Anda di halaman 1dari 4

RESUME METODOLOGI KEPERAWATAN

BERPIKIR KRITIS DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Oleh :
Berendlit Eiqiren Purba
P07120122102

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2022/2023

Konsep Berpikir Kritis

Berpikir adalah menggunakan pikiran dan mencakup membuat pendapat, membuat keputusan,
menarik kesimpulan, dan merefleksikan (Gordon, 1995 ). Jadi yang merupakan pengertian berpikir
merupakan suatu proses yang berjalan secara berkesinambungan mencakup interaksi dari suatu
rangkaian pikiran dan persepsi.
Berfikir kritis adalah suatu proses dimana seseorang atau individu dituntut untuk
menginterpretasikan dan mengevaluasi informasi untuk membuat sebuah penilaian atau keputusan
berdasarkan kemampuan, menerapkan ilmu pengetahuan dan pengalaman. (Pery & Potter,2005).

A.Berpikir Kritis dalam Keperawatan


Berfikir Kritis dalam Tahap Pengkajian dan Diagnosis
Berpikir kritis pada tahap pengkajian adalah proses pemahaman tentang informasi apa yang
dikumpulkan, metode pengumpulan data yang akan dilakukan, berpikir tentang kesesuaian
informasi, dan membuat suatu kesimpulan tentang respons klien terhadap kondisi sakitnya.
Perumusan masalah keperawatan merupakan kesimpulan dari hasil pengkajian dan mengandung
dua kategori mendasar, yaitu kekuatan dan perhatian terhadap masalah kesehatan klien.

B. Berpikir Kritis dalam Tahap Perencanaan


Berpikir dalam perencanaan berarti menggunakan pengetahuan untuk mengembangkan hasil untuk
diharapkan. Selain itu juga memerlukan keterampilan guna mensintesis ilmu yang dimiliki untuk
memilih tindakan yang tepat titik perencanaan asuhan keperawatan biasanya ditulis berisikan di
mana dan bagaimana menolong klien berdasarkan responsnya terhadap kondisi penyakit. Bekerja
dengan klien untuk memecahkan masalah yang dihadapinya adalah hal yang paling prioritas, begitu
juga mengembangkan tujuan keperawatan dan bekerja sama dalam pencapaian tujuannya.

C. Berfikir kritis pada tahap implementasi


Tindakan keperawatan adalah keterampilan dalam menguji hipotesis, karena tindakan keperawatn
adalah tindakan nyata yang menentukan tingkat keberhasilan untuk mencapai tujuan. Bekerja
melalui aktivitas khusus, yaitu asuhan keperawatan untuk membantu mencapai tujuan dalam
perencanaan keperawatan, akan selalu menggunakan pikiran tentang apa yang harus dilakukan,
kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana intervensi keperawatan itu dilakukan.

D. Berpikir Kritis dalam Tahap Evaluasi


Berpikir kritis dalam tahap evaluasi adalah mengkaji efektivitas tindakan di mana perawat harus
dapat mengambil keputusan tentang pemenuhan kebutuhan dasar klien, dan memutuskan apakah
tindakan keperawatan perlu diulang. Berpikir dan kumpulkan informasi tentang respons klien
setelah beberapa tindakan keperawatan dilakukan. Bekerja sama dengan klien dalam rangka
evaluasi tindakan keperawatan adalah sangat penting. Berpikir kritis dalam tahap evaluasi ini dapat
dilakukan dengan menggunakan model konsep total recall.

Model Kepribadian
Model T.H.I.N.K dikemukakan oleh Rubenfeld & Scheffer (2006).
a) Ingatan Total (T)
1. Mengingat kembali fakta-fakta atau mengingat kembali dimana serta bagaimana
menemukannya bila diperlukan.
2. Fakta dapat berasal dari buku, hasil pengkajian, lingkungan.
3. Kemampuan mengakses pengetahuan: disimpan dalam ingatan estela dipelajari.
4. Tiap orang memiliki fakta dalam ingatannya.
5. Total recall tergantung kemampuan memory.

b) Kebiasaan (H)
Berpikir secara berulang-ulang sehingga jadi kebiasaan/things I do without thinking.

c) Penyelidikan (I)
1. Mengkaji issue dengan mendalam dan mananyakan yang tampak tidak jelas.
2. Menggali dan menanyakan segala sesuatu yang berkaitan dengan fakta sesuai
dengan asumsinya.
3. Cara utama untuk membuat kesimpulan
4. Berpikir induktif

d) Ide dan kreativitas (N)


1. Kebalikan dari habits
2. Segala sesuatu yang sudah dipelajari, digabung, dikaitkan dan diterapkan pada situasi
yang unik

e) Mengetahui bagaimana anda berpikir (K)


1. Dimulai dengan menggunakan refleksi diri
2. Digunakan untuk menyesuaikan pemikiran secara terusmenerus ke konteks kebutuhan
pasien dan area pelayanan kesehatan yang selalu berubah
3. Mempertimbangkan segala sesuatu dalam pikiran kita dan berusaha keras untuk
meningkatkan bagaimana kita berpikir dan apa yang kita lakukan dengan berfokus pada
apa yang kita pikirkan, rasakan, dan lakukan dalam situasi tertentu tersebut.

Sikap untuk Berpikir Kritis


a. Tanggung Gugat
b. Berpikir Mandiri
c. Mengambil Resiko
d. Kerendahan Hati
e. Integrita s
f. Ketekunan
g. Kreativitas

Cara atau Langkah Berpikir Kritis


1. Menentukan tujuan berpikir kritis (Purpose of thinking)
2. Menambah (mencukupi) pengetahuan yang diperlukan (adequacy of knowledge) 3.
Mengidentifikasi masalah potensial (Potential Problem)
4. Mengidentifikasi sumber pendukung (Helpful Resource)
5. Membuat keputusan yang kritis (Critique of judgment/Decision)

Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah kemampuan mendasar bagi praktisi kesehatan, khususnya dalam
asuhan keperawatan dan kebidanan. Tidak hanya berpengaruh pada pada proses pengelolaan
asuhan keperawatan saja, tetapi penting untuk merancang suatu perubahan. Seorang perawat harus
mempunyai kemampuan menyelesaikan suatu masalah yang efektif caranya adalah dengan
menanamkkan kemampuan berpikir kkritis. Berpikir Kritis dalam Pengambilan Keputusan
Kemampuan berpikir kritis dapat ditingkatkan dengan motivasi yang positif dari lingkungan tempat
perawat bekerja. Suatu kreativitas penting untuk membangkitkan motivasi secara individu, sehinnga
seorang perawat mampu mengembangkan konsep baru dengan pendekatan inovatif dalam
memecahkan masalah agar keputusan yang diambil akurat dan jelas. Perawat juga harus terbuka
dalam menerima kritik karena akan mengakibatkan hal yang positif.

Ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan, yaitu :
a. Dalam proses pengambilan keputusan tidak terjadi secara kebetulan
b. Masalah harus diketahui dengan jelas
c. Pengambilan keputusan tidak dilakukan secara sembrono
d. Pemecahan masalah harus didasarkan pada fakta-fakta yang telah terkumpul secara
sistematis
e. Keputusan yang baik adalah keputusan yang telah dianalisa secara matang.

Apabila pengambilan keputusan tidak didasarkan pada kelima hal diatas, akan menimbulkan
berbagai masalah, diantaranya :
1. Tidak tepatnya keputusan;
2. Tidak terlaksananya keputusan karena tidak sesuai dengan kemampuan organisasi baik dari segi
manusia, uang maupun material;
3. Ketidakmampuan pelaksana untuk bekerja karena tidak ada sinkronisasi antara kepentingan
organisasi dengan orang-orang di dalam organisasi tersebut;
4. Timbulnya penolakan terhadap keputusan.

Faktor dalam Pengambilan Keputusan


Banyak faktor yang berpengaruh kepada indivvidu mauupun kelompok dalam mengambil keputusan,
yaitu:
1. Faktor internal
2. Faktor eksternal

PERTANYAAN :
1. Seberapa penting sebagai seorang perawat kita harus berpikir kritis dalam menjalankan asuhan
keperawatan?
2. Bagaimana cara perawat mengambil suatu keputusan dalam memecahkan masalah pasien?

DAFTAR PUSTAKA
(2023). Retrieved 24 January 2023, from
http://repos itor y.po lteke sk upa ng.ac. id /2000/1 /Mat er i%20Metodo lo gy%20K epera wa ta n.p
df
SKp, I. (2013). BERFIKIR KRITIS DALAM PROSES KEPERAWATAN CRITICAL THINKING IN THE NURSING
PROCESS. JURNAL KEPERAWATAN, 6(2), 89-93. Retrieved from http://journal.poltekkesdepkes-
sby.ac.id/index.php/KEP/article/view/514

Anda mungkin juga menyukai