Anda di halaman 1dari 15

TUGAS 1 : KONSEP DASAR KEPERAWATAN

DOSEN : NS.ABDUL KARIM S.KEP M.KEP

KONSEP BERFIKIR KRITIS

DISUSUN OLEH

ANA FERAWATI

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FAATHIR HUSADA
TANGERANG
2023
1. PENGERTIAN

A. BERFIKIR KRITIS

Berfikir merupakan suatu proses yang berjalan secara berkesinambungan mencakup

interaksi dari suatu rangkaian pikiran dan persepsi. Critical berasal dari bahasa grika

yang artinya : bertanya, diskusi, memilih, menilai, membuat keputusan. Critical thinking

ditunjukan pada situasi, rencana dan bahkan aturan – aturan yang terstandar dan

mendahului dalam pembuatan keputusan (Mz.Kenzie).Investigasi terhadap tujuan guna

mengeksplorasi situasi, fenomena, pertanyaan atau masalah untuk menuju pada hipotesa

atau keputusan secara terintegrasi .

Berfikir kritis digunakan perawat untuk bebrapa alasan :

1. Mengikuti pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi

2. Penerapan profesionalisme

3. Pengetahuan tehnis dan keterampilan tehnis dalam memberikan asuhan keperawatan

4. Berfikir kritis merupakan jaminan yang terbaik bagi perawat dalam menuju

keberhasilan dalam berbagain aktivitas

Berfikir kritis dalam keperawatan didalamnya dipelajari karakteristik , sikap, dan standar

berfikir kritis , analisis, pertanyaan kritis , pengambilan keputusan dan kreativitas dalam

berfikir kritis .

Proses berpikir ini dilakukan sepanjang waktu sejalan dengan keterlibatan kita dalam

pengalaman baru dan menerapkan pengetahuan yang kita miliki, kita menjadi lebih

mampu untuk membentuk asumsi, ide-ide dan membuat kesimpulan yang valid, semua

proses tersebut tidak terlepas dari sebuah proses berpikir dan belajar.
• Berpikir kritis dalam keperawatan merupakan komponen dasar dalam

mempertanggungjawabkan profesi dan kualitas perawatan. Pemikir kritis keperawatan

menunjukkan kebiasaan mereka dalam berpikir, kepercayaan diri, kreativitas, fleksibiltas,

pemeriksaan penyebab (anamnesa), integritas intelektual, intuisi, pola piker terbuka,

pemeliharaan dan refleksi.

• Pemikir kritis keperawatan mempraktekkan keterampilan kognitif meliputi analisa,

menerapkan standar, prioritas, penggalian data, rasional tindakan, prediksi, dan sesuai

dengan ilmu pengetahuan

B. KARAKTERISTIK BERFIKIR KRITIS

1. Konseptualisasi

Konseptualisasi artinya proses intelektual membentuk suatu konsep. Sedangkan konsep

adalah fenomena atau pandangan mental tentang realitas, pikiran-pikiran tentang

kejadian, objek, atribut, dan sejenisnya. Dengan demikian konseptualisasi merupakan

pikiran abstrak yang digeneralisasi secara otomatis menjadi simbol-simbol dan disimpan

dalam otak.

2. Rasional dan beralasan.

Artinya argumen yang diberikan selalu berdasarkan analisis dan mempunyai dasar kuat

dari fakta fenomena nyata.

3. Reflektif

Artinya bahwa seorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi atau persepsi dalam

berpikir atau mengambil keputusan tetapi akan menyediakan waktu untuk

mengumpulkan data dan menganalisisnya berdasarkan disiplin ilmu, fakta dan kejadian.

4. Bagian dari suatu sikap.


Yaitu pemahaman dari suatu sikap yang harus diambil pemikir kritis akan selalu menguji

apakah sesuatu yang dihadapi itu lebih baik atau lebih buruk dibanding yang lain.

5. Kemandirian berpikir

Seorang pemikir kritis selalu berpikir dalam dirinya tidak pasif menerima pemikiran dan

keyakinan orang lain menganalisis semua isu, memutuskan secara benar dan dapat

dipercaya

6. Berpikir adil dan terbuka

Yaitu mencoba untuk berubah dari pemikiran yang salah dan kurang menguntungkan

menjadi benar dan lebih baik.

7. Pengambilan keputusan berdasarkan keyakinan.

Berpikir kritis digunakan untuk mengevaluasi suatu argumentasi dan kesimpulan,

mencipta suatu pemikiran baru dan alternatif solusi tindakan yang akan diambil.

C. MODEL BERFIKIR KRITIS

Kemudian Perkumpulan Keperawatan mencoba mengembangkan gambaran berpikir

dan mengklasifikasikan menjadi 5 model disebut T.H.I.N.K.

1. Total recall

2. Habits

3. Inquiry

4. New ideas and creativity

5. Knowing how you think

1. Total recall

Total Recall berarti mengingat fakta atau mengingat dimana dan bagaimana untuk

mendapatkan fakta/data ketika diperlukan. Data keperawatan bisa dikumpulkan


dari banyak sumber, yaitu pembelajaran di dalam kelas, informasi dari buku,

segala sesuatu yang perawat peroleh dari klien atau orang lain, data klien

dikumpulkan dari perasaan klien, instrument (darah, urine, feses, dll), dsb.

2. Habits

Habits merupakan pendekatan berpikir ditinjau dari tindakan yang diulang

berkali-kali sehingga menjadi kebiasaan yang alami. Mereka menerima apa yang

mereka kerjakan menghemat waktu dan mudah untuk dilakukan.

Manusia selalu menggambarkan sesuatu yang mereka kerjakan sebagai kebiasaan

seperti “saya mengerjakan sesuatu di luar pikiran”. Hal ini bukan kebiasaan dalam

keperawatan karena tindakan yang dilakukan tidak menggunakan proses berpikir.

Hal ini terjadi jika proses berpikir sudah berakar dalam diri mereka dalam melihat

sesuatu atau kemungkinan yang terjadi, di bawah sadar.

3. Inquiry

Inquiry Merupakan latihan mempelajari suatu masalah secara mendalam dan

mengajukan pertanyaan yang mendekati kenyataan. Jika kita berada di tingkat

pertanyaan ini dalam situasi social, kita akan disebut “Mendesak”. Hal ini

meliputi penggalian data dan pertanyaan, khususnya pendapat dalam situasi

tertentu. Ini berarti tidak menilai dari raut wajah, mencari factor-faktor yang

menyebabkan, keragu-raguan pada kesan pertama, dan mengecek segalanya, tidak

ada masalah bagaimana memperlihatkan ketidaksesuaian. Inquiry merupakan

kebutuhan primer dalam berpikir yang digunakan untuk menyimpulkan sesuatu.

Kesimpulan tidak dapat diambil jika tanpa inquiry, tetapi kesimpulan akan lebih

akurat jika menggunakan inquiry.


4. New ideas and creativity

Ide baru dan kreativitas terdiri dari model berpikir unik dan bervariasi yang

khusus bagi individu. Kekhususan dalam berpikir ini akan selalu dibawa individu

selama hidupnya dan biasanya membentuk kembali norma. Seperti Inquiry, model

ini membawa kita sesuai ide dari literature. Berpikir kreatif merupakan kebalikan

dan akhir dari Habits Model (kebiasaan). Dari kalimat “melakukan sesuatu seperti

biasanya” menjadi “Mari mencoba cara baru”. Berpikir kreatif tidak untuk

menjadi pengecut, tetapi salah satu kadang-kadang akan terlihat bodoh dan tidak

sesuai dengan ketentuan yang ada. Pemikir kreatif menghargai kesalahan yang

mereka lakukan untuk mempelajari nilai.

• Ide baru dan kreativitas sangat penting dalam keperawatan karena

merupakan dasar dalam merawat pelanggan atau klien.

• Banyak hal yang harus dipelajari perawat untuk menjadi cocok, terpadu,

dan bekerja menyesuaikan keunikan klien.

• Perawat mempunyai standart pendekatan untuk menghemat waktu

perawatan dan secara keseluruhan bekerja dengan baik, tetapi cara kerja

perawat berbeda satu sama lain.

5. Knowing how you think

Knowing How You Think merupakan yang terakhir tetapi bukannya yang paling

tidak dihiraukan dari model T.H.I.N.K. yang berarti berpikir tentang apa yang kita

pikirkan. Berpikir tentang berpikir disebut “metacognition”. Meta berarti

“diantara atau pertengahan” dan cognition berarti “Proses mengetahui”. Jika kita
berada di antara proses mengetahui, kita akan dapat mengetahui bagaimana kita

berpikir.

D. METODE BERFIKIR KRITIS

7 Metode critical thinking

1. Debate : metode yang digunakan untuk mencari, membantu, dan merupakan

keputusan yang beralasan bagi seseorang atau kelompok dimana dalam proses terjadi

perdebatan atau argumentasi

2. Individual decision : Individu dapat berdebat dengan dirinya sendiri dalam proses

mengambil keputusan

3. Group discussion : sekelompok orang memperbincangkan suatu masalah dan

masing-masing mengemukakan pendapatnya.

4. Persuasi : komunikasi yang berhubungan dengan mempengaruhi perbuatan,

keyajinan, sikap, dan nilai-nilai orang lain melalui berbagai alas an, argument, atau

bujukan. Debat dan iklan adalah dua bentuk persuasi

5. Propaganda : komunikasi dengan menggunakan berbagai media yang sengaja

dipersiapkan untuk mempengaruhi massa pendengar

6. Coercion : mengancam atau menggunakan kekuatan dalam berkomunikasi untuk

memaksakan suatu kehendak

7. Kombinasi beberapa metode

E. ELEMEN BERFIKIR KRITIS

Berbagai elemen yang digunakan dalam penelitian dan komponen, pemecahan

masalah, keperawatan serta kriteria yang digunakan dengan komponen keterampilan

dan sikap berpikir kritis.


Elemen berpikir kritis antara lain:

1. Menentukan tujuan

2. Menyususn pertanyaan atau membuat kerangka masalah

3. Menujukan bukti

4. Menganalisis konsep

5. Asumsi

F. ASPEK – ASPEK BERFIKIR KRITIS

Kegiatan berpikir kritis dapat dilakukan dengan melihat penampilan dari beberapa

perilaku selama proses berpikir kritis itu berlangsung. Perilaku berpikir kritis

seseorang dapat dilihat dari beberapa aspek:

1. Relevance 

Relevansi ( keterkaitan ) dari pernyataan yang dikemukan. 

2. Importance

Penting tidaknya isu atau pokok-pokok pikiran yang dikemukaan.

3. Novelty

Kebaruan dari isi pikiran, baik dalam membawa ide-ide atau informasi baru

maupun dalam sikap menerima adanya ide-ide orang lain.

4. Outside material

Menggunakan pengalamanya sendiri atau bahan-bahan yang diterimanya dari

perkuliahan

5. Ambiguity clarified

Mencari penjelasan atau informasi lebih lanjut jika dirasakan ada ketidak jelasan

6. Linking ideas
Senantiasa menghubungkan fakta, ide atau pandangan serta mencari data baru dari

informasi yang berhasil dikumpulkan.

7. Justification

Memberi bukti-bukti, contoh, atau justifikasi terhadap suatu solusi atau

kesimpulan yang diambilnya. Termasuk didalamnya senantiasa memberikan

penjelasan mengenai keuntungan dan kerungian dari suatu situasi atau solusi

G. FUNGSI BERFIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN

fungsi atau manfaat berpikir kritis dalam keperawatan :

1. Penggunaan proses berpikir kritis dalam aktifitas keperawatan sehari-hari.

2. Membedakan sejumlah penggunaan dan isu-isu dalam keperawatan.

3. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan.

4. Menganalisis pengertian hubungan dari masing-masing indikasi, penyebab dan

tujuan, serta tingkat hubungan.

5. Menganalisis argumen dan isu-isu dalam kesimpulan dan tindakan yang dilakukan.

6. Menguji asumsi-asumsi yang berkembang dalam keperawatan.

7. Melaporkan data dan petunjuk-petunjuk yang akurat dalam keperawatan.

8. Membuat dan mengecek dasar analisis dan validasi data keperawatan.

9. Merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentang aktifitas keperawatan.

10. Memberikan alasan-alasan yang relevan terhadap keyakinan dan kesimpulan

yang dilakukan.

11. Merumuskan dan menjelaskan nilai-nilai keputusan dalam keperawatan.

12. Mencari alasan-alasan kriteria, prinsip-prinsip dan aktifitas nilai-nilai keputusan.

13. Mengevaluasi penampilan kinerja perawat dan kesimpulan asuhan keperawatan


H. PEMECAHAN MASALAH DALAM BERFIKIR KRITIS

Pemecahan masalah termasuk dalam langkah proses pengambilan keputusan, yang

difokuskan untuk mencoba memecahkan masalah secepatnya. Masalah dapat

digambarkan sebagai kesenjangan diantara “apa yang ada dan apa yang seharusnya

ada”.  Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang efektif diprediksi bahwa

individu harus memiliki kemampuan berfikir kritis dan mengembangkan dirinya

dengan adanya bimbingan dan role model di lingkungan kerjanya

Langkah – langkah pemecahan masalah

1. Mengetahui hakekat dari masalah dengan mendefinisikan masalah yang dihadapi.

2. Mengumpulkan fakta-fakta dan data yang relevan.

3. Mengolah fakta dan data.

4. Menentukan beberapa alternatif pemecahan masalah.

5. Memilih cara pemecahan dari alternatif yang dipilih.

6. Memutuskan tindakan yang akan diambil.

7. Evaluasi.

I. KARAKTER BERFIKIR KRITIS

1. Watak

Seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir kritis mempunyai sikap skeptis,

sangat terbuka, menghargai sebuah kejujuran, respek terhadap berbagai data dan

pendapat, respek terhadap kejelasan dan ketelitian, mencari pandangan-pandangan

lain yang berbeda, dan akan berubah sikap ketika terdapat sebuah pendapat yang

dianggapnya baik.
2. Kriteria

Dalam berpikir kritis harus mempunyai sebuah kriteria. Untuk sampai ke arah sana

maka harus menemukan sesuatu untuk diputuskan atau dipercayai. Meskipun sebuah

argumen dapat disusun dari beberapa sumber pelajaran, namun akan mempunyai

kriteria yang berbeda. Apabila kita akan menerapkan standarisasi harus berdasarkan

kepada relevansi, keakuratan fakta-fakta, berlandaskan sumber yang kredibel, teliti,

bebas dari logika yang keliru, logika yang konsisten, dan pertimbangan yang matang.

3. Argumen

Argumen merupakan suatu pernyataan atau proposisi yang dilandasi atau berdasarkan

data-data. Keterampilan berpikir kritis akan meliputi hal-hal sepertikegiatan

pengenalan, dan penilaian, serta menyusun argumen.

4. Pertimbangan atau pemikiran

Yaitu kemampuan untuk merangkum kesimpulan dari satu atau beberapa premis.

Prosesnya akan meliputi kegiatan menguji hubungan antara beberapa pernyataan atau

data

5. Sudut pandang

Sudut pandang adalah cara memandang atau menafsirkan dunia ini, yang akan

menentukan konstruksi makna. Seseorang yang berpikir dengan kritis akan

memandang sebuah fenomena dari berbagai sudut pandang yang berbeda

6. Prosedur penerapan criteria

Prosedur penerapan berpikir kritis sangat kompleks dan prosedural. Prosedur

tersebut akan meliputi merumuskan permasalahan, menentukan keputusan yang akan

diambil.
BERFIKIR KRITIS INDUKTIF

Berpikir Induktif

Induksi adalah cara mempelajari sesuatu yang bertolak dari hal-hal atau peristiwa

khusus untuk menentukan hukum yang umum. Induksi merupakan cara berpikir

dimana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang

bersifat individual. Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan

pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam

menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum

Berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari

hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki

berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari

metode berpikir induktif. (www.id.wikipedia.com

Jalan induksi mengambil jalan tengah, yakni di antara jalan yang memeriksa cuma

satu bukti saja dan jalan yang menghitung lebih dari satu, tetapi boleh dihitung

semuanya satu persatu. Induksi mengandaikan, bahwa karena beberapa (tiada

semuanya) di antara bukti yang diperiksanya itu benar, maka sekalian bukti lain yang

sekawan, sekelas dengan dia benar pula.

• Penalaran ilmiah pada hakikatnya merupakan gabungan dari penalaran deduktif

dan induktif.

• Dimana lebih lanjut penalaran deduktif terkait dengan rasionalisme dan penalaran

induktif dengan empirisme. Secara rasional ilmu menyusun pengetahuannya secara

konsisten dan kumulatif, sedangkan secara empiris ilmu memisahkan antara

pengetahuan yang sesuai fakta dengan yang tidak.


Karena itu sebelum teruji kebenarannya secara empiris semua penjelasan rasional

yang diajukan statusnya hanyalah bersifat sementara, Penjelasan sementara ini

biasanya disebut hipotesis

Hipotesis ini pada dasarnya disusun secara deduktif dengan mengambil premis-

premis dari pengetahuan ilmiah yang sudah diketahui sebelumnya, kemudian pada

tahap pengujian hipotesis proses induksi mulai memegang peranan di mana

dikumpulkan fakta-fakta empiris untuk menilai apakah suatu hipotesis di dukung

fakta atau tidak. Sehingga kemudian hipotesis tersebut dapat diterima atau ditolak

Anda mungkin juga menyukai