Anda di halaman 1dari 15

FASE DAN TUGAS PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI (TK)

Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas Mata Kuliah


Psikologi Perkembangan
Dosen Pengampu :
Cucum Novianti,MA.

Disusun Oleh :
ROSANINDA (2019.3.7.1.00594)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas ijin-Nya penulis mampu
menyelesaikan makalah dengan judul “Fase dan Tugas Perkembangan Anak TK”. Makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan yang diampu
oleh Ibu Cucum Novianti, M.Pd.
Penulis sadar makalah ini jauh dari sempurna, akan tetapi besar harapan penulis makalah
ini dapat membantu mahasiswa sebagai referensi tentang Psikologi Perkembangan dalam
Pendidikan khususnya mengenai Fase dan Tugas Perkembangan Anak TK yang kelak dapat
digunakan dalam proses pembelajaran.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Semoga amal kebaikannya mendapatkan balasan oleh Allah SWT.
Aamiin.

Cirebon, 14 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................. 1
C. Tujuan Masalah...................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................. 2
A. Pengertian Anak Usia Dini.....................................................................................2
B. Karakteristik Anak Usia Dini.................................................................................3
C. Tahapan Perkembangan Anak Usia Dini............................................................... 4
D. Fungsi Tugas Perkembangan Anak Usia Dini bagi Guru dan Orang Tua………. 7
BAB III PENUTUP......................................................................................................... 11
A. Kesimpulan........................................................................................................... 11
B. Saran ..................................................................................................................... 11
DAFTAR ISI.................................................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Anak usia dini merupakan individu yang berbeda, unik, dan memiliki karakteristik
tersendiri sesuai dengan tahapan usianya. Masa usia dini (0-6 tahun) merupakan masa
keemasan (golden age) stimulus seluruh aspek perekmbangan berperan penting untuk tugas
perkembangan selanjutnya. Perlu di dasari bahwa masa-masa awal kehidupan
anakmerupakan masa terpenting dalam rentag kehidupan seorang anak. Pada masa ini
pertumbuhan otak sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat (eksplosif). Masa
untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik, kognitif,
Bahasa, sosial, emosional, konsep diri, disiplin, kemandirian, seni, moral dan nilai-nilai
agama. Untuk lebih lanjut makalah ini akan membahas tentang fase dan tugas
perkembangan anak usia dini (TK).

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengetian anak usia dini?
2. Apa saja Karakteristik Anak Usia Dini?
3. Bagaimana Tahapan perkembangan Anak Usia Dini?
4. Bagaimana Fungsi Tugas Perkembangan Anak Usia Dini bagi Guru dan Orang Tua?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk memahami pengertian anak usia dini
2. Untuk mengetahui Karakteristik Anak Usia Dini
3. Untuk mengetahui Tahapan perkembangan Anak Usia Dini
4. Untuk mengetahui Fungsi Tugas Perkembangan Anak Usia Dini bagi Guru dan Orang
Tua

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Anak Usia Dini


Yang dimaksud dengan anak usia dini atau anak prasekolah adalah mereka yang berusia
antara 0 sampai 6 tahun. Mereka biasanya mengikuti program prasekolah atau kindergarten.
Sedangkan di Indonesia umumnya mereka mengikuti program tempat penitipan anak dan
kelompok bermain (play group).
Sementara itu, menurut direktorat pendidikan anak usia dini, pengertian anak usia dini
adalah anak usia 0 – 6 tahun, baik yang terlayani maupun yang tidak terlayani di lembaga
pendidikan anak usia dini. Hal ini sesuai dengan ketentuan umum Undang-Undang Nomor
20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia
dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan
usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut.
 Pendidikan anak usia dini dapat dilaksanakan melalui pendidikan formal, nonformal dan
informal. Pendidikan anak usia dini jalur formal berbentuk taman kanak-kanak (TK) dan
Raudatul Athfal (RA) dan bentuk lain yang sederajat. Pendidikan anak usia dini jalur
nonformal berbentuk kelompok bermain (KB), taman penitipan anak (TPA), sedangkan
PAUD pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang
diselenggarakan lingkungan seperti bina keluarga balita dan posyandu yang terintegrasi AUD
atau yang kita kenal dengan satuan PAUD.
Dari pengertian tersebut tergambar bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada
rentang usia 0 – 6 tahun. Hal ini sejalan dengan Undang-undang sistem pendidikan nasional
no. 20 tahun 2003 tentang sisdiknas pasal 28 ayat 1 yaitu pendidikan anak usia dini
diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. Sedangkan jenjang pendidikan dasar
dimulai pada usia 7 tahun.

2
B. Karakteristik Anak Usia Dini
Anak usia dini sering disebut sebagai golden age. Hal ini karena pada masa ini pondasi
otak manusia sedang dibangun, pondasi yang kuat akan menghasilkan bangunan yang kuat
dan tahan lama. Golden age merupakan masa yang sangat penting untuk memperhatikan
tumbuh kembang anak secara cermat agar sedini mungkin dapat terdeteksi apabila terjadi
kelainan. Selain itu, penanganan kelainan yang sesuai pada masa Golden Age dapat
meminimalisasi disfungsi tumbuh kembang anak sehingga mencegah terjadinya disfungsi
permanen. Masa Golden Age sangat penting dan perlu diperhatikan khusus oleh orang tua.
Pada masa Golden Age otak bertumbuh secara maksimal, begitu pula pertumbuhan fisik.
Selain itu, masa tersebut juga terjadi perkembangan kepribadian anak dan pembentukan pola
perilaku, sikap, dan ekspresi emosi. Jika berbagai kebutuhan anak diabaikan pada
masa golden age, anak dikhawatirkan mengalami tumbuh kembang yang kurang optimal.
Perkembangan anak pada tahap pra sekolah dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
usia 2-3 tahun dan 4-6 tahun. Anak pada usia 2-3 tahun memiliki beberapa kesamaan
karakteristik dengan masa bayi (0-2 tahun). Mereka pada umumnya memiliki cirri-ciri
sebagai berikut :
1. Secara fisik anak mengalami pertumbuhan yang sangat pesat.
2. Sangat aktif mengeksplorasi benda-benda yang ada di sekitarnya, memiliki observasi
yang tajam dan keinginan keinginan belajar yang kuat
3. Mulai mengembangkan kemampuan berbahasa, diawali dengan berceloteh
4. Mulai belajar mengembangkan emosi yang didasarkan pada bagaimana lingkungan
memperlakukan dia, sebab emosi bukan ditentukan oleh bawaan, namun lebih banyak
pada lingkungan.
Sedangkan   menginjak  usia 4 – 6 tahun  karakteristik  anak umumnya menunjukkan:

1. Perkembangan fisik, anak sangat aktif melakukan berbagai kegiatan yang sangat
bermanfaat untuk pengembangan otot-otot kecil maupun besar.
2. Perkembangan bahasa sudah mampu memahami pembicaraan orang lain dan mampu
mengungkapkan pikirannya dalam batas-batas tertentu
3. Perkembangan kognitif (daya pikir) sangat pesat, ditunjukkan rasa ingin tahu anak yang
luar biasa terhadap lingkungan sekitar.

3
C. Tahapan Perkembangan Anak Usia Dini
1. Neonatus (lahir-28 hari)
Pada tahap ini, perkembangan neonatus sangat memungkinkan untuk dikembangkan
sesuai keinginan. Implikasinya adalah membantu orang tua untuk mengidentifikasi dan
menemukan kebutuhan yang tidak ditemukan.
2. Bayi (1 bulan- 1 tahun)
Pada tahap ini, tumbuh kem bang terbagi menjadi 4tahap perkembangan, yaitu
a) Bayi usia (0-3 bulan)
1) Mengangkat kepala
2) Mengikuti obyek dengan mata
3) Melihat dengan tersenyum
4) Bereaksi terhadap suara atau bunyi
5) Mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan kontak
6) Menahan barang yang dipegangnya
7) spontan atau bereaksi dengan mengoceh
b) Bayi usia 3 -6 bulan
1) Mengangkat kepala sampai 90°
2) Mengangkat dada dengan bertopang tangan
3) Belajar meraih benda-benda yang ada dalamjangkauannya atau diluar
jangkauannya
4) Menaruh benda-benda di mulutnya
5) Berusaha memperluas lapang pandang
6) Tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak bermain
7) Mulai berusaha mencari benda-benda yanghilang
c) Bayi usia 6-9 bulan
1) Duduk tanpa dibantu
2) Tengkurap dan berbalik sendiri
3) Merangkak meraih benda atau mendekatiseseorang
4) Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain

4
5) Memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
6) Bergembira dengan melempar benda – benda
7) Mengeluarkan kata -kata tanpa arti
8) Mengenal muka anggota keluarga dan takut pada orang lain
9) Mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan
d) Bayi usia 9-12 bulan
1) Berdiri sendiri tanpa dibantu
2) Berjalan dengan dituntun
3) Menirukan suara
4) Mengulang bunyi yang didengarnya
5) Belajar menyatakan satu atau dua kata
6) Mengerti perintah sederhana atau larangan
7) Minat yang besar dalam mengeksplorasi sekitarnya
8) Ingin menyentuh apa saja dan memasukkan benda-benda ke mulutnya
9) Berpartisipasi dalam permainan
3. Toddler (1-3 Tahun)
Pada usia ini terjadi peningkatan kemampuan psikososial dan perkembangan motorik,
baik motorik halus maupun kasar. Tahap ini terbagi menjadi 3 tahap perkembangan, yaitu
a) Usia 12-18 bulan
1) Mulai mampu berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekeliling rumah
2) Menyusun 2 atau 3 kotak
3) Dapat mengatakan 5-10kata
4) Memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing
b) Usia 18 – 24 bulan
1) Mampu naik turun tangga
2) Menyusun 6 kotak
3) Menunjuk mata dan hidungnya
4) Menyusun dua kata
5) Belajar makan sendiri
6) Menggambar garis di kertas atau pasir
7) Mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil

5
8) Menaruh minat kepada apa yang dikerjakan oleh orang yang lebih besar
9) Memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain – main dengan mereka
c) Usia 2-3 tahun
1) Anak belajar meloncat, melompat dengan satu kaki
2) Membuat jembatan dengan 3 kotak
3) Mampu menyusun kalimat
4) Mempergunakan kata – kata saya
5) Bertanya
6) Mengerti kata kata yang ditujukan kepadanya
7) Menggambar lingkaran
8) Bermain dengan anak lain
9) Menyadari adanya lingkungan lain di luar keluarganya
4. Pra Sekolah (3-6 Tahun)
Pada masa pra sekolah pertumbuhan fisik lebih lambat. Ketika sedang bermain anak
mencoba pengalaman baru dan peran sosial. Tahap ini terbagi menjadi 3 tahapan, yaitu:
a) Anak usia 3-4 tahun
1) Berjalan- jalan sendiri mengunjungi tetangga
2) Berjalan pada jari kaki
3) Belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri
4) Menggambar garis silang
5) Menggambar orang (hanya kepala dan badan
6) Mengenal 2 atau 3 warna
7) Bicara dengan baik
8) Bertanya bagaimana anak dilahirkan
9) Mendengarkan cerita cerita dengan anak lain
10) Menunjukkan rasa sayang kepada saudara saudaranya
11) Dapat melaksanakan tugas tugas sederhana
b) Anak usia 4-5 tahun
1) Mampu melompat dan menari
2) Menggambar orang terdiri dari kepala, lengan dan badan
3) Dapat menghitung jari –jarinya

6
4) Mendengar dan mengulang hal-hal penting dan cerita
5) Minat kepada kata baru dan artinya
6) Memprotes bila dilarang apa yang diinginkannya
7) Membedakan besar dan kecil
8) Menaruh minat kepada aktivitas orang dewasa
c) Anak usia 6 tahun
1) Ketangkasan meningkat
2) Melompat tali
3) Bermain sepeda
4) Menguraikan objek -objek dengan gambar
5) Mengetahui kanan dan kiri
6) Memperlihatkan tempertantrum
7) Mungkin menentang dan tidak sopan

D. Fungsi Tugas Perkembangan Anak Usia Dini bagi Guru dan Orang Tua
1. Peran Oramg Tua
Bagi anak, orang tua (ayah ibu) merupakan figur orang dewasa pertama yang
dikenal anak sejak bayi. Selain kedekatan karena faktor biologis, anak biasanya cukup
dekat dengan ayah ibunya karena hampir seluruh hidupnya dekat dan dihabiskan bersama
orangtuanya. Oleh karena itu, ayah ibu meniliki pengaruh besar terhadap perkembangan
anak.
Widyawati memberikan beberapa petunjuk bagi orangtua untuk mengembangkan
kemampuan anak, yaitu:
a) memperlakukan anak sesuai dengan karakteristik anak dan memahami bahwa setiap
anak bersifat unik;
b) memenuhi kebutuhan dasar anak, seperti kebutuhan kasih sayang, pemberian
makanan bernutrisi, rasa aman, dan nyaman;
c) memperhatikan pola pendidikan yang diajarkan oleh guru di sekolah anak dan
mencoba menyelaraskan pola tersebut dengan pola pendidikan di rumah
d) memberikan dukungan dan penghargaan ketika anak menampilkan perilaku yang
terpuji;

7
e) memberikan fasilitas lingkungan yang sesuai dengan usia perkembangannya,
f) bersikap tegas dan konsisten

Berikut Peran orangtua dalam membantu anak dalam mencapai Tugas


Perkembanganya
a) Fase oral (mulut)
Pada periode ini peran orang tua yang dibutuhkan anak adalah pemberian kasih
sayang dengan menyusui dan membelai atau mengusap. Anak merasakan nikmat dan
kenyamanan kalau bibirnya disentuh oleh payudara ibunya yag lembut dan hangat,
dibelai dengan penuh kasih sayang oleh tangan dan kulit ibunya yang halus. Sentuhan
dan belaian ini akan menimbulkan kesan kejiwaan nyaman, tentram, dan damai dan
persaan dilindungi.
Erik Erikson (1960) mengemukakan bahwa anak yang mengalami kesan
kepuasan seperti ini memiliki keyakinan dasar yang benar dan bagus tentang dunia
(basic trust). Sebaliknya anak yang tidak disusui, sedikit sekali disentuh dan dibelai
dan miskin kasih sayang akan memilki kesan kejiwaan yang negative tentang
kehidupan ini. Anak merasa diabaikan, tidak dilindungi, tidak aman dan ini menjadi
sumber kekecewaan dalam menghadapi kehidupan. Anak menghayati dunia sebagai
keadaan yang kejam, tidak menyenangkan dan tidak aman sehingga dalam
menghadapi kehidupan selalu curiga, cemas, dan perasaan tidak tentram.
b) Fase anal (anus)
Dalam fase ini peran orangtua yang diharapkan untuk anak adalah melatih anak
buang air yang tertib. Anak-anak dilatih buang air pada tempat yang pantas, lebih
penting lagi menciptakan suasana hati yang tenang dan tentram selama buang air.
Erikson memperingatkan orangtua agar tidak melakukan latihan-latihan buang air
dengan disiplin yang keras, karena dapat menimbulkan krisis kejiwaan pada masa ini
dan setelah dewasa nantinya ia akan menjadi orang dewasa yang suka memaksa.
c) Fase phallic (kelamin)
Pada fase ini uapaya yang dilakukan orangtua adalah:
1) Orangtua yang dijadikan saingan (rival) hendaknya tetap menunjukkan sayang dan
perhatian yang dalam terhadap anaknya. Jauhilah sifat bermusuhan terhadap anak,

8
sehingga anak selalu mendapat kesan bahwa orangtuanya yang dijadikannya
saingan, tetap baik dan menyayanginya.
2) Antara kedua orangtua hendaknya menampakkan saling menyayangi, saling
menghormati dan saling menonjolkan kebaikan pihak lain. Dalam hal ini
misalnya ibu hendaknya selalu membanggakan ayah didepan anak laki-lakinya
begitupun sebaliknya.
d) Fase laten
Pada fase ini peran orangtua yang diharapkan adalah memberi kesempatan dan
menyokong berbagai ide anak untuk berbuat sesuatu sampai berhasil. Orangtua
hendaknya memberikan kesempatan kepada anak untuk berkarya. Hubungan anak
yang beralih kepada teman sebaya hendaknya di pupuk oleh orangtua dengan
mendekati dan mengakrapi teman sebaya anak-anaknya. Perkembangan moral anak
dikembangkan dengan memberikan contoh dari orangtua dan melaksanakan disiplin
secara induktif. Disiplin dengan cara induktif maksudnya memberikan larangan
dengan alas an-alasan mengapa ia boleh, atau tidak boleh melakukan sesuatu.

2. Peran Guru
Dalam psikologi belajar, proses berarti cara-cara atau langkah-langkah khusus yang
dengannya beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapainya hasil-hasil tertentu. Jadi
dapat diartikan proses belajar adalah sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif
dan psikomotor yang terjadi dalam diri anak. Perubahan tersebut bersifat positif dalam
arti berorientasi ke arah yang lebih maju daripada keadaan sebelumnya. Guru adalah
pihak utama yang langsung berhubungan dengan anak dalam upaya proses pembelajaran,
peran guru itu tidak terlepas dari keberadaan kurikulum. Tetapi menurut Brenner (1990)
sebenarnya pendidikan anak prasekolah terefleksi dalam alat-alat perlengkapan dan
permainan yang tersedia, cara perlakuan guru terhadap anak, adegan dan desain kelas,
serta bangunan fisik lainnya yang disediakan untuk anak. (M. Solehuddin, 1997 : 55). Di
Indonesia pembelajaran pendidikan prasekolah lebih bersifat akademik, di mana anak
lebih banyak duduk di bangku dan harus tertib seperti di sekolah. Jarang guru
memberikan kesempatan kepada anak untuk berksplorasi, mengekspresikan perasaannya,

9
dan melakukan sendiri apa yang mereka minati, sampai menemukan pemecahan masalah
sendiri.
Ada beberapa pendekatan peran guru dalam pembelajaran, antara lain

a) Guru berperan sebagai pengajar


Dalam hal ini guru harus mengajar sesuai dengan kurikulum tanpa melihat minat
anak. Semua anak dianggap botol kosong yang harus diisi oleh berbagai informasi
tanpa melihat perbedaan bahkan meski anak tidak berminat pun guru harus tetap
menyampaikan apa yang sudah dugariskan dalam kurikulum tersebut.
b) Guru berperan membelajarkan anak
Pada pendekatan ini guru berpegang pada panduan kemampuan yang akan dicapai
anak dengan cara memahami minat, perasaan dan pengalaman anak. Guru hanya
berperan sebagai fasilitator dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk
mengungkapkan pengalaman, perasaannya melalui berbagai interaksi kepada guru
maupun teman sebaya. Dalam hal ini anak dapat dengan leluasa mengekspresikan apa
saja yanga ada dalam pikirannya Pendekatan semacam ini merupakan pendekatan
yang efektif dan terbaik karena anak dapat berkembang secara utuh (Tini Sumartini,
2005 :47).

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Anak usia dini atau anak prasekolah adalah mereka yang berusia antara 0 sampai 6 tahun.
Pendidikan anak usia dini dapat dilaksanakan melalui pendidikan formal, nonformal dan
informal. Pendidikan anak usia dini jalur formal berbentuk taman kanak-kanak (TK) dan
Raudatul Athfal (RA) dan bentuk lain yang sederajat. Anak usia dini sering disebut
sebagai golden age. Hal ini karena pada masa ini pondasi otak manusia sedang dibangun,
pondasi yang kuat akan menghasilkan bangunan yang kuat dan tahan lama. Golden
age merupakan masa yang sangat penting untuk memperhatikan tumbuh kembang anak
secara cermat agar sedini mungkin dapat terdeteksi apabila terjadi kelainan.

B. Saran
Peran orang tua dan guru sangat penting dalam membimbing anak sejak usia dini yang
dalam tahap masa Golden Age. Karena masa tersebut terjadi perkembangan kepribadian anak
dan pembentukan pola perilaku, sikap, dan ekspresi emosi. Jika berbagai kebutuhan anak
diabaikan pada masa golden age, anak dikhawatirkan mengalami tumbuh kembang yang
kurang optimal.

11
DAFTAR PUSTAKA

Desmita. 2010. Psikologi perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya


Ramli, M. 2005. Pendampingan Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta : Departemen
Pendidikan Nasional
Santrock, John W. (2002). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga
Solehuddin. (2000). Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia.
Sujiono, Yuliani Nurani. (2009). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: P.T
Macanan Jaya Cemerlang.
https://www.erraedu.com/pengertian-tahapan-perkembangan-anak-usia-dini/
https://mellyhandayanicyrus.wordpress.com/2015/05/16/ciri-ciri-umum-dan-tugas-
perkembangan-anak-usia-dini-2/

12

Anda mungkin juga menyukai