SKRIPSI
HUSEN HAYKAL
1706079286
SKRIPSI
HUSEN HAYKAL
1706079286
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip
maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
III
Universitas Indonesia
HALAMAN PENGESAHAN
DEWAN PENGUJI
Ditetapkan di : Depok
Tanggal :
IV
Universitas Indonesia
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS KARYA
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah
ini:
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non eksklusif
ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola
dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir
peneliti selama tetap mencantumkan nama peneliti sebagai peneliti/pencipta dan sebagai
pemilik Hak Cipta.
Dibuat di : Depok
Pada Tanggal : 27 Juli 2021
Yang Menyatakan
(Husen Haykal)
V
Universitas Indonesia
VI
Universitas Indonesia
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya terhadap penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulisan skripsi ini dilakukan dengan tujuan untuk memenuhi persyaratan kelulusan
untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Administrasi pada jenjang Strata-1, program studi
Ilmu Administrasi Niaga, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Indonesia.
Selanjutnya, kepada pihak-pihak yang tertera di bawah ini, penulis ingin mengucapkan
terimakasih sebesar-besarnya karena telah membantu penulis dalam menyelesaikan dan
mendukung penulis hingga penulis berada di titik ini. Beberapa pihak tersebut antara
lain:
1. Prof. Dr. Chandra Wijaya, M.Si., M.M, selaku Dekan Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Indonesia periode 2021-2024.
2. Prof. Dr. Eko Prasojo, Mag.rer.publ, selaku Dekan Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Indonesia periode 2016-2020.
3. Dra. Novita Ikasari, M.Comm., Ph.D selaku Ketua Departemen Ilmu Adminisrasi
Niaga Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia periode 2021-2024.
4. Dr. Effy Z. Rusfian, M. Si selaku Ketua Departemen Ilmu Administrasi Niaga
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia periode 2016-2020.
5. Dra. Eva Andayani, M.Si selaku Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi Niaga
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia dan selaku Sekretaris sidang
pada sidang akhir penulis. Terimakasih atas segala bimbingan, bantuan, arahan,
kepedulian serta perhatian yang diberikan kepada penulis selama masa
pembelajaran di jurusan Ilmu Administrasi Niaga selama 4 tahun ini.
6. Dr. Fibria Indriati, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi peneliti. Saya
ucapkan terima kasih atas bimbingan dan arahannya dalam pembuatan skripsi ini
hingga dapat terselesaikan dengan maksimal.
7. Dr. Pantius D.Soeling, M.Si sebagai penguji ahli pada sidang proposal dan sidang
akhir skripsi penulis. Terima kasih atas masukan dan sarannya agar penulis dapat
mengembangkan skripsi ini menjadi lebih baik lagi.
vii
Universitas Indonesia
8. Dr. Andreo Wahyudi Atmoko selaku ketua sidang pada saat sidang skripsi
penulis. Terima kasih atas masukan dan sarannya dalam pengembangan skripsi
ini.
9. Dr. Rachma Fitriati, Msi, M(Han) sebagai pembimbing akademik selama masa
perkuliahan yang telah membantu membimbing kegiatan perkuliahaan penulis.
Terakhir, skripsi ini masih jauh dari kata kesempurnaan, namun penulis berharap
skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya. Sekali lagi, penulis ingin
viii
Universitas Indonesia
mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada Allah SWT dan kepada seluruh
pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Husen Haykal
ABSTRAK
Penelitian ini membahas pengaruh yang ditimbulkan oleh gaya kepemimpinan jarak
jauh terhadap kinerja karyawan melalui psychological capital dan technostress sebagai
variabel moderator pada karyawan di Jakarta yang sedang melaksanakan skema kerja
work from home pada masa pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan menyebarkan survei daring dalam penarikan datanya. Jumlah
responden yang didapat sebanyak 201 karyawan. Dalam penganalisaan data, penelitian
ini menggunakan uji kolerasi dan teknik multiple hierarchical regression melalui
software SPSS. Hasil penelitian menunjukan bahwa long distance leadership memiliki
pengaruh terhadap kinerja karyawan, technostress, serta psychological capital.
Kemudian, kinerja karyawan juga dipengaruhi oleh technostress dan psychological
capital. Hasil juga menjelaskan bahwa technostress tidak memiliki pengaruh moderasi
kepada hubungan long distance leadership terhadap kinerja karyawan, akan tetapi
psychological capital memediasi hubungan antara long distance leadership terhadap
kinerja karyawan.
Kata kunci:
ix
Universitas Indonesia
Covid-19, work from home, long distance leadership, technostress, psychological
capital, kinerja karyawan
ABSTRACT
This study discusses the influence of long distance leadership on employee performance
through psychological capital and technostress as a moderator variable on employees in
Jakarta who are implementing work from home schemes during the Covid-19
pandemic. This study uses a quantitative approach by distributing online surveys to
collect data. The number of respondents obtained as many as 201 employees. In
analyzing the data, this research uses correlation test and multiple hierarchical
regression technique through SPSS software. The results show that long distance
leadership has an influence on employee performance, technostress, and psychological
capital. Then, employee performance is also influenced by technostress and
psychological capital. The results also explain that technostress does not have a
moderating effect on the relationship between long distance leadership and employee
performance, but psychological capital mediates the relationship between long distance
leadership and employee performance.
Key words:
x
Universitas Indonesia
Covid-19, work from home, long distance leadership, technostress, psychological
capital, Employee Performance
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................vi
ABSTRAK................................................................................................................................viii
DAFTAR ISI...............................................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................xiii
DAFTAR TABEL....................................................................................................................xiv
DAFTAR GRAFIK..................................................................................................................xvi
BAB 1..........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................1
1. 1 Latar Belakang Masalah.................................................................................................1
1. 2 Pokok Permasalahan.....................................................................................................10
1. 3 Tujuan Penelitian..........................................................................................................12
1. 4 Manfaat Penelitian........................................................................................................12
1. 5 Batasan Penelitian.........................................................................................................13
1. 6 Sistematika Penulisan...................................................................................................13
BAB 2........................................................................................................................................15
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................15
2. 1 Tinjauan Literatur........................................................................................................15
2. 2 Kerangka Teori.............................................................................................................27
2.2.1 Kinerja Karyawan......................................................................................................27
2.2.2 Long-Distance Leadership........................................................................................29
2.2 3 Technostress..............................................................................................................33
2.2 4 Psychological Capital...............................................................................................34
xi
Universitas Indonesia
2. 3 Hipotesis Penelitian.......................................................................................................36
2.3.1 Pengaruh long-distance leadership terhadap kinerja karyawan.................................36
2.3.2 Pengaruh long-distance leadership terhadap psychological capital...........................37
2.3.3 Pengaruh long-distance leadership terhadap technostress.........................................37
2.3.4 Pengaruh psychological capital terhadap kinerja karyawan......................................38
2.3.5 Pengaruh technostress terhadap kinerja karyawan.....................................................38
2.3.6 Pengaruh long-distance leadership terhadap kinerja karyawan dimoderasi oleh
technostress........................................................................................................................39
2.3.7 Pengaruh long-distance leadership terhadap kinerja karyawan melalui psychological
capital................................................................................................................................39
2. 4 Model Penelitian............................................................................................................40
2. 5 Operasionalisasi Konsep...............................................................................................41
BAB 3........................................................................................................................................45
METODE PENELITIAN........................................................................................................45
3. 1 Pendekatan Penelitian...................................................................................................45
3. 2 Jenis Penelitian..............................................................................................................45
3.2.1 Jenis Penelitian Berdasarkan Tujuan.........................................................................45
3.2.2 Jenis Berdasarkan Manfaat........................................................................................46
3.2.3 Jenis Berdasarkan Dimensi Waktu............................................................................46
3.2.4 Jenis Berdasarkan Teknik Penarikan Data.................................................................46
3. 3 Metode Penarikan Data................................................................................................47
3.3.1 Survei........................................................................................................................47
3.3.2 Studi Pustaka.............................................................................................................47
3. 4 Populasi dan Sampel.....................................................................................................48
3.4 1 Populasi.....................................................................................................................48
3.4 2 Sampel.......................................................................................................................48
3. 5 Skala Pengukuran.........................................................................................................49
3. 6 Teknik Analisis Data.....................................................................................................50
3.6.1 Analisis Statistik Deskriptif.......................................................................................50
3.6.2 Analisis Statistik Inferensial......................................................................................52
BAB 4........................................................................................................................................54
PEMBAHASAN.......................................................................................................................54
4. 1 Pelaksanaan Penelitian.................................................................................................54
4. 2 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Penelitian....................................................54
4.2.1 Hasil Uji Validitas.....................................................................................................54
xii
Universitas Indonesia
4.2.2 Hasil Uji Reliabilitas.................................................................................................63
4. 3 Profil Responden Penelitian.........................................................................................64
4.3.1 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...........................................................64
4.3.2 Profil Responden Berdasarkan Usia..........................................................................65
4.3.3 Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir.................................................66
4.3.4 Profil Responden Berdasarkan Lama Bekerja...........................................................67
4.3.5 Profil Responden Berdasarkan Posisi Jabatan...........................................................68
4. 4 Analisis Statistik Deskriptif Variabel Penelitian.........................................................69
4.4.1 Analisis Deskriptif Variabel Long Distance Leadership............................................70
4.4.2 Analisis Deskriptif Variabel Psychological Capital..................................................74
4.4.3 Analisis Deskriptif Variabel Technostress.................................................................79
4.4.4 Analisis Deskriptif Variabel Kinerja Karyawan........................................................83
4. 5 Analisis Statistik Inferensial Variabel Penelitian........................................................88
4.5.1 Hasil Uji Kolerasi Variabel Penelitian.......................................................................88
4.5.2 Analisis Multiple Hierarchical Regression (MHR)....................................................91
4.5.3 Analisis Pengujian Hipotesis.....................................................................................95
4. 6 Implikasi Manajerial...................................................................................................102
BAB 5......................................................................................................................................105
PENUTUP...............................................................................................................................105
5.1 Kesimpulan...................................................................................................................105
5.2 Saran.............................................................................................................................105
DAFTAR REFERENSI.........................................................................................................107
LAMPIRAN............................................................................................................................114
xiii
Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Perusahaan dengan Skema Kerja Work From Home Tahun 2020................7
Gambar 2. Dampak Pelaksanaan Skema Kerja Work From Home.................................8
Gambar 3. Model Analisis Penelitian............................................................................40
xiv
Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
xv
Universitas Indonesia
Tabel 25. Hasil Statistik Deskriptif Variabel Technostress............................................82
Tabel 26. Hasil Statistik Deskriptif Indikator Task Performance...................................83
Tabel 27. Hasil Statistik Deskriptif Indikator Contextual Performance.........................84
Tabel 28. Hasil Statistik Deskriptif Indikator Adaptive Performance............................85
Tabel 29. Hasil Statistik Deskriptif Indikator Counterproductive Work Behavior........85
Tabel 30. Hasil Statistik Deskriptif Variabel Kinerja Karyawan...................................87
Tabel 31. Hasil Kolerasi Antar Variabel Penelitian.......................................................89
Tabel 32. Hasil Signikansi Antar Variabel Penelitian....................................................89
Tabel 33. Sifat Hubungan Antar Variabel Penelitian.....................................................91
Tabel 34. Hasil Statistik Inferensial Antar Variabel Penelitian......................................92
Tabel 35. Hasil Peran Moderasi Variabel Technostress Pada Hubungan Long Distance
Leadership Terhadap Kinerja Karyawan.........................................................................93
Tabel 36. Hasil Peran Mediasi Variabel Psychological Capital Pada Hubungan Long
Distance Leadership Terhadap Kinerja Karyawan..........................................................94
Tabel 37. Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian............................................................101
xvi
Universitas Indonesia
DAFTAR GRAFIK
xvii
Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
Namun, tidak semua individu memiliki dampak yang sama satu dengan yang
lainnya terhadap organisasi. Manfaat yang diberikan masing-masing individu akan
dapat dibedakan dengan melihat hasil kerja individu yang disebut kinerja. Hal ini
selaras dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Jim Collins (2001) dalam bukunya
yang berjudul “Good to Great”, bahwa individu dapat dikatakan aset penting jika
individu tersebut memiliki kompetensi dan kinerja yang tinggi bagi perusahaannya.
Kinerja itu sendiri merupakan suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,
pengalaman, dan kesungguhan serta waktu (Hasibuan.M.S.P, 2010). Hal ini juga
1
Universitas Indonesia
dijelaskan oleh Bernadin & Russel (1993) dimana kinerja karyawan merupakan hasil
pengeluaran dari suatu tugas
2
Universitas Indonesia
3
atau pekerjaan dalam suatu waktu tertentu. Dalam organisasi bisnis, suatu pekerjaan
akan diberikan oleh perusahaan kepada karyawan yang tepat, agar pekerjaan tersebut
dapat diselesaikan dalam waktu yang ditetapkan dan memberikan hasil yang sesuai.
Kesesuaian tersebut dapat dilihat dari hubungan antara hasil dan tujuan, perusahaan
yang menginginkan tujuannya tercapai dan berkembang harus diikuti dengan
kepemilikan karyawan yang bermutu tinggi dalam menciptakan hasil kerja. Kinerja
tersebut diukur berdasarkan mutu yang sesuai dengan standar yang berlaku di suatu
organisasi atau perusahaan, maka dari itu kinerja karyawan merupakan ukuran untuk
menentukan sejauh mana keberhasilan individu dalam melakukan tugas pekerjaannya
dalam suatu perusahaan.
Terdapat 3 faktor utama yang berpengaruh pada kinerja, yaitu kemampuan dan
usaha kerja individu/karyawan, dukungan organisasional (kesempatan yang diberikan
organisasi untuk melakukan pekerjaan), dan dukungan manajemen (Simanjuntak, 2005).
Hal tersebut menjelaskan bahwa kinerja yang baik dapat dihasilkan dari kemampuan
dan motivasi karyawan dalam menjalankan pekerjaan yang diberikan. Seorang
karyawan dituntut memiliki perilaku positif dan pemahaman yang kuat dalam
pelaksanaan kerjanya, karena hal itu menjadi kesesuaian dengan peran karyawan
tersebut dalam membantu perusahaan mencapai tujuannya. Murphy dan Cleveland
dalam (Fletcher, 1995) menjelaskan bahwasanya kinerja merupakan kualitas perilaku
yang berorientasi kepada tugas dan pekerjaannya, demikian kinerja karyawan dapat
ditentukan melalui sikap dan perilaku karyawan dalam pekerjaan yang dibebankan serta
orientasi dalam pelaksanaannya. Dari penjelasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa
kinerja karyawan dapat dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik karyawan
perusahaan. Dimana faktor intrinsik tersebut meliputi usia, emosi, kesehatan,
pendidikan, motivasi serta pengalaman, sedangkan pada faktor ekstrinsik meliputi
prosedur kerja, beban kerja, kompensasi, fasilitas, pelatihan, serta kepemimpinan
(Mangkuprawira dan Hubeis, 2007)
Universitas Indonesia
4
akan hal itu yaitu dengan mempunyai pemimpin-pemimpin yang berkualitas. Menurut
Koontz, Harold, Cyril O’Donnell (1984), mengartikan kepemimpinan sebagai suatu
proses dalam mempengaruhi sekelompok orang sehingga mau bekerja sungguh-
sungguh untuk meraih tujuan kelompoknya. Kepemimpinan merupakan bentuk strategi
atau teori memimpin yang dimiliki oleh individu tertentu dan tidak semua individu
memiliki keahlian ini. Strategi atau teori tersebut menyangkut dalam menstimulasi,
memobilisasi, mengarahkan, mengkoordinasi motif dan kesetiaan individu-individu
yang terlibat dalam usaha bersama (Zakub, 1983). Seorang pemimpin yang berkualitas
dapat mengarahkan para karyawan untuk melaksanakan tugas-tugas yang diberikan, dan
hasil dari tugas tersebut dapat membantu perusahaan mencapai target-target capaiannya,
sekalipun dalam kondisi tertentu.
Kepemimpinan memiliki banyak cara atau gaya yang dapat diterapkan sesuai
dengan kondisi individu, kondisi lingkungan kerja, serta kondisi eksternal kerja. Dalam
perkembangan zaman, teknologi sudah sangat mendorong fasilitas di lingkungan kerja
dalam memudahkan proses pekerjaan. Perkembangan ini juga memudahkan proses
komunikasi antar karyawan dalam berbagi informasi terkait dunia kerja. Hal ini
melahirkan suatu konsep kepemimpinan baru yang memanfaatkan perkembangan
teknologi tersebut, yakni Long Distance Leadership. Konsep kepemimpinan jarak jauh
ini dijelaskan oleh Eikenberry. K, (2018) dalam bukunya yang berjudul The Long-
Distance Leader (2018), sebagai gaya baru seorang pemimpin dalam mengarahkan
karyawan secara jarak jauh (daring) dengan menekankan kembali fondasi atau prinsip
dasar kepemimpinan. Dalam buku tersebut, kepemimpinan jarak jauh difokuskan
menjadi 3 model yang harus dikuasai seorang pemimpin agar proses kegiatan kerja
dapat tersalurkan dengan tepat, model-model tersebut yakni Outcomes, Others, dan
Ourselves (Three O Model).
Universitas Indonesia
5
mencapai hasil yang diinginkan. Keterlibatan gaya kepemimpinan ini menjadi faktor
krusial dalam menjalin hubungan dan kepercayaan dengan karyawannya, karena tanpa
adanya kerja sama dengan karyawan, kinerja yang dihasilkan tidak akan efektif .
Pemimpin juga perlu menyadari pengaruh eksistensinya (ourselves), tercapai atau
tidaknya hasil target didasari sikap, asumsi, dan cara kepemimpinan yang diterapkan.
Adanya keterbatasan jangkauan jarak membuat karyawan tidak sepenuhnya terawasi
dan terkontrol, pada kondisi ini keyakinan serta asumsi seorang pemimpin menjadi hal
yang penting agar tidak mengalihkan perhatian kepada fokus utamanya yaitu
pencapaian hasil dan target yang ditentukan. Menurut survey pada tahun 2017 yang lalu,
memeriksa lebih dari 225 pemimpin yang sebagian dari karyawannya bekerja dari jarak
jauh, menunjukan hasil bahwa tantangan besar yang dihadapi gaya kepemimpinan ini
adalah menjembatani gap atau kesenjangan antara karyawannya dengan penggunaan
teknologi dalam pelaksanaan kerja (Remote Leadership Report, 2021).
Dengan gaya kepemimpinan jarak jauh, para karyawan dihadapi tantangan baru
yang mengharuskan mereka untuk beradaptasi terkait aktivitas dan lingkungan kerjanya.
Dengan keahlian dan kecermatan yang dimiliki karyawan, terkadang juga memiliki
kekurangan dimana pada titik tertentu mendapatkan kesulitan dalam melaksanakan
tugas yang dibebankan. Kesulitan dan ketidaknyamanan yang dirasakan oleh pekerja
dapat menimbulkan tekanan pikiran yang menyebabkan stress. Menurut Hancock &
Desmond, (2000) mendefinisikan stres sebagai interaksi antara seseorang dengan
lingkungannya dan kesadaran pada ketidakmampuan untuk mengatasi tuntutan yang
dibebankan. Tuntutan tersebut dapat memberikan rasa tekanan, gangguan, atau
ketegangan yang berasal dari faktor eksternal individu tersebut. Teori tersebut juga
dikembangkan oleh (Beehr, T.A and Newman, 1978), bahwa stres juga dapat timbul
dari lingkungan kerja, dimana stres kerja didefinisikan sebagai tuntutan pekerjaan yang
berlebihan dan melampaui kemampuan pekerja. Hal tersebut meliputi interaksi antara
kondisi pekerjaan dengan sikap individu yang mengubah kondisi normal dan fungsi
psikologis pekerja, yang akhirnya dapat menyebabkan karyawan sakit, tidak merasa
nyaman dalam pekerjaan, tempat kerja atau situasi kerja tertentu.
Jika seorang pemimpin atau karyawan tidak dapat mengatasi tekanan stres, hal
itu dapat memberikan dampak negatif kepada psikologis mereka, yang akhirnya jika
tidak cepat diatasi dapat berakibat kepada kinerja yang menurun. Rice (1999) juga
Universitas Indonesia
6
menambahkan bahwa stres kerja yang terjadi pada individu meliputi gangguan
psikologis, fisiologis, perilaku, dan gangguan pada organisasi. Tekanan dan gangguan
yang ditimbulkan stres memiliki faktor penyebab yang berbeda terhadap masing-masing
karyawan di lingkungan kerja. Salah satu faktor stres dalam pekerjaan adalah
penggunaan teknologi, atau disebut dengan istilah technostress. Technostress
merupakan suatu bentuk tekanan dalam melaksanakan pekerjaan yang berhubungan
dengan penggunaan sistem teknologi dalam lingkungan kerja (Odoh, L. & Odigbo, 201
C.E.). Stres ini diakibatkan oleh jumlah informasi yang diterima melebihi kemampuan
seseorang untuk memproses dengan cara yang benar, sehingga menimbulkan
ketidakpercayaan diri, kecemasan, hingga emosi negatif pada individu (Griffiths,
Andrea. Northon, 1999) Jika tingkat stres yang dimiliki karyawan tinggi, karyawan
tersebut akan merasa tertekan, dilanjuti dengan pola pikir yang menurun, dan dapat
memberikan dampak buruk terhadap fisik karyawan serta kepada pihak perusahaan
dikarenakan produktivitas dan kinerja yang menurun.
Stres yang dirasakan oleh pekerja belum tentu berdampak langsung kepada
kinerja kerjanya, umumnya seorang karyawan memiliki ketahanan psikologi yang
berbeda-beda. Jika karyawan dihadapi dengan tantangan yang menyulitkan sehingga
menimbulkan stres pada dirinya, hal pertama yang akan diberi dampaknya adalah modal
psikologi mereka. Luthans, F. Youssef, C. M., & Avolio (2007) didalam buku PsyCap:
Developing the Human Competitive Edge menjelaskan bahwa modal psikologi atau
Psychological Capital adalah keadaan perkembangan psikologi individu yang dicirikan
dengan adanya aspek self-efficacy, optimism, hope, serta resiliency. Modal psikologi
seorang karyawan di lingkungan kerja mencerminkan penjelasan tentang “siapa
karyawan tersebut”, “kemampuan apa yang diyakini oleh karyawan tersebut dapat
lakukan”, “sudah sampai manakah capaian karyawan tersebut”, hingga “pengembangan
apa yang dapat dicapai oleh karyawan tersebut”. PsyCap memiliki peran dalam
memahami potensi, kompetensi, serta kepribadian individu terhadap kesesuaian dalam
lingkungannya. Dalam kaitan ini perusahaan akan memberi dukungan kepada
karyawannya dalam meningkatkan modal psikologi yang ada dalam dirinya, untuk
menyelesaikan tugas kerja yang diberikan secara terukur dan tepat.
Universitas Indonesia
7
persaingan dari sisi eksternal, perusahaan juga harus memperhatikan sisi internalnya,
dimana hubungan sumber daya manusia didalamnya memerlukan relasi saling percaya
dan bekerja sama satu dengan yang lainnya. Gaya kepemimpinan yang direalisasikan
dengan tepat akan menumbuhkan semangat pada karyawannya agar terus menghasilkan
kinerja yang memuaskan. Antara pemimpin dan karyawan dituntut untuk saling
menyesuaikan kondisi lingkungan kerja agar etika bisnis dapat terlaksana dengan
kondusif. Keempat aspek modal psikologi yang telah dijelaskan sebelumnya, diyakini
dapat memberikan kontribusi positif sebagai pendorong pola pikir, tingkah laku, dan
kemampuan karyawan dalam berkompetisi di perusahaan, walaupun dihadapi dengan
beban yang berat serta kondisi lingkungan yang tidak menentu. Dengan adanya
dorongan ini, karyawan dapat merasakan komitmen yang kuat terhadap perusahaan,
agar terus bekerja keras dan tidak menyerah pada kesulitan yang dihadapi selama
melaksanakan tugasnya.
Membahas mengenai kesulitan dan kondisi kerja yang tidak menentu, pada awal
tahun 2020 terjadi penyebaran wabah Covid-19 yang melanda ke berbagai negara di
belahan dunia. Fenomena tersebut memakan banyak korban, yang tentu membuat
kehebohan besar kepada banyak pihak. Dengan terjadinya musibah ini, World Health
Organization (WHO) memberikan anjuran untuk menerapkan berbagai protokol Covid-
19, diantaranya adalah tidak melakukan pertemuan, menjaga jarak, membatasi keluar
dari hunian, serta diberlakukannya isolasi mandiri maupun bersama. Hal yang ikut
terkena dampak dari isolasi tersebut diantaranya adalah sektor bisnis, baik pihak
pemerintah maupun pihak swasta, dikarenakan adanya penerapan terkait skema bekerja
dari tempat hunian masing-masing atau yang dikenal dengan istilah WFH (Work From
Home). Dampak tersebut juga dirasakan di Indonesia, dimana hampir seluruh
perusahaan memberlakukan skema kerja jarak jauh. Di Jakarta, ibukota negara tersebut
menjadi kota metropolitan yang paling merasakan dampak dari kebijakan WFH
tersebut, Berdasarkan data dari Dinas Ketenagakerjaan DKI Jakarta, jumlah kantor yang
menerapkan bekerja dirumah per 20 April mencapai 3.725 perusahaan dengan total
pekerja sebanyak 1.026.875 karyawan.
Universitas Indonesia
8
Gambar 1. Perusahaan dengan Skema Kerja Work From Home Tahun 2020
Universitas Indonesia
9
Berdasarkan hasil survei tersebut, bahwa kelemahan yang ditimbulkan dari gaya
kepemimpinan jarak jauh yang paling sering disebutkan ialah kurangnya hubungan
antar karyawan, kesulitan dalam berkomunikasi dengan kolega, dan penurunan
visibilitas karyawan. Salah satu yang menjadi perhatian ialah hubungan antar karyawan
Universitas Indonesia
10
yang renggang akan berpotensi dalam penyebab kinerja yang menurun. Hal itu menjadi
faktor penting dalam komunikasi sebagai wadah pertukaran informasi dan arahan yang
dapat menimbulkan ketidakefektifan maupun kesalahan yang dapat menyebabkan
proses kinerja terhambat
Dengan kebiasaan kerja tatap muka berubah menjadi konsep kerja virtual,
pemimpin serta karyawan mendapati tantangan baru yang mengharuskan mereka untuk
melaksanakan tugas kerja di lingkungan hunian mereka. Berbeda dengan kondisi
sebelum pandemi, kondisi lingkungan kantor akan jauh lebih kondusif dalam
mendukung kinerja yang dihasilkan pekerja, akan tetapi dengan situasi sekarang para
pekerja harus melaksanakan tugas-tugasnya dirumah yang memang kondisinya tidak se-
kondusif dibandingkan di kantor masing-masing. Hal tersebut juga dirasakan oleh
seorang pemimpin yang perlu mempertahankan hubungan, memberikan pengarahan,
serta membimbing bawahannya dalam memastikan target pekerjaan tetap tercapai
(SWAOnline, 2020).
Tidak hanya kesulitan kerja yang meningkat, menurut riset yang dilakukan
CHCD PPM Manajemen tahun 2020 yang lalu menunjukan sebanyak 2000 responden
pekerja di Indonesia juga mengalami gejala stres selama melaksanakan kerja pada masa
pandemi Covid-19 ini (PPM Manajemen, 2020). Hasil riset tersebut menunjukan
sebesar 59% responden menyatakan penyebab stres diakibatkan kekhawatiran mereka
terhadap kesehatan dan keselamatan diri dan keluarga. Penggabungan tekanan stres
yang dirasakan oleh para karyawan terkait beban pelaksanaan kerja dan kekhawatiran di
era pandemi ini dapat memberikan dampak buruk bagi psikologi maupun jasmani
karyawan. Aktivitas kerja yang dilakukan di rumah juga dapat memberikan efek jenuh
dalam bekerja, dikarenakan kurangnya sosialisasi yang dirasakan karyawan kepada
kolega serta kerabat mereka.
Jika dibandingkan dengan beban kerja sebelum pandemi, karyawan masih dapat
meredam stres yang dirasakannya dengan berinteraksi dengan karyawan lain seperti
halnya makan siang di restoran dengan kolega, mampir ke kafe dengan kerabat setelah
jam pulang kerja, dan masih banyak lagi cara untuk melepas penat terkait beban
pekerjaan. Dengan terjadinya pandemi Covid-19, kegiatan-kegiatan tersebut sudah
sangat jarang dilakukan karyawan dikarenakan kekhawatiran akan wabah serta protokol
Universitas Indonesia
11
ketat yang diterapkan. Khususnya di Jakarta, dimana kegiatan refreshing saat jam
istirahat dan pulang kantor menjadi momen yang didambakan karyawan untuk melepas
pikiran dan beban pekerjaannya. Semenjak pelaksanaan WFH diterapkan, karyawan pun
harus merasakan beban kerja sekaligus merasakan tekanan isolasi di rumah masing-
masing.
Skema kerja dengan cara WFH juga membuat karyawan menjadi sangat
tergantung kepada penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam
melaksanakan pekerjaannya sehari-hari. Penggunaan teknologi secara terus menerus
dapat menimbulkan tekanan mental yang membuat karyawan tersebut merasakan stres
kerja (Ragu-Nathan et al., 2008). Perasaaan stres dan tekanan yang dirasakan dapat
mempengaruhi mental dan kondisi psikologi karyawan, maka resiko yang
dikhawatirkan adalah dampak negatif terhadap hasil kinerja karyawan tersebut.
Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) memaparkan data
modal psikologis yang dikumpulkan dari layanan swa-periksa daring terkait masyarakat
yang ingin mengukur kesehatan jiwanya pada masa pandemi ini (PDSKJI, 2020). Dari
4.010 responden, sebanyak 65% masyarakat mengalami kecemasan, depresi, hingga
trauma psikologis di masa Covid-19 . Maka dari itu, salah satu bentuk motivasi dari sisi
bisnis, perusahaan dapat menjaga dan meningkatkan produktivitas kerja karyawan pada
situasi pandemi ini dengan menerapkan konsep long-distance leadership untuk
memperhatikan serta memotivasi karyawan dalam melaksanakan kerja pada situasi
darurat tersebut. Karyawan yang memiliki kondisi psikologi yang baik akan dapat
memberikan kualitas kerja yang memuaskan bagi perusahaan, hal tersebut dapat
tercapai dengan perhatian serta dukungan sang pemimpin.
Universitas Indonesia
12
1. 2 Pokok Permasalahan
Secara garis besar, kinerja karyawan menjadi kunci utama dalam meningkatkan
kualitas nilai suatu perusahaan. Kinerja yang dihasilkan akan bergantung pada faktor
internal dan eksternal perusahaan, serta kondisi karyawan saat melaksanakan tugas yang
diberikan. Pada masa penyebaran wabah Covid-19 ini, dampak yang ditimbulkan
mempengaruhi proses jalannya bisnis di seluruh dunia, khususnya di Jakarta. Banyak
perusahaan yang mengalami penurunan kinerjanya dikarenakan adanya kebijakan work
from home pada masa pandemi Covid-19 tersebut. Salah satu bentuk kontribusi
perusahaan dalam menjaga kestabilan kinerja perusahaan dan karyawannya yakni
menerapkan konsep kepemimpinan yang tepat di tengah kondisi pandemi ini. Pemimpin
perusahaan diarahkan untuk mengembangkan strategi dalam menopang terjadinya
penurunan kinerja karyawannya agar perusahaan tidak mengalami penurunan kualitas
nilainya. Dari fenomena yang dijelaskan sebelumnya, peran Long-Distance Leadership
sangatlah penting dalam membantu perusahaan menjaga kualitas kerja para karyawan di
tengah kondisi pandemi dengan kurun waktu yang tidak menentu ini.
Gaya kepemimpinan jarak jauh yang diterapkan dapat memberikan dampak bagi
kinerja karyawan secara langsung maupun tidak langsung. Kinerja karyawan juga
diyakini dapat terpengaruh oleh psikologi karyawan yang melaksanakan skema kerja
work from home dalam masa pandemi ini. Hal yang juga menjadi perhatian dalam
bekerja yaitu stres kerja, dimana hal tersebut dapat mempengaruhi psikologi karyawan
dalam menghasilkan kinerjanya terkait tugas yang diberikan pimpinannya selama
melaksanakan skema kerja jarak jauh.
Universitas Indonesia
13
1. 3 Tujuan Penelitian
Dari pertanyaan yang dipaparkan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :
Universitas Indonesia
14
1. 4 Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian yang diadakan ini, peneliti berharap dapat
memberikan manfaat berupa :
1. 5 Batasan Penelitian
Penelitian ini hanya bersifat satu arah, dimana penelitian hanya berfokus pada
pengaruh penerapan long-distance leadership terhadap kinerja melalui PsyCap dan
dimoderasi oleh Technostress, tanpa meninjau lebih lanjut adanya pengaruh kembali
dari variabel employee performance/kinerja karyawan tersebut. Pengambilan sampel
penelitian ini juga hanya menggunakan penyebaran kuesioner kepada individu-individu
yang berprofesi sebagai karyawan di kota Jakarta.
Universitas Indonesia
15
1. 6 Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini, terdapat sistematika penulisan yang bertujuan untuk
memudahkan para pembaca dalam memahami tata penulisan dan hasil dari penelitian.
Sistematika tersebut dibagi menjadi 5 (lima) bagian, diantaranya sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan latar belakang terkait pokok permasalahan
yang menjadi fokus peneliti dalam melakukan penelitian ini, rumusan masalah
yang akan dibahas, tujuan penelitian yang akan dicapai, signifikansi penelitian
terhadap manfaat yang dapat diberikan, batasan yang dimiliki penelitian, serta
sistematika penulisan terkait penelitian yang dilakukan.
Pada bab ini akan dipaparkan penelitian terdahulu yang memiliki kaitan
dan kemiripan terkait variabel penelitian yang sedang dilakukan, selanjutnya
akan dijelaskan terkait teori dan konsep yang berhubungan dengan penelitian ini,
penjelasan terkait model analisis penelitian, penjelasan hipotesis penelitian, serta
penjabaran terkait operasionalisasi konsep dalam penelitian.
Pada bab ini akan memberikan penjelasan terkait metode yang akan
digunakan pada penelitian, diantaranya yaitu pendekatan penelitian, jenis-jenis
penelitian, teknik pengumpulan data penelitian, populasi dan sampel penelitian,
skala penelitian, serta teknik analisis data penelitian ini.
Pada bab ini akan dipaparkan pembahasan hasil analisis penelitian terkait
pengaruh long-distance leadership terhadap kinerja karyawan di Jakarta melalui
modal psikologi dengan stres sebagai variabel moderasi.
Universitas Indonesia
16
Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Tinjauan Literatur
Dalam penelitian mengenai “Pengaruh Long-Distance Leadership terhadap
kinerja karyawan melalui Psychological Capital dengan stres sebagai variabel moderasi
pada karyawan Jakarta yang melaksanakan Work From Home”, memerlukan peninjauan
terhadap pustaka dalam mengetahui lebih lanjut variabel yang ingin diteliti, dari segi
variabel independen, dependen, serta variabel pendukung lainnya. Tinjauan pustaka
akan dapat bermanfaat dalam membantu analisis penelitian yang akan dilakukan, dalam
penelitian ini terdapat tiga penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai acuan dalam
pelaksanaan penelitian ini.
Penelitian pertama yang menjadi tinjauan pustaka adalah jurnal yang berjudul
“Working From Home During Corona Pandemic: Investigating the Role of Authentic
Leadership, Psychological Capital, and Gender on Employee Performance” yang
disusun oleh Dahyar Daraba, Hilman Wirawan, Rudi Salam, dan Muhammad Faisal di
tahun 2021 ini. Pada penelitian ini, negara Indonesia menjadi fokus wilayah penelitian
dengan skema kerja WFH. Penelitian ini mengangkat variabel kepemimpinan autentik,
modal psikologi (PsyCap), gender, dan kinerja karyawan dalam melihat pengaruhnya
terhadap karyawan organisasi publik yang mengimplementasikan skema kerja WFH
dalam masa pandemi corona. Penelitian ini merumuskan dua permasalahan utama
diantaranya adalah pengaruh kepemimpinan autentik kepada kinerja karyawan melalui
modal psikologi pada karyawan yang bekerja dengan skema kerja WFH, dan pengaruh
jenis kelamin dalam memoderasi kepemimpinan autentik kepada kinerja karyawan
melalui modal psikologi.
Pada penelitian ini ditemukan tiga hipotesis sebagai dasar penelitiannya, yaitu
kepemimpinan autentik langsung mempengaruhi kinerja karyawan, pengaruh
kepemimpinan autentik terhadap kinerja karyawan dimediasi oleh modal psikologi, dan
yang terakhir adalah variabel jenis kelamin memoderasi pengaruh kepemimpinan
autentik terhadap kinerja karyawan melalui modal psikologi. Dalam metodenya,
17
Universitas Indonesia
18
Berlanjut kepada tinjauan pustaka yang kedua, yakni jurnal yang berjudul
“Leadership Matters in Crisis-Induced Digital Transformation: How to Lead Service
Employee Effectively During the Covid-19 Pandemic”, yang disusun oleh Silke Bartsch,
Ellen Weber, Marion Buttgen, dan Ariana Huber pada tahun 2020 silam. Penelitian ini
dibuat dikarenakan literatur yang membahas tentang kepemimpinan dan pekerjaan
daring atau virtual masih terbatas, oleh karena itu penelitian ini dibuat dengan tujuan
melihat efektivitas kepemimpinan terkait kinerja karyawan dalam penerapan skema
kerja daring akibat penyebaran wabah Covid-19. Penelitian ini juga merupakan
penelitian pertama yang membahas tentang kepemimpinan terhadap kinerja dalam
lingkungan kerja selama masa krisis pandemi Covid-19.
Universitas Indonesia
19
Penggambaran terhadap kerangka teori pada penelitian ini dibuat dalam bentuk
IPO Framework, dimana terdapat tiga tahapan, yaitu Input, Process, dan Output. Teori
yang digunakan berupa teori yang berhubungan dengan perilaku kepemimpinan,
perilaku kerja individu dan kelompok, afektivitas kerja individu dan kelompok, serta
kinerja karyawan. Pendekatan yang digunakan penelitian ini adalah kuantitatif, dengan
mengumpulkan data dari perusahaan-perusahaan bidang pelayanan di Jerman melalui
penyebaran survei daring dengan jaringan asosiasi profesional. Perolehan data
berjumlah 206 karyawan (149 perempuan & 57 laki-laki) dengan jarak usia 19-65
tahun. Analisis data yang dilakukan menggunakan partial least square-SEM, serta
menggunakan skala likert yang diolah dengan SmartPLS.
Tinjauan pustaka ketiga yang menjadi acuan peneliti adalah jurnal yang berjudul
“Social Isolation and Stress as Predictors of Productivity Perception and RemoteWork
Satisfaction during the COVID-19 Pandemic: The Role of Concern about the Virus in a
Moderated Double Mediation” yang disusun oleh Ferdinando Toscano dan Salvatore
Zappala pada tahun 2020 silam. Penelitian ini berfokus pada karyawan di negara Itali,
dengan menyelidiki korelasi isolasi sosial yang berkaitan dengan stres dan persepsi
produktivitas kerja jarak jauh terhadap kepuasan kerja jarak jauh, dengan
mengikutsertakan Covid-19 concern sebagai variabel moderasi. Dalam penelitian ini
Universitas Indonesia
20
teori yang digunakan berasal dari Aldwin dan Selye mengenai stres kerja, serta Ragu-
Nathan mengenai produktivitas kinerja jarak jauh.
Universitas Indonesia
21
Universitas Indonesia
22
Universitas Indonesia
23
Universitas Indonesia
24
Universitas Indonesia
25
Universitas Indonesia
26
Universitas Indonesia
27
Universitas Indonesia
28
Universitas Indonesia
29
2. 2 Kerangka Teori
Dalam membantu peneliti dalam melakukan analisis pengaruh long-distance
leadership terhadap kinerja karyawan melalui psychological capital yang dimoderasi
oleh stres, peneliti menganut beberapa teori dan konsep yang dijadikan sebagai dasar
penelitian yang berhubungan dengan pemahaman kinerja karyawan, long-distance
leadership, psychological capital, serta stres.
Universitas Indonesia
30
Pada dimensi kedua, contextual performance adalah aktivitas yang tidak secara
langsung berhubungan dengan proses kerja perusahaan, melainkan mendukung
perusahaan pada lingkungan psikologis atau sosial sehingga tujuan perusahaan dapat
tercapai (Bergman et al., 2008). Contextual performance termasuk kegiatan / aktivitas
yang tidak resmi yang menjadi bagian dari deskripsi kerja, dalam hal ini lebih mengarah
kepada interaksi intrapersonal dan motivasi yang membentuk hubungan antara
karyawan dengan karyawan lainnya dalam menumbuhkan sifat kerjasama yang baik
dalam mencapai tujuan perusahaan. Selanjutnya pada dimensi adaptive performance,
dimensi ini melihat kinerja karyawan dari segi lingkungan disekitar karyawan tersebut.
Dimensi ini melihat kemampuan adaptasi seorang karyawan dalam menyesuaikan diri
pada kondisi kerja yang berbeda atau berubah dari kondisi awalnya, hal tersebut
berhubungan dengan kemampuan menghadapi kondisi krisis, menangani stres yang
ditimbulkan beban kerja, mempelajari tugas dan teknologi dalam pekerjaan, serta
menghadapi situasi kerja yang tidak menentu.
Universitas Indonesia
31
Universitas Indonesia
32
1. Organizational Outcomes
Seorang pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan jarak jauh
harus memahami secara utuh mengenai tujuan perusahaannya, dengan begitu
pemimpin dapat menuntun para karyawannya dalam mencapai tujuan tersebut
secara bersama. Pengawasan dan kontrol pemimpin dalam kepemimpinan jarak
jauh tidak dapat dijadikan suatu alasan dalam pencapaian tujuan perusahaannya,
dikarenakan para karyawannya akan bergantung kepada pemimpin agar selalu
memperhatikan jalur dan progres pekerjaan. Maka dari itu, peran pemimpin
dalam long-distance leadership ini menuntut pemimpin agar tetap mengarahkan
dan mengingatkan karyawan terhadap target capaian perusahaannya, dengan
begitu para karyawan akan menyadari serta memahami tujuan utama mereka
bekerja walaupun tanpa ada pengawasan secara fisik.
2. Team Outcomes
Pemimpin memiliki kewajiban dalam memastikan hasil kinerja tim
sesuai dengan target atau tujuan yang telah ditetapkan, hal tersebut dibutuhkan
pengecekan rutin terhadap capaian tim agar progresnya dapat terekam secara
faktual. Pemimpin tetap harus memastikan para pekerja di suatu tim
melaksanakan tugasnya, agar kerjasama dalam lingkungan tim tersebut tetap
terbentuk dalam memudahkan pencapaian kerja yang efektif.
3. Individual Outcomes
Pada kondisi jarak jauh, interaksi antara pemimpin dengan karyawan
menjadi minim. Keterbatasan interaksi tersebut harus ditangani oleh pemimpin
dengan memantau dan mengingatkan karyawannya agar tidak melupakan peran
dan kewajibannya selama bekerja pada lokasi yang berbeda. Penggunaan
intranet perusahaan, sistem manajemen proyek daring, daily absence akan
Universitas Indonesia
33
1. Communication
Pemimpin jarak jauh harus tetap berkomunikasi dengan baik kepada para
karyawannya, maka dari itu pemimpin harus memilih cara komunikasi yang
terbaik sesuai dengan keinginan para karyawannya, agar karyawan juga dapat
berbagi pendapat serta opini pekerjaan kepada pemimpinnya.
2. Understanding
Dalam memimpin secara sukses, pemimpin harus memahami
karyawannya terutama pada lingkungan kerja jarak jauh. Karyawan akan
termotivasi dan lebih semangat jika mengetahui bahwa pemimpinnya ikut
memahami problematika yang dirasakan oleh karyawannya. Dengan interaksi
yang terjalin antara pemimpin dan karyawan, karyawan akan lebih tergerak
dalam pencapaian target kerjanya.
3. Trust
Seorang pemimpin harus tetap menjalin kepercayaan terhadap
karyawannya. Walaupun dalam kondisi jarak jauh, pemimpin tetap harus
percaya bahwa karyawannya tetap melakukan pekerjaannya, memiliki
kompetensi yang diharapkan, serta mempunyai motivasi dalam mencapai tujuan
yang lebih.
Model yang terakhir merupakan aspek outcomes, aspek ini memiliki keunikan
dari kedua aspek sebelumnya. Outcomes lebih mengarah kepada faktor internal seorang
pemimpin, dimana pemimpin yang baik akan selalu mengintrospeksi dirinya dalam
menerapkan gaya kepemimpinannya. Aspek ini menjelaskan bahwasanya seorang
Universitas Indonesia
34
pemimpin yang hanya berfokus kepada kinerja dan kepentingan karyawan, namun
kurang memperhatikan dirinya sendiri, akan menimbulkan kerugian bagi pribadi
pemimpin tersebut. Diantaranya kerugian yang timbul saat menerapkan kepemimpinan
adalah kelelahan fisik, mental yang terganggu, serta kondisi isolasi sosial yang
menurunkan keefektifan penerapan kepemimpinan. Dalam hal ini, bentuk usaha yang
dapat meminimalisir kerugian tersebut antara lain yaitu,
1. Seek Feedback
Pemimpin yang berkualitas akan meminta umpan balik terkait kritik dan
saran dalam penerapan kepemimpinan yang dilakukannya. Hal ini membutuhkan
keahlian untuk mengontrol ego dalam diri pemimpin. Dengan menanyakan
umpan balik kepada para karyawan, hal tersebut dapat membantu pencerminan
yang akurat terhadap kualitas penerapan gaya kepemimpinan jarak jauh yang
dilakukan.
2. Examine Beliefs & Self-Talk
Setelah mendapatkan umpan balik dari karyawan, pemimpin harus mau
menerima dan menggunakannya untuk memperbaiki serta mengembangkan
kualitas pribadinya agar penerapan kepemimpinan jauh dapat terealisasi dengan
efektif.
3. Acceptance
Pemimpin dapat menerima beban tanggung jawab yang diberikan secara
keseluruhan. Hal ini membutuhkan keahlian softskill dan hardskill yang kritis
dalam memastikan proses dan kinerja yang dihasilkan karyawannya sudah
maksimal.
Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti menggunakan teori Eikenberry dan
Turmel (2018) dalam mengukur variabel long-distance leadership berdasarkan dimensi
yang menjabarkan gaya kepemimpinan jarak jauh. Hal tersebut mendorong peneliti
mengangkat indikator penelitian sebagai berikut,
● Pemimpin selalu mengarahkan kepada tujuan perusahaan
● Pemimpin selalu memastikan pencapaian target kerja tim
● Pemimpin tetap mengawasi pelaksanaan tugas karyawan
● Pemimpin tetap menjaga komunikasi dengan karyawan
● Pemimpin berusaha memahami permasalahan karyawan
Universitas Indonesia
35
2.2 3 Technostress
Ketidakmampuan individu dalam beradaptasi dengan perkembangan teknologi
dapat menimbulkan dampak buruk bagi penggunanya, dampak tersebut dinamakan
technostress. Istilah technostress didefinisikan oleh Sinha (2012) yang berarti perasaan
cemas dan tertekan yang disebabkan karena penggunaan teknologi sehingga
menimbulkan dampak negatif terhadap pikiran, perilaku, sikap dan kondisi seseorang.
Stres yang diakibatkan dalam penggunaan teknologi di lingkungan kerja, yang dibiarkan
secara terus menerus akan berpengaruh terhadap kondisi karyawan perusahaan. Hal
tersebut terdapat pada teori Weil dan Rosen (1997) bahwa teknologi dapat
menimbulkan perubahan perilaku, pemikiran, dan sikap karyawan secara langsung
maupun tidak langsung.
1. techno-overload
Dapat terjadi saat karyawan merasakan tekanan karena beban pekerjaan yang
terlalu berat dikarenakan tuntutan penggunaan teknologi dalam penyelesaian
pekerjaan tersebut.
2. Techno-invasion
Dapat terjadi saat karyawan selalu merasa terhubung dengan kondisi pekerjaan
yang mewajibkan penggunaan teknologi dalam beraktivitas dimanapun dan
kapanpun.
3. Techno-complexity
Universitas Indonesia
36
Dapat terjadi saat karyawan merasa bahwa kemampuannya tidak sesuai atau
mampu dalam menjalankan aktivitas kerja yang menuntut penggunaan teknologi
secara terus-menerus.
Universitas Indonesia
37
tersebut juga dapat membuat atribusi positif mengenai keberhasilan di masa kini dan di
masa yang akan datang. Modal psikologi dapat membantu karyawan dalam mencapai
tujuan dan menggunakan cara yang paling tepat dalam meraih keberhasilan tujuan serta
membuat karyawan tersebut menghadapi rintangan dan tantangan kerja dengan tujuan
mencapai keberhasilan tersebut.
1. Self-efficacy
Keyakinan atau kepercayaan diri untuk mengarahkan motivasi dan kemampuan
untuk menyelesaikan beban kerja yang menantang. Hal ini berkaitan dengan
sifat kepercayaan diri karyawan dalam membantu menyelesaikan beban kerja
yang berat dan kompleks yang diberikan kepadanya.
2. Optimism
Keyakinan yang bersifat realistis dan fleksibel yang harus selaras dengan
kedisiplinan diri karyawan, kecakapan, pengalaman, serta perencanaan yang
tepat dalam mencegah dan meminimalisir terjadinya kondisi kerja yang
terburuk.
3. Hope
Sebuah keinginan yang kuat dan perencanaan yang tetap dalam meraih
kesuksesan yang dituju. Hal ini terdapat pada pola pemikiran karyawan dalam
menetapkan tujuan dan harapan terhadap pencapaian yang akan diraihnya.
4. Resiliency
Kemampuan karyawan dalam mengatasi tantangan dan rintangan dalam
lingkungan pekerjaannya. Karyawan tersebut dapat mempertahankan energi
yang baik/positif dan selalu mencerminkan adanya perkembangan pada dirinya,
walaupun berada pada kondisi atau lingkungan yang terpuruk/negatif.
Universitas Indonesia
38
2. 3 Hipotesis Penelitian
Skema bekerja dari jarak jauh sudah dijelaskan oleh Felstead & Henseke
(2017) sebagai cara bekerja dalam sebuah perusahaan yang dilaksanakan
sebagian atau seluruhnya di luar kantor konvensional dengan bantuan layanan
telekomunikasi dan teknologi. Skema kerja jarak jauh ini menyebabkan
pengembangan terhadap gaya kepemimpinan konvensional menjadi
kepemimpinan jarak jauh, atau biasa disebut remote-leadership (long-distance
leadership). Gaya kepemimpinan jarak jauh ini dikembangkan oleh Eikenberry
dan Turmel (2018) dimana cara kepemimpinan diaplikasikan dengan
menggunakan perkembangan teknologi dan informasi dalam membimbing
pelaksanaan kerja para tim/bawahannya. Dengan tantangan yang mengharuskan
penggunaan teknologi dalam lingkungan kerja, kepemimpinan dapat
memberikan motivasi dan arahan kepada karyawan agar menimbulkan kinerja
yang tinggi. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Riyadi (2015),
menegaskan bahwa pengaruh kepemimpinan dengan penerapan yang tepat dapat
menumbuhkan tingkat kinerja yang tinggi terhadap para karyawannya.
Universitas Indonesia
39
Universitas Indonesia
40
Universitas Indonesia
41
Universitas Indonesia
42
2. 4 Model Penelitian
Berdasarkan pemaparan hipotesis diatas, peneliti membuat model analisis yang
digunakan untuk menggambarkan pengaruh; (1) long-distance leadership terhadap
kinerja karyawan, (2) long-distance leadership terhadap psychological capital, (3) long-
distance leadership terhadap technostress, (4) psychological capital terhadap kinerja
karyawan, (5) technostress terhadap kinerja karyawan, (6) technostress dalam
memoderasi hubungan antara Long-Distance Leadership terhadap kinerja karyawan,
serta (7) psychological capital dalam memediasi hubungan antara long-distance
leadership dan kinerja karyawan.
Universitas Indonesia
43
Universitas Indonesia
44
2. 5 Operasionalisasi Konsep
Universitas Indonesia
45
Ourselves
● Pemimpin meminta umpan balik dari karyawannya mengenai gaya
kepemimpinan yang diterapkan
● Pemimpin menerima dan menggunakan umpan balik tersebut
dalam mengembangkan penerapan kepemimpinan yang diterapkan
● Pemimpin bertanggung jawab atas kualitas proses dan kinerja
yang dihasilkan oleh para karyawannya
Technostress (Ragu- Techno-overload ● Penggunaan teknologi menambah tekanan terhadap penyelesaian Interval
nathan, 2008) kerja
● Penggunaan teknologi hanya menambah permasalahan kerja
● Penggunaan teknologi menimbulkan kesibukan yang berlebih
dalam pekerjaaan
Universitas Indonesia
46
Psychological Capital Self-efficacy ● Memiliki kepercayaan diri dalam meningkatkan kapabilitas kerja Interval
(Luthans et al, 2007) ● Percaya atas kemampuan dalam menyelesaikan tantangan yang
diberikan
● Mengarahkan segala usaha dalam meraih kesuksesan terhadap
pekerjaan
Optimism ● Selalu merencanakan hasil kerja yang akurat
● Selalu berpikir positif terhadap hasil pekerjaan di masa depan
● Menerima tantangan tugas dengan keyakinan atas penyelesaian
yang terbaik
Universitas Indonesia
47
Universitas Indonesia
BAB 3
METODE PENELITIAN
3. 1 Pendekatan Penelitian
3. 2 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang terdapat pada penelitian ini memiliki 4 kategori yang
terdiri dari jenis penelitian berdasarkan tujuan penelitian, jenis penelitian berdasarkan
manfaat penelitian, jenis penelitian berdasarkan dimensi waktu, dan jenis penelitian
berdasarkan teknik penarikan data (Neuman, 2014). Pemaparan dari setiap dimensi
dapat dijabarkan sebagai berikut,
48
Universitas Indonesia
kesamaan dalam pernyataannya. Hasil dari penelitian tersebut akan
mendukung sebuah
49
Universitas Indonesia
50
Universitas Indonesia
51
3.3.1 Survei
Universitas Indonesia
52
sekunder dari studi pustaka, data tersebut dapat menjadi perbandingan antara
teori dan praktik aktual di lapangan. Studi pustaka dalam penelitian ini
menggunakan berbagai judul buku, jurnal, hasil kajian, artikel, serta informasi
tambahan dari situs-situs resmi.
3.4 1 Populasi
3.4 2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki sifat yang sama dan
dapat menggambarkan karakteristik dari keseluruhan populasi. Menurut Siyoto,
2015, sampel juga dapat dikatakan sebagai bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut, ataupun bagian kecil dari anggota populasi
yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya.
Penelitian ini menggunakan teknik sampling non-probabilitas, teknik tersebut
mengambil sampel yang ditemukan atau ditentukan sendiri oleh peneliti dan
memberikan kesempatan bagi setiap unsur populasi untuk dipilih menjadi
sampel penelitian .
Universitas Indonesia
53
3. 5 Skala Pengukuran
Skala merupakan suatu instrumen atau mekanisme untuk membedakan individu
dalam hal terkait variabel minat yang akan diteliti (U.Sekaran, 2017). Pada penelitian
yang akan dilakukan, penggunaan skala pengukuran yang dianut adalah skala Likert.
Skala Likert tersebut digunakan untuk menelaah seberapa kuat subjek menyatakan
kesetujuan atau ketidaksetujuan terhadap pernyataan yang diberikan (U. Sekaran, 2017).
Adapun tipe skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini yakni skala
pengukuran nominal dan interval, dimana skala nominal digunakan peneliti untuk
mengukur informasi terkait jenis kelamin responden, usia, domisili, waktu bekerja, serta
pendidikan terakhir. Selanjutnya skala Likert digunakan peneliti untuk mengukur
jawaban dari indikator-indikator variabel yang dipaparkan dengan memberikan urutan
angka yang menyediakan informasi terkait masing-masing variabel. Urutan skala Likert
tersebut memiliki rentang angka 1 hingga angka 5, dimana angka 1 menyediakan
informasi “Sangat Tidak Setuju”, angka 2 “Tidak Setuju”, angka 3 “Cukup Setuju”,
angka 4 “Setuju”, serta angka 5 “Sangat Setuju”. Penggunaan skala Likert ini akan
digunakan pada variabel penelitian yakni kinerja karyawan, long-distance leadership,
technostress, serta psychological capital. Rentang skala nilai dengan kategori informasi
dapat dilihat dari tabel berikut,
Universitas Indonesia
54
3 Cukup Setuju
4 Setuju
5 Sangat Setuju
RS = ( m – n ) / b
Dengan keterangan :
Universitas Indonesia
55
Universitas Indonesia
56
Universitas Indonesia
57
Universitas Indonesia
BAB 4
PEMBAHASAN
4. 1 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 3 Mei 2021 yang diawali dengan
pengambilan data responden menggunakan survei daring (online survey). Survei daring
tersebut berupa formulir daring yaitu Google Form yang penyeberannya dilakukan
secara online di media sosial. Dari penyebaran survei tersebut didapatkan data
responden sebanyak 201 responden yang merupakan karyawan perusahaan di Jakarta
yang sedang melaksanakan skema kerja “Work From Home” dalam masa pandemi
Covid-19 saat ini. Dari pengumpulan data tersebut, peneliti mendapatkan data
demografis antara lain jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, lama bekerja, serta
posisi jabatan kerja. Peneliti juga mendapatkan data dari pertanyaan-pertanyaan
kuesioner terkait fokus penelitian yang selanjutnya akan dianalisa lebih lanjut
menggunakan software “Statistical Product and Service Solutions” (SPSS). Output
yang dihasilkan dari software SPSS akan dikaitkan kepada hipotesis-hipotesis yang
sudah dirumuskan untuk membuat suatu kesimpulan yang diharapkan menjadi
tambahan sumber informasi kepada masyarakat luas, terkait penerapan skema
kepemimpinan jarak jauh dalam masa pandemi Covid-19.
Pengadaan uji validitas dan reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini
ditujukan untuk menguji instrumen-instrumen yang ada dalam kuesioner penelitian.
Pengujian ini digunakan dengan maksud untuk mengetahui apakah indikator yang
dituangkan ke dalam kuesioner sudah terbukti dapat memberikan hasil (data) yang tepat
untuk dilanjutkan ke dalam proses analisis penelititan.
58
Universitas Indonesia
software SPSS dengan menggunakan metode koefisien kolerasi product moment
atau yang
59
Universitas Indonesia
60
biasa disebut dengan istilah pearson correlation. Metode ini berfungsi untuk
menentukan keabsahan suatu instrumen pernyataan dalam kuesioner penelitian,
dimana instrumen tersebut dikatakan valid apabila nominal nilai r hitung (hasil
pengolahan) lebih besar dibandingkan nilai r tabel. Dalam perhitungan taraf
signifikansi 1% dengan jumlah data sebanyak 201 responden, diperoleh nominal
nilai r tabel sebesar 0.1813.
Pearson
No. Indikator Tabel (r) Keterangan
Correlation
Dimensi Outcomes
Dimensi Others
Universitas Indonesia
61
berusaha memahami
permasalahan terkait pekerjaan
saya
Dimensi Ourselves
OS 3 Pemimpin/atasan saya
bertanggung jawab atas kualitas
0.694 0.181 Valid
proses dan kinerja yang dihasilkan
oleh para karyawannya
Merujuk pada tabel 8, variabel long distance leadership terdiri dari tiga
dimensi yaitu outcomes, others, dan ourselves. Pada dimensi outcomes, terdapat
3 indikator yang diuji dan menghasilkan nilai r hitung yang lebih besar
dibanding nilai r tabel. Hal tersebut menandakan bahwa ketiga indikator dalam
dimensi outcomes dapat dikatakan valid dan dapat digunakan sebagai instrumen
dalam kuesioner penelitian. Kemudian pada dimensi others, terdapat 3 indikator
yang menghasilkan nilai r hitung yang lebih besar dibanding r tabel, maka juga
Universitas Indonesia
62
dapat digunakan sebagai instrumen dalam kuesioner. Pada dimensi terakhir yaitu
ourselves yang terdiri dari 3 indikator juga menghasilkan nilai r hitung yang
lebih besar dibanding r tabel. Maka dari itu, semua indikator dari setiap dimensi
dalam variabel long distance leadership yang berjumlah 9 indikator dapat
dikatakan valid untuk digunakan dalam kuesioner penelitian.
Pearson
No. Indikator Tabel (r) Keterangan
Correlation
Dimensi Self-Efficacy
Dimensi Optimism
Universitas Indonesia
63
Dimensi Hope
Dimensi Resiliency
Universitas Indonesia
64
Pearson
No. Indikator Tabel (r) Keterangan
Correlation
Dimensi Techno-Overload
Universitas Indonesia
65
Dimensi Techno-Invasion
Dimensi Techno-Complexity
Universitas Indonesia
66
Merujuk pada tabel 10, variabel technostress terdiri dari tiga dimensi
yaitu techno-overload, techno-invasion, dan techno-complexity. Pada dimensi
techno-overload, terdapat 3 indikator yang diuji dan menghasilkan nilai r hitung
yang lebih besar dibanding nilai r tabel. Hal tersebut menandakan bahwa ketiga
indikator dalam dimensi outcomes dapat dikatakan valid dan dapat digunakan
sebagai instrumen dalam kuesioner penelitian. Kemudian pada dimensi techno-
invasion, terdapat 3 indikator yang menghasilkan nilai r hitung yang lebih besar
dibanding r tabel, maka juga dapat digunakan sebagai instrumen dalam
kuesioner. Pada dimensi terakhir yaitu techno-complexity yang terdiri dari 3
indikator juga menghasilkan nilai r hitung yang lebih besar dibanding r tabel.
Maka dari itu, keseluruhan indikator dari setiap dimensi dalam variabel
technostress dapat dikatakan valid untuk digunakan dalam kuesioner penelitian.
Pearson
No. Indikator Tabel (r) Keterangan
Correlation
Universitas Indonesia
67
Merujuk pada tabel 11, variabel kinerja karyawan terdiri dari empat
dimensi yaitu task performance, contextual performance, adaptive performance,
Universitas Indonesia
68
Universitas Indonesia
69
>0.600
Berdasarkan hasil uji reliabilitas diatas, dapat dilihat bahwa variabel long
distance leadership, psychological capital, technostress, serta kinerja karyawan
menunjukan nominal nilai cronbach’s alpha yang lebih besar daripada 0.600.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel yang diangkat dalam
penelitian ini bisa dinyatakan reliabel untuk mendapatkan jawaban yang
konsisten dari responden penelitian serta sebagai alat ukur data yang optimal.
Universitas Indonesia
70
Jenis Kelamin
48%
52%
Sumber: Output Office Excel 2016, Data Olahan Peneliti (2021). n = 201
Universitas Indonesia
71
Usia
1%
3%
15%
81%
Sumber: Output Office Excel 2016, Data Olahan Peneliti (2021). n = 201
Universitas Indonesia
72
Pendidikan Terakhir
1%3% 9%
17%
69%
Diploma (D1-D4) S1 S2
S3 SMA/SMK/Sederajat
Sumber: Output Office Excel 2016, Data Olahan Peneliti (2021). n = 201
Universitas Indonesia
73
Lama Bekerja
7%
42%
30%
20%
Sumber: Output Office Excel 2016, Data Olahan Peneliti (2021). n = 201
Universitas Indonesia
74
asisten manajer, manajer, serta senior manajer. Berikut ini merupakan grafik
persentase posisi jabatan responden dari data yang terkumpul.
Posisi Jabatan
9%
8%
54%
24%
6%
Sumber: Output Office Excel 2016, Data Olahan Peneliti (2021). n = 201
Universitas Indonesia
75
Mean Mean
Variabel Dimensi Item Keterangan
Item Dimensi
Berdasarkan hasil analisis deskriptif melalui software SPSS, dapat dilihat bahwa
indikator-indikator dalam dimensi outcomes pada variabel long distance leadership
memiliki nilai nominal mean yang termasuk ke dalam kategori interpretasi “sangat
baik”. Diantara ketiga indikator tersebut, indikator 1 (OC1) dan indikator 3 (OC3)
Universitas Indonesia
76
memiliki nilai nominal mean yang sama yakni 4.30, sedangkan indikator 2 (OC2)
berada dibawahnya yaitu 4.26. Hasil data tersebut menjelaskan bahwa para karyawan
menyetujui adanya penerapan kepemimpinan jarak jauh tetap memprioritaskan hasil
kerja, dalam scope luas (pekerjaan tim) hingga scope kecil (pekerjaan individu). Maka
dapat dikatakan bahwa perusahaan di kota Jakarta yang menerapkan gaya
kepemimpinan jarak jauh sudah dapat memaksimalkan para pemimpinnya dalam
mengarahkan, memastikan, serta mengawasi pelaksanaan kerja secara daring.
Mean Mean
Variabel Dimensi Item Keterangan
Item Dimensi
Universitas Indonesia
77
penerapan kepemimpinan jarak jauh yang dilakukan oleh pemimpinnya sudah sangat
baik, khususnya dalam bidang komunikasi dengan karyawannya, pemahaman terkait
permasalahan karyawannya, serta pemberian kepercayaan terhadap pelaksanaan kerja
karyawannya. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa pemimpin yang menerapkan
kepemimpinan jarak jauh di perusahaan kota Jakarta sudah dapat merealisasikan relasi
yang sangat baik dengan para karyawan/bawahannya.
Mean Mean
Variabel Dimensi Item Keterangan
Item Dimensi
Universitas Indonesia
78
Hasil data tersebut menjelaskan bahwa para karyawan menyetujui bahwa pemimpin
yang menerapkan gaya kepemimpinan jarak jauh sudah mempunyai kualitas pribadi
yang sangat baik, terutama pada pencerminan gaya kepemimpinannya terhadap
karyawannya. Karyawan juga menyetujui bahwa pemimpin sudah dapat bertanggung
jawab atas kualitas proses dan kinerja yang dihasilkan oleh karyawannya, walaupun
hanya termasuk ke dalam kategori “baik”.
40
18 20 20 18 21
20 11 12
8 10 810
02 0 00 02 02 03 03 0 03
0
OC1 OC2 OC3 OT1 OT2 OT3 OS1 OS2 OS3
STS TS CS S SS
Universitas Indonesia
79
bahwa responden lebih memilih untuk menanggapi pertanyaan yang diberikan pada
skala 2 hingga skala 5. Maka rata-rata keseluruhan tanggapan responden pada variabel
ini dilihat pada tabel berikut.
Mean Mean
Variabel Dimensi Item Keterangan Keterangan
Item Variabel
Dari keseluruhan nilai mean dari setiap dimensi yang diangkat pada variabel
long distance leadership pada penelitian ini maka didapatkan total mean untuk variabel
LDL yakni 4.26, dimana nominal nilai tersebut termasuk ke dalam kategori interpretasi
“sangat baik”. Hal tersebut menyatakan bahwa para responden telah menyetujui adanya
peran yang sangat baik terkait penerapan kepemimpinan jarak jauh pada perusahaan-
perusahaan di kota Jakarta, khususnya pada masa pandemi Covid-19 saat ini.
Mean Mean
Variabel Dimensi Item Keterangan
Item Dimensi
Universitas Indonesia
80
Berdasarkan hasil analisis deskriptif melalui software SPSS, dapat dilihat bahwa
indikator-indikator dalam dimensi Self-Efficacy pada variabel Psychological Capital
memiliki nilai nominal mean yang termasuk ke dalam kategori interpretasi “sangat
positif”. Diantara ketiga indikator tersebut, indikator 3 (SE3) memiliki nilai nominal
mean tertinggi dengan nilai 4.33, dan diikuti oleh indikator 1 (SE1) 4.29 dan 2 (SE2)
4.28. Total nilai mean dari dimensi ini sebesar 4.30. Dari tabel tersebut menjelaskan
bahwa karyawan yang merupakan responden penelitian ini sudah memiliki modal
efikasi diri yang sangat positif, dimana hal tersebut berkaitan dengan kepercayaan
terhadap kapabilitas kerja, penyelesaian kerja, serta peraihan kesuksesan kerja mereka.
Mean Mean
Variabel Dimensi Item Keterangan
Item Dimensi
Universitas Indonesia
81
tantangan tugas
kerja dengan
penyelesaian yang
terbaik
Berdasarkan hasil analisis deskriptif melalui software SPSS, dapat dilihat bahwa
indikator-indikator dalam dimensi Optimism pada variabel Psychological Capital
memiliki nilai nominal mean yang termasuk ke dalam kategori interpretasi “sangat
positif”. Pada dimensi ini, indikator 1 (OP1) memiliki nominal nilai mean tertinggi
dibanding yang lainnya yakni 4.35 dengan pernyataan “selalu merencanakan hasil kerja
yang akurat”. Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa para karyawan yang menjadi
respoden pada penelitian ini sudah memiliki modal optimis yang sangat positif,
berkaitan dengan perencanaan hasil kerja yang akurat, pemikiran positif terhadap hasil
kerja, serta keyakinan dalam menyelesaikan tantangan pekerjaan dengan hasil yang
terbaik.
Mean Mean
Variabel Dimensi Item Keterangan
Item Dimensi
Universitas Indonesia
82
Berdasarkan hasil analisis deskriptif melalui software SPSS, dapat dilihat bahwa
indikator-indikator dalam dimensi Hope pada variabel Psychological Capital memiliki
nilai nominal mean yang termasuk ke dalam kategori interpretasi “sangat positif” yakni
dengan nominal nilai 4.31. Diantara indikator dalam dimensi ini, indikator 3 (HO3)
memiliki nominal nilai mean tertinggi dengan nilai 4.34 yang beresensi “rintangan
sebagai bentuk motivasi dalam penyelesaian target kerja”. Dari tabel diatas dapat
dijelaskan bahwa karyawan yang menjadi responden penelitian ini sudah memiliki
modal harapan yang sangat positif, berkaitan dengan harapan untuk mencapai target
kerja yang lebih, keyakinan atas banyak cara dalam penyelesaian tantangan tugas
diberikan, serta motivasi penyelesaian kerja yang tumbuh dari rintangan pekerjaan yang
dilalui.
Mean Mean
Variabel Dimensi Item Keterangan
Item Dimensi
Universitas Indonesia
83
Berdasarkan hasil analisis deskriptif melalui software SPSS, dapat dilihat bahwa
indikator-indikator dalam dimensi Resiliency pada variabel Psychological Capital
memiliki nilai nominal mean yang termasuk ke dalam kategori interpretasi “sangat
positif” dengan nominal nilai mean sebesar 4.30. Indikator dengan nominal nilai mean
tertinggi merupakan indikator 2 (RE2) yakni 4.33 yang beresensi tentang kemampuan
mengatasi tekanan pekerjaan yang dibebankan. Tabel diatas menjelaskan bahwa
karyawan yang menjadi responden penelitian ini sudah memiliki modal ketahanan
psikologis yang sangat positif, hal tersebut berkaitan dengan kemampuan karyawan
dalam menangani tantangan kerja yang bervariasi, mengatasi tekanan kerja yang
dibebankan, serta menghindari pemikiran negatif dalam situasi kerja yang sulit.
60
40
22
20 13 13 16 13 17 13
12 12 8 77 5
02 02 01 01 0 01 00 03 00 00 00 00
0
SE1 SE2 SE3 OP1 OP2 OP3 HO1 HO2 HO3 RE1 RE2 RE3
STS TS CS S SS
Universitas Indonesia
84
Setuju”. Maka rata-rata keseluruhan tanggapan responden pada variabel ini dilihat pada
tabel berikut.
Mean Mean
Variabel Dimensi Item Keterangan Keterangan
Item Variabel
Dari keseluruhan nilai mean dari setiap dimensi yang diangkat pada variabel
psychological capital pada penelitian ini maka didapatkan total mean untuk variabel
Universitas Indonesia
85
PsyCap yakni 4.31, dimana nominal nilai tersebut termasuk ke dalam kategori
interpretasi “sangat positif”. Hal tersebut menyatakan bahwa para responden telah
menyetujui atas pernyataan-pernyataan yang diberikan terkait modal psikologis dalam
lingkungan kerja diperusahaan. Hasil dari pernyataan tersebut bersifat positif jika
dikaitkan kepada kondisi lingkungan kerja saat ini dengan konsep skema work from
home, dimana modal psikologis yang positif dapat mendukung proses kerja dalam
situasi yang tidak menentu (pandemi Covid-19).
Mean Mean
Variabel Dimensi Item Keterangan
Item Dimensi
Universitas Indonesia
86
responden penelitian merasakan adanya tekanan stres terkait beban, permasalahan, serta
kesibukan yang ditimbulkan oleh pelaksanaan kerja dengan penggunaan teknologi.
Walaupun demikian, tekanan stres yang dirasakan karyawan pada dimensi ini hanya
mencapai interpretasi tingkat “Rendah”.
Mean Mean
Variabel Dimensi Item Keterangan
Item Dimensi
Berdasarkan hasil analisis deskriptif melalui software SPSS, dapat dilihat bahwa
indikator-indikator dalam dimensi Techno-Invasion pada variabel Technostress
memiliki nilai nominal mean yang termasuk ke dalam kategori interpretasi “Rendah”,
yakni sebesar 4.19. Dapat dilihat bahwa indikator dengan nominal nilai tertinggi yaitu
indikator 3 (TI3) dengan nilai mean sebesar 4.26, yang juga termasuk ke dalam kategori
interpretasi “Sangat Rendah”. Pada tabel ini menjelaskan bahwa karyawan yang
menjadi responden penelitian ini mengalami kecenderungan stres yang sangat rendah,
Universitas Indonesia
87
dimana stres tersebut berkaitan dengan perasaan diawasi dalam penggunaan teknologi
dalam kerja, merasa penggunaan teknologi dalam kerja sudah melanggar kehidupan
pribadi mereka, serta merasakan beban kerja yang ditimbulkan oleh penggunaan
teknologi secara terus menerus.
Mean Mean
Variabel Dimensi Item Keterangan
Item Dimensi
Berdasarkan hasil analisis deskriptif melalui software SPSS, dapat dilihat bahwa
indikator-indikator dalam dimensi Techno-Complexity pada variabel Technostress
memiliki nilai nominal mean yang termasuk ke dalam kategori interpretasi “Sangat
Rendah”, yakni sebesar 4.19. Terlihat bahwa indikator 1 (TC1) merupakan indikator
dengan nilai mean tertinggi yakni 4.35. Perbedaan dimensi ini dengan kedua dimensi
sebelumnya adalah dimensi ini memiliki kategori interpretasi tertinggi dibanding
dimensi-dimensi variabel technostress sebelumnya yang hanya mencapai interpretasi
“Rendah”. Tabel diatas menjelaskan bahwa karyawan mengalami tingkat tekanan stres
terendah pada penggunaan teknologi dalam kerja, terkait tuntutan pemahaman dan
Universitas Indonesia
88
keterampilan kerja, penambahan waktu operasional kerja, serta penyerahan hasil kerja
yang tidak memuaskan.
Variabel Technostress
120 110 107 109 108 107 106 108
100 103
100
82
80 76 77 77
73
68 66 69
64
60
40
25
19 21 21 18
20 16 14 15
12 10 12
4 7
0 0 03 0 0 01 00 00 01
0
TO1 TO2 TO3 TI1 TI2 TI3 TC1 TC2 TC3
STS TS CS S SS
Mean Mean
Variabel Dimensi Item Keterangan Keterangan
Item Variabel
Universitas Indonesia
89
Dari keseluruhan nilai mean dari setiap dimensi yang diangkat pada variabel
technostress pada penelitian ini maka didapatkan total mean untuk variabel ini yakni
4.23, dimana nominal nilai tersebut termasuk ke dalam kategori interpretasi “Sangat
Rendah”. Hal tersebut menyatakan bahwa para responden telah menyetujui atas
pernyataan-penyataan terkait tekanan stres yang dirasakan oleh mereka dalam
lingkungan kerja dengan konsep skema kerja work from home atau kerja daring pada
masa pandemi Covid-19 saat ini. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa perubahan
yang terjadi dari konsep kerja konvensional atau tatap muka menjadi konsep kerja
daring (WFH), menimbulkan tekanan stres yang berdampak pada kondisi pribadi
karyawan hingga proses pelaksanaan kerja mereka.
Mean Mean
Variabel Dimensi Item Keterangan
Item Dimensi
Universitas Indonesia
90
menyelesaikan pekerjaan
secara efektif
Mean Mean
Variabel Dimensi Item Keterangan
Item Dimensi
Berdasarkan hasil analisis deskriptif melalui software SPSS, dapat dilihat bahwa
indikator-indikator dalam dimensi Contextual Performance pada variabel Kinerja
Karyawan memiliki nilai nominal mean yang termasuk ke dalam kategori interpretasi
Universitas Indonesia
91
“Sangat Tinggi”, yakni sebesar 4.30. Terlihat bahwa indikator dengan nominal nilai
mean tertinggi adalah indikator 1 (CP1) yang berisi “selalu memotivasi diri dalam
bekerja”. Semua indikator dalam dimensi ini juga memiliki nominal nilai mean yang
termasuk dalam kategori “Sangat Tinggi”, hal tersebut menandakan bahwa karyawan
yang menjadi responden penelitian ini menyetujui pernyataan yang berkaitan dengan
motivasi diri dalam bekerja, tanggung jawab sebagai peran yang penting dalam bekerja,
serta menjaga relasi dengan kolega kerja.
Mean Mean
Variabel Dimensi Item Keterangan
Item Dimensi
Berdasarkan hasil analisis deskriptif melalui software SPSS, dapat dilihat bahwa
indikator-indikator dalam dimensi Adaptive Performance pada variabel Kinerja
Karyawan memiliki nilai nominal mean yang termasuk ke dalam kategori interpretasi
“Sangat Tinggi” atau sebesar 4.24. Dapat dilihat dari tabel diatas, indikator dengan
nominal nilai mean tertinggi merupakan indikator 2 (AP2) dan 3 (AP3) yakni 4.26,
kedua indikator tersebut beresensi tentang penanganan kesulitan serta kemampuan diri
Universitas Indonesia
92
dalam beradaptasi. Pada dimensi ini semua nilai mean pada ketiga indikator juga
termasuk ke dalam kategori interpretasi “Sangat Tinggi”, hal tersebut menandakan
bahwa karyawan yang menjadi responden penelitian ini menyetujui pernyataan yang
berkaitan dengan kemampuan dalam menyesuaikan lingkungan kerja yang tidak
menentu, penanganan dalam kesulitan kerja, serta menghadapi situasi kerja yang tidak
menentu.
Mean Mean
Variabel Dimensi Item Keterangan
Item Dimensi
Berdasarkan hasil analisis deskriptif melalui software SPSS, dapat dilihat bahwa
indikator-indikator dalam dimensi Counterproductive Work Behavior pada variabel
Kinerja Karyawan memiliki nilai nominal mean yang termasuk ke dalam kategori
interpretasi “Sangat Tinggi” atau sebesar 4.30. Pada tabel diatas terlihat bahwa indikator
3 (CPW3) memiliki nominal nilai mean tertinggi, yakni sebesar 4.31, yang beresensi
tentang sifat/perilaku buruk dalam melaksanakan pekerjaan. Pada tabel diatas juga
memaparkan ketiga indikator pada dimensi ini memiliki nominal nilai mean dengan
kategori “Sangat Tinggi”. Hal ini menjelaskan bahwa para karyawan yang menjadi
responden penelitian ini memiliki kualitas kinerja yang tinggi dalam menerapkan
Universitas Indonesia
93
konsep skema kerja work from home dengan tidak melakukan perbuatan yang
merugikan dirinya, koleganya, serta perusahaan tempat mereka bekerja.
40
21 21 20
20 15 17 15 15 16 15 14
12 13
01 02 00 00 02 00 00 02 00 00 00 01
0
TP1 TP2 TP3 CP1 CP2 CP3 AP1 AP2 AP3 CPW1 CPW2 CPW3
STS TS CS S SS
Mean Mean
Variabel Dimensi Item Keterangan Keterangan
Item Variabel
Universitas Indonesia
94
Dari keseluruhan nilai mean dari setiap dimensi yang diangkat pada variabel
technostress pada penelitian ini maka didapatkan total mean untuk variabel ini yakni
4.28, dimana nominal nilai tersebut termasuk ke dalam kategori interpretasi “Sangat
Tinggi”. Hal tersebut menyatakan bahwa para responden telah menyetujui atas
pernyataan-penyataan terkait kualitas kinerja yang dihasilkan selama mengikuti
penerapan skema kerja work from home pada perusahaan-perusahaan di kota Jakarta.
Tabel tersebut menjabarkan bahwasanya kualitas kerja yang dihasilkan oleh karyawan
pada masa kerja daring saat ini tetap menghasilkan kualitas yang tinggi. Hal tersebut
didukung dari tanggapan responden yang masuk dalam kategori interpretasi “Sangat
Tinggi” pada setiap dimensi variabel kinerja karyawan terkait performa dalam
Universitas Indonesia
95
melakukan tugas, kualitas diri yang baik, kemampuan dalam beradaptasi, hingga
produktivitas kerja yang positif.
Pengujian kolerasi dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji adanya sifat
hubungan antar variabel yang diangkat pada penelitian ini. Variabel tersebut antara lain
merupakan long distance leadership, psychological capital, technostress, serta kinerja
karyawan. Pengujian kolerasi terhadap variabel-variabel tersebut menggunakan
Pearson’s Product Moment Correlation (Kolerasi Pearson). Berikut merupakan hasil
pengujian kolerasi penelitian.
Leadership
Universitas Indonesia
96
Capital
Karyawan
Setelah pemaparan tabel hasil kolerasi diatas, peneliti juga mencantumkan hasil
signifikansi antar variabel-variabel dalam penelitian yang dipaparkan melalui tabel
berikut.
Universitas Indonesia
97
yang diangkat dalam penelitian ini juga memiliki hubungan yang signifikan. Hal
tersebut dikarenakan nominal nilai signifikansi pada setiap variabel berada pada
nominal dibawah taraf signifikansi. Taraf signifikansi yang digunakan dalam penelitian
ini sebesar 0.05.
Tidak hanya berfokus pada sisi variabel independen, peneliti juga melihat sifat
hubungan variabel mediasi dan moderasi terhadap variabel dependen pada penelitian
ini. Pada hubungan antara variabel psychological capital (PsyCap) sebagai variabel
mediasi dengan variabel kinerja karyawan (KK) sebagai variabel dependen, diketahui
memiliki nilai kolerasi sebesar 0.457 dan tingkat signifikansi sebesar 0.000. Hal tersebut
menjelaskan bahwa hubungan antara variabel PsyCap dengan variabel KK memiliki
sifat hubungan yang positif dan signifikan. Terakhir yakni hubungan variabel
technostress (TS) sebagai variabel moderasi dengan variabel kinerja karyawan (KK)
sebagai variabel dependen, diketahui memiliki nilai kolerasi sebesar -0.521 dan tingkat
signifikansi sebesar 0.000. Maka demikian, hubungan antara variabel TS dengan
variabel KK diketahui memiliki hubungan yang negatif dan signifikan. Dari penjelasan
hasil analisis diatas, maka dapat disimpulkan ke dalam tabel berikut.
Universitas Indonesia
98
Universitas Indonesia
99
Berdasarkan pemaparan data dari tabel 34, maka peneliti dapat menyimpulkan
hasil tersebut ke dalam beberapa pernyataan yakni yang pertama adalah variabel
independen (X) terhadap variabel dependen (Y) memiliki pengaruh yang signifikan
dengan nilai signifikansi sebesar 0.000. Kedua, variabel independen (X) terhadap
variabel mediasi (M) memiliki pengaruh yang signifikan dengan nilai signifikansi
sebesar 0.000. Ketiga, variabel independen (X) terhadap variabel moderasi (Z)
memiliki pengaruh yang signifikan dengan nilai signifikan sebesar 0.000. Keempat,
variabel mediasi (M) terhadap variabel dependen (Y) memiliki pengaruh yang
signifikan dengan nilai signifikansi sebesar 0.000. Dan yang terakhir, variabel moderasi
(Z) terhadap variabel dependen (Y) memiliki pengaruh yang signifikan dengan nilai
signifikansi sebesar 0.000. Maka dari itu, estimasi hubungan antar variabel dalam
penelitian ini telah diterima dan dapat dilanjutkan kepada pengujian pengaruh langsung
dan tidak langsung (Direct and Indirect Effect).
Universitas Indonesia
100
Pengujian tersebut menggunakan dua bentuk model yakni model moderasi setahap dan
model mediasi bertahap (blok 1 dan blok 2). Kedua metode tersebut bertujuan untuk
mengetahui tingkat hubungan dan signifikansi antara 2 model pengujian yakni
hubungan tanpa mengikutsertakan variabel moderasi (Z) dan variabel mediasi (M), dan
hububungan yang mengikutsertakan variabel moderasi (Z) dan variabel mediasi (M).
Mengacu pada (Ferdinand, 2006) yang menjelaskan bahwa peran moderasi dan mediasi
pada suatu hubungan variabel dapat diketahui dengan melihat perubahan nominal nilai
standardized coefficient (beta) atau adanya perubahan nominal nilai signifikansi pada
variabel pemengaruh/independen saat diikutsertakannya variabel moderasi/mediasi
penelitian ketika pengujian regresi berganda dilakukan. Hasil pengujian langsung dan
tidak langsung dalam penelitian ini dipaparkan ke dalam bentuk tabel sebagai berikut.
Tabel 35. Hasil Peran Moderasi Variabel Technostress Pada Hubungan Long Distance
Leadership Terhadap Kinerja Karyawan
Berdasarkan data pada tabel 35 dapat terlihat saat variabel long distance
leadership (LDL) diuji secara langsung terhadap variabel kinerja karyawan (KK),
variabel LDL menunjukan nominal nilai standardized coefficient (beta) sebesar 0.335
Universitas Indonesia
101
dan nominal nilai signifikansi sebesar 0.000. Hal tersebut menjelaskan hubungan
tersebut memiliki hubungan yang positif dengan menggunakan taraf signifikansi 5%.
Kemudian untuk mengetahui pengaruh moderasi, maka dapat dilihat dengan mengikut
sertakan variabel technostress (TS). Berdasarkan data di tabel 35, terlihat adanya
perubahan nominal nilai standardized coefficient (beta) variabel LDL yang mulanya
sebesar 0.335 menjadi -0.037, hal tersebut juga merubah nilai signifikansi yang semulai
0.000 menjadi 0.900. Kemudian pada model tersebut juga terlihat bahwa hasil moderasi
variabel TS terkait hubungan variabel LDL terhadap variabel KK memiliki nilai
standardized coefficient (beta) sebesar 0.170 serta nilai signifikansi sebesar 0.710, hal
tersebut menjelaskan bahwa variabel TS tidak berperan sebagai moderator secara
signifikan dalam hubungan variabel LDL terhadap KK dikarenakan nilai
signifikansinya yang berada diatas taraf yang telah ditetapkan yakni sebesar 5% atau
0.05.
Tabel 36. Hasil Peran Mediasi Variabel Psychological Capital Pada Hubungan Long
Distance Leadership Terhadap Kinerja Karyawan
Universitas Indonesia
102
terhadap variabel KK secara langsung bersifat positif dan signifikan. Akan tetapi setelah
variabel Psycap diikutsertakan, terdapat perubahan nominal nilai standardized
coefficient (beta) pada variabel LDL menjadi 0.122 dan nilai signifikansi menjadi 0.105.
Namun, pada blok 2 juga ditemukan nominal nilai standardized coefficient (beta)
sebesar 0.390 dan nilai signifikansi sebesar 0.000 dibawah taraf yang telah ditetapkan,
yang menjelaskan bahwa variabel PsyCap memiliki peran positif secara signifikan
sebagai mediator terhadap hubungan variabel LDL terhadap KK. Adanya peran
mediator dari variabel PsyCap tersebut juga didukung dengan adanya perubahan
nominal yang terjadi yakni perubahan pada nominal nilai standardized coefficient (beta)
variabel LDL yang semula sebesar 0.335 menjadi 0.122.
Setelah hasil pengolahan data diperoleh oleh peneliti, tahap selanjutnya adalah
pengujian terhadap hipotesis-hipotesis penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya.
Peneliti juga memaparkan hasil nilai koefisien determinasi (R Square) yang berfungsi
dalam melihat tingkat pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel pemengaruh terhadap
variabel yang dipengaruhi. Nilai R Square tersebut berbentuk persentase, dimana sisa
dari persentase yang diperoleh merupakan persentase dari pengaruh variabel lain yang
tidak diteliti dalam penelitian ini .
Universitas Indonesia
103
Universitas Indonesia
104
seleras dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Afsar et al (2017) dan
Boyer-Davis (2018) yang menunjukan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh
secara signifikan terhadap technostress. Hal tersebut membuktikan bahwa gaya
kepemimpinan jarak jauh (long distance leadership) yang diterapkan dengan
tepat dapat mengurangi tekanan stres yang timbul dari pelaksanaan kerja yang
mewajibkan penggunaan teknologi dalam kesehariannya. Dengan demikian
rumusan hipotesis 3 terkait pernyataan tentang “long distance leadership
berpengaruh terhadap technostress” telah disetujui.
Universitas Indonesia
105
karyawan dengan tingkat pengaruh sebesar 27.2%. Dari hasil pengujian ini yang
menyatakan adanya pengaruh tekanan stres yang ditimbulkan oleh penggunaan
teknologi terhadap kinerja karyawan, selaras dengan penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Suharti (2014), Puspitasar (2019), serta Wibowo (2020), yang
membuktikan bahwa tekanan stres yang tinggi dikarenakan penggunaan
teknologi secara terus menerus dapat menimbulkan produktivitas kinerja
karyawan menurun. Hal tersebut disebabkan oleh kondisi karyawan yang sudah
tidak dapat mengatasi tekanan stres yang ditimbulkan dari pelaksanaan kerja
dengan menggunakan teknologi secara menoton, yang akhirnya berdampak pada
kualitas kerja yang dihasilkan. Dengan demikian, hipotesis 5 terkait pernyataan
tentang “technostress berpengaruh terhadap kinerja karyawan” telah disetujui.
Pertama, jika dilihat sampel responden dari segi profil usia, diketahui
bahwa mayoritas karyawan dalam penelitian ini berusia 21 hingga 30 tahun,
Universitas Indonesia
106
dimana usia tersebut merupakan karyawan yang lahir pada generasi Y atau biasa
disebut dengan millenial generation. Generasi tersebut memiliki kondisi mental
yang kuat, serta keterampilan yang lebih dalam mengatasi tekanan yang
ditimbulkan dari pembelajaran, penguasaan, serta adaptasi dalam penggunaan
teknologi dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari. Kedua, mayoritas
responden penelitian ini juga merupakan lulusan S1 keatas, dimana kemampuan
dan keterampilan mereka dalam menggunakan teknologi sehari-hari sudah
menjadi hal yang wajar, sehingga meminimalisir adanya tekanan stres yang
ditimbulkan. Ketiga, dikarenakan fokus sampel dalam penelitian ini yang hanya
merupakan karyawan perusahaan di kota Jakarta, penggunaan teknologi sudah
menjadi habit atau kebiasaan mereka walaupun tidak dalam melaksanakan
pekerjaan, sehingga teknologi tidak dianggap sebagai tekanan melainkan
lifestyle/gaya hidup. Argumen peneliti mengacu pada penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Endang dan Gunartin (2019), yang menjelaskan bahwa
masyarakat Jakarta sudah terintegrasi secara ekslusif, yang sudah terbiasa
dengan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam kehidupan
sehari-harinya. Terlebih, dalam masa pandemi ini para karyawan perusahaan di
Jakarta diwajibkan untuk menggunakan teknologi dalam melaksanakan tugas
kerja mereka. Dengan demikian, hipotesis 6 terkait pernyataan “technostress
memoderasi hubungan antara long-distance leadership terhadap kinerja
karyawan” telah ditolak.
Universitas Indonesia
107
21.9%. Hal tersebut sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
(Daraba et al (2021), yang menjelaskan bahwa gaya kepemimpinan yang
diterapkan dengan tepat dapat meningkatkan kinerja karyawan melalui modal
psikologis karyawannya.
Universitas Indonesia
108
technostress
4. 6 Implikasi Manajerial
Universitas Indonesia
109
dari kepemimpinan jarak jauh yang diberikan tidak terlalu besar, dikarenakan pengaruh
lainnya yang merupakan faktor internal maupun eksternal yang tidak diteliti. Faktor-
faktor tersebut dapat berupa kompensasi kerja, keahlian dan keterampilan kerja,
kepuasan kerja, komitmen kerja, dan lain-lainnya. Tingkat pengaruh dari gaya
kepemimpinan jarak jauh tersebut mengacu pada analisis inferensial yang menunjukan
bahwa hanya sebesar 11% dampak secara langsung yang diberikan terhadap kinerja
yang dihasilkan oleh karyawan perusahaan.
Hal tersebut mendorong peneliti untuk meneliti faktor-faktor lainnya yang juga
dapat mempengaruhi kinerja karyawan, yakni modal psikologis dan technostress
sebagai bentuk wawasan informasi tambahan terkait aspek-aspek dalam lingkungan
kerja profesional. Dari segi technostress, penelitian ini membuktikan bahwa
penggunaan teknologi yang sudah menjadi kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan
sehari-hari pada masa pandemi Covid-19 saat ini, tidak memiliki pengaruh moderator
atau campur tangan kepada hubungan kepemimpinan jarak jauh yang diterapkan
pemimpin perusahaan di kota Jakarta terhadap kinerja karyawannya. Hal tersebut
dikarenakan beberapa faktor antara lain usia karyawan, latar belakang pendidikan
karyawan, serta kebiasaan karyawan dalam menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi dalam melakukan aktivitas keseharian, termasuk di dalam dan di luar
lingkup pekerjaan mereka. Pernyataan diatas tidak menangkal adanya tekanan yang
timbul dari beban kerja secara daring, terlebih adanya penyebaran wabah Covid-19 ini
memaksa karyawan untuk bekerja pada lingkungan isolasi mandiri. Kondisi tersebut
tidak menutup kemungkinan bahwa setiap individu(karyawan) memiliki kemampuan
yang berbeda dalam mengatasi problematika yang terjadi saat skema kerja daring
berlangsung, hanya saja sampel yang diujikan(karyawan perusahaan di kota Jakarta)
menyatakan bahwa tekanan technostress yang dirasakan tidak mengganggu kualitas
kinerja yang dihasilkan kepada perusahaan mereka.
Universitas Indonesia
110
merupakan kondisi positif yang menjadi dasar pribadi karyawan dalam mengatasi
problematika dalam pekerjaan. Tekanan yang dirasakan karyawan dari skema kerja
daring tidak membuat kualitas kinerja yang mereka berikan kepada atasannya,
dikarenakan tingkat modal psikologis yang dimiliki para karyawan tersebut tinggi.
Kondisi itulah yang menjadi bekal mereka dalam mengatasi tekanan beban yang
dirasakan dalam situasi pandemi saat ini, dimana mereka harus mengikuti arahan dari
pemimpinnya secara jarak jauh, melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan
menggunakan teknologi secara monoton, serta berusaha memberikan kualitas kerja
sebaik-baiknya.
Berangkat dari penjelasan diatas, hal tersebut juga menjadi kewajiban bagi
pemimpin dalam memperhatikan gaya kepemimpinan yang mereka terapkan kepada
para karyawannya. Dimana seorang pemimpin yang berkualitas harus memahami
kondisi pandemi Covid-19 saat ini, yang memerlukan pendekatan berbeda kepada para
karyawannya yang bekerja dengan skema daring/berjarak. Disamping mencapai target
perusahaan, pemimpin tetap harus memahami kondisi karyawannya yang memiliki
modal psikologis yang berbeda. Hal tersebut membutuhkan pengawasan yang rutin,
pembimbingan terkait arahan yang diberikan, serta berusaha memahami kondisi pribadi
karyawan/bawahannya, agar mereka tetap dapat memberikan kualitas kinerja yang
dibutuhkan dalam mencapai target yang telah ditetapkan perusahaan. Alangkah lebih
baik, jika perusahaan-perusahaan di kota Jakarta mengadakan pelatihan kepemimpinan
(leadership training) secara berkala kepada para pemimpinnya guna mengembangkan
kemampuan dan keterampilan dalam memimpin di era baru ini, yakni era new normal,
dimana konsep kerja work from home sudah menjadi gaya kerja baru di masa pandemi
Covid-19. Perihal tersebut dapat menjadi bentuk kontribusi perusahaan dalam menjaga
kestabilan kinerja para pekerjanya agar dapat beroperasi sebaik-baiknya walaupun
dalam jangka waktu pandemi yang tidak menentu saat ini.
Universitas Indonesia
111
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Universitas Indonesia
112
5.2 Saran
a) Saran Akademis
1. Penelitian tentang long distance leadership masih sangat jarang diteliti.
Maka disarankan untuk melakukan pengembangan lebih lanjut terkait
dimensi-dimensi serta indikator yang dapat mewakili gaya
kepemimpinan jarak jauh
2. Diharapkan untuk meneliti penerapan long distance leadership di
berbagai bidang pekerjaan yang berbeda agar terlihat perbedaan
pengaruh yang ditimbulkan dari gaya kepemimpinan jarak jauh.
3. Dapat meneliti fokus wilayah yang berbeda, atau memperbesar fokus
wilayah yang telah diteliti agar dapat menambah wawasan informasi
yang sudah ada.
4. Dapat meneliti variabel lainnya yang terdapat dalam lingkup pekerjaan,
untuk dikaitkan kepada long distance leadership agar dapat mengetahui
Universitas Indonesia
113
DAFTAR REFERENSI
Afsar, B., Badir, Y. F., Saeed, B. Bin, & Hafeez, S. (2017). Transformational and
transactional leadership and employee’s entrepreneurial behavior in knowledge–
intensive industries. The International Journal of Human Resource Management,
28(2), 307–332. https://doi.org/10.1080/09585192.2016.1244893
Ardana, I. K., Mujiati W. N., & Utama, I. W. M. (2011). Manajemen Sumber Daya
Manusia. Graha Ilmu.
Avey, J. B., Luthans, F., Smith, R. M., & Palmer, N. F. (2010). Impact of positive
Universitas Indonesia
114
Avey, J. B., Reichard, R. J., Luthans, F., & Mhatre, K. H. (2011). Meta-analysis of the
impact of positive psychological capital on employee attitudes, behaviors, and
performance. Human Resource Development Quarterly, 22(2), 127–152.
https://doi.org/10.1002/hrdq.20070
Bartsch, S., Weber, E., Büttgen, M., & Huber, A. (2020). Leadership matters in crisis-
induced digital transformation: how to lead service employees effectively during
the COVID-19 pandemic. Journal of Service Management, 32(1), 71–85.
https://doi.org/10.1108/JOSM-05-2020-0160
Beehr, T.A and Newman, J. E. (1978). Job Stres, Employee Health, and Organizational
Effectiveness: Analysis, Model, and Literature Review. Journal Applied
Pyshology.
Bergman, M. E., Donovan, M. A., Drasgow, F., Overton, R. C., & Henning, J. B.
(2008). Test of Motowidlo et al.’s (1997) Theory of Individual Differences in Task
and Contextual Performance. Human Performance, 21(3), 227–253.
https://doi.org/10.1080/08959280802137606
Chand, P., & Chand, P. K. (2014). Job Stressors as predictor of Counterproductive work
behaviour in Indian banking sector. International Journal of Journal of Indonesian
Public Administration and Governance Studies (JIPAGS).
Universitas Indonesia
115
Collins, J. C. (2001). Good to Great: Why Some Companies Make the Leap... and
Others Don’t. HarperCollins.
Daraba, D., Wirawan, H., Salam, R., & Faisal, M. (2021). Working from home during
the corona pandemic: Investigating the role of authentic leadership, psychological
capital, and gender on employee performance. Cogent Business & Management,
8(1), 1885573. https://doi.org/10.1080/23311975.2021.1885573
Felstead, A., & Henseke, G. (2017). Assessing the growth of remote working and its
consequences for effort, well-being and work-life balance. New Technology, Work
and Employment, 32(3), 195–212. https://doi.org/10.1111/ntwe.12097
Fletcher, C. (1995). New Directions for Performance Appraisal: Some Findings and
Observations. International Journal of Selection and Assessment, 3(3), 191–196.
https://doi.org/10.1111/j.1468-2389.1995.tb00027.x
Geneva. (2021). Job losses from virus 4 times as bad as ’09 financial crisis. APNEWS.
https://apnews.com/article/financial-markets-financial-crisis-coronavirus-
pandemic-united-nations-b2aec77662857af746583b071f339486
Gibson. James. (1995). Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses (5th ed.). Erlangga.
Hair, J. F., Black, W. C., Babin, B. J., & Anderson, R. E. (2014). Multivariate data
analysis (7th Editio). Pearson.
Hancock, P. A., & Desmond, P. A. (Eds.). (2000). Stress, Workload, and Fatigue. CRC
Press. https://doi.org/10.1201/b12791
Universitas Indonesia
116
Hobfoll, S. E., Halbesleben, J., Neveu, J.-P., & Westman, M. (2018). Conservation of
Resources in the Organizational Context: The Reality of Resources and Their
Consequences. Annual Review of Organizational Psychology and Organizational
Behavior, 5(1), 103–128. https://doi.org/10.1146/annurev-orgpsych-032117-
104640
Koontz, Harold, Cyril O’Donnell, and H. W. (1984). Manajemen (2nd ed.). Erlangga.
Koopmans, L, Bernaards, Hildebrandt, Buuren, V., Beek, van der, & Vet, D. (2013). 51
Improving the individual work performance questionnaire using rasch analysis.
Occupational and Environmental Medicine, 70(Suppl 1), A17.3-A18.
https://doi.org/10.1136/oemed-2013-101717.51
Koopmans, Linda, Bernaards, C. M., Hildebrandt, V. H., de Vet, H. C. W., & van der
Beek, A. J. (2014). Construct Validity of the Individual Work Performance
Questionnaire. Journal of Occupational & Environmental Medicine, 56(3), 331–
337. https://doi.org/10.1097/JOM.0000000000000113
Universitas Indonesia
117
Luthans, F. Avolio, B. J., Avey, J. B., & Norman, S. M. (2007). Positive psychological
capital: Measurement and relationship with performance and satisfaction.
Personnel Psychology.
Malhotra, N. K., NunaN, D., & BirKs, D. F. (2016). The Marketing Book (M. Baker &
S. Hart (Eds.)). Routledge. https://doi.org/10.4324/9781315890005
Universitas Indonesia
118
https://doi.org/10.1080/07481756.2003.12069076
Ragu-Nathan, T. S., Tarafdar, M., Ragu-Nathan, B. S., & Tu, Q. (2008). The
Consequences of Technostress for End Users in Organizations: Conceptual
Development and Empirical Validation. In Information Systems Research (Vol. 19,
Issue 4). https://doi.org/10.1287/isre.1070.0165
Rebelo, T., Dimas, I. D., Lourenço, P. R., & Palácio, Â. (2018). Generating team
PsyCap through transformational leadership. Team Performance Management: An
International Journal, 24(7/8), 363–379. https://doi.org/10.1108/TPM-09-2017-
0056
Sarwar, H., Nadeem, K., & Aftab, J. (2017). The impact of psychological capital on
project success mediating role of emotional intelligence in construction
organizations of Pakistan. Journal of Global Entrepreneurship Research, 7(1), 22.
https://doi.org/10.1186/s40497-017-0080-4
Universitas Indonesia
119
Schmitt, N. (2003). Employee Selection: How Simulations Change the Picture for
Minority Groups. The Cornell Hotel and Restaurant Administration Quarterly,
44(1), 25–32. https://doi.org/10.1177/0010880403441003
Sekaran, U. (2000). Research Methods for business: A Skill Building Approach. John
Wiley & Sons, Inc.
Sekaran, U. (2011). Research Methods For Business (Metode Penelitian Untuk Bisnis).
Salemba Empat.
Spagnoli, P., Molino, M., Molinaro, D., Giancaspro, M. L., Manuti, A., & Ghislieri, C.
(2020). Workaholism and Technostress During the COVID-19 Emergency: The
Crucial Role of the Leaders on Remote Working. Frontiers in Psychology, 11.
https://doi.org/10.3389/fpsyg.2020.620310
Toscano, F., & Zappalà, S. (2020). Social Isolation and Stress as Predictors of
Productivity Perception and Remote Work Satisfaction during the COVID-19
Pandemic: The Role of Concern about the Virus in a Moderated Double Mediation.
Sustainability, 12(23), 9804. https://doi.org/10.3390/su12239804
Universitas Indonesia
120
Weil, M.M. and Rosen, L. D. (1997). Technostress: Coping with Technology @Work
@Home @Play. John Wiley & Sons Inc, Hoboken.
Wibowo, S. (2020). Determinan Kinerja Dosen Pada Pengajaran Metode Daring Pada
Masa Pandemi Covid-19 Dengan Faktor Stres Sebagai Pemediasi. Journal of
Business & Applied Management, 13(2).
Universitas Indonesia
121
LAMPIRAN
_____________________________________________________________________________
Dengan hormat,
Perkenalkan nama saya Husen Haykal sebagai mahasiswa Program Studi Ilmu
Administrasi Niaga (S1) Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, yang saat
ini sedang melakukan penelitian terkait skripsi yang berjudul “Pengaruh Long-
Distance Leadership Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Psychological Capital
Dan Technostress Sebagai Variabel Moderasi: Studi Kasus Pada Karyawan Yang
Melaksanakan Work From Home di Jakarta Pada Masa Pandemi Covid-19.
Hormat Saya,
Universitas Indonesia
122
Husen Haykal
Ilmu Administrasi Niaga
BAGIAN 1: PERTANYAAN SARINGAN
Universitas Indonesia
123
Assistant Manager
Manager
Senior Manager
BAGIAN 3: KUESIONER UTAMA PENELITIAN
Petunjuk Pengisian:
Pilihlah salah satu opsi jawaban yang paling sesuai dengan pendapat Anda terkait
pernyataan yang diberikan. Opsi jawaban merupakan pernyataan kesetujuan atau
ketidaksetujuan Anda. Berilah tanda () pada opsi jawaban yang Anda pilih. Berikut
merupakan keterangan dari opsi jawaban yang dipaparkan di kuesioner,
STS = Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak Setuju
CS = Cukup Setuju
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
Long-Distance Leadership
Universitas Indonesia
124
saya
OS 1
Pemimpin/atasan saya meminta umpan balik
dari karyawannya mengenai gaya
kepemimpinan yang diterapkan
OS 2 Pemimpin/atasan saya menerima dan
menggunakan umpan balik tersebut dalam
mengembangkan penerapan kepemimpinan
yang diterapkan
Psychological Capital
Universitas Indonesia
125
Technostress
Universitas Indonesia
126
Kinerja Karyawan
Universitas Indonesia
127
______________________________________________________________________
Universitas Indonesia
128
Universitas Indonesia
129
on
Sig. (2- .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
tailed)
N 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201
OC2 Pearson .56 1 .432 .465 .412 .330 .320 .278 .508 .738**
Correlati 1** ** ** ** ** ** ** **
on
Sig. (2- .00 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
tailed) 0
N 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201
OC3 Pearson .46 .432 1 .430 .416 .344 .347 .119 .311 .648**
Correlati 3** ** ** ** ** ** **
on
Sig. (2- .00 .000 .000 .000 .000 .000 .092 .000 .000
tailed) 0
N 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201
OT1 Pearson .43 .465 .430 1 .838 .443 .366 .247 .354 .691**
Correlati 9** ** ** ** ** ** ** **
on
Sig. (2- .00 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
tailed) 0
N 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201
OT2 Pearson .51 .412 .416 .838 1 .606 .494 .261 .477 .745**
Correlati 1** ** ** ** ** ** ** **
on
Sig. (2- .00 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
tailed) 0
N 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201
OT3 Pearson .47 .330 .344 .443 .606 1 .852 .477 .553 .741**
Correlati 4** ** ** ** ** ** ** **
on
Universitas Indonesia
130
Sig. (2- .00 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
tailed) 0
N 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201
OS1 Pearson .48 .320 .347 .366 .494 .852 1 .605 .515 .730**
Correlati 5** ** ** ** ** ** ** **
on
Sig. (2- .00 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
tailed) 0
N 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201
OS2 Pearson .31 .278 .119 .247 .261 .477 .605 1 .414 .539**
Correlati 2** ** ** ** ** ** **
on
Sig. (2- .00 .000 .092 .000 .000 .000 .000 .000 .000
tailed) 0
N 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201
OS3 Pearson .49 .508 .311 .354 .477 .553 .515 .414 1 .694**
Correlati 7** ** ** ** ** ** ** **
on
Sig. (2- .00 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
tailed) 0
N 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201
LongDistanceLead Pearson .79 .738 .648 .691 .745 .741 .730 .539 .694 1
ership Correlati 5** ** ** ** ** ** ** ** **
on
Sig. (2- .00 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
tailed) 0
N 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.723 10
Correlations
SE SE SE OP OP OP HO HO HO RE RE RE Psychological
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 Capital
Universitas Indonesia
131
SE1 Pearso 1 .88 .40 .36 .23 .35 .20 .41 .17 .17 .05 .07 .628**
n 5** 4** 6** 4** 2** 3** 4** 6* 5* 0 9
Correla
tion
Sig. (2- .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .01 .01 .48 .26 .000
tailed) 0 0 0 1 0 4 0 2 3 4 5
N 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201
SE2 Pearso .88 1 .50 .44 .25 .40 .26 .42 .22 .20 .08 .08 .690**
n 5** 1** 2** 0** 9** 2** 0** 4** 7** 5 5
Correla
tion
Sig. (2- .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .23 .23 .000
tailed) 0 0 0 0 0 0 0 1 3 0 2
N 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201
SE3 Pearso .40 .50 1 .79 .52 .40 .15 .21 .20 .20 .07 .03 .656**
n 4** 1** 1** 1** 0** 9* 8** 6** 6** 8 8
Correla
tion
Sig. (2- .00 .00 .00 .00 .00 .02 .00 .00 .00 .27 .58 .000
tailed) 0 0 0 0 0 4 2 3 3 1 9
N 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201
OP1 Pearso .36 .44 .79 1 .65 .47 .25 .30 .21 .24 .04 .06 .704**
n 6** 2** 1** 4** 2** 1** 9** 0** 0** 8 7
Correla
tion
Sig. (2- .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .49 .34 .000
tailed) 0 0 0 0 0 0 0 3 1 8 6
N 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201
OP2 Pearso .23 .25 .52 .65 1 .47 .12 .26 .15 .20 .10 .10 .603**
n 4** 0** 1** 4** 5** 2 0** 6* 1** 4 6
Correla
tion
Sig. (2- .00 .00 .00 .00 .00 .08 .00 .02 .00 .14 .13 .000
tailed) 1 0 0 0 0 3 0 7 4 2 5
N 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201
OP3 Pearso .35 .40 .40 .47 .47 1 .37 .38 .23 .19 .09 .20 .668**
n 2** 9** 0** 2** 5** 7** 4** 7** 5** 6 4**
Correla
tion
Universitas Indonesia
132
Sig. (2- .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .17 .00 .000
tailed) 0 0 0 0 0 0 0 1 5 5 4
N 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201
HO1 Pearso .20 .26 .15 .25 .12 .37 1 .42 .07 .02 .00 .09 .429**
n 3** 2** 9* 1** 2 7** 9** 1 0 9 2
Correla
tion
Sig. (2- .00 .00 .02 .00 .08 .00 .00 .31 .77 .89 .19 .000
tailed) 4 0 4 0 3 0 0 3 9 5 6
N 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201
HO2 Pearso .41 .42 .21 .30 .26 .38 .42 1 .18 .16 .09 -.06 .549**
n 4** 0** 8** 9** 0** 4** 9** 6** 0* 8 2
Correla
tion
Sig. (2- .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .02 .16 .38 .000
tailed) 0 0 2 0 0 0 0 8 3 7 5
N 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201
HO3 Pearso .17 .22 .20 .21 .15 .23 .07 .18 1 .78 .54 .22 .578**
n 6* 4** 6** 0** 6* 7** 1 6** 0** 9** 9**
Correla
tion
Sig. (2- .01 .00 .00 .00 .02 .00 .31 .00 .00 .00 .00 .000
tailed) 2 1 3 3 7 1 3 8 0 0 1
N 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201
RE1 Pearso .17 .20 .20 .24 .20 .19 .02 .16 .78 1 .60 .29 .589**
n 5* 7** 6** 0** 1** 5** 0 0* 0** 3** 8**
Correla
tion
Sig. (2- .01 .00 .00 .00 .00 .00 .77 .02 .00 .00 .00 .000
tailed) 3 3 3 1 4 5 9 3 0 0 0
N 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201
RE2 Pearso .05 .08 .07 .04 .10 .09 .00 .09 .54 .60 1 .38 .445**
n 0 5 8 8 4 6 9 8 9** 3** 1**
Correla
tion
Sig. (2- .48 .23 .27 .49 .14 .17 .89 .16 .00 .00 .00 .000
tailed) 4 0 1 8 2 5 5 7 0 0 0
N 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201
Universitas Indonesia
133
RE3 Pearso .07 .08 .03 .06 .10 .20 .09 -.06 .22 .29 .38 1 .368**
n 9 5 8 7 6 4** 2 2 9** 8** 1**
Correla
tion
Sig. (2- .26 .23 .58 .34 .13 .00 .19 .38 .00 .00 .00 .000
tailed) 5 2 9 6 5 4 6 5 1 0 0
N 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201
Psychological Pearso .62 .69 .65 .70 .60 .66 .42 .54 .57 .58 .44 .36 1
Capital n 8**
0 **
6**
4**
3
**
8 **
9 **
9**
8 **
9 **
5**
8**
Correla
tion
Sig. (2- .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00
tailed) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
N 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.744 13
Correlations
TechnoStres
TO1 TO2 TO3 TI1 TI2 TI3 TC1 TC2 TC3 s
TO1 Pearson 1 .630 **
.448 **
.326 **
.398 **
.267 **
.280 **
.175 *
.055 .693**
Correlatio
n
Sig. (2- .000 .000 .000 .000 .000 .000 .013 .435 .000
tailed)
N 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201
TO2 Pearson .630** 1 .525** .211** .268** .236** .193** .201** .080 .659**
Correlatio
n
Sig. (2- .000 .000 .003 .000 .001 .006 .004 .257 .000
tailed)
N 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201
Universitas Indonesia
134
TO3 Pearson .448** .525** 1 .438** .431** .204** .229** .112 .133 .684**
Correlatio
n
Sig. (2- .000 .000 .000 .000 .004 .001 .113 .060 .000
tailed)
N 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201
TI1 Pearson .326 **
.211 **
.438 **
1 .594 **
.209 **
.102 .136 .091 .609**
Correlatio
n
Sig. (2- .000 .003 .000 .000 .003 .149 .055 .201 .000
tailed)
N 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201
TI2 Pearson .398 **
.268 **
.431 **
.594 **
1 .077 .142 *
.071 .037 .599**
Correlatio
n
Sig. (2- .000 .000 .000 .000 .277 .044 .319 .600 .000
tailed)
N 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201
TI3 Pearson .267 **
.236 **
.204 **
.209 **
.077 1 .585 **
.504 **
.111 .578**
Correlatio
n
Sig. (2- .000 .001 .004 .003 .277 .000 .000 .116 .000
tailed)
N 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201
TC1 Pearson .280** .193** .229** .102 .142* .585** 1 .346** .300** .566**
Correlatio
n
Sig. (2- .000 .006 .001 .149 .044 .000 .000 .000 .000
tailed)
N 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201
TC2 Pearson .175 .201
* **
.112 .136 .071 .504 **
.346
**
1 .326 **
.513**
Correlatio
n
Sig. (2- .013 .004 .113 .055 .319 .000 .000 .000 .000
tailed)
N 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201
TC3 Pearson .055 .080 .133 .091 .037 .111 .300 **
.326 **
1 .374**
Correlatio
n
Universitas Indonesia
135
Sig. (2- .435 .257 .060 .201 .600 .116 .000 .000 .000
tailed)
N 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201
TechnoStres Pearson .693 **
.659 **
.684 **
.609 **
.599 **
.578 **
.566 **
.513 **
.374 **
1
s Correlatio
n
Sig. (2- .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
tailed)
N 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.744 10
Correlations
TP TP TP CP CP CP AP AP AP CP CP CP KinerjaKary
1 2 3 1 2 3 1 2 3 W1 W2 W3 awan
TP1 Pearso 1 .54 .35 .36 .30 .42 .55 .29 .24 .246 .179 .113 .641**
n 0** 7** 7** 2** 7** 8** 7** 4** ** *
Correla
tion
Sig. (2- .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .000 .011 .111 .000
tailed) 0 0 0 0 0 0 0 0
N 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201
TP2 Pearso .54 1 .47 .37 .33 .41 .25 .70 .34 .257 .143 .084 .700**
n 0** 7** 7** 4** 3** 8** 4** 2** ** *
Correla
tion
Sig. (2- .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .000 .042 .236 .000
tailed) 0 0 0 0 0 0 0 0
N 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201
TP3 Pearso .35 .47 1 .52 .44 .31 .18 .33 .58 .238 .068 .149 .657**
n 7** 7** 3** 9** 6** 8** 7** 1** ** *
Correla
tion
Universitas Indonesia
136
Sig. (2- .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .001 .339 .034 .000
tailed) 0 0 0 0 0 7 0 0
N 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201
CP1 Pearso .36 .37 .52 1 .75 .51 .33 .36 .26 .522 .146 .139 .738**
n 7** 7** 3** 3** 4** 2** 7** 0** ** * *
Correla
tion
Sig. (2- .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .000 .038 .049 .000
tailed) 0 0 0 0 0 0 0 0
N 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201
CP2 Pearso .30 .33 .44 .75 1 .63 .33 .39 .21 .398 .120 .150 .708**
n 2** 4** 9** 3** 3** 5** 9** 5** ** *
Correla
tion
Sig. (2- .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .000 .090 .034 .000
tailed) 0 0 0 0 0 0 0 2
N 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201
CP3 Pearso .42 .41 .31 .51 .63 1 .43 .35 .27 .325 .214 .162 .697**
n 7** 3** 6** 4** 3** 7** 2** 2** ** ** *
Correla
tion
Sig. (2- .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .000 .002 .021 .000
tailed) 0 0 0 0 0 0 0 0
N 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201
AP1 Pearso .55 .25 .18 .33 .33 .43 1 .39 .15 .125 .137 -.01 .550**
n 8** 8** 8** 2** 5** 7** 8** 0* 7
Correla
tion
Sig. (2- .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .03 .077 .052 .815 .000
tailed) 0 0 7 0 0 0 0 3
N 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201
AP2 Pearso .29 .70 .33 .36 .39 .35 .39 1 .29 .197 .103 .043 .642**
n 7** 4** 7** 7** 9** 2** 8** 7** **
Correla
tion
Sig. (2- .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .005 .146 .541 .000
tailed) 0 0 0 0 0 0 0 0
N 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201
Universitas Indonesia
137
AP3 Pearso .24 .34 .58 .26 .21 .27 .15 .29 1 .543 .299 .300 .610**
n 4** 2** 1** 0** 5** 2** 0* 7** ** ** **
Correla
tion
Sig. (2- .00 .00 .00 .00 .00 .00 .03 .00 .000 .000 .000 .000
tailed) 0 0 0 0 2 0 3 0
N 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201
CPW1 Pearso .24 .25 .23 .52 .39 .32 .12 .19 .54 1 .479 .386 .623**
n 6** 7** 8** 2** 8** 5** 5 7** 3** ** **
Correla
tion
Sig. (2- .00 .00 .00 .00 .00 .00 .07 .00 .00 .000 .000 .000
tailed) 0 0 1 0 0 0 7 5 0
N 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201
CPW2 Pearso .17 .14 .06 .14 .12 .21 .13 .10 .29 .479 1 .525 .411**
n 9* 3* 8 6* 0 4** 7 3 9** ** **
Correla
tion
Sig. (2- .01 .04 .33 .03 .09 .00 .05 .14 .00 .000 .000 .000
tailed) 1 2 9 8 0 2 2 6 0
N 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201
CPW3 Pearso .11 .08 .14 .13 .15 .16 -.01 .04 .30 .386 .525 1 .292**
n 3 4 9* 9* 0* 2* 7 3 0** ** **
Correla
tion
Sig. (2- .11 .23 .03 .04 .03 .02 .81 .54 .00 .000 .000 .000
tailed) 1 6 4 9 4 1 5 1 0
N 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201
KinerjaKary Pearso .64 .70 .65 .73 .70 .69 .55 .64 .61 .623 .411 .292 1
awan n 1**
0 **
7 **
8 **
8 **
7 **
0 **
2 **
0 ** ** ** **
Correla
tion
Sig. (2- .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .000 .000 .000
tailed) 0 0 0 0 0 0 0 0 0
N 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
Universitas Indonesia
138
.761 13
JenisKelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 104 51.7 51.7 51.7
Perempuan 97 48.3 48.3 100.0
Total 201 100.0 100.0
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 21 - 30 163 81.1 81.1 81.1
31 - 40 30 14.9 14.9 96.0
41 - 50 6 3.0 3.0 99.0
Diatas 50 tahun 2 1.0 1.0 100.0
Total 201 100.0 100.0
PendidikanTerakhir
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Diploma (D1-D4) 18 9.0 9.0 9.0
S1 139 69.2 69.2 78.1
S2 35 17.4 17.4 95.5
S3 2 1.0 1.0 96.5
SMA/SMK/Sederajat 7 3.5 3.5 100.0
Total 201 100.0 100.0
LamaBekerja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Universitas Indonesia
139
PosisiJabatan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Assistant Manager 18 9.0 9.0 9.0
Manager 15 7.5 7.5 16.4
Officer/Supervisor 48 23.9 23.9 40.3
Senior Manager 11 5.5 5.5 45.8
Staff 109 54.2 54.2 100.0
Total 201 100.0 100.0
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
OC1 201 2 5 4.30 .617
OC2 201 2 5 4.26 .743
OC3 201 3 5 4.30 .626
OT1 201 2 5 4.26 .673
OT2 201 2 5 4.22 .659
OT3 201 2 5 4.22 .665
OS1 201 2 5 4.29 .630
OS2 201 2 5 4.26 .732
OS3 201 2 5 4.20 .681
LongDistanceLeadership 201 30 55 46.84 5.219
Valid N (listwise) 201
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
SE1 201 2 5 4.29 .622
SE2 201 2 5 4.28 .626
Universitas Indonesia
140
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
TO1 201 2 5 4.20 .688
TO2 201 2 5 4.16 .811
TO3 201 2 5 4.17 .696
TI1 201 2 5 4.14 .738
TI2 201 2 5 4.17 .765
TI3 201 2 5 4.26 .660
TC1 201 3 5 4.35 .590
TC2 201 3 5 4.29 .623
TC3 201 2 5 4.30 .625
TechnoStress 201 27 45 38.06 3.663
Valid N (listwise) 201
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
TP1 201 2 5 4.22 .593
TP2 201 2 5 4.26 .650
TP3 201 3 5 4.29 .645
CP1 201 3 5 4.35 .590
CP2 201 2 5 4.27 .640
CP3 201 3 5 4.27 .591
Universitas Indonesia
141
Correlations
LongDistanceLeader PsychologicalCap TechnoStre KinerjaKaryaw
ship ital ss an
LongDistanceLeader Pearson 1 .546 **
-.550 **
.335**
ship Correlati
on
Sig. (2- .000 .000 .000
tailed)
N 201 201 201 201
PsychologicalCapital Pearson .546** 1 -.723** .457**
Correlati
on
Sig. (2- .000 .000 .000
tailed)
N 201 201 201 201
TechnoStress Pearson -.550** -.723** 1 -.521**
Correlati
on
Sig. (2- .000 .000 .000
tailed)
N 201 201 201 201
KinerjaKaryawan Pearson .335 **
.457 **
-.521 **
1
Correlati
on
Sig. (2- .000 .000 .000
tailed)
N 201 201 201 201
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Universitas Indonesia
142
Variables Entered/Removeda
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 LongDistanceLe . Enter
adership b
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .335a .112 .108 4.074
a. Predictors: (Constant), LongDistanceLeadership
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 417.536 1 417.536 25.152 .000b
Residual 3303.459 199 16.600
Total 3720.995 200
a. Dependent Variable: KinerjaKaryawan
b. Predictors: (Constant), LongDistanceLeadership
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 34.038 2.601 13.085 .000
LongDistanceLeadership .277 .055 .335 5.015 .000
a. Dependent Variable: KinerjaKaryawan
Variables Entered/Removeda
Variables Variables
Model Entered Removed Method
Universitas Indonesia
143
1 LongDistanceLe . Enter
adership b
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .546a .298 .295 3.582
a. Predictors: (Constant), LongDistanceLeadership
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1084.668 1 1084.668 84.523 .000b
Residual 2553.730 199 12.833
Total 3638.398 200
a. Dependent Variable: PsychologicalCapital
b. Predictors: (Constant), LongDistanceLeadership
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 30.822 2.287 13.476 .000
LongDistanceLeadership .446 .049 .546 9.194 .000
a. Dependent Variable: PsychologicalCapital
Variables Entered/Removeda
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 LongDistanceLe . Enter
adership b
Model Summary
Universitas Indonesia
144
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 811.180 1 811.180 86.186 .000b
Residual 1872.979 199 9.412
Total 2684.159 200
a. Dependent Variable: TechnoStress
b. Predictors: (Constant), LongDistanceLeadership
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 34.009 1.959 17.362 .000
LongDistanceLeadership -.386 .042 -.550 -9.284 .000
a. Dependent Variable: TechnoStress
Variables Entered/Removeda
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 PsychologicalCa . Enter
pital b
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .457 a
.209 .205 3.847
a. Predictors: (Constant), PsychologicalCapital
Universitas Indonesia
145
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 775.983 1 775.983 52.435 .000b
Residual 2945.012 199 14.799
Total 3720.995 200
a. Dependent Variable: KinerjaKaryawan
b. Predictors: (Constant), PsychologicalCapital
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 23.119 3.310 6.985 .000
PsychologicalCapital .462 .064 .457 7.241 .000
a. Dependent Variable: KinerjaKaryawan
Variables Entered/Removeda
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 TechnoStressb . Enter
a. Dependent Variable: KinerjaKaryawan
b. All requested variables entered.
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .521a .272 .268 3.690
a. Predictors: (Constant), TechnoStress
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1011.747 1 1011.747 74.315 .000b
Residual 2709.248 199 13.614
Total 3720.995 200
a. Dependent Variable: KinerjaKaryawan
Universitas Indonesia
146
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 56.788 1.164 48.773 .000
TechnoStress -.614 .071 -.521 -8.621 .000
a. Dependent Variable: KinerjaKaryawan
Variables Entered/Removeda
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 LongDistanceLe . Enter
aderhipTechnoS
tress,
LongDistanceLe
adership,
TechnoStressb
a. Dependent Variable: KinerjaKaryawan
b. All requested variables entered.
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .525a .276 .265 3.699
a. Predictors: (Constant), LongDistanceLeaderhipTechnoStress,
LongDistanceLeadership, TechnoStress
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1026.098 3 342.033 25.003 .000b
Residual 2694.897 197 13.680
Total 3720.995 200
a. Dependent Variable: KinerjaKaryawan
Universitas Indonesia
147
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 57.660 12.048 4.786 .000
LongDistanceLeadership -.031 .244 -.037 -.126 .900
TechnoStress -.806 .641 -.684 -1.257 .210
LongDistanceLeaderhipTech .005 .013 .170 .373 .710
noStress
a. Dependent Variable: KinerjaKaryawan
Variables Entered/Removeda
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 LongDistanceLe . Enter
adership b
2 PsychologicalCa . Enter
pital b
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .335 a
.112 .108 4.074
2 .468 b
.219 .211 3.831
a. Predictors: (Constant), LongDistanceLeadership
b. Predictors: (Constant), LongDistanceLeadership,
PsychologicalCapital
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 417.536 1 417.536 25.152 .000b
Residual 3303.459 199 16.600
Universitas Indonesia
148
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 34.038 2.601 13.085 .000
LongDistanceLeadership .277 .055 .335 5.015 .000
2 (Constant) 21.881 3.383 6.468 .000
LongDistanceLeadership .101 .062 .122 1.628 .105
PsychologicalCapital .394 .076 .390 5.203 .000
a. Dependent Variable: KinerjaKaryawan
Universitas Indonesia