Anda di halaman 1dari 8

CRITICAL THINKING

Setiawati, SST.,M.Kes
Manfaat Critical Thinking dalam Karir
1. Critical Thinking adalah Aset yang Tidak Akan Pernah Habis
• Kemampuan untuk berpikir secara jernih dan rasional sangat penting untuk dimiliki,
terlepas dari apapun profesi pekerjaan saat ini. Jika bekerja di bidang penelitian,
pendidikan, hukum, manajemen, atau keuangan, maka critical thinking jelas sangat
penting
2. Critical Thinking Mempercepat Proses Penyesuaian Diri Seorang Karyawan
Terhadap Perubahan di Lingkungan Kerjanya
• Dengan critical thinking yang dimiliki oleh seorang karyawan, ia akan mampu menganalisis
informasi, mengintegrasikan pengetahuan yang beragam dalam memecahkan sebuah masala
3. Critical Thinking dapat Meningkatkan Kreativitas
• Untuk menghasilkan solusi kreatif dari sebuah masalah yang terjadi di tempat kerja,
tidak hanya dibutuhkan ide-ide baru. Namun, Anda juga harus memperhatikan
detailnya, apakah ide-ide yang dihasilkan tersebut berguna dan relevan terhadap
tugas yang ada.
• Critical thinking memainkan sebuah peranan penting dalam mengevaluasi
ide-ide baru, memilih yang terbaik, kemudian mengubahnya jika memang
4. Pemilik Critical Thinking dapat Menjadi Rekan Kerja yang Baik
• Ketika Anda berpikiran terbuka, tidak kaku, dan mau menerima pendapat
orang lain, tentu Anda akan lebih mudah dihormati oleh rekan kerja Anda.
Biasanya, di lingkungan kerja, saat Anda mau menerima pendapat orang
lain dengan pikiran terbuka, Anda pasti dianggap sebagai rekan kerja
yang baik
5. Tidak Mudah Tertipu
• Critical thinking membuat pemiliknya berpikir secara logis, rasional, dan
beralasan. Setiap fakta yang Anda ambil adalah berdasarkan sebuah
analisa yang mendalam terhadap fakta yang ada
• Sebaliknya, critical thinking membuat Anda lebih selektif dalam mengolah
sebuah informasi yang ada. Anda tidak akan dengan mudah mempercayai
secara langsung begitu saja tanpa analisa yang logis, bernalar, dan
rasiona
Cara Membentuk Critical Thinking

1. Kenali Masalah yang Ada


– Tahap pertama mengidentifikasi masalah yang ada.
– Biasanya, masalah muncul karena beberapa faktor yang
menjadi penyebabnya, baik itu faktor psikologis, teman
keluarga, maupun faktor lingkungan yang mempengaruhinya. 
– Untuk bisa mengidentifikasi sebuah masalah, berarti kita
dituntut untuk memahami diri kita, apa yang menjadi penyebab
masalah itu muncul, apa saja dampak yang muncul dari
masalah tersebut terhadap kita dan orang lain di sekitar kita,
dan apa posisi kita dalam masalah tersebut.
2. Tentukan Skala Prioritasnya
– Tahapan selanjutnya adalah menentukan skala prioritas.
– Mana masalah yang paling mendesak, mana yang masih bisa dipending, dan mana yang
bisa diselesaikan terakhir.
– Contoh, beberapa masalah yang mungkin kita hadapi adalah menyelesaikan studi S2
dalam waktu 1 tahun lagi, memiliki rumah dalam waktu 2 tahun ke depan, rencana
investasi yang harus terealisasi di tahun ini, dan masih banyak lagi. Dengan menentukan
skala prioritas secara jelas, kita akan lebih mudah menentukan mana target-target yang
harus kita capai lebih dulu

3. Kumpulkan Informasi
– Saatnya kita mengumpulkan informasi dan menganalisanya. Jangan pernah membatasi
pengetahuan kita. gali informasi dan perkaya pengetahuan kita di bidang yang sedang
kita prioritaskan saat ini.
– Gali informasi dari beberapa sumber. Mulai dari buku-buku, jurnal, internet, studi
lapangan, pengalaman dari expert, dan masih banyak lagi. Semakin banyak informasi
yang kita miliki, akan semakin banyak pengetahuan yang kita punya sehingga kita tidak
akan mudah tertipu karena kemampuan analisa kita pun berkembang sejalan dengan
pengetahuan yang kita miliki
4. Kenali Persepsi yang Muncul
– Dalam sebuah kondisi, terkadang ada banyak pendapat yang
muncul dari orang-orang yang berbeda. Sebaiknya, kita jangan
langsung percaya dan menerima informasi itu tanpa
menganalisanya terlebih dahulu.
– Anda juga perlu memperkaya dan mengupgrade pengetahuan
yang kita miliki agar kita tidak salah dalam menerima persepsi
orang lain. Kenali persepsi yang muncul di depan kita, berikan
sedikit perasaan curiga dan tidak percaya agar kita bisa
menganalisanya lebih dalam
5. Analisa Setiap Data
– Biasakan untuk menganalisa setiap data yang diperoleh.
Perhatikan dan temukan informasi-informasi lain yang valid dan
dapat dipertanggungjawabkan yang menunjang data yang
diperoleh tadi. 
– Misalnya, saat seseorang membicarakan tentang tingkat
kemiskinan dan kesejahteraan di Indonesia, maka seharusnya
data ini ditunjang dengan informasi data-data dari Badan Pusat
Statistik (BPS) untuk memperoleh data yang valid, akurat, dan
dapat dipertanggungjawabkan.
6. Proses Pengambilan Keputusan
– Keputusan yang baik harus selalu dibuat dari kelima tahapan
sebelumnya. Dan yang perlu diingat adalah, ketika memiliki
critical thinking, dapat membantu orang lain dalam
menyelesaikan masalah yang mereka hadapi kemudian
mencari jalan keluar terbaik dari masalah mereka. 
– Pemilik critical thinking terbiasa dengan pemikiran yang
mendalam dan kritis terhadap segala sesuatu, inovatif, penuh
ide, informatif, dan peka terhadap segala peluang yang ada. Itu
sebabnya, jika memilikinya, akan mampu mengambil
keputusan terbaik dalam hidup, yang berdampak positif bagi
diri sendiri dan orang lain.

Anda mungkin juga menyukai