-Critical thinking (berfikir kritis) : Proses mental untuk menganalisis / mengevaluasi suatu
informasi / permasalahan dengan cepat dan tepat.
-Penalaran klinis: cara berpikir dan bertindak yang menunjukkan karakteristik seorang dokter
dalam mendiagnosis seorang pasien.
-Clinical judgement: penilaian secara klinik terhadap masalah / keluhan pasien (tindakan
medis ) secara cepat dan tepat.
Step 2:
Step 7:
Mindset Result-Oriented
pola pikir yang menganggap bahwa hasil lebih penting daripada proses.
Work VS Play
Dimana pikiran menganggap aktifitas sebagai pekerjaan dan aktifitas sebagai
permaninan, dimana pikiran terbagi menjadi dua ini yang menyebabkan orang
tidak fokus.
Multitasking
http://aquariuslearning.co.id/kunci-sukses-untuk-tetap-fokus/
Open minded
■ Berfikir secara mandiri
■ Sadar diri
■ Bersemangat
■ Jujur
■ Sederhana
■ Terpacu pada tantangan
■ Terbuka pada kritik
Clarity (Kejelasan)
Accuracy (keakuratan, ketelitian, kesaksamaan).
menemukan kebenaran yg akurat dalam sebuah sumber
Precision (ketepatan)
perincian data-data pendukung yang sangat mendetail
Relevance (relevansi, keterkaitan)
bahwa pernyataan atau jawaban yang dikemukakan berhubungan dengan
pertanyaan yang diajukan
Depth (kedalaman)
sebagai jawaban yang dirumuskan tertuju kepada pertanyaan dengan
kompleks dan mengerti mendalami secara benar jawaban atau materi tsb
Breadth (keluasaan)
Seperti halnya kita mengajukan sebuah pendapat atau argumen menurut
pandangan seseorang tetapi hanya menyinggung salah satu saja dalam
pertanyaan yang diajukan.
Logic (logika)
Ketika kita berpikir dengan berbagai kombinasi, satu sama lain saling
menunjang dan mendukung perumusan pernyataan dengan benar, maka kita
berpikir logis
Pada banyak kondisi klinik, seorang dokter dituntut untuk membuat keputusan
secara cepat dan akurat. Dalam praktek seorang dokter cenderung menggunakan
strategi non-analitik dalam clinical reasoning. Strategi nonmanalitik yang
digunakan oleh dokter dalam clinical reasoning memungkinkan terjadinya bias
kognitif. Strategiclinical reasoning juga memerlukan pemahaman
terhadap materi pengetahuan kedokteran, cara pengorganisasian pengetahuan,
serta pengalaman menggunakan pengetahuan. Proses membangun informasi
merupakan proses aktif menggunakan informasi dan mengevaluasi hasil
kesimpulan yang dibuat terhadap permasalahanyang dihadapi.Proses tersebut
memerlukan berbagai macam ketrampilan seperti:- Ketrampilan interpretasi
untuk memahami argumentasi dan pendapat orang lain- Ketrampilan untuk
mengevaluasi secara kritis argumentasi dan pendapat- Ketrampilan
untuk mengembangkan dan mempertahankanargumentasi yang dibuatJadi clinical
reasoning merupakan kemampuan utama yag harusdimiliki seorang dokter
yangmemerlukan kemampuan berpikir kritis baik dalam prosesmengkonstruksi
pengetahuanmaupun maupun proses pengambilan keputusan terhadap
pasien.Dalam pendidikankedokteran berpikir kritis menjadi alat
untuk memperoleh pemahaman materi pengetahuan serta kompetensi yang
dikembangkan agar lulusannya dapat bekerjadengan baik.dengan landasan yang
kuat.
Keuntungan:
Secara akademis
■ Memahami argumentasi dan kepercayaan orang lain
■ Mengevaluasi argumentasi dan kepercayaan tersebut
■ Mengembangkan dan menjaga argumen dan kepercayaan pribadi
melalui sumber yang rasional
■ Membantu untuk merefleksikan dan mendapatkan pemahaman yang
mendalam mengenai keputusan yang kita/ orang lain buat
■ Mendorong open mindedness untuk berubah menjadi lebih baik
■ Memberikan ‘bekal’ untuk menjadi problem solver yang handa;
Daily life
■ Menghindari pengambilan keputusan yang terburu-buru
■ Membuat orang semakin informatif dan penuh perhatian terhadap
masalah-masalah di sekitar
■ Membantu pemikir yang mandiri untuk menguji asumsi, prasangka
dan dogma
Kekurangan:
Skeptis: sebuah sikap di mana seseorang tidak percaya bahwa manusia bisa sampai
pada sebuah kebenaran. “Tidak ada kebenaran”.
Agnostik: sebuah keyakinan di mana seseorang merasakan bahwa dirinya tidak
mampu menarik kesimpulan definitif tentang sebuah objek karena merasa tidak
memiliki pengetahuan yang cukup tentang objek tersebut.
Optimisme Naif: sebuah sikap yang meyakini begitu saja sebuah kebenaran
tanpa bukti yang mencukupi.
Sinis: sikap menolak kebenaran tanpa bukti yang mencukupi.
Emosi: Seorang yang dalam keadaan marah seringkali bersikap tidak rasional
Tidak tulus: sikap di mana seseorang tidak percaya dengan argumentasi publik
yang ia sampaikan sendiri.
Hambatan Berpikir Kritis & Kreatif, serta Solusinya Doni Koesoema A. M.Ed
1. Penafsiran
2. Analisi
3. Evaluasi
4. Menarik kesimpulan
5. Penjelasan
6. Self-regulation
repository.unand.ac.id/18468/1/BERFIKIR%20KRITIS-PSPDG.pptx
13. Mengapa kita perlu mengetahui hal-hal yang dapat memicu seseorang untuk
berpikir kritis!
Karena hal-hal yang memicu Berpikir kreatif merupakan kunci dari
berpikir untuk merancang, memecahkan masalah, untuk melakukan
perubahan dan perbaikan, memperoleh gagasan baru (de Bono, 2007).
Meskipun demikian banyak hambatan yang harus dihadapi.
14. Hal –hal apa saja yang mempengaruhi pola pikir seseorang!
Faktor internal
Blok persepsi meliputi apa yang dilihat
Blok ego
Blok intelektualmeliputi suatu kebiasaan bukan kebutuhan
Blok emosi takut dalam berbuat salah
Faktor eksternal
Faktor lingkungan
Faktor teman sejawat kesulitan dalam menerima perbedaan dan kurangnya
rasa percaya kerjasama
Faktor iklim kerjamenggantungkan orang lain menyelesaikan masalah
Faktor perkembangan IPTEK
Faktor Globalisasimengubah pola pikir
http://dr.irmahaerani.blogspot.co.id/2016/12/faktor-yang-mempengaruhi-pola-
pikir.html
15. Sebutkan langkah-langkah penalaran klinis!
16. Hal apa saja yang dipersiapkan sebelum memulai diskusi?
-Critical thinking (berfikir kritis) : Ferguson (1986) Berfikir ktitis merupakan penjabaran dari
taxonomy Bloom, jadi dengan mengklasifikasikan tujuan
pembelajaran sebagai bentuk dan tingkatan untuk belajar.
Stockton, K.,2010. thinking effectively & critically, what does it mean to be a critical
thinker?. Empire State College, State University of New York
Potur & Barkul (2009) mendefinisikan berpikir kreatif adalah sebuah kemampuan kognitif
orisinil dan proses memecahkan masalah yang memungkinkan individu menggunakan
intelegensinya dengan cara yang unik dan diarahkan menuju pada sebuah hasil.
-Penalaran klinis: Schafersman (1991) menyatakan bahwa berfikir kritis adalah berfikir
dengan benar berdasarkan pengetahuan yang relevan dan reliable, atau cara fikir yang
beralasan, relfektif, bertanggungjawab, dan mahir
Anderson, K.J., 2006, Factors affecting the development of undergraduate medical student’s
clinical reasoning ability, A Thesis, Medicine Learning and Teaching Unit Faculty of Health
Sciences University of Adelaide
-Clinical judgement: