Anda di halaman 1dari 48

BERFIKIR KRITIS DAN

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Anugrah Nurul Hudda S.Kep.,Ns


berfikir kritis
Proses tidak statis.
Critical  bertanya, diskusi, memilih, menilai, membuat keputusan.

Dapat berubah-ubah
setiap saat. Kritein  to choose, to decide

Bersifat dinamis Krites  judge “kata kerja” (menilai, menduga, mengkritik, mengadili)

Criterion  standar, aturan, metoda

Critical Thinking  ditujukan pada situasi, rencana dan bahkan


aturan-aturan yg terstandar dan mendahului dalam pembuatan
keputusan (Mz.Kenzie).

Critical thinking  investigas thd tujuan guna mengeksplorasi situasi


phenomena, pertanyaan, atau masalah u/ menuju pada hipotesa atau
kepts secara terintegrasi.
Pengertian Berfikir Kritis

Berpikir Kritis adalah suatu istilah yang digunakan untuk menjelaskan suatuproses kognitif yang mengarahkan
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.

Berfikir kritis adalah proses mental untuk menganalisis atau mngevaluasi informasi.

Informasi trsb didapatkan dari hasil pengamatan, pengalaman, akal sehat, atau komunikasi.

Berpikir kritis merupakan proses yang penuh makna untuk mengarahkan dirinya sendiri dalam
membuat suatu keputusan. Proses tersebut memberikan berbagai alasan sebagai
pertimbangan dalam menentukan bukti, konteks, konseptualisasi, metode dan kriteria yang
sesuai (American Philosophical Association, 1990)
Berfikir kritis adalah cara berfikir yang reflektif, beralasan yang difokuskan pada keputusan apa yang
dilakukan atau diyakini (Jennicek,2006)
Berfikir kritis merupakan proses perbaikan dari pikiran yang mengubah metode proses berpikir untuk
meyakinkan bahwa kesimpulan yang diambil telah tepat, beralasan dan teliti (Black & Hawk,2009).
Berpikir kritis dalam keperawatan

adalah suatu kemampuan bagaimana perawat mampu berfikir dengan sistematis dan
menerapkan standar intelektual untuk mnganalisis proses berfikir. Hal ini penting karna
terkait tanggung jawab perawat dalam profesionalisme kualitas pelayanan askep.
 Dalam kaitannya dengan keperawatan, berpikir kritis adalah reflektif, pemikiran yang
masuk akal tentang masalah keperawatan tanpa ada solusi dan difokuskan pada
keputusan apa yang harus diyakini dan dilakukan (Kataoka dan Saylor, 1994 dalam
Potter dan Perry, 2005).
Landasan Teori

 Benner (1984) berpendapat bahwa pengambilan keputusan klinis sebagai keputusan


yang terdiri atas pemikiran kritis dan penuh pertimbangan, serta penetapan dari ilmu
serta pikiran kritis.
 Pemikiran kritis adalah pusat praktik keperawatan profesional karena hal tersebut
membuat seorang perawat terus memperbaiki cara pendekatan kepada klien dan
menerapkan pengetahuan-pengetahuan baru yang berdasarkan pengalaman dari
sebelumnya
Kompetensi Berpikir Kritis

 Berpikir mencakup beberapa hal yaitu membuat pendapat, membuat keputusan,


menarik kesimpulan, dan merefleksikan (Gordon, 1995 dalam Potter dan Perry, 2005).
 Kompetensi berpikir kritis adalah proses kogritif yang digunakan perawat untuk membuat
penilaian keperawatan. Kompetensi merupakan kemampuan individual yang dibutuhkan
untuk mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan yang dilandasi pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja keras sesuai untuk kerja yang dipersyaratkan.
TIPE KOMPETENSI BERFIKIR KRITIS

1. berpikir kritis umum


2. berpikir kritis spesifik dalam situasi klinis,
3. dan berpikir kritis spesifik dalam keperawatan
1. Tipe kompetensi Berfikir Kritis Umum

Kompetensi berpikir kritis umum mencakup metode ilmiah, pemecahan masalah, dan
pembuatan keputusan.
Pemecahan masalah mencangkup mendapatkan informasi ketika terdapat kesenjangan
antara apa yang sedang terjadi dan apa yang seharusnya terjadi. Dalam pembuatan keputusan,
individu memilih tindakan untuk memenuhi tujuan.
Untuk membuat keputusan, seseorang harus mengkaji semua pilihan, menimbang
setiap pilihan tersebut terhadap serangkaian kriteria, dan kemudian membuat pilihan akhir
(Potter dan Perry, 2005).
untuk pembuatan keputusan harus ditegakkan sehingga pilihan yang tepat dapat dibuat. Kriteria
harus mencangkup hal berikut:
 Pertama apa yang akan dicapai?
 Kedua, apa yang akan dicapai selanjutnya?
 Ketiga, apa yang harus dihindari?
2. Tipe kompetensi Berfikir Kritis situasi
klinis

Kompetensi berpikir kritis spesifik dalam situasi klinis, mencakup pertimbangan


diagnostik, kesimpulan klinis, dan pembuatan keputusan klinis.
Berpikir kritis spesifik dalam keperawatan mencakup pendekatan sistematis yang
digunakan untuk secara kritis mengkaji dan menelaah kondisi klien, mengidentifikasi
respon klien terhadap masalah kesehatan, melakukan tindakan yang sesuai, dan
mengevaluasi apakah tindakan yang dilakukan telah efektif.
3. Tipe kompetensi Berfikir Kritis spesifik
dalam keperawatan

Berpikir kritis spesifik dalam keperawatan mencakup pendekatan


sistematis yang digunakan untuk secara kritis mengkaji dan menelaah
kondisi klien, mengidentifikasi respon klien terhadap masalah
kesehatan, melakukan tindakan yang sesuai, dan mengevaluasi
apakah tindakan yang dilakukan telah efektif.
Model-Model Berpikir Kritis

Model-model pemikiran kritis akan menjelaskan


bagaimana menerapkan elemen pemikiran kritis untuk
mengkaji klien, merencanakan tindakan yang akan diambil
dan evaluasi hasil yang didapat.
Menerapkan tiap elemen dalam berpikir tentang seorang
klien dapat meningkatkan rasa percaya diri dan menjadi
profesional yang efektif
Komponen Model Pemikiran Kritis

1. Pengetahuan dasar spesifik perawat


2. Pengalaman
3. Kompetensi model keperawatan
4. Perilaku
5. Memiliki standar intelektual dan standar profesional (Ktaoka Yahiro
dan saylor, 1994)
1. Komponen pengetahuan dasar
spesifik perawat.

 Sebagai seorang perawat, pengetahuan dasar meliputi informasi dan teori dari ilmu
dasar, rasa kemanusiaan, ilmu perilaku dan keperawatan.
 Perawat yang menggunakan pengetahuan dasar dengan disiplin ilmu kesehatan pasti
akan memikirkan masalah klien secara holistik. Sebagai contohnya, pengetahuan luas
yang dimiliki seorang perawat akan memperhatikan segi fisik, psikologi, sosial, moral, etika,
dan budaya dalam perawatan terhadap seorang klien.
 Kedalaman dan luasnya pengetahuan akan mempengaruhi kemampuan untuk berpikir
kritis dalam menangani masalah keperawatan.
2. Komponen pengalaman

 Keperawatan merupakan sebuah disiplin ilmu yang menerapkan praktik. Pengalaman


praktik belajar klinik diperlukan untuk memenuhi keterampilan membuat keputusan klinik
(Roche, 2002).
 Dengan adanya pengalaman klinik seorang perawat akan belajar mulai dari
mengobservasi, merasakan, berbicara kepada klien dan keluarga serta dapat
merefleksikan secara aktif dengan pengalaman yang telah didapat.
 Pengalaman akan membuat seorang perawat mengerti situasi klinis, dapat mengenali
pola kesehatan klien dan memicu timbulnya pemikiran yang inovatif.
3. Komponen kompetensi proses
keperawatan

Komponen ketiga dari model berpikir kritis adalah kompetensi proses keperawatan.
Dengan menerapkan komponen model berpikir kritis dalam proses keperawatan, seorang
perawat akan menerapkan pada rasa, kesan, dan data yang berupa fakta yang
ditemukan.
4. Komponen perilaku

 Komponen keempat adalah perilaku.


 Perilaku menggambarkan bagaimana pendekatan seorang pemikir kritis dalam
menyelesaikan sebuah masalah.
 Perilaku dalam berpikir secara kritis meliputi rasa percaya diri, mandiri, adil, tanggung jawab,
mau mengambil resiko, disiplin, kreatif, memiliki rasa ingin tahu, integritas dan memiliki sikap
ramah.
 Jika diaplikasikan seorang perawat yang memiliki sifat pemikiran kritis dalam praktik
keperawatan yaitu perilaku rasa ingin tahu yang meliputi kemampuan untuk mengenali
adanya masalah dan mencari data untuk mendukung kebenaran dari apa yang anda
pikirkan (Watson dan Gletser, 1980)
Selain itu dengan rasa percaya diri seorang perawat dapat belajar bagaimana berbicara secara
meyakinkan saat memulai perawatan terhadap pasien dengan mempersiapkan segala sesuatu
sebelum melakukan tindakan keperawatan
5. Komponen Standar Intelektual dan Standar Profesional (Kataoka
Yahiro dan Saylor, 1994)

Seorang perawat yang memiliki standar intelektual seperti jelas,


tepat, spesifik, akurat, relevan, beralasan, konsisten, logis, dalam, luas,
lengkap, signifikan, tercukupi dan adil. Dalam standar intelektual
gunakanlah pemikiran yang kritis terhadap masalah seorang klien
seperti ketepatan, akurasi dan konsistensi untuk memastikan bahwa
keputusan klinis kita benar.
karakteristik berfikir kritis dalam kep.
Wilkinson (992) :

Suatu kesatuan dari berfikir ( thinking)


Merasakan (feeling)
Dan melakukan (doing)
Keuntungan berfikir kritis dalam
keperawatan

Yakin Intuisi
Kontekstual Berfikir terbuka
Perspektif Refleksi
Kreatif Inquisitiviness
Fleksibel perseverance
Integritas intelektual
Metode berfikir kritis

1. Debate  perdebatan/argumentasi.
2. Individual decision individu berdebat dg.dirinya dlm proses pengb.kpts.
3. Group discussion
4. Persuasi  pnyampaian informasi dalam mempengaruhi
perbuatan/keyakinan/sikap dan nilai2 dg berbagai alasan/argumen/bujukan
agar satu pandangan.
5. Propaganda/pemahamansengaja u/ mempengaruh. Dapat baik/buruk yg
dikembangkan untuk meyakinkan seseorang.
6. Coercion  mengancam/menggunakan kekuatan, imbalan, intimidasi,
u/memaksakan kehendak.
Point kemampuan berfikir kritis

 Analysis (kajian pemecahn masalah, agar


dipahami)
 Interpretation (pendapat)
 Self regulation (secara sadar dan sehat/tdk emosi)
 Inferensi ( membuat simpulan )
 Explanation ( hubungan sebab akiba/ pengaruh
sosial,alam,budaya, ilmu pengetahuan)
 Evaluasi (penilaian efektifitas dari strategi yg
diguakan sbgai acuan program berikutny)
Karakteristik berfikir kritis

1. Konseptualisasi
Proses intelektual membentuk suatu konsep atau pikiran abstrak yang digeneralisasi/penalaran yg
mmbntuk simpulan dan disimpan dalam otak . Sedangkan konsep adalah fenomena atau
pandangan mental tentang realitas, pikiran-pikiran kejadian, obyek, atribut, dan sjenisnya.
2. Rasional dan beralasan
Selalu berdasarkan analisis agar dipahami dan mempunyai dasar kuat dari fakta atau fenomena
nyata.
3. Reflektif
Seorang pemikir kritis tidk menggunakan asumsi atau persepsi tetapi mnyediakan waktu untk
mengumpulkan data dan menganalisisnya berdasarkan ilmu, fakta, dan kejadian.
4. Bagian dari suatu sikap
Pemahaman dari suatu sikap yg harus diambil. Pemikir kritis akan selalu menguji apakah sesuatu yg
dihadapi baik atau lebih buruk, dengan menjawab pertanyaan mengapa bisa bgt dan bgaimana
seharusnya
lnjutan

5. Kemandirian berfikir
Tdk pasif menerima pemikiran dan keyakinan orang lain, menganalisis semua isu,
memutuskan secara benar, dan dapat dipercya.
6. Berfikir kreatif
Menggunakan keterampilan intelektualnya untuk menciptakan berdasarkan suatu pemikiran
yg dihasikan dari sintettis.
7. Berfikir adil dan terbuka
Mencoba untk berubah, dari pemikiran yg salah dan kurang menguntungkan mnjdi benar
dan lebih baik. Perubahan dilakukan dengan kesadaran dan kemauan, kemudian hasilnya di
sosialisasikan beserta argumentasi kenapa memilih dan memutuskan sprt itu.
8. Pengambilan keputusan berdasarkan keyakinan
Mengevaluasi suatu argumentasi dan keimpulan, menciptakan suatu pemikiran baru, da
alternatif solusi tindakan yg akan diambil.
Proses berfikir kritis

Memahami tulisan

Mengevaluasi isi dan


bagian isi

Mempertanyakan-menjawab-
bertanya-menjawab-dst

Membangun pertanyaan
mencari jawaban

Titik awal upaya pencarian


Aktifitas mental dalam berfikr kritis

1. Mengajukan pertanyaan
2. Mengumpulkan info yg relevan
3. Memvalidasi info yg tersedia
4. Menggunakan pengalaman dan pengeth. Yg lalu u/ menjelaskan
5. Mempertahankan suau sikap fleksibel
6. Mempertimbangkan pilihan yg tersedia
7. Merumuskan suatu keputusan
Model berfikir kritis Costa,dkk (1985)

Remembering-menggunakan pengalaman masa lalu

Repeating –semakin sering berfikir kritis semakin mudah mengambil


keputusan
Reasoning –keputusan didasari atas berfikir kritis/pertimbangan
akurat

Reorganizing –mengorganisasikan fakta yg mendukung fenomena

Relating – menemukan relasi antara fenomena

Reflecting – menganalisa kembali secara hati-hati


Model Pembelajaran Berfikir kritis Dalam
Keperawatan

 Feeling model
Menekankan pada rasa, kesan dan data atau fakta yg ditemukanm, mencobq
mengedepankan perasaan dalam melakukan pengamatan, kepekaan dalam melakukan
aktivitas keperawatan dan perhatian kewaspadaan.
Ex: menjaga keamanan dan kenyamanan pasien, pada saat melakukan TTV perawat merasakan
gejala baru.
 Vision model
Membangkitkan vola pikir perawat, mencari pedoman yg tepat untuk merespon ekspresi, baik
prasaan perawat maupun klien.
 examine model
Menguji ide dengan bantuan kriteria yg relevan, digunakan untuk mencari peran yg tepat untk
analisa. Ex: mencari, menguji, melihat, knfrmasi, kolaborasi, menjelaskan dan menentukan
sesuatu yg berkaitan dngn ide.
Asumsi berfikir

 Komponen dasar kep berfikir, perasaan dan berbuat sejalan.


 Mengembangkan upaya berfikir kritis ad/upaya yg disengaja.
 Jangan hanya apa yang difikirkan, tetapi bgmn berfikir.
 Berfikir dalam kep. Sama dg.situasi pribadi.
Bentuk berfikir (THINK)

1. Total recall (menarik kmbali) –fakta kep.datang dari berbagai


sumber
Mengingat kembali fakta dimana dan bagaimana menemukan
pengalam dalam memorinya ktika dibutuhkan. EX: buku, kelas, infrmasi
klien, data2 klien.
2. Habits (kebiasaan) –suatu tindakan biasa dilakukan berulang akan
secara spontan dilakukan. Ex: Cuci tangan 6 langkah.
3. Inquiry/penyelidikan – keputusan akan lebh baik/akurat bila
dg.inquiry. Ex:
Kemerahan yg terjadi pada kulit pasien.
Tahapan penyelidikan :
 Mencari informasi (pengkajian)
 Membuat rangkaian sementara dari info yg didapat
 Mengenali kesenjangan atau rangkuman yg didapat
 Mengumpulkn informasi tambahan yg b.d informasi pertama
 Membandingkan informasi baru dengan info awal
 Mencoba bertanya pada analisis yg bias
 Mempertimbangkan satu atau lebih alternativ kesimpulan
 Memvalidasi keaslian alternatif dngn lebih banyak informasi
5. New ideas and creativity –banyak belajar/peroleh info baru.
Adalah bentuk berfikir yg khusus, menghargai kesalahan dan perbedaan
terhadap nilai2 yg dipelajarinya karena setiap standar kep. Berbeda-beda. Ex:
Perawat mensiasati kekurangan alat yg ada diruangan.
6. Knowing how you think –sadar bahwa perawat/kmu sedang berfikir.
Model berfikir ini dapat membantu perawat bekerja secara kolaborasi dengan
timkes lainnya. Ex:
Pada saat perawatan luka perawat harus berfikir dan menjawab tentang apa dan
mengapa perawatan luka dihentikan dan bagaimana keterlibat hati nurani
perawat saat melakuan tindakan itu.
Berfikir kritis dalam keperawatan

 Perawat setiap hari mengambil keputusan.


 Perawat harus menggunakan keterampilan kritisa, yaitu
- Menggunakan pengetahuan dari berbagai subjek dan lingkungan
- Perawat menangani perubahan
- Perawat penting membuat keputusan
- Menganalisa keterampilan kognitif
- Menerapkan standar
- Memilah/mengorganisir permasalahan
- Mencari info/mengidentifikasi fakta
- Transformasi pengetahuan/menggunakan pengetahuan yg telah dimiliki
dalam mendekati fenomena.
lanjutan

Berpikir kritis dalam keperawatanmerupakan komponen


yang sangat penting karena sebagai salah satu
penentukualitas asuhan keperawatan yangdiberikan serta
untuk menguji berbagaialasan secara rasional sebelum
mengambil keputusan dalam asuhan keperawatan,
sehingga apa yang didapatkan ataupun diberikan akan
maksimal dan jauh lebih baik.
Lanjutan

Berfikir kritis dlm kep.  komponen dasar dalam


pertanggunggugatan profesional dan kualitas askep.

Ciri perawat berfikir kritis : Percaya diri/ kontektual perspektif/


kreatifitas/ fleksibilitas/ ingin tahu/ intuisi/ keterbukaan/ tekun/
refleksi.
Penerapan berfikir kritis dalam keperawatan

1. Penggunaan bahasa dalam keperawatan


2. Argumentasi dalam keperawatan
3. Pengambilan keputusan
4. Penerapan dalam proses keperawatan.
Penggunaan bahasa dalam kep

Perawat menggunakan bahasa verbal dan non verbal  mengekspresikan


ide/fikiran/info/fakta/perasaan/keyakinan dan sikap thd.klien/sesama perawat/profesi lain.
Penggunaan bahasa :
 Memberi info yg dapat diklarifikasi pemberian informasi pentingnya kompres pada klien
 Mengekspresikan perasaan dan sikap  pengumuman jam besuk efektif memberikan
kesempatan klien istirahat.
 Melaksanakan perencanaan kep/ide dalam tindakan kep informasi diit, dianjurkan minum
 Mengajukan pertanyaan dalam rangka mencari info, mengekspresikan keraguan dan
keheranan, mis.mengapa klien tiba-tiba syok?
 Mengekspresikan pengandaian  asumsi penyakitkardiovaskular karena diit yang tidak benar
Fungsi Berfikir Kritis Dalam Keperawatan

1) Penggunaan proses berfikir kritis dalam setiap aktivitas tindakan kep.sehari-hari


2) Membedakan sejumlah isu-isu dlm kep.
3) Mengidentifikasi dan merumuskan maslah dlm kep.
4) Menganalisa hubungan dari masing-masing indikasi pnyebab tujuan serta tingkat hubungan
5) Menganalisa argumen dan isu-isu dalam kesimpulan dan tindakan yg dilakukan
6) Menguji asumsi-asumsi yg berkembang dalam kep.
7) Melaporkan data dan petunjuk-ptunjuk yg aktual dalam kep.
8) Membuat dan mngecek dasar analisa dan validasi data kep.
9) Merumuskan dan menjelaskan tentang aktifitas kep.
10) Digunakan dalam memberikan penjelasan, kerjasama, pembenaran, keyakinan, dan ksimpulan yg dilakukan
11) Mmbrikan alasan yg relevan terhadap keyakinan dan ksimpulan yg dilakukan
12) Merumuskan dan menjelaskan nilai-nilai keputusan dlm kep.
13) Mencari alasan-alasan, kriteria, prinsip dan aktifitas nilai-nilai keputusan
14) Mengevaluasi penampilan kinerja perawat dan ksimpulan askep.
Berfikir Kritis Dalam Setiap Proses
keperawatan

1. Berfikir kritis dalam tahap pengkajian dan diagnosis


Proses pemahaman apa yg dikumpulkan, metoda pengumpulan data yg dilakukan, berfikir
tentang kesesuaian informasi.
Perumusan masalah kep.merupakan kesimpulan dari pengkajian yg mengandung dasar
kekuatan dan perhatian terhadap masalah meliputi kmampuan perawat dalam mengtasi
masalah dengan mandiri, perlunya keterlibatan profesi lain, dan bekera secara intradisiplin.
Perumusan diagnosis perlu dilatih agar dalam menentukan masalah/mengidentifikasi dapat
lebih tajam dan tepat.
Lanjutan..

2. Berfikir kritis dalam tahap perencanaan


Menggunakan pengetahuan untuk mengembangkan hasil yg diharapkan. Perencanaan
asuhan kep. Biasanya ditulis berisikan diman bgaimanamenolong klien berdasarkan
kondisi penyakitnya.
3. Berfikir kritis dalam tahap implementasi
Keterampilan dalam menguji hipotesis, tindakan kep.adalah tindakan nyata mencapai
tujuan,membantu dalam mncapai tujuan perencanaan kep. Apa yg harus dilakukan,
kapan, dimana,mengapa ,dan bgaimana intervnsi dilakukan
4. Berfikir kritis dalam tahap evaluasi
Mengkaji efektifitas tindakan dimana perawat harus mengabil keputusantentang
pmenuhan keb.dasar klien dan apakah tindakan yg dilakukan itu harus di ulang.
Penerapan berfikir kritis dalam proses
keperawatan

a. Pengkajian kumpul data, validasi data,katagori databerfikir kritis  menggunakan


teori dalam mensintesa.

b. Perumusan diagnosa kep Tahap pengambilan kpts yg paling kritikalmenetapkan


masalah klien yang tepat perlu argumentasi secara rasional.

c. Perencanaan kep Menggunakan pengetahuan dan alasan. Diperlukan


pength.perawat u/mensintesa Keyakinan bahwa tindakan kep. Yg ditetapkan mampu
menyelesaikan masalah

d. Pelaksanaan keperawatan  Mengimplementasikan ilmu dalam situasi nyata.

e. Evaluasi keperawatan  Perawat mengkaji efektifitas tindakanterpenuhinya


kebuth.dasar
Pengambilan keputusan dalam keperawatan :Diadopsi dari
Bainbrige (1992) dalam Tapopen (1995)

Pengetahuan umum  Dilema  info situasi khusus


apa yg kita putuskan

Kemungkinan hasil  Tujuan  Pentingnya kontekstual dan pengalaman


apa yg kita ingin capai

Membandingkan  alternatif tindakan  urgensi ketersediaan feasibility


Secara efektif pilihan yg kita lakukan
keputusan apa yg. Kita lakukan
PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan


yang sistematis terhadap hakekat suatu masalah
dngan mengumpulkan fakta-fakta dan
data,menemukan alternative yang matang untuk
mengambil suatu tindakan yangtepat
5 TAHAP DALAM PENGAMBILAN
KEPUTUSAN

1. Dalam prosespengambilan keputusan tidak terjadisecara kebetulan


2. Masalah harusdiketahui dengan jelas
3. Pengambilankeputusan tidak dilakukan secara sembrono
4. Pemecahan masalah harus didasarkan pada fakta-fakta yang telahterkumpul secara
sistematis
5. Keputusan yang baik adalah keputusanyang telah dianalisa secara matang.
DAMPAK NEGATIF JIKA TIDAK SESUAI
TAHAPAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1. Tidak tepatnyakeputusan
2. Tidak terlaksananya keputusan karena tidak sesuai dengan
kemampuan organisasi baik dari segimanusia, uang maupun
material
3. Ketidakmampuan pelaksana untukbekerja karena tidak ada
sinkronisasiantara kepentingan organisasi dengan orang-orang di
dalam organisasi tersebut
4. Timbulnya penolakan terhadap keputusan.
Faktor dalam Pengambilan Keputusan

 Faktor internal
Faktor internal dari diri perawat sangat mempengaruhi proses pengambilan
keputusan . Faktor internal tersebutmeliputi keadaan emosional dan fisik,personal
karakteristik,sosial, budaya, latarbelakang filosofi, masa lalu, dan sikap
pengambilan keputusan yang dimiliki.
 Faktor eksternal
Faktor eksternal termasuk kondisi danlingkungan waktu. Suatu nilai
yangberpengaruh pada semua aspek dalampengambilan keputusan
adalahpernyataan masalah, bagaimana evaluasiitu dapat dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai