Anda di halaman 1dari 10

BAB II

PEMBAHASAN

1.1 METODE BERFIKIR KRITIS

Ada banyak metode berpikir kritis selain mengandalkan pemikiran diri sendiri. Dengan
menggabungkan pemikiran dari beberapa individu dapat menjadikan hasil keputusan menjadi
lebih terperinci dan bahkan hasilnya menjadi solusi tidak hanya untuk kepentingan diri
sendiri namun juga menjadi solusi untuk semua orang. Berikut adalah beberapa metode
paling umum yang digunakan untuk berpikir secara kritis.

 Berdebat

Metode yang digunakan saat adanya pihak yang memiliki pandangan cukup bertolak
belakang. Caranya adalah masing-masing pihak memberikan argumentasi yang
menurutnya benar dengan disertai bukti-bukti pendukung. Tujuan berdebat adalah
menentukan pemikiran mana yang paling benar. Dalam berdebat biasanya ada pihak
penengah yang berperan sebagai moderator dan memastikan setiap pihak tidak
melampaui etika atau peraturan yang ada saat beragumentasi.

 Grup Diskusi

Berbeda dengan berdebat , dengan berdiskusi tidak ada pihak yang menang atau kalah.
Tujuannya adalah mencapai solusi untuk kepentingan bersama dan hasilnya disepakati
secara mufakat. Metode berpikir yang dilakukan secara berkelompok sehingga
menghasilkan hasil yang lebih cepat dan baik untuk semua orang. Biasanya ada sesi
tanya jawab yang bertujuan untuk menambah informasi dan penanganan yang lebih
luas. Biasanya ada satu pemimpin grup yang memastikan jalannya diskusi tidak
melenceng dari tema diskusi.

 Persuasi

Metode ketiga yang sering digunakan adalah metode dalam bentuk persuasi. Metode
persuasi menggunakan komunikasi yang bertujuan untuk mempengaruhi orang lain.
Mempengaruhi perbuatan, keyakinan, nilai atau prinsip orang lain memang
membutuhkan pola pikir kritis. Iklan adalah salah satu hasil dari metode persuasi.

 Propaganda
Metode yang hampir mirip dengan persuasi namun digunakan untuk kepentingan yang
lebih luas dengan menggunakan berbagai media massa hingga para pendengar mau
berubah dan bergerak secara massa mengikuti pemikiran dari si propaganda.

1.2 KARAKTERISTIK BERFIKIR KRITIS


Menurut Seifert dan Hoffnung (dalam Desmita, 2010:154), terdapat empat komponen
berpikir kritis, yaitu sebagai berikut:

1. Basic operations of reasoning. Untuk berpikir secara kritis, seseorang


memiliki kemampuan untuk menjelaskan, menggeneralisasi, menarik kesimpulan
deduktif dan merumuskan langkah-langkah logis lainnya secara mental.
2. Domain-specific knowledge. Dalam menghadapi suatu problem, seseorang
harus mengetahui tentang topik atau kontennya. Untuk memecahkan suatu konflik
pribadi, seseorang harus memiliki pengetahuan tentang person dan dengan siapa yang
memiliki konflik tersebut.
3. Metakognitive knowledge. Pemikiran kritis yang efektif mengharuskan
seseorang untuk memonitor ketika ia mencoba untuk benar-benar memahami suatu
ide, menyadari kapan ia memerlukan informasi baru dan mereka-reka bagaimana ia
dapat dengan mudah mengumpulkan dan mempelajari informasi tersebut.
4. Values, beliefs and dispositions. Berpikir secara kritis berarti melakukan
penilaian secara fair dan objektif. Ini berarti ada semacam keyakinan diri bahwa
pemikiran benar-benar mengarah pada solusi. Ini juga berarti ada semacam disposisi
yang persisten dan reflektif ketika berpikir.
Sedangkan menurut Beyer (dalam Surya, 2011:137), terdapat delapan karakteristik dalam
kemampuan berpikir kritis, yaitu:

1. Watak (dispositions). Seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir


kritis mempunyai sikap skeptis (tidak mudah percaya), sangat terbuka, menghargai
kejujuran, respek terhadap berbagai data dan pendapat, respek terhadap kejelasan dan
ketelitian, mencari pandangan-pandangan lain yang berbeda, dan akan berubah sikap
ketika terdapat sebuah pendapat yang dianggapnya baik.
2. Kriteria (criteria). Dalam berpikir kritis harus mempunyai sebuah kriteria
atau patokan. Untuk sampai ke arah sana maka harus menemukan sesuatu untuk
diputuskan atau dipercayai. Meskipun sebuah argumen dapat disusun dari beberapa
sumber pelajaran, namun akan mempunyai kriteria yang berbeda. Apabila kita akan
menerapkan standarisasi maka haruslah berdasarkan kepada relevansi, keakuratan
fakta-fakta, berlandaskan sumber yang kredibel, teliti, tidak bias, bebas dari logika
yang keliru, logika yang konsisten, dan pertimbangan yang matang.
3. Argumen (argument). Argumen adalah pernyataan atau proposisi yang
dilandasi oleh data-data. Namun, secara umum argumen dapat diartikan sebagai
alasan yang dapat dipakai untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian,
atau gagasan. Keterampilan berpikir kritis akan meliputi kegiatan pengenalan,
penilaian, dan menyusun argumen.
4. Pertimbangan atau pemikiran (reasoning). Yaitu kemampuan untuk
merangkum kesimpulan dari satu atau beberapa premis. Prosesnya akan meliputi
kegiatan menguji hubungan antara beberapa pernyataan atau data.
5. Sudut pandang (point of view). Sudut pandang adalah cara memandang atau
landasan yang digunakan untuk menafsirkan sesuatu dan yang akan menentukan
konstruksi makna. Seseorang yang berpikir dengan kritis akan memandang atau
menafsirkan sebuah fenomena dari berbagai sudut pandang yang berbeda.
6. Prosedur penerapan kriteria (procedures for applying criteria). Prosedur
penerapan berpikir kritis sangat kompleks dan prosedural. Prosedur tersebut akan
meliputi merumuskan masalah, menentukan keputusan yang akan diambil, dan
mengindentifikasikan asumsi atau perkiraan-perkiraan.

1.3 PROSES BERFIKIR KRITIS

1. Memahami
2. Mengevaluasi isi dan bagan isi
3. Mempertanyakan-menjawab-bertanya-menjawab-dst.
4. Membangun pertanyaan : Pemicu proses berkelanjutan yaitu proses untuk mencari
jawaban dengan kemungkinan :
a.Ada jawaban-pertanyaan jawaban
b.Tak terdapat jawaban-masalah.

5. Titik jawab - upaya pencarian - mencari jawaban melalui rangkaian kegiatan -Riset.

Model berfikir kritis (The Six Rs) :Costa, Dkk (1985)


1. Remembering
2. Repeating
3. Reasoning
4. Reorganizing
5. Relating
6. Reflecting

1.4 KETERAMPILAN YANG DIGUNAKAN PERWAT DALAM PROSES


BERFIKIR

· Pengetahuan Dasar Spesifik

Komponen pertama berpikir kritis adalah pengetahuan dasar perawat yang spesifik
dalam keperawatan. Pengetahuan dasar ini meliputi teori dan informasi dari ilmu- ilmu
pengetahuan, kemanusiaan, dan ilmu- ilmu keperawatan dasar. Pengetahuan ini dapat
diperoleh perawat melalui jenjang pendidikan yang diikuti. Mulai dari program diploma,
sarjana, sampai tingkat pendidikan master atau doctor.

Dengan mencari ilmu, secara otomatis akan terbuka pengalaman dan pelajaran yang
ditawarkan. Pikiran yang terbuka menyerap dan mengolah pengetahuan kemudian dengan
penuh semangat mencari lebih banyak lagi wawasan baru. Semakin banyak pengetahuan
yang dimiliki, semakin banyak pilihan ketika menghadapi situasi yang menantang. Semakin
banyak pilihan ketika menghadapi situasi yang menantang. Semakain banyak pilihan dengan
mengumpulkan informasi akan mempunyai kemampuan untuk membuat keputusan yang
benar dan penuh keyakinan sehingga menciptakan kekuatan pada diri sendiri.

· Pengalaman

Komponen kedua dari berpikir kritis adalah pengalaman. Pengalaman perawat dalam
praktik klinik akan mempercepat proses berpikir kritis karena ia akan berhubungan dengan
kliennya, melakukan wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, dan membuat keputusan
untuk melakukan perawatan terhadap masalah kesehatan klien.Pengalaman di lahan praktik
merupakan laboraturium nyata bagi penerapan ilmu keperawatan. Perawat akan menerapakan
teori yang sudah dipelajari dan tetap memperhatikan kenyataan yang ada dengan
mengadakan penyesuaian, mengakomodasi respon klien, dan memperhatikan pengalaman
yang terjadi.

Seseorang dengan simpanan pengalaman pribadi yang banyak, kemampuan mengingat


pengalaman, dan menerapkannya dalam suatu lingkungan yang baru akan jauh lebih kreatif
daripada orang yang hanya memiliki sedikit pengalaman. Ambillah setiap peluang untuk
menciptakan pengalaman baru sehingga akan menciptakan hubungan memori yang baru akan
meningkatkan kemampuan untuk semua jenis fakta, kenyataan, kejadian atau peristiwadan
informasi baru.

· Kompetensi

Komponen ketiga dari berpikir kritis adalah kompetensi. Menurut Kemendiknas No


045/U/2002, kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang
dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam
melaksanakan tugas- tugas dibidang pekerjaan tertentu.

Kompetensi merupakan kemampuan individual yang dibutuhkan untuk mengerjakan


suatu tugas atau pekerjaan yang dilandasi pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja keras
sesuai untuk kerja yang dipersyaratkan.

Kompetensi berpikir kritis adalah proses kognitif yang digunakan perawat untuk
membuat penilaian keperawatan. Ada tiga tipe komperensi yaitu yaitu berpikir kritis umum,
berpikir kritis spesifik dalam situasi klinis, dan berpikir kritis spesifik dalam keperawatan.
Berpikir kritis umum mencakup metode ilmiah, pemecahan masalah, dan pembuatan
keputusan. Kompetensi berpikir kritis spesifik dalam situasi klinis, mencakup pertimbangan
diagnostic, kesimpulan klinis, dan pembuatan keputusan klinis. Berpikir kritis spesifik dalam
keperawatan mencakup pendekatan sistematis yang digunakan untuk secara kritis mengkaji
dan menelaah kondisi klien, mengidentifikasi respon klien terhadap masalah kesehatan,
melakukan tindakan yang sesuai, dan mengevaluasi apakah tindakan yang dilakukan telah
efektif. Format untuk proses keperawatan adalah unik untuk disiplin keperawatan dan
memberikan bahasa dan proses yang umum bagi perawat untuk “ memikirkan semua”
masalah klien (Kataoka-Yahiro dan Saylor, 1994). Proses keperawatan adalah suatu
pendekatan sistematik, komprehensif untuk asuhan keperawatan.

· Sikap untuk Berpikir Kritis

Komponen keempat dari berpikir kritis adalah sikap untuk berpikir kritis. Paul (1993)
telah meringkaskan sikap – sikap yang merupakan aspek sentral dari pemikir kritis. Sikap ini
adalah nilai yang harus ditunjukkan keberhasilannya oleh pemikir kritis. Individu harus
menunjukkan keterampilan kognitif untuk berpikir secara kritis, tetapi juga penting untuk
memastikan bahwa keterampilan ini digunakan secara adil dan bertanggung jawab.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah, karena atas rahmatnya saya dapat
menyelesaikan makalah ini yang dengan judul BERFIKIR KRITIS .

Kita tahu semua walaupun manusia merupakan makhluk yang sempurna ciptaan Allah dari
makhluk lainnya, tetapi tak ada satupun manusia yang tak luput dari kesalahan, jadi apabila
ada kesalahan dalam makalah ini saya mohon maaf sebesar- besarnya.

Kritik dan saran yang mendukung untuk kebaikan makalah ini, sangat saya
harapkan,semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua, amin.

Penulis

Kelfin Yonas Tuaewa

Ambon , 5 Mei 2019


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG………………………………………………..
B. RUMUSAN MASALAH…………………………………………….
C. TUJUAN……………………………………………………………...

BAB II PEMBAHASAN

1.1 METODE BERFKIR KRITIS……………………………………………………


1.2 KARAKTERISTK BERFIKIR KRITIS…………………………………………
1.3 PROSES BERFIKIR KRITIS……………………………………………………
1.4 KETERAMPILAN PERAWAT DALAM PROSES BERFIKIR………………..

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN……………………………………………………………..
B. SARAN……………………………………………………………………..
BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
Berpikir merupakan suatu proses yang berjalan secara berkesinambungan mencakup
interaksi dari suatu rangkaian pikiran dan persepsi. Sedangkan berpikir kritis merupakan
konsep dasar yang terdiri dari konsep berpikir yang berhubungan dengan proses belajar dan
kritis itu sendiri berbagai sudut pandang selain itu juga membahas tentang komponen
berpikir kritis dalam keperawatan yang di dalamnya dipelajari karakteristik, sikap dan
standar berpikir kritis, analisis, pertanyaan kritis, pengambilan keputusan dan kreatifitas
dalam berpikir kritis.&roses berpikir ini dilakukan sepanjang waktu sejalan dengan
keterlibatan kita dalam pengalaman baru dan menerapkan pengetahuan yang kita miliki, kita
menjadi lebih mampu untuk membentuk asumsi, ide-ide dan membuat kesimpulan yang
8alid, semua proses tersebut tidak terlepas dari sebuah proses berpikir dan belajar
.Keterampilan kognitif yang digunakan dalam berpikir kualitas tinggi memerlukan
disiplin intelektual, e8aluasi diri, berpikir ulang, oposisi, tantangan dan dukungan.erpikir
kritis adalah proses perkembangan kompleks yang berdasarkan pada pikiran rasional dan
cermat menjadi pemikir kritis adalah denominator umum untuk pengetahuan yang menjadi
contoh dalam pemikiran yang disiplin dan mandiri.

B.RUMUSAN MASALAH

1. Sebutkan dan jelaskan metode berfikir kritis?

2. Sebutkan dan jelaskan karakteristik berfikirkritis?

3. Sebutkan dan jelaskan proses berfikif kritis

4. Jelaskan keterampilanapa yang digunakan oleh perawat dalam proses berfikir?

C.TUJUAN

Untuk menyelesakan UAS TAKE HOME mata kuliah KONSEP DASAR KEPERAWATAN
II dari dosen: Ns. Dene F Sumah, S.Kep, M.kep
BAB III

PENITUP

A.KESIMPULAN

Berpikir kritis adalah salah satu proses berpikir tingkat tinggi yang dapat digunakan
dalam pembentukan sistem konseptual siswa. Kemapuan berpikir kritis merupakan
kemampuan yang sangat esensial untuk kehidupan, pekerjaan dan efektif dalam
semua aspek kehidupan lainnya.erpikir secara kritis menantang indi8idu untuk menelaah
asumsi tentang informasi terbarudan untuk menginterprestasikan serta menge8aluasi
uraian dangan tujuan mencapai simpulan suatu perspektif baru.

B.SARAN

Sebaiknya kita sebagai seorang individu atau seorang perawat bisa berpikir secara
kritis,sehingga dapat mengambil keputusan dengan cepat dan tepat. Serta dapat
menyelesaikanmasalah dengan baik.
TAKE HOME

KONSEP DASAR KEPERWATAN II

Disusun Oleh:

NAMA : KELFIN YONAS TUAEWA

NPM : 12114201180111

KELAS : C

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSUTAS KRISTEN INDONESIA MALUKU
2019

Anda mungkin juga menyukai