0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
71 tayangan12 halaman
Tes inteligensi kolektif Indonesia (TIKI) dikembangkan pada tahun 1970an melalui kerjasama antara Universitas Padjadjaran dan Vrije Universiteit Amsterdam untuk mengukur kecerdasan siswa SD. Tes ini terdiri dari 12 subtes dan diujicobakan pada siswa di Bandung. Tes Snijders-Oomen Non Verbal Intelligence Scale (SON) dikembangkan pada 1939-1962 untuk mengukur kecerdasan anak tunarungu dan bisu melalui 6 subtes tanpa b
Tes inteligensi kolektif Indonesia (TIKI) dikembangkan pada tahun 1970an melalui kerjasama antara Universitas Padjadjaran dan Vrije Universiteit Amsterdam untuk mengukur kecerdasan siswa SD. Tes ini terdiri dari 12 subtes dan diujicobakan pada siswa di Bandung. Tes Snijders-Oomen Non Verbal Intelligence Scale (SON) dikembangkan pada 1939-1962 untuk mengukur kecerdasan anak tunarungu dan bisu melalui 6 subtes tanpa b
Tes inteligensi kolektif Indonesia (TIKI) dikembangkan pada tahun 1970an melalui kerjasama antara Universitas Padjadjaran dan Vrije Universiteit Amsterdam untuk mengukur kecerdasan siswa SD. Tes ini terdiri dari 12 subtes dan diujicobakan pada siswa di Bandung. Tes Snijders-Oomen Non Verbal Intelligence Scale (SON) dikembangkan pada 1939-1962 untuk mengukur kecerdasan anak tunarungu dan bisu melalui 6 subtes tanpa b
Sejarah Pengembangan dan validasi dari serial Tes Intelegensi Kolektif Indonesia (TIKI) ini mengambil tempat dalam rangka proyek pengembangan tes di Indonesia yang termasuk di dalamnya adalah konstruksi dan validasi dari tes tes individu, Tes Intelegensi Anak (TIA). Proses pengembangan test ini ditujukan pada siswa-siswa SD di tahun-tahun pertama. Sejarah Proyek kerjasama ini adalah fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran (UNPAD) Bandung dan “Department of Industrial and Organizational Psychology and Test Development” yang merupakan sub fakultas Psikologi “Vrije Universiteit” (UV) di Amsterdam, yang kemudian bernama “Laboratory of Psychodiagnostic and Industrial Psychological Research”. Sejarah Penanggung jawab dalam proyek ini adalah Prof. Dr. P. J. D. Drent dari UV dan B. Dengah, Dipl. Psych. dari UNPAD. Dibantu oleh anggota tim riset (untuk TIKI ) adalah Drs. N. Bleichrodt dari UV, Soemarto, Dipl. Psych. dan Drs. P. Poespadibrata dari UNPAD Sejarah Proposisi proyek gabungan tersebut didaftarkan pada “Neteherland Universities Foundation For International Cooperation” (NUFFIC) dengan judul “Proyek Standardisasi Tiga Baterai Tes” dan dukungan finansial diusulkan dari dana yang disediakan untuk proyek kerjasama inter universitas. Proyek akhirnya diterima oleh NUFFIC. Pemerintah Indonesia, dalam surat keputusan dari Kementrian Luar Negeri tertanggal 12 September 1970, dengan senang hati menerima Dutch Aid, sehingga proyek tersebut dimulai pada tanggal tersebut. Sejarah Diujicobakan pada siswa-siswa di Bandung Hasil awal penelitian adalah 14 subtest yang dipilih untuk rangkaian tes eksperimen tersebut : name comparison, computation, visualization, word relations, object comparison, arithmetic reasoning, form matching, figure comparison, letter multiplication, spatial orientation, components, accuracy and speed, word exclusion, dan word composition. Total pengerjaan adalah 3-3,5 jam. Hasil try out akhirnya menghilangkan subtes Name Comparison dan Form Matching. SON
Y. Joko Dwi Nugroho, S.Psi,M.Psi
SNIJDERS-OOMEN NON VERBAL INTELLEGENCE SCALE ( SON) Dibuat oleh Dr J. Th. Snijder, Dr N. Snijders Oomen Tahun 1939-1943,Dr. N Snijders-Oomen mendesain dan menstandardisasi tes ini di Lembaga untuk anak tuli di Sint Michielsgestel dan Rotterdam. Pada awalnya diperuntukkan bagi anak berusia 4-14 tahun. Tahun 1958, Dr J. Th. Snijder diajak oleh Dr N. Snijders Oomen untuk mempublikasikan edisi yang diperbaharui yang meliputi 8 subtes.Tes ini dikembangkan lebih lanjut untuk anak bisu tuli dan diterima secara internasional. Revisi tes ini terakhir dilakukan pada tahun1962. Jenis Tes SON Tes SON untuk usia 2 tahun 6 bulan – 7 tahun Tes SON untuk usia 7 sampai 17 tahun. Subtes 1. Sorting Ada 2 yaitu sorting object dan picture.Dalam sorting picture lebih kongkrit yang terdiri dari gambar boneka dan manusia. Materi : 3 seri (masing-masing terdiri dari 12 bentuk) Skoring: a. Sorting Object : 2,1,0 b. Sorting Picture : 1,0 (manusia dan boneka) 2. Mozaik Terdiri dari mozaik A (4 nomor) dan Mozaik B (6 nomor) Skoring : 1,0 Materi : 10 kotak warna merah Berhenti jika salah 3 kali berturut-turut. 3. Combination a. Halves: Terdiri dari 8 nomor soal ,1 nomor sebagai contoh.Masing-masing terbagi 2 bagian yaitu bagian I (1 contoh,3 soal) dan bagian II (4 soal). Skor: 1,0 Subtes b. Puzzles Terdiri 6 nomor.No 1 subyek diberikan contoh sedangkan nomor 2 subyek mandiri. Skoring : 1 dan 2 :0,1 (benar setelah diberi contoh) ,2 (benar mandiri) 3-6 : 1,0 5. Memory Terdiri dari 8 nomor soal dan 1 nomor contoh dan 2 : 1,0 untuk nomor selanjutnya :0,1,2. berhenti jika 3 kali gagal berurutan. 6. Copying Terdiri dari 10 nomor.Skoring:1,0 Cara Menghitung IQ Jumlah Raw Score (R.Sc) kemudian mencari Standard Score (St.Sc )di buku manual Konversikan R.Sc menjadi Subtest Age (S.A) di buku manual Skor Mental Age (MA) adalah skor tengah (median)
Setiap tabel tertulis kolom H (Hearing) adalah untuk anak
yang mampu mendengar Kolom D (Deaf) untuk anak yang bermasalah dengan pendengaran/komunikasi