beberapa perbedaan perasaan yang dialami antara saat otot rileks dan
saat otot tersebut tegang (Kozier, B, Erb, 2011) dalam (Cahyo, dkk,
2019).
2019).
seluruh badan mulai berfungsi pada tingkat lebih sehat dengan lebih
kecemasan.
2. Menurunkan kecemasan
rileks.
posisi berdiri
merasakan relaks.
D. Evidence Based Practice
ANALISA PICOT
tingkat stress sehingga kadar glukosa darah akan terkontrol dengan baik.
menurunkan kadar glukosa tetapi juga tekanan darah dan tingkat stress.
2. Monitor awal mengukur kadar gula darah sewaktu, kodisi fisik, tingkat
stress dsb yang menunjang kelengkapan data yang akan dianalisis dan
dokumentasikan
penelitian
Persiapan Alat
Persiapan Pasien
Persiapan Lingkungan
1. Mencuci tangan
Tahap Orientasi
pasien/keluarga
prosedur dilaksanakan
Fase kerja
Tindakan Relaksaksi Otot Progresif
1. Kerutkan dahi dan alis hingga mengerut lalu lemaskan
kedepan
leher
perlahan-lahan
ke pundak
Fase terminasi
3. Evaluasi
F. KESIMPULAN
Berdasarkan tindakan keperawatan yang telah dilakukan bahwa peneliti mendapatkan hasil evaluasi
sebagai berikut :
S: Klien mengatakan sudah merasa lebih tenang dan siap menghadapi operasi nanti
O:
A: Masalah Teratasi
P: Hentikan Intervensi
Hasil tersebut menunjukkan bahwa terapi teknik relaksasi otot progresif dapat membuahkan hasil
yang cukup signifikan baik secara subjektif dan juga secara objektif yang dapat diamati.
DAFTAR PUSTAKA
Andini, D., & Hanriko, R. (2016). Sefalgia kronik dan hemiparese sinistra e.e. space
occupying lesion. J Medula Unila, 5(1), 45-49.
American Association of Neurological. (2020). Brain Tumors. Retrieved from
https://www.aans.org/en/Patients/Neurosurgical-Conditions-and-Treatments/
BrainTumors
Brunner & Suddarth .(2013). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
Black, J. M., & Hawks, J. H. (2014). Keperawatan medikal bedah : manajemen klinis
untuk hasil yang. Jakarta: Salemba Medika
Direja, A. H. S. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika
Gemilang, J. (2013). Buku Pintar Manajemen stres dan Emosi. Yogyakarta Mantra
Books
Hawari, D. (2008). Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Jakarta : FKUI
Herodes, R. (2010). Anxiety and Depression in Patient.
Isaacs, A. (2005). Panduan belajar: keperawatan kesehatan jiwa dan psikiatrik. Jakarta:
EGC
Kaplan & Sadock. (2007). Sinopsis Psikiatri : Ilmu Pengetahuan Psikiatri Klinis. (Jilid
1). Jakarta: Bina Rupa Aksara.
Meagher, R. J., & Lutsep, H. L. (2013). Subdural Hematoma.
Perry, Patricia A., & Potter, Anne Griffin. (2005). Fundamental Keperawatan buku I
edisi 7. Jakarta : Salemba Medika
Ramdani, H. (2012). Pengaruh Latihan Relaksasi Otot Progresif terhadap Penurunan
Tekanan Darah Klien Hipertensi Primer di Kota Malang. Malang.
Setyoadi, K. (2011). Terapi Modalitas Keperawatan Jiwa pada Klien Psikogeriatrik.
Jakarta : Salemba Medika Stuart, G.W & Laraia, M.T (2005). Principles and
practice of psychiatric nursing. (7th edition). St Louis: Mosby
Stuart, G. W. (2006). Buku saku keperawatan jiwa. Jakarta: EGC Suliswati., Payopo,
Tijie, Anita., Maruhawa, Jeremia., Sianturi, Yenny., Sumijatun. (2005). Konsep
dasar keperawatan jiwa. Jakarta: EGC
Sustrani, L., Alam, S., Hadibroto, I. (2004). Hipertensi. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama Anggota IKAPI
Townsend, C.M. (2005). Essentials of psychiatric mental health nursing. (3th Ed.).
Philadelphia: F.A. Davis Company
Videbeck, S.,L. (2006). Psychiatric mental health nursing. (3rd edition). Philadhelpia:
Lippincott Williams & Wilkins. Videbeck, S.,L.(2008), Buku ajar keperawatan
jiwa. Jakarta: EGC.