Berpikir kritis adalah proses mental untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi.
Informasi tersebut didapatkan dari hasil pengamatan, pengalaman, akal sehat, atau komunikasi.
Dalam keperawatan, berpikir kritis adalah suatu kemampuan bagaimana perawat mampu berpikir
dengan sistematis dan menerapakan standar intelektual untuk menganalisis proes berpikir.
kritis merupakan pengujian rasional terhadap ide, pengaruh, asumsi, prinsip, argumen,
kesimpulan, isu, pernyataan, keyakinan, dan aktivitas (bandman dan bandman, 1988).
Berpikir bukan suatu proses yang statis, tetapi selalu berubah secara konstan dan dinamis
dalam setiap hari atau setiap waktu. tindakan keperawatan membutuhkan proses berpikir, oleh
karena itu sangat penting bagi perawat untuk mengerti berpikir secara umum. Pemikir kritis
dalam praktik keperawatan adalah seseorang yang mempunyai keterampilan pengetahuan untuk
kreatif, fleksibel, integritas intelektual, intuisi, berpikir terbuka, refleksi, inquisitivisiness, dan
perseverance.
prinsipnya merupakan suatu kesatuan dari berpikir (thinking), merasakan (feeling), dan
melakukan (doing). Mengingat profesi perawat merupakan profesi yang langsung berhadapan
dengan nyawa manusia, maka dalam menjalankan aktifitasnya, perawat menggunakan perpaduan
antara thinking, feeling, doing secara komprehensif dan bersinergi, perawat menerapkan
lingkungannya, mengangani perubahan yang berasal dari stressor lingkungan, dan membuat
keputusan penting.
Saat perawat bertemu dengan klien, perawat akan selalu menggunakan pemikiran.
sesuatu pemecahan masalah guna memenuhi kebutuhan dasar klien. Penerapan berpikir kritis
Berpikir kritis dalam tahap pengkajian adalah proses pemahaman tentang informasi apa
yang dikumpulkan, metode pengumpulan data yang akan dilakukan, berfikir tentang kesesuaian
informasi, dan membuat sesuatu kesimpulan tentang respon klien terhadap kondisi kliennya.
mengandung dua kategori mendasar, yaitu kekuatan dan perhatian terhadap masalah kesehatan
klien. Perhatian terhadap masalah meliputi kemampuan perawat untuk mengatasi masalah secara
mandiri, dan perlunya keterlibatan profesi dan bekerja sama secara intradisiplin, serta perlu atau
tidaknya perawatan klien yang harus dirujuk ke tenaga kesehatan lain. Dengan demikian,
berpikir kritis pada tahap pengkajian meliputi kegiatan mengumpulkan data dan validasi
Perumusan diagnosis keperawatan merupakan tahap pengambilan keputusan yang paling
kritis, karena harus menentukan masalah dan argumentasi secara rasional. Oleh karena itu, perlu
hasil yang diharapkan. Selain itu juga memerlukan keterampilan guna mensintetis ilmu yang
dimiliki untuk memilih tindakan yang tepat. Perencanaan asuhan keperawatan biasanya ditulis
berisikan dimana dan bagaimana menolong klien berdasarkan responnya terhadap kondisi
penyakit. Bekerja dengan klien untuk memecahkan masalah yang dihadapinya adalah hal yang
paling prioritas, begitu juga mengembangkan tujuan perawat dan bekerjasama dalam pencapaian
tujuannya.
Berpikir kritis pada tahap implementasi tindakan keperawatan adalah keterampilan dalam
menguji hipotesis, karena tindakan keperawatan adalah tindakan nyata yang menentukan tingkat
keberhasilan untuk mencapai tujuan. Bekerja melalui aktivitas khusus, yaitu asuhan keperawatan
untuk membantu mencapai tujuan dalam perencanaan keperawatan, akan selalu menggunakan
pikiran tentang apa yang harus dilakukan, kapan, dimana, mengapa, dan bagaimana intervensi
Berpikir kritis dalam tahap evaluasi adalah mengkaji efektifitas tindakan dimana perawat
harus dapat mengambil keputusan tentang pemenuhan kebutuhan dasar klien, dan memutuskan
apakah tindakan keperawatan perlu diulang. Berpikir dan kumpulkan informasi tentang respon
klien setelah beberapa tindakan keperawatan dilakukan. Bekerjasama dengan klien dalam rangka
evaluasi tindakan keperawatan adalah sangat penting. Berpikir kritis dalam tahap evaluasi ini
1. Konseptualisasi
konsep adalah fenomena atau pandangan mental tentang realitas, pikiran-pikiran tentang
pikiran abstrak yang digeneralisasi secara otomatis menjadi simbol-simbol dan disimpan
dalam otak.
Artinya argumen yang diberikan selalu berdasarkan analisis dan mempunyai dasar
3. Reflektif
Artinya bahwa seorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi atau persepsi
dalam berpikir atau mengambil keputusan tetapi akan menyediakan waktu untuk
mengumpulkan data dan menganalisisnya berdasarkan disiplin ilmu, fakta dan kejadian.
Yaitu pemahaman dari suatu sikap yang harus diambil pemikir kritis akan selalu
menguji apakah sesuatu yang dihadapi itu lebih baik atau lebih buruk dibanding yang lain,
Seorang pemikir kritis selalu berpikir dalam dirinya tidak pasif menerima
pemikiran dan keyakinan orang lain menganalisis semua isu, memutuskan secara benar dan
dapat dipercaya.
kurang kreatif. Namun, saat ini telah ada perubahan untuk membuat seseorang perawat
berdasarkan suatu pemikiran yang baru dan dihasilkan dari sintetis beberapa konsep.
Yaitu mencoba untuk berubah dari pemikiran yang salah dan kurang
menguntungkan menjadi benar dan lebih baik. Perubahn dilakukan dengan penuh
mencipta suatu pemikiran baru dan alternatif solusi tindakan yang akan diambil.
Lima model yang dikembangkan dalam berfikir kritis pada praktik keperawatan adalah
total recall, habits, inquiry, new idea and creativity dan knowing how you think. Seorang perawat
dikatakan dapat berfikir kritis adalah apabila dapat menggunakan semua model tersebut dalam
segala waktu.
1. total recall/kemampuan mengingat
dimana dan bagaimana menemukan pengalaman dalam memori nya ketika dibutuhkan. Fakta-
fakta keperawatan didapatkan berasal dari berbagai sumber, baik dikelas, buku, informasi dari
klien/sumber lainnya. Misalnya, data-data tentang klien dapat ditemukan dalam pengumpulan
data. Selain itu dapat dikatakan juga sebagai kemampuan untuk mengakses pengetahuan, karena
pengetahuan menjadikan sesuatu dapat dipelajari dan disimpan dalam pikiran. Setiap orang
Total recall sangat bergantung pada kemampuan memori otak. Memori adalah suatu
proses yang kompleks, yaitu proses untuk mengingat kembali hal-hal yang berhubungan dengan
karena dengan pengetahuan itu seseorang belajar dan mengaplikasikannya dengan wawasan yang
luas. Seorang perawat pemula yang pengetahuan dan wawasannnya tentang keperawatan sangat
sedikit akan mengalami masalah dalam mengaplikasikan ilmunya. Sebagai contoh, perawat telah
sering melakukan intervensi keperawatan pemberian obat intravena. Demi kepentingan evaluasi
dan peningkatan aktivitasnya dikemudian hari, perawat tersebut mencoba mengingat kembali apa
dan bagaimana pemberian obat intravena yang pernah dilakukan. Selanjutnya, mereka akan
mencoba membandingan dengan standar, mencari kesenjangan yang terjadi, serta mencoba
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa total recall adalah mengingat fakta-fakta
dimana dan mengapa serta menemukan sesuatu yang diperlukan dan fakta dalam keperawatan
Pola pikir yang di ulang ulang akan menjadi suatu kebiasaan baru(second nature) yang
secara spontan dapat di lakukan. Hasil dari kebiasaan tersebut menjadi cara baru dalam
melakukan sesuatu pekerjaan. Orang sering mengartikan bahwa suatu kebiasaan itu dilakukan
tanpa berfikir. Hal itu sebenarnya bukan perilaku kebiasaan, tetapi hanya proses berfikir untuk
menjadi kebiasaan. Proses berfikir dalam suatu kebiasaan sudah tersusun secara sistematis dan
dapat berjalan mendekati otomatis tanpa banyak waktu untuk mempertimbangkan penggunaan
cara cara baru dalam melakukan suatu aktivitas tertentu. Sebagai contoh, kebiasaan perawat
mencuci tangan adalah suatu kebiasaan yang sangat berguna dalam profesi keperawatan,yang
3. inquiry/penyelidikan
terhadap suatu isu penting atau pertanyaan yang membutuhkan suatu jawaban. Penyelidikan
merupakan buah pikiran utama yang di gunakan dalam memperoleh suatu kesimpulan.
penggunaan penyelidikan akan menghasilkan suatu kesimpulan yang lebih dan akurat. Tahap
penyelidikan dalam praktik keperawatan sangat penting. Dimana perawat harus mampu berfikir
dengan membandingkan dan menganalisa antara informasi yang telah di temukan dengan
pengetahuan atau ilmu yang pernah di pelajari. Penyelidika dalam praktik keperawatan sangat
Membandingkan antara informasi baru dengan apa yang lebih dulu diketahuinya.
Sebagai contoh, dari hasil pengkajian perawat menentukan data adanya kemerah-
demikian, penyelidikan adalah proses mengaji suatu isu secara mendalam, pertanyaan ,i9i
masalah, keperawatan serta kriteria yang digunakan dengan komponen keterampilan dan
1. Menentukan tujuan
3. Menujukan bukti
4. Menganalisis konsep
5. Asumsi
Perspektif yang digunakan selanjutnya keterlibatan dan kesesuaian. Kriteria elemen terdiri dari
Kegiatan berpikir kritis dapat dilakukan dengan melihat penampilan dari beberapa perilaku
selama proses berpikir kritis itu berlangsung. Perilaku berpikir kritis seseorang dapat dilihat dari
beberapa aspek:
1. Relevance
2. Importance
3. Novelty
Kebaruan dari isi pikiran, baik dalam membawa ide-ide atau informasi baru maupun dalam sikap
4. Outside material
Mencari penjelasan atau informasi lebih lanjut jika dirasakan ada ketidak jelasan
6. Linking ideas
Senantiasa menghubungkan fakta, ide atau pandangan serta mencari data baru dari informasi
7. Justification
Memberi bukti-bukti, contoh, atau justifikasi terhadap suatu solusi atau kesimpulan yang
Kemampuan berpikir kritis dalam asuhan keperawatan mempunyai peranan yang sangat
4. Menganalisis pengertian hubungan dari masing-masing indikasi, penyebab dan tujuan, serta
tingkat hubungan.
5. Menganalisis argumen dan isu-isu dalam kesimpulan dan tindakan yang dilakukan.
6. Menguji asumsi-asumsi yang berkembang dalam keperawatan.
8. Membuat dan mengecek dasar analisis dan validasi data keperawatan.
11. Memberikan alasan-alasan yang relevan terhadap keyakinan dan kesimpulan yang dilakukan.