Anda di halaman 1dari 5

Critical thinking adalah salah satu kecakapan yang diharapkan terbentuk pada diri peserta

didik. Pada tingkat Sekolah Menengah Atas, peserta didik diharapkan memiliki kecakapan
critical thinking melalui pendekatan ilmiah sebagai pengembangan diri yang dipelajari di
satuan pendidikan. Critical thinking menurut Beyer (Kemendikbud, 2017: 6) adalah:

1. Mengukur kualitas dari suatu sumber.


2. Mampu menentukan antara yang relevan dan yang tidak relevan.
3. Membedakan fakta dari penilaian.
4. Mengidentifikasi dan mengevaluasi pendapat yang tidak terucapkan.
5. Mengidentifikasi kesalahan atau bias yang ada.
6. Mengidentifikasi sudut pandang.
7. Mengevaluasi bukti yang didapatkan untuk mendukung pendapat.

(http://eprints.uny.ac.id/66633/3/BAB%20II.pdf)

critical thinking menjadi penting bagi mahasiswa karena:

1. Mereka yang mampu berpikir dengan baik dan memecahkan masalah secara
sistematis adalah aset dalam karir apa pun.
2. Penting meningkatkan keterampilan intelektual yang fleksibel, dan kemampuan untuk
menganalisis informasi serta mengintegrasikan beragam sumber pengetahuan dalam
memecahkan masalah.
3. Membantu kita  menganalisis struktur logis teks, pemikiran kritis juga meningkatkan
kemampuan pemahaman.
4. Membantu kita menjadi problem solver yang kreatif
5. Membantu kita merefleksikan diri

(https://kuliahdimana.id/index.php/news/read/238/Pentingnya-Critical-Thinking)

Manfaat atau dampak yang di dapat dari Critical Thinking atau berpikir kritis yaitu;

1. Menjadi lebih open-minded
Salah satu manfaat berpikir kritis adalah dapat lebih terbuka terhadap perbedaan pendapat.
Pada saat kamu menerima informasi baru atau mencari solusi tentang masalah yang ada,
kamu tetap bisa objektif dengan sumber-sumber pengetahuan yang telah dimiliki
sebelumnya. 
Jika kamu sudah mempunyai pengetahuan yang luas dan tetap dapat objektif saat melihat
sesuatu, maka kamu akan lebih mudah untuk menerima informasi baru. Kamu juga bisa
menjadi lebih open-minded saat menerima informasi baru, bahkan dari orang-orang yang
memiliki perbedaan pandangan. 

2. Mudah menyelesaikan masalah


Berpikir kritis juga bisa membuat kamu lebih mudah menyelesaikan masalah. Pasalnya,
kamu akan menemukan benang merah dari permasalahan-permasalahan yang sedang
dihadapi. Kemampuan berpikir kritis ini juga bisa membantu kamu untuk mencari solusi.

Dengan kata lain, berpikir kritis bisa meningkatkan kemampuan problem solving kamu. 

3. Meminimalkan salah persepsi


Jika kamu tak terbiasa berpikir kritis, salah persepsi akan jadi tantangan terbesar. Berpikir
kritis dapat membuat kamu lebih mudah dalam menjabarkan pendapat dari orang lain dan
tidak mudah percaya begitu saja. Saat kamu tahu persepsi dari orang tersebut salah, kamu
akan membantunya mencari kebenaran. Hal ini tentunya akan meminimalkan salah persepsi. 

4. Mengetahui kemampuan diri


Manfaat berpikir kritis selanjutnya adalah kamu bisa lebih mengetahui kemampuan diri,
khususnya saat menganalisis permasalahan secara kritis. Kamu akan menemukan informasi
baru yang sebelumnya belum diketahui. Hal tersebut akan membuatmu lebih paham terhadap
kemampuan diri dan dapat mencari cara untuk bisa memperbaikinya. 

5. Mampu berkomunikasi lebih baik


Secara tidak langsung, berpikir kritis bisa meningkatkan kemampuanmu berkomunikasi.
Berpikir kritis dapat membuat kamu mengkomunikasikan ide-ide yang terlintas dalam kepala
secara sistematis dan lebih informatif sehingga mudah dipahami orang lain. 

6. Tidak mudah dimanfaatkan oleh orang lain


Kasus tentang merasuknya aliran agama yang berseberangan dengan ajaran-ajaran agama,
seperti terorisme kian marak terjadi. Salah satu objek yang seringkali menjadi korban adalah
mahasiswa. Namun, hal itu tidak akan terjadi jika kamu terus mengasah soft skill berpikir
kritis.
(https://iteba.ac.id/blog/manfaat-berpikir-kritis-bagi-mahasiswa/)
Bagaimana cara tepat untuk membentuk critical thinking? Berikut beberapa tahapan yang
perlu Anda lakukan;

1. Kenali Masalah yang Ada


Tahap pertama yang perlu Anda lakukan untuk dapat berpikir kritis adalah dengan
mengidentifikasi masalah yang ada. Biasanya, masalah muncul karena beberapa faktor yang
menjadi penyebabnya, baik itu faktor psikologis, teman keluarga, maupun faktor lingkungan
yang mempengaruhinya. 

Untuk bisa mengidentifikasi sebuah masalah, berarti Anda dituntut untuk memahami diri
Anda, apa yang menjadi penyebab masalah itu muncul, apa saja dampak yang muncul dari
masalah tersebut terhadap Anda dan orang lain di sekitar Anda, dan apa posisi Anda dalam
masalah tersebut.

2. Tentukan Skala Prioritasnya


Tahapan selanjutnya adalah menentukan skala prioritas. Setiap orang pasti punya masalah
dalam hidupnya. Namun, jika Anda ingin membentuk critical thinking, Anda harus
menentukan skala prioritas dari masalah-masalah yang sedang Anda hadapi saat ini. 

Mana masalah yang paling mendesak, mana yang masih bisa dipending, dan mana yang bisa
diselesaikan terakhir. Sebagai contoh, beberapa masalah yang mungkin Anda hadapi adalah
menyelesaikan studi S2 dalam waktu 1 tahun lagi, memiliki rumah dalam waktu 2 tahun ke
depan, rencana investasi yang harus terealisasi di tahun ini, dan masih banyak lagi. Dengan
menentukan skala prioritas secara jelas, Anda akan lebih mudah menentukan mana target-
target yang harus Anda capai lebih dulu.

3. Kumpulkan Informasi
Setelah menentukan skala prioritas dengan jelas. Kini saatnya Anda mengumpulkan
informasi dan menganalisanya. Jangan pernah membatasi pengetahuan Anda. Bila perlu, gali
informasi dan perkaya pengetahuan Anda di bidang yang sedang Anda ingin prioritaskan saat
ini.
Anda dapat menggali informasi dari beberapa sumber. Mulai dari buku-buku, jurnal, internet,
studi lapangan, pengalaman dari expert, dan masih banyak lagi. Semakin banyak informasi
yang Anda miliki, akan semakin banyak pengetahuan yang Anda punya sehingga Anda tidak
akan mudah tertipu karena kemampuan analisa Anda pun berkembang sejalan dengan
pengetahuan yang Anda miliki.

4. Kenali Persepsi yang Muncul


Dalam sebuah kondisi, terkadang ada banyak pendapat yang muncul dari orang-orang yang
berbeda. Sebaiknya, Anda jangan langsung percaya dan menerima informasi itu tanpa
menganalisanya terlebih dahulu.

Anda juga perlu memperkaya dan mengupgrade pengetahuan yang Anda miliki agar Anda
tidak salah dalam menerima persepsi orang lain. Kenali persepsi yang muncul di depan Anda,
berikan sedikit perasaan curiga dan tidak percaya agar Anda bisa menganalisanya lebih
dalam.

5. Analisa Setiap Data


Biasakan untuk menganalisa setiap data yang Anda peroleh. Perhatikan dan temukan
informasi-informasi lain yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan yang menunjang data
yang Anda peroleh tadi. 

Misalnya, saat seseorang membicarakan tentang tingkat kemiskinan dan kesejahteraan di


Indonesia, maka seharusnya data ini ditunjang dengan informasi data-data dari Badan Pusat
Statistik (BPS) untuk memperoleh data yang valid, akurat, dan dapat dipertanggungjawabkan.

6. Proses Pengambilan Keputusan


Setelah Anda mengidentifikasi masalah, menentukan skala prioritasnya, mengumpulkan data-
data informasi, mengenali setiap persepsi yang muncul dari orang-orang yang berbeda,
kemudian menganalisanya, tahapan terakhir yang perlu Anda lakukan adalah proses
pengambilan keputusan.

Keputusan yang baik harus selalu dibuat dari kelima tahapan sebelumnya. Dan yang perlu
Anda ingat adalah, ketika Anda memiliki critical thinking, Anda dapat membantu orang lain
dalam menyelesaikan masalah yang mereka hadapi kemudian mencari jalan keluar terbaik
dari masalah mereka. 

(https://www.linovhr.com/critical-thinking/)

Anda mungkin juga menyukai