Anda di halaman 1dari 31

Konsep Keperawatan Anak

Oleh: Niken Andalasari


Pengertian
• Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak, pasal 1 Ayat 1: Anak adalah seseorang yang belum
berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam
kandungan.
• WHO: Batasan usia anak adalah sejak anak di dalam kandungan sampai usia
19 tahun.
• Berdasarkan Konvensi Hak-hak Anak yang disetujui oleh Majelis Umum
Perserikatan Bangsa-bangsa pada tanggal 20 Nopember 1989 dan diratifikasi
Indonesia pada tahun 1990, Bagian 1 pasal 1: Yang dimaksud Anak adalah
setiap orang yang berusia di bawah 18 tahun, kecuali berdasarkan undang-
undang yang berlaku bagi anak ditentukan bahwa usia dewasa dicapai lebih
awal.
Pertumbuhan dan perkembangan
• Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan (growth) adalah perubahan secara fisiologis
sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang
berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada waktu
yang normal.
• Pengertian Perkembangan
Perkembangan (development), adalah perubahan secara
berangsur-angsur dan bertambah sempurnanya fungsi alat
tubuh, meningkat dan meluasnya kapasitas seseorang melalui
pertumbuhan, kematangan, atau kedewasaan, dan
pembelajaran. (wong, 2000).
Pola Tumbuh Kembang Anak
1. Pola perkembangan fisik yang terarah
Terdiri dari dua prinsip yaitu cephalcaudal dan proximal distal (Wong,
1995)
• a. Cephalcaudal
Merupakan pola pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari
kepala yang ditandai dengan perubahan ukuran kepala yang lebih
besar, kemudian berkembang kemampuan untuk menggerakan lebih
cepat dengan menggelengkan kepala dan dilanjutkan ke bagian
ekstremitas bawah lengan tangan dan kaki.
• b. Proximal distal
Merupakan pola pertumbuhan dan perkembanan yang dimulai
dengan mengerakan anggota gerak yang paling dekat dengan
pusat/sumbu tengah, seperti menggerakan bahu dahulu baru
kemudian jari-jari.
Pola Tumbuh Kembang Anak
2. Pola perkembangan dari umum ke khusus
Yaitu pola pola pertumbuhan dan perkembangan yang
dimulai dengan menggerakan daerah yang lebih umum
(sederhana) dahulu baru kemudian daerah yang lebih
kompleks. Misalnya malembaikan tangan kemudian
memainkan jari.
3. Pola perkembangan dipengaruhi oleh kematangan dan
latihan belajar
Pola ini mencerminkan ciri khusus dalam setiap tahapan
perkembangan yang dapat digunakan untuk mendeteksi dini
perkembangan selanjutnya. Pada masa ini dibagi menjadi
lima tahap :
a. Masa Pra lahir, terjadi pertumbuhan yang sangat cepat
pada alat dan jaringan tubuh:
b. Masa Neonatus, terjadi proses penyesuaian dengan
kehidupan di luar rahim dan hampir sedikit aspek
pertumbuhan fisik dalam perubahan.
c. Masa bayi, terjadi perkembangan sesuai dengan
lingkungan yang mempengaruhinya dan mempunyai banyak
kemampuan untuk melindungi dan meghindari dari hal yang
mengancam dirinya
d. Masa anak, terjadi perkembangan yang cepat dalam aspek
sifat, sikap, minat dan cara penyesuaian dengan lingkungan.
e. Masa remaja, terjadi perubahan kearah dewasa sehingga
kematangan pada tanda-tanda pubertas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
1. Faktor Keturunan (herediter)
• Seks
• Ras
2. Faktor Lingkungan
Lingkungan eksternal
1) Kebudayaan
2) Status sosial ekonomi keluarga
3) Penyimpangan dari keadaan normal
4) Olahraga
5) Urutan anak dalam keluarganya
Lingkungan internal
1) Intelegensi
2) Hormon
3) Emosi
Perkembangan psikososial Erikson

Erikson meyakini bahwa pada setiap jenjang


kehidupannya, manusia akan menghadapi konflik yang
berpengaruh besar pada karakter dirinya. Konflik ini
bisa berpengaruh positif maupun negatif.
Bayi (lahir-1 tahun) Basic trust vs mistrust

“trust vs mistrust”. Artinya, peran orang di sekitarnya


sebagai pengasuh sangatlah krusial. pengasuh berhasil
memberikan makanan, kasih sayang, kehangatan, rasa
aman, dan sebagainya, maka akan membentuk
karakter seseorang yang bisa percaya kepada orang
lain.
Anak-anak (1-3 tahun) autonomy vs doubt

• 2. Anak-anak (2-3 tahun)


Anak mulai mandiri, contohnya fase potty/toilet training cukup
krusial untuk melewati fase “autonomy vs shame and doubt”ini.
Erikson meyakini bahwa anak yang memiliki kendali diri akan
otomatis merasa lebih mandiri. Contohnya saat bisa memilih apa
yang dimakan, mainan favorit, hingga baju yang akan dikenakan.
Prasekolah (3-6 tahun) initiative vs guilt

Di tahap ini, anak mulai terlibat dalam permainan dan


interaksi sosial. Jika berhasil melewatinya dengan baik,
anak akan merasa bisa memimpin orang lain.
Sementara bagi yang gagal, akan kerap merasa
bersalah, meragukan kemampuan diri sendiri, dan
jarang berinisiatif.
Usia sekoah ( 6-12 tahun) industry vs
inferiority

Pada usia sekolah, mereka harus menghadapi


tantangan berupa target sosial dan akademis. Di fase
“industry vs inferiority” ini, yang berhasil melewatinya
akan merasa kompeten. Sebaliknya, yang gagal akan
merasa inferior
Remaja (12-18 tahun)

Fase ini adalah “identity vs role confusion” yaitu saat


remaja mencari jati diri yang akan berpengaruh pada
hidupnya dalam jangka panjang. Remaja yang berhasil
akan konsisten dengan dirinya, sementara yang gagal
akan merasa bingung tentang jati dirinya.
Tahap Perkembangan Anak
1) Perkembangan Kognitif
Kemampuan kognitif pada bayi mencakup kemampuan mental yang meliputi
berpikir, belajar, dan proses pemecahan masalah. Berikut adalah
perkembangan kemampuan kognitif pada bayi dari usia 1 bulan sampai
dengan 12 bulan :
Usia 1 Bulan:
• Melihat ke arah orang-orang yang sedang bergerak.
• Melihat ke wajah orang-orang di sekitarnya.
• Diam ketika hendak digendong.
• Menikmati ketika berada di gendongan anda.
Usia 2 Bulan:
• Matanya dapat bergerak mengikuti orang atau benda yang bergerak.
• Tetap terbangun dari tidurnya untuk waktu yang cukup lama, artinya
jam tidur si kecil sekarang sudah mulai berkurang.
• Mulai untuk tersenyum.
Usia 3 Bulan:
• Mulai senang melihati tangannya sendiri.
• Merasakan suatu benda dengan mulut dan tangannya.
• Menengokkan kepalanya ke arah suara berasal.
• Si kecil menikmati permainan yang melibatkan interaksi, seperti
cilukbaa….
• Tersenyum kepada orang yang dia kenal.
Usia 4 Bulan:
• Dapat memfokuskan matanya ke arah suara berasal.
• Melihat mainannya yang dipegang tangannya sendiri.
• Tersenyum sendiri ketika dihadapkan ke cermin.
• Si kecil mulai mengeluarkan tawanya.
Usia 5 Bulan:
• Menemukan mainan yang disembunyikan
secara sebagian di bawah kain.
• Dapat memproduksi suara sendiri untuk
menarik perhatian dari lingkungan sosialnya.
• Memerhatikan orang asing yang ada di
sekitarnya.
Usia 6 Bulan:
• Mulai mencoba meraih mainannya yang
sebenarnya berada diluar jangkauan si kecil.
• Mulai menyukai bersama orang lain atau
menyukai keramaian.
Usia 6-12 Bulan:
• Dapat menemukan benda atau mainannya
setelah sebelumnya melihatnya
disembunyikan.
• Melihat-lihat gambar yang ada di buku, jadi
sekarang anda mulai bisa membelikan si kecil
buku-buku bergambar.
• Dapat menggunakan benda sebagai suatu
peralatan sesudah ditunjukkan bagaimana
caranya.
• Dapat memainkan mainannya dengan cara
yang baru, menariknya, memutarnya,
menyodoknya, dan merobeknya.
2) Perkembangan psikoseksual
Tahap oral (0-1 tahun). Kenikmatan didapat dengan cara menghisap,
menggigit, mengunyah atau bersuara. Ketergantungan sangat tinggi
dan selalu minta dilindungi untuk mendapakan rasa aman. Masalah
yang terjadi pada tahap ini adalah saat anak mulai makan.
3) Perkembangan sosial
Menurut keyakinan tradisional sebagian manusia dilajirkan dengan sifat
social dan sebagian tidak. Orang yang lebih banyak merenungi diri sendiri
daripada bersama-sama dengan orang lain, atau mereka yang bersifat social
pikirannya lebih banyak tertuju pada hal-hal diluar dirinya, secara ‘alamiah’
memang sudah bersifat demikian, atau karena factor keturunan. Juga orang
yang menentang masyarakat yaitu orang yang anti social.
1) Mulainya Perilaku Sosial
2) Reaksi Terhadap Orang Dewasa
3) Reaksi Terhadap Bayi Lain
4) Perkembangan Emosi
Pola Perkembangan Emosi
Kemampuan untuk bereaksi secara emosional sudah ada pada bayi
yang baru lahir. Gejala pertama perilaku emosional adalah
keterangsangan umum terhadap stimulasi yang kuat. Keterangsangan
yang berlebih-lebihan ini tercermin dalam aktivitas yang banyak pada
bayi yang baru lahir. Meskipun demikian, pada saat bayi lahir, bayi
tidak memperlihatkan reaksi yang secara jelas dapat dinyatakan
sebagai keadaan emosional yang spesifik.
Ciri Khas Penampilan Emosi Anak
• Emosi yang kuat
• Emosi sering kali tampak
• Emosi bersifat sementara
• Reaksi mencerminkan individualitas
• Emosi berubah kekuatannya
• Emosi dapat diketahui melalui gejala perilaku
Pola Emosi yang Umum
Beberapa bulan setelah bayi lahir, muncul berbagai macam pola emosi. Pola yang paling
umum, rangsangan yang membangkitkan emosi dan reaksi yang khas dari setiap pola
dibawah ini, antara lain;
• Rasa Takut
Rangsangan yang umumnya menimbulkan rasa takut pada masa bayi ialah suara yang
keras, binatang, kamar yang gelap, tempat yang tinggi, berada seorang diri, rasa sakit,
orang yang tak dikenal, tempat dan obyek yang tidak dikenal.
• Rasa Malu
Ketakutan terhadap orang yang tidak dikenal yang menimbulkan rasa malu tampak
pada perubahan sikap bayi setelah mereka menjadi terbiasa mengenal kembali orang
yang tadinya sudah dikenal.
Masalah yang sering muncul pada
usia 0-1 tahun

• Gangguan saluran cerna


• Kulit sensitif
• Lidah sering timbul putih (seperti jamur)
• Napas grok-grok
• Sering bersin, pilek, kotoran hidung banyak
• Kepala sering miring ke salah satu sisi (Sehingga beresiko kepala “peyang”) karena
hidung tersumbat, atau minum dominan hanya satu sisi bagian payudara.
• Karena hidung tersumbat dan bernapas dengan mulut saat minum ASI sering tersedak
• Mata sering berair atau sering timbul kotoran
• Sering berkeringat (berlebihan)
• Kepala, telapak tangan atau telapak kaki sering teraba hangat
Pengkajian perkembangan
DENVER II
• Dikembangkan oleh Dr. Willian Frankenburg dan koleganya di Denver,
Colorado.
• Dikenal dengan Denver Development Screening Test (DDST), telah
direvisi ulang dan berganti nama menjadi Denver II
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
Depkes RI pada tahun 2005 mengeluarkan kuesioner praskrining
perkembangan (KPSP).
7 Metode KPSP ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan seorang
anak apakah sesuai dengan usianya ataukah ditemukan kecurigaan
penyimpangan, KPSP dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan ataupun
tenaga non kesehatan yang terlatih
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
• Jumlah jawaban 'Ya' = 9 atau 10, perkembangan
anak sesuai dengan tahap perkembangannya (S).
• Jumlah jawaban 'Ya' = 7 atau 8, perkembangan
anak meragukan (M).
• Jumlah jawaban 'Ya' = 6 atau kurang, kemungkinan
ada penyimpangan (P).
• Untuk jawaban 'Tidak', perlu dirinci jumlah
jawaban 'Tidak' menurut jenis keterlambatan
(gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa,
sosialisasi dan kemandirian).

Anda mungkin juga menyukai