Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PERKEMBANGAN MASA REMAJA

Disusun Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Perkembangan Peserta Didik
Dosen Pengampu : Ambiro Puji Asmaroini, M.Pd

Oleh:
1. Sela Ayu Rustiya
2. Moh. Irfan Nawawi
3. Finanda Dwi Triaswari (19312135)
4. Siska Fibriliani

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


1
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
PONOROGO
2019

Kata Pengantar

Puji syukur Alhamdulillah saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga Makalah Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) ini bisa selesai tepat waktu.

Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi penulis
maupun pembacanya. Meskipun makalah ini masih kurang sempurna sehingga kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar kami dapat membuat makalah
yang lebih baik lagi kedepannya.

Ponorogo, 01 Juli 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................................1

KATA PENGANTAR......................................................................................................2

DAFTAR ISI.....................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................................
B. Rumusan Masalah...................................................................................................
C. Tujuan.....................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Masa Perkembangan Remaja


B. Pertumbuhan Fisik
C. Perkembangan Kognitif, Sosial dan Bahasa
D. Perkembangan Emosi dan Moral

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................................................
B. Saran.......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Dalam referensi makna Pertumbuhan sering diartikan sama dengan Perkembangan,
sehingga kedua istilah itu penggunaannya seringkali dipertukarkan untuk makna yang
sama. Pertumbuhan diberi makna sebagai perubahan-perubahan ukuran fisik yang secara
kuantitatif semakin besar, panjang, dll.
Masa remaja adalah masa transisi diri periode anak ke dewasa. Apabila kita
perhatikan dan kita ikuti pertumbuhan anak sejak lahir sampai besar, akan didapatilah
bahwa anak itu tumbuh secara berangsur-angsur bersamaan dengan bertambahnya umur.
Demikian pula halnya dengan pertumbuhan identitas/konsep diri juga berkembang seiring
dengan bertambahnya berbagai pengalaman dan pengetahuan yang didapatnya baik dari
pendidikan keluarga sekolah maupun dari masyarakat dimana ia tinggal.
Setiap individu pada hakekatnya akan mengalami Pertumbuhan / Perkembangan
yang prosesnya dimulai sejak kita masih dalam kandungan hingga kita lahir kedunia, dari
bayi menjadi seorang balita, kanak-kanak, remaja, hingga dewasa.
Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity) dan
karakteristik yang diperoleh karena pengaruh lingkungan. Karakteristik bawaan diperoleh
sejak lahir baik faktor Biologis maupun Psikologis. Sifat individual berkaitan dengan sifat
perorangan dimana ciri dan sifat (karakteristik) orang yang satu berbeda dengan orang
yang lain.
Hal ini menjadi sangat penting untuk diketahui bagi seorang pendidik maupun calon
pendidik, agar dapat menguasai karakter siswa yang merupakan subjek pembelajaran
guna menciptakan suasana yang kondusif dalam pembelajaran.

B.  Tujuan

4
Makalah ini disusun agar kita dapat mengetahui dan menjelaskan tentang apa dan
bagaimana proses masa  perkembangan remaja. Adapun yang menjadi dasar pengetahuan
kita tentang masa perkembangan remaja ini adalah :
a. Kita mampu mendefinisikan apa yang dimaksud dengan Masa Perkembangan Remaja
b. Kita dapat mengetahui Batasan Usia masa remaja
c. Kita dapat menjelaskan tentang Pertumbuhan Fisik pada masa perkembangan remaja
d. Kita dapat menjelaskan tentang perkembangan kognitif, sosial dan bahasa pada masa remaja
e. Kita dapat menjelaskan tentang perkembangan emosi dan moral pada masa remaja

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Masa Perkembangan Remaja


                Berikut ini merupakan beberapa definisi Masa Perkembangan Remaja :
Masa perkembangan remaja merupakan Masa perkembangan setelah masa anak-anak dan
menuju masa dewasa, yang meliputi perkembangan fisik, kognitif, emosi, sosial, moral, dan
kesadaran beragama.
Masa Remaja adalah Masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa
yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan
tahun atau awal dua puluhan tahun (Papalia dan Olds, 2001).
Remaja berasal dari kata latin “adolensence” yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi
dewasa. Istilah “adolensence”mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup
kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Pada masa ini sebenarnya
tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga
golongan dewasa atau tua.
Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja
menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh
status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Menurut Sri Rumini dan Siti Sundari
(2004:53) masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang
mengalami perkembangan semua aspek / fungsi untuk memasuki masa dewasa.  Hal senada
diungkapkan oleh Santrock (2003:26) bahwa “adolensence”diartikan sebagai masa
perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan
biologis, kognitif dan sosial-emosional.

1. Batasan Usia Masa Perkembangan Remaja

6
Terdapat berbagai pendapat mengenai batas dan ukuran tentang kapan mulainya dan kapan
berakhirnya masa remaja itu. Menurut Harold Alberty (1957:86), periode masa remaja itu
kiranya dapat didefinisikan secara umum sebagai suatu periode dalam perkembangan yang
dijalani seseorang yang terbentang semenjak berakhirnya masa kanak-kanaknya sampai
datangnya masa dewasanya. Para ahli umumnya sependapat bahwa rentang masa remaja
berlangsung dari sekitar 11-13 tahun sampai 18-20 tahun menurut umur kalender kelahiran
seseorang. Batas umur remaja menurut Kartono (1990) dibagi tiga, yaitu :
1.  Remaja Awal (12-15 tahun)
Pada masa ini remaja mengalami perubahan jasmani yang sangat pesat dan
perkembangan intelektual yang sangat insentif sehingga minat anak pada dunia luar sangat
besar dan pada saat ini remaja tidak mau dianggap kanak-kanak lagi namun belum bisa
meninggalkan pola kekanak-kanakannya. Selain itu pada masa ini remaja sering merasa
sunyi, ragu-ragu, tidak stabil, tidak puas dan merasa kecewa.
2.  Remaja Pertengahan (15-18 tahun)
Kepribadian remaja pada masa ini masih kekanak-kanakan tetapi pada masa remaja
ini timbul unsure baru yaitu kesadaran akan kepribadian dan kehidupan badaniah sendiri.
Remaja mulai menentukan nilai-nilai tertentu dan melakukan perenungan terhadap pemikiran
filosofis dan etis.
3.  Remaja Akhir (18-21 tahun)
Pada masa ini remaja sudah mantap dan stabil. Remaja sudah mengenal dirinya dan
ingin hidup dengan pola hidup yang digariskan sendiri dengan keberanian. Remaja mulai
memahami arah hidupnya dan menyadari tujuan hidupnya. Remaja sudah mempunyai
pendirian tertentu berdasarkan satu pola yang jelas yang baru ditemukannya.

B. Pertumbuhan Fisik
Yang dimaksud dengan Pertumbuhan Fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh,
otak, kapasitas sensorik dan keterampilan Motorik (Papalia, dan Olds , 2001).
Menurut Piaget seorang remaja termotivasi untuk memahami dunia karena perilaku
adaptasi secara biologis mereka. Dalam pandangan Piaget, remaja secara aktif membangun
dunia kognitif mereka, di mana informasi yang didapatkan tidak langsung diterima begitu
saja ke dalam skema kognitif mereka. Remaja sudah mampu membedakan antara hal-hal atau
ide-ide yang lebih penting dibanding ide lainnya, lalu remaja juga menghubungkan ide-ide
tersebut. Seorang remaja tidak saja mengorganisasikan apa yang dialami dan diamati, tetapi
remaja mampu mengolah cara berpikir mereka sehingga memunculkan suatu ide baru.

7
Tahap operasi formal adalah suatu tahap dimana seseorang sudah mampu berpikir
secara abstrak. Seorang remaja tidak lagi terbatas pada hal-hal yang aktual, serta pengalaman
yang benar-benar terjadi. Dengan mencapai tahap operasi formal remaja dapat berpikir
dengan fleksibel dan kompleks. Seorang remaja mampu menemukan alternatif jawaban atau
penjelasan tentang suatu hal. Berbeda dengan seorang anak yang baru mencapai tahap operasi
konkret yang hanya mampu memikirkan satu penjelasan untuk suatu hal. Hal ini
memungkinkan remaja berpikir secara hipotetis. Remaja sudah mampu memikirkan suatu
situasi yang masih berupa rencana atau suatu bayangan. Remaja dapat memahami bahwa
tindakan yang dilakukan pada saat ini dapat memiliki efek pada masa yang akan datang.
Dengan demikian, seorang remaja mampu memperkirakan konsekuensi dari tindakannya,
termasuk adanya kemungkinan yang dapat mempengaruhi dirinya (Santrock ,2001) Pada
tahap ini, remaja juga sudah mulai mampu berspekulasi tentang sesuatu, dimana mereka
sudah mulai membayangkan sesuatu yang diinginkan di masa depan. Perkembangan kognitif
yang terjadi pada remaja juga dapat dilihat dari kemampuan seorang remaja untuk berpikir
lebih logis. Remaja sudah mulai mempunyai pola berpikir sebagai peneliti, dimana mereka
mampu membuat suatu perencanaan untuk mencapai suatu tujuan di masa depan (Santrock,
2001).

C. Perkembangan Kognitif, Sosial dan Bahasa


Perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti belajar, memori,
menalar, berpikir, dan bahasa. Piaget mengemukakan bahwa pada masa remaja terjadi
kematangan kognitif, yaitu interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan
sosial yang semakin luas untuk eksperimentasi memungkinkan remaja untuk berpikir
abstrak.  Piaget menyebut tahap perkembangan kognitif ini sebagai tahap operasi formal.
Seorang remaja termotivasi untuk memahami dunia karena perilaku adaptasi secara
biologis mereka. Dalam pandangan Piaget, remaja secara aktif membangun dunia kognitif
mereka, di mana informasi yang didapatkan tidak langsung diterima begitu saja ke dalam
skema kognitif mereka. Remaja sudah mampu membedakan antara hal-hal atau ide-ide yang
lebih penting dibanding ide lainnya, lalu remaja juga menghubungkan ide-ide tersebut.
Seorang remaja tidak saja mengorganisasikan apa yang dialami dan diamati, tetapi remaja
mampu mengolah cara berpikir mereka sehingga memunculkan suatu ide baru.
Tahap operasi formal adalah suatu tahap dimana seseorang sudah mampu berpikir
secara abstrak. Seorang remaja tidak lagi terbatas pada hal-hal yang aktual, serta pengalaman
yang benar-benar terjadi. Dengan mencapai tahap operasi formal remaja dapat berpikir

8
dengan fleksibel dan kompleks. Seorang remaja mampu menemukan alternatif jawaban atau
penjelasan tentang suatu hal. Berbeda dengan seorang anak yang baru mencapai tahap operasi
konkret yang hanya mampu memikirkan satu penjelasan untuk suatu hal. Hal ini
memungkinkan remaja berpikir secara hipotetis. Remaja sudah mampu memikirkan suatu
situasi yang masih berupa rencana atau suatu bayangan. Remaja dapat memahami bahwa
tindakan yang dilakukan pada saat ini dapat memiliki efek pada masa yang akan datang.
Dengan demikian, seorang remaja mampu memperkirakan konsekuensi dari tindakannya,
termasuk adanya kemungkinan yang dapat mempengaruhi dirinya.
Berdasarkan hasil penelitian, para ahli psikologi perkembangan mendefinisikan
perkembangan bahasa sebagai kemampuan individu dalam menguasai kosakata, ucapan,
gramatikal dan etika pengucapannya dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan
perkembangan umur kronologisnya.Karena perbandingan umur kronologis dengan
kemampuan berbahasa individu menunjukkan perkembangan bahasanya.
Ada beberapa aliran yang memiliki pandangan tentang perkembangan
bahasa seseorang. Berikut adalah penjabarannya :
1. Aliran Nativisme
Aliran ini berpandangan bahwa perkembangan bahasa seseorang ditentukan oleh
faktor-faktor bawaan sejak lahir yang ditentukan oleh orang tuanya. Hal ini berarti, jika
kemampuan bahasa orang tuanya baik dan cepat, maka sang anak juga memiliki kemampuan
bahasa yang baik dan cepat, begitu sebaliknya.

2.  Aliran Empirisme atau Behaviorisme


Aliran ini berpandangan sebaliknya, bahwa perkembangan bahasa seseorang tidak
ditentukan oleh faktor bawaan melainkan ditentukan oleh proses belajar dari lingkungan
sekitarnya. Dalam hal ini jika kemampuan bahasa orang tuanya kurang baik dan lambat
namun proses stimulasi dan proses belajar dilakukan secara intensif dengan lingkunagan
berbahasa secara baik dan cepat, maka kemampuan berbahasa anak menjadi baik dan cepat
3.  Aliran konvergensi
Aliran ini mengajukan pandangan yang merupakan kolaborasi antara faktor bawaan dan
pengaruh lingkungan. Faktor bawaan yang kuat pengaruhnya terhadap perkembangan bahasa
seseorang adalah aspek kognitif. Sedangkan faktor lingkungan juga sangat berpengaruh yakni
besarnya kesempatan yang diperoleh dari lingkungan.
Pemikiran remaja bersifat egosentris. Menurut Elkind, egosentrisme remaja (adolescent
egocentrism) memiliki dua bagian yaitu penonton khayalan dan dongeng pribadi. Penonton

9
khayalan (imaginary audience) merupakan keyakinan remaja bahwa orang lain
memperhatikan dirinya sebagaimana ia memikirkan dirinya sendiri. Perilaku-perilaku yang
ditujukan untuk menarik perhatian, umum terjadi pada masa remaja. Dongeng pribadi (the
personal fable) adalah bagian dari egosentrisme remaja yang meliputi perasaan unik seorang
anak remaja. Rasa unik pribadi seorang anak remaja membuat ia merasa bahwa tidak seorang
pun mengerti tentang perasaan mereka sebenarnya. Dongeng pribadi biasanya dapat
ditemukan pada diari seorang anak remaja. Didalam dongeng pribadi itu terdapat
pelampiasan seorang remaja yang merasa bahwa tidak seorang pun yang mengerti
perasaannya. Misalnya, seorang remaja perempuan yang baru saja diputuskan oleh pacarnya
dan ia merasa bahwa Ibunya tidak mungkin mengerti perasaan yang sedang dialaminya ini.
Oleh karenanya, ia mempertahankan rasa unik itu dengan menceburkan diri kedalam fantasi
yang ia buat sendiri.

D. Perkembangan Emosi dan Moral


Masa remaja atau masa adolensia merupakan masa peralihan atau masa transisi
antara masa kanak-kanak ke masa dewasa. Pada masa ini individu mengalami perkembangan
yang pesat mencapai kematangan fisik, sosial dan emosi. Salah satu perkembangan yang
dialami oleh remaja yaitu perkembangan emosi.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa emosi adalah suatu keadaan kejiwaan yang
mewarnai tingkah laku. Emosi dapat juga diartikan sebagai suatu reaksi psikologis yang
ditampilkan dalam bentuk tingkah laku seperti gembira, bahagia, sedih, berani, takut, dll.
Biasanya emosi muncul dalam bentuk luapan perasaan dan surut dalam waktu yang
singkat. Hathersall (1985) merumuskan pengertian emosi sebagai situasi psikologis yang
merupakan pengalaman subjektif yang dapat dilihat dari reaksi wajah dan tubuh.
Pola emosi masa remaja hampir sama dengan pola emosi masa kanak-kanak. Jenis
yang secara normal dialamai adalah cinta atau kasih saying, gembira, amarah, takut, sedih
dan lainnya lagi. Perbedaannya terletak pada macam dan derajat rangsangan yang
membangkitkan emosinya dan khususnya pola pengendalian yang dilakukan individu
terhadap ungkapan emosi mereka.
Menurut Biehler (1972), membagi cirri-ciri emosional remaja menjadi dua rentang usia, yaitu
usia 12-15 tahun dan usia 15-18 tahun.
1. Ciri-ciri emosional usia 12-15 tahun :
·         Cenderung banyak murung dan tidak dapat diterka
 Bertingkah laku kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal rasa percaya diri
10
 Kemarahan biasa terjadi
 Cenderung tidak toleran terhadap orang lain dan ingin selalu menang sendiri
 Mulai mengamati orang tua dan guru-guru mereka secara objektif
2.  Ciri-ciri emosional remaja usia 15-18 tahun
 “Pemberontakan” remaja merupakan ekspresi dari perubahan yang universal dari
masa kanak-kanak menuju dewasa
 Banyak remaja mengalami konflik dengan orang tua mereka
 Sering kali melamun memikirkan masa depan mereka
Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi pada masa remaja antara lain :
a.       Perubahan jasmani atau fisik
Perubahan atau pertumbuhan yang berlangsung cepat selama masa puber menyebabkan
keadaan tubuh menjadi tidak seimbang. Ketidakseimbangan ini mempengaruhi kondisi psikis
remaja. Hal ini menyebabkan rangsangan dalam tubuh remaja yang sering kali menimbulkan
masalah dalam perkembangan psikisnya, khususnya perkembangan emosinya.
b.      Keadaan anak
Keadaan individu pada anak, misalnya cacat tubuh ataupun kekurangan pada diri anak akan
sangat mempengaruhi perkembangan emosional, bahkan akan berdampak lebih jauh pada
kepribadian anak. Misalnya, rendah diri, mudah tersinggung, atau menarik diri dari
lingkungannya.
c.       Perubahan dalam hubungan dengan teman-teman
Pada awal remaja biasanya mereka suka membentuk geng yang biasanya pula memiliki
tujuan yang positif untuk memenuhi minat bersama mereka, namun jika diteruskan pada
masa remaja tengah atau remaja akhir para anggota mungkin membutuhkannya untuk
melawan otoritas atau untuk melakukan yang tidak baik. Yang paling sering mendatangkan
masalah adalah hubungan percintaan antar lawan jenis dikalangan remaja.
d.      Perubahan dalam hubungannya dengan sekolah
Menginjak remaja mungkin mereka mulai menyadari betapa pentingnya pendidikan untuk
kehidupan dimasa mendatang. Hal ini sedikit banyak dapat menyebabkan kecemasan sendiri
bagi remaja. Lebih lanjut berkaitan dengan apa yang mereka lakukan setelah lulus sekolah.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
                Setelah menyelesaikan penyusunan masalah tentang perkembangan masa remaja,
Penyusun dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1) Perkembangan fisik pada masa remaja diawali dengan pubertas, adalah masa kematangan
fisik yang sangat cepat, yang meliputi aspek hormonal dan perubahan fisik. Pikiran
mereka juga berubah dengan artian mereka lebih dapat berfikir abstrak dan hipotesis.
Perasaan mereka berubah hampir terhadap segala hal, semua bidang cakupan
perkembangan sebagai seorang remaja menghadapi tugas utama mereka membangun
identitas termasuk identitas seksual yang akan terus mereka bawa sampai masa dewasa.
2) Anak yang berkemampuan intelektual tinggi akan berkemampuan berbahasa secara baik.
3) Perkembangan sosial pada masa remaja berkembang pula kemampuan untuk memahami
orang sebagai individu.
4) Dengan perkembangan bahasa, berkembanglah pula kemampuannya untuk
mengungkapkan isi hatinya. Ia akan lebih mudah mengerti orang lain dan lebih mudah
dimengerti oleh orang lain. Semua ini sangat membantu perkembangan tingkah laku dan
sikap remaja.

B. Saran
Berdasarkan hasil rangkuman, maka kami dapat mengemukakan saran. Remaja
merupakan tahap awal seorang anak untuk tumbuh menjadi seorang dewasa yang cerdas dan
berpengetahuan luas. Oleh sabab itu, orang tua harus memperhatikan setiap perkembangan
yang dialami oleh anaknya dari mulai perkembangan fisik, emosi, motivasi, perasaan,
intelektual, sosial dan bahasa. Agar anak tidak terjerumus kedalam hal-hal yang negatif yang
akan merusak dirinya sendiri. Orang tua hendaknya mengetahui kedewasaan remaja dengan
jalan memberikan kebebasan terbimbing untuk mengambil keputusan dan tanggung jawab
sendiri.

12
DAFTAR PUSTAKA

13

Anda mungkin juga menyukai