Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Database
Pengambilan Artikel Jurnal penelitian ini diambil dari database : Jurnal Domestik :
http://scholar.google.co.id.

B. Kata Kunci Pencarian Literatur


Jurnal Domestik : Kata kunci pencarian untuk penelusuran jurnal yang akan ditelaah ini
adalah “kecemasan pre operasi”.

C. Jumlah Literatur
Telaah jurnal yang kami telaah menggunakan 2 literatur, meliputi:
1. Efektifitas Teknik Relaksasi Imajinasi Terbimbing Dan Nafas Dalam Terhadap
Penurunan Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi.
2. Efektifitas Terapi Murotal Dan Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Tingkat
Kecemasan Pasien Pra Operasi.

D. Proses Seleksi Literatur


Literatur diseleksi melalui :
Jurnal Domestik : Pencarian seleksi literatur dilakukan memulai memasukkan kata kunci
pencarian untuk penelusuran jurnal yaitu “kecemasan pre operasi”. Setelah dimasukkan
kata kunci pada search engine keluar sekitar 109 hasil penelusuran 0,04 detik. Tidak ada
kriteria inklusi dan eksklusi yang digunakan.

STIKES WIDYA HUSADA Page 1


BAB II
DESKRIPSI JURNAL

A. Deskripsi Umum & Deskripsi Isi


1. Jurnal I
a. Judul
Efektifitas Teknik Relaksasi Imajinasi Terbimbing Dan Nafas Dalam Terhadap
Penurunan Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi.

b. Penulis
1) Dino Aprianto (Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES
Telogorejo Semarang )
2) Sri Puguh Kristiyawati ( Dosen Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES
Telogorejo Semarang)
3) S.Eko Ch. Purnomo (Dosen Jurusan Keperawatan Poltekes Kemenkes
Semarang).

c. Publikasi
pmb.stikestelogorejo.ac.id/ejournal/index.php/.../article/.../190

d. Penelaah
Kholis Maria Ulfa (1608033).

e. Tanggal Telaah
Jurnal Ilmiah ini ditelaah tanggal 20 Juni 2017.

f. Rumusan Masalah
Berdasarkan pengalaman yang peneliti temukan di beberapa Rumah Sakit bahwa
pasien yang mengalami kecemasan pre operasi tidak dilakukan intervensi
keperawatan untuk menurunkan kecemasan. Berdasarkan fenomena tersebut
peneliti melakukan penelitian yang berjudul Efektifitas relaksasi nafas dalam dan
imajinasi terbimbing terhadap penurunan kecemasan pasien pre operasi di RSUD
RA Kartini Jepara.

STIKES WIDYA HUSADA Page 2


g. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas teknik relaksasi
imajinasi terbimbing dan nafas dalam terhadap penurunan kecemasan pada pasien
pre operasi di RSUD RA Kartini Jepara.

h. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa responden yang diberi tindakan
teknik relaksasi imajinasi terbimbing dan nafas dalam mengalami penurunan
kecemasan. Dari hasil penelitian relaksasi imajinasi terbimbing diperoleh rata-rata
penurunan kecemasan sebesar 9,07, lebih tinggi dibandingkan dengan sesudah
dilakukan terapi nafas dalam dengan rata-rata sebesar 8,3. Dengan demikian
relaksasi imajinasi terbimbing lebih efektif dibandingkan terapi nafas dalam.
Imajinasi terbimbing lebih efektif dibandingkan dengan nafas dalam karena dalam
melakukan relaksasi imajinasi terbimbing tidak hanya mengatur pola nafas yang
dapat merangsang saraf parasimpatis menghambat sistem pusat simpatis untuk
mengendalikan denyut jantung sehingga menyebabkan tubuh menjadi rilek, teknik
imajinasi terbimbing juga membentuk suatu bayangan yang indah yang dapat
diterima sebagai rangsang berbagai panca indera, sehingga ketegangan akan
dikeluarkan dan tubuh akan menjadi rileks dan nyaman.

i. Kesimpulan Penelitian
1) Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di RSUD RA Kartini Jepara
didapatkan 60 responden yang mengalami cemas dengan responden laki-laki
38 orang (63,3%) dan perempuan 22 orang (36,7%), yang terdiri dari cemas
ringan sebanyak 3 orang (5,0%), cemas sedang sebanyak 28 orang (46,7%)
dan cemas berat sebanyak 29 orang (48,3%).
2) Rata-rata mean cemas sebelum diberikan teknik relaksasi imajinasi terbimbing
sebesar 43,97 sesudah diberikan latihan teknik relaksasi imajinasi terbimbing
turun menjadi 34,90. Maka selisihnya sebesar 9,07.
3) Rata-rata skor gangguan tidur sebelum diberikan nafas dalam sebesar 41,70
sesudah diberikan nafas dalam turun menjadi 33,40. Maka selisihnya sebesar
8,3.
4) Penelitian dapat disimpulkan ada perbedaan efektifitas antara teknik relaksasi
imajinasi terbimbing dan nafas dalam terhadap penurunan kecemasan pasien

STIKES WIDYA HUSADA Page 3


pre operasi di RSUD RA Kartini Jepara dengan p-value 0,000<0,05. Tingkat
keefektifan antara relaksasi imajinasi terbimbing dan nafas dalam lebih efektif
imajinasi terbimbing karena pada terapi imajinasi terbimbing diperoleh selisih
sebelum dan sesudah sebesar 9,07, sedangkan pada teknik nafas dalam
terdapat selisih sebelum dan sesudah sebesar 8,3.

2. Jurnal II
a. Judul
Efektifitas Terapi Murotal Dan Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Tingkat
Kecemasan Pasien Pra Operasi

b. Penulis
Firman Faradisi

c. Publikasi
Jurnal ilmiah kesehatan, Vol V No 2 September 2012.
www.academia.edu/.../Efektifitas_Terapi_Murotal_dan_Terapi Musik.

d. Penelaah
Kholis Maria Ulfa (1608033).

e. Tanggal Telaah
Jurnal Ilmiah ini ditelaah tanggal 20 Juni 2017.

f. Rumusan Masalah
Terapi murotal dan terapi musik dapat menurunkan kecemasan, tetapi apakah
terapi murotal itu lebih cepat menurunkan kecemasan dibandingkan terapi musik
belum diketahui, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti tentang keefektifan
antara pemberian terapi pembacaan Al-Qur’an dengan terapi musik terhadap
penurunan kecemasan pada pasien pre-operasi

STIKES WIDYA HUSADA Page 4


g. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan efektivitas pada kedua terapi
(Terapi Murotal Dan Terapi Musik Klasik) dalam menurunkan kecemasan.

h. Hasil Penelitian
Hasil Penelitian tersebut adalah: Hasil pengkajian sebelum diberikan terapi
sebagian besar pasien mengalami cemas sedang. Uji beda tingkat kecemasan
dengan terapi musik diperoleh nilai thitung sebesar 8,887 (p = 0,000 < 0,05)
sehingga H0 ditolak. Artinya pemberian terapi musik efektif menurunkan tingkat
kecemasan pasien. Uji beda tingkat kecemasan dengan terapi murotal diperoleh
nilai thitung sebesar 10,920 (p = 0,000 < 0,05) sehingga H0 ditolak artinya
pemberian terapi murotal efektif menurunkan tingkat kecemasan pasien. Uji beda
tingkat kecemasan dengan terapi musik dan murotal diperoleh nilai thitung sebesar
2,946 (p = 0,000 < 0,05) sehingga H0 ditolak artinya pemberian terapi murotal
lebih efektif menurunkan tingkat kecemasan pasien dibandingkan dengan terapi
musik.

i. Kesimpulan Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian tentang perbedaan tingkat efektivitas antara
pemberian terapi musik dengan terapi pembacaan Al-Qur’an terhadap penurunan
tingkat kecemasan pasien pre-operasi di Rumah Sakit Islam Pekajangan dapat
ditarik simpulan:
1) Tingkat Kecemasan Pasien Sebelum dan Sesudah mendapatkan Terapi Musik
Berdasarkan hasil distribusi tingkat kecemasan pasien sebelum dan sesudah
mendapatkan terapi musik diperoleh hasil bahwa sebelum mendapatkan terapi
musik diketahui Sebagian besar termasuk kategori sedang. Sedangkan hasil
distribusi mengenai tingkat kecemasan pasien sesudah mendapatkan terapi
musik diketahui sebagian besar termasuk kategori ringan.
2) Tingkat Kecemasan Pasien Sebelum dan Sesudah mendapatkan Terapi
Murotal. Berdasarkan hasil distribusi mengenai tingkat kecemasan pasien
sebelum mendapatkan terapi murotal sebagian besar termasuk kategori
sedang. Sedangkan hasil distribusi mengenai tingkat kecemasan pasien
sesudah mendapatkan terapi murotal sebagian besar tidak merasakan adanya
kecemasan.

STIKES WIDYA HUSADA Page 5


3) Terapi murotal mempunyai dua poin penting, memiliki irama yang indah dan
juga secara psikologis dapat memotivasi dan memberikan dorongan semangat
dalam menghadapi problem yang sedang dihadapi. Sedangkan dalam terapi
musik, hanya memiliki satu poin saja, yaitu memiliki nada yang indah.
4) Terapi musik memang dapat menurunkan tingkat kecemasan yang dapat
terlihat dari menurunya ketegangan, pernafasan, tekanan darah, nadi (respon
fisiologis). Akan tetapi setelah terapi musik selesai dilaksanakan, pasien
kembali dihadapkan pada kenyataan akan operasi yang akan dihadapinya,
sehingga rasa cemas kembali meningkat. Terbukti ketika malam hari pasien
kembali merasakan kecemasan, hal ini dapat diketahui ketika peneliti
mengkaji post test pada sebagian item yang harus dikaji di pagi hari maka
pasien mengeluh tidur tidak pulas, sering kencing dan lain sebagainya.
Adapun pada terapi murotal maka kecemasan baik yang berupa gejala
fisiologis ataupun psikologis mengalami penurunan yang signifikan. Bahkan
terdapat 3 orang pasien setelah diberikan terapi murotal mengatakan bahwa
mereka merasa lebih tenang dan siap untuk melakukan operasi.
5) Terapi murotal memberikan dampak psikologis kearah positif, hal ini
dikarenakan ketika murotal diperdengarkan dan sampai ke otak, maka murotal
ini akan diterjemahkan oleh otak. Persepsi kita ditentukan oleh semua yang
telah terakumulasi, keinginan, hasrat, kebutuhan dan pra anggapan (Oriordan,
2002).

STIKES WIDYA HUSADA Page 6


BAB III
TELAAH JURNAL (PEMBAHASAN)

Sistematika
No Judul Jurnal Gaya Bahasa Metodologi Penelitian Kelebihan Penelitian Kekurangan Penelitian
Penulisan
1 Efektifitas Teknik Sistematika penulisan Tata bahasa dalam Jenis penelitian yang 1. Abstrak merupakan 1. Penelitian dengan desain
Relaksasi Imajinasi disusun dengan rapi, penelitian ini mudah dipakai dalam penelitian ringkasan atau ulasan singkat quasi eksperimental
Terbimbing Dan namun rumusan dibahami dan ini adalah Quasi mengenai isi karya tulis lazimnya tidak mencapai
Nafas Dalam masalah belum penulisan sudah sesuai Eksperimen denga ilmiah/ skripsi, tanpa ekuivalensi antara
Terhadap tercantum dan tujuan dengan kaidah menggunakan pendekatan tambahan penafsiran, kritik,
eksperimen dan kelompok
Penurunan penelitian seharusnya Pretest – Post test maupun tanggapan penulis.
kontrol. Penelitian
Kecemasan Pada dipisah dari Design. Sampel dalam Abstrak dalam penelitian ini
Pasien Pre Operasi pendahuluan agar penelitian ini sebanyak 60 sudah mencakup masalah
eksperimen berarti metode
lebih jelas dan. Tujuan responden. Penelitian ini utama yang diteliti dan ruang percobaan untuk
penelitian merupakan dilakukan dengan cara lingkupnya, metode yang mempelajari pengaruh
hal yang penting memberikan pre test dan digunakan, hasil yang variabel tertentu terhadap
karena dengan adanya post test. Pengambilan diperoleh dan kesimpulan variabel lain, melalui uji
tujuan penelitian akan sampel menggunakan utama serta saran yang coba dalam kondisi khusus
dapat diketahui arah Accidental Sampling. diajukan sudah cukup baik. yang diciptakan peneliti
dari penyusunan Penelitian ini dilakukan di 2. Penulisan jurnal sudah untuk mengujicobakan
sebuah karya ilmiah RSUD RA Kartini Jepara, menggunakan analitis kritis metode atau teknik dan
tersebut. pengambilan data berdasarkan literatur yang
strategi yang akan
dilakukan pada tanggal 6 ada dengan membandingkan
dilakukan oleh peneliti.
April-6 mei 2013. Alat temuan-temuan pada
pengumpul data yang penelitian sebelumnya
2. Di dalam apenelitian ini tidak
dijelaskan tujuan penelitian
digunakan dalam dengan hasil yang
secara khusus. Hanya secara
penelitian ini didapatkan oleh penulis.
umum penulis menjelaskan
menggunakan alat ukur Terdapat jurnal yang
bahwa penelitian ini untuk
lembar kuesioner digunakan sebagai bahan
mengetahui Efektifitas
kecemasan Hamilton referensi dalam penelitian ini
Teknik Relaksasi Imajinasi
Rating Scale For Anxiety dan buku – buku yang

STIKES WIDYA HUSADA Page 7


(HRSA) yang telah digunakan sudah cukup Terbimbing Dan Nafas
dimodifikasi oleh Uskenat relevan sehingga dapat Dalam Terhadap Penurunan
(2012). digunakan dalam Kecemasan Pada Pasien Pre
Analisis Bivariat penyusunan penelitian ini. Operasi
dilakukan dengan uji 3. Pada penelitian ini,
Wilcoxon. Karena data pendekatan yang digunakan
berdistribusi tidak adalah pendekatan kuantitatif
normal, yang sebelumnya dan berjenis quasi
dilakukan dengan eksperimental. Berdasarkan
menggunakan uji pendapat Best (1977:76)
normalitas data yaitu dalam buku Bambang
Kolmogorov Smirnov Prasetyo dan Lina Miftahul
dengan syarat sampel > Jannah (2005), penelitian ini
50 responden. kontrolnya lebih baik dari
pada pra eksperimen.
4. Jenis rancangan penelitian
yang dipakai adalah pretest-
posttest yang tidak ekuivalen
(The non ekuivalen pretest-
posttest design), jenis design
pada eksperimen ini
menggunakan kelas-kelas
yang sudah ada sebagai
kelompoknya, dengan
memilih kelas-kelas yang
diperkirakan sama
keadaan/kondisinya.

STIKES WIDYA HUSADA Page 8


2 Efektifitas Terapi Sistematika penulisan Jenis penelitian yang 1. Abstrak merupakan 1. Masalah dan tujuan dalam
Murotal Dan disusun dengan rapi, dipakai dalam penelitian ringkasan atau ulasan singkat peneltian ini tidak Nampak
Terapi Musik namun rumusan ini adalah Quasi mengenai isi karya tulis karena memang kurang
ilmiah/ skripsi, tanpa ditampakkan.
Klasik Terhadap masalah belum Eksperimen denga
tambahan penafsiran, kritik, 2. Dalam Abstrak belum
Penurunan Tingkat tercantum dan tujuan menggunakan pendekatan maupun tanggapan penulis.
Kecemasan Pasien penelitian seharusnya Pretest – Post test
mencantumkan saran.
Abstrak dalam penelitian ini 3.
Pra Operasi dipisah dari Design. Sample penelitian sudah mencakup masalah
pendahuluan agar adalah pasien fraktur utama yang diteliti dan ruang
lebih jelas dan. Tujuan ekstremitas di RSI lingkupnya, metode yang
penelitian merupakan Muhammadiyah digunakan, hasil yang
diperoleh dan kesimpulan
hal yang penting Pekajangan. Tehnik
utama.
karena dengan adanya pengambilan sampel 2. Penulisan jurnal sudah
tujuan penelitian akan menggunakan purposive menggunakan analitis kritis
dapat diketahui arah sampling. Tehnik berdasarkan literatur yang
dari penyusunan pengambilan data dengan ada dengan membandingkan
sebuah karya ilmiah cara observasi dan temuan-temuan pada
tersebut. wawancara. Analisa data penelitian sebelumnya
dengan hasil yang
menggunakan uji t-
didapatkan oleh penulis.
dependent (paired Terdapat jurnal yang
sample t test). digunakan sebagai bahan
referensi dalam penelitian ini
dan buku – buku yang
digunakan sudah cukup
relevan sehingga dapat
digunakan dalam
penyusunan penelitian ini.

STIKES WIDYA HUSADA Page 9


BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Operasi adalah tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan
membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh
ini umumnya dilakukan dengan membuat sayatan. Setelah bagian yang ditangani
ditampilkan, dilakukan tindakan perbaikan yang diakhiri dengan penutupan dan
penjahitan luka (Sjamsuhidayat, 1997, hlm.336).
Tindakan pembedahan merupakan salah satu bentuk upaya terapi yang dapat
mendatangkan ancaman integritas tubuh dan jiwa seseorang. Pembedahan yang
direncanakan dapat menimbulkan respon fisiologis maupun psikologi pada pasien.
Respon psikologis yang biasanya terjadi pada pasien pre operasi adalah kecemasan.
Kecemasan merupakan reaksi emosional terhadap penilaian individu yang subyektif, yang
dipengaruhi oleh alam bawah sadar dan tidak diketahui secara khusus penyebabnya
(Depkes, 2008, hlm.70).
Kecemasan berfungsi sebagai mekanisme yang melindungi ego karena kecemasan
memberi sinyal kepada kita bahwa ada bahaya dan kalau tidak dilakukan tindakan yang
tepat maka bahaya itu akan meningkat sampai ego dikalahkan.
Cemas disebabkan oleh hal-hal yang tidak jelas. Termasuk di dalamnya pasien yang
akan menjalani tindakan pembedahan (Muttaqin & Sari, 2009, hlm.72). Perasaan yang
tidak menyenangkan ini umumnya menimbulkan gejala-gejala fisiologis (seperti gemetar,
berkeringat, detak jantung meningkat, dan lain-lain) dan gejala-gejala psikologis (seperti
panik, tegang, bingung, tak dapat berkonsentrasi, dan sebagainya). Perbedaan intensitas
kecemasan tergantung pada keseriusan ancaman dan efekivitas dari operasi-operasi
keamanan yang dimiliki seseorang. Mulai munculnya perasaan-perasaan tertekan, tidak
berdaya akan muncul apabila orang tidak siap menghadapi ancaman (Taylor, 1995, dalam
Pratiwi, 2010).
Kecemasan merupakan respon individu terhadap suatu keadaan yang tidak
menyenangkan. Cemas pada pre operasi merupakan suatu respon antisipasi terhadap
suatu pengalaman yang dianggap sebagai suatu ancaman.
Berdasarkan jurnal yang penulis telaah, ada beberapa upaya ataupun intervensi yang
bisa diaplikasikan untuk mengurangi kecemasan tersebut menggunakan metode-metode,
misalnya teknik relaksasi imajinasi terbimbing dan nafas dalam, serta terapi murotal dan

STIKES WIDYA HUSADA Page 10


terapi musik klasik. Institusi bisa memilih salah satu metode tersebu sesuai kebutuhan dan
SDM dan sarana yang mendukung, karena sebenarnya semua metode tersebut terbukti
efektif dalam mengurangi kecemasan pada pasien pre operasi.

B. Saran
1. Bagi profesi keperawatan
Diharapkan untuk senantiasa melaksanakan dan meningkatkan peran
mandirinya dalam upaya mengatasi masalah kecemasan pada pasien sebelum
pembedahan melalui metode-metode yang sudah melalui penelitian seperti teknik
relaksasi imajinasi terbimbing dan nafas dalam serta terapi musik klasik atau terapi
Al-Quran/Murotal.
2. Bagi Rumah Sakit
Rumah Sakit Permata Medika Semarang dapat menggunakan hasil penelitian-
penelitian ini sebagai salah satu alternatif untuk mengatasi kecemasan pada pasien pre
operasi dengan memberikan pelatihan kepada perawat tentang pemberian teknik
relaksasi imajinasi terbimbing dan nafas dalam kepada pasien pre operasi yang
mengalami kecemasan serta membuat regulasi/kebijakan dan menyiapkan saran,
prasarana untuk terapi murotal atau terapi musik klasik pada pasien yang akan
menjalani operasi.
3. Bagi institusi pendidikan kesehatan
a. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu baru
untuk pengembangan penelitian selanjutnya dan sebagai tambahan pustaka dalam
mengembangkan ilmu keperawatan mengenai intervensi dan sebagai
implementasi untuk penurunan kecemasan pasien pre operasi.
b. Diharapkan terus mengkaji berbagai terapi yang lebih efektif dalam penanganan
cemas dan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan khususnya dibidang
keperawatan.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian sejenis diharapkan dapat
menggunakan variabel-variabel lain yang dapat digunakan untuk mengukur
penurunan penurunan kecemasan pasien pre operasi dengan menggunakan sampel
penelitian yang lebih besar lagi sehingga akurasi hasil dapat lebih baik.

STIKES WIDYA HUSADA Page 11


C. Implikasi dalam Keperawatan (yang bisa diterapkan dalam ruangan)
Berdasarkan dari hasil penelitian tersebut diatas, perawat ruangan ataupun perawat
kamar bedah bisa mengaplikasikan intervensi tersebut untuk mengurangi kecemasan pada
pasien-pasien yang akan menjalani operasi.
Untuk di RS Permata Medika Semarang, metode teknik relaksasi imajinasi terbimbing
dan nafas dalam bisa dilakukan, namun akan lebih baik hasilnya bila perawat yang
memberikan sudah mendapatkan pelatihan. sedangkan untuk terapi murotal dan terapi
musik klasik juga bisa diterapkan sesuai kebijakan yang akan diambil oleh RS, karena
terapi murotal ataupun terapi musik klasik bisa diterapkan menggunakan gadget pasien,
institusi RS dan perawat bisa menyarankan dan memberi edukasi kepada pasien mengenai
metode tersebut sebelum menjalani prosedur pembedahan untuk mengurangi tingkat
kecemasan pasien.

STIKES WIDYA HUSADA Page 12


DAFTAR PUSTAKA

1. Aprianto, Dino, Sri Puguh Kristiyawati, dan S.Eko Ch. Purnomo. ( 2013 ). Efektifitas
Teknik Relaksasi Imajinasi Terbimbing Dan Nafas Dalam Terhadap Penurunan
Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi. Semarang.
pmb.stikestelogorejo.ac.id/ejournal/index.php/article/190, 20 Juni 2017.
2. Faradisi, Firman. ( 2012 ). Efektifitas Terapi Murotal Dan Terapi Musik Klasik Terhadap
Penurunan Tingkat Kecemasan Pasien Pra Operasi. Jurnal Ilmiah Kesehatan. Vol V No
2 September 2012. Pekalongan. www.academia.edu//Efektifitas Terapi Murotal dan
Terapi Musik. 20 uni 2017.
3. Arikunto, S. ( 2006 ). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rinika
Cipta.

STIKES WIDYA HUSADA Page 13

Anda mungkin juga menyukai