pertama dari
empati pada anak terjadi saat mereka mencoba untuk meredakan
distres. Anak akan menggunakan bahasa yang enak didengar dan
memulai kontak fisik dengan ibu mereka saat mereka

7
Hurlock, E.B., Developmental Psychology: A Lifespan Approach. terjemahan oleh
Istiwidayanti. (Jakarta: Erlangga, 1990), hal. 146 -148.
8
Zeman, J. (2001). Emotional Development. University of Maine. Tersedia
http://findarticles.com/p/articles/mi_g2602/is_0002/al_2602000223/ Tanggal 05 Oktober 2023 jam
09:46 WIB.

7
merasa distres.

3 tahun Anak belajar bahwa ekspresi kemarahan dan agresi dikendalikan


dengan hadirnya orang dewasa. Namun, di sekitar teman sebaya,
anak kurang mau menekan perilaku emosi negatif. Perbedaan ini
muncul sebagai akibat dari konsekuensi yang berbeda yang
mereka terima sehubungan dengan ekspresi emosi mereka di
hadapan orang dewasa maupun teman sebaya. Anak mulai
menginternalisasi aturan masyarakat
Yang menentukan tentang ekspresi emosi yang sesuai.

4 tahun Anak mampu merubah ekspresi emosi. Pada usia ini, anak sudah
mampu menunjukkan ekspresi emosi eksternal yang tidak selalu
sama dengan keadaan emosi internal. Kemampuan ini
mensyaratkan anak untuk memahami perlunya merubah tampilan
emosi, mengambil perspektif dari sudut pandang orang lain,
mengetahui bahwa keadaan eksternal tidak selalu sesuai dengan
keadaan internal, dapat mengendalikan otot-otot untuk
menghasilkan ekspresi emosi, sensitif terhadap konteks sosial yang
menyadarkan mereka untuk merubah ekspresi mereka, dan
memiliki motivasi untuk menunjukkan ekspresi yang berbeda
tersebut dalam cara yang meyakinkan.

Permulaa Anak mengembangkan pemahaman yang sangat baik tentang


n usia 4-5 keadaan emosional orang lain. Meningkatnya perkembangan
tahun kognitif menjadikan anak pra sekolah mampu sampai pada
pemahaman yang lebih kompleks tentang emosi. Melalui
pengalaman yang berulang-ulang, anak mulai mengembangkan
teori mereka sendiri tentang keadaan emosi orang lain dengan
mengacu pada sebab-akibat dari emosi, dan dengan mengobservasi
dan menjadi sensitif terhadap tanda-tanda perilaku yang
mengindikasikan distres emosi. Anak pada usia ini juga mulai
memprediksi tentang pengalaman orang lain dan ekspresi emosi
orang lain, misalnya memprediksi bahwa anak yang gembira akan

8
mau berbagi mainan yang dimilikinya.

7-11 tahun  Menunjukkan bermacam-macam keterampilan pengaturan diri


(self-regulation). Memiliki pemahaman yang sangat baik dan
memerankan aturan budaya. Dengan demikian, anak mulai
mengetahui kapan mengendalikan ekspresi emosi, serta
memiliki keterampilan mengatur emosi yang memungkinkan
mereka secara efektif menutupi emosinya dalam cara yang
sesuai dengan masyarakat.

 Anak pada usia ini sensitif terhadap tanda-tanda kontekstual


sosial yang diberikan sebagai pengarah untuk
mengekspresikan atau mengendalikan emosi negatif.
Beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan pengaturan
emosi ini meliputi jenis emosi yang dialami, sifat dari
hubungan mereka dengan orang-orang yang terlibat dalam
pertukaran emosi, usia anak, dan gender.

 Anak mengembangkan seperangkat harapan tentang hasil dari


mengekspresikan emosi kepada orang lain. Secara umum, anak
lebih menunjukkan kemarahan dan kesedihan kepada teman
daripada kepada orangtua karena mereka menduga
mendapatkan respon negatif, misalnya digoda atau
diremehkan, dari temannya. Namun, dengan meningkatnya
usia, anak-anak yang lebih tua lebih mengekpresikan emosi
negatif kepada ibunya daripada kepada ayahnya karena
menduga bahwa ayahnya akan berespon negatif terhadap
emosi yang ditampilkan. Keterampilan mengatur emosi ini
dipandang adaptif.

 Mulai pertengahan mana kanak-kanak, anak memahami bahwa


keadaan emosional seseorang tidak sesederhana seperti yang
mereka bayangkan di tahun- tahun pertama, dan seringkali
merupakan hasil dari berbagai sebab yang kompleks, yang
tidak selalu tampak secara eksternal.

9
 Memahami bahwa mungkin saja seseorang mengalami lebih
dari satu emosi pada satu saat, walaupun kemampuan ini masih
terbatas dan berkembang perlahan- lahan. Susan Harter dan
Nancy Whitsell membuktikan bahwa anak-anak usia 7 tahun
mampu memahami bahwa seseorang dapat merasakan dua
emosi sekaligus pada saat bersamaan, bahkan emosi positif dan
negatif sekaligus.

 Anak laki-laki kurang terbuka untuk menunjukkan emosi takut


pada saat distres dibandingkan dengan anak perempuan

BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam masa perkembangan kanak-kanak akhir anak sudah mengalami
banyak kemajuan dibandingkan dengan masa sebelumnya. Dalam aspek
perkembangan kognitif anak sudah lebih mampu berfikir, belajar, mengingat,
10
dan berkomunikasi, karena proses kognitifnya sudah tidak lagi egosentrisme,
dan lebih logis. Kemudian dalam aspek perkembangan emosinya, dalam usia
ini anak sudah mulai menyadari bahwa pengungkapan emosi secara kasar
tidaklah diterima di masyarakat. Oleh karena itu, dia mulai belajar untuk
mengendalikan dan mengontrol ekspresi emosinya.
Sedangkan perkembangan dalam aspek bahasa, usia SD merupakan masa
berkembang pesatnya kemampuan mengenal dan menguasai perbendaharaan
kata (vocabulary). Mereka juga mulai menyadari bahwa berbicara merupakan
sarana penting untuk memperoleh tempat di dalam kelompok.

B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar di masa
yang akan datang saya dapat membuat karya yang lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA
Blocher, D. H. Developmental counseling, (New York: John Willey &
Sons, Inc, 1974).
Hurlock, E.B., Developmental Psychology: A Lifespan Approach.
terjemahan oleh Istiwidayanti. (Jakarta: Erlangga, 1990).

11
Hurlock, E. B. Perkembangan anak: jilid 1, (Jakarta: Penerbit Erlangga,
1978).
Kurniawati, N. A., dkk, Journal Of Innovative Counseling : Theory,
Practice & Research Vol. 3, No. 2, Agustus 2019 Available online:
http://journal.umtas.ac.id/index.php/innovative_counseling.
Rochmah, Elfi Yuliani, Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta: Teras,
2005).
Suadirman, Siti Partini, Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta, 2006).
Wiji Hidayati, dkk,Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta: Teras, 2008).
Zukhruf Thufail, Auto. akhir Masa Kanak-Kanak (Ilmu Jiwa
Perkembangan) - Kompasiana.com, Tanggal 05 Oktober 2023 jam 21:05 WIB.
Zeman, J. (2001). Emotional Development. University of Maine. Tersedia
http://findarticles.com/p/articles/mi_g2602/is_0002/al_2602000223/ Tanggal 05
Oktober 2023 jam 09:46 WIB.

12
13

Anda mungkin juga menyukai