PENDAHULUAN
Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. Walau pun tidak bisa
dipisahkan dari aktivitas kerja otak, pikiran manusia lebih dari sekedar kerja organ tubuh yang
disebut otak. Kegiatan berpikir juga melibatkan seluruh pribadi manusia dan juga melibatkan
perasaan dan kehendak manusia.
Sedangkan kritis adalah sebuah keadaan yang sangat gawat, genting, krisis dan berada
pada kondisi waktu yang paling menentukan. Namun,di dalam penggunaannya kata krisis bias
saja memiliki arti yang berbeda jauh setelah digabungkan dengan kata lainnya.
Maka dari itu, berpikir kritis merupakan konsep dasar yang terdiri dari konsep berfikir
yang berhubungan dengan proses belajar dan kritis itu sendiri sebagai sudut pandang, selain itu
juga membahas tentang kompopnen berpikir kritis dalam keperawatan uyang didalam nya
dipelajari defenisi, elemen berpikir kritis, model berpikir kritis, analisa berpikir kritis, berpikir
logis dan kreatif, karakteristik berpikir kritis, pemecahan masalah dan langkah-langkah
pemecahan masalah dan lain sebagainya.
Perawat sebagai bagian dari pemberi layanan kesehatan yaitu memberi asuhan
keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan akan selalu dituntut untuk berpikir kritis
dalam berbagai situasi. Penerapan berpikir kritis dalam proses keperawatan dengan kasus nyata
yang akan memberikan gambaran kepada perawat tentang pemnberian asuhan keperawatan yang
komprehensif dan bermutu. Seseorang yang berpikir secara kreatif akan melihjat setiap masalah
dengan sudut yang selalu berbeda meskipun objeknya sama, sehingga dapat dikatakan, dengan
tersedianya pengetahuan baru seseorang professional harus selalu melakukan sesuatu dan
mencari apa yang selalu efektif dan ilmiah dan memberikan hasil yang lebih baik untuk
kesejahteraan diri maupun orang lain.
1
1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan agar pembaca mengetahui:
1. Pengertian berpikir kritis.
2. Kriteria berpikir kritis.
3. Elemen-elemen yang ada dalam berpikir kritis.
4. Fungsi berpikir kritis dalam keperawatan.
5. Keterampilan dan aplikasi berpikir kritis dalam praktik keperawatan.
6. Perilaku pemikiran kritis dan aplikasi dalam praktik keperawatan.
7. Contoh berpikir kritis dalam keperawatan.
1.4 Manfaat Penulisan
Dengan adanya penulisan makalah ini diharapkan memberikan manfaat bagi pembaca,
khususnya mahasiswa keperawatan dalam melakukan pengkajian tentang konsep berpikir kritis
dan kegunaannnya dalam keperawatan, dan pembaca dapat memahami aplikasi berpikir kritis
dalam kehidupan sehari-hari atau lebih khususnya dalam bidang keperawatan
Dalam penyusunan makalah ini penulis memperoleh materi melalui studi pustaka dengan
cara mengambil bahan dari buku-buku terkait. Penulis juga mengambil tambahan materi melalui
internet
2
BAB II
PEMBAHASAN
interaksi dari suatu rangkaian pikiran dan persepsi. Critical berasal dari bahasa Grika yang
berarti : bertanya, diskusi, memilih, menilai, membuat keputusan. Kritein yang berarti to choose,
to decide. Krites berarti judge. Criterion (bahasa Inggris) yang berarti standar, aturan, atau
metode. Critical thinking ditujukan pada situasi, rencana dan bahkan aturan-aturan yang
Menurut Tappen (1989), berpikir ritis adalah keterampilan dalam menggembangkan atau
mencari alternatif untuk pemecahan masalah dan mengadopsinya sebagai pendekatan untuk
berpikir kritis merupakan elemen-elemen yang berasal dari dimensi dasar yang memberikan
Berfikir kritis adalah suatu proses dimana seseorang atau individu dituntut untuk
keputusan berdasarkan kemampuan, menerapkan ilmu pengetahuan dan pengalaman. (Pery &
Potter,2005). Menurut Bandman dan Bandman (1988), berpikir kritis adalah pengujian secara
rasional terhadap ide-ide, kesimpulan, pendapat, prinsip, pemikiran, masalah, kepercayaan dan
tindakan. Menurut Strader (1992), bepikir kritis adalah suatu proses pengujian yang
3
Berpikir kritis dalam keperawatan adalah komponen penting dalam asuhan keperawatan
yang bertanggung jawab dan berkualitas. Pemikir kritis dalam keperawatan memperlihatkan
kebiasaan pikiran seperti percaya diri, memiliki perspektif yang bersifat konstektual, memiliki
kreativitas, feksibelitas, rasa ingin tahu, integritas intelektual, intuisi, be5rpikir terbuka, tekun,
dan memiliki refleksi. Pemikir kritis dalam keperawatan mempraktikkan keterampilan kognitif
1. Penentuan tujuan. Maksud dan tujuan dibuat berdasarkan alasan dan juga perlu
2. Membuat pertanyaan isu masalah yang ada. Semua alasan yang digunakan untuk
dapat menjawab pertanyaan atau menyelesaikan masalah seseorang harus mengerti apa
yang diperlukan. Hal ini perlu kejelasan dan pentingnya suatu pertanyaan dimana
3. Menentukan kerangka acuan. Menyusun alasan yang dilihat dari berbagai sudut panjang,
memperluas alasan yang ada, melihat relevansi nya dan diartikulasikan dengan jelas,
4. Dimensi empiris. Alasan dinyatakan secara jelas dan digunakan sebagai bukti yang
mendasar, relevan, akurat, adekuat, jujur dan dilaporkan serta digunakan secara
konsisten.
5. Dimensi konsep. Alasan dibuat secara jelas dan berdasarkan konsep yang
4
6. Asumsi. Semua alasan berdasarkan asumsi, alasan muncul karena adanya asumsi yang
mendasarinya. Oleh karena itu asumsi harus jelas, konsisten dan dapat dibuktikan
kebenarannya.
arahan. Mengerti dan memehami akan implikasi dan konsekuensi yang muncul
merupakan arahan keputusan atau isu-isu yang ada. Oleh karena itu perlu
ringkasa akhir serta memberikan arti terhadap data yang diperoleh. Kesimpulan dibuat
secara jelas dan dapat dibenarkan, harus konsisten, mendalam serta masuk akal.
Kegiatan berpikir kritis dapat dilakukan dengan melihat penampilan dari beberapa
perilaku selama proses berpikir kritis itu berlangsung. Perilaku berpikir kritis seseorang dapat
3. Novelty. Kebaruan dari isi pikiran, baik dalam membawa ide-ide atau informasi baru
5. Ambiguity clarified. Mencari penjelasan atau informasi lebih lanjut jika dirasakan ada
ketidakjelasan.
5
6. Linking ideas. Senantiasa menghubungkan fakta, ide atau pandangan serta mencari data
7. Justification. Member bukti-bukti, contoh, atau justifikasi terhadap suatu solusi atau
mengenai keuntungan (kelebihan) dan kerugian (kekurangan) dari suatu situasi atau
solusi.
9. Practical utility. Ide-ide baru yang dikemukakan selalu dilihat pula dari sudut
10. Width of understanding. Diskusi yang dilaksanakan senantiasa bersifat meluaskan isi
Secara garis besar, perilaku berpikir kritis diatas dapat dibedakan dalam beberapa
kegiatan :
c. Bertanya dan menjawab pertanyaan untuk klarifikasi (ask and answer questions of
information).
6
2.4 Fungsi Berpikir Kritis dalam Keperawatan
Berikut ini merupakan fungsi atau manfaat berpikir kritis dalam keperawatan adalah
sebagai berikut :
5. Menganalisis argumen dan isu-isu dalam kesimpulan dan tindakan yang dilakukan.
yang dilakukan.
keputusan.
keperawatan.
7
2.5 Keterampilan dan Aplikasi berpikir kritis dalam praktik keperawatan
1. Interpretasi.
Lakukan pengumpulan data secara sistematis.cari pola data lalu buat katagori(contoh :
2. Analisis.
Berfikir lah terbuka dalam melihat data imfomasi Klien.jangan membuat asumsi yang
3. Kesimpulan .
Lihat arti dari data yang anda punya dan apakah signifikan? Apakah terdapat hubungan
antar data? Apakah data tersebut dapat membantu anda untuk mengetahui adanya masalah klien?
4. Evaluasi .
Lihatlah situasi secara objektif. Gunakan kriteria (contoh : hasil yang diharapkan
karakteristik nyeri, tujuan pembelajaran) untuk menentukan hasil atau tindakan keperawatan .
5. Penjelasan .
Jelaskan panemuan dan kesimpulan yang anda buat. Gunakan semua pengetahuan dan
pengalaman anda untuk menentukan cara yang tepet dalam merawat klein.
6. Pengontrolan diri.
Lihat kejadian yang telah anda alami. Temukan cara bagaimana anda dapat memperbaiki
8
2.6 Perilaku Pemikiran Kritis dan Aplikasi dalam praktik keperawatan
1. Percaya diri
memulai terapi atau prosudur.dengan membuat klien mengira ada tidak dapat melakukan
2. Berepikir independen
Baca literatur tetag keperawatan terutama jika terdapat berbagai pedapat mengenai satu
subjek yang sama.berbicaralah dengan perawat lain dan berbagi ide mengenai tindakan
keperawatan.
Mintalah batuan jika anda tidak yakin bagaimana melakukan ketrampilan keperawatan
selalu merujuk pada aturan dan prosudur manual untuk mengulang langkah langkah suatu
Jika pengetahuan yang anda punya membuat anda bertanya megenai perith dari klinik
perawtan,jika teman anda hanya mendapatkan sedikit keberhasilan dalam merawat kliennya.
5. Disiplin
Selalu sistematis dalam setiap hal yang anda lakuka.gunakan criteria berdasarka ilmu dan
bukti yang dikenal untuk aktivitas seperti pengkajian dan evaluasi.luangkan waktu untuk menjadi
9
7. Persisten
Hati hati dengan jawaban mudah,jika teman kerja anda memberikan informasi yang tidak
lengkap tentang klien,maka perjelslah informasi tersebut dan bicaralah dengan klie secara
langsung.jika msalah yang sama terus berlangsung di divisi keperawatan,maka ajaklah teman
8. Kreatif
Lihatlah pendekatan berbeda lainnya jika tindakan yang anda berikan tudak berhasil pada
klien.sebagai contoh,klien yang sedang mengalami rasa nyeri muingkin memerlukan posisi yang
berbeda atau teknik distraksi.jika mungkin , libatkanlah anggota keluarga klien dalam
beradaptasi terhadap pendekatan keperawatan yang anda lakukan agar dapat dilakukn dirumah.
Selalu bertanya mengapa.sebuah tanda klinis atau gejala sering merupakan indikasi dari
berbagai masalah. Eksplorasi dan belajar lagi segala hal mengenai klien agar dapat membuat
10. Intregitas
Kenali saat dimana pendapat anda bertentangan dengan pendapat lain,lihat kembali posisi
anda dan putuskan bagaimana cara terbaik yang dapat memuskan semua orang.jangan melanggar
Kenali situasi dimana anda memerlukan informasi lebih untuk membuat suatu keputusan .
jika anda merupakan orang baru di suatu divisi, maka mintlah untuk di orientasikan pada area
10
divisi tersebut. Mintalah perawat yang telah bekerja didivisi tersebut untuk membimbing anda
secara teratur.
Proses adalah serangkaian tahapan atau komponen yang mengarah pada pencapaian
tujuan. Proses keperawatan adalah satu pendekatan untuk pemecahan masalah yang
penilaian dan melakukan tindakan berdasarkan nalar. Proses keperawatan adalah kerangka kerja
dan struktur organisasi yang kreativ untuk memberikan asuhan keperawatan, namun proses
Tiga karakteristik dari proses adalah tujuan, organisasi dan kreativitas (bevis, 1978).
a. Tujuan
Tujuan adalah maksud spesifik atau tujuan dari proses. Tujuan dari proses keperawatan
menetapkan tujuan, dan hasil asuhan yang diperkirakan, menetapkan dan mengkomunikasikan
rencana asuhan yang berpusat pada klien, memberikan intervensi keperawatan yang dirancang
untuk memenuhi kebutuhan klien, dan mengevaluasi keefektifan asuhan keperawatan dalam
mencapai hasil dan tujuan klien yang di harapkan. Proses keperawatan digunakan untuk
mendiagnosa dan mengatasi respon manusia terhadap sehat dan sakit (ANA, 1980). Respon
manusia meliputi gejala dan reaksi psikologis klien terhadap terapi, kebutuhan untuk
pengetahuan setelah tenaga kesehatan memberi diagnosis baru atau rencana penatalaksanaan dan
b. Organisasi
11
Organisasi adalah satu rangkaian tahap atau komponen yang diperlukan untuk mencapai
tujuan.
c. Kreativitas
Proses keperawatan diperkenalkan pada tahun 1950-an sebagai proses yang terjadi atas
tiga tahap : pengkajian, perencanaan dan evaluasi yang didasarkan pada metode ilmiah
pengembangan proses keperawatan menjadi lima langkah yang kongkrit (pengkajian, identifikasi
masalah, perencanaan, implementasi dan evaluasi) yang memberikan metode efisien tentang
12
Perencanaan Untuk mengidentifikasi tujuan klien, o Mengidentifikasi tujuan
utnuk menentukan prioritas asuhan, klien
menentukan hasil yang diperkirakan, o Menetapkan hasil yang
untuk merancang strategi diperkirakan
keperawatan, untuk mencapai tujuan o Memilih tindakan
keperawatan. keperawatan
o Mendelegasikan tindakan
o Menuliskan rencana asuhan
keperawatan
o Mengonsulkan
Penerapan proses keperawatan. Perawat berfikir kritis pada setiap langkah proses
keperawatan, diantaranya :
a. Pengkajian: mengumpulkan data, melakukan observasi dalam pengumpulan data
berfikir kritis, mengelola dan mengkatagorikan data menggunakan ilmu-ilmu lain.
13
2.8 Skenario
Di unit ortopedi, Intan adalah pasien yang telah lama dirawat yang mengidap penyakit
osteoporosis, sudah memperlihatkan perkembangan untuk memakai kursi roda, maka perlu bagi
dia untuk dilakukan pemeriksaan dengan sinar X atau sinar lainnya. Selama perawatan, dia
ditemani oleh seorang anak perempuannya yang bernama Iki. Ipi dan Wulan adalah perawat
yang yang merawat pasien Intan. Perawat Ipi juga merawat seorang pasien lainnya yang bernama
Iil. Pasien Iil didiagnosis mengidap penyakit yang sama, namun tidak terlalu parah seperti
pasien Intan.
Suatu hari, pasien Intan bertanya kepada perawat Ipi untuk mengetahui apakah ia
diizinkan untuk pulang karena ia mulai merasa kejenuhan, oleh karena itu ia membutuhkan
Ns.Ipi : “Memangnya ada apa, Nek? Disini nggak nyaman ya, Nek?”
Ns.Ipi :”Maaf ya, Nek. Saya tidak mempunyai kewenangan untuk memberikan
klarifikasi apakah nenek sudah bisa pulang atau tidak. Nenek tunggu sebentar ya. Saya
( Setelah itu, perawat Ipi mohon diri dan langsung menghubungi dr. Anisa)
Ns.Ipi : “Selamat pagi Dokter. Maaf mengganggu, Dok. Begini, tadi pasien Intan
yang berada di unit Ortopedi mengeluh bahwa beliau sudah tidak tahan bila harus
14
berdiam diri diatas tempat tidur terus , dan beliau menanyakan apakah beliau sudah bisa
pulang”
Dr. Anisa : ( Memeriksa riwayat pengobatan klien). “Ok. Saya akan mencek status
Setelah perawat Ipi menanyakan perihal pasien Intan kepada dokter Anisa, dan
berdasarkan beberapa pertimbangan yang matang, akhirnya Ny. Intan dipulangkan hari ini dan
beliau memiliki beberapa obat-obatan seperti alendronate yang harus ditebus di apotek untuk
dikonsumsi selama perawatan dirumah. Namun, pada saat dokter Anisa menyebutkan resep obat
yang akan dikonsumsi pasien Intan kepada perawat Ipi, perawat Ipi tidak terlalu fokus karena
perawat Ipi sedang memikirkan pasiennya yang lain yang terus meronta-ronta kesakitan.
Sehingga ia salah mencatat daftar obat yang harus ditebus pasien. Perawat ipi mencatat
Setelah membuat daftar obat tersebut, perawat Ipi meminta tolong kepada rekannya,
perawat Wulan, untuk memberikan daftar resep obat tersebut kepada pasien Intan sekaligus
menyelesaikan penyuluhan pulang untuk pasien Intan. Pada saat perawat Wulan melihat daftar
obat yang diberiakan oleh perawat Ipi, ia merasa ada hal yang aneh karena resep obat yang
tertera pada daftar berbeda dengan yang dikonsumsi pasien Intan. Namun, karena baru datang ,
perawat Wulan diam saja dan tetap memberikan resep tersebut kepada pasien Intan tanpa
mengkaji ulang daftar obat tersebut. Sehingga pasien Intan membeli obat yang salah dia apotek.
Jadi, dalam kasus ini perawat Wulan tidak mampu menerapkan konsep berpikir kritis
dalam keperawatan, perawat Wulan sudah tahu bahwa resep obat yang dia berikan pada pasien
tidak sesuai dengan obat yang sedang dikonsumsi pasien. Namun perawat Wulan tetap
15
Langkah- langkah pemecahan masalah:
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berfikir kritis adalah suatu proses dimana seseorang atau individu dituntut untuk
keputusan berdasarkan kemampuan, menerapkan ilmu pengetahuan dan pengalaman. (Pery &
Potter,2005). Dalam berpikir kritis terdapat elemen-elemen yaitu penentuan tujuan, membuat
pertanyaan isu masalah yang ada, menentukan kerangka acuan, dimensi empiris, dimensi konsep,
asumsi, implikasi dan konsekuensi, kesimpulan dan penutup. Perilaku berpikir kritis dapat dilihat
16
dari beberapa aspek yaitu relevance, importance, novelty, outside, ambiguity clarified, linking
3.2 Saran
Dalam proses keperawatan seorang perawat harus dapat mengaplikasikan sikap berpikir
kritis yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang relevan. Berpikir kritis dapat
meningkatkan pola pikir yang lebih luas. Hal ini sangat dibutuhkan dalam proses keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Potter & Perry.(2006). Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, & Praktik. Jakarta: EGC.
Rubenfeld, Gaie dan Barbara K. Sceheffer.2010. Berpikir Kritis Untuk Perawat Strategi
Berbasis Kompetensi.Jakarta:EGC
17