Anda di halaman 1dari 7

RESUME JURNAL PENDUKUNG

Erin Nur Sa’ban

20190320089

Jurnal Pendukung

Judul dan Penulis Utami & Khoiriyah (2020). Penurunan Skala Nyeri Akut Post
Laparatomi Menggunakan Aromaterapi Lemon. Ners Muda Vol 1 No.
1, April 2020.

Latar Belakang .
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh terapi relaksasi
nafas dalam terhadap intensitas nyeri pada pasien post operasi
cholelitiasis.
Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pra-Eksperimental
menggunakan The One Group Pretest Posttest Design.
Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada Desember 2018 di RSUD Dr. M. Yunus
Bengkulu.
Sampel Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pasien post operasi
cholelitiasis setelah 4 jam, yang mana pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan teknik Accidental Sampling sebanyak 30
orang.
Instrumen Penelitian ini menggunakan alat ukur berupa uji Compared Mean
Paired T-test untuk mendapatkan gambaran mengenai masing-masing
variabel yang diteliti sekaligus mengetahui pengaruh terapi relaksasi
nafas dalam terhadap intensitas nyeri pada pasien post operasi
cholelitiasis.
Prosedur Data dikumpulkan melalui penelitian langsung pada pasien atau biasa
disebut dengan data primer.
Analisa Data Penelitian ini menggunakan analisis data yang dilakukan secara
univariat, uji normalitas, dan analisis bivariat.
Hasil Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada 30 pasien post operasi
cholelitiasis, didapatkan skala nyeri minimum 3, skala nyeri
maksimum 9, dan skala nyeri rata-rata 5,80 dengan standar deviasi
1,518 sebelum dilakukan teknik relaksasi pernafasan dalam.
Sedangkan setelah dilakukan teknik relaksasi pernafasan dalam,
didapatkan skala nyeri minimum menjadi 2, skala nyeri maksimum
menjadi 8, dan skala nyeri rata-rata menjadi 4,97 dengan standar
deviasi menjadi 1,520. Jadi, terdapat pengaruh dari terapi relaksasi
nafas dalam terhadap intensitas nyeri pada pasien post operasi
cholelitiasis.
Diskusi Penelitian kali ini fokus kepada pengaruh yang signifikan atas
perubahan skala nyeri yang terjadi antara sebelum dan setelah
melakukan teknik relaksasi pernafasan dalam bagi pasien post operasi
cholelitiasis. Terealisasikannya hal tersebut dapat dilihat dari nilai
rata-rata dan tanda atau gejala yang terjadi.

Critical Appraisal

1. Apakah penelitian relevan dengan praktik?


Menurut kami, penelitian ini relevan dengan praktik, karena kenyataannya selama
praktik kami masih menemukan banyaknya pasien dengan diagnosa tersebut, yang mana
membutuhkan penanganan yang tidak hanya berupa operasi, namun juga perawatan pasca
operasi yang dapat dilakukan dengan berbagai teknik demi mengurangi skala nyeri yang
terjadi, sehingga hal semacam itu dapat dikatakan sebagai permasalahan umum yang
kompleks penyelesaiannya.
2. Apakah hasil penelitian dapat diaplikasikan oleh perawat?
Dari pendapat kami, tentunya penelitian ini dapat diaplikasikan oleh perawat, karena
penelitian ini termasuk terapi yang tidak membutuhkan biaya mahal, bahkan bisa
dilakukan kapan pun dan di mana pun dengan pembentukan cara-cara yang sederhana.
3. Apakah keuntungan penelitian lebih besar daripada risikonya jika diaplikasikan
oleh perawat?
Penelitian ini memiliki keuntungan yang besar dengan risiko yang relatif kecil, karena
penelitian ini mempunyai jangkauan yang fleksibel dan tidak membutuhkan alat atau
bahan yang berpotensi membahayakan pasien.
4. Kemukakan pendapat Anda mengenai hasil penelitian, apakah dapat diaplikasikan
pada praktik keperawatan Anda saat ini? Jelaskan alasannya!
Menurut kami, penelitian ini dapat diaplikasikan pada praktik keperawatan saat ini.
Karena seperti yang sudah dijelaskan bahwa saat ini permasalahan yang berkaitan dengan
diagnosa tersebut sudah terjadi berkali-kali, bahkan tanda dan gejalanya pun sering kali
tidak diketahui oleh pasien karena mereka tidak memperhatikannya sama sekali. Alasan
paling tepat dari dilaksanakannya penelitian ini adalah karena penerapannya yang mudah
dan murah guna mempelajari terapi serta mendapatkan efektivitasnya.
5. Jika dapat diaplikasikan, bagaimana cara mengaplikasikannya, dan hal-hal apa
saja yang harus diperhatikan?
Cara mengaplikasikannya adalah melalui proses adaptasi peran dari seorang perawat
kepada para pasiennya. Selain itu, hal yang harus diperhatikan adalah tentang bagaimana
kondisi pasien yang ditangani, baik secara fisik maupun mental, dengan tujuan agar terapi
yang dijalankan dapat berjalan maksimal tanpa adanya miskomunikasi.

Jurnal Pendukung I

Judul dan Penulis Tina Muzaenah, A. B. (2021). Manajemen Nyeri Non Farmakologi
Post Operasi dengan Terapi Spiritual “Doa dan Dzikir”. Herb-
Medicine Journal Vol. 4 No. 3, 1-9.

Latar Belakang Pada kasus-kasus pembedahan, sekitar 80% pasiennya pasti akan
mengalami nyeri setelah operasi. Manajemen nyeri sendiri menjadi
hal yang sangat penting bagi setiap pasien bedah, karena manajemen
nyeri post operasi digunakan untuk mencegah efek samping dari rasa
sakit, memfasilitasi pemulihan, dan mengurangi biaya perawatan
dengan meminimalkan atau menghilangkan kesusahan pasien, yang
mana sifatnya bisa berupa farmakologi dan/atau non farmakologi.
Manajemen nyeri non farmakologi diklaim mampu mengurangi efek
emosional dari nyeri, meningkatkan penyesuaian, dan membuat pasien
merasa percaya bahwa dirinya dapat mengendalikan rasa nyerinya,
sehingga pada akhirnya akan meningkatkan kualitas tidur sekaligus
mengurangi skala nyeri. Doa dan dzikir adalah 2 teknik non
farmakologi yang biayanya rendah, mudah, dan nyaman dilakukan
kapan pun dan di mana pun, tidak memiliki efek samping, serta
terbukti menurunkan intensitas nyeri pasca operasi setelah
mendengarkannya.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek dari meditasi dzikir pada
pengurangan nyeri post operasi serta untuk menilai efek dari meditasi
doa terhadap respon fisiologi bagi pasien muslim.
Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Randomized
Controlled yang eksperimennya juga dilakukan melalui kegiatan
pretest dan posttest.
Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada Januari 2020.
Sampel Sampel dari penelitian ini adalah sebanyak 40 orang, yang
keseluruhannya dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
Instrumen Penelitian ini menggunakan alat ukur berupa Pain Rating Scale (PRS)
untuk mengukur nyeri, seperti sensasi, persepsi, dan reaksinya.
Subjeknya menunjukkan tingkat nyeri dengan skala 0 sebagai skala
terkecil dan 10 sebagai skala terbesar.
Prosedur Data dikumpulkan melalui penelitian langsung pada pasien dengan
mewawancarai mereka, yang hasilnya akan dituliskan kembali ke data
formulir.
Analisa Data Penelitian ini menggunakan analisis data yang dilakukan secara
Descriptive Statistics untuk mengetahui skor dari masing-masing
kelompok, Chi-Square untuk membandingkan hasil skor dari masing-
masing kelompok, dan T-test untuk membandingkan 2 cara variasi
dari masing-masing kelompok.
Hasil Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada 40 pasien,
menunjukkan bahwa sebagian dari subjeknya dapat membaca dan
memahami proses dzikir sebagai latihan meditasinya. Waktu rata-rata
yang digunakan adalah selama 20 menit. Mereka juga mampu
memahami latihan doa yang dilakukan bahkan paham dengan makna
dari setiap skor yang dihasilkan.
Diskusi Manajemen nyeri adalah hal yang penting untuk mengurangi
ketidaknyamanan pada pasien. Terapi doa dan dzikir dianggap mampu
mengurangi nyeri yang terjadi pasca operasi. Senada dengan hal itu,
meditasi juga menjadi salah satu strategi yang mampu meningkatkan
kesehatan fisik yang ditandai dengan respon imun yang meningkat.

Jurnal Pendukung II

Judul dan Penulis Juistira Safitri, S. D. (2020). Terapi Relaksasi (Nafas Dalam) dalam
Mengurangi Ansietas. Jurnal Dunia Kesmas Vol. 9 No. 3, 365-370.

Latar Belakang Masalah yang paling sering muncul pada pasien post operasi adalah
nyeri, yang mana apabila tidak diatasi, maka akan menimbulkan
kecemasan, ketakutan, serta stress yang akan meningkatkan lagi
intensitas nyeri yang dirasakan. Ansietas sendiri akan menjadi respon
perasaan yang tidak terkendali, alias merupakan respon terhadap
ancaman yang sumbernya sering kali tidak diketahui atau samar-
samar. Nyeri selama proses pasca operasi yang disertai dengan
ketakutan akan memperlambat proses penyembuhan. Oleh karenanya,
sangat wajar jika ansietas dapat menganggu keselamatan pasien, sebab
mampu menimbulkan infeksi.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi relaksasi
(nafas dalam) dalam mengurangi nyeri pasien post operasi yang akan
menyebabkan ansietas.
Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif dengan pendekatan berupa Quasi Experiment.
Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada 16 Februari-30 Juni 2019 di Praktik
Mandiri Kota Bandar Lampung.
Sampel Sampel dari penelitian ini adalah sebanyak 30 orang, yang
menggunakan teknik Purposive Sampling.
Instrumen Penelitian ini menggunakan alat ukur berupa uji T untuk mendapatkan
gambaran mengenai masing-masing variabel yang diteliti.
Prosedur Data dikumpulkan melalui penelitian langsung pada pasien
menggunakan lembar observasi.
Analisa Data Penelitian ini menggunakan analisis data yang dilakukan secara
bivariat.
Hasil Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada 30 pasien,
menunjukkan bahwa rata-rata nyeri yang menyebabkan ansietas pada
pasien pasca operasi sebelum diberikan terapi relaksasi (nafas dalam)
adalah 6.7 dengan standar deviasi 0,8. Sedangkan rata-rata nyeri yang
menyebabkan ansietas pada pasien pasca operasi setelah diberikan
terapi relaksasi (nafas dalam) adalah 4.3 dengan standar deviasi 0,9.
Diskusi Penelitian kali ini fokus kepada pengaruh terapi relaksasi (nafas
dalam) guna mengurangi ansietas. Jadi, para perawat harus mengolah
asuhan keperawatan yang tepat dalam memberikan terapi non
farmakologi agar dapat mengurangi nyeri melalui terapi relaksasi
(nafas dalam).

Anda mungkin juga menyukai