Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. Walau pun tidak bisa
dipisahkan dari aktivitas kerja otak, pikiran manusia lebih dari sekedar kerja organ tubuh yang
disebut otak. Kegiatan berpikir juga melibatkan seluruh pribadi manusia dan juga melibatkan
perasaan dan kehendak manusia.

Sedangkan kritis adalah sebuah keadaan yang sangat gawat, genting, krisis dan berada
pada kondisi waktu yang paling menentukan. Namun,di dalam penggunaannya kata krisis bias
saja memiliki arti yang berbeda jauh setelah digabungkan dengan kata lainnya.

Maka dari itu, berpikir kritis merupakan konsep dasar yang terdiri dari konsep berfikir
yang berhubungan dengan proses belajar dan kritis itu sendiri sebagai sudut pandang, selain itu
juga membahas tentang kompopnen berpikir kritis dalam keperawatan uyang didalam nya
dipelajari defenisi, elemen berpikir kritis, model berpikir kritis, analisa berpikir kritis, berpikir
logis dan kreatif, karakteristik berpikir kritis, pemecahan masalah dan langkah-langkah
pemecahan masalah dan lain sebagainya.

Perawat sebagai bagian dari pemberi layanan kesehatan yaitu memberi asuhan
keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan akan selalu dituntut untuk berpikir kritis
dalam berbagai situasi. Penerapan berpikir kritis dalam proses keperawatan dengan kasus nyata
yang akan memberikan gambaran kepada perawat tentang pemnberian asuhan keperawatan yang
komprehensif dan bermutu. Seseorang yang berpikir secara kreatif akan melihjat setiap masalah
dengan sudut yang selalu berbeda meskipun objeknya sama, sehingga dapat dikatakan, dengan
tersedianya pengetahuan baru seseorang professional harus selalu melakukan sesuatu dan
mencari apa yang selalu efektif dan ilmiah dan memberikan hasil yang lebih baik untuk
kesejahteraan diri maupun orang lain.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan berpikir kritis?
2. Apa saja elemen-elemen yang ada dalam berpikir kritis?
3. Apa saja kriteria yang perlu diperhatikan dalam berpikir kritis?
4. Apa fungsi konsep berpikir kritis dalam keperawatan?
5. Bagaimana keterampilan dan aplikasi berpikir kritis dalam praktik keperawatan?
6. Bagaimana perilaku pemikiran kritis dan aplikasi dalam praktik keperawatan?
7. Bagaimana contoh berpikir kritis dalam keperawatan?

1
1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan agar pembaca mengetahui:
1. Pengertian berpikir kritis.
2. Kriteria berpikir kritis.
3. Elemen-elemen yang ada dalam berpikir kritis.
4. Fungsi berpikir kritis dalam keperawatan.
5. Keterampilan dan aplikasi berpikir kritis dalam praktik keperawatan.
6. Perilaku pemikiran kritis dan aplikasi dalam praktik keperawatan.
7. Contoh berpikir kritis dalam keperawatan.
1.4 Manfaat Penulisan

Dengan adanya penulisan makalah ini diharapkan memberikan manfaat bagi pembaca,
khususnya mahasiswa keperawatan dalam melakukan pengkajian tentang konsep berpikir kritis
dan kegunaannnya dalam keperawatan, dan pembaca dapat memahami aplikasi berpikir kritis
dalam kehidupan sehari-hari atau lebih khususnya dalam bidang keperawatan

1.5 Metode Penulisan

Dalam penyusunan makalah ini penulis memperoleh materi melalui studi pustaka dengan
cara mengambil bahan dari buku-buku terkait. Penulis juga mengambil tambahan materi melalui
internet

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Berpikir Kritis

Berpikir merupakan suatu proses yang berjalan secara berkesinambungan mencakup

interaksi dari suatu rangkaian pikiran dan persepsi. Critical berasal dari bahasa Grika yang

berarti : bertanya, diskusi, memilih, menilai, membuat keputusan. Kritein yang berarti to choose,

to decide. Krites berarti judge. Criterion (bahasa Inggris) yang berarti standar, aturan, atau

metode. Critical thinking ditujukan pada situasi, rencana dan bahkan aturan-aturan yang

terstandar dan mendahului dalam pembuatan keputusan (Mz. Kenzie).

Menurut Tappen (1989), berpikir ritis adalah keterampilan dalam menggembangkan atau

mencari alternatif untuk pemecahan masalah dan mengadopsinya sebagai pendekatan untuk

menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan yang harus di jawab. Menurut Marriner A-Tomey (1966),

berpikir kritis merupakan elemen-elemen yang berasal dari dimensi dasar yang memberikan

logika umum untuk suatu alasan mengapa tujuan tersebut dilakukan.

Berfikir kritis adalah suatu proses dimana seseorang atau individu dituntut untuk

menginterpretasikan dan mengevaluasi informasi untuk membuat sebuah penilaian atau

keputusan berdasarkan kemampuan, menerapkan ilmu pengetahuan dan pengalaman. (Pery &

Potter,2005). Menurut Bandman dan Bandman (1988), berpikir kritis adalah pengujian secara

rasional terhadap ide-ide, kesimpulan, pendapat, prinsip, pemikiran, masalah, kepercayaan dan

tindakan. Menurut Strader (1992), bepikir kritis adalah suatu proses pengujian yang

menitikberatkan pendapat tentang kejadian atau fakta yang mutakhir dan

menginterprestasikannya serta mengevaluasi pandapat-pandapat tersebut untuk mendapatkan

suatu kesimpulan tentang adanya perspektif pandangan baru.

3
Berpikir kritis dalam keperawatan adalah komponen penting dalam asuhan keperawatan

yang bertanggung jawab dan berkualitas. Pemikir kritis dalam keperawatan memperlihatkan

kebiasaan pikiran seperti percaya diri, memiliki perspektif yang bersifat konstektual, memiliki

kreativitas, feksibelitas, rasa ingin tahu, integritas intelektual, intuisi, be5rpikir terbuka, tekun,

dan memiliki refleksi. Pemikir kritis dalam keperawatan mempraktikkan keterampilan kognitif

dalam menganalisis, menerapkan standar, membedakan, mencari informasi, memberikan alasan

logis, memprediksi dan mentransformasi pengetahuan.

2.2 Elemen-elemen yang ada dalam berfikir kritis

1. Penentuan tujuan. Maksud dan tujuan dibuat berdasarkan alasan dan juga perlu

kejelasan, pengertian, pencapaian dan konsistensi.

2. Membuat pertanyaan isu masalah yang ada. Semua alasan yang digunakan untuk

menyelesaikan masalah, memperhitungkan jalan keluar, atau memjawab pertanyaan.agar

dapat menjawab pertanyaan atau menyelesaikan masalah seseorang harus mengerti apa

yang diperlukan. Hal ini perlu kejelasan dan pentingnya suatu pertanyaan dimana

pertanyaan tersebut harus relevan dan dijawab dengan jujur

3. Menentukan kerangka acuan. Menyusun alasan yang dilihat dari berbagai sudut panjang,

memperluas alasan yang ada, melihat relevansi nya dan diartikulasikan dengan jelas,

logis dan jujur serta dilaksanakan secara konsisten dan adil.

4. Dimensi empiris. Alasan dinyatakan secara jelas dan digunakan sebagai bukti yang

mendasar, relevan, akurat, adekuat, jujur dan dilaporkan serta digunakan secara

konsisten.

5. Dimensi konsep. Alasan dibuat secara jelas dan berdasarkan konsep yang

membentuknya. Konsep harus jelas, mendalam, netral dan relevan.

4
6. Asumsi. Semua alasan berdasarkan asumsi, alasan muncul karena adanya asumsi yang

mendasarinya. Oleh karena itu asumsi harus jelas, konsisten dan dapat dibuktikan

kebenarannya.

7. Implikasi dan konsekuensi. Semua alasan mempunyai implikasi, konsekuensi dan

arahan. Mengerti dan memehami akan implikasi dan konsekuensi yang muncul

merupakan arahan keputusan atau isu-isu yang ada. Oleh karena itu perlu

mempertimbangkan kejelasan, kelengkapan, ketelitian, kenyataan dan pentingnya

artikulasi dari implikasi

8. Kesimpulan dan penutup. Semua alasan disimpulkan dengan menggambarkan suatu

ringkasa akhir serta memberikan arti terhadap data yang diperoleh. Kesimpulan dibuat

secara jelas dan dapat dibenarkan, harus konsisten, mendalam serta masuk akal.

2.3 Kriteria Berpikir Kritis

Kegiatan berpikir kritis dapat dilakukan dengan melihat penampilan dari beberapa

perilaku selama proses berpikir kritis itu berlangsung. Perilaku berpikir kritis seseorang dapat

dilihat dari beberapa aspek:

1. Relevance. Relevansi (keterkaitan) dari pernyataan yang dikemukakan.

2. Importance. Penting tidaknya isu atau pokok-pokok pikiran yang dikemukakan.

3. Novelty. Kebaruan dari isi pikiran, baik dalam membawa ide-ide atau informasi baru

maupun dalam sikap menerima adanya ide-ide baru orang lain.

4. Outside material.Menggunakan pengalamannya sendiri atau bahan-bahan yang

diterimanya dari perkuliahan (refrence).

5. Ambiguity clarified. Mencari penjelasan atau informasi lebih lanjut jika dirasakan ada

ketidakjelasan.

5
6. Linking ideas. Senantiasa menghubungkan fakta, ide atau pandangan serta mencari data

baru dari informasi yang berhasil dikumpulkan.

7. Justification. Member bukti-bukti, contoh, atau justifikasi terhadap suatu solusi atau

kesimpulan yang diambilnya. Termasuk di dalalmnya senantiasa memberi penjelasan

mengenai keuntungan (kelebihan) dan kerugian (kekurangan) dari suatu situasi atau

solusi.

8. Critical assessment. Melakukan evaluasi terhadap setiap kontribusi / masukan yang

datang dari dalam dirinya maupun dari orang lain.

9. Practical utility. Ide-ide baru yang dikemukakan selalu dilihat pula dari sudut

keperaktisan / kegunaanya dalam penerapan.

10. Width of understanding. Diskusi yang dilaksanakan senantiasa bersifat meluaskan isi

atau materi diskusi.

Secara garis besar, perilaku berpikir kritis diatas dapat dibedakan dalam beberapa

kegiatan :

a. Berpusat pada pertanyaan (focus on question)

b. Analisa argument (analysis arguments).

c. Bertanya dan menjawab pertanyaan untuk klarifikasi (ask and answer questions of

clarification and/or challenge).

d. Evaluasi kebenaran dari sumber informasi (evaluating the credibility sources of

information).

6
2.4 Fungsi Berpikir Kritis dalam Keperawatan

Berikut ini merupakan fungsi atau manfaat berpikir kritis dalam keperawatan adalah

sebagai berikut :

1. Penggunaan proses berpikir kritis dalam aktifitas keperawatan sehari-hari.

2. Membedakan sejumlah penggunaan dan isu-isu dalam keperawatan.

3. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan.

4. Menganalisis pengertian hubungan dari masing-masing indikasi, penyebab dan tujuan,

serta tingkat hubungan.

5. Menganalisis argumen dan isu-isu dalam kesimpulan dan tindakan yang dilakukan.

6. Menguji asumsi-asumsi yang berkembang dalam keperawatan data dan petunjuk-

petunjuk yang akurat dalam keperawatan.

7. Membuat dan mengecek dasar analisis dan validasi data keperawatan.

8. Merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentang aktifitas keperawatan.

9. Memberikan alasan-alasan yang relevan terhadap keyakinan dan kesimpulan

yang dilakukan.

10. Merumuskan dan menjelaskan nilai-nilai keputusan dalam keperawatan.

11. Mencari alasan-alasan kriteria, prinsip-prinsip dan aktifitas nilai-nilai

keputusan.

12. Mengevaluasi penampilan kinerja perawat dan kesimpulan asuhan

keperawatan.

7
2.5 Keterampilan dan Aplikasi berpikir kritis dalam praktik keperawatan

1. Interpretasi.

Lakukan pengumpulan data secara sistematis.cari pola data lalu buat katagori(contoh :

Diaknosis keperawatan ).klarifiksi semua data yang belum jelas.

2. Analisis.

Berfikir lah terbuka dalam melihat data imfomasi Klien.jangan membuat asumsi yang

ceroboh. Apakah data tidak sesuai dengan yang anda ketahui?

3. Kesimpulan .

Lihat arti dari data yang anda punya dan apakah signifikan? Apakah terdapat hubungan

antar data? Apakah data tersebut dapat membantu anda untuk mengetahui adanya masalah klien?

4. Evaluasi .

Lihatlah situasi secara objektif. Gunakan kriteria (contoh : hasil yang diharapkan

karakteristik nyeri, tujuan pembelajaran) untuk menentukan hasil atau tindakan keperawatan .

Evaluasi pada tindakan yang sudah anda lakukan sendiri.

5. Penjelasan .

Jelaskan panemuan dan kesimpulan yang anda buat. Gunakan semua pengetahuan dan

pengalaman anda untuk menentukan cara yang tepet dalam merawat klein.

6. Pengontrolan diri.

Lihat kejadian yang telah anda alami. Temukan cara bagaimana anda dapat memperbaiki

performa anda.Apa yang membuat anda merasa telah secses?

8
2.6 Perilaku Pemikiran Kritis dan Aplikasi dalam praktik keperawatan

1. Percaya diri

Belajar bagaimana memperkenalkan diri kepada klien,berbicara secara meyakinkan saat

memulai terapi atau prosudur.dengan membuat klien mengira ada tidak dapat melakukan

perawatan yang aman.selalu mempersiapkan segala sesuatu sebelum melakukan tindakan

keperawatan.dorong klien untuk bertanya.

2. Berepikir independen

Baca literatur tetag keperawatan terutama jika terdapat berbagai pedapat mengenai satu

subjek yang sama.berbicaralah dengan perawat lain dan berbagi ide mengenai tindakan

keperawatan.

3. Tanggung jawab Dan Otoritas

Mintalah batuan jika anda tidak yakin bagaimana melakukan ketrampilan keperawatan

selalu merujuk pada aturan dan prosudur manual untuk mengulang langkah langkah suatu

keterampilan.laporkan semua masalah secepat mungkin,ikuti semua standar praktikum

keperawatan yang anda miliki.

4. Mau mengambil resiko

Jika pengetahuan yang anda punya membuat anda bertanya megenai perith dari klinik

anda,maka lakukanlah.bersedia untuk merekomendasikan pendekata alternatif dalam

perawtan,jika teman anda hanya mendapatkan sedikit keberhasilan dalam merawat kliennya.

5. Disiplin

Selalu sistematis dalam setiap hal yang anda lakuka.gunakan criteria berdasarka ilmu dan

bukti yang dikenal untuk aktivitas seperti pengkajian dan evaluasi.luangkan waktu untuk menjadi

lebih sistematis dan gunakan waktu anda yang seefektif mungkin.

9
7. Persisten

Hati hati dengan jawaban mudah,jika teman kerja anda memberikan informasi yang tidak

lengkap tentang klien,maka perjelslah informasi tersebut dan bicaralah dengan klie secara

langsung.jika msalah yang sama terus berlangsung di divisi keperawatan,maka ajaklah teman

kerja anda,lihatlah polanya dan carilah penyelesaiannya bersama.

8. Kreatif

Lihatlah pendekatan berbeda lainnya jika tindakan yang anda berikan tudak berhasil pada

klien.sebagai contoh,klien yang sedang mengalami rasa nyeri muingkin memerlukan posisi yang

berbeda atau teknik distraksi.jika mungkin , libatkanlah anggota keluarga klien dalam

beradaptasi terhadap pendekatan keperawatan yang anda lakukan agar dapat dilakukn dirumah.

9. Rasa ingin tahu

Selalu bertanya mengapa.sebuah tanda klinis atau gejala sering merupakan indikasi dari

berbagai masalah. Eksplorasi dan belajar lagi segala hal mengenai klien agar dapat membuat

keputusan klinis yang tepat.

10. Intregitas

Kenali saat dimana pendapat anda bertentangan dengan pendapat lain,lihat kembali posisi

anda dan putuskan bagaimana cara terbaik yang dapat memuskan semua orang.jangan melanggar

standart keperawatan dan kejujuran dalam memberikan perawtan pada klien

11. Rendah hati

Kenali situasi dimana anda memerlukan informasi lebih untuk membuat suatu keputusan .

jika anda merupakan orang baru di suatu divisi, maka mintlah untuk di orientasikan pada area

10
divisi tersebut. Mintalah perawat yang telah bekerja didivisi tersebut untuk membimbing anda

secara teratur.

2.7 Tinjauan Proses Keperawatan

Proses adalah serangkaian tahapan atau komponen yang mengarah pada pencapaian

tujuan. Proses keperawatan adalah satu pendekatan untuk pemecahan masalah yang

memampukan perawat untuk mengatur dan memberikan asuhan keperawatan. Proses

keperawatan mengandung elemen berfikir kritis yang memungkinkan perawat membuat

penilaian dan melakukan tindakan berdasarkan nalar. Proses keperawatan adalah kerangka kerja

dan struktur organisasi yang kreativ untuk memberikan asuhan keperawatan, namun proses

keperawatan juga cukup fleksibel untuk digunakan disemua lingkup keperawatan.

Tiga karakteristik dari proses adalah tujuan, organisasi dan kreativitas (bevis, 1978).

a. Tujuan

Tujuan adalah maksud spesifik atau tujuan dari proses. Tujuan dari proses keperawatan

adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan keperawatan kesehatan klien, menentukan prioritas,

menetapkan tujuan, dan hasil asuhan yang diperkirakan, menetapkan dan mengkomunikasikan

rencana asuhan yang berpusat pada klien, memberikan intervensi keperawatan yang dirancang

untuk memenuhi kebutuhan klien, dan mengevaluasi keefektifan asuhan keperawatan dalam

mencapai hasil dan tujuan klien yang di harapkan. Proses keperawatan digunakan untuk

mendiagnosa dan mengatasi respon manusia terhadap sehat dan sakit (ANA, 1980). Respon

manusia meliputi gejala dan reaksi psikologis klien terhadap terapi, kebutuhan untuk

pengetahuan setelah tenaga kesehatan memberi diagnosis baru atau rencana penatalaksanaan dan

kemampuan klien untuk mengatasi rasa kehilangan.

b. Organisasi

11
Organisasi adalah satu rangkaian tahap atau komponen yang diperlukan untuk mencapai

tujuan.

c. Kreativitas

Kreativitas adalah perkembangan bersinambungan dari proses itu sendiri. Proses

keperawatan adalah dinamik dan berkelanjutan.

Proses keperawatan diperkenalkan pada tahun 1950-an sebagai proses yang terjadi atas

tiga tahap : pengkajian, perencanaan dan evaluasi yang didasarkan pada metode ilmiah

pengamatan, pengukuran, pengumpulan data, pengembangan dan penganalisaan temuan. Kajian

selama bertahun-tahun, penggunaan dan perbaikan telah mengarahkan perawat pada

pengembangan proses keperawatan menjadi lima langkah yang kongkrit (pengkajian, identifikasi

masalah, perencanaan, implementasi dan evaluasi) yang memberikan metode efisien tentang

pengorganisasian untuk pembuatan keperawatan klinis (Marilynn, 1993).

Tahap-tahap proses keperawatan

Komponen Tujuan Tahap


Pengkajian Untuk mengumpulkan, memperjelas o Mengumpulkan riwayat
dan mengkomunikasikan data kesehatan perawatan
tentang klien sehingga terbentuk o Melakukan pemeriksaan
dasar data. fisik
o Mengumpulkan data
laboratorium
o Memvalidasi data
o Mengelompokkan data
o Mencatatkan data

Diagnose Untuk mengidentifikasi kebutuhan o Menganalisis dan


Keperawatan perawatan kesehatan, untuk menginterpretasi data
merumuskan diagnose keperawatan. o Mengidentifikasi masalah
klien
o Merumuskan diagnose
keperawatan
o Mendokumentasikan
diagnose keperawatan

12
Perencanaan Untuk mengidentifikasi tujuan klien, o Mengidentifikasi tujuan
utnuk menentukan prioritas asuhan, klien
menentukan hasil yang diperkirakan, o Menetapkan hasil yang
untuk merancang strategi diperkirakan
keperawatan, untuk mencapai tujuan o Memilih tindakan
keperawatan. keperawatan
o Mendelegasikan tindakan
o Menuliskan rencana asuhan
keperawatan
o Mengonsulkan

Implementasi Untuk melengkapi tindakan o Mengkaji kembali klien


keperawatan yang diperlukan, untuk o Menelaah dan memodifikasi
menyelesaikan rencana asuhan rencana perawatan yang
sudah ada
o Melakukan tindakan
keperawatan

Evaluasi Untuk menentukan seberapa jauh o Membandingkan respon


tujuan asuhan telah dicapai klien dengan kriteria.
o Menganalisis alasan untuk
hasil dan konklusi
o Memodifikasi rencana
asuhan

Penerapan proses keperawatan. Perawat berfikir kritis pada setiap langkah proses
keperawatan, diantaranya :
a. Pengkajian: mengumpulkan data, melakukan observasi dalam pengumpulan data
berfikir kritis, mengelola dan mengkatagorikan data menggunakan ilmu-ilmu lain.

b. Perumusan diagnosa keperawatan: tahap pengambilan keputusan yang paling kritis,


menentukan masalah dan dengan argumen yaitu secara rasional.

c. Perencanaan keperawatan: menggunakan pengetahuan untuk mengembangkan hasil


yang diharapkan, keterampilan guna mensintesa ilmu yang dimiliki untuk memilih
tindakan.

d. Pelaksanaan keperawatan: pelaksanaan tindakan keperawatan adalkah keterampilan


dalam menguji hipotesa, tindakasn nyata yang menentukan tingkat keberhasilan.

e. Evaluasi keperawatan: mengkaji efektifitas tindakan, perawat harus dapat mengambil


keputusan tentang pemenuhan kebutuhan dasar klien.

13
2.8 Skenario

1) Berpikir kritis untuk mengkaji keamanan pasien

Di unit ortopedi, Intan adalah pasien yang telah lama dirawat yang mengidap penyakit

osteoporosis, sudah memperlihatkan perkembangan untuk memakai kursi roda, maka perlu bagi

dia untuk dilakukan pemeriksaan dengan sinar X atau sinar lainnya. Selama perawatan, dia

ditemani oleh seorang anak perempuannya yang bernama Iki. Ipi dan Wulan adalah perawat

yang yang merawat pasien Intan. Perawat Ipi juga merawat seorang pasien lainnya yang bernama

Iil. Pasien Iil didiagnosis mengidap penyakit yang sama, namun tidak terlalu parah seperti

pasien Intan.

Suatu hari, pasien Intan bertanya kepada perawat Ipi untuk mengetahui apakah ia

diizinkan untuk pulang karena ia mulai merasa kejenuhan, oleh karena itu ia membutuhkan

suasana yang baru.

Ny. Intan: “Suster. Kapan saya bisa pulang, Sus?”

Ns.Ipi : “Memangnya ada apa, Nek? Disini nggak nyaman ya, Nek?”

Ny. Intan: “Iya Sus. Saya bosan. Saya pengen pulang”.

Ns.Ipi :”Maaf ya, Nek. Saya tidak mempunyai kewenangan untuk memberikan

klarifikasi apakah nenek sudah bisa pulang atau tidak. Nenek tunggu sebentar ya. Saya

akan menghubungi dokter yang menangani nenek”.

( Setelah itu, perawat Ipi mohon diri dan langsung menghubungi dr. Anisa)

Ns.Ipi : “Selamat pagi Dokter. Maaf mengganggu, Dok. Begini, tadi pasien Intan

yang berada di unit Ortopedi mengeluh bahwa beliau sudah tidak tahan bila harus

14
berdiam diri diatas tempat tidur terus , dan beliau menanyakan apakah beliau sudah bisa

pulang”

Dr. Anisa : ( Memeriksa riwayat pengobatan klien). “Ok. Saya akan mencek status

kesehatan beliau terlebih dahulu”.

Setelah perawat Ipi menanyakan perihal pasien Intan kepada dokter Anisa, dan

berdasarkan beberapa pertimbangan yang matang, akhirnya Ny. Intan dipulangkan hari ini dan

beliau memiliki beberapa obat-obatan seperti alendronate yang harus ditebus di apotek untuk

dikonsumsi selama perawatan dirumah. Namun, pada saat dokter Anisa menyebutkan resep obat

yang akan dikonsumsi pasien Intan kepada perawat Ipi, perawat Ipi tidak terlalu fokus karena

perawat Ipi sedang memikirkan pasiennya yang lain yang terus meronta-ronta kesakitan.

Sehingga ia salah mencatat daftar obat yang harus ditebus pasien. Perawat ipi mencatat

ibandronate sebagai obat yang akan diberikan kepada pasien.

Setelah membuat daftar obat tersebut, perawat Ipi meminta tolong kepada rekannya,

perawat Wulan, untuk memberikan daftar resep obat tersebut kepada pasien Intan sekaligus

menyelesaikan penyuluhan pulang untuk pasien Intan. Pada saat perawat Wulan melihat daftar

obat yang diberiakan oleh perawat Ipi, ia merasa ada hal yang aneh karena resep obat yang

tertera pada daftar berbeda dengan yang dikonsumsi pasien Intan. Namun, karena baru datang ,

perawat Wulan diam saja dan tetap memberikan resep tersebut kepada pasien Intan tanpa

mengkaji ulang daftar obat tersebut. Sehingga pasien Intan membeli obat yang salah dia apotek.

Jadi, dalam kasus ini perawat Wulan tidak mampu menerapkan konsep berpikir kritis

dalam keperawatan, perawat Wulan sudah tahu bahwa resep obat yang dia berikan pada pasien

tidak sesuai dengan obat yang sedang dikonsumsi pasien. Namun perawat Wulan tetap

memberikannya tanpa mengadakan pengkajian lebih lanjut.

15
Langkah- langkah pemecahan masalah:

1) Mengetahui hakekat dari masalah dengan mendefinisikan masalah yang dihadapi.


2) Mengumpulkan fakta-fakta dan data yang relevan.
3) Mengolah fakta dan data.
4) Menentukan beberapa alternatif pemecahan masalah.
5) Memilih cara pemecahan dari alternatif yang dipilih.
6) Memutuskan tindakan yang akan diambil.
7) Evaluasi

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berfikir kritis adalah suatu proses dimana seseorang atau individu dituntut untuk

menginterpretasikan dan mengevaluasi informasi untuk membuat sebuah penilaian atau

keputusan berdasarkan kemampuan, menerapkan ilmu pengetahuan dan pengalaman. (Pery &

Potter,2005). Dalam berpikir kritis terdapat elemen-elemen yaitu penentuan tujuan, membuat

pertanyaan isu masalah yang ada, menentukan kerangka acuan, dimensi empiris, dimensi konsep,

asumsi, implikasi dan konsekuensi, kesimpulan dan penutup. Perilaku berpikir kritis dapat dilihat

16
dari beberapa aspek yaitu relevance, importance, novelty, outside, ambiguity clarified, linking

ideas, justification, critical assesment, practical utility, width of understanding.

3.2 Saran

Dalam proses keperawatan seorang perawat harus dapat mengaplikasikan sikap berpikir

kritis yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang relevan. Berpikir kritis dapat

meningkatkan pola pikir yang lebih luas. Hal ini sangat dibutuhkan dalam proses keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Potter & Perry.(2006). Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, & Praktik. Jakarta: EGC.

Sumijatun. 2009. Manajemen Keperawatan. Konsep Dasar dan Aplikasi Pengambilan

Keputusan Kinis. Jakarta: Trans Info Media

Rubenfeld, Gaie dan Barbara K. Sceheffer.2010. Berpikir Kritis Untuk Perawat Strategi

Berbasis Kompetensi.Jakarta:EGC

17

Anda mungkin juga menyukai