Anda di halaman 1dari 10

ACARA 5

KETERAMPILAN MEMBINA HUBUNGAN BAIK DAN PROSES KONSELING


DALAM ASUHAN KEBIDANAN

I. CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH (CPMK)


1. Mampu mengaplikasikan keilmuan kebidanan dalam menganalisis masalah dan
memberikan petunjuk dalam memilih alternatif pemecahan masalah pada lingkup
praktik kebidanan, meliputi asuhan pranikah, prakonsepsi, kehamilan, persalian, nifas,
bayi baru lahir, bayi, anak balita, anak prasekolah, kesehatan reproduksi (remaja,
perempuan usia subur dan perimenopause) serta pelayanan KB
2. Mampu mengembangkan KIE dan promosi kesehatan yang berhubungan dengan
kesehatan perempuan pada tahap perkembangan siklus reproduksinya dengan
menggunakan hasil riset dan teknologi informasi
II. SUB CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH (SUB CPMK)
Mahasiswa mampu menggunakan konsep keterampilan observasi, membina hubungan
baik dan konseling dalam asuhan kebidanan
III. DASAR TEORI
1. Keterampilan Membina Hubungan Baik
Membina hubungan baik dilakukan sejak awal pertemuan dengan klien dan dijaga
selama pertemuan konseling. Keterampilan membina hubungan baik merupakan dasar
dari proses komunikasi interpersonal bidan dengan klien dan keluarganya serta
merupakan dasar dari proses pemberian bantuan.
Hubungan yang baik akan memudahkan klien untuk memahami saran bidan sehingga
mau mengikutinya, klien merasa puas dan akan kembali lagi untuk memeriksakan diri
ke bidan. Sikap dasar yang harus dimiliki oleh bidan agar terciptanya hubungan baik
dikenal dengan istilah SOLER. Yang dimaksud SOLER adalah sebagai berikut:
S : Face your clients squarely (menghadap klien) dan smile/nod at clients
(senyum, menganggukkan kepala)
O : Open and non judgemental facial expression (ekspresi muka menunjukkan
sikap terbuka dan tidak menilai)
L : Lean towards client (tubuh condong ke arah klien)
E : Eye contact in a culturally-acceptable manner (kontak mata sesuai dengan
cara yang diterima budaya setempat)
R : Relaxed and friendly (santai dan sikap bersahabat)
Adapun perilaku positif yang mendukung terciptanya hubungan baik adalah:
a. Bersalaman dengan ramah
b. Mempersilahkan duduk
c. Bersabar
d. Tidak menginterupsi/memotong pembicaraan klien
e. Menjaga kerahasiaan klien
f. Tidak melakukan penilaian/menyalahkan klien
g. Mendengarkan dengan penuh perhatian
h. Menanyakan alasan kedatangan klien
i. Menghargai apapun pertanyaan maupun pendapat klien
2. Konseling dalam Asuhan Kebidanan
Dalam konseling, terjadi langkah-langkah komunikasi yang saling berkaitan untuk
membantu klien mengambil keputusan. Konseling harus berpijak dengan kuat di
dalam kerangka pemikiran klien, karena pengambilan keputusan merupakan tanggung
jawab klien. Adapun fase-fase proses konseling sebagai berikut:
a. Persiapan (preparation)
Klien datang ke klinik, harapannya sudah siap dengan apa yang harus
disampaikan.
b. Pembukaan (preamble)
Pertemuan awal dalam proses konseling menjadi saat yang sangat penting dan
menentukan. Klien akan mengamati sikap dan perilaku konselor. Klien akan
menentukan sikap, apakah proses konseling bisa dilanjutkan atau tidak. Di saat
ini pula konselor diharapkan mampu menciptakan hubungan yang baik (rapport)
dengan klien. Jika tercipta hubungan yang baik, tugas konselor selanjutnya adalah
menciptakan iklim yang kondusif serta memberikan rasa kepercayaan klien untuk
mengungkapkan masalahnya.
c. Memulai proses (getting started)
Kesiapan klien untuk memulai proses konseling ditandai dengan sikap duduknya
yang santai, tidak menunjukkan kegugupan dalam berbicara bahkan tidak
menunjukkan kecemasan atau ekspresi yang tegang. Untuk mengawali proses
konseling, konselor dapat memulai dengan menanyakan perasaan klien saat ini.
d. Mendengarkan dengan aktif (active listening)
Mendengarkan dengan aktif berarti konselor selalu merespons apa yang
disampaikan klien. Mendengar secara aktif akan dapat membantu konselor untuk
mengenal pribadi, sikap, perasaan klien. Dengarkan dengan sikap baik dan
pandangan mata yang memberikan rasa tenang.
e. Mengidentifikasi dan mengklarifikasi masalah (problem identification and
clarification)
Konselor sebaiknya mencoba untuk mengidentifikasi dan mengklarifikasi
permasalahan yang telah disampaikan oleh klien. Pada fase ini konselor
meringkas apa yang menjadi permasalahan klien dan kemudian mencocokkan
atau mengklarifikasi dengan apa yang telah diringkasnya kepada klien. Apabila
klien telah membenarkan apa yang telah diringkas konselor, maka konseling bisa
memasuki fase proses konseling berikutnya.
f. Memfasilitasi perubahan perilaku (facilitating attitude change)
Pada fase proses konseling ini, konselor harus menjajaki apakah klien telah
memahami tentang perasaannya dan permasalahannya. Jika memang sudah
memahami, konselor harus mempermudah klien untuk melakukan perubahan
sikap. Konselor mengajak klien untuk lebih bersikap positif dan konstruktif
terhadap permasalahan yang dihadapinya. Dengan kondisi seperti ini, keyakinan
klien untuk bisa berubah perlu dimotivasi dan ditumbuhkan. Sikap ini harus
dijadikan sebagai modal dan energi yang besar bagi klien untuk melakukan
perubahan-perubahan perilaku pada diri sendiri.
g. Mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan dan memfasilitasi tindakan
(exploring options and facilitating action)
Pada fase ini tugas konselor adalah membantu klien untuk mengeksplorasi dirinya
sendiri. Konselor mengajak klien untuk menggali kemungkinan-kemungkinan
positif yang dimilikinya dalam menyelesaikan permasalahannya sendiri. Hal ini
dilakukan karena pada dasarnya yang bisa menyelesaikan masalah klien adalah
diri klien sendiri. Pada waktu melakukan eksplorasi diri, perlu diperhatikan
bahwa dalam situasi ini klien tidak merasa tertekan dan diharapkan klien bisa
menikmati proses konseling.
h. Terminasi (termination)
Fase yang terakhir pada proses konseling adalah mengakhiri pertemuan
konseling. Sebelum proses konseling diakhiri seharusnya konselor
menyampaikan ringkasan dari keseluruhan proses konseling yang telah
dilakukan. Hal ini perlu dilakukan agar klien merasa memiliki keputusan dan
klien merasa sadar bahwa ia telah mengambil keputusan untuk dirinya. Usaha
dalam mengakhiri proses konseling ini diambil bila klien telah mengambil
keputusan untuk mengatasi permasalahannya.

IV. ALAT DAN BAHAN


1. Ruangan yang nyaman
2. Meja dan kursi yang nyaman
3. Alat Bantu Konseling
4. Pulpen
5. Kertas

V. CARA KERJA
Tabel 5.1 Checklist Keterampilan Membina Hubungan Baik dan
Konseling dalam Asuhan Kebidanan

No Tingkah Laku yang Diamati Ya Tidak Catatan


A. Sikap Dasar (SOLER)
1. Menghadap klien dan
tersenyum/menganggukkan kepala
2. Ekspresi muka menunjukkan sikap
terbuka dan tidak menilai
3. Tubuh condong kearah klien
4. Kontak mata dengan klien sesuai
dengan cara yang diterima budaya
setempat
5. Sikap santai dan bersahabat
B. Perilaku Positif
6. Bersalaman dengan ramah
7. Mempersilahkan duduk
8. Menanyakan alasan kedatangan klien
9. Mendengarkan dengan penuh perhatian
10. Menjaga kerahasiaan klien
11. Bersabar dan tidak memotong
pembicaraan klien
12. Tidak melakukan
penilaian/menyalahkan klien
13. Menghargai pertanyaan/pendapat klien
C. Keterampilan Mendengar
14. Mendengar pasif (diam) dilakukan pada
situasi yang tepat
15. Memberikan tanda perhatian verbal dan
non verbal pada klien saat klien
menceritakan masalahnya
16. Mengajukan pertanyaan untuk
mendalami dan klarifikasi masalah klien
17. Mendengar aktif dengan merefleksikan
isi ucapan atau perasaan klien
D. Keterampilan Bertanya
18. Mengajukan pertanyaan terbuka
19. Menggunakan intonasi suara yang
menunjukkan perhatian, minat, akrab
saat bertanya pada klien
20. Menggunakan kata-kata yang dipahami
klien
21. Mengajukan pertanyaan satu persatu
dan menunggu jawaban dengan penuh
perhatian
22. Menjelaskan alasan mengapa harus
ditanyakan, saat menanyakan hal yang
sangat pribadi*
E. Proses Konseling
23. Mengidentifikasi dan mengklarifikasi
masalah
24. Memfasilitasi perubahan perilaku
dengan mengajak klien lebih bersikap
positif dan konstruktif terhadap
permasalahan yang dihadapinya
25. Menggunakan alat bantu untuk
memperjelas informasi*
26. Membantu klien untuk mengeksplorasi
potensi dirinya dalam menyelesaikan
permasalahan yang ada (membantu
merumuskan alternatif pemecahan
masalah)
27. Menyampaikan ringkasan dari
keseluruhan proses konseling termasuk
keputusan yang telah diambil klien
untuk dirinya sendiri
28. Menunjukkan tempat rujukan atau
waktu kunjungan ulang jika dianggap
perlu*
29. Mengucapkan terimakasih atas
kunjungan, kepercayaan dan kerjasama
klien
30. Lingkungan fisik saat konseling nyaman
TOTAL
NILAI= Total/30*100

Keterangan:
1. Berikan tanda checklist (√) pada hasil observasi yang sesuai!
Ya : Bila dilakukan konselor
Tidak : Bila tidak dilakukan konselor
Catatan : Berisi uraian tentang pengamatan
(*) : Variabel pengamatan dapat tidak berlaku
2. Hitunglah total hasil observasi (Ya), dan hitung nilai keterampilan konselor
3. Rentang Nilai Kemampuan Membina Hubungan Baik dan Konseling dalam Asuhan
Kebidanan
1-6 : Sangat Kurang
7-12 : Kurang
13-18 : Cukup
19-24 : Baik
25-30 : Sangat Baik

VI. TUGAS
1. Mahasiswa membuat skenario konseling kepada klien (lihat materi sebelumnya terkait
macam-macam klien dalam konseling asuhan kebidanan)
2. Meminta 3 perwakilan mahasiswa secara bergantian melakukan praktik membina
hubungan baik dan konseling dalam asuhan kebidanan kepada klien dengan durasi
maksimal 10 menit (Dalam praktik perhatikan poin-poin yang harus dilakukan oleh
konselor sesuai checklist pada tabel 5.1 diatas).
3. Mahasiswa lain melakukan observasi pada konseling yang dilakukan, dan
memberikan penilaian berdasarkan checklist serta memberikan catatan yang dianggap
penting saat proses konseling.
4. Melakukan diskusi untuk evaluasi terkait keterampilan membina hubungan baik dan
keterampilan konseling yang telah dilakukan di dalam kelas.
5. Melakukan praktikum mandiri sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dengan
membuat laporan praktikum sesuai dengan format yang telah ditentukan dan
dikumpulkan melalui google classroom dalam bentuk pdf. Laporan dikumpulkan
paling lambat 1 minggu setelah praktikum mandiri dilaksanakan.
Lampiran 1. Sistematika Laporan

LAPORAN PRAKTIKUM
KOMUNIKASI EFEKTIF DAN KONSELING DALAM
PRAKTIK KEBIDANAN

ACARA KE-
“JUDUL PRAKTIKUM”

Nama : ..................................................
NIM : ...................................................
Kelas : ..................................................
Program Studi : Pendidikan Profesi Bidan

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2020
ACARA 5
................................................

A. CPMK
Capaian Pembelajaran Mata Kuliah sering disebut Course Learning Outcomes.Tuliskan
CPMK yang sesuai dengan acara praktikum.
II. Sub CPMK
Sub CPMK merupakan kemampuan akhir yang direncanakan pada tiap tahapan
pembelajaran yang bersifat spesifik dan dapat diukur, serta didemonstrasikan pada akhir
proses pembelajaran. Tuliskan sub CPMK yang sesuai dengan acara praktikum.
III. DASAR TEORI
Tuliskan pustaka yang sesuai dan menunjang pembahasan praktikum. Gunakan pustaka
primer (jurnal/hasil penelitian) ataupun buku sumber maksimal 10 tahun terakhir.
IV. ALAT DAN BAHAN
Tuliskan alat dan bahan yang digunakan dalam acara praktikum secara lengkap.
V. CARA KERJA
Deskripsikan langkah kerja secara detail saat pelaksanaan praktikum.
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tuliskan hasil praktikum secara lengkap. Berikan pembahasan sesuai dengan uraian
tugas yang telah ditentukan pada acara praktikum.
VII.KESIMPULAN
Tuliskan kesimpulan acara praktikum secara singkat.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Tuliskan daftar pustaka dengan gaya Harvard-American Psychological Association
(APA):
1. Sumber Buku:
a. satu pengarang:
Conley, D. 2002.The daily miracle: an introduction to journalism. Oxford
University Press. New York.
b. dua pengarang:
Anna, N & Santoso, CL. 1997. Pendidikan anak, ed 5. Family Press. Jakarta.
c. > 2 pengarang:
Kotler, P, Adam, S, Brown, L & Armstrong, G. 2003.Principles of marketing,
2nd edn. Pearson Education Australia. Melbourne.
2. Artikel Jurnal:
a. Penulis tunggal:
Hall, M. 1999.‘Breaking the silence: marginalisation of registered nurses
employed in nursing homes’.Contemporary Nurse, vol.8(1): 232-237.
b. Dua Penulis:
Davis, L, Mohay, H & Edwards, H. 2003. ‘Mothers involvement in caring for
their premature infants: an historical overview’. Journal of Advance Nursing,
vol.42 (6): 578-586.
c. > 2 penulis:
Wijaya, K, Phillips, M & Syarif, H. 2002. ‘Pemilihan sistem penyimpanan data
skala besar’.Jurnal Informatika Indonesia, vol. 1(3): 132-140.
Lampiran 2. Format Penilaian

PENILAIAN LAPORAN PRAKTIKUM

Acara Ke :..............................................................
Judul Acara : …………………………………….

KRITERIA Bobot NILAI NILAI


STANDAR
PRE TEST
15% 15
SIKAP
(Kedisiplinan, Tanggung Jawab, Kerjasama, 35% 35
Sopan Santun)
LAPORAN

CPMK
Sub CPMK
Dasar Teori
Alat dan Bahan 60% 60
Cara Kerja
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan
Daftar Pustaka
NILAI TOTAL 100% 100

Nama mahasiswa :…………………………………..

Nomor mahasiswa :…………………………………..

Dosen Pengampu

(…………………………………..)

Anda mungkin juga menyukai