PENDAHULUAN
Berpikir kritis merupakan suatu hal yang penting yang harus dimiliki seorang
perawat, agar menjadi seorang perawat yang profesional, sehingga mampu
menyelesaikan masalah.
Berpikir bukan proses yang statis tetapi dapat berubah setiap hari bahkan setiap jam.
Karena berpikir merupakan sesuatu yang dinamis dan karena tindakan keperawatan
selalu membutuhkan berpikir, hal ini sangat penting untuk memahami berpikir secara
umum. Dan sangat diperlukan pula untuk menghadapi klien dengan gaya yang unik
dan untuk mengidentifikasi apa yang bisa membuat mereka lebih baik.
1.3. TUJUAN
Untuk lebih memahami makna dan maksud dari berpikir kritis dalam
keperawatan, serta untuk mengetahui penerapan dan model berpikir kritis dalam
keperwatan,sehingga kita mampu menylesaikan suatu masalah serta dapat mengambil
suatu keputusan
1.4 MANFAAT
Dengan kita memahami konsep dan tujuan dalam penerapan berpikir kritis
keperawatan, kita dapat berpikir kritis sehingga mampu mengambil suatu keputusan
dengan tepat dan pasti .
BAB II
PEMBAHASAN
Berpikir kritis adalah suatu proses berpikir istematik yang penting bagi seorang
professional. Berpikir kritis akan membantu professional dalam memenuhi kebutuhan
klien. Berpikir kritis adalah proses perkembangan kompleksyang berdasarkan pada
pikiran yang cermat dan rasiona. Menjadi seorang pemikir kritis adalah sebuah
dominator umum untuk pengetahuan yang menjadi contoh dalam pimikiran yang
disiplin dan mandiri.
3. Berpikir kritis adalah ditujukan pada situasi rencana dan aturan-aturan yang
tersendiri yang mendahului pembuatan keputusan (MZ. Ken Zie)
7. Berpikir kritis yaitu proses intelektual yang aktif dan penuh dengan
keterampilan dalam membuat pengertian atau konsep, mengaplikasikan,
menganalisis, membuat sistesis, dan mengevaluasi (Scriven).
Menurut Seifert dan Hoffnung (dalam Desmita, 2010:154), terdapat empat komponen
berpikir kritis, yaitu sebagai berikut:
Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi berpikir kritis peserta didik, yaitu
sebagai berikut :
1. Kondisi fisik: menurut Maslow dalam Siti Mariyam (2006:4) kondisi fisik
adalah kebutuhan fisiologi yang paling dasar bagi manusia untuk menjalani
kehidupan. Ketika kondisi fisik siswa terganggu, sementara ia dihadapkan pada
situasi yag menuntut pemikiran yang matang untuk memecahkan suatu masalah
maka kondisi seperti ini sangat mempengaruhi pikirannya. Ia tidak dapat
berkonsentrasi dan berpikir cepat karena tubuhnya tidak memungkinkan untuk
bereaksi terhadap respon yanga ada.
keterampilan berpikir kritis menurut Schfersman (dalam Aryati, 2008) baik dalam
konteks pengetahuan, kemampuan, sikap, maupun konteks kebiasaan perilaku adalah:
Supaya bisa bersikap kritis terhadap pandangan atau pendapat orang lain, kita
harus mendengar atau membaca pendapat orang itu. Ini yang seringkali bermasalah.
Tidak jarang kita menemukan betapa pendapat orang tersebut sulit dimengerti.
Sebabnya bisa macam-macam. Ada orang yang sulit mengemukakan pendapatnya
karena tidak terampil dalam berkomunikasi. Ada orang yang memang bodoh, tetapi
yang lainnya lebih karena kemalasan atau ketidakpeduliaan. Dengan kata lain,
kejelasan (clarity) dalam mengemukakan gagasan atau pendapat menjadi salah satu
standar berpikir kritis.
Keakuratan putusan kita sangat ditentukan oleh informasi yang masuk ke dalam
pikiran kita. Jika kita menginput informasi yang salah atau menyesatkan, maka
jangan heran kita menghasilkan suatu putusan atau kesimpulan yang salah pula.
Misalnya, seorang pemimpin perusahaan memutuskan memecat karyawannya karena
mendengar informasi yang salah dari karyawan lain bahwa karyawan yang dipecat itu
melanggar kode etik perusahaan. Seharusnya sang pimpinan memanggil dan
menggali sendiri informasi dari karyawan tersebut dan informasi-informasi lainnya
yang terkait. Meskipun Anda seorang yang sangat pintar, Anda tetap bisa mengambil
putusan yang keliru jika informasi yang Anda dapatkan keliru. Orang yang selalu
berpikir kritis tidak akan gegabah dalam mengambil putusan jika informasi-informasi
yang dibutuhkan belum mencukupi. Mereka yang terbiasa berpikir kritis tidak hanya
menjunjung tinggi dan memberikan penilaian pada suatu kebenaran. Mereka juga
memiliki passion yang mendalam tentang keakuratan dan informasi-informasi yang
tepat. Socrates mengatakan bahwa hidup yang tidak direfleksikan tidak pantas untuk
dihidupi tampaknya tepat untuk menggambarkan kemampuan berpikir kritis yang
satu ini.
Apa yang kamu ketahui tentang konsistensi? Mengapa konsistensi penting dalam
berpikir kritis? Mencari dan mempertahankan kebenaran menuntut adanya
konsistensi sikap, baik dalam upaya terus menerus mencari kebenaran maupun
membangun argument-argumen mengenai pengetahuan. Kebenaran tidak pernah
dicapai sekali untuk selamanya, dia harus terus dikejar dan diusahakan. Tanpa sikap
konsisten dalam mencari kebenaran mustahil memperoleh kebenaran. Demikian pula
sikap konsisten dalam membangun argumentasi yang adalah ekspresi pengetahuan
subjek mengenai sesuatu. Argumen yang jelas dan terpilah-pilah harus tetap
dipertahankan, dan ini langsung memperlihatkan konsistensi dari si subjek yang
berpikir kritis.
Seorang politikus yang gagal melaksanakan apa yang sudah dijanjikannya atau
membual di televisi, seorang penceramah agama terkenal yang ketahuan memiliki
istri simpanan, seorang artis yang mengkampanyekan penolakan terhadap narkotika
tetapi terlibat sebagai pengguna, semuanya adalah kaum farisi dan munafik, Mereka
gagal menjadi orang-orang kritis bagi dirinya sendiri, tetapi juga memiliki karakter
yang buruk secara moral.
Pendekatan siswa berpikir kritis dan kreatif dirancang dan dibentuk dengan tujuan
untuk pelajaran meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir logis dan
sistematik, penguasaan konsep-konsep , serta mempelajari berbagai sumber.
Pembentukan dan perancangan pendekatan siswa berpikir kritis dan kreatif
didasarkan pada hal-hal sebagai berikut:
a. Tidak ada seorang guru pun yang dapat membuat siswanya pintar, melainkan
siswa itu sendiri yang harus berusaha untuk membuat dirinya pintar. Tugas guru
adalah menciptakan situasi dan kondisi yang dapat mendorong siswanya untuk
berusaha sendiri.
b. Penguasaan pelajaran tidak hanya terletak pada pengetahuan saja, tetapi juga
pada cara berpikir dan bekerja, serta sikap dalam mempelajarinya. Sikap yang
dimaksud adalah sikap keingintahuan dan keberanian untuk bertanya, menjawab,
mencoba dan berdiskusi.
c. Dalam pembelajaran selalu ada hal-hal yang dapat di pikirkan siswa dan hal-
hal yang tidak dapat di pikirkan siswa. Guru harus mengetahui mana yang harus
dipikirkan siswa dan yang mana yang harus dicari siswa.
d. Ilmu di peroleh dari berbagai sumber, bukan hanya dari buku saja, tetapi
bukan hanya dari percobaan saja. Oleh karena itu, siswa harus belajar dari
berbagai sumber dan mempelajari cara belajar dari berbagai sum ber tersebut.
e. Jika guru menjelaskan, guru tidak akan mengetahui siswa yang paham,
kurang paham, tidak paham dan salah paham. Tetapi guru harus bertanya, tugas
guru adalah memperbaiki siswa yang kurang paham, tidak paham, dan salah
paham. (Darliana, 2000).
d. Merumuskan/memformulasikan masalah.
b. Mengecek konsistensi.
c. Mengidentifikasi asumsi.
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
3.2 SARAN
Mahasiswa keperawatan harus belajar berpikir kritis dari saat ini, agar ketika
terjun kemasyarakat mereka mampu mengambil suatu keputusan dan menylesaikan
suatu masalah. Kami mengharapkan agar mahasiswa mengerti tentang berpikir kritis
terutama dalam keperawatan, dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
http:/naupalafrablogspot.comresume-untukmukpst-standar-standar.html
https://www.materibelajar.id/2016/08/3-langkah-langkah-berpikir-kritis.html
https://www.slideshare.net/aderahmann/konsep-dasar-proses-keperawatan
file:///C:/Users/acer/Downloads/BERPIKIR%20KRITIS%20LEONY3%20(1).pdf
Daftar Isi :
Bab I :
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................
1.3 Tujuan .................................................................................................................
1.4 Manfaat ...............................................................................................................
Bab II :
Isi
Bab III :
Penutup
Nama Dosen :
Nama Kelompok :
1. Amoy Sp Chairul
2. Bellah Aprita
3. Edo Bisri Afriansa
4. Elfina Tri Tasya
5. Inda Andreani
6. Nala Miratul Soleha
7. Puput Sari Putri
8. Sofyan Syahro Romadhan
9. Tiara Ariska Sari
10. Wulan Anggraeny