i
Modifikasi Perilaku Pengaturan
Pola Makan untuk Penyesuaian
Berat Badan pada Mahasiswa
Baru
Oleh :
ii
PRAKATA
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan kemudahan untuk selalu terbuka
akal pikiran, mata, dan hati dalam rangka mencari ilmu sehingga penulis dapa menyelesaikan
buku modifikasi perilaku ini. Materi yang disusun dalam buku ini memperhatikan kejelasan dan
kesantunan berbahasa, disertai dengan contoh-contoh ilustrasi dengan harapan mahasiswa dan
pembaca pada umumnya tidak mengalami kesulitan untuk memahami isi buku ini. Dalam buku
ini penulis berusaha memaparkan tentang konsep perilaku dan modifikasi perilaku, pengukuran
atau penilaian perilaku serta beberapa teknik modifikasi perilaku yang dapat digunakan dalam
menangani perilaku bermasalah yang ditunjukkan oleh anak berkebutuhan khusus, termasuk
anak pada umumnya. Tersusunnya buku ini tentu bukan dari usaha penulis seorang. Dukungan
moral dan material dari berbagai pihak sangat membantu tersusunnya buku ini. Harapan penulis
buku ini dapat dimanfaatkan tidak hanya bagi mahasiswa tapi juga bagi orang tua. Penyusun
menyadari dan meyakini bahwa buku yang disusun ini masih banyak kekurangan sehingga saran
atau kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan, tidak lupa penulis
ucapkan terima kasih sebanyak banyaknya kepada semua pihak yang membantu atas tersusunnya
buku ini. Semoga dengan diterbitkannya buku ini ada guna serta manfaatnya. Aamiin
iii
DAFTAR ISI
PRAKATA................................................................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................................................ iv
BAB 1.......................................................................................................................................... 1
KONSEP MODIFIKASI PERILAKU..............................................................................................1
A. PENDAHULUAN.................................................................................................................. 1
B. MATERI................................................................................................................................ 2
C. RANGKUMAN.................................................................................................................... 15
BAB 2........................................................................................................................................ 17
KASUS...................................................................................................................................... 17
BAB 3........................................................................................................................................ 19
TEORI BELAJAR....................................................................................................................... 19
A. PENDAHULUAN................................................................................................................ 19
B. TANDA DAN GEJALA EATING DISORDER.......................................................................24
C. Diagnosis dan Pengobatan Eating Disorder..............................................................................28
BAB 4........................................................................................................................................ 38
PENGUKURAN ASESMEN........................................................................................................ 38
A. ASESMEN PSIKOLOGI.......................................................................................................38
B. ASESMEN KEPRIBADIAN..................................................................................................38
C. HASIL PENCATATAN ASESMAN......................................................................................42
BAB 5........................................................................................................................................ 45
RENCANA MODIFIKASI PERILAKU.........................................................................................45
A. PENDAHULUAN................................................................................................................ 45
B. RENCANA PELAKSANAAN MODIFIKASI PERILAKU.......................................................46
C. PROSEDUR EKONOMI TOKEN.....................................................................................48
BAB 6........................................................................................................................................ 51
PELAKSANAAN MODIFIKASI PERILAKU................................................................................51
TENTANG PENULIS.................................................................................................................. 52
iv
BAB 1
A. PENDAHULUAN
Dalam bab ini kita akan mempelajari tentang modifikasi perilaku, prinsip-prinsip
dan prosedur yang digunakan untuk memahami dan mengubah perilaku manusia.
Prosedur
Modifikasi perilaku terdiri atas berbagai bentuk. Perhatikan beberapa contoh dari
modifikasi perilaku :
Diwa adalah anak yang sangat aktif bermain, baik bermain sendiri maupun
bersama dengan teman sebayanya. Film kartun selalu menjadi suguhan wajib bagi Diwa
saat bangun tidur dan sebelum tidur malam. Dia suka dengan permainan yang bersifat
konstruktif dan bisa dibongkar pasang. Kegiatannya sepulang sekolah adalah bermain
dan bermain. Diwa tidak pernah tidur siang, sehingga jam 6 sore dia sudah tertidur.
Biasanya dalam seminggu sekali ibunya mengajaknya untuk belajar. Namun, hal ini
sering tidak berhasil dan apabila dia mau belajar, waktu yang dibutuhkan relative singkat.
Meskipun Diwa jarang belajar dia tidak pernah ketinggalan pelajaran dikelas. Saat dia
merasa bahwa dirinya mampu mengerjakan suatu persoalan, diakan merasa bosan bila
disuruh melakukan hal yang sama lagi. Apabila ada temannya yang belajar dia juga ikut
belajar, tetapi hanya sesaat saja. Diwa menyukai hal-hal yang bersifat menantang dan
baru. Karena Diwa adalah anak pertama, ayah dan ibunya sangat memanjakan dia.
Analisis kami berdasarkan hasil observasi terhadap perilaku susah berlajar pada Diwa,
disebabkan karena banyaknya waktu bermain yang diberikan orang tua dan kurangnya
waktu istirahat bagi anak.
Niken menarik rambutnya tanpa henti dan sebagai hasilnya bagian atas kepalanya
menjadi botak. Meskipun dia malu dengan titik botak, yang berdiameter 1 inci, dia terus
menarik rambutnya. Psikolognya menerapkan sebuah penanganan di mana Niken akan
terlibat dalam kegiatan yang melibatkan tangannya (mis. Menyulam dan meronce) setiap
1
kali dia mulai menarik rambutnya atau memiliki keinginanuntuk menarik. Seiring
berjalannya waktu, perilaku menarik rambut berhenti dan rambutnya tumbuh kembali.
Setelah mempelajari modul ini, diharapkan anda mengetahui dan memahami:
1. Konsep perilaku
2. Konsep modifikasi perilaku
3. Karakteristik modifikasi perilaku
4. Sejarah modifikasi perilaku
5. Area aplikasi modifikasi perilaku
6. Analisis Fungsi Perilaku
B. MATERI
1. PENGERTIAN PERILAKU
Pengertian Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
mempunyai bentangan arti yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis,
tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian tersebut bisa
disimpulkan bahwa perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik
yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo,
2003). Sedangkan dalam pengertian umum perilaku adalah segala perbuatan atau
tindakan yang dilakukan oleh makhluk hidup.
Pengertian perilaku dapat dibatasi sebagai keadaan jiwa untuk berpendapat,
berfikir, bersikap, dan lain sebagainya yang merupakan refleksi dari berbagai macam
aspek, baik fisik maupun non fisik.
Perilaku juga diartikan sebagai suatu reaksi psikis seseorang terhadap
lingkungannya, reaksi yang dimaksud digolongkan menjadi dua, yakni :
- bentuk pasif (tanpa tindakan nyata atau konkrit),
- dalam bentuk aktif (dengan tindakan konkrit),
2
organisme terhadap lingkungannya, hal ini berarti bahwa perilaku baru akan terwujud
bila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan tanggapan yang disebut
rangsangan, dengan demikian maka suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan
perilaku tertentu pula. Robert Y. Kwick (1972)
2. menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme
yang dapat diamati dan bahkan dipelajari.
3. Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan
bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau
rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus
terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini
disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon.
4. Menurut Heri Purwanto, perilaku adalah pandangan-pandangan atau perasaan
yang disertai kecendrungan untuk bertindak sesuai sikap objek tadi.
5. Menurut Petty Cocopio, perilaku adalah evaluasi umum yang dibuat manusia
terhadap dirinya sendiri, obyek atau issue.
6. Menurut Chief, Bogardus, Lapierre, Mead dan Gordon Allport, menurut
kelompok pemikiran ini sikap merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap
suatu objek dengan cara-cara tertentu. Dapat dikatakan bahwa kesiapan yang
dimaksudkan merupakan kecendrungan yang potensial untuk bereaksi dengan cara
tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya
respon.
7. Menurut Louis Thurstone, Rensis Likert dan Charles Osgod, menurut mereka
perilaku adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Berarti sikap seseorang
terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun
perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut.
8. Menurut Elton Mayo Studi Hawthorne di Western Electric Company, Chicago
pada tahun 1927-1932 merupakan awal munculnya studi perilaku dalam organisasi Mayo
seorang psikolog bersama Fritz Roetthlisberger dari Harvard University memandu
penelitian tentang rancang ulang pekerjaan, perubahan panjang hari kerja dan waktu kerja
dalam seminggu, pengenalan waktu istirahat, dan rencana upah individu dibandingkan
dengan upah kelompok.
3
9. Menurut Reward dan Reinforcement, menurut pendapat mereka tingkah laku
seseorang senantiasa didasarkan pada kondisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan
seseorang terlibat langsung dalam situasi itu dan memperoleh insight untuk pemecahan
masalah.
2. BENTUK PERILAKU
Pada dasarnya bentuk perilaku dapat diamati, melalui sikap dan tindakan, namun
demikian tidak berarti bahwa bentuk perilaku itu hanya dapat dilihat dari sikap dan
tindakannya saja, perilaku dapat pula bersifat potensial, yakni dalam bentuk pengetahuan,
motivasi dan persepsi.
Bloom (1956), membedakannya menjadi 3 macam bentuk perilaku, yakni
Coqnitive, Affective dan Psikomotor, Ahli lain menyebut Pengetahuan, Sikap dan
Tindakan, Sedangkan Ki Hajar Dewantara, menyebutnya Cipta, Rasa, Karsa atau Peri
akal, Peri rasa, Peri tindakan.
Bentuk perilaku dilihat dari sudut pandang respon terhadap stimulus, maka
perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Perilaku tertutup, Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus
dalam bentuk terselubung atau tertutup. Respon atau reaksi terhadap stimulus
ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap
yang terjadi belum bisa diamati secara jelas oleh orang lain.
b. Perilaku terbuka, Perilaku terbuka adalah respon seseorang terhadap stimulus
dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap terhadap stimulus
tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek (practice).
4
mempengaruhi emosi berhubungan erat dengan keadaan jasmani, sedangkan
keadaan jasmani merupakan hasil keturunan (bawaan), Manusia dalam mencapai
kedewasaan semua aspek yang berhubungan dengan keturunan dan emosi akan
berkembang sesuai dengan hukum perkembangan, oleh karena itu perilaku yang
timbul karena emosi merupakan perilaku bawaan.
d. Belajar, Belajar diartikan sebagai suatu pembentukan perilaku dihasilkan dari
praktek-praktek dalam lingkungan kehidupan. Barelson (1964) mengatakan bahwa
belajar adalah suatu perubahan perilaku yang dihasilkan dari perilaku terdahulu.
Perilaku manusia terjadi melalui suatu proses yang berurutan. Penelitian Rogers
(1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku
baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yaitu :
1. Awareness (kesadaran), yaitu orang tersebut menyadari atau mengetahui stimulus
(objek) terlebih dahulu.
2. Interest (tertarik), yaitu orang mulai tertarik kepada stimulus.
3. Evaluation (menimbang baik dan tidaknya stimulus bagi dirinya). Hal ini berarti
sikap responden sudah lebih baik lagi.
4. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru
5. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan
sikapnya terhadap stimulus
Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti
ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif maka perilaku tersebut
akan menjadi kebiasaan atau bersifat langgeng (Notoatmodjo: 2003).
5
Definisi behaviorist bahwa modofikasi perilaku secara sistemastik merupakan
teknik kondisioning pada manusia untuk menghasilkan perubahan frekuensi perilaku
sosial tertentu atau tindakan untuk mengontrol lingkungan tersebut (Power &
Osborn).
Menurut Eysenck, modifikasi perilaku adalah usaha untuk mengubah perilaku
dan emosi manusia dengan cara yang menguntungkan berdasarkan teori modern
proses belajar. Modifikasi perilaku adalah sebuah penerapan prinsip-prinsip belajar
yang telah teruji secara eksperimental untuk mengubah perilaku yang tidak adaptif.
kebiasaan-kebiasaan yang tidak adaptif dilemahkan dan dihilangkan, perilaku yang
adaptif ditimbulkan dan dikukuhkan (wolpe).
Modifikasi perilaku adalah pendekatan dari suatu pengukuran, evaluasi serta
perubahan pada perilaku.Pendekatan pada modifikasi perilaku berfokus pada
perkembangan adaptif, perilaku prososial, dan reduksi atau pengalihan suatu perilaku
maladaptif dalam kehidupan sehari-hari. Langkah pertama dalam melakukan
modifikasi perilaku adalah mengumpulkan berbagai informasi yang relevan terkait
masalah yang akan ditangani. Informasi tersebut mengungkapkan faktor yang
menyumbangkan terjadinya perilaku, yang memelihara perilaku dan tuntutan
lingkungan terhadap seseorang.
Manfaat Modifikasi Perilaku adalah :
1) Langkah-langkah dalam modifikasi perilaku dapat direncanakan, dibicarakan
dan dimintai persetujuan agar dapat koopretif. perincian pelaksanaan dapat
diubah sesuai perlakuan dan kebutuhan
2) Bila dari hasil monitoring ternyata ada sesuatu teknik yang gagal dan tidak
menimbulkan perubahan, maka dapat dideteksi dan diusahakan teknik
penggantinya.
3) Teknik modifikasi perilaku dapat diterangkan dan diatur secara rasional. Hasil
perlakuan dapat diprediksi dan dievaluasi secara obyektif.
4) Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan perubahan lebih singkat
daripada menggantungkan perubahan yang terjadi dengan insight.
6
Adapun beberapa karakteristik dari modifikasi perilaku, diantaranya:
1) Fokus pada perilaku yang ingin diubah
Upaya untuk menilai perilaku yang terlihat secraa langsung untuk
Mengidentifikasi inti masalah Dan mengevaluasi perubahan.Modifikasi
perilaku menghilangkan penekanan pelabelan. Misalnya, modifikasi
perilaku tidak digunakan untuk mengubah autisme (label)
melainkan,modifikasi perilaku digunakan untuk mengubah perilaku masalah
yang ditunjukkan oleh anak autis. Perilakuberkelebihan dan perilaku
berkekurangan adalah target perilaku yang akan diubah dengan prosedur
modifikasi perilaku. Dalam modifikasi perilaku, perilaku yang akan diubah
disebut target perilaku. Perilaku berkelebihan adalah perilaku target yang
tidak diinginkan yang ingin dikurangi dalam frekuensi, durasi, atau
intensitas. Oleh karena itu, modifikasi perilaku menghilangkan penekanan
pelabelan. Misalnya, modifikasi perilaku tidak digunakan untuk mengubah
autisme (label); melainkan, modifikasi perilaku digunakan untuk mengubah
perilaku masalah yang ditunjukkan oleh anak autis. Perilaku berkelebihan
dan perilaku berkekurangan adalah target perilaku yang akan diubah dengan
prosedur modifikasi perilaku. Dalam modifikasi perilaku, perilaku yang
akan diubah disebut target perilaku. Perilaku berkelebihan adalah perilaku
target yang tidak diinginkan yang ingin dikurangi dalam frekuensi, durasi,
atau intensitas.
7
&Krasner, 1965; Ulrich, Stachnik, & Mabry, 1966).
Modifikasi perilaku adalah penerapan prinsip-prinsip dasar yang awalnya
berasal dari penelitian eksperimental dengan hewan laboratorium (Skinner,
1938). Studi ilmiah tentang perilaku disebut analisis perilaku eksperimental,
atau analisis perilaku (Skinner, 1953b, 1966). Studi ilmiah tentang perilaku
manusia disebut analisis eksperimental perilaku manusia, atau analisis
perilaku terapan (Baer, Wolf, & Risley, 1968, 1987). Prosedur modifikasi
perilaku didasarkan pada penelitian dalam analisis perilaku terapan yang
telah dilakukan selama lebih dari 40 tahun (Ullmann &Krasner, 1965;
Ulrich, Stachnik, & Mabry, 1966).
8
Kegiatan modifikasi perilaku (behavior modification) secara umum didasari
psikologi behavioristik, khususnya teori stimulus respon dari pavlov yang kemudian
dikembangkan oleh B. F. Skinner. (Sunanto, 2006:2). Konsep yang sangat terkenal
yang diperkenalkan oleh B. F. Skinner ialah teori operant conditioning. Konsep operant
conditioning ini merupakan hal baru dan pengembangan dari respondent conditioning
dari Pavlov (Marthin dan Pear dalam Sunanto, 2006:2).
Menurut Psikologi Behavioristik prilaku itu dapat dibentuk, diubah, dan
dihilangkan. Menurut teori ini, terjadinya perilaku itu berdasarkan mekanisme proses
sebagai berikut. S O R dimana S=stimulus (perangsang), O=organism (individu),
R=response (perilaku). Dalam percobaan yang dilakukan oleh Pavlov, stimulusnya
adalah daging, organismnya anjing, dan perilakunya anjing mengeluarkan air liur.
Mengingat tidak semua stimulus dapat diamati, muncul pertanyaan “bagaimana
halnya dengan perilaku yang stimulusnya tidak dapat diamati?” Untuk menjawab
pertanyaan tersebut muncul teori A B C, yakni A=antecedent (sebab), B=behavior
(perilaku), C=consequence (akibat) yang selanjutnya dikenal dengan operant
conditioning. Munculnya perilaku tergantung dari akibat yang timbul dari perilaku itu.
Contohnya setiap anak melakukan perilaku yang diharapkan segera mendapat
makanan kesukaannya, atau sebaliknya setiap anak melakukan perilaku yang tidak
diharapkan segera diberi hukuman.
Terkait dengan kegiatan modifikasi perilaku terdapat istilah lain yang saat ini
popular, yaitu Applied Behavior Analysis (ABA). Istilah ini berawal dari Universitas
Washington pada tahun 1960-an. Ayllon dan Michael dalam Sunanto (2006:3)
melaporkan bahwa penerapan ABA dengan menggunakan strategi reinforcement
berhasil mengubah perilaku pasien di rumah sakit. Kini penerapan ABA diberbagai
bidang seperti pendidikan, kesehatan, maupun social semakin pesat dan luas.
9
dapat dikondisikan untuk stimulus netral. Dalam eksperimennya, Pavlov
menyajikan stimulus netral (suara metronom) pada saat yang sama ia
menyajikan makanan kepada seekor anjing. Kemudian, anjing
mengeluarkan air liur sebagai respons terhadap suara metronom saja. Pavlov
menyebutnya refleks terkondisi.
2) Edward L.Thorndike (1874-1949), yaitu deskripsi hukum akibat (law of
Effetct). Kontribusi utama Thorndike adalah deskripsi hukum efek. Hukum
efek menyatakan bahwa perilaku yang menghasilkan efek menguntungkan
pada lingkungan lebih mungkin diulang di masa depan. Dalam eksperimen
Thorndike yang terkenal, ia memasukkan seekor kucing ke dalam kandang
dan mengatur makanan di luar kandang di mana kucing itu bisa melihatnya.
Untuk membuka pintu kandang, kucing harus memukul tuas dengan
cakarnya. Thorndike menunjukkan bahwa kucing itu belajar mengenai tuas
dan membuka pintu kandang. Setiap kali dimasukkan ke dalam kandang,
kucing memukul tuas dengan lebih cepat karena perilaku itu memukul tuas
— menghasilkan efekyang menguntungkan bagi lingkungan: Itu
memungkinkan kucing mencapai makanan (Thorndike, 1911).
3) John B.Watson (1878-1958), watson menyatakan bahwa perilaku yang bisa
di observasi merupakan subjek masalah psikologi yang tepat dan semua
perilaku itu di kontrol oleh kejadian kejadian di lingkungan.Secara khusus,
Watson menggambarkan psikologi stimulus-respons di mana peristiwa
lingkungan (rangsangan) menimbulkan respons. Watson memulai gerakan
dalam psikologi yang disebut behaviorisme (Watson, 1913, 1924).
4) B.F.Skinner (1904-1990), Skinner memperluas kajian perilaku dari Watson.
Skinner menjelaskan perbedaan antara respondent conditioning ( yang
dijelaskan Pavlov dan Skinner ) dan operant conditioning, yang mana
konsekuensi dari perilaku mengontrol kajadian yang akan datang (seperti
teori law of effect Thorndike).
10
perilaku pada perilaku manusia (lihat nanti). Karya Skinner adalah dasar modifikasi
perilaku (Skinner, 1938, 1953a).
b. Gangguan Perkembangan
Sebelum tahun 1960-an penanganan terhadap orang dengan gangguan
perkembangan sangat minimal. Namun di tahun 1970-an ada 3 pergerakan
besar yang mendorong penangan yang lebih manusiawi terhadap orang
dengan gangguan perkembangan. Adapun 3 pergerakan besar tersebut adalah:
a) Wolfensberger (1972) melakukan advokasi terhadap orang dengan
permasalahan dan gangguan dalam perkembangan, dimana ia
mengatakan bahwa seharusnya orang yang mengalami gangguan
perkembangan sebisa mungkin untuk mendapatkan kehidupan yang
senormal mungkin. Hal ini mendorong lahirnya komunitas-komunitas
dimana seorang individu dengan gangguan perkembangan bisa
tinggal, sebagai alternative dari institusi yang sudah ada.
b) Civil rights: dimana keluarga yang memiliki anggota yang mengalami
gangguan perkembangan melakukan upaya hokum sehingga orang
dengan gangguan perkembangan bisa mendapatkan pendidikan.
11
c) Usaha untuk memodifikasi perilaku dengan menciptakan teknologi
yang membuat perubahan drastis perilaku pada orang dengan
gangguan perkembangan yang berat.
d) Studi belakangan ini menunjukkan aplikasi dari teknik behavior dalam
mengajarkan seseorang dengan gangguan perkembangan seperti: toilet
training, keterampilan menolong diri sendiri (contoh: makan,
berpakaian, dan sanitasi), keterampilan social, keterampilan
berkomunikasi, keterampilan vokasional, kegiatan di waktu santai, dll.
d. Psikologi Olahraga
Modifikasi perilaku digunakan secara luas di bidang psikologi olahraga.
Prosedur modifikasi perilaku telah digunakan untuk meningkatkan kinerja
atletik dalam berbagai macam olahraga selama latihan dan dalam kompetisi.
Prosedur modifikasi perilaku telah terbukti menghasilkan kinerja atletik yang
lebih baik.Modifikasi perilaku digunakan secara luas di bidang psikologi
olahraga. Prosedur modifikasi perilaku telah digunakan untuk meningkatkan
kinerja atletik dalam berbagai macam olahraga selama latihan dan dalam
kompetisi. Prosedur modifikasi perilaku telah terbukti menghasilkan kinerja
atletik yang lebih baik.
e. Rehabilitasi
Rehabilitasi adalah proses membantu orang mendapatkan kembali fungsi
12
normal setelah cedera atau trauma, seperti cedera kepala akibat kecelakaan
atau kerusakan otak akibat stroke. Modifikasi perilaku digunakan dalam
rehabilitasi untuk mempromosikan kepatuhan dengan rutinitas rehabilitasi
seperti terapi fisik, untuk mengajarkan keterampilan baru yang dapat
menggantikan keterampilan yang hilang melalui cedera atau trauma, untuk
mengurangi perilaku masalah, untuk membantu mengelola nyeri kronis, dan
untuk meningkatkan kinerja memori (Bakke et al., 1994; Davis & Chittum,
1994; O'Neill & Gardner, 1983).
13
keamanan pekerja, mengurangi pencurian yang dilakukan oleh pegawai, dan
meningkatkan hubngan antara pemberi kerja dan pekerjan.
h. Komunitas Psikologi
Dalam psikologi komunitas, intervensi perilaku dirancang untuk
memengaruhi perilaku sejumlah besar orang dengan cara yang
menguntungkan semua orang. Beberapa target intervensi komunitas perilaku
termasuk mengurangi sampah sembarangan, meningkatkan daur ulang,
mengurangi konsumsi energi, mengurangi mengemudi yang tidak aman,
mengurangi penggunaan obat-obatan terlarang, meningkatkan penggunaan
sabuk pengaman, mengurangi parkir ilegal di ruang bagi penyandang cacat,
dan mengurangi ngebut.
8. ANALISIS FUNGSI
Langkah awal dalam modifikasi perilkau disebut analisis fungsi. Dalam
analisis fungsi ini informasi yang relevan dikumpulkan sesuai dengan
permasalahan yang akan ditangani. Ada tiga hal yang perlu diungkap dalam
analisis fungsi yaitu faktor-faktor penyumbang terjadinya perilaku yang
memelihara perilaku, dan tuntutan lingkungan terhadap klien. Untuk
melakukan analisis fungsi dapat digunakan formula ABC. Formula tersebut
14
adalah
1) Antacedent
Antacedent adalah suatu situasi tertentu yang mencetuskan perilaku yang
dipermasalahkan. ini mengarah pada stimuli sebelum perilaku.
2) Behavior
Behavior adalah segala hal yang mengenai perilaku yang
dipermasalahkan, diantaranya adalah frekuensi (intensitas) dan lamanya
(durasi) yang mengarah pada tindakan itu sendiri.
3) Consequence
Consequnce adalah akibat-akibat yang diperoleh setelah perilaku terjadi.
konsekunsi ini biasanya yang "memelihara" perilaku yang menjadi
masalah juga mengarah pada peristiwa yang mengikuti perilaku.
C. RANGKUMAN
1. Pengertian Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
mempunyai bentangan arti yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara,
menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian
tersebut bisa disimpulkan bahwa perilaku manusia adalah semua kegiatan atau
aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh
pihak luar (Notoatmodjo, 2003). Sedangkan dalam pengertian umum perilaku adalah
segala perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh makhluk hidup.
2. Modifikasi perilaku adalah pendekatan dari suatu pengukuran, evaluasi serta
perubahan pada perilaku.Pendekatan pada modifikasi perilaku berfokus pada
perkembangan adaptif, perilaku prososial, dan reduksi atau pengalihan suatu perilaku
maladaptif dalam kehidupan sehari-hari. Langkah pertama dalam melakukan
modifikasi perilaku adalah mengumpulkan berbagai informasi yang relevan terkait
masalah yang akan ditangani. Informasi tersebut mengungkapkan faktor yang
menyumbangkan terjadinya perilaku, yang memelihara perilaku dan tuntutan
lingkungan terhadap seseorang.
3. Sejarah modifikasi perilaku ditemukan dalam karya Pavlov, Thorndike, Watson, dan
15
B.F. Skinner yang dalam karyanya mengidentifikasi sejumlah prinsip-prinsip dasar
perilaku dan menulis tentang penerapan prinsip-prinsip analisis perilaku dengan
perilaku manusia.
4. Langkah pertama dalam modifikasi perilaku disebut analisis fungsi. Dalam Analisis
fungsi bisa dilakukan dengan formula ABC : Antecedent, Behaviour, Consequence.
16
BAB 2
KASUS
Manusia adalah makhluk yang diciptakan paling sempurna, karena manusia mempunyai
akal tidak seperti makhluk lainnya. Namun, seringkali manusia kurang bersyukur kepada Tuhan
sehingga merasa dirinya tidak sempurna, walaupun di dunia tidak ada yang sempurna setidaknya
dengan kita mensyukuri nikmat pemberian dari Tuhan bisa membuat kita bangga kepada diri
kita. Dalam buku ini penulis akan bercerita kepada para pembaca mengenai L. L berusia 18
tahun yaitu seorang mahasiswa di Jogja yang mengalami masalah pada gangguan pola makan. L
sangatlah terobsesi ingin kurus, namun sikapnya yang tidak mendukung ditambah dirinya yang
merasa insecure ketika melihat teman-temannya yang kurus. L suka makan di waktu malam hari
sementara L ingin sekali mengurangi berat badan dan ingin kurus. Tetapi L sulit untuk
berkomitmen terhadap diri sendiri untuk mengurangi makan banyak apalagi makan malam. L
ingin kurus karena L sangat tertarik dengan teman-teman yang memiliki badan kurus dan selalu
terlihat bagus dan PD. Klien mudah merasa bosan, seperti saat berkumpul dengan teman-
temannya apabila tidak ada pembahasan atau kegiatan klien sangat suka melakukan sesuatu.
Diduga L mengalami gangguan pada pola makan atau anorexia.
Anoreksia adalah penurunan nafsu makan atau hilangnya nafsu makan dalam waktu yang
lama. Anoreksia ini merupakan gejala klinis,dan sering terjadi dan perlu dibedakan dengan
kelainan makan anoreksia nervosa yang sering kalidisebut anoreksia. Anoreksia dapat disertai
dengan penurunan berat badan atau tidak. Keadaan ini hampir mempunyai satu penyebab yang
mendasari atau lebih. Pengertian anoreksia adalah nervosa adalah gangguan makan yang
mengancam jiwa yang ditandai dengan penolakan klien untuk memepertahankan berat badan
normal yan minimal, gangguan persepsi yang bermakna tentang bentuk atau ukuran tubuh atau
menolak unutk mengakui bahwa terdapat masalah.
Di samping itu L juga mengalami gangguan pada belajar atau memahami pelajaran, si L
sulit memahami pelajaran saat daring. Masalah daring ini, L merasa terbebani sendiri karena
bingung bagaimana caranya agar dapat memahami materi yang disapaikan oleh dosen melalui
daring.Di sisi itu L juga merasa ketakutan saat mengikuti ujian dan saat akan mengerjakan tugas-
tugas, L takut jika dia akan mengerjakan tugas karena bergantunng pada temannya.
17
Namun si L suka bersosialisasi dan mengikuti organisasi-organisasi. Bahkan teman si L
mengatakan bahwa L mahasiswa yang sangat aktif. Akan tetapi saat L tidak suka atau kurang pas
dengan pemikirannya secara tidak sengaja L suka mengatakan kata-kata yang menyakitkan
kepada temannya. L memang tipikal orang yang terbuka dan tidak suka menyimpan dalam hati.
L adalah orang yang tidak bisa ditakut-takuti karena klien akan langsung membayangkan hal
tersebut berada didekat L dan terjadi padanya. Hal tersebut akan terus teringat oleh L meskipun
itu hanya sebatas candaan tapi itu adalah pemicu yang bisa membuat dirinya takut.
L pernah mengalami peristiwa dimana L melihat hantu ketika masih duduk dibangku
kelas 5 SD, sehingga L sangat percaya yang namanya hantu dan hal itu membuatnya menangis
dan pingsan. Sejak saat itu L akan merasa takut hingga menangis apabila ditakut-takuti. L sangat
sulit mengingat pelajaran, tetapi jika diberikan/melihat contoh dan cara caranya L langsung bisa
mengingat kembali. L adalah orang yang sangat berani memulai obrolan apabila sedang
berkumpul/bersosialisasi.
18
BAB 3
TEORI BELAJAR
A. PENDAHULUAN
Hal apa sih yang terjadi dengan klien diatas? Dalam tinjauan teori, kasus ini
disebut dengan eating disorder. Lalu eating disorder itu apa? Yuk kita simak.
Mungkin sebagian dari kita pernah merasa tidak puas dengan bentuk badan yang
dimilikinya, sehingga mereka berlomba-lomba untuk melakukan diet. Terdapat juga
orang yang melakukan apa pun demi mendapat berat badan ideal, seperti dengan
sengaja memuntahkan makanan, tidak makan berhari-hari, dan hal-hal ekstrem
lainnya. Hal tersebut dapat membuat seseorang menderita gangguan makan atau
eating disorder. Nah hal ini dialami oleh salah satu klien kami.
19
Mental Health(NIMH), 2007).
20
ini dipercaya dapat membuat penderita anoreksia mampu menekan nafsu makannya
dengan ekstrem. Ketidak seimbangan hormon pada tubuh juga dapat memicu
terjadinya gangguan makan, pada wanita hormon estrogen dan progesteron dapat
meningkatkan risiko binge eating dan rasa emosional untuk makan. Dan yang terakhir
adalah faktor lingkungan, ternyata faktor lingkungan juga dapat memengaruhi kondisi
makan seseorang, stigma tentang berat badan (orang yang kurus terlihat lebih baik),
serta ejekan orang sekitar tentang bentuk tubuh seseorang dapat memengaruhi kondisi
psikologis dan membuat orang lain mengikuti standar yang seakan-akan telah
ditetapkan(Krisnani et al, 2017)
Eating Disorder tidak bisa dibiarkan terjadi karena akan memberikan dampak
yang tidak baik untuk tubuh, diantaranya adalah pembengkakan kelenjar ludah pada
pipi. Terbentuknya jaringan parut pada buku jari tangan yang digunakan untuk
merangsang muntah. Pengikisan email gigi karena terlalu sering muntah dan
mengeluarkan asam lambung. Rendahnya kadar kalium dalam darah. Gigi sensitive
terhadap panas atau dingin. Paparan asam lambung yang terlalu sering pada
kerongkongan dapat menyebabkan borok, pecah, atau ,mengalami penyempitan.
Biasanya penderita gangguan makan menggunakan obat pencahar agar makanan tidak
dicerna, dan hal tersebut dapat menyebabkan disfungsi organ pencernaan. Ketidak
seimbangan cairan tubuh akibat stimulus zat diuretic yang berlebihan. Gangguan
makan juga dapat mengganggu psikis penderitanya, penderita bisa mengalami
depresi, gangguan kecemasan, bahkan keinginan untuk melakukan bunuh diri.
Dengan tidak optimalnya organ pencernaan dan kurangnya nutrisi yang masuk
ke dalam tubuh dapat membuat kesehatan menurun, bahkan di beberapa kasus,
gangguan makan yang parah dapat menyebabkan kematian (Krisnani et al, 2017)
Biasanya penderita gangguan makan dapat diobati dengan pergi ke psikiater untuk
mengatasi psikis nya terlebih dahulu, agar proses pengobatan pada tubuhnya dapat
dilakukan dengan baik. Setelah psikis nya membaik baru mereka akan mendapatkan
pengobatan dari dokter untuk mengobati masalah pencernaan dan penyakit-penyakit
yang telah ditimbulkan akibat gangguan makan yang telah di deritanya. Penderita
21
gangguan makan juga akan mendapatkan terapi secara bertahap untuk
mengembalikan keadaannya. Pengobatan pada penderita gangguan makan tidak bisa
dilakukan dengan instan, karena perubahan pola makan dapat menyebabkan
gangg6uan yang kompleks.
Nggak hanya itu loh, ternyata media sosial juga berpengaruh terhadap rasa
insecure dan kepercayaan diri loh! Jika dilihat dari kasus klien kami diatas, akar
permasalahan yang dialami klien kami terbentuk dari rasa6 insecure. Hasil dari
penelitian ialah hampir lebih dari 50% responden yang menjawab pertanyaan
menunjukkan bahwa mereka merasa insecure terhadap diri mereka, lalu fisik dan
media sosial juga menjadi faktor terbesar yang memengaruhi kadar insecure. Jadi
dapat disimpulkan bahwa kadar insecure pada diri seorang remaja sangat
memengaruhi kepercayaan diri, kadar insecure ini juga disebabkan dari tinggi
rendahnya rasa mencintai diri sendiri. Berdasarkan hasil penelitian pun, opini o6rang
lain dan media sosial sangat berpengaruh terhadap kadar insecure mereka. Insecure
juga dapat berakibat fatal pada mental dan kemampuan branding seseorang.
Awal mula mengapa media sosial sangat memiliki dampak yang besar
terhadap rasa insecure dan kepercayaan diri remaja pada zaman sekarang ialah karena
22
mereka melihat bahwa berbagai orang yang mereka temui di media sosial memiliki
kehidupan yang sempurna, tidak seperti kehidupan mereka.
Remaja acap kali membandingkan kehidupan mereka dengan kehidupan orang
lain yang ia lihat di media sosial. Hal yang paling sering remaja bandingkan ialah
fisik. Padahal tentu di dunia ini tidak ada manusia yang terlahir sempurna
Media sosial adalah media digital sebagai tempat terjadinya realitas sosial
pada ruang waktu tak terbatas bagi para penggunanya untuk saling berinteraksi. Para
pengguna media sosial dapat berinteraksi dengan siapapun dan kapanpun tanpa saling
mengenal. Media sosial seperti instagram, yang fiturnya dapat mengunggah
foto/video apapun serta terdapat fitur suka dan komentar, yang dapat diakses oleh
siapa saja.Tentunya pula, media sosial dijadikan ajang untung mengunggah
foto/video diri sendiri yang dianggap layak untuk dilihat khalayak umum, namun
terkadang hal ini dijadikan ajang untuk membandingkan diri sendiri dengan orang
lain. Sebab banyaknya unggahan di media sosial yang hanya menunjukkan
kesenangan dan sisi kesempurnaan orang tersebut, menimbulkan kesenjangan bagi
remaja-remaja yang merasa kurang percaya diri. Fitur tersebut juga memungkinkan
seseorang baik yang dikenal maupun tidak, dapat berkomentar apapun di laman
media sosial orang lain. Tidak sedikit pula, komentar tersebut mengandung
cemoohan/hujatan dengan kata-kata yang buruk. Maka, hal-hal tersebut secara tidak
langsung menimbulkan rasa insecure. Entah itu keluarga, teman, atau orang yang baru
dikenal. Sebagian dari mereka mungkin memang tidak sengaja melukai perasaan
seseorang atas ucapan atau tingkah laku yang mereka lakukan. Entah membicarakan
fisik, kepribadian, gaya hidup dll. Hal-hal seperti media sosial dan masyarakat
menciptakan adanya standar kecantikan dan standar-standar lainnya. Standar
kecantikan seperti berkulit putih, tinggi, berat badan ideal, rambut hitam panjang,
kulit bersih tanpa bekas luka. Ada pula standar kepribadian dimana seseorang harus
ramah, terbuka, tidak cepat marah, dan lain-lain.
23
Standar-standar tersebut tidak mungkin dimiliki setiap manusia karena setiap manusia
memiliki kelebihan, kekurangan, dan keunikannya masing-masing. Karena adanya
standar-standar dalam kehidupan menyebabkan jika ada hal yang berbeda dengan
standar tersebut, merasa gagal dan tidak pantas untuk menunjukkan dirinya.
Seseorang menjadikan standar-standar tersebut sebagai acuan untuk hidup sebagai
manusia.
24
a. Anoreksia nervosa
b. Bulimia nervosa
c. Binge-eating disorder
25
d. Gangguan ruminasi (rumination disorder)
f. Pica
Pica adalah jenis eating disorder yang ditandai dengan seseorang yang makan
sesuatu yang tidak layak makan. Kondisi ini seperti anak yang memasukkan benda-
benda ke mulut karena penasaran.
Orang dengan kondisi ini bisa saja makan sesuatu yang bisa mengganggu
kesehatan. Contoh benda yang dimakan adalah tanah, batu, kertas, krayon, rambut,
atau kapur.
26
Mengeluh badan gendut dan khawatir terus-menerus, serta terlalu sering
mengecek bentuk tubuh di depan cermin.
27
Riwayat kesehatan keluarga
Kondisi ini lebih mungkin terjadi pada orang yang memiliki orang
tua atau saudara kandung yang pernah mengalamim kondisi serupa.
Diet ketat
Diet ketat merupakan faktor risiko terjadinya eating disoderder. Ini
karena rasa lapar memengaruhi otak dan memengaruhi perubahan suasana
hati, kemampuan dalam berpikir, kecemasan, dan penurunan nafsu makan.
Tekanan berlebih
Entah itu masuk perguruan tinggi, pindah rumah dan sekolah,
dipecat dari pekerjaan, atau masalah keluarga atau dengan pasangan,
kesemuanya dapat membawa stres, yang dapat meningkatkan risiko
terjadinya masalah pada pola makan.
28
Kecanduan, seperti alkoholisme atau menggunakan obat-obatan terlarang
(narkoba).
Kehidupan sosial, pekerjaan, dan prestasi di sekolah memburuk.
Gangguan makan dapat diatasi dengan perawatan dari dokter spesialis penyakit
kejiwaan, psikolog, dan ahli gizi. Berikut ini beberapa cara untuk mengobati eating
disorder yang mungkin dilakukan:
29
Melakukan psikoterapi
Psikoterapi yakni terapi yang bertujuan untuk membantu klien
melalui masa-masa sulit dan mempelajari berbagai cara untuk
menyelesaikan masalah dalam hidup. Pada terapi ini, terapis akan
membantu pasien berhenti dari perilaku makan yang buruk.
Minum obat
Obat-obatan memang tidak bisa menyembuhkan eating disorder.
Namun, obat-obatan tertentu dapat membantu pasien mengendalikan
dorongan untuk makan berlebihan, buang air, atau untuk mengelola
keasyikan berlebihan dengan makanan dan diet.Obat yang digunakan
merupakan golongan antidepresan dan obat anti-kecemasan.
30
kasus ini mungkin membutuhkan perawatan yang lebih intensif dalam
jangka waktu yang lebih lama.
Tidak ada cara pasti untuk mencegah eating disorder. Akan tetapi, ada
beberapa tips yang bisa Anda terapkan agar memiliki perilaku makan yang sehat,
di antaranya:
31
Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Psikolog Ilyas Sukarmadijaya
(Puspitaningrum, 2010) terhadap 300 orang wanita muda berusia 22-35 tahun di
Jakarta mengungkapkan bahwa wanita mengalami gangguan pola makan yang
tidak teratur yaitu menghindari sarapan pagi dengan tujuan diet. Berdasarkan
survey tersebut terungkap bahwa 60% wanita memiliki pola makan yang tidak
teratur dengan menghindari sarapan pagi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Irawan dan Safitri (2014) terhadap 90 sampel penelitian terdapat 42 mahasiswi
yang melakukan perilaku diet tidak sehat. Mahasiswi yang melakukan perilaku
diet tidak sehat menyatakan bahwa ”Saya menggunakan obat penahan nafsu
makanan”, “Saya sengaja memuntahkan makanan”, “Saya mengurangi berat
badan dengan berpuasa”, Saya menggunakan obat penyerap air dalam tubuh
(diuretic)”.
Dengan kata lain, mahasiswi yang melakukan diet tidak sehat cenderung
menempuh cara- cara tidak sehat un tuk mengontrol berat badannya.
Berdasarkan hasil wawancara online yang dilakukan pada 13 orang
mahasiswa yang melakukan diet tidak sehat pada tanggal 19 Oktober dan 20
Oktober 2020, terdapat 9 dari 13 mahasiswa merasa tidak percaya diri dengan
berat badannya dan 4 lainnya menjawab mungkin atau masih ragu-ragu.
Ketigabelas mahasiswa tersebut adalah mahasiswa yang sedang berkuliah di
perguruan tinggiyang ada di Yogyakarta. Beberapa subjek mengakui bahwa
mereka melakukan diet karena ingin sehat namun sebagian besar lainnya
mengatakan bahwa faktor utamanya adalah tidak percaya diri dengan berat badan.
Seperti yang dikatakan oleh AN yang merupakan mahasiswa tingkat akhir yang
saat ini sedang melakukan diet “Saya akhir-akhir ini memang sering melewatkan
waktu sarapan dan terkadang hanya makan saat menjelang sore, hitung-hitung
berhemat dan diet agar bisa kurus” Banyak yang berasumsi bahwa dengan
melewatkan waktu makan dapat denganmudah menurunkan berat badan. Padahal
justru dengan melewatkan waktu makan dapat menjadi penyakit. Ada tujuh orang
subjek yang mengakui bahwa mereka merasa insecure apabila melihat teman
mereka yang memiliki proporsi badan yang bagus dan mereka juga mengatakan
32
karena hal tersebut membuat mereka tidak percaya diri dalam berpenampilan.
Sembilan dari 13 subjek mengakui sering kali sengaja melewatkan waktu
makan danyang palingsering adalah sarapan. Menurut mereka dengan
melewatkan waktu makandapat menjadi bagian dari diet yang dilakukan sehingga
dapat mengurangi asupan yang dimakan. Tiga subjek juga mengatakan sering
melewatkan sarapan karena bangun tidur kesiangan.
Menurut Azrimaidaliza (2009) melakukan perilaku diet dengan jumlah
konsumsimakanan dari yang seharusnya dan tidak variatif akan berdampak pada
status gizi dan gangguan kesehatan seperti gangguan pencernaan dan gangguan
reproduksi. Melakukan perilaku diet tidak sehat juga dapat menderita
anorexianervosa dan Bulimia yang apabila terjadi dalam jangka waktu lama dan
tidak segera diatasi dapat menyebabkan kematian. Perilaku diet tidak sehat juga
akan menimbulkan penumpukan lemak di pembuluh darah yang bisa memicu
timbulnya penyakit degeneratif seperti diabetes, kanker, hipertensi, serta penyakit
jantung. Selain itu juga penumpukan lemak dapat menyebabkan penyempitan
pembuluh darah yang akan menyebabkan stroke (Azrimaidaliza, 2009).
Faktor yang mempengaruhi perilaku diet tidak sehat menurut
Abdurrahman (2014) yaitu konsep diri, lingkungan sosial, sosial ekonomi dan
pengetahuan. Faktor yang paling mempengaruhi individu melakukan diet adalah
konsep diri, karena konsep diri dipengaruhi oleh persepsi individu itu sendiri
mengenai sikap seseorang atas dasar pengalaman yang dialaminya.
Mahasiswa yang sering merasa insecure dengan bagian tubuhnya memiliki
konsep diri yang rendah. Menurut Hurlock (2005) konsep diri adalah konsep
seseorang dari siapa dan apa dia itu. Konsep ini merupakan bayangan atau cermin,
ditentukan sebagian besar oleh peran orang lain, bagaimana reaksi orang lain
terhadap dirinya. Sejalan dengan pendapat dari Agustiani (2009), konsep diri
merupakan gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya, yang dibentuk
melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi dengan
lingkungan. Menurut Hurlock (2005) konsep diri memiliki dua aspek yaitu aspek
fisik dan aspek psikologis. Aspek fisik sangat berpengaruh bagaimana individu
menilai dirinya dihadapan orang lain sedangkan aspek psikologis mempengaruhi
33
harga dirinya dalam berhubungan dengan orang lain.Salah satu keinginan
mahasiswa untuk diet adalah melihat perubahan- perubahan fisik yang terjadi
pada tubuh mereka. Tubuh dan karakteristik individu mendapat peran penting
dalam membentuk gambaran tentang dirinya baik dari diri sendiri maupun dari
orang lain (Amalia, 2007).
Bagaimana individu menggambarkan bentuk tubuhnya di dukung oleh
pengalaman-pengalaman yang membuatnya menilai apakah individu tersebut
kurus atau gemuk, tinggi atau pendek dan baik atau buruknya inilah yang
membentuk citra tubuh dalam diri seseorang. Menurut Hurlock (1980) sangat
sedikit individu yang mengalami kateksis tubuh atau merasa puas pada tubuhnya.
Citra tubuh merupakan salah satu aspek yang penting dari evaluasi diri dan
representasi diri individu selama ini.Citra tubuh atau yang sering disebut dengan
body image adalah gambaran mental seseorang terhadap bentuk dan ukuran
tubuhnya (Honigman dan Castle, 2007). Sejalan dengan itu, Thompson (2000)
menjelaskan tingkat body image individu digambarkan oleh seberapa jauh
individu merasa puas terhadap bagian- bagian tubuh dan penampilan fisik secara
keseluruhan serta menambahkan tingkat penerimaan citra raga sebagian besar
tergantung pada pengaruh sosial budaya yang terdiri dari empat aspek yaitu reaksi
orang lain, perbandingan dengan orang lain, peranan individu dan identifikasi
terhadap orang lain. Pendapat teman sebaya atau orang dewasa di sekitar seperti
keluarga adalah hal yang paling penting bagi penilaian tubuh individu yang
memiliki karakteristik fisik yang mendekati standar kultur ideal masyarakat, akan
lebih diterima di lingkungan sosialnya.
Menurut pandangan Erikson, seorang remaja berada pada tahap masa
krisis identitas (crisis of identity), hal ini mendorong remaja untuk mencari jati
diri (identitas diri), caranya denganmewujudkankeinginannyaagar menjadi
seseorang individu yang “sempurna”, secara intelektual, kepribadian, maupun
dalam penampilan fisiknya. Untuk dapat tampil menawan dan menarik hati bagi
lawan jenis, maka salah satu upayanya adalah berusaha memiliki bentuk tubuh
yang ideal, misalnya dengan mengatur pola makan. Namun, seringkali banyak
remaja yang dihantui oleh kekhawatiran maupun kecemasan bahwa ia akan
34
mengalami kegagalan dari usaha tersebut. Dikarenakan mereka ingin menghindari
agar dirinya tidak sampai mengalami kegemukan.
Rasa khawatir yang berlebihan ini, menyebabkan individu melakukan diet
atau pantangan terhadap pola kebiasaan makan secara ketat. Apabila mereka
merasa lapar, dirinya tidak segera makan, namun dibiarkan agar tetap merasa
lapar. Bila ia merasa berhasil bertahan untuk tidak makan, maka ia kana merasa
bangga atau senang bahkan puas. Demikian hal ini dilakukan secara berulang-
ulang. Akan tetapi, karena ketidak tahuan dirinya tentang pola makan yang baik,
sehingga sampai mengganggu pola pengaturan makannya, akibatnya remaja justru
mengalami gangguan makan (eating disorder), misalnya anorexia dan bulimia
nervosa (Berk, 1993; Papilia dkk., 1998, Santrock, 1999, Rice, 1993, Turner dan
Helms, 1995).
Contoh kasus Isabelle Caro yang menderita gangguan anorexia nervosa,
Caro, model dan aktris asal Prancis, meninggal di usia 28 tahun karena penyakit
anoreksia yang dideritanya. Caro mengejutkan dunia mode di tahun 2007 ketika
tampil untuk sebuah iklan kontroverial pencegahan anoreksia di Italia dengan
pose tanpa busana yang memamerkan tubuhnya yang tinggal tulang berbalut kulit.
Caro menderita anoreksia nervosa sejak usia 13 tahun. Hal tersebut disebabkan
Caro disebut "anak bermasalah". Caro mengatakan “Saya memiliki masa kecil
yang sangat rumit, sangat sulit, sangat menyakitkan. Fobia besar ibuku adalah
bahwa saya akan tumbuh. Dia menghabiskan waktunya mengukur tinggi badan
saya. Dia tidak akan membiarkan saya pergi ke luar karena dia telah mendengar
bahwa udara segar membuat anak-anak tumbuh, dan itulah sebabnya aku terus di
rumah. Itu benar-benar trauma. Ketika dia muncul di CBS 's Insider , terungkap
bahwa pada bagian terburuk nya adalah beratnya hanya 25 kilogram pada
ketinggian 165 meter. Caro dirawat di rumah sakit untuk pertama kalinya saat
berusia 20. Paling buruk nya (dalam hal berat), pada tahun 2006, ia mengalami
koma , beratnya hanya 25 kg. Dokter mengatakan dia tidak akan bertahan hidup
namun ternyata caro mampu melawan masa krisisnya tersebut. Caro, model dan
aktris asal Prancis,meninggal di usia 28 tahun karena penyakit anoreksia yang
dideritanya. Caromengejutkan dunia mode di tahun 2007 ketika tampil untuk
35
sebuah iklan kontroverial pencegahan anoreksia di Italia dengan pose tanpa
busana yang memamerkan tubuhnya yang tinggal tulang berbalut kulit. Caro
menderita anoreksia nervosa sejak usia 13 tahun. Hal tersebut disebabkan Caro
disebut "anak bermasalah". Caro dirawat dirumah sakit untuk pertama kalinya
saat berusia 20. Paling buruk nya (dalam hal berat), pada tahun 2006, ia
mengalami koma , beratnya hanya 25 kg. Dokter mengatakan dia tidak akan
bertahan hidup namun ternyata caro mampu melawan masa krisisnya tersebut.
Dari kasus yang ada diatas, Orang yang mengalami anoreksia atau
lengkapnya anorexia nervosa sangat ketakutan berat badannya berlebihan. Orang
tersebut akan makan dalam jumlah sangat sedikit dan berolah raga secara
berlebihan untuk menjaga tubuhnya agar tetap ideal.
Biasanya penderita anoreksia nervousa mengalami tanda-tanda seperti
menolak untuk mempertahankan berat badan dan cenderung selalu ingin tampil
lebih kurus, selalu takut berat badannya semakin naik, padahal dalam kenyataan
berat badannya semakin kurus saja, berhenti menstruasi tiga bulan berturut-turut
atau lebih padahal dalam kondisi tidak hamil, biasanya anoreksia diderita oleh
remaja, namun dalam beberap kasus dijumpai pula pada anak usia 5 tahun dan ada
pula pada usia lanjut yang berusia 60 tahunan. Gejala anoreksia dapat bermacam-
macam tergantung pada penderitannya. Penyakit ini dapat hilang- timbul, tiba-tiba
membaik tetapi dapat muncul lebih buruk secara tiba-tiba pada penderita, bahkan
semakin buruk tanpa ada kemungkinan membaik sama sekali. Penderita anorexia
beranggapan bahwa kulit dan daging tubuhnya sebagai lemak yang harus
dilenyapkan. Dengan tidak adanya lemak ditubuh penderita, menyebabkan
kegiatan duduk dan berbaring merupakan kegiatan yang tidak nyaman (karena
terlalu kurus), penderita biasanya juga sulit untuk tidur. Selanjutnya penderita
berangsur-angsur menarik diri dari teman dan keluarganya, ia lebih senang
menyendiri. Penderita anorexia seringkali mengalami penurunan tekanan darah,
napas melemah, pada wanita dewasa menstruasi terhenti, pada anak wanita yang
beranjak dewasa mungkin tidak akan mulai mengalami menstruasi sama sekali,
kelenjar tiroidyang mengatur pertumbuhan berangsur- angsur menghilang. Kulit
menjadi kering, rambut dan kuku menjadi rapuh dan mudah patah. Seiring itu
36
penderita sering mengeluh pusing (karena kerja kontraksi periodikdinding
lambung dan gerakan menggiling makanan di usus terus terjadi dan bila terjadi
berlarut dapat menyebabkan tukak lambung dan radang usus), kedinginan yang
disebabkan hilangnya lemak tubuh, susah buang air besar (karena memang tidak
ada lagi sisa yang disebabkan tidak adanya makanan yang cukup), lemas (energi
yang dihasilkan dari makanan), dan terjadi pembengkakan sendi. Secara alamiah
pada saat itu juga banyak rambut tumbuh di permukaan tubuh termasuk di muka
dan dengan perubahan kimia yang demikin dahsyat menyebabkan penderita
mudah terserang sakit jantung. Penderita seharusnya segera ditangani, bila sudah
berlarut-larut lebih sulit untuk pulih dengan segera. Walau kondisi badan anda di
cermin sudah demikian kurus tetap saja pikiran mengatakan bahwa masih gemuk.
Hal ini memang cukup sulit untuk dipulihkan, apalagi hal ini telah terjadi dalam
jangka waktu yang sudah cukup lama. Banyak penderitaanoreksia yang dirawat
dirumah sakit dalam kondisi yang sangat menyedihkan tubuhnya hanya tulang
dibalut kulit, tetapi tetap saja ia merasa gemuk. Dalam menangani permasalahan
ini pekerja sosial harus memahami kondisi klien seperti
keadaanbiologis,hubungan antara lingkungan keluarga maupun lingkungan
sosialnya. Dalam masalah caro pekerja sosial harus melibatkan penerimaan dari
lingkungan merupakan langkah awal penyembuhan kelainan anoreksia dan
bulimia. Kebanyakan penderita tetap tinggal dalam penyangkalan dan menolak
untuk ditolong. Langkah penyembuhan lain adalah dengan melakukan psikoterapi
pada penderita, keluarga maupun lingkungantempat penderita berasal Diet Makan
atau terapi nutrisi.
37
BAB 4
PENGUKURAN ASESMEN
A. ASESMEN PSIKOLOGI
Asesmen psikologi unutk mengukur potensi,karakter maupun kompetensi
peran seseorang, tidak mengukur potensi teknis atau bidang pekerjan tertentu
sehingga perlu dilakukan penilaian tersendir jika tuntutan pekerjaan memerlukan
skilssd tertentu dari seseorang.
B. ASESMEN KEPRIBADIAN
Asesmen kepribadian merupakan istilah yang umum dalam upaya untuk
menemukan terhadap perilaku dan pola pikiran atau penyesuaian diri seseorang
secara khas terhadap lingkungannya. Sumberg 1976,meehl 1952 dan lain lain
menyatakan laporan kepribadian sebagai laporan yang menandakan ia tidak
seperti seorang lainnya. Kadang psikolog diminta unutk mengakses kepribadian
seseorang yang sedang memiliki masalah dan berada dalam suatu kondisi lebih
buruk dari biasanya. Salah satu sifat yang khas dalam laporan kepribadian adalah
bahwa satu satunya bentuk yang memadai adalah laporang yang bersifat dinamis
yang menggambarkan interaksi antarkomponen dalam kepribadian sehingga
melahirkan pola perilaku tertentu yang sifatnya khas. Dengan cara deskriptif,
uraian tidak akan mencapai gambaran kepribadian yang khas. Begitu juga dengan
para topologis, yan dalam dasawarsa ini makin nampak disukai dan dibutuhkan,
khususnya untuk bidang organisasi dan industri.
Dalam asesmen kepribadian, pendapat psikoanalisis tentang adanya
substansi yang direpresi, merupakan asumsi yang tidak dapat dihindarkan. Setiap
gejala yang tampil dalam perilaku, selain didasari oleh intensi yang sadar juga
sangat penting mengenai peran yang tidak sadar.banyak kasusbisa
ditemukan.sering dilatarbelakangi kebutuhan atau motivasi yang tidak sadar. Oleh
38
karena itu sangat dianjurkan unutk latarbelakang motivasi dibalik tingkah laku
sadarnya. Tentu saja harus dimengerti lebih dahulu mengenai apa yang dimaksud
dengan perilakuu yang sadar dan tidak sadar.
Anoreksia
Anoreksia adalah penurunan nafsu makan atau hilangnya nafsu makan
dalam waktu yang lama. Anoreksia ini merupakan gejala klinis,dan sering terjadi
dan perlu dibedakan dengan kelainan makan anoreksia nervosa yang sering
kalidisebut anoreksia. Anoreksia dapat disertai dengan penurunan berat badan
atau tidak. Keadaan ini hampir mempunyai satu penyebab yang mendasari atau
lebih.
Pengertian anoreksia adalah nervosa adalah gangguan makan yang
mengancam jiwa yang ditandai dengan penolakan klien untuk memepertahankan
berat badan normal yan minimal, gangguan persepsi yang bermakna tentang
bentuk atau ukuran tubuh atau menolak unutk mengakui bahwa terdapat masalah.
Anoreksia Nervosa merupakan sebuah penyakit kompleks yang
melibatkan komponen psikologikal,sosiologikal,dan fisiiologikal, pada
penderitanya ditemukan peningkatan rasio enzim hati ALT dan GGT, hingga
disfungsi akut pada tingkat lanjut.
Banyak penelitian yang beranggapan bahwa masalah yang mendasari
lebih bersifat psikologis daripada biologis, sebagai akar mencurigai bahwa
pengidap anoreksia nervosa mungkin kecanduan opiate endogen yaitu bahan
mirip morpin yang diproduksi sendiri oleh tubuh yang diperkirakan dikelurkan
selama kelaparan jangka panjang.
39
Komplikasi medis gangguan makan atau anoreksia nervosa adalah
terganggunya gastro intestinal (penundaan pengosongan lambung, kebung,
kontipasi, nyeri abdomen, gas dan diare). pada dermatologi timbul kulit pecah
pecah karena dehidrasi, lanugo dan akrosianotis yaitu tangan dan kaki biru.
(sheila l.videback 2008)
40
apabila ditakut-takuti. Klien sangat sulit mengingat pelajaran, tetapi jika
diberikan/melihat contoh dan cara caranya klien langsung bisa mengingat
kembali.
Klien adalah orang yang sangat berani memulai obrolan apabila sedang
berkumpul/bersosialisasi. Klien sangat welcome kepada siapapun, tidak segan
untuk bertanya, dan mengajak ngobrol duluan. Klien pernah diingatkan oleh
seorang yang belum pernah dia kenal untuk tidak terlalu terbuka kepada orang
lain apalagi orang baru. Namun, karena klien adalah orang yang sangat welcome,
klien klien percaya saja kepada orang lain yang baru dikenal dan tidak terlalu
segan.
41
secara langsung dan menyeluruh, namun membutuhkan waktu yang lama dan
dengan cara bertahap untuk melakukan perubahan secara total. Oleh karena itu,
dibutuhkan model rancangan program modifikasi perilaku agar perilaku malas
makan dapat berubah secara perlahan-lahan.
42
Nama D , perempuan berumur 18 tahun seorang mahasiswi disalah satu
Universitas swasta diYogyakarta.kllien pernah mengalami sakit berupa gatal-gatal
yang akhirnya menjadi banyak dibagian kaki yang memungkinkan klien sulit
bergerak bebas dan berjalan sekitar umur 2-3 tahunan. Masalah terkait belajar :
Klien merasa kurang dan kurang paham pada materi yang dijelaksan oleh Dosen.
Karena online, klien lebih sering merasa malas dan bersantai-santai
apabila sedang zoom. Akan tetapi itu tidak berlaku untuk semua matkul. Ada
beberapa matkul yang sangat disukai dan klien akan sangat fokus pada jam
matkul tersebut. Matkul tersebut seperti Pancasila karena klien akan merasa suka
dan sangat paham. Klien juga suka berdiskusi/berdebat dalam belajar. Karena
bagi klien itulah salah satu cara agar lebih berpikir dan klien bisa menuangkan
segala pendapat dan mendapatkan kritikan/komentar-komentar yang membuat
klien paham. Matkul yang tidak dipahami oleh klien seperti matkul
hitungmenghitung, karena kalau online klien kebanyakan kurang paham akan
tetapi masih bisa mengikuti kelas walaupun tidak sepenuhnya paham. Klien suka
makanan yang berkuah, contohnya: bakso, miso. Tetapi klien tidak terlalu suka
dengan kuah yang bersantan. Masalah pendidikan setelah tamat SMA.. Sewaktu
tamat SMA, klien sangat ingin dan berharap untuk kuliah dibagian
kesehatan/kedokteran. Tetapi setelah tamat dari SMA, klien mencoba mencari
kampus terdekat daerah yang menyediakan kedokteran. Klien sangat ingin dan
berharap kalau klien mengambil atau masuk kedokteran di Kampus Negeri bukan
Swasta karena klien menyadari bahwa di Swasta biayanya sangat mahal. Klien
mencari beasiswa-beasiswa yang ada prodi kedokteran namun tidak ada,
hinggasaat klien mencoba tes PTN, PTS, dab SBMPTN di prodi kedokteran univ.
negeri yang sangat diimpikannya. Namun, setelah pengumuman klien dinyatakan
tidak lolos. Setelah pengumuman itu klien langsung menangis dan merasa tidak
terima dengan hasil itu. Orang tua mencoba meyakinkan klien bahwa mungkin
memang bukan itu rejekiNya, tapi tetap saja klien tidak terima. Hanya 2 hari
setelah pengumuman klien sering menyendiri dan merasa sangat kecewa.
Seminggu kemudian klien tetap berharap dan coba ngomong ke orang tua kalau
43
klien tetap mau kuliah dan masuk kedokteran akan tetapi Mama dari klien
mengatakan bahwa kalau MamaNya tidak bisa mewujudkan apa yang
diharapakan oleh klien. Karena kuliah apalagi dibagian kedokteran itu biayanya
sangat mahal. Mama dari klien mengatakan kalau klien ingin kuliah klien harus
mendapatkan beasiswa atau tidak harus kuliah di univ negeri bukan swasta karena
kalau kuliah di universitas Swasta dan bukan negeri, MamaNya tidak akan
mengijinkan karena tidak mampu.
44
BAB 5
A. PENDAHULUAN
Setelah melakukan wawancara dan asesmen, penulis melihat bahwa Dorka
memerlukan modifikasi perilaku. Kami menggunakan salah satu teknik yang
biasa digunakan dalam pengubahan perilaku manusia berdasarkan pendekatan
behaviorism, yaitu teknik ekonomi token (Token Economy Technique.
Perilaku takut makan, dimana memiliki kecenderungan Anorexia Nervusa,
akan kami lakukan modifikasi perilaku dimana Dorka akan memperbaiki
kebiasaan buruknya, sehingga menjadi gemar menghabiskan makanan, tidak
pilih-pilih makanan, dan mengurangi perilaku diet yang tidak baik.
Ekonomi Token adalah salah satu bentuk pengubahan perilaku yang
disukai dan mengurangkan perilaku yang tidak disukai dengan menggunakan
token atau koin (Avllon, 1999). Seorang individu akan menerima token dengan
segera setelah menampilkan perilaku yang disenangi, sebaliknya mendapat
pengurangan token jika menampilkan perilaku yang tidak disukai. Token-token
ini dikumpulkan dan kemudian dalam jangka waktu tertentu dapat ditukarkn
dengan hadiah atau sesuatu yng mempunyai makna. Secara singkatnya Token
Ekonomi merupakan sebuah system reinforcement untuk perilaku yang dikelola
dan diubah, seseorang mesti dihadiahi atau diberikan penguatan untuk
meningkatkan atau mengurangi perilaku yang diinginkan (Garry, 1999)
Tujuan utama dari Ekonomi Token adalah meningkatkan perilaku yang
disukai (baik) dan mengurangkan perilaku tidak disukai (Miltenberger, 2001)
Tujuan ekonomi token yang lebih besar adalah mengajarkan tingkah laku
yang tepat.
45
B. RENCANA PELAKSANAAN MODIFIKASI PERILAKU
Setelah wawancara dan asesmen terhadap subjek, penulis memutuskan untuk
melakukan modifikasi perilaku menggunakan Teknik Token Ekonomi. Dalam kasus
ini perubahan perilaku yang akan dialami oleh subjek tidak dapat dilakukan secara
langsung dan menyeluruh namun membutuhkan waktu yang lama dan dengan cara
bertahap untuk melakukan perubahan secara total.
46
dan berat badan
f Waktu 3 kali sehari, setiap hari
.
g Tempat Zoom Meeting
.
h Langkah-langkah Langkah-langkah dalam mengatur terapi token
. economy :
1. Adanya komunikasi yang baik antara
keluarga dengan subjek (Menjelaskan secara
sederhana kepada subjek dan keluarga
tentang terapi perilaku token economy).
2. Identifikasi tingkah laku-tingkah laku
yang menjadi target (Menentukan perilaku-
perilaku apa saja yang akan diubah ataupun
perilaku-perilaku yang harus dimiliki oleh
subjek).
3. Tentukan kemungkinan-kemungkinan
untuk masing-masing target.
4. Tentukan peraturan penggunaan token-
token tersebut (Menjelaskan tentang jumlah
token yang akan diberikan dan benda apa
yang dapat ditukarkan dengan jumlah token
yang didapatkan).
5. Harus dibuat kesepakatan antara subjek
dengan orang tua (Meminta persetujuan dan
kerja sama dari subjek maupun dari
keluarga / teman untuk berpartisipasi dalam
pelaksanaan modifikasi perilaku ini).
47
C. PROSEDUR EKONOMI TOKEN
Klien mengetahui dan mengenali dengan jelas tingkah laku yang akan diubah
menggunakan teknik ekonomi token. Definisi perilaku secara spesifik, dapat
diamati dan terukur, agar dapat menjaga konsistensi dala implementasinya.
Memulai token. Memilih jenis token yang akan dipakai. Token yang mudah
dihitung, sulit dipalsukan dan aman digunakan. Kemudian tentukan hadiah yang
dapat ditukar dengan token yang telah dikumpulkan. Hitung berapa nilai token
untuk suatu perilaku. Berapa harga untuk hadiah yang ditukar dengan token. Buat
bank token. Menentukan waktu menukar token
48
Adapun model rancangan program modifikasi perilaku, yaitu :
Tabel 1.
Tdk
N Dilakukan
Perilakuyg diinginkan dilakukan
o.
1 Menghabiskan makanan *
Nasi *
Sayur *
Lauk pauk *
2 Mau membawa bekal ke
*
sekolah
3 Tidak memilih-milih makanan *
4 Mengurangi membeli Sesekali membeli dan
makanan/ snack ber-MSG mengkonsumsi namun
tinggi dalam taraf yang rendah
5 Pernah sekali diam-diam
Tidak makan lebih dari jam 10
ngemil eskrim serta jajanan
malam
lainnya
6 Minum air putih lebih dari dua *
. belas gelas sehari
7 Makan / minum dengan alat *
. makan yang lebih kecil (mini)
8 Melakukan aktivitas fisik luar *
. ruangan
9 Berolah raga *
.
Reward di sini adalah dalam bentuk icon bintang kertas yang diberikan kepada
subjek jika telah melaksanakan atau melakukan perilaku yang diinginkan. Jika dalam
pelaksanaannya si subjek ternyata tidak melakukan perilaku yang diinginkan maka akan
terjadi pengurangan tiga bintang. Dalam hal ini subjek akan diberikan dua bintang bila
49
melakukan perilaku yang diinginkan pada poin nomor 1, 3, 4, 5, 6, dan 7. Untuk poin
yang lain maka subjek akan diberikan tiga bintang jika telah melakukan selain poin di
atas. Jumlah poin awal adalah lima bintang. Penulis di sini ingin memastikan bahwa
makanan yang dikonsumsi oleh subjek adalah makanan yang sehat dan higienis dengan
mengontrol perilaku makan subjek dengan pemilihan nasi, sayur, dan lauk. Dengan
membawa bekal maka akan membuat subjek tidak makan sembarangan dan mengurangi
porsi makan yang dimakan di luar. Snack ber-MSG tinggi akan membuat subjek
kecanduan makan dan ngemil serta mampu menimbulkan kenaikan berat badan. Hal ini
juga membentuk pola makan yang tidak sehat bila diteruskan. Untuk membentuk pola
makan yang sehat, subjek diminta untuk makan malam sebelum jam 8 malam agar
metabolisme tubuh lancar. Makan dengan alat makan yang kecil serta memperbanyak
minum air putih akan membuat subjek enggan untuk memperbanyak porsi makan dan
mempermudah proses diet. Berolah raga dan melakukan aktivitas fisik luar ruangan
seperti mencuci, bersepeda, dll. akan membuat subjek bergerak dan membakar kalori
dalam tubuh.
50
BAB 6
51
TENTANG PENULIS
52
Haiii, salam kenal aku Arindi Mia Fa'izzatul
Kharisma. Aku mahasiswi di Sekolah Tinggi Ilmu
Psikologi Yogyakarta. Aku memiliki hobi yang
pasaran yaitu membaca, menulis dan juga Nge-
Fangirl. Kalo tidak sengaja bertemu jangan lupa
menyapa ya. Dan Jangan sampai berkunjung ke
sini @arindimfkh
53
Hai hai! Nama ku Gabriella Derryl, call me
Derryl:) Aku seorang mahasisiwi Psikologi yg
sangat memperjuangkan tugas dari dosen. Oiya,
kalian bisa nge kontak aku di @gabriellaxoo_
yaa, see u in another e-book.
54