Anda di halaman 1dari 7

Step 1:

-Informatif : bersifat memberi, menerangkan , menyampaikan informasi.

-Critical thinking (berfikir kritis) : Proses mental untuk menganalisis / mengevaluasi suatu
informasi / permasalahan dengan cepat dan tepat.

-Penalaran klinis: cara berpikir dan bertindak yang menunjukkan karakteristik seorang dokter
dalam mendiagnosis seorang pasien.

-Clinical judgement: penilaian secara klinik terhadap masalah / keluhan pasien (tindakan
medis ) secara cepat dan tepat.

Step 2:

1. Apa ciri-ciri orang berpikir kritis?


2. Apakah hubungan berpikir kritis dengan penalaran klinis?
3. Hal apa saja yang menyebabkan seseorang tidak fokus?
4. Keuntungan dan kekurangan dari berpikir kritis
5. Apa manfaat dan tujuan dari berpikir kritis?
6. Sebutkan langkah-langkah penalaran klinis!
7. Hal –hal apa saja yang mempengaruhi pola pikir seseorang!
8. Mengapa kita perlu mengetahui hal-hal yang dapat memicu seseorang untuk berpikir
kritis!
9. Hal apa saja yang dipersiapkan sebelum memulai diskusi
10. Cara untuk menerapkan clinical judgement secara tepat
11. Apa saja kendala mahasiswa dalam menerapkan critical thinking?
12. Bagaimana cara mengemukakan pendapat yang baik?
13. Bagaimana menjabarkan materi secara informatif?
14. mengapa karateristik dapat mempengaruhi cara berpikir seseorang?
15. Bagaimana langkah-langah untuk melakukan critical thinking?
16. Apa konsekuensi dokter apabila tidak bisa berpikir kritis?
17. Dimana kita bisa mulai untuk dapat berpikir kritis?
18. Bagaimana perilaku seseorang critical thinker ?
19. Bagaimana mengatasi hambatan berpikir kritis?
20. Bagaimana penjelasan langkah berpikir kritis diterapkan dalam kegiatan penalaran
klinis?
21. Apa yang dimaksud dengan karakteristik ?
22. Karakter seperti apa yang membentuk seseorang menjadi pemikir kritis?
23. Bagaimana seseorang mengenali karakteristik dirinya!

Step 7:

1. Apa yang dimaksud dengan karakteristik ?


Jawab:
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang dimaksud dengan
karakteristik adalah ciri atau sifat yang berkemampuan untuk memperbaiki
kualitas hidup.

Menurut Panggabean dalam Prasetyo (2008:29), karakteristik individu merupakan


karakter seorang individu yang mempunyai sifat khas sesuai dengan perwatakan
tertentu.

Menurut Robbins dalam Prasetyo (2008:29), karakteristik individu adalah cara


memandang ke obyek tertentu dan mencoba menafsirkan

2. Bagaimana seseorang mengenali karakteristik dirinya!

 Melalui introspeksi(melihat ke dalam diri dan menguji pikiran, perasaan,


motifnya sendiri.)
 Mengamati perilaku sendiri: memahami motivasi & emosi
 Melalui orang lain:perbandingan sosial; mengadopsi pandangan orang lain
”looking glass self”

Buss, Arnold (2001). Psychological dimensions of the self.

3. Hal apa saja yang menyebabkan seseorang tidak fokus?


The Practicing Mind: Developing Focus and Discipline in Your Life, Thomas
Sterner menyebutkan beberapa hal yang dapat menyebabkan kita kehilangan fokus

 Mindset Result-Oriented
pola pikir yang menganggap bahwa hasil lebih penting daripada proses.
 Work VS Play
Dimana pikiran menganggap aktifitas sebagai pekerjaan dan aktifitas sebagai
permaninan, dimana pikiran terbagi menjadi dua ini yang menyebabkan orang
tidak fokus.
 Multitasking

http://aquariuslearning.co.id/kunci-sukses-untuk-tetap-fokus/

4. Apa ciri-ciri dan perilaku seseorang critical thinker ?

Open minded
■ Berfikir secara mandiri
■ Sadar diri
■ Bersemangat
■ Jujur
■ Sederhana
■ Terpacu pada tantangan
■ Terbuka pada kritik

Chaffee,J. 2000. Thinking Critically, 6th Edition, Houghton Mifflin, Boston


Ennis (Arief Achmad, 2007) menyebutkan beberapa kriteria:

 Clarity (Kejelasan)
 Accuracy (keakuratan, ketelitian, kesaksamaan).
menemukan kebenaran yg akurat dalam sebuah sumber
 Precision (ketepatan)
perincian data-data pendukung yang sangat mendetail
 Relevance (relevansi, keterkaitan)
bahwa pernyataan atau jawaban yang dikemukakan berhubungan dengan
pertanyaan yang diajukan
 Depth (kedalaman)
sebagai jawaban yang dirumuskan tertuju kepada pertanyaan dengan
kompleks dan mengerti mendalami secara benar jawaban atau materi tsb
 Breadth (keluasaan)
Seperti halnya kita mengajukan sebuah pendapat atau argumen menurut
pandangan seseorang tetapi hanya menyinggung salah satu saja dalam
pertanyaan yang diajukan.
 Logic (logika)
Ketika kita berpikir dengan berbagai kombinasi, satu sama lain saling
menunjang dan mendukung perumusan pernyataan dengan benar, maka kita
berpikir logis

Sambas, Syukriadi, Mantik Kaidah Berpikir Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,


2000.
Santrock, John W. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2007.
Ralingson J.G, 1997, Berfikir Kreatif dan Brain Storming, Jakarta : Erlangga
Izzati, N. (2009),Berpikir Kreatif dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis:
Apa, Mengapa, dan Bagaimana Mengembangkannya Pada Peserta Didik.
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, Bandung
19 Desember 2009, hal. 49-60

5. Apakah hubungan berpikir kritis dengan penalaran klinis?

Pada banyak kondisi klinik, seorang dokter dituntut untuk membuat keputusan
secara cepat dan akurat. Dalam praktek seorang dokter cenderung menggunakan
strategi non-analitik dalam clinical reasoning. Strategi nonmanalitik yang
digunakan oleh dokter dalam clinical reasoning memungkinkan terjadinya bias
kognitif. Strategiclinical reasoning juga memerlukan pemahaman
terhadap materi pengetahuan kedokteran, cara pengorganisasian pengetahuan,
serta pengalaman menggunakan pengetahuan. Proses membangun informasi
merupakan proses aktif menggunakan informasi dan mengevaluasi hasil
kesimpulan yang dibuat terhadap permasalahanyang dihadapi.Proses tersebut
memerlukan berbagai macam ketrampilan seperti:- Ketrampilan interpretasi
untuk memahami argumentasi dan pendapat orang lain- Ketrampilan untuk
mengevaluasi secara kritis argumentasi dan pendapat- Ketrampilan
untuk mengembangkan dan mempertahankanargumentasi yang dibuatJadi clinical
reasoning merupakan kemampuan utama yag harusdimiliki seorang dokter
yangmemerlukan kemampuan berpikir kritis baik dalam prosesmengkonstruksi
pengetahuanmaupun maupun proses pengambilan keputusan terhadap
pasien.Dalam pendidikankedokteran berpikir kritis menjadi alat
untuk memperoleh pemahaman materi pengetahuan serta kompetensi yang
dikembangkan agar lulusannya dapat bekerjadengan baik.dengan landasan yang
kuat.

Clinical Reasoning dan Berpikir Kritis. Ditulis oleh Sudaryanto.

Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang Sabtu, 04Desember


2010 00:00 - Terakhir Diperbaharui Rabu, 04 May 201104:32

6. Keuntungan dan kekurangan dari berpikir kritis

Keuntungan:

Secara akademis
■ Memahami argumentasi dan kepercayaan orang lain
■ Mengevaluasi argumentasi dan kepercayaan tersebut
■ Mengembangkan dan menjaga argumen dan kepercayaan pribadi
melalui sumber yang rasional
■ Membantu untuk merefleksikan dan mendapatkan pemahaman yang
mendalam mengenai keputusan yang kita/ orang lain buat
■ Mendorong open mindedness untuk berubah menjadi lebih baik
■ Memberikan ‘bekal’ untuk menjadi problem solver yang handa;

Daily life
■ Menghindari pengambilan keputusan yang terburu-buru
■ Membuat orang semakin informatif dan penuh perhatian terhadap
masalah-masalah di sekitar
■ Membantu pemikir yang mandiri untuk menguji asumsi, prasangka
dan dogma

Bassham,G., Irwin W, Nardone H, Wallace, J.M, , 2007Critical Thinking: A


Student's Introduction, McGraw-Hill International Edition

Kekurangan:

Henry Ford (Oslon, 1992) menyatakan “semakin banyak berpikir, semakin


banyak pula waktu yang Anda miliki”
Kekurangan critical thnking dapat menghabiskan waktu, padahal critical thinking
harus cepat dan tepat?

7. Apa saja hambatan berpikir kritis?


Mental Blok :

 Skeptis: sebuah sikap di mana seseorang tidak percaya bahwa manusia bisa sampai
pada sebuah kebenaran. “Tidak ada kebenaran”.
 Agnostik: sebuah keyakinan di mana seseorang merasakan bahwa dirinya tidak
mampu menarik kesimpulan definitif tentang sebuah objek karena merasa tidak
memiliki pengetahuan yang cukup tentang objek tersebut.

 Optimisme Naif: sebuah sikap yang meyakini begitu saja sebuah kebenaran
tanpa bukti yang mencukupi.
 Sinis: sikap menolak kebenaran tanpa bukti yang mencukupi.

 Emosi: Seorang yang dalam keadaan marah seringkali bersikap tidak rasional
 Tidak tulus: sikap di mana seseorang tidak percaya dengan argumentasi publik
yang ia sampaikan sendiri.

 Common-sense: sebuah argumentasi yang mendasarkan diri pada apa yang


diyakini oleh orang kebanyakan, menerima begitu saja kebenaran tanpa
menelitinya dengan lebih dalam.

 Berpikiran sempit/picik: orang yang menutup kemungkinan lain akan adanya


sebuah kebenaran karena tidak sesuai dengan prasangka atau keyakinannya.

Hambatan Berpikir Kritis & Kreatif, serta Solusinya Doni Koesoema A. M.Ed

8. Bagaimana mengatasi hambatan berpikir kritis?.


9. Bagaimana langkah-langah untuk melakukan critical thinking?
Menurut APA Delphi Study (Facione, 1990),

1. Penafsiran
2. Analisi
3. Evaluasi
4. Menarik kesimpulan
5. Penjelasan
6. Self-regulation

10. Apa manfaat dan tujuan dari berpikir kritis?

Membantu memperoleh pengetahuan, memperbaiki teori, memperkuat argumen


· Mengemukakan dan merumuskan pertanyaan dengan jelas
· Mengumpulkan, menilai, dan menafsirkan informasi dengan efektif
· Membuat kesimpulan dan menemukan solusi masalah berdasarkan alasan
yang kuat
· Membiasakan berpikiran terbuka
· Mengkomunikasikan gagasan, pendapat, dan solusi dengan jelas kepada
lainnya

repository.unand.ac.id/18468/1/BERFIKIR%20KRITIS-PSPDG.pptx

11. Apa konsekuensi dokter apabila tidak bisa berpikir kritis?


12. Dimana kita bisa mulai untuk dapat berpikir kritis?
Dimana saja dan kapan saja

13. Mengapa kita perlu mengetahui hal-hal yang dapat memicu seseorang untuk
berpikir kritis!
Karena hal-hal yang memicu Berpikir kreatif merupakan kunci dari
berpikir untuk merancang, memecahkan masalah, untuk melakukan
perubahan dan perbaikan, memperoleh gagasan baru (de Bono, 2007).
Meskipun demikian banyak hambatan yang harus dihadapi.

de Bono, E. 2007. Revolusi Berpikir. Bandung: Kaifa

14. Hal –hal apa saja yang mempengaruhi pola pikir seseorang!
Faktor internal
 Blok persepsi  meliputi apa yang dilihat
 Blok ego
 Blok intelektualmeliputi suatu kebiasaan bukan kebutuhan
 Blok emosi takut dalam berbuat salah

Faktor eksternal
 Faktor lingkungan
 Faktor teman sejawat kesulitan dalam menerima perbedaan dan kurangnya
rasa percaya kerjasama
 Faktor iklim kerjamenggantungkan orang lain menyelesaikan masalah
 Faktor perkembangan IPTEK
 Faktor Globalisasimengubah pola pikir

http://dr.irmahaerani.blogspot.co.id/2016/12/faktor-yang-mempengaruhi-pola-
pikir.html
15. Sebutkan langkah-langkah penalaran klinis!
16. Hal apa saja yang dipersiapkan sebelum memulai diskusi?

17. Bagaimana cara mengemukakan pendapat yang baik?


18. Bagaimana menjabarkan materi secara informatif?
-Informatif

-Critical thinking (berfikir kritis) : Ferguson (1986) Berfikir ktitis merupakan penjabaran dari
taxonomy Bloom, jadi dengan mengklasifikasikan tujuan
pembelajaran sebagai bentuk dan tingkatan untuk belajar.

Stockton, K.,2010. thinking effectively & critically, what does it mean to be a critical
thinker?. Empire State College, State University of New York

Potur & Barkul (2009) mendefinisikan berpikir kreatif adalah sebuah kemampuan kognitif
orisinil dan proses memecahkan masalah yang memungkinkan individu menggunakan
intelegensinya dengan cara yang unik dan diarahkan menuju pada sebuah hasil.

Potur, A. A. & O. Barkul. Gender and creative thinking in education: A theoretical


and experimental overview. Journal, 6 (2), 44-57. http://www.az.itu.edu.tr/azv6n2,
2009. web/05poturbarkul0602.pdf

-Penalaran klinis: Schafersman (1991) menyatakan bahwa berfikir kritis adalah berfikir
dengan benar berdasarkan pengetahuan yang relevan dan reliable, atau cara fikir yang
beralasan, relfektif, bertanggungjawab, dan mahir

Anderson, K.J., 2006, Factors affecting the development of undergraduate medical student’s
clinical reasoning ability, A Thesis, Medicine Learning and Teaching Unit Faculty of Health
Sciences University of Adelaide

-Clinical judgement:

Anda mungkin juga menyukai