Anda di halaman 1dari 4

ACARA 2

KOMUNIKASI PERSUASIF

I. CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH (CPMK)


Mampu mengembangkan KIE dan promosi kesehatan yang berhubungan dengan
kesehatan perempuan pada tahap perkembangan siklus reproduksinya dengan
menggunakan hasil riset dan teknologi informasi
II. SUB CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH (SUB CPMK)
Mahasiswa mampu menjabarkan teori komunikasi persuasif, komunikasi interprofesional,
tantangan komunikasi, dan melakukan komunikasi persuasif.
III. DASAR TEORI
1. Konsep Komunikasi Persuasif
Merujuk prinsip persuasi, pada dasarnya komunikasi persuasif merupakan
proses olah pesan untuk mengubah perilaku orang lain tanpa agresi. Proses
komunikasi persuasif bertujuan mengubah sikap, perilaku, dan keyakinan dengan cara
elegan (cara halus yang tepat sasaran dan efektif). Dalam praktik persuasi, perubahan
sikap manusia adalah sasaran utama. Minimal ada tiga komponen sikap yang menjadi
sasaran komunikasi persuasif yaitu komponen kognitif, afektif dan konatif.
Aspek kognitif menyasar saat melibatkan pengetahuan penerima. Aspek
kognitif mengubah penerima dari posisi awal tidak tahu atau tidak paham menjadi
tahu dan paham. Afektif menyasar minat persuadee, harapannya mengubah penerima
dari tidak berminat atau tidak tertarik menjadi berminat atau tertarik. Indikasi dari
aspek ini adalah perasaan suka, tertarik, benci, sayang, marah, kecewa, dan beragam
bentuk emosi. Konatif merupakan puncak dalam perubahan sikap dan perilaku.
Konatif menyasar tindakan atau perilaku penerima.
Untuk sampai pada tahap perubahan perilaku (konatif), persuasif melibatkan
banyak unsur antara lain komunikator (persuader), komunikan (persuadee), pesan,
saluran, efek, dan lingkungan. Persuader merupakan orang, kelompok orang, atau
lembaga yang memiliki kepentingan untuk mempengaruhi penerima melalui pesan
yang disampaikan, sementara persuadeee merupakan penerima pesan dari persuader.
Agar pesan persuasi dapat disampaikan dengan baik, perlu ada pengolahan pesan
yang tepat. Tujuannya agar proses komunikasi dapat berjalan efektif dan efisien.
Sebuah pesan yang baik memiliki pola dan struktur menarik. Karakteristik isi pesan
persuasif terkait erat dengan penggunaan saluran komunikasi. Secara umum ada dua
bentuk saluran, yakni saluran personal (face to face communication), dan bermedia
(mediated communication). Komunikasi tatap muka berorientasi ada kedekatan dan
keintiman, menyasar pada kualitas persuasi. Komunikasi bermedia berorientasi pada
cakupan dan menyasar pada kuantitas persuasi. Unsur efek dan lingkungan juga
menjadi bagian dalam rancangan proses komunikasi persuasif, ada di setiap unsur
baik persuader, persuadee, pesan maupun saluran.
2. Teknik dan Strategi Komunikasi Persuasif
Teknik komunikasi persuasif merupakan cara-cara tertentu yang bisa digunakan
agar persuasi berjalan efektif. Ada kriteria yang membuat suatu komunikasi telah
memenuhi syarat persuasif sehingga pesan sampai secara optimal dan mampu
mengubah sikap dan perilaku secara maksimal, salah satunya adalah strategi persuasi
memerlukan taktik. Taktik selanjutnya dikembangkan menjadi teknik yang dapat
dioperasikan.
William S. Howelll memaparkan sepuluh teknik persuasi, yaitu: The yes-
response technique; Putting it up to you; Simulated disinterest; Transfer; Bandwagon
technique; Say it with flowers; Don’t ask if, ask which; The swap technique;
Reassurance; dan Techniquue of irritation.
Charles Larso (1986) mengemukakan tujuh teknik persuasi, yakni: The yes-yes
technique; Don’t ask if, ask which; Answering a question with question; Getting
partial commitment; Ask more, so they settle for less; Planting; dan Getting an IOU.
Werner J. Severin dan James W Tankard (2008) mengemukakan tiga teknik,
yakni Appeals to humor, Appeals to sex, dan Effect to repetition. Ada teknik lain yang
juga lumrah digunakan dalam komunikasi persuasif, yaitu: teknik asosiasi, teknik
integrasi, ganjaran, red-herring dan tataan (Effendy, 2004).
Peran dan fungsi persuader dalam merumuskan strategi merupakan salah satu
indikator keberhasilan komunikasi persuasif. Strategi pada hakikatnya dalah
kombinasi proses perencanaan dan manajemen untuk mencapai tujuan. Dalam
bukunya Komunikasi Persuasif, Soleh Soemirat dan Asep Suryana (2015)
menawarkan serangkaian langkah strategi efektif komunikasi, mulai dari menetapkan
spesifikasi tujuan persuasi, identifikasi dan kategorisasi sasaran, perumusan strategi
dan pemilihan metode yang tepat.
Pertama, tujuan komunikasi persuasif harus jelas dan terukur. Dilihat dari aspek
psikologi menurut Pearson dan Nelson (1982), komunikasi persuasif paling tidak
memiliki tiga tujuan, yakni membentuk tanggapan, memperkuat tanggapan, dan
mengubah tanggapan. Di ketiga tujuan tersebut terkandung upaya membentuk,
menguatkan, dan mengubah pengetahuan, sikap, dan perilaku.
Kedua, identifikasi kategori sasaran atau segmentasi khalayak. Secara umum
sasaran dapat diidentifikasi berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,
keanggotaan dalam kelompok primer, dan minat khusus mereka.
Ketiga, perumusan strategi. Langkah merumuskan strategi antara lain:
pengumpulan dan analisis data; analisis dan evaluasi fakta; identifikasi masalah;
pemilihan masalah yanng ingin disampaikan dan dipecahkan; perumusan tujuan
maupun sasaran; perumusan alternatif pemecahan masalah; penetapan cara mencapai
tujuan (rencana kegiatan); evaluasi hasil kegiatan dan rekonsiderasi.
Keempat, pemilihan metode persuasi. Tanggung jawab persuader adalah
menyampaikan pesan persuasi untuk mengubah sikap, pendapat, dan perilaku sasaran
sesuai tujuan. Karena sasaran persuasi beragam, persuader tidak bisa secara kaku
menerapkan metode persuasi. Jika perlu, ia dapat menerapkan beragam metode yang
saling menunjang dan melengkapi.
IV. ALAT DAN BAHAN
1. Kertas
2. Pulpen/alat tulis lain
3. Laptop

V. CARA KERJA
1. Membagi mahasiswa menjadi 4 kelompok
2. Menentukan topik kesehatan reproduksi yang dipilih dengan berdiskusi kelompok
contohnya pentingnya menjaga kebersihan organ genetalia, pencegahan dan cara
mengatasi keputihan, pentingnya imunisasi HPV, pentingnya IVA/Pap Smear,
menstruasi/mimpi basah, Infeksi Saluran Reproduksi, Pre Menstrual Syndrom dan
lainnya.
3. Menyusun strategi komunikasi persuasif (identifikasi tujuan, identifikasi kategori
sasaran, perumusan strategi, pemilihan metode persuasi). Identifikasi dan gunakan
teknik persuasi yang tepat.
4. Menyusun skenario dan melakukan pembagian tugas/peran individu dalam kelompok
dalam pembuatan video persuasif sesuai dengan topik yang dipilih
5. Melakukan role play skenario
6. Melakukan evaluasi dari role play yang telah dilakukan
7. Menyusun perencanaan untuk pembuatan video persuasi terkait teknis waktu, tempat,
anggaran pengambilan gambar/shooting.

VI. TUGAS
1. Melakukan perbaikan dari hasil evaluasi role play yang telah dilakukan di kelas
2. Membuat video persuasi dengan durasi maksimal 5 menit
3. Mengidentifikasi unsur komunikasi persuasif antara lain komunikator (persuader),
komunikan (persuadee), pesan, saluran, efek, dan lingkungan
4. Mencatat teknik dan strategi komunikasi persuasif yang digunakan
5. Upload video komunikasi persuasif di youtube, share link video di edmodo class dan
membuat laporan berupa deskripsi video untuk poin 3 dan 4 paling lambat tanggal 6
April 2020 (laporan dalam bentuk file pdf, video dalam bentuk file mp4).

Anda mungkin juga menyukai