PENDAHULUAN
Nurmi Ume. (2015, Mei Jumat). Dipetik Mei Jumat, 2015, dari KONSEP BERPIKIR KRITIS DALAM
KEPERAWATAN : http://mykarumi.blogspot.co.id/2015/05/konsep-berpikir-kritis-dalam-
keperawatan.html
A. LATAR BELAKANG
Berpikir kritis merupakan suatu hal yang penting yang harus dimiliki seorang perawat,
agar menjadi seorang perawat yang profesional, sehingga mampu menyelesaikan masalah.
Dalam makalah ini,kita membahas Meliputi cara membangkitkan semangat,
kebahagiaan, dan pengharapan.menjelaskan salah satu cara berpikir tidak bisa dilakukan
secara luas, karena bagian dalam keperawatan sebagai suatu perkumpulan profesi dengan
bagaimana mengerjakan sesuatu?. Bagaimanapun juga semua tindakan keperawatan yang
perawat lakukan membutuhkan tingkat pemikiran yang tinggi, tidak ada tindakan yang
dilakukan tanpa berpikir kritis.
Berpikir bukan proses yang statis tetapi dapat berubah setiap hari bahkan setiap jam. Karena
berpikir merupakan sesuatu yang dinamis dan karena tindakan keperawatan selalu
membutuhkan berpikir, hal ini sangat penting untuk memahami berpikir secara umum. Dan
sangat diperlukan pula untuk menghadapi klien dengan gaya yang unik dan untuk
mengidentifikasi apa yang bisa membuat mereka lebih baik.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian dari berpikir kritis?
2. Keterkaitan berpikir kritis dengan keperawatan?
3. Ciri-ciri berpikir kritis?
4. Faktor-faktor seseorang berpikir kritis?
5. Apa yang dimaksud dengan berpikir kritis dalam keperawatan ?
6. Sikap seorang perawat yang berpikir kritis?
7. Bagaimana penerapan berfikir kritis dalam keperawatan ?
8. Bagaimana Model berpikir kritis dalam keperawatan ?
C. TUJUAN
Untuk lebih memahami makna dan maksud dari berpikir kritis dalam keperawatan,
serta untuk mengetahui penerapan dan model berpikir kritis dalam keperwatan,sehingga kita
mampu menylesaikan suatu masalah serta dapat mengambil suatu keputusan
D. MANFAAT
Dengan kita memahami konsep dan tujuan dalam penerapan berpikir kritis
keperawatan, kita dapat berpikir kritis sehingga mampu mengambil suatu keputusan dengan
tepat dan pasti .
BAB II
PEMBAHASAN
2. Intellectual courage
Keinginan dan keterbukaan untuk mendengar ide-ide orang lain. Meskipun , mungkin
perawat sangat berlawanan dengan ide-ide tersebut. Dan memebutuhkankeberanian untuk
mempertimbangkan dan mengkajisudut pandang orang lain dengan jujur menimbang
kekuatan dan kelemahan pendapat sendiri.
3. Intellectul empathy
Kemampuan untuk membayangkan diri sendiri di posisi orang lain sehinggakita dapat
memahami pandangan dan jalus penalaran orang tersebut.
4. Intellectual integrity
Kemampuan untuk menerapkan standar bukti intelektual yang kaku dan sama terhadap
pengetahuan yang kita miliki yang kita terapkan terhadap pengetahuan yang dimiliki orang
lain. Hal ini membutuhkan kejujuran untuk menelaah dan mengakui kesalahan atau
ketidakkonsistenan pikiran, penilaian, dan tindakan diri.
5. Intellectual preseverances
Kemampuan untuk mencari wawasan dan kebenaran lebih jauh meskipun sulit dan frustasi.
Butuh waktu dan energi untuk mendapatkan dan mempertimbangkan informasi baru dan
membentuk wawasan baru.
6. Faith in reason
Percaya pada diri sendiri dan keinginan untuk mencari pemikiran rasional dan percaya bahwa
orang lain dapat melakukan hal yang serupa.
7. Intellectual sense of justice
Keinginan untuk menelaah sudut pandang orang lain dengan standar intelektual yang sama,
dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan/keuntungan diri sendiri dan orang lain.
1. Total Recall
Total Recall berarti mengingat fakta atau mengingat dimana dan bagaimana untuk
mendapatkan fakta/data ketika diperlukan. Data keperawatan bisa dkumpulkan dari banyak
sumber, yaitu pembelajaran di dalam kelas, informasi dari buku, segala sesuatu yang perawat
peroleh dari klien atau orang lain, data klien dikumpulkan dari perasaan klien, instrument
(darah, urine, feses, dll), dsb.
Total recall juga membutuhkan kemampuan untuk mengakses pengetahuan, dengan adanya
pengetahuan akan menjadikan sesuatu dipelajari dan dipertahankan dalam pikiran. Masing-
masing individu mempunyai pengetahuan yang berbeda-beda dalam pikiran mereka. Ada
sekelompok yang mempunyai pengetahuan sangat luas dan ada yang sebaliknya.
Keperawatan diawali dengan pengetahuan yang minimal tetapi kemudian secara pesat meluas
seiring dengan adanya sekolah-sekolah keperawatan.
Contoh pertanyaan total Recall:
1. Berapa nomor telepon Akper Baptis Kediri?
2. Dimana alamat Akper Baptis Kediri?
3. Berapa Hemoglobin pasien 2 jam post operasi?
4. Berapa Trombosit pasien dengan DHF?
2. Habits (Kebiasaan)
Habits merupakan pendekatan berpikir ditinjau dari tindakan yang diulang berkali-kali
sehingga menjadi kebiasaan yang alami. Mereka menerima apa yang mereka kerjakan
menghemat waktu dan mudah untuk dilakukan. Manusia selalu menggambarkan sesuatu yang
mereka kerjakan sebagai kebiasaan seperti saya mengerjakan sesuatu di luar pikiran. Hal
ini bukan kebiasaan dalam keperawatan karena tindakan yang dilakukan tidak menggunakan
proses berpikir. Hal ini terjadi jika proses berpikir sudah berakar dalam diri mereka dalam
melihat sesuatu atau kemungkinan yang terjadi, di bawah sadar.
Habits mengikuti sesuatu yang dikerjakan diluar metode baru setiap waktu. Contoh :
pernahkah kita mengendarai kendaraan dan apakah pernah kita ingat pepohonan yang pernah
kita lewati? Yang kita pikirkan dan harapkan adalah supaya kita terhindar dari kecelakaan.
Cardipulmonary Resuscitation (CPR) adalah suatu kebiasaan yang sangat penting dalam
keperawatan. Ketika seseorang menjelang ajal, sebuah solusi yang cepat yang dibutuhkan
disini adalah melakukan pijat jantung (CPR), memberikan injeksi, mempertahankan suhu
tubuh, memasang kateter, dan aktivitas lainnya. Hal tersebut merupakan suatu kebiasaan yang
alami terjadi dan dilakukan oleh perawat.
SARAN
Mahasiswa keperawatan harus belajar berpikir kritis dari saat ini, agar ketika terjun
kemasyarakat mereka mampu mengambil suatu keputusan dan menylesaikan suatu masalah.
Kami mengharapkan agar mahasiswa mengerti tentang berpikir kritis terutama dalam
keperawatan, dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan
Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Dari Berpikir Kritis
Keterkaitan Berpikir Kritis Dengan Keperawatan
Ciri-Ciri Berpikir Kritis
Factor-Faktor Berpikir Kritis
Pengertian Berpikir Kritis dalam Keperawatan
Sikap Seorang perawat Yang Berpikir Kritis
Penerapan Berpikir Kritis dalam Keperawatan
Model Berpikir Kritis dalam keperawatan
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Nurmi Ume. (2015, Mei Jumat). Dipetik Mei Jumat, 2015, dari KONSEP BERPIKIR KRITIS DALAM
KEPERAWATAN : http://mykarumi.blogspot.co.id/2015/05/konsep-berpikir-kritis-dalam-
keperawatan.html