Disusun Oleh:
SITI NURROHMAWATI
NIM: P27905121033
ABSTRAK
vii
HEALTH POLYTECHNIC MINISTRY OF HEALTH BANTEN
NERS PROFESSIONAL EDUCATION PROGRAM
KIAN, 2022
SITI NURROHMAWATI
NIM P27905121033
CASE STUDY: ACTIVE CYCLE OF BREATHING TECHNIQUE (ACBT)
THERAPY IN PATIENTS WITH BREATH PATTERN PROBLEMS IN
EFFECTIVE LUNG TUBERCULOSIS PATIENTS IN PAKUHAJI Hospital
X+ 5 CHAPTER+ 46 Pages+4 Tables+5 Appendices+ 14 Libraries
ABSTRACT
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat
dan karunia serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis
ilmiah ini dengan tepat waktu. Karya tulis ilmiah ini berjudul “Terapi active
cycle of breathing technique (ACBT) pada pasien dengan masalah pola nafas
tidak efektif pada penderita tuberkulosis paru di rsud pakuhaji”
Dengan demikian penulis berharap adanya karya tulis ilmiah ini dapat
menjadi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang
keperawatan medikal bedah dan meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan
medikal bedah.
Selama penyusunan karya tulis ilmiah akhir ners ini, penulis mendapat
bimbingan dan masukan atau saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan yang berbahagia ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih dan
memberikan penghargaan yang setinggi – tingginya kepada :
1. Prof. Dr. H. Khayan, SKM, M.Kes., selaku Direktur Politeknik
KesehatanKemenkes Banten
2. Kusniawati, S.Kep, Ners, M.Kep., selaku Ketua Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Banten
3. Hj. Siti Wasliyah, S.Kep, Ners, M.Kep., selaku Ketua Program Studi Profesi
Ners Politeknik Kesehatan Kemenkes Banten
4. Purbianto, S.Kp, M.Kep, Sp.KMB., selaku pembimbing yang telah
memberikan pengarahan, kritik, saran, dan motivasi dalam penyusunan
karyailmiah akhir ners ini.
5. Seluruh Dosen pada Program Studi Profesi Ners beserta staf yang telah
membantu selama proses pendidikan
Semoga segala bantuan, kebaikan serta dukungan yang telah diberikan mendapat
balasan dari Allah SWT.
Tangerang, Mei 2022
Siti Nurrohmawati
ix
DAFTAR ISI
x
DAFTAR TABEL
xi
12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2 minggu atau lebih, batuk beserta dengan gejala tambahan ialah dahak
bercampur darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, malaise,
berkeringat malam hari tanpa berolahraga, demam lebih dari satu bulan
(Widyaningrum, 2019).
Provinsi Banten dengan CNR TB BTA positif tertinggi Tahun 2019 adalah
promotif dan preventiv tanpa mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitatif yang
Indonesia sebanyak 420.994 (pria 245.298 kasus, dan wanita 175.696 kasus)
kasus pada tahun 2017 (data per 17 Mei 2018). Berdasarkan jenis kelamin,
jumlah kasus baru TBC tahun 2017 pada pria 1,4 kali lebih besar
partisipan pria yang merokok sebanyak 68,5% dan hanya 3,7% partisipan
Beberapa tanda dan gejala yang sering ditemukan salah satunya sangat
memperburuk kondisi pasien yaitu sesak nafas. Gangguan pola nafas jika
salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk individu atau
terapi Active Cycle Of Breathing Technique (ACBT) terapi ini sangat mudah
nafasnya sehingga dapat memutus mata rantai keluhan yang sering menjadi
14
sebab dan akibat. Salah satu metode fisioterapi yang dapat diaplikasikan
utama dalam penanganan pola nafas yang tidak efektif (National Health
Service 2010)
kelebihan sekresi pulmonal pada penyakit paru kronis dan secara umum
meningkatkan fungsi paru-paru. ACBT adalah latihan yang terdiri dari tiga
sekresi aktif yaitu dengan teknik ekspirasi paksa (huffing) (Pakpahan, 2018).
B. Rumusan Masalah
masalah pada kasus ini adalah : Bagaimanakah efektivitas terapi Active Cycle
gangguan pola nafas tidak efektif dengan TB Paru di rumah sakit umum
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
asuhan keperawatan pasien dengan gangguan pola nafas tidak efektif pada
Technique (ACBT).
2. Tujuan Khusus
pola nafas tidak efektif dengan tuberkulosis paru yang diberi tindakan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada tinjauan pustaka akan dipaparkan teori dan konsep serta penelitian terdahulu
yang terkait dengan masalah penelitian sebagai bahan rujukan dalam penelitian
ini. Uraian tinjauan pustaka meliputi konsep dasar gangguan pola nafas tidak
Technique (ACBT).
Pola nafas tidak efektif adalah inspirasi dan atau ekspirasi yang tidak
pernafasan)
e. Gangguan neuromuskular
g. Imaturitas neurologis
h. Penurunan energi
i. Obesitas
k. Sindrom hipoventilasi
o. Kecemasan
dan gejala pola nafas tidak efektif dibagi dua yaitu gejala dan tanda mayor
dan minor :
1) Subjektif: Dispnea
1) Subjektif : Ortopnea
2) Cedera kepala
3) Trauma thoraks
6) Myasthenia gravis
7) Stroke
8) Kuadriplegia
9) Intoksikasi alkohol
1. Pengertian
selama 2 minggu atau lebih, batuk beserta dengan gejala tambahan ialah
dahak bercampur darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun,
malaise, berkeringat malam hari tanpa berolahraga, demam lebih dari satu
2. Etiologi
terinfeksi kemudian dapat terhirup oleh orang yang rentan (inang). Sebelum
terserang infeksi adalah orang yang sering melakukan kontak dekat berulang
Orang tersebut mungkin orang yang memiliki kontak berulang dengan klien
20
panjang atau suatu asrama. Populasi resiko tinggi lainnya adalah pengguna
aktif.
dengan HIV).
paru.
paru sebelumnya atau sudah pernah menelan OAT namun kurang dari
b. Klien yang pernah diobati TB: klien yang sebelumnya pernah menelan
bakteriologi.
berobat).
22
a. Mono resisten (TB MR): resisten terhadap salah satu jenis OAT lini
pertama saja.
b. Poli resisten (TB PR): resisten terhadap lebih dari satu jenis OAT lini
Kapreomisin, Amikasin).
4. Manifestasi klinis
Menurut Zulkifli Amin & Asril Bahar (2010), keluhan yang dirasakan
2) Batuk atau batuk berdahak, Batuk ini terjadi karena ada iritasi pada
bulan peradangan bermula. Sifat batuk ini dimulai dari batuk kering
batuk darah tuberkulosis pada kavitas, tetapi dapat juga terjadi pada
sesak napas. Sesak napas akan ditemukan pada penyakit yang sudah
4) Nyeri Dada Gejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila
melepaskan napasnya.
badan makin kurus (berat badan turun), sakit kepala, meriang, nyeri
otot, keluar keringat malam, dll. Gejala malaise ini makin lama makin
5. Patofisiologi
- Usia lanjut
- Infeksi HIV
- Imunosupresi
- Penyalahgunaan narkoba
Infeksi Sekunder
penyakit aktif.
a. Pleuritis tuberkulosa
c. Tuberkulosa milier
d. Meningitis tuberkulosa
1) Komplikasi dini
27
a. Pleuritis
b. Efusi pleura
c. Empiema
d. Laringitis
f. Poncets arthropathy
2) Komplikasi Lanjut
Tuberkulosis)
c. Amiloidasis
d. Karsinoma paru
kelebihan sekresi pulmonal pada penyakit paru kronis dan secara umum
meningkatkan fungsi paru-paru. ACBT adalah latihan yang terdiri dari tiga
2018).
28
produksi sputum. Breathing exercise yang menjadi salah satu bagian dari
pengurangan batuk, dan perbaikan pola napas. Siklus ini diulang 3-5 kali
yaitu:
1) Breathing control
ini dilakukan dengan inspirasi yang panjang dan ditahan sebentar lalu
dengan cara yang sama, lalu ditutup dengan batuk efektif untuk
BAB III
METODOLOGI STUDI KASUS
Desain studi kasus yaitu dengan melakukan asuhan keperawatan pada pasien
kelola.
C. Luaran Pasien
Luaran pasien yang di ambil yaitu pola nafas tidak efektif dengan kode
Tabel 3.1
Standar Luaran Dan Intervensi Keperawatan Pada Diagnosa Keperawatan
Gangguan Pola Nafas Tidak Efektif
N Diagnosa Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi
O (SLKI)
1. Kode : D.0005 Pola Kode : L.01004 (I.01011)
napas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan Manajemen jalan
Definisi: Inspirasi keperawatan selama jam napas
dan/atau ekspirasi yang diharapkan inspirasi atau Observasi
tidak memberikan ekspirasi ventilasi yang a. Monitor pola
ventilasi adekuat. adekuat. napas (Frekuensi,
Batasan Karakteristik: Dengan kriteria hasil : kedalaman,usaha
1. Gejala dan tanda a. Dyspnea 4 (cukup napas)
mayor menurun) b. Monitor bunyi
a. Data Subjektif b. Penggunaan otot bantu napas tambahan
- Dispnea napas 3 (sedang) (misal: Gurgling,
32
D. Kriteria Pasien
tidak efektif
Technique (ACBT)
Metode pemberian asuhan keperawatan pada Karya Ilmiah Akhir Ners ini
didasarkan pada aplikasi Evidence Based Practice (EBP). Berikut tahapan dalam
1. Analisis PICO
paru untuk masalah pola nafas tidak efektif. Adapun pendekatan perumusan
1. Kriteria Inklusi
efektif
2. Kriteria Eksklusi
3. Kata Kunci
Ners ini menggunakan data base Google Scholar, Portal GARUDA dan
Sinta yang di terbitkan dari tahun 2016 sampai 2022 berupa hasil
Technique (ACBT) pada pasien dengan masalah pola nafas tidak efektif.
35
Operator, untuk mencari seluruh artikel yang mencakup semua kata kunci.
dengan kriteria inklusi yang dapat di analisis dari penulis tetapkan adalah
(RR) karena terjadi peningkatan elastisitas dan compliance paru yang pada
Eligible dengan
kriteria inklusi 34 0 4
Eligible untuk 2
dianalisis 0 1
G. Analisis Artikel
Tabel 3.3
Perumusan Masalah Dengan Pendekatan PICOT
intervensi yang sederhana dan berharga bagi pasien yang mengalami masalah pola
nafas yang tidak efektif di ruang perawatan. Kelebihan terapi ini dapat
diaplikasikan sehari-hari dengan mudah, efektif dan sebagai intervensi yang dapat
yaitu, terapi ini hanya dapat mengatasi masalah fisiologis, sedangkan untuk
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
2022 sampai dengan 24 April 2022 di ruang Randu di RSUD Pakuhaji dengan
masalah keperawatan yang di angkat yaitu pola nafas tidak efektif, penerapan
Selanjutnya melakukan pemilihan pasien secara mandiri dan atas saran dan
masukan dari perawat ruangan ruang randu tersebut. Untuk yang pertama yaitu
pengkajian dilakukan pada tanggal 22 april 2022 pukul 12:00 WIB pada Ny. S
usia 61 tahun, BB 65 kg, TB 145 cm, nomer rekam medis 03-94-86, alamat
kp. Pasilian tegal, Kabupaten Tangerang, pendidikan terakhir Tidak tamat SD,
saat dirumah sakit adalan Tn, A Usia 33 Tahun, Alamat Kp. Kongsi Baru RT
ini, pasien dibawa ke IGD rumah sakit umum daerah pakuhaji diantar
sekitar jam 09:00 WIB klien mengeluh sesak nafas berat, demam dari
semalam, mual, muntah, sakit dada kiri bagian atas sejak 1 bulan terakhir, Ny.
pekerja di tempat pembersihan botol bekas dan limbah sampah dan setiap
malam Ny.S sering mengeluh batuk, sesak nafas dan berkeringat di malam
44x/menit, Spo2: 88%. pasien diberikan terapi medis yaitu terpasang infus
pindahkan keruang perawatan yaitu ruang randu pada tanggal 20 April 2022
Hasil pengkajian pada tanggal 22 april 2022 pada Ny. S usia 61 Tahun
regular dari pasien tidak ada suara ronchi,ada penggunaan otot bantu
dan menelan baik, jenis makanan dirumah nasi, sayur, dan lauk pauk, tidak
ada alergi makanan maupun minuman, setelah sakit frekuensi makan pasien
sudah disediakan. Pola eliminasi Ny, S sebelum masuk rumah sakit BAK
sebanyak 3-4x/hari, warna urine kuning jernih, bau khas urine, BAB 1x/hari
warna feses kuning kecoklatan, bau khas feses, sebelum masuk rumah sakit,
BAK dan BAB dapat dilakukan mandiri, setelah masuk rumah sakit BAB di
bantu oleh keluarga sedangkan Bak terpasang foly kateter. Personal hygiene
sabun hanya tissue basah, oral hygiene sebanyak 1x/sehari di pagi hari. Pola
istirahat dan tidur, pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit lama
penunjang yang dilakukan pada tanggal 20 April 2022 untuk pemeriksaan tes
Lekosit 4,4 ribu /uL(5-10). Eritrosit 2,81 ribu/uL (4,2-5,4). Hemoglobin 10,7
omeprazole 2x40 gram. Masalah keperawatan utama yang muncul adalah pola
nafas tidak efektif di tandai dengan data subjektif pasaien mengatakan sesak
saat bernafas dan data objektif yaitu terdapat retraksi intercostal, pernapasan
pasien tidak ada suara ronchi,ada penggunaan otot bantu nafas,ekspansi paru
terhadap Rifampicin.
tidak efektif, tindakan yang dilakukan adalah terapi non farmakologis yaitu
masalahfrekuensi pernafasan.
39
Tabel 4.1
Intervensi Maupun Evaluasi Penerapan latihan active cycle of berathing tehnique
Pemeriksaan Evaluasi akhir
No Jam/Tanggal Implementasi Jam/Evaluasi
Awal
1. Pukul 13.00 TD : 143/85 Penerapan terapi active Pukul 14.30 WIB. Pukul 15.00 WIB. 24
WIB. 22 April mmHg cycle of breathing tehnique TD : 133/65 mmHg April 2022
2022 N : 70 x/menit (ACBT) di lakukan kurang N : 75 x/menit S:
Suhu : 36,5 ºC lebih sebanyak 5 kali Suhu : 36,5 ºC Pasien mengatakan
Rr: 30 x/ menit Rr: 30 x/menit nafasnya sudah enakan
SPO2: 89% SPO2: 95% dan tidak lemas lagi
2. Pukul 08:10 TD : 123/96 Penerapan terapi active Pukul 09.15 WIB. O:
WIB mmHg cycle of breathing tehnique TD : 121/96 mmHg Pasien tampak
23 April 2022 N : 66x/menit (ACBT) di lakukan kurang N : 68x/menit menikmati saat diterapi
Suhu : 36,7 ºC lebih sebanyak 5 kali Suhu : 36,3 ºC A:
Rr: 26 x/menit Rr: 25 x/menit Masalah teratasi
SPO2 : 97% SPO2 : 100% P:
3 Pukul 11:20 TD : 133/85 Penerapan terapi active Pukul 12:25 WIB Intervensi dihentikan
WIB mmHg cycle of breathing tehnique TD : 120/80 mmHg (Pasien pulang)
24 April 2022 N : 78x/menit (ACBT) di lakukan kurang N : 88x/menit
Suhu : 36,3 ºC lebih sebanyak 5 kali Suhu : 36,3 ºC
Rr: 23 x/menit Rr: 20 x/menit
SPO2 : 100% SPO2 : 100%
40
B. Pembahasan
breathing tehnique pada pertemuan pertama kali yaitu Rr: 44 x/menit dan
SPO2: 88% turun menjadi Rr: 30 x/menit dan SPO 2 95%. Pada pertemuan
kedua dari Rr: 26 x/menit dan SPO2 : 97% turun menjadi Rr: 25 x/menit dan
SPO2: 100%. Dan pada pertemuan ketiga di dapatkan hasil Rr: 23x/menit dan
SPO2 : 100% turun menjadi 20 x/menit dan SPO2 100% Hal ini sesuai dengan
Kasus kelolaan pada penelitian ini mengangkat masalah utama pola nafas
tidak efektif, Keluhan yang telah disebutkan klien sepaham dengan gejala dan
tanda mayor yang telah tertera dalam buku SDKI yang diterbitkan oleh PPNI
2017. Gejala dan tanda mayor yang disebutkan yaitu penggunaan otot bantu
bertujuan untuk memperbaiki pola nafas dengan kriteria hasil seperti yang
terdapat pada SLKI buku keluaran PPNI tahun 2017, dyspnea cukup
dalam waktu yang bervariasi, seperti pada penelitian oleh ade rachma dan
41
yang diberikan dan dapat membantu klien dalam menangani masalah pola
jurnal terdahulu yang telah ada seperti penelitian yang dilakukan oleh yudha
nur cahyono 2020 mengambil responden yang berusia diatas 18-65 tahun.
peneliti ini dibantu oleh perawat ruangan yang sudah mengetahui kondisi
dirasakan oleh klien. Fase orientasi ini digunakan sebagai fase membina
hubunga saling percaya antara perawat (peneliti) dan pasien, agar asuhan yang
akan dilakukan dengan sempurna. Fase orientasi juga merupakan fase, dimana
terhadap klien.
Fase kerja dilakukan setelah klien setuju dengan tindakan asuhan yang
of breathing tehnique yang di lakukan selama 3 hari dan sudah di setujui oleh
klien.
April 2022 pada pukul 15.00 WIB menunjukan bahwa nafas klien sudah tidak
sesak lagi di tandai dengan sudah tidak menggunakan otot bantu pernafasan
dan pola nafas klien normal. Saat di evaluasi secara subjektif klien
melatih
43
optimal, serta pengaliran udara dari paru menuju keluar saluran pernafasan
dialami.
latihan active cycle of breathing tehnique ini memiliki tehnik yang lebih
diposisikan duduk rileks diatas tempat tidur atau di kursi, kemudian dibimbing
untuk melakukan inspirasi dan ekspirasi secara teratur dan tenang, yang
diulang sebanyak 3-5 kali oleh klien, tangan perawat diletakkan pada bagian
belakang thoraks klien untuk merasakan pergerakan yang naik turun selama
dalam posisi duduk yang sama, klien kemudian dibimbing untuk menarik
udara dalam paru-paru terasa kosong, langkah ini diulangi sebanyak 3-5 kali
oleh klien, jika klien merasa napasnya lebih ringan, klien dibimbing untuk
perutnya untuk menekan napas saat ekspirasi dan menjaga agar mulut serta
tenggorokan tetap terbuka. Huffing dilakukan sebanyak 2-3 kali dengan cara
yang sama, lalu diakhiri dengan batuk efektif untuk mengeluarkan sputum.
posisi tidur pasien dengan kepala dan dada lebih tinggi dari pada posisi
panggul dan kaki. Pada posisi semi fowler kepala dan dada dinaikan dengan
sudut 30º-45º. Posisi ini digunakan untuk pasien yang mengalami masalah
dengan nilai signifikan 0,000 < 0,005. Hal ini berarti Active Cycle Of
tahapan dari setiap teknik yang digunakan, dengan perasaan rileks dan nyaman
pasien.
45
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil dari studi kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa:
B. Saran
nafas tidak efektif pada pasien tuberkulosis paru dan juga sarana evaluasi
jumlah sample yang lebih banyak dan tempat yang berbeda sehingga dapat
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Kesehatan RI. (2016). Hasil Utama Riskesdas 2018. Retrieved from
http://www.depkes.go.id/resources/download/infoterkini/materi_rakorpop_2
016 Hasil Riskesdas 2016pdf
WHO. (2018). World Hypertension Day 2018. Diambil kembali dari World Health
Organization:
https://www.who.int/news-room/events/world-hypertension-day-2019
Lampiran 1
Nama : ………………………………………
Umur : ………………………………………
Alamat : ………………………………………
mestinya.
Lampiran 2
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
E-mail : Sitinurrohmawati6@gmail.com
Riwayat Pendidikan
Lampiran 3