Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KONSEP PERILAKU SOSIAL & KULTURAL AWARENESS

DISUSUN OLEH :

Kelompok 1/Tingkat 2A

1. Aprilia Putri A PO.71.24.3.20.001


2. Maulidia Larashati PO.71.24.3.20.002
3. Eki Widuri PO.71.24.3.20.003
4. Amalia Agustin PO.71.24.3.20.004
5. Monica Sandra PO.71.24.3.20.005
6. Rama Wulandari PO.71.24.3.20.006
7. Intan Putri Zahra PO.71.24.3.20.007
8. Deitra Alifia PO.71.24.3.20.008
9. Pipin Lestari PO.71.24.3.20.009
10. Fanny Sarahmadini PO.71.24.3.20.010
11. Maria PO.71.24.3.20.011
12. Septiani PO.71.24.3.20.012
13. Umiati Fitri Prilia PO.71.24.3.20.013

Dosen Pembimbing : Jenny Kartika, SKM.,M.Kes

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG


PRODI D-III KEBIDANAN MUARA ENIM
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Konsep
Perilaku Sosial & Kultural Awaereness” tepat pada waktunya. Shalawat beriring salam
tak lupa kami sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menerangi semua
umat di muka bumi ini dengan cahaya kebenaran.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah ikut
membantu dalam penyelesaian makalah ini. Khususnya kepada dosen pembimbing yang
telah membimbing dan membagi pengalamannya kepada kami.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat berbagai kekurangan dan
kesalahan, baik dari segi isi maupun dari segi bahasa. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca yang bersifat konstruktif untuk penyempurnaan makalah
ini. Kami berharap agar makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca.
Aamiin.

Muara Enim, 27 Mei 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................2
BAB I.................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
A. Latar Belakang.......................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
PEMBAHASAN................................................................................................................5
A. Pengertian Perilaku Sosial......................................................................................5
B. Prinsip Perubahan Perilaku....................................................................................5
C. Jenis-Jenis Perilaku................................................................................................7
D. Proses Perubahan Perilaku.....................................................................................8
E. Pengertian Cultural Awareness............................................................................10
F. Tingkat Cultural Awareness Wunderle.................................................................11
BAB III............................................................................................................................14
PENUTUP.......................................................................................................................14
A. Kesimpulan..........................................................................................................14
B. Saran....................................................................................................................14
DAFTAR PUSTKA.........................................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan yang paling


sempurna. Hal ini berarti bahwa manusia mempunyai keistimewaan
dibanding dengan makhluk hidup yang lain. Salah satu keistimewaan yang
menonjol adalah perilakunya. Meskipun semua makhluk hidupn
mempunyai perilaku. Namun perilaku berbeda dengan perilaku makhluk
hidup yang lain (Notoatmodjo, 2010).

Memotivasi para pekerja merupakan salah satu aspek terpenting


dan yang paling menantang dari aspek manajemen. Motivasi bukan hanya
mengenai bekerja keras motivasi juga mencerminkan sudut pandang Anda
mengenai kemampuan diri Anda sendiri. Perilaku manusia melibatkan tiga
komponen utama yaitukondisi lingkungan tempat terjadinya perilaku
tersebut, perilaku itu sendiri dan konsekuensi dari perilaku tersebut.
Berulang atau tidak berulangnya suatu perilaku dipengaruhi oleh keadaan
tiga komponen tersebut.

Penjabarannya dalam perilaku berkendaraan di jalan raya cukup


sederhana. Pengaruh sosial budaya dalam masyarakat memberikan
peranan penting dalam mencapai derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya. Perkembangan sosial budaya dalam masyarakat merupakan
suatu tanda bahwa masyarakat dalam suatu daerah tersebut telah
mengalami suatu perubahan dalam proses berfikir. Perubahan sosial dan
budaya bisa memberikan dampak positif maupun negatif

3
B. Rumusan Masalah

1. Pengertian konsep perilaku sosial ?


2. Prinsip perubahan perilaku ?
3. Bentuk-bentuk perilaku
4. Jenis-jenis perilaku ?
5. Pross perubahan perilaku ?
6. Pengertian cultural awareness ?
7. Tingkat cultural awareness ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian perilaku sosial ?


2. Untuk mengetahui prinsip perubahan perilaku ?
3. Untuk mengetahui bentuk-bentuk perilaku ?
4. Untuk mengetahui jenis-jenis perilaku ?
5. Untuk mengetahui pross perubahan perilaku ?
6. Untuk mengetahui pengertian cultural awareness ?
7. Untuk mengetahui tingkat cultural awareness

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perilaku Sosial

Dari sudut biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitasorganisme


yang bersangkutan, yang dapat diamati secara langsung maupun tidak
langsung. Perilakuadalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme
(makhluk hidup) yang bersangkutan. Olehsebab itu, dari sudut pandang
biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang
sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai
aktifitas masing – masing. Perilaku kesehatan adalah suatu respon
seseorang atau organisme terhadap stimulus atau objek yang berkaitan
dengan sakit atau penyakit, sistem pelayanan kesehatan,makanan, dan
minuman serta lingkungan. ( Koentjaraningrat. 2006).

B. Prinsip Perubahan Perilaku

Berubah merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu


atauseseorang berbeda dengan keadaan sebelumnya (atkinson,1987)
Berubah merupakan proses yang menyebabkan perubahan pola perilaku
individu atauinstitusi (Brooten,1978) Perubahan merupakan suatu proses
dimana terjadinya peralihan atau perpindahan dari status tetap (statis)
menjadi status yang bersifatdinamis, artinya dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungan yang ada. Perubahan perilaku dengan cara perilaku
cenderung tidak baik dan perubahan perilaku cenderung bersifat tidak
tahan lama. Pemberontakan pikiran bahkan sering terjadi pada individu
tersebut. Hal yang perlu diketahui, tidak semua individu bias menerima
informasi-informasi yang mereka butuhkan,apalagi suatu pemaksaan
dalam perubahan perilaku. Individu yang demikian cenderung
memberontak dan bahkan mungkin cenderung berfikir negatif terhadap

5
pemaksaan perubahan perilaku yang diharapkan, meskipun perubahan
perilaku yang diharapkan adalah positif. Oleh karena itu cara perubahan
perilaku ini cenderung tidak efektif.

Contoh :

a. Seorang remaja yang awalnya tidak memperhatikan kebersihan pada


dirinya/personal hyginenya,tapi setelah diberikan penyuluhandan apa
manfaat dari menjaga kebersihan diri.dan akhirnya remaja tersebut
meniru bagaimana cara menjaga kebersihan.
b. Pemenuhan gizi pada ibu hamil sangatlah penting,banyak ibu-ibu yang
tidak memenuhi gizi dengan baik.tapi setelah di berikan gambaran
mengenai pentingnya gizi selama kehamilan,maka ibu tersebutmulai
meniru bagaimana cara megatur gizi seimbang selamakehamilan.

b.Seorang bapak yang merupakan perokok aktif sejak usia muda menderita
penyakit gangguan pernafasan dan paru- paru. Setelah beberapa kali
memeriksakan diri ke dokter dan dokter tersebut meminta agarbapak
tersebut untukt idak merokok lagi. Akan tetapi bapak tersebut tidak
mempedulikan nasehat dokter, dia tetap mengkonsumsi rokok. Ternyata
penyakitnya semakin parah denganstadium lanjut. Kemudian bapak
tersebut teringat kembali dengan saran dokter untuk berhenti merokok dan
akhirnya bapak tersebut menyadari bahwa dia memang harus berhenti
merokok. Setelah itu perlahan- lahan bapak tersebut mencoba untuk
berhenti merokok dan akhirnya berhasil dan penyakitnya mulai berkurang

c.Seorang remaja yang awalnya tidak memperhatikan kebersihan pada


dirinya/personal hyginenya, tapi setelah diberikan penyuluhandan apa
manfaat dari menjaga kebersihan diri.dan akhirnya remaja tersebut meniru
bagaimana cara menjaga kebersihan

6
C. Jenis-Jenis Perilaku

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku


(manusia) adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat
diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.
( Notoatmodjo,2005).Adapun jenis-jenis perilaku antara lain, yaitu :
1. Perilaku Refleksif
Perilaku refleksif adalah perilaku yang terjadi atasreaksi secara spontan
terhadap stimulus yang mengenai organisme tersebut. Misalnya kedip
mata bila kena sinar;gerak lutut bila kena sentuhan palu; menarik tangan
apabila menyentuh api dan lain sebagainya. Perilaku refleksif terjadi
dengan sendirinya, secara otomatis. Stimulusyang diterima organisme
tidak sampai ke pusatsusunan syaraf atau otak sebagai pusat kesadaran
yang mengendalikan perilaku manusia. Dalam perilaku yang refleksif,
respons langsung timbul begitu menerima stimulus. Dengan kata lain,
begitu stimulus diterima oleh reseptor, begitu langsung respons timbul
melalui afektor, tanpa melalui pusat kesadaran atau otak. Perilaku ini pada
dasarnya tidak dapat dikendalikan. Hal ini karena perilaku refleksif
merupakan perilaku yang alami, bukan perilaku yang dibentuk oleh
pribadi yang bersangkutan
2.Perilaku Non-Refleksif
Perilaku non-refleksif adalah perilaku yangdikendalikan atau diatur oleh
pusat kesadaran/otak. Dalam kaitan ini, stimulus setelah diterima oleh
reseptor langsung diteruskan ke otak sebagai pusat syaraf, pusat kesadaran,
dan kemudian terjadi respons melalui afektor. Proses yang terjadi didalam
otak atau pusat kesadaran inilah yang disebut proses psikologis. Perilaku
atau aktivitas atas dasar proses psikologi sinilah yang disebut aktivitas
psikologis atau perilaku psikologis (Branca, 1964). Pada perilaku manusia,
perilaku psikologis inilah yang dominan, merupakan perilaku yang
dominan dalam pribadi manusia. Perilaku ini dapat dibentuk, dapat
dikendalikan. Karena itudapat berubah dari waktu ke waktu, sebagai hasil
proses belajar.

7
D. Proses Perubahan Perilaku

Pembentukan perilaku merupakan bagian yang sangat penting dari usaha


mengubah perilaku seseorang. Berikut beberapa langkah yang perlu
diambil untuk merubah perilaku:
1. Menyadari
Menyadari merupakan proses dimana seseorang membuat identifikas
itentang apa bagian mana yang diinginkan untuk diubah dan mengapa
perubahantersebutdiinginkan. Dalam hal ini perlu diingat bahwa kesadaran
tersebut harus menyatakan keinginan bukan ketakutan.
Contoh: Seorang mahasiswa yang belajar di bidang kesehatan sebelumnya
tidak peduliakan kebersihan diri dan perawatan dirinya. Setelah belajar
tentang pentingnya perawatan dan kebersihan diri serta penyakit yang
dapatditimbulkan jika tidak adanya personal hygiene, maka siswa tersebut
mulai peduli dengan kesehatan dirinya, kemudian dia akan
mengaplikasikan bagaimana cara merawat kesehatandirinya.
2. Mengganti
Setelah seseorang menyadari untuk merubah perilakunya, maka proses
selanjutnya yang perlu dilakukan adalah mengganti. Mengganti
merupakan prosesmelawan bentuk keyakinan, pemikiran, dan perasan
yang diyakini salah.
 Contoh : Dulu seorang bidan atau perawat melakukan perawatan
tali pusat dengan membubuhi tali pusat dengan betadhine atau
alkohol. Kemudian bidan atau perawat juga membungkus tali
pusat. Ini dimaksudkan agar bayi terhindar dariadanya infeks pada
tali pusat. Akan tetapi setelah adanya Evidence Based maka
diketahui hal ini sebenarnya hal ini yang justru meningkatkan
kemungkinan infeksi. Betadhine dan alkohol akan menyebabkan
tali pusat lembab bahkan basah. Apalagi ditambah dengan

8
pembungkusan tali pusat yang membuat tali pusat semakin basah
dan tidak adanya pertukaran udara.
 Hal ini justru bgi bakteri dan kuman untuk merupakan lingkungan
yang baik bagi bakteri dan kuman untuk berkembang biak dan
berpeluang besar menghakibatkan infeksi. Oleh karena itu
kebiasaan merawat tali pusat dengan membungkus dan membubuhi
tali pusat dengan betadhine ataualcohol diganti dengan perawatan
tali pusat tanpa membungkus dan membubuhi tali pusat dengan
betadhine ataupun alcohol. Kini perawatan tali pusat cukup dengan
hanya membersihkan dengan air DTT danmengeringkannya.
 Sebelum diketahui betapa pentingnya Inisiasi Menyusui Dini dan
Bounding Attachment, ibu cenderung dipisahkan dengan bayinya
pasca kelahiran bayinya tersebut. Ini dimaksudkan agar sang bayi
tidak mengganggu istirahat ibu pasca persalinan yang melelahkan.
Akan tetapi, saat ini tidak lagi. Sebisa mungkin bidan atau tenaga
kesehatan lain yang menolong persalinan akan berusaha untuk
terciptanya IMD dan Bounding Attachment . Ini dilakukan karena
sangat pentingterciptanya keterikatan hubungan emosional ibu dan
bayi segera setelah persalinan dan juga menginngat betapa
besarnya keuntungan IMD bagi ibu dan bayinya.
3. Mengintrospeksi
Mengintrospeksi merupakan proses dimana seseorang membuat
penilaian mengenai apa yang sudah diraih dan apalagi yang perlu
untuk dilakukan. Di sampingitu instropeksi juga berguna untuk
mendeteksi kadar self-excusingyang bisa jadimasih tetap ada dalam
diri seseorang hanya karena lupa membuat elaborasi, analogi, atau
interpretasi dalam memahami dan melaksanakan.
 Contoh:Seorang ibu yang hamil anak keduanya, dia akan
cenderung mengingat pengalaman hamil sebelumnya. Dia akan
mencoba memperbaiki perilakunya saathamil agar kehamilannya
kali ini sama dengan kehamilan sebelumnya atau lebih baik dari
sebelumnya.

9
 Contoh lainnya: jika sebelumnya seorang ibu melahirkan bayi
prematur maka pada kehamilannya yang selanjutnya dia akan
mencari penyebabnya dan memperbaiki pola perilakunya saat
kehamilan ini agar anaknya lahir dengan keadaaan aterm-Dulu
penghisapan lendir rutin pada BBL sering dilakukan dengan tujuan
membantu proses pernafasan bayi. Tetapi setelah dinilai, hal
initidak efektif. Penghisapan lendir bahkan dapat membahayakan
jiwa bayi bila tidak dilakukan dengan benar.

E. Pengertian Cultural Awareness

Kesadaran budaya (Cultural awareness) adalah kemampuan seseorang


untuk melihat ke luar dirinya sendiri dan menyadari akan nilai-nilai
budaya, kebiasaan budaya yang masuk. Selanjutnya, seseorang dapat
menilai apakah hal tersebut normal dan dapat diterima pada budayanya
atau mungkin tidak lazim atau tidak dapat diterima di budaya lain. Oleh
karena itu perlu untuk memahami budaya yang berbeda dari dirinya dan
menyadari kepercayaannya dan adat istiadatnya dan mampu untuk
menghormatinya. Wunderle (2006) menyebutkan bahwa kesadaran budaya
(cultural awareness) sebagai suatu kemampuan mengakui dan memahami
pengaruh budaya terhadap nilai-nilai dan perilaku manusia. Implikasi dari
kesadaran budayaterhadap pemahaman kebutuhan untuk
mempertimbangkan budaya, faktor-faktor penting dalam menghadapi
situasi tertentu. Pada tingkat yang dasar, kesadaran budaya merupakan
informasi, memberikan makna tentang kemanusian untuk mengetahui
tentang budaya.Prinsip daritugas untuk mendapatkan pemahamantentang
kesadaran budaya adalah mengumpulkan informasi tentang budaya dan
mentranformasikannya melalui penambahan dalam memberikan makna
secara progresif sebagai suatu pemahaman terhadap budaya. Pantry (dalam
Sturges, 2005) mengidentifikasikan 4 kompetensi yangdapat terhindari
dari prejudis, miskonsepsi dan ketidakmampuan dalam menghadapi
kondisi masyarakat majemuk yaitu: Kemampuan berkomunikasi

10
(mendengarkan, menyimpulkan, berinteraksi), Kemampuan
proses(negosiasi, lobi, mediasi, fasilitasi), Kemampuan menjaga informasi
(penelitian,menulis, multimedia), Kemampuan memiliki kesadaran dalam
informasi, cara mengakses informasi, dan menggunakan informasi.
Keempat kompetensi tersebut memberikan peran penting dalam
menghadapi masyarakat yang multikultural dalam kesadaran budaya.
Berdasarkan hal di atas, pentingnya nilai-nilai yang menjadi faktor penting
dalam kehidupan manusia akan turut mempengaruhi kesadaran budaya
(terhadap nilai-nilai yang dianut) seseorang dan memaknainya. Penting
bagi kita untuk memiliki kesadaran budaya (cultural awareness) agar dapat
memiliki kemampuan untuk memahami budaya dan faktor-faktor penting
yang dapatmengembangkan nilai-nilai budayasehingga dapat terbentuk
karakter bangsa.

F. Tingkat Cultural Awareness Wunderle (2006) mengemukakan


limatingkat kesadaran budayayaitu:
1. Data dan information
Data merupakan tingkat terendah dari tingkatan informasi secara kognitif.
Data terdiri dari signal-signal atau tanda-tanda yang tidak melalui proses
komukasi antara setiap kode-kode yang terdapat dalam sistim, atau rasa
yang berasal dari lingkungan yang mendeteksi tentang manusia. Dalam
tingkat inipenting untuk memiliki data daninformasi tentang beragam
perbedaan yang ada. Dengan adanya data dan informasi maka hal tersebut
dapat membantu kelancaran proses komunikasi.
2. Culture consideration
Setelah memiliki data dan informasi yang jelas tentang suatu budaya
makakita akan dapat memperoleh pemahaman terhadap budaya dan faktor
apa saja yang menjadi nilai-nilai dari budaya tertentu. Hal ini akan
memberikan pertimbangann tentang konsep-konsep yang dimiliki oleh
suatubudaya secara umum dan dapat memaknai arti dari culture code yang
ada. Pertimbangan budaya ini akan membantu kita untuk memperkuat
proses komunikasi dan interaksi yang akan terjadi.

11
3. Cultural knowledge
Informasi dan pertimbangan yang telah dimiliki memang tidak mudah
untuk dapat diterapkan dalam pemahaman suatu budaya. Namun,
pentingnya pengetahuan budaya merupakan faktor penting bagi seseorang
untuk menghadapisituasi yangakan dihadapinya. Pengetahuan budaya
tersebut tidak hanya pengetahuan tentang budaya oranglain namun juga
penting untukmengetahui budayanya sendiri. Oleh karena itu, pengetahuan
terhadap budaya dapat dilakukan melalui pelatihan-pelatihan khusus.
Tujuannya adalah untuk membuka pemahaman terhadap sejarah suatu
budaya.Ini termasuk pada isu-isu utama budaya seperti kelompok,
pemimpin,dinamika, keutaman budaya dan keterampilan bahasa agar dapat
memahami budaya tertertu.
4. Cultural Understanding.
Memiliki pengetahuan tentang budaya yang dianutnya dan juga budaya
oranglainmelalui berbagai aktivitas dan pelatihan penting agar dapat
memahamidinamikayang terjadi dalam suatu budaya tertentu. Oleh karena
itu, penting untuk terusmenggali pemahaman budaya melalui pelatihan
lanjutan.Adapun tujuannyaadalahuntuk lebih mengarah pada kesadaran
mendalam pada kekhususan budayayangmemberikan pemahaman hingga
pada proses berfikir, faktor-faktor yangmemotivasi,dan isu lain yang
secara langsung mendukungproses pengambilansuatu keputusan.
5. Cultural Competence
Tingkat tertinggi dari kesadaran budaya adalah kompetensi
budaya.Kompetensi budaya berfungsi untuk dapat menentukan dan
mengambil suatukeputusan dankecerdasan budaya. Kompetensi budaya
merupakan pemahamanterhadap kelenturan budaya (culture adhesive).
Dan hal ini pentingkarena dengankecerdasan budaya yang memfokuskan
pemahaman padaperencanaan dan pengambilan keputusan pada suatu
situasi tertentu.Implikasidari kompetensi budayaadalah pemahaman secara
intensif terhadapkelompoktertentu. Seperti yangdijelaskan di awal,
sesungguhnya kebudayaan itusendiri mempunyai tiga bentukdasar, yaitu
yang berwujud ide, kelakuan, danwujud fisik. Ketiga wujud

12
kebudayaantersebut ada dalam masyarakat. Hal iniyang harusnya kita
lestarikan dan kita perhatikan karena kebudayaan merupakanidentitas jati
diri kita. Maka dari itu,kesadaran budaya perlu untuk kita tumbuhdan
kembangkan sejak dini.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengertian Perilaku SosialDari sudut biologis, perilaku adalah suatu kegiatan


atau aktivitasorganisme yang bersangkutan, yang dapat diamati secara langsung
maupun tidak langsung. Perilakuadalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme
(makhluk hidup)yang bersangkutan. Olehsebab itu, dari sudut pandang biologis
semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan
manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktifitas masing – masing.

B. Saran

Demikian materi yang dapat kami bahas dalam makalah ini, tentunya
dalam makalah ini masih banyak kesalahan karena terbatasnya pengetahuan atau
resensi yang ada hubungannya dengan makalah yang kami susun.
Oleh karena itu kami berharap kepada pembaca dan dosen untuk
memberikan saran dan kritikannya yang membangun kepada kami, demi
mencapai kesempurnaan dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna
bagi kami dan khususnya pada seluruh pembaca.

14
DAFTAR PUSTKA

2019.https://pdfcoffee.com/konsep-motivasi-perilaku-sosial-dan-cultural-awareness-
disusun-oleh-pdf-free.html. diakses pada Jumat, 27 Mei 2022

2020./https://id.scribd.com/document/536910834/Makalah-Konsep-Motivasi-Perilaku-
Sosial-Dan-Kultural-Awarness. Diakses pada Jumat,27 Mei 2022

2018.https://sosiologibudaya.wordpress.com/2013/02/28/cultural-awareness/. Diakses
pada Jumat 27 Mei 2022

15

Anda mungkin juga menyukai