Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar pesertadidik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan negara (UU No. 20 Tahun 2003). Pendidikan merupakan sebuah jalan
bagi sebuah bangsa yang ingin berkembang maju.
Pendidikan merupakan persoalan pelik yang dialami setiap negara di dunia. Di
Indonesia sendiri masih meyisakan masalh pendidikan, bahkan era kemajuan
menimbulkan masalah lain bagi Indonesia. Salah satunya adalah virus keseragaman.
Pendidikan di Indonesia cenderung mendidik pesertadidik agar seragam. Usaha
penyadaran akan keberagaman masih jauh. Hal ini pun menyebabkan pengebaian
keberagaman pada peserta didik.
Peserta didik adalah individu yang memiliki potensi untuk berkembang, dan mereka
berusaha mengembangkan potensinya itu melalui proses pendidikan pada jalur dan
jenis pendidikan tertentu. Peserta didik merupakan manusia yang identitas insaninnya
sebagi subjek berkesadaran perlu dibela dengan pendidikan.
Seyognya saat ini sudah tidak ada lagi anggapan bahwa peserta didik merupakan
“bejana kosong” atau kertas kosong yang akan siap diisi oleh guru semata. Namun
hendaknya mulai diperhatikan pendidikan yang demokratis yang menghasilkan
manusia yang humanis.
Perlunya pendidik mengetahui teori-teori, model-model hingga teknik-teknik
pembelajran bagi peserta didik. Horward Gardner memperkenalkan teori kecerdasan
ganda. Teori tersebut dapat menjadi acuan bagi pendidik-pendidik guna
mengembangkan kecerdasan peserta didik.

1
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut
1) Apa yang dimaksud dengan teori kecerdasan majemuk?
2) Bagaimana penerapan teori pembelajaran dalam pembelajaran?
C. Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, tujuan makalah ini adalah sebagai berikut,
1) Mengetahui maksud dari teori kecerdasan ganda
2) Mengetahui penerapan teori pembelajaran dalam pembelajaran.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kecerdasan Ganda
Dalam dunia pendidikan, kecerdasan merupakan kesempurnaan akal budi manusia.
Howard Gardner mendefinisikan kecerdasan sebagai kemampuan untuk memecahkan
masalah. Dan menciptakan sesuatu atau menawarkan suatu pelayanan yang beharga
dalam suatu kebudayaan masyarakat.
Howard Gardner merupakan ahli pendidikan yang lahir pada tahun 1943, yang
sekaligus penemu Teori Kecerdasan Ganda di tahun 1983 yang dimuat dalam
bukunya berjudul Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences.
Kecerdasan ganda merupakan potensi yang dimiliki seseorang yang dapat diaktifkan
melalui proses belajar, interaksi dengan keluarga, guru, teman dan nilai-nilai budaya
yang berkembang. adalah teori kecerdasan yang biasa digunakan sebagai acuan untuk
dapat memahami bakat dan kecerdasan seorang individu dengan lebih baik. Dan Teori
kecerdasan ganda biasanya digunakan sebagai acuan untuk dapat memahami bakat
dan kecerdasan seorang individu dengan lebih baik.

Pokok-pokok pikiran Gardner

1. Manusia mempunyai kemampuan meningkatkan dan memperkuat kecerdasannya


2. Kecerdasan selain dapat berubah dapat pula diajarkan kepada orang lain
3. Kecerdasan merupakan realitas majemuk yang muncul di bagian-bagian yang
berbeda pada system otak atau pikiran manusia.
4. Pada tingkat tertentu, kecerdasan ini meruapakan suatu kesatuan yang utuh,
artinya dalam memecahkan masalah atau tugas tertentu, seluruh macam
kecerdasan manusia bekerja bersama kompak dan terpadu

Penelitian Gardner mengidentifikasi ada 8 macam kecerdasan manusia dalam


memahami dunia nyata, kemudian diikuti oleh tokoh-tokoh lain dengan
menambahkan dua kecerdasan lagi, sehingga menjadi 10 macam kecerdasan.

a. Kecerdasan verbal/Bahasa (verbal linguistic intelligence)


Kecerdasan ini bertanggungjawab terhadap semua hal tentang bahasa. Puisi,
humor, cerita, tata bahasa, berpikir simbolik, adalah ekspresi dari kecerdasan ini.

3
Kecerdasan ini dapat diperkuat dengan kegiatan-kegiatan berbahasa baik lisan
maupun tertulis
b. Kecerdasan logika/matematik (logical/mathematical intelligence)
Kecerdasan logika/matematik sering disebut berpikir ilmiah, termasuk berpikir
deduktif dan induktif. Kecerdasan ini diaktifkan bila seseorang menghadapi
masalah atau tantangan baru dan berusaha menyelesaikannya
c. Kecerdasan visual/ruang (visual/spatial intelligence)
Kecerdasan visual berkaitan dengan misalnya senirupa, navigasi, kemampuan
pandang ruang, arsitektur, permainan catur. Kuncinya adalah kempuan indera
pandang dan berimajinasi. Cerita khayal pada masa kecil seperti menghayal,
mimpi terbang, mempunyai kekuatan ajaib, sebagai pahlawan, sangat erat dengan
perkembangan kecerdasan ini.
d. Kecerdasan tubuh/gerak tubuh (body/kinesthetic intelligence)
Kecerdasan tubuh mengendalikan kegiatan tubuh untuk menyatakan perasaan.
Menari, permainan olahraga, badut, pantomime, mengetik, dan lain-lain,
merupakan bentuk-bentuk ekspresi dari kecerdasan ini.
e. Kecerdasan musikal/ritmik (musical/rhythmic intelligence)
Kecerdasan ritmik melibatkan kemampuan manusia untuk mengenali dan
menggunakan ritme dan nada, serta kepekaan terhadap bunyi-bunyian di
lingkungan sekitar suara manusia. Dari semua kecerdasan diatas, perubahan
kesadaran manusia banyak disebabkan oleh music dan ritme. Musik dapat
menenangkan pikiran, memacu kembali aktivitas, memperkuat semangat nasional
dan dapat meningkatkan keimanan rasa syukur.
f. Kecerdasan interpersonal (interpersonal intelligence)
Kecerdasan initerpersonal berhubungan dengan kemampuan bekerjasama dan
berkomunikasi baik verbal maupun nonverbal dengan oranglain. Mampu
mengenali perbedaan perasaan, temperamen, maupun motivasi oranglain. Pada
tingkat yang lebih tinggi kecerdasan ini dapat membaca konteks kehidupan
oranglain, kecenderungannya, dan kemungkinan keputusan yang akan diambil.
Kecerdasan ini tampak pada para professional seperti konselor, guru,
terapis,politisi, pemuka agama.
g. Kecerdasan intrapersonal (intrapersonal intelligence)
Kecerdasan intrapersonal mengendalikan pemahaman terhadap aspek internal diri
seperti perasaan, proses berpikir, refleksi diri, intuisi dan spiritual. Kecerdasan ini

4
merupakan jenis yang paling individual sifatnya dan untuk menggunakannya
diperlukan semua kecerdasan yang lain.
h. Kecerdasan naturalis (naturalistic intelligence)
Kecerdasan naturalis banyak dimiliki oleh para pakar lingkungan. Seorang
penduduk di daerah pedalaman dapat mengenali tanda-tanda akan terjadi
perubahan lingkungan, misalnya dengan melihat gejala-gejala alam. Dengan
melihat rumput/daun yang patah, ia dapat memastikan siapa yang baru saja
melihat
i. Kecerdasan spiritual (spiritualist intelligence)
Kecerdasan spiritual banyak dimiliki oleh para rohaniawan. Kecerdasan ini
berkaitan dengan bagaimana manusia berhubungan dengan Tuhannya.
Kecerdasan ini dapat dikembangkan pada setiap orang melalui pendidikan agama,
kontemplasi kepercayaan dan refleksi teologis
j. Kecerdasan eksistensial (existensialist intelligence)
Kecerdasan eksistensial banyak dijumpai para filsuf. Mereka mampu menyadari
dan menghayati dengan benar keberadaan dirinya di dunia ini dan apa tujuan
hidupnya

B. Penerapan Teori Kecerdasan Ganda Dalam Pembelajaran


` Tentang kecerdasan pernah dibahas di sini yaitu Kecerdasan Anak, sekarang coba kita
bahas lebih luas lagi. Anda atau orang-orang disekitar kita pasti memiliki memiliki
pandangan atau pendapat sendiri tentang apa yang dimaksud dengan kecerdasan.
Menurut beberapa Ahli:

Claporede dan Stern, intelegensi diartikan sebagai penyesuaian diri secara mental
terhadap situasi atau kondisi baru. K.Bulber mendefinisikan intelegensi sebagai
perbuatan yang disertai dengan pemahaman atau pengertian. David Wechsler
berpendapat intelegensi adalah kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara
terarah, serta mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif.

Asri Budiningsih berpendapat, kecerdasan adalah suatu kemampuan memecahkan


masalah atau menghasilkan sesuatu yang dibutuhkan di dalam latar budaya tertentu.
Rentang masalah atau sesuatu yang dihasilkan mulai dari yang sederhana sampai yang
kompleks termasuk mulai dari upaya mengakhiri cerita, menentukan langkah-langkah

5
permainan catur, menambal selimut yang sobek, sampai menghasilkan teori- teori,
komposisi musik dan politik. Seseorang dikatakan cerdas bila ia dapat memecahkan
masalah yang dihadapi dalam hidupnya dan mampu menghasilkan sesuatu yang berguna
bagi umat manusia.

Dengan demikian, merujuk beberapa difenisi kecerdasan yang disampaikan oleh para
ahli, maka kecerdasan tidak terpaku pada kemampuan akademik, namun di dalamnya
mencakup sejumlah kemampuan seseorang; baik fisik maupun psikis yang bekerja secara
simultan untuk memecahlan masalah, menyesuaikan diri, merespons stimulus secara
tepat dan benar, dan sebagainya.

Yang akan kita bahas selanjutnya adalah apa yang dikemukakan oleh seorang profesor
psikologi dari Harvard University yang juga Tokoh Pencetus Teori Kecerdasan Ganda yaitu
Howard Gardner. Howard Gardner menegaskan bahwa skala kecerdasan yang selama ini
dipakai, ternyata memiliki banyak keterbatasan sehingga kurang dapat meramalkan
kesuksesan untuk masa depan seseorang. Menurutnya kecerdasan seseorang meliputi unsur-
unsur:
1. Kecerdasan Bahasa
2. Kecerdasan logis matematis
3. Kecerdasan spasial
4. Kecerdasan kinestetis jasmani
5. Kecerdasan musikal
6. Kecerdasan interpersonal
7. Kecerdasan intrapersonal
8. Kecerdasan naturalis

Mari kita beri penjelasan sedikit tentang delapan kecerdasan menurut Howard
Gardner dan hubungannya terhadap peserta didik:

1. Kecerdasan Bahasa (Linguistik)

Kecerdasan bahasa berisi kemampuan untuk berfikir dan menggunakan bahasa dan
kata-kata, baik secara tertulis maupun lisan, dalam berbagai bentuk yang berbeda untuk
mengekspresikan gagasan-gagasannya. Peserta didik dengan kecerdasan bahasa yang tinggi

6
umumnya ditandai dengan kesenangannya pada kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan
suatu bahasa seperti membaca, menulis karangan, membuat puisi, menyusun kata-kata
mutiara,dansebagainya.
Peserta didik seperti ini juga cenderung memiliki daya ingat yang kuat, misalnya
terhadap nama-namaorang,istilah-istilahbaru,maupun hal-hal yang sifatnya detail. Mereka
cenderung lebih mudah belajar dengan cara mendengarkan dan verbalisasi. Dalam hal
penguasaan suatu bahasa baru, peserta didik ini umumnya memiliki kemampuan yang lebih
tinggi dibandingkandenganpesertadidiklainnya. Contoh orang-orang yang memiliki
kecerdasan bahasa misalnya: Pengarang, Penyair, Wartawan, Pembicara, Pembaca berita.

Meningkatkan kecerdasan bahasa dapat dilakukana dengan cara mengadakan


permainan merangkai kata, buatlah buku harian atau usahakan untuk menulis tentang apa saja
yang ada dalam pikiran setiap harinya sebanyak 250 kata, dan sediakan waktu untuk bercerita
secara teratur dengan keluarga atau sahabat.

2. Kecerdasan Matematis/Logis

Kecerdasan logis matematis memuat kemampuan seseorang dalam berpikir secara


induktif dan deduktif, berpikir menurut aturan logika, memahami dan menganalisis pola
angka-angka, serta memecahkan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir.
Peserta didik dengan kecerdasan logis matematis tinggi cenderung menyenangi kegiatan
menganalisis dan mempelajari sebab akibat terjadinya sesuatu. Ia menyenangi berpikir secara
konseptual, misalnya menyusun hipotesis dan mengadakan kategorisasi dan klasifikasi
terhadap apa yang dihadapinya. Peserta didik semacam ini cenderung menyukai aktivitas
berhitung dan memiliki kecepatan tinggi dalam menyelesaikan problem matematika. Apabila
kurang memahami, mereka akan cenderung berusaha untuk bertanya dan mencari jawaban
atas hal yang kurang dipahaminya itu. Mereka juga sangat menyukai berbagai permainan
yang banyak melibatkan kegiatan berpikir aktif, diantaranya bermain catur dan bermain teka-
teki.

Dengan demikian seseorang yang memiliki kecerdasar logis matematis yang tinggi
akan terampil dalam melakukan hitungan atau kuantifikasi, mengemukakan proposisi dan
hipotesis dan melakukan operasi matematis yang kompleks. Contoh – contoh orang yang
memiliki kecerdasan matematis logis adalah ilmuwan, matematikawan, akuntan, insinyur,

7
dan pemrogram komputer. Meningkatkan kecerdasan matematis logis dapat dilakukan
dengan cara berlatih menghitung soal-soal matematika sederhana di kepala (berapa 21 X 40
dalam 5 detik), pelajari cara menggunakan sempoa, sering-seringlah mengisi teka-teki
silang/asah otak lainnya.

3. Kecerdasan Visual-Spasial

Kecerdasan visual-spasial memuat kemampuan seseorang untuk lebih memahami


secara lebih mendalam hubungan antar objek dan ruang. Peserta didik ini memiliki
kemampuan menciptakan imajinasi bentuk dalam pikirannya atau kemampuan untuk
menciptakan bentuk-bentuk tiga dimensi seperti dijumpai pada orang dewasa yang menjadi
pemahat atau arsitek suatu bangunan. Kemampuan membayangkan suatu
bentuk nyata dan kemudian memecahkan berbagai masalah sehubungan dengan kemampuan
ini adalah hal yang menonjol pada jenis kecerdasan visual-spasial.
Orang-orang seperti ini akan unggul dalam pencarian jejak. Dengan demikian orang
yang memiliki kecerdasan spasial adalah orang yang memiliki kapasitas dalam berfikir secara
tiga dimensi. Contoh – contoh orang yang memiliki kecerdasan spasial adalah pelaut, pilot,
pematung, pelukis dan arsitek. Kecerdasan spasial memungkinkan individu dapat
mempersepsikan gambar-gambar baik internal maupun eksternal dan mengartikan atau
mengkomunikasikan informasi grafis. Meningkatkan kecerdasan spasial yaitu seringlah
berlatih permainan gambar tiga dimensi, puzzle, kubus, dan teka-teki visual lainnya,
dekorasi ulang interior dan taman rumah, buatlah struktur benda dengan logo, atau bahan
mainan tiga dimensi lainnya.

4. Kecerdasan Kinestetik

Kecerdasan kinestetik merupakan kemampuan seseorang untuk secara aktif


menggunakan bagian-bagian atau seluruh tubuhnya untuk berkomunikasi dan memecahkan
berbagai masalah. Hal ini dapat dijumpai pada seseorang yang unggul pada salah satu cabang
olahraga, seperti bulu tangkis, sepakbola, tenis, renang, menari baik balet maupun lainnya,
terampil berakrobat atau bermain sulap. Seseorang yang memiliki kecerdasan kinestetik
adalah orang-orang yang terampil memanipulasi objek dan cakap melakukan aktivitas fisik.
Contoh-contoh orang yang memiliki kecerdasan kinestetik yaitu atlet, penari, ahli bedah, dan
pengrajin.

8
Meningkatkan kecerdasan kinestetik dapat dilakukan dengan cara bergabung dan
berlatih bersama dengan klub olahraga di lingkungan,
pelajarilah kegiatan dansa, kumpulkanlah berbagai macam benda yang memiliki beragam
tekstur dan bentuknya khas, cobalah kenali benda-benda tersebut dengan mata tertutup.

5. Kecerdasan Musikal

Kecerdasan musikal adalah kemampuan seseorang untuk peka terhadap suara-suara


nonverbal yang berada disekelilingnya, termasuk dalam hal ini adalah nada dan irama.
Seseorang tipe ini cenderung senang sekali mendengarkan nada dan irama yang indah, entah
melalui senandung yang dilagukan sendiri, ataupun mendengarkan dari alat musik misalnya
tape recorder, radio, pertunjukan orchestra, atau alat musik yang dimainkannya sendiri.
Mereka juga lebih mudah mengingat sesuatu dan mengekspresikan gagasan-gagasan apabila
dikaitkan dengan music. Orang dengan
kecerdasan musikal sensitif terhadap nada, melodi, dan irama musik.
Orang-orang yang memilki kecerdasan musikal yang baik antara lain ; komposer, konduktor,
musisi, kritikus musik, pembuat instrumen dan orang-orang sensitif terhadap unsur suara.

Kecerdasan musikal dapat dilatih dengan cara mengunjungi konser atau pertunjukan
musik, bernyanyilah di kamar mandi atau di manapun yang memungkinkan untuk
bersenandung, luangkan waktu selama satu jam setiap minggu untuk mendengarkan gaya
musik yang tidak dikenal akrab (western, jazz, country, world music ,dll).

6. Kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan interpersonal menunjukkan kemampuan seseorang untuk peka terhadap


perasaan orang lain. Mereka cenderung untuk memahami dan berinteraksi dengan orang lain
sehingga mudah bersosialisasi dengan lingkungan sekelilingnya.

Kecerdasan semacam ini dikenal juga sebagai kecerdasan sosial, yang selain
kemampuan menjalin persahabatan yang akrab dengan teman, juga mencakup kemampuan
seperti memimpin, mengorganisasi, menangani perselisihan antarteman, memperoleh simpati
dari rekannya. Dengan demikian kecerdasan interpersonal adalah kapasitas yang dimiliki oleh
seseorang untuk dapat memahami dan dapat melakukan
interaksi secara efektif dengan orang lain.

9
Kecerdasan interpersonal akan dapat dilihat dari beberapa oranng seperti; guru yang sukses,
pekerja sosial, aktor, politisi. Saat ini orang mulai menyadari bahwa kecerdasan interpersonal
merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan kesuksesan seseorang.

Meningkatkan kecerdasan interpersonal yaitu: belilah kotak kartu nama, penuhi


dengan nama kontak bisnis, teman, kenalan, kerabat, dan orang lain, serta tetaplah menjalin
hubungan dengan mereka; luangkan waktu selama 15 menit setiap hari untuk mempraktekkan
mendengarkan secara aktif dengan pasangan hidup atau sahabat dekat; bekerjasamalah
dengan satu orang atau lebih dalam sebuah
proyek yang berdasarkan pada kesamaan minat (seni kain perca, pemain bass, penulisan
artikel tentang pantai).

7. Kecerdasan Intrapersonal

Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan seseorang untuk peka terhadap persaan


dirinya sendiri. Ia cenderung mampu untuk mengenali berbagai kekuatan maupun kelemahan
yang ada pada dirinya sendiri. Orang dengan kecerdasan jenis ini senang melakukan
intropeksi diri, mengoreksi kekurangan maupun kelemahan yang ada pada dirinya sendiri,
kemudian mencoba untuk memperbaikinya. Beberapa orang yang memiliki kecerdasan
semacam ini cenderung menyukai kesunyian dan kesendirian, merenung, dan berdialog
dengan dirinya sendiri.
Kecerdasan intrapersonal diperlihatkan dalam bentuk kemampuan dalam membangun
persepsi yang akurat tentang diri sendiri dan menggunakan kemampuan tersebut dalam
membuat rencana dan mengarahkan orang lain.

Meningkatkan kecerdasan intrapersonal dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :


pilihlah tokoh favorit yang positif, dan baca serta jadikan mereka sebagai kawan imajinasi
dalam memecahkan suatu permasalahan yang membutuhkan waktu pemahaman yang dalam,
lakukanlah sesuatu yang menyenangkan diri sekurang-kurangnya sekali sehari, luangkan
waktu sekitar sepuluh menit setiap sore hari untuk meninjau kembali secara mental berbagai
macam perasaan dan gagasan yang dialami.

10
8. Kecerdasan Naturalis

Kecerdasan Naturalis adalah kemampuan seseorang untuk peka terhadap lingkungan


alam, misalnya senang berada di lingkungan alam yang terbuka, seperti pantai, gunung, cagar
alam, atau hutan. Orang dengan kecerdasan jenis ini, cenderung suka mengobservasi
lingkungan alam seperti aneka macam bebatuan, jenis-jenis lapisan tanah, aneka macam flora
dan fauna, benda-benda angkasa dan sebagainya. Para pecinta alam adalah contoh orang
tergolong sebagai orang – orang yang memiliki kecerdasan ini.

Metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecerdasan naturalis antara lain
peliharalah hewan favorit, tingkatkan frekuensi melihat acara mengenai program flora dan
fauna, (ini yang paling mudah) cobalah untuk menahan dari untuk tidak merusak lingkungan,
seperti mencorat-coret meja, menginjak rumput kantor, memetik bunga yang sedang tumbuh.

Dari kecerdasan yang dikemukakan Howard Gardne diatas dapat kita simpulkan
bahwa Anak-anak semuanya adalah cerdas, tetapi kita tidak dapat melihat dan
mengembangkan kecerdasan mereka. Teori kecerdasan majemuk di atas dapat kita
implementasikan dalam aktivitas pembelajaran. Implementasi teori kecerdasan majemuk
dalam aktivitas pembelajaran memerlukan dukungan komponen-komponen sistem
persekolahansebagaiberikut :

Orang tua murid/Masyarakat

Komponen masyarakat, dalam hal ini orang tua murid, perlu memberikan dukungan
yang optimal agar implementasi teori kecerdasan majemuk di sekolah dapat berhasil. Orang
tua, dalam konteks pengembangan kecerdasan majemuk perlu memberikan sedikit kebebasan
pada anak mereka untuk dapat memilih kompetensi yang ingin dikembangkan sesuai dengan
kecerdasan dan bakat yang mereka miliki.

Guru
Guru memegang peran yang sangat penting dalam implementasi teori kecerdasan
majemuk. Agar implementasi teori kecerdasan majemuk dapat mencapai hasil seperti yang
diinginkan ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu :

11
*Kemampuan guru dalam mengenali kecerdasan individu siswa
*Kemampuan mengajar dan memanfaatkan waktu mengajar secara proporsional.

Kemampuan guru dalam mengenali kecerdasan majemuk yang dimiliki oleh siswa
merupakan hal yang sangat penting. Faktor ini akan sangat menentukan dalam merencanakan
proses belajar yang harus ditempuh oleh siswa. Ada banyak cara yang dapat dilakukan oleh
guru untuk mengenali kecerdasan spesifik yang dimiliki oleh siswa. Semakin dekat hubungan
antara guru dengan siswa, maka akan semakin mudah bagi para guru untuk mengenali
karakteristik dan tingkat kecerdasan siswa.

Setelah mengetahui kecerdasan setiap individu siswa, maka langkah – langkah berikutnya
adalah merancang kegiatan pembelajaran. Armstrong (2004) mengemukakan proporsi waktu
yang dapat digunakan oleh guru dalam mengimplementasikan teori kecerdasan majemuk
yaitu :
- 30 % pembelajaran langsung

- 30 % belajar kooperatif

- 30 % belajar independent

Implementasi teori kecerdasan majemuk membawa implikasi bahwa guru bukan lagi
berperan sebagai sumber (resources), tapi harus lebih berperan sebagai manajer kegiatan
pembelajaran. Dalam menerapkan teori kecerdasan majemuk, sistem sekolah perlu
menyediakan guru-guru yang kompeten dan mampu membawa anak mengembangkan
potensi-potensi kecerdasan yang mereka miliki.

Guru musik misalnya, selain mampu memainkan instrumen musik, ia juga harus
mampu mengajarkannya sehingga dapat menjadi panutan yang baik bagi siswa yang
memiliki kecerdasan musikal.

12
Lebih lanujut dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 39 ayat (2) menyebutkan pendidik merupakan tenaga profesional
yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

Sedangkan dalam pasal 32 ayat (1) disebutkan bahwa pendidikan khusus merupakan
pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses
pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi
kecerdasan dan bakat istimewa.

Dalam pembelajaran guru sebagai pendidik berinteraksi dengan peserta didik yang
mempunyai potensi beragam. Untuk itu pembelajaran hendaknya lebih diarahkan kepada
proses belajar kreatif dengan menggunakan proses berpikir divergen (proses berpikir ke
macam-macam arah dan menghasilkan banyak alternatif penyelesaian) maupun proses
berpikir konvergen (proses berpikir mencari jawaban tunggal yang paling tepat).

Dalam konteks ini guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator dari pada pengarah
yang menentukan segala-galanya bagi peserta didik. Sebagai fasilitator guru lebih banyak
mendorong peserta didik (motivator) untuk mengembangkan inisiatif dalam menjajagi tugas-
tugas baru. Guru harus lebih terbuka menerima gagasan-gagasan peserta didik dan lebih
berusaha menghilangkan ketakutan dan kecemasan peserta didik yang menghambat
pemikiran dan pemecahan masalah secara kreatif.

Bagaimana hal ini dapat diwujudkan pada suasana pembelajaran yang dapat dinikmati
oleh peserta didik.

Jawabannya adalah pembelajaran menggunakan pendekatan kompetensi, antara lain


dalam proses pembelajaran guru:

13
1. memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bermain dan berkreativitas,
2. memberi suasana aman dan bebas secara psikologis,
3. disiplin yang tidak kaku, peserta didik boleh mempunyai gagasan sendiri dan dapat
berpartisipasi secara aktif
4. memberi kebebasan berpikir kreatif dan partisipasi secara aktif.

Semua ini akan memungkinkan peserta didik mengembangkan seluruh potensi


kecerdasannya secara optimal. Suasana kegiatan belajar-mengajar yang menarik, interaktif,
merangsang kedua belahan otak peserta didik secara seimbang, memperhatikan keunikan tiap
individu, serta melibatkan partisipasi aktif setiap peserta didik akan membuat seluruh potensi
peserta didik berkembang secara optimal.

Selanjutnya tugas guru adalah mengembangkan potensi peserta didik menjadi


kemampuan yang maksimal Sekolah yang menerapkan teori

•Fasilitas
Kecerdasan majemuk juga perlu menyediakan fasilitas pendukung selain guru yang
berkualitas. Fasilitas tersebut dapat digunakan oleh guru dan siswa dalam meningkatkan
kecerdasan-kecerdasan yang spesifik. Fasilitas dapat berbentuk media pembelajaran dan
peralatan serta perlengkapan pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kecerdasan majemuk. Contoh fasilitas pembelajaran yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kecerdasan majemuk antara lain: peralatan musik, peralatan olah raga dan
media pembelajaran yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan spesifik.

• Kurikulum dan Sistem penilaian

Kurikulum dan Sistem penilaian adalah satu kesatuan yang kuat sehingga di dalam
kurikulum dapat di atur sistem penilaian yang diperlukan oleh sekolah yang menerapkan teori
kecerdasan majemuk berbeda dengan sistem penilaian yang digunakan pada sekolah
konvensional. Sekolah yang menerapkan teori kecerdasan majemuk pada dasarnya berasumsi
bahwa semua individu itu cerdas.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setiap peserta didik pastilah memiliki kecerdasan yang tidak hanya satu
melainkan majemuk, sesuai yang diapaparkan oleh Howard Gardner. Beliau
menjabarkan, bahwa setidaknya ada 8 jenis kecerdasan yaitu Bahasa, Matematis
logis, Spasial, Musikal, Kinestetis tubuh, Interpersonal, Intrapersonal, dan Naturalis.
Dalam pembelajarannya guru lebih dianjurkan untuk menjadi manajer di
dalam kelas. Peserta didik dintutut pula mengembangkan ketrampilannya, dengan
guru sebagai fasilitator.

B. Saran
Demikian makalh ini kami buat. Bagi semua pendidik baik guru maupun
orang tua membimbing anak untuk terus belajar. Selain itu untuk penulis juga
pembaca diharapkan selalu belajar untuk mengasah kecerdasan yang dimilikinya
sehingga jika setiap orang mampu menggunakan inteligensi / kecerdasannya yang
paling kuat maka mereka akan menemukan bahwa belajar itu mudah dan
menyenangkan

15
DAFTAR PUSTAKA

Budiningsih, C. Asri. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

“Howard Gardner” : https://en.wikipedia.org/wiki/Howard_Gardner . Diakses pada 26


Desember

16

Anda mungkin juga menyukai