PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Dapat berubah-ubah
setiap saat. Kritein to choose, to decide
Bersifat dinamis Krites judge “kata kerja” (menilai, menduga, mengkritik, mengadili)
Berpikir Kritis adalah suatu istilah yang digunakan untuk menjelaskan suatuproses kognitif yang mengarahkan
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
Berfikir kritis adalah proses mental untuk menganalisis atau mngevaluasi informasi.
Informasi trsb didapatkan dari hasil pengamatan, pengalaman, akal sehat, atau komunikasi.
Berpikir kritis merupakan proses yang penuh makna untuk mengarahkan dirinya sendiri dalam
membuat suatu keputusan. Proses tersebut memberikan berbagai alasan sebagai
pertimbangan dalam menentukan bukti, konteks, konseptualisasi, metode dan kriteria yang
sesuai (American Philosophical Association, 1990)
Berfikir kritis adalah cara berfikir yang reflektif, beralasan yang difokuskan pada keputusan apa yang
dilakukan atau diyakini (Jennicek,2006)
Berfikir kritis merupakan proses perbaikan dari pikiran yang mengubah metode proses berpikir untuk
meyakinkan bahwa kesimpulan yang diambil telah tepat, beralasan dan teliti (Black & Hawk,2009).
Berpikir kritis dalam keperawatan
adalah suatu kemampuan bagaimana perawat mampu berfikir dengan sistematis dan
menerapkan standar intelektual untuk mnganalisis proses berfikir. Hal ini penting karna
terkait tanggung jawab perawat dalam profesionalisme kualitas pelayanan askep.
Dalam kaitannya dengan keperawatan, berpikir kritis adalah reflektif, pemikiran yang
masuk akal tentang masalah keperawatan tanpa ada solusi dan difokuskan pada
keputusan apa yang harus diyakini dan dilakukan (Kataoka dan Saylor, 1994 dalam
Potter dan Perry, 2005).
Landasan Teori
Kompetensi berpikir kritis umum mencakup metode ilmiah, pemecahan masalah, dan
pembuatan keputusan.
Pemecahan masalah mencangkup mendapatkan informasi ketika terdapat kesenjangan
antara apa yang sedang terjadi dan apa yang seharusnya terjadi. Dalam pembuatan keputusan,
individu memilih tindakan untuk memenuhi tujuan.
Untuk membuat keputusan, seseorang harus mengkaji semua pilihan, menimbang
setiap pilihan tersebut terhadap serangkaian kriteria, dan kemudian membuat pilihan akhir
(Potter dan Perry, 2005).
untuk pembuatan keputusan harus ditegakkan sehingga pilihan yang tepat dapat dibuat. Kriteria
harus mencangkup hal berikut:
Pertama apa yang akan dicapai?
Kedua, apa yang akan dicapai selanjutnya?
Ketiga, apa yang harus dihindari?
2. Tipe kompetensi Berfikir Kritis situasi
klinis
Sebagai seorang perawat, pengetahuan dasar meliputi informasi dan teori dari ilmu
dasar, rasa kemanusiaan, ilmu perilaku dan keperawatan.
Perawat yang menggunakan pengetahuan dasar dengan disiplin ilmu kesehatan pasti
akan memikirkan masalah klien secara holistik. Sebagai contohnya, pengetahuan luas
yang dimiliki seorang perawat akan memperhatikan segi fisik, psikologi, sosial, moral, etika,
dan budaya dalam perawatan terhadap seorang klien.
Kedalaman dan luasnya pengetahuan akan mempengaruhi kemampuan untuk berpikir
kritis dalam menangani masalah keperawatan.
2. Komponen pengalaman
Komponen ketiga dari model berpikir kritis adalah kompetensi proses keperawatan.
Dengan menerapkan komponen model berpikir kritis dalam proses keperawatan, seorang
perawat akan menerapkan pada rasa, kesan, dan data yang berupa fakta yang
ditemukan.
4. Komponen perilaku
Yakin Intuisi
Kontekstual Berfikir terbuka
Perspektif Refleksi
Kreatif Inquisitiviness
Fleksibel perseverance
Integritas intelektual
Metode berfikir kritis
1. Debate perdebatan/argumentasi.
2. Individual decision individu berdebat dg.dirinya dlm proses pengb.kpts.
3. Group discussion
4. Persuasi pnyampaian informasi dalam mempengaruhi
perbuatan/keyakinan/sikap dan nilai2 dg berbagai alasan/argumen/bujukan
agar satu pandangan.
5. Propaganda/pemahamansengaja u/ mempengaruh. Dapat baik/buruk yg
dikembangkan untuk meyakinkan seseorang.
6. Coercion mengancam/menggunakan kekuatan, imbalan, intimidasi,
u/memaksakan kehendak.
Point kemampuan berfikir kritis
1. Konseptualisasi
Proses intelektual membentuk suatu konsep atau pikiran abstrak yang digeneralisasi/penalaran yg
mmbntuk simpulan dan disimpan dalam otak . Sedangkan konsep adalah fenomena atau
pandangan mental tentang realitas, pikiran-pikiran kejadian, obyek, atribut, dan sjenisnya.
2. Rasional dan beralasan
Selalu berdasarkan analisis agar dipahami dan mempunyai dasar kuat dari fakta atau fenomena
nyata.
3. Reflektif
Seorang pemikir kritis tidk menggunakan asumsi atau persepsi tetapi mnyediakan waktu untk
mengumpulkan data dan menganalisisnya berdasarkan ilmu, fakta, dan kejadian.
4. Bagian dari suatu sikap
Pemahaman dari suatu sikap yg harus diambil. Pemikir kritis akan selalu menguji apakah sesuatu yg
dihadapi baik atau lebih buruk, dengan menjawab pertanyaan mengapa bisa bgt dan bgaimana
seharusnya
lnjutan
5. Kemandirian berfikir
Tdk pasif menerima pemikiran dan keyakinan orang lain, menganalisis semua isu,
memutuskan secara benar, dan dapat dipercya.
6. Berfikir kreatif
Menggunakan keterampilan intelektualnya untuk menciptakan berdasarkan suatu pemikiran
yg dihasikan dari sintettis.
7. Berfikir adil dan terbuka
Mencoba untk berubah, dari pemikiran yg salah dan kurang menguntungkan mnjdi benar
dan lebih baik. Perubahan dilakukan dengan kesadaran dan kemauan, kemudian hasilnya di
sosialisasikan beserta argumentasi kenapa memilih dan memutuskan sprt itu.
8. Pengambilan keputusan berdasarkan keyakinan
Mengevaluasi suatu argumentasi dan keimpulan, menciptakan suatu pemikiran baru, da
alternatif solusi tindakan yg akan diambil.
Proses berfikir kritis
Memahami tulisan
Mempertanyakan-menjawab-
bertanya-menjawab-dst
Membangun pertanyaan
mencari jawaban
1. Mengajukan pertanyaan
2. Mengumpulkan info yg relevan
3. Memvalidasi info yg tersedia
4. Menggunakan pengalaman dan pengeth. Yg lalu u/ menjelaskan
5. Mempertahankan suau sikap fleksibel
6. Mempertimbangkan pilihan yg tersedia
7. Merumuskan suatu keputusan
Model berfikir kritis Costa,dkk (1985)
Feeling model
Menekankan pada rasa, kesan dan data atau fakta yg ditemukanm, mencobq
mengedepankan perasaan dalam melakukan pengamatan, kepekaan dalam melakukan
aktivitas keperawatan dan perhatian kewaspadaan.
Ex: menjaga keamanan dan kenyamanan pasien, pada saat melakukan TTV perawat merasakan
gejala baru.
Vision model
Membangkitkan vola pikir perawat, mencari pedoman yg tepat untuk merespon ekspresi, baik
prasaan perawat maupun klien.
examine model
Menguji ide dengan bantuan kriteria yg relevan, digunakan untuk mencari peran yg tepat untk
analisa. Ex: mencari, menguji, melihat, knfrmasi, kolaborasi, menjelaskan dan menentukan
sesuatu yg berkaitan dngn ide.
Asumsi berfikir
1. Tidak tepatnyakeputusan
2. Tidak terlaksananya keputusan karena tidak sesuai dengan
kemampuan organisasi baik dari segimanusia, uang maupun
material
3. Ketidakmampuan pelaksana untukbekerja karena tidak ada
sinkronisasiantara kepentingan organisasi dengan orang-orang di
dalam organisasi tersebut
4. Timbulnya penolakan terhadap keputusan.
Faktor dalam Pengambilan Keputusan
Faktor internal
Faktor internal dari diri perawat sangat mempengaruhi proses pengambilan
keputusan . Faktor internal tersebutmeliputi keadaan emosional dan fisik,personal
karakteristik,sosial, budaya, latarbelakang filosofi, masa lalu, dan sikap
pengambilan keputusan yang dimiliki.
Faktor eksternal
Faktor eksternal termasuk kondisi danlingkungan waktu. Suatu nilai
yangberpengaruh pada semua aspek dalampengambilan keputusan
adalahpernyataan masalah, bagaimana evaluasiitu dapat dilaksanakan.