Anda di halaman 1dari 12

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

BERPIKIR KRITIS

Penyusun:

INONG REJA FADILLA (P05120319018)\

Dosen Pengajar :

Ns. ANDRA SAFERI WIJAYA S.Kep ,M.Kep

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019/2020

1
A. RINGKASAN KONSEP DASAR BERFIKIR KRITIS DALAM
KEPERAWATAN

Berpikir kritis adalah cara berpikir manusia untuk merespon seseorang dengan
menganalisis fakta untuk membentuk penilaian. Subjeknya kompleks, dan ada
beberapa definisi yang berbeda mengenai konsep ini, yang umumnya mencakup
analisis rasional, skeptis, tidak bias, atau evaluasi bukti faktual.
Berfikir kritis adalah Proses kognitif/mental yg mencakup penilaian dan analisis
rasional thd info/ide serta merumuskan kesimpulan dan keputusan (brunner dan
Suddrath, 1997).
Berpikir kritis adalah proses untuk mengaplikasikan, menghubungkan,
menciptakan, atau mengevaluasi informasi yang dikumpulkan secara aktif dan
trampil (Abraham,2004)
Berpikir kritis merupakan proses yang penuh makna untuk mengarahkan dirinya
sendiri dalam membuat suatu keputusan. Proses tersebut memberikan berbagai alasan
sebagai pertimbangan dalam menentukan bukti, konteks, konseptualisasi, metode dan
kriteria yang sesuai (American Philosophical Association, 1990)
Berfikir kritis adalah cara berfikir yang reflektif, beralasan yang difokuskan pada
keputusan apa yang dilakukan atau diyakini (Jennicek,2006)
Berpikir kritis dalam keperawatan merupakan komponen dasar dalam
mempertanggung jawabkan profesi dan kualitas perawatan. Pemikir kritis
keperawatan menunjukkan kebiasaan mereka dalam berpikir, kepercayaan diri,
kreativitas, fleksibiltas, pemeriksaan penyebab (anamnesa), integritas intelektual,
intuisi, pola pikir terbuka, pemeliharaan dan refleksi..
Ciri perawat berfikir kritis : Percaya diri/ kontektual perspektif/ kreatifitas/
fleksibilitas/ ingin tahu/ intuisi/ keterbukaan/ tekun/ refleksi.
 Perawat setiap hari mengambil keputusan.

2
 Perawat harus menggunakan keterampilan kritisa, yaitu: Menggunakan
pengetahuan dari berbagai subjek dan lingkungan, Perawat menangani
perubahan,Perawat penting membuat keputusan, Menganalisa keterampilan
kognitif, Menerapkan standar, Memilah/mengorganisir permasalahan,
Mencari info/mengidentifikasi fakta, Transformasi pengetahuan/menggunakan
pengetahuan yg telah dimiliki dalam mendekati fenomena.
1. Tujuan umum
a. Mengetahui bagaimana berfikir kritis dalam pendidikan keperawatan
b. Mampu melakuan dan mengimplemenasikan proses berpikir dengan proses
berpikir secara baik dan benar
2. Tujuan berfikir kritis
a. Mengikuti pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
b. Penerapan profesionalisme
c. Pengetahuan tehnis dan keterampilan tehnis dlm memberikan asuhan
keperawatan
d. Freely  berfikir kritis diperlukan u/ mengembangkan kemampuan :
Analisa, kritis, ide advokasi.
e. Freely berfikir kritis menggunakan kemampuan deduktif dan induktif.
Pengambilan keputusan berdasarkan fakta.
3. Isu keperawatan
a. Perkembangan tuntutan masyarakat Perkembangan IPTEK
b. Tingkat pendidikan
c. Peningkatan sosial ekonomi masyarakat Status kesehatan masyarakat
semakin baik Pengaruh kesehatan

4. Penerapan berfikir kritis dalam keperawatan


a. Penggunaan bahasa dalam keperawatan

3
Perawat menggunakan bahasa verbal dan non verbal mengekspresikan
ide/fikiran/info/fakta/perasaan/ keyakin-an dan sikap terhadap klien dan
sesama perawat/profesi lain
b. Argumentasi dalam keperawatan
Perawat diperhadapkan untuk beradu argumentasi bersama anggota
timnya menemukan, menjelaskan kebenaran, mengklarifikasi isu, memberi
penjelasan, mempertahankan terhadap tuntutan/tuduhan. Argumen
diperlukan dalam pengajuan proposal/perencanaan program
c. Pengambilan keputusan
Setiap hari perawat mengambil keputusan yg tepat. Pengetahuan umum,
dilemma, info situasi khusus apa yg kita putuskan.
d. Penerapan dalam proses keperawatan.
Berfikir kritis pd semua langkah proses keperawatan:
1. Pengkajian
 kumpul data, validasi data, kategori data  berfikir kritis 
menggunakan teori dalam mensintesa
2. Perumusan diagnosa keperawatan
 Tahap pengambilan keputusan yg paling kritikal  menetapkan
masalah klien yg tepat  perlu argumentasi secara rasional
3. Perencanaan
 Menggunakan pengetahuan dan alasan. Diperlukan pengetahuan
perawat untuk mensintesa keyakinan bahwa tindakan keperawatan yg
ditetapkan mampu menyelesaikan masalah.
5. Metoda Berfikir Kritis
a. Debate  perdebatan/argumentasi
b. Individual decision  individu berdebat dengan dirinya dlm proses
pengambilan keputusan
c. Group discussion

4
d. Persuasi  mempengaruhi perbuatan/keyakinan/sikap dan nilai2 dg
berbagai alasan/argumen/bujukan
e. Propaganda  sengaja untuk mempengaruhi, dapat baik/buruk
f. Coercion  mengancam/menggunakan kekuatan untuk memaksakan
kehendak
g. Kombinasi
6. Proses Berfikir Kritis
a. Memahami tulisan
b. Mengevaluasi isi dan bagian isi
c. Mempertanyakan-menjawab-bertanya- menjawab-dst
d. Membangun pertanyaan  mencari jawaban
e. Titik awal upaya pencarian
7. Elemen Berfikir kritis
a. Menentukan tujuan
b. Menyusun pertanyaan atau membuat kerangka masalah
c. Menunjukkan bukti
d. Menganalisis konsep
e. Asumsi
8. Bentuk berfikir (THINK)
a. Total recall –fakta kep.datang dari berbagai sumber
b. Habits –suatu tindakan biasa dilakukan berulang akan secara spontan
dilakukan.
c. Inquiry – keputusan akan lebh baik/akurat bila dg.inquiry.
d. New ideas and creativity –banyak belajar/peroleh info baru.
e. Knowing how you think –sadar bahwa perawat sedang berfikir.

5
B. BERPIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN

NADIA SAFIRA/181101018

email :@safiranadia142@gmail.com

Abstrak

Berpikir kritis dalam keperawatan adalah proses berpikir dalam keperawatan


dengan terperinci dengan benar benar mempertimbangkan baik buruknya dalam
memberikan layanan kesehatan,yaitu memberi layanan asuhan keperawatan dengan
menggunakan proses keperawatan,Bertujuan untuk menganalisis penggunaan bahasa,
perumusan masalah, penjelasan, dan ketegasan asumsi,kuatnya bukti bukti, menilai
kesimpulan, membedakan antara yang baik dan buruknya argument, serta mencari
kebenaran fakta dan nilai dari hasil yang diyakini benar, serta tindakan yang
dilakukan dalam keperawatan.Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah
metode pengumpulan data dan menganalisis dari hasil pemikiran sendiri yang
diterima pada saat praktek klinik dirumah sakit. Hasil dari kajian ini adalah Seorang
perawat yang bekerja lebih lama akan sangat mudah dapat berpikir kritis dikarenakan
belajar dari pengalaman pengalaman lalu yang didapatkannya sehingga tingkat
pengetahuan juga akan meningkat. Perawat yang selalu berpikir kritis atau kreatif
akan selalu melihat dan memecahkan masalah dengan sudut pandang yang berbeda
dan mempertimbangkan dengan mendalam setiap masalah yang akan diambil demi
kebaikan pasien dan diri sendiri dan Kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan
dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. Peningkatan kemampuan berpikir kritis akan
meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.

6
1. Latar Belakang

Berpikir kritis merupakan proses berpikir dengan terperinci dalam memikirkan


suatu peristiwa,tindakan.dan pemecahan suatu masalah dengan tujuan mewujudkan
hasil berpikir yang baik,dan berpikir kritis dalam keperawatan adalah proses berpikir
dalam keperawatan dengan terperinci dengan benar benar mempertimbangkan baik
buruknya dalam memberikan layanan kesehatan,yaitu memberi layanan asuhan
keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan.

Perawat yang selalu berpikir kritis atau kreatif akan selalu melihat dan
memecahkan masalah dengan sudut pandang yang berbeda dan mempertimbangkan
dengan mendalam setiap masalah yang akan diambil demi kebaikan pasien dan diri
sendiri agar tidak terjadi kejadian yang tidak diharapkan dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien. Sebagai seorang perawat kita tentu sering dihadapkan
pada situasi yang menuntut kita untuk berpikir kritis dalam memberikan pelayanan
keperawatan kepada pasien atau pemberian asuhan keperawatan kepada pasien.

2. Tujuan

Berpikir kritis dalam keperawatan bertujuan untuk menganalisis penggunaan


bahasa, perumusan masalah, penjelasan, dan ketegasan asumsi,kuatnya bukti bukti,
menilai kesimpulan, membedakan antara yang baik dan buruknya argument, serta
mencari kebenaran fakta dan nilai dari hasil yang diyakini benar, serta tindakan yang
dilakukan dalam keperawatan. (Deswani, 2009).

Kajian ini bertujuan agar asuhan keperawatan yang kita berikan cepat, tepat,tidak
membahayakan pasien dan adanya hubungan kerja sama antara pasien dan perawat
dalam pemberian asuhan keperawatan,kemudian bertujuan untuk mendapatkan
kejelasan yang akurat tentang keadaan pasien dari pihak keluarga pasien sendiri dan
juga sebagai standar keperawatan di rumah sakit.

7
3. Pembahasan

Berpikir kritis merupakan suatu proses yang berjalan secara berkesinambungan


mencangkup interaksi dari suatu rangkaian pikiran dan persepsi, sedangkan berpikir
kritis merupakan konsep dasar yang terdiri dari konsep yang berhubungan dengan
proses belajar dan kritis itu sendiri berbagai sudut pandang, sebagai seorang perawat
yang merupakan bagian dari pemberi layanan kesehatan,yaitu memberi layanan
asuhan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan akan selalu dituntut
untuk berpikir kritis dalam berbagai situasi. Penerapan berpikir kritis dalam proses
keperawatan dengan kasus yang nyata akan memberikan gambaran kepada perawat
tentang pemberian asuhan keperawatan yang komprensif dan bermutu.(Budiono dan
Sumirah,2015,p.90).

Berpikir kritis dalam keperawatan merupakan komponen penting dari


akuntabilitas profesional dalam memberikan asuhan keperawatan berkualitas.perawat
diharapkan dapat berpikir kritis untuk memproses data yang kompleks dan membuat
keputusan yang cerdas mengenai perencanaan dan pengelolaan mengingat pentingnya
hal tersebut dalam pembuatan keputusan, problem solving dan clinical judgment,
sedangkan kepercayaan diri mempengaruhi hampir setiap aspek kehidupan individu,
dari kemampuan individu untuk berpikir optimis dan bertahan melalui kesulitan, serta
pengembangan rasa percaya diri adalah komponen yang sangat penting dalam
pengambilan keputusan keperawatan. (Carlos and all,2014 dalam jurnal Tri ayunda
2018).

Berpikir kritis penting dilakukan oleh perawat sebelum mengambil keputusan


dalam asuhan keperawatan.Asuhan keperawatan merupakan satu metode ilmiah
dalam penyelesaian masalah klien. Kemampuan perawat mengidentifikasi masalah
klien dan memilih solusi intervensi yang tepat tidak lepas dari kemampuan perawat
berpikir kritis, yaitu kemampuan perawat menggali alasan berdasarkan evidence base
dari setiap problem dan solusi yang teridentifikasi. Kemampuan berpikir kritis dapat

8
digunakan ketika menyelesaikan masalah keperawatan (Zori & Morrison, 2009 dalam
jurnal bambang sudono, 2017).

Perawat melakukan pengambilan keputusan dalam setiap tindakan,


merencanakan dan memberikan asuhan.Efektifitas dan ketepatan pengambilan
keputusan membutuhkan kemahiran dalam mengumpulkan data dan keterampilan
berpikir kritis.Berpikir kritis dalam keperawatan merupakan komponen yang sangat
penting dari akuntabilitas profesional dan salah satu penentu kualitas asuhan
keperawatan. Perawat yang memiliki kemampuan berpikir kritis akan menunjukkan
sikap percaya diri, berpandangan konseptual, kreatif, fleksibel, rasa ingin tahu,
berpikiran terbuka, tekun dan reflektif (Ingram, 2008 dala, jurnal bambang
sudono,2017).

Strategi dalam peningkatan berpikir kritis dalam keperawatan ini dapat dilakukan
dengan cara mengikuti pelatihan dalam masalah-masalah klinis sebagai kompetensi ,
melalui pembelajaran, dan pengalaman,melaui hal tersebut perawat diharapkan dapat
lebih ketat untuk berpikir kritis dan mengevaluasi asuhan keperawatan yang akan
diberikan kepada pasien dengan banyak mempertimbangkan baik buruknya.

Dalam penerapan pembelajaran berpikir kritis dalam keperawatn dapat


digunakan tiga model, yaitu feeling model, vision model, dan examine model.
(Deswani,2009).

a. Feeling Model

Model ini menekankan pada rasa, kesan, dan data atau fakta yang ditemukan,
Pemikir kritis mencoba mengedepankan perasaan dalam melakukan pengamatan,
kepekaan dalam melakukan aktivitas keperawatan, dan perhatian/kewaspadaan.
Misalnya terhadap aktivitas dalam pemeriksaan tanda tanda vital, perawat
merasakan gejala,petunjuk, serta perhatiam kepada pernyataan dan perasaan
pasien.

9
b. Vision Model

Model ini digunakan untuk membangkitkan pola pikirp, mengorganisasi dan


menerjemahkan perasaan untuk merumuskan hipotesisi, analisis, dugaan, dan ide
tentang permasalahan perawatan kesehatan klien. Berpikir kritis ini digunakan
untuk mencari prinsip prinsip pengertian dan peran sebagai pedoman yang tepat
untuk mrespons ekspresi, baik perasaan perawat maupun perasaan pasien.

c. Examine Model

Model ini digunakan untuk merefleksi ide, pengertian, dan visi. Perawat
menguji ide dengan bantuan kriteria yang relavan. Model ini digunakan untuk
mencari peran yang tepat umtuk analisis, mencari,menguji, melihat
konfirmasi,kolaborasi, menjelaskan, dan menentukan suatu yang berkaitan
dengan ide.

Factor yang bisa menurunkan kemampuan berpikir kritis seseorang adalah


terjebak dalam rutinitas, dan juga cara tersering yang membuat terjebak dalam
rutinitas adalah membiasakan kita menggunakan model kebiasaan berlebihan
(Rubenfeld & Scheffer, 2007). Faktor-faktor lainnya yang dapat juga
mempengaruhi kemampuan seseorang dalam berpikir kritis adalah kondisi fisik
seseorang, keyakinan diri/ motivasi, merasa kecemasan, kebiasaan atau rutinitas
yang dikerjakan, perkembangan intelektual, konsistensi atau ketetapan, perasaan
atau emosi, dan pengalaman yang biasa rutin dilakukan sewaktu bekerja
(Rubenfeld & Scheffer, 2007).

Berbagai faktor tersebut dapat berkontribusi memberikan pengaruhnya


terhadap kemampuan berpikir kritis perawat disaat melaksanakan asuhan
keperawatan dan juga dapat mempengaruhi kemampuan berpikir kritis perawat
menurun disaat menghadapi pasien. Namun ini juga tergantung dari metode yang

10
digunakan dalam mengukur kemampuan berpikir kritis perawat disaat
melaksanakan asuhan keperawatan.(Yanti & Mulyandi,2019)

4. Kesimpulan

Berpikir kritis dalam keperawatan adalah proses berpikir dalam keperawatan


dengan terperinci dengan benar benar mempertimbngkan baik buruknya dalam
memberikan layanan kesehatan,yaitu memberi layanan asuhan keperawatan dengan
menggunakan proses keperawatan. Perawat yang selalu berpikir kritis atau kreatif
akan selalu melihat dan memecahkan masalah dengan sudut pandang yang berbeda
dan mempertimbangkan dengan mendalam setiap masalah yang akan diambil demi
kebaikan pasien,diri sendiri dan Kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan. Peningkatan kemampuan berpikir kritis akan
meningkatkan kualitas asuhan keperawatan. Tujuan berpikir kritis adalah untuk
menganalisis penggunaan bahasa, perumusan masalah, penjelasan, dan ketegasan
asumsi,kuatnya bukti bukti, menilai kesimpulan, membedakan antar yang baik dan
buruknya argument, serta mencari kebenaran fakta dan nilai dari hasil yang diyakini
benar, serta tindakan yang dilakukan dalam keperawatan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Alec fisher.(2017) Berpikir kritis sebuah pengantar.jakarta: Erlangga.

Bambang sudono.(2017). Gambaran kemampuan berpikir kritis perawat primer


dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit islam Surakarta.
Jurnal ilmu keperawatan Indonesia,10(1),81-93.

Budiono & Budi.(2015). Konsep dasar keperawatan. Jakarta: Bumi medika.

Deswani. ( 2009). Proses keperawatan dan berpikir kritis. Jakarta: Salemba medika

Rubenfeld.(2005).Berpikir kritis untuk perawat. jakarta : EGC.

Siti, Santun, &Mia,(2007). Buku ajar berpiki kritis dalam keperawatan.jakarta: EGC.

12

Anda mungkin juga menyukai