Anda di halaman 1dari 4

RESUM MATERI

NEISSERIA GONORHOE, CHLAMYDIA


TRACHOMATIS, dan TREPONEMA PALLIDUM

Disusun Oleh :

Nama : Melani Maranressy


N i m : 19180010
Kelas : PB A1.1
Prodi : Pendidikan Profesi Bidan

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2020

A. NEISSERIA GONORHOE

Bakteri Neisseria gonorrhoeae adalah bakteri diplokokus gram negatif, tidak


mempunyai flagela, tak berspora, tidak mempunyai kapsul polisakarida, menpunyai pili
(strain virulen), dan pada gonococci memiliki 70% homolog. Bersifat tak tahan udara
bebas; kering mati, tak tahan zat desinfektan, dan tak tahan suhu >39°C.
Gonore adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Neisseria
gonorrhoeae yang dapat menyebabkan infeksi pada uretra, serviks, anus, tenggorokan
(bergantung bentuk kontak seks yang dilakukan). Gonore disebarkan melalui seks vaginal,
anal, ataupun oral.. Gonore dapat ditularkan dari ibu hamil yang terinfeksi ke bayinya
dalam proses persalinan. Gonore biasanya menginfeksi uretra pada pria sedangkan serviks
pada wanita. Namun juga dapat menginfeksi anus dan tenggorokan dan masa inkubasi
gonore 2-5 hari. Gejala pada pria yaitu dengan cairan berwarna putih pekat atau kuning
pekat, nyeri saat berkemih, kemerahan pada ujung penis, adanya cairan yang keluar dari
anus disertai rasa tidak nyaman. Sedangkan pada wanita cairan keputihan yang tidak biasa,
perdarahan yang tidak teratur, nyeri saat berkemih, dan nyeri panggul, terutama saat
berhubungan seksual. Umumnya infeksi pada wanita tidak menunjukkan gejala, namun
infeksi terus berlanjut.
Pengaruh pada kehamilan dapat terjadi jika tidak diobati yaitu abortus spontan, partus
prematurus, dan infeksi postpartum. Sedangkan komplikasi yg dapat terjadi pada pria yaitu
prostatitis, epidedimitis, dan infertilitas.
Pengobatan yang dianjurkan untuk infeksi gonore tanpa komplikasi adalah sefiksim atau
levofloksasin, sedangkan pilihan lainnya adalah kanamisin, seftriakson, atau tiamfenikol.

B. CHLAMYDIA TRACHOMATIS

Chlamydia trachomatis merupakan bakteri obligat intraseluler, berukuran 0.2-1 m


dan hanya dapat berkembang biak di dalam sel eukariota. Chlamydia trachomatis memiliki
dinding sel yang menyerupai bakteri Gram negatif namun tidak mengandung peptidoglikan
dan asam N-asetil muramik. Selain itu dinding paling luarnya mengandung banyak lipid,
dan dinding terluar terdapat major outer membran protein (MOMP). Chlamydia
trachomatis hidup dengan membentuk semacam koloni atau mikrokoloni yang disebut
badan inklusi. Chlamydia trachomatis membelah secara binary fission dalam badan
intrasitoplasma.
Chlamydia adalah penyakit menular seksual (STD) yang disebabkan oleh infeksi
chlamydia trachomatis. Hal ini dapat menyebabkan servisitis pada wanita dan juga uretritis
dan proctitis baik pada pria maupun wanita. Infeksi chlamydia pada wanita dapat
menyebabkan konsekuensi serius termasuk penyakit radang panggul (PID), infertilitas
faktor tuba, kehamilan ektopik, dan nyeri panggul kronis. Chlamydia dapat menginfeksi
serviks (leher rahim), anus, saluran kencing, mata, dan tenggorokan.
Penularan chlamydia melalui hubungan seksual dengan pasangan yang sudah terinfeksi
melalui kontak seksual secara vagina,penis, anal, dan oral. Penularan lainya juga bisa dari
ibu ke bayi saat persalinan dan dapat menyebabkan inclusion conjuncitivitis pada bayi.
Infeksi chlamydia pada saluran genital pria dan wanita biasanya gejala yang timbul tidak
spesifik. Pada pria yang terinfeksi 50% asimtomatik, sedangkan pada wanita 80%
asimtomatik. Infeksi CT pada pria dapat mengenai uretra dan epidid Infeksi chlamydia
pada pria dapat mengenai uretra dan epididimis. Infeksi di rektum dapat terjadi pada pria
yang menerima seks secara anal. Masa inkubasi uretritis disebabkan oleh chlamydia
bervariasi sekitar 7 hari sampai 5 minggu. Pada pria biasanya mengeluhkan adanya duh
tubuh jernih dan nyeri pada saat buang air kecil (disuria). Sedangkan pada wanita keluhan
yang timbul berupa duh tubuh yang abnormal dan rasa terbakar saat buang air kecil.
Adanya perdarahan yang muncul setelah kontak seksual ataupun perdarahan pada
pertengahan siklus menstruasi dapat merupakan gejala tunggal infeksi ini.
Chlamydia dapat diobati dengan antibiotik, seperti azithromycin atau doxycycline.
Penderita chlamydia perlu minum antibiotik selama 7 hari. Selain itu ada alternative
dengan eritromisin etilsuksinat selama 7 dan eritromisin basa selama 14 hari.

C. TREPONEMA PALLIDUM

Treponema pallidum subspesies pallidum (biasa disebut dengan Treponema


pallidum) merupakan bakteri gram negatif, berbentuk spiral yang halus, ramping dengan
lebar kira-kira 0,2 μm dan panjang 6-15 μm, traponema hidup dapat dilihat dengan
mikroskop medan gelap. Bakteri yang patogen terhadap manusia, bersifat parasit obligat
intraselular, mikroaerofilik, akan mati apabila terpapar oksigen, antiseptik, sabun,
pemanasan, pengeringan sinar matahari, dan penyimpanan di refrigator. Berkembang biak
dengan binary transverse fission. Waktu generasi in vivo 30 jam.
Treponema pallidum merupakan salah satu bakteri spirochaeta. Bakteri ini berbentuk
spiral. Terdapat empat subspesies, yaitu Treponema pallidum pallidum, yang
menyebabkan sifilis, Treponema pallidum pertenue, yang menyebabkan yaws, Treponema
pallidum carateum, yang menyebabkan pinta dan Treponema pallidum endemicum yang
menyebabkan sifilis endemik( disebut bejel).
Sifilis adalah penyakit menular seksual yang sangat infeksius, disebabkan oleh bakteri
berbentuk spiral, Treponema pallidum subspesies pallidum.
Penularan sifilis biasanya melalui kontak seksual dengan pasangan yang terinfeksi, kontak
langsung dengan lesi/luka yang terinfeksi atau dari ibu yang menderita sifilis ke janinnya
melalui plasenta pada stadium akhir kehamilan.
Sifilis dapat disembuhkan pada tahap awal infeksi, tetapi apabila dibiarkan penyakit ini
dapat menjadi infeksi yang sistemik dan kronik. Infeksi sifilis dibagi menjadi sifilis
stadium dini dan lanjut. Sifilis stadium dini terbagi menjadi sifilis primer, sekunder, dan
laten dini. Sifilis stadium lanjut termasuk sifilis tersier (gumatous, sifilis kardiovaskular
dan neurosifilis) serta sifilis laten lanjut. Kebanyakan kasus infeksi didapat dari kontak
seksual langsung dengan orang yang menderita sifilis aktif baik primer ataupun sekunder.
Perjalanan penyakit sifilis bervariasi dan biasanya dibagi menjadi sifilis stadium dini dan
lanjut. Stadium dini lebih infeksius dibandingkan dengan stadium lanjut. Sifilis stadium
dini terbagi menjadi sifilis primer, sekunder dan laten dini. Sifilis stadium lanjut termasuk
sifilis tersier (gumatous, sifilis kardio- vaskular, neurosifilis) dan sifilis laten lanjut.
Ø Sifilis Primer
Masa inkubasi 10-90 hari. Manifestasi klinis awal sifilis adalah papul kecil soliter,
kemudian dalam satu sampai beberapa minggu, papul ini berkembang menjadi
ulkus. Lesi klasik dari sifilis primer disebut dengan chancre, ulkus yang keras
dengan dasar yang bersih, tunggal, tidak nyeri, merah, berbatas tegas, dipenuhi oleh
spirokaeta dan berlokasi pada sisi Treponema pallidum pertama kali masuk. Setelah
4-6 minggu berbentuk lesi primer ini akan menghilang. Pada wanita lesi di
cervix/vagina dan laki-laki pada penis.

Ø Sifilis Sekunder
Setelah 2-4 minggu tanpa gejala fase desimenata. Manifestasi klinik dengan adanya
demam ringan, lymphadenophaty generalisata, malaise, dan rash. Lesi menyerupai
wart yang disebut condylomatalata, terutama terlihat pada daerah lipatan yang
lembab sangat infeksius.

Ø Sifilis Laten
Sifilis laten atau asimtomatik adalah periode hilangnya gejala klinis sifilis sekunder
sampai diberikan terapi atau gejala klinik tersier muncul. Sifilis laten dibagi lagi
menjadi dua bagian yaitu sifilis laten dini dan lanjut. Pembagian berdasarkan waktu
relaps infeksi mukokutaneus secara spontan pada pasien yang tidak diobati. Sekitar
90% infeksi berulang muncul dalam satu tahun, 94% muncul dalam dua tahun dan
dorman selama empat tahun. Sifilis laten dini terjadi kurang satu tahun setelah
infeksi sifilis sekunder, 25% diantaranya mengalami relaps sifilis sekunder yang
menular, sedangkan sifilis laten lanjut muncul setelah satu tahun. Relaps ini dapat
terus timbul sampai 5 tahun. Pasien dengan sifilis laten dini dianggap lebih menular
dari sifilis laten lanjut.

Ø Sifilis Tersier
Sifilis tersier dapat muncul sekitar 3-15 tahun setelah infeksi awal dan dapat dibagi
dalam tiga bentuk yaitu; sifilis gumatous sebanyak 15%, neurosifilis lanjut (6,5%)
dan sifilis kardiovaskular sebanyak 10%. Sepertiga pasien berkembang menjadi
sifilis tersier tanpa pengobatan. Pasien dengan sifilis tersier tidak menular. Sifilis
gumatous atau sifilis benigna lanjut biasanya muncul 1-46 tahun setelah infeksi
awal, dengan rerata 15 tahun. Karakteristik pada stadium ini ditandai dengan
adanya guma kronik, lembut, seperti tumor yang inflamasi dengan ukuran yang
berbeda-beda. Guma ini biasanya mengenai kulit, tulang dan hati tetapi dapat juga
muncul dibagian lain.

Pemeriksaan serologi biasanya dilakukan pada pasien sifilis laten dan sifilis stadium
tersier, karena pada keadaan tersebut lesi pada kulit dan mukosa tidak ditemukan lagi.
Pemeriksaan serologi ini berguna untuk mendeteksi antibodi terhadap Treponema
pallidum. Ada dua jenis pemeriksaan serologi pada Treponema pallidum yaitu; uji
nontreponemal dan treponemal.
Pengobatan dilakukan dengan memberikan Antibiotika seperti Penisilin atau
turunannya. Pemantauan serologik dilakukan pada bulan I, II, VI, dan XII tahun pertama
dan setiap 6 bulan pada tahun kedua. Bagi penderita yang tidak tahan dengan penisilin
dapat diganti dengan tetrasiklin atau eritromisin, yang harus dimakan 15 hari.

Anda mungkin juga menyukai