Oleh:
1. Sela Ayu Rustiya
2. Moh. Irfan Nawawi
3. Finanda Dwi Triaswari (19312135)
4. Siska Fibriliani
Kata Pengantar
Puji syukur Alhamdulillah saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga Makalah Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) ini bisa selesai tepat waktu.
Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi penulis
maupun pembacanya. Meskipun makalah ini masih kurang sempurna sehingga kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar kami dapat membuat makalah
yang lebih baik lagi kedepannya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................................1
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................
B. Rumusan Masalah...................................................................................................
C. Tujuan.....................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.............................................................................................................
B. Saran.......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam referensi makna Pertumbuhan sering diartikan sama dengan Perkembangan,
sehingga kedua istilah itu penggunaannya seringkali dipertukarkan untuk makna yang
sama. Pertumbuhan diberi makna sebagai perubahan-perubahan ukuran fisik yang secara
kuantitatif semakin besar, panjang, dll.
Masa remaja adalah masa transisi diri periode anak ke dewasa. Apabila kita
perhatikan dan kita ikuti pertumbuhan anak sejak lahir sampai besar, akan didapatilah
bahwa anak itu tumbuh secara berangsur-angsur bersamaan dengan bertambahnya umur.
Demikian pula halnya dengan pertumbuhan identitas/konsep diri juga berkembang seiring
dengan bertambahnya berbagai pengalaman dan pengetahuan yang didapatnya baik dari
pendidikan keluarga sekolah maupun dari masyarakat dimana ia tinggal.
Setiap individu pada hakekatnya akan mengalami Pertumbuhan / Perkembangan
yang prosesnya dimulai sejak kita masih dalam kandungan hingga kita lahir kedunia, dari
bayi menjadi seorang balita, kanak-kanak, remaja, hingga dewasa.
Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity) dan
karakteristik yang diperoleh karena pengaruh lingkungan. Karakteristik bawaan diperoleh
sejak lahir baik faktor Biologis maupun Psikologis. Sifat individual berkaitan dengan sifat
perorangan dimana ciri dan sifat (karakteristik) orang yang satu berbeda dengan orang
yang lain.
Hal ini menjadi sangat penting untuk diketahui bagi seorang pendidik maupun calon
pendidik, agar dapat menguasai karakter siswa yang merupakan subjek pembelajaran
guna menciptakan suasana yang kondusif dalam pembelajaran.
B. Tujuan
4
Makalah ini disusun agar kita dapat mengetahui dan menjelaskan tentang apa dan
bagaimana proses masa perkembangan remaja. Adapun yang menjadi dasar pengetahuan
kita tentang masa perkembangan remaja ini adalah :
a. Kita mampu mendefinisikan apa yang dimaksud dengan Masa Perkembangan Remaja
b. Kita dapat mengetahui Batasan Usia masa remaja
c. Kita dapat menjelaskan tentang Pertumbuhan Fisik pada masa perkembangan remaja
d. Kita dapat menjelaskan tentang perkembangan kognitif, sosial dan bahasa pada masa remaja
e. Kita dapat menjelaskan tentang perkembangan emosi dan moral pada masa remaja
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Terdapat berbagai pendapat mengenai batas dan ukuran tentang kapan mulainya dan kapan
berakhirnya masa remaja itu. Menurut Harold Alberty (1957:86), periode masa remaja itu
kiranya dapat didefinisikan secara umum sebagai suatu periode dalam perkembangan yang
dijalani seseorang yang terbentang semenjak berakhirnya masa kanak-kanaknya sampai
datangnya masa dewasanya. Para ahli umumnya sependapat bahwa rentang masa remaja
berlangsung dari sekitar 11-13 tahun sampai 18-20 tahun menurut umur kalender kelahiran
seseorang. Batas umur remaja menurut Kartono (1990) dibagi tiga, yaitu :
1. Remaja Awal (12-15 tahun)
Pada masa ini remaja mengalami perubahan jasmani yang sangat pesat dan
perkembangan intelektual yang sangat insentif sehingga minat anak pada dunia luar sangat
besar dan pada saat ini remaja tidak mau dianggap kanak-kanak lagi namun belum bisa
meninggalkan pola kekanak-kanakannya. Selain itu pada masa ini remaja sering merasa
sunyi, ragu-ragu, tidak stabil, tidak puas dan merasa kecewa.
2. Remaja Pertengahan (15-18 tahun)
Kepribadian remaja pada masa ini masih kekanak-kanakan tetapi pada masa remaja
ini timbul unsure baru yaitu kesadaran akan kepribadian dan kehidupan badaniah sendiri.
Remaja mulai menentukan nilai-nilai tertentu dan melakukan perenungan terhadap pemikiran
filosofis dan etis.
3. Remaja Akhir (18-21 tahun)
Pada masa ini remaja sudah mantap dan stabil. Remaja sudah mengenal dirinya dan
ingin hidup dengan pola hidup yang digariskan sendiri dengan keberanian. Remaja mulai
memahami arah hidupnya dan menyadari tujuan hidupnya. Remaja sudah mempunyai
pendirian tertentu berdasarkan satu pola yang jelas yang baru ditemukannya.
B. Pertumbuhan Fisik
Yang dimaksud dengan Pertumbuhan Fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh,
otak, kapasitas sensorik dan keterampilan Motorik (Papalia, dan Olds , 2001).
Menurut Piaget seorang remaja termotivasi untuk memahami dunia karena perilaku
adaptasi secara biologis mereka. Dalam pandangan Piaget, remaja secara aktif membangun
dunia kognitif mereka, di mana informasi yang didapatkan tidak langsung diterima begitu
saja ke dalam skema kognitif mereka. Remaja sudah mampu membedakan antara hal-hal atau
ide-ide yang lebih penting dibanding ide lainnya, lalu remaja juga menghubungkan ide-ide
tersebut. Seorang remaja tidak saja mengorganisasikan apa yang dialami dan diamati, tetapi
remaja mampu mengolah cara berpikir mereka sehingga memunculkan suatu ide baru.
7
Tahap operasi formal adalah suatu tahap dimana seseorang sudah mampu berpikir
secara abstrak. Seorang remaja tidak lagi terbatas pada hal-hal yang aktual, serta pengalaman
yang benar-benar terjadi. Dengan mencapai tahap operasi formal remaja dapat berpikir
dengan fleksibel dan kompleks. Seorang remaja mampu menemukan alternatif jawaban atau
penjelasan tentang suatu hal. Berbeda dengan seorang anak yang baru mencapai tahap operasi
konkret yang hanya mampu memikirkan satu penjelasan untuk suatu hal. Hal ini
memungkinkan remaja berpikir secara hipotetis. Remaja sudah mampu memikirkan suatu
situasi yang masih berupa rencana atau suatu bayangan. Remaja dapat memahami bahwa
tindakan yang dilakukan pada saat ini dapat memiliki efek pada masa yang akan datang.
Dengan demikian, seorang remaja mampu memperkirakan konsekuensi dari tindakannya,
termasuk adanya kemungkinan yang dapat mempengaruhi dirinya (Santrock ,2001) Pada
tahap ini, remaja juga sudah mulai mampu berspekulasi tentang sesuatu, dimana mereka
sudah mulai membayangkan sesuatu yang diinginkan di masa depan. Perkembangan kognitif
yang terjadi pada remaja juga dapat dilihat dari kemampuan seorang remaja untuk berpikir
lebih logis. Remaja sudah mulai mempunyai pola berpikir sebagai peneliti, dimana mereka
mampu membuat suatu perencanaan untuk mencapai suatu tujuan di masa depan (Santrock,
2001).
8
dengan fleksibel dan kompleks. Seorang remaja mampu menemukan alternatif jawaban atau
penjelasan tentang suatu hal. Berbeda dengan seorang anak yang baru mencapai tahap operasi
konkret yang hanya mampu memikirkan satu penjelasan untuk suatu hal. Hal ini
memungkinkan remaja berpikir secara hipotetis. Remaja sudah mampu memikirkan suatu
situasi yang masih berupa rencana atau suatu bayangan. Remaja dapat memahami bahwa
tindakan yang dilakukan pada saat ini dapat memiliki efek pada masa yang akan datang.
Dengan demikian, seorang remaja mampu memperkirakan konsekuensi dari tindakannya,
termasuk adanya kemungkinan yang dapat mempengaruhi dirinya.
Berdasarkan hasil penelitian, para ahli psikologi perkembangan mendefinisikan
perkembangan bahasa sebagai kemampuan individu dalam menguasai kosakata, ucapan,
gramatikal dan etika pengucapannya dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan
perkembangan umur kronologisnya.Karena perbandingan umur kronologis dengan
kemampuan berbahasa individu menunjukkan perkembangan bahasanya.
Ada beberapa aliran yang memiliki pandangan tentang perkembangan
bahasa seseorang. Berikut adalah penjabarannya :
1. Aliran Nativisme
Aliran ini berpandangan bahwa perkembangan bahasa seseorang ditentukan oleh
faktor-faktor bawaan sejak lahir yang ditentukan oleh orang tuanya. Hal ini berarti, jika
kemampuan bahasa orang tuanya baik dan cepat, maka sang anak juga memiliki kemampuan
bahasa yang baik dan cepat, begitu sebaliknya.
9
khayalan (imaginary audience) merupakan keyakinan remaja bahwa orang lain
memperhatikan dirinya sebagaimana ia memikirkan dirinya sendiri. Perilaku-perilaku yang
ditujukan untuk menarik perhatian, umum terjadi pada masa remaja. Dongeng pribadi (the
personal fable) adalah bagian dari egosentrisme remaja yang meliputi perasaan unik seorang
anak remaja. Rasa unik pribadi seorang anak remaja membuat ia merasa bahwa tidak seorang
pun mengerti tentang perasaan mereka sebenarnya. Dongeng pribadi biasanya dapat
ditemukan pada diari seorang anak remaja. Didalam dongeng pribadi itu terdapat
pelampiasan seorang remaja yang merasa bahwa tidak seorang pun yang mengerti
perasaannya. Misalnya, seorang remaja perempuan yang baru saja diputuskan oleh pacarnya
dan ia merasa bahwa Ibunya tidak mungkin mengerti perasaan yang sedang dialaminya ini.
Oleh karenanya, ia mempertahankan rasa unik itu dengan menceburkan diri kedalam fantasi
yang ia buat sendiri.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah menyelesaikan penyusunan masalah tentang perkembangan masa remaja,
Penyusun dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1) Perkembangan fisik pada masa remaja diawali dengan pubertas, adalah masa kematangan
fisik yang sangat cepat, yang meliputi aspek hormonal dan perubahan fisik. Pikiran
mereka juga berubah dengan artian mereka lebih dapat berfikir abstrak dan hipotesis.
Perasaan mereka berubah hampir terhadap segala hal, semua bidang cakupan
perkembangan sebagai seorang remaja menghadapi tugas utama mereka membangun
identitas termasuk identitas seksual yang akan terus mereka bawa sampai masa dewasa.
2) Anak yang berkemampuan intelektual tinggi akan berkemampuan berbahasa secara baik.
3) Perkembangan sosial pada masa remaja berkembang pula kemampuan untuk memahami
orang sebagai individu.
4) Dengan perkembangan bahasa, berkembanglah pula kemampuannya untuk
mengungkapkan isi hatinya. Ia akan lebih mudah mengerti orang lain dan lebih mudah
dimengerti oleh orang lain. Semua ini sangat membantu perkembangan tingkah laku dan
sikap remaja.
B. Saran
Berdasarkan hasil rangkuman, maka kami dapat mengemukakan saran. Remaja
merupakan tahap awal seorang anak untuk tumbuh menjadi seorang dewasa yang cerdas dan
berpengetahuan luas. Oleh sabab itu, orang tua harus memperhatikan setiap perkembangan
yang dialami oleh anaknya dari mulai perkembangan fisik, emosi, motivasi, perasaan,
intelektual, sosial dan bahasa. Agar anak tidak terjerumus kedalam hal-hal yang negatif yang
akan merusak dirinya sendiri. Orang tua hendaknya mengetahui kedewasaan remaja dengan
jalan memberikan kebebasan terbimbing untuk mengambil keputusan dan tanggung jawab
sendiri.
12
DAFTAR PUSTAKA
13