Disusun oleh:
ERIN NUR SA’BAN
20190320089
Disusun oleh:
ERIN NUR SA’BAN
20190320089
Telah disetujui dan diseminarkan pada tanggal Juni 2023
Yanuar Primanda, S.Kep., Ns., MNS Ari Budiarti Sri Hidayati, Ns.,M.Kep
NIK : 19850103201110173177 NIDN : 0506117204
Mengetahui
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
ABSTRAK
Latar Belakang: Populasi DM di dunia tahun 2021 adalah 537 juta jiwa yang
menunjukan peningkatan sebesar 20% dibandingkan dengan populasi DM pada tahun
2019. Peningkatan persentase terbesar diperkirakan terjadi pada tahun 2030 hingga 2045
sebanyak 643 juta menjadi 783 juta jiwa yang menunjukkan peningkatan sebesar 21,77%.
Prosentase hospitalisasi penyandang DM lebih tinggi dibandingkan bukan penyandang
DM yaitu sebesar 14,4%-22,7% jauh lebih tinggi dibandingkan dengan bukan penyandang
DM yaitu sebesar 8,5%-13,5%. Rehospitalisasi pada penyandang DM terjadi karena
kurang adekuatnya instruksi atau edukasi discharge planning.
Tujuan Penelitian: Menganalisis hubungan antara kualitas discharge planning dengan
tingkat kepuasan pasien diabetes melitus di RS PKU Muhammadiyah Gamping.
Metode Penelitian: Kuantitatif non experimental. Total sampel pada penelitian ini
sebanyak 115 orang dengan total populasi 162 orang pasien diabetes melitus yang akan
pulang dalam waktu 24 jam kedepan. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Gamping. Metode pengambilan sampel menggunakan non probability
sampling dengan teknik insidental sampling. Instrumen pada penelitian ini menggunakan
kuisioner demogrfi, kuisioner Quality of Dischage Teaching Scale (QDTS) dan kuisioner
kepuasan berdasarkan lima karakteristik (RATER). Pengolahan data dilakukan
menggunakan Spearman rank corellation.
Hasil: uji Spearman Rho, dapat diketahui bahwa sebanyak 43 responden (37,4%) memiliki
kualitas edukasi discharge planning yang tinggi dan kepuasan yang tinggi. Diketahui juga
nilai p value sebesar 0,000 dimana nilai p value lebih rendah dari 0,05 (p< 0,05) sehingga
dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas edukasi discharge
planning dengan kepuasan pasien. Hasil uji menunjukan nilai r value yaitu 0,568 yang
memiliki arah positif yang berarti semakin tinggi kualitas edukasi discharge planning yang
diberikan maka akan meningkatkan kepuasan pasien dengan tingkat korelasi yang sedang.
Kesimpulan: Mayoritas responden menilai kualitas edukasi discharge planning di RS PKU
Muhammadiyah Gamping dalam kategori tinggi dan memiliki tingkat kepuasan terhadap
pelaksanaan edukasi discharge planning di RS PKU Muhammadiyah Gamping dalam
kategori tinggi. Terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas edukasi discharge
planning dengan tingkat kepuasan pasien diabetes melitus di RS PKU Muhammadiyah
Gamping dengan arah hubungan yang positif dan memiliki tingkat korelasi sedang.
Kata kunci: discharge planning, kepuasan, diabetes melitus
ABSTRACK
Background: The DM population in the world in 2021 is 537 million people which
represents an increase of 20% compared to the DM population in 2019. The largest
increase in proportion is expected to occur in 2030 to 2045 as many as 643 million to 783
million people. people who showed an increase of 21.77%. The percentage of
hospitalization for DM sufferers was higher than those without DM, namely 14.4% -
22.7%, much higher than those without DM, namely 8.5% -13.5%. Rehospitalization in
patients with DM occurs due to inadequate discharge planning instructions or education.
Research Objectives: To analyze the relationship between the quality of discharge
planning and the satisfaction level of diabetes mellitus patients at PKU Muhammadiyah
Gamping Hospital.
Research Method: Quantitative non-experimental. The number of samples in this study
were 115 people with a total population of 162 diabetes mellitus patients who will go
home within the next 24 hours. The research was conducted at PKU Muhammadiyah
Gamping Hospital. The sampling method uses non-probability sampling with incidental
sampling techniques. The instruments in this study used a demographic questionnaire, a
Quality of Dischage Teaching Scale (QDTS) questionnaire and a satisfaction
questionnaire based on five characteristics (RATER). Data processing is done using
Spearman's rank correlation.
Results: Spearman Rho test, it was found that 43 respondents (37.4%) had discharge
planning education of high quality and high satisfaction. The marker is also a p-value of
0.000 where the p-value is lower than 0.05 (p <0.05) so that it can be said that there is a
significant relationship between the quality of discharge planning education and patient
satisfaction. The test results show an r value of 0.568 which has a positive direction,
meaning that the higher the quality of discharge planning education provided, the patient
satisfaction will increase with a moderate level of correlation.
Conclusion: Most of the respondents rated the quality of the implementation of discharge
planning education at PKU Muhammadiyah Gamping Hospital in the high category and
had a level of satisfaction with the implementation of discharge planning education at
PKU Muhammadiyah Gamping Hospital in the high category. There is a significant
relationship between the quality of discharge planning education and the level of
satisfaction of diabetes mellitus patients at PKU Muhammadiyah Gamping Hospital with
a positive direction and a moderate correlation level.
Keywords: discharge planning, satisfaction, diabetes mellitus
PENDAHULUAN Jumlah penyandang DM berkontribusi pada
Diabetes melitus (DM) atau sering tingginya angka hospitalisasi atau rawat
disebut dengan kencing manis merupakan inap (Yulia et al., 2020). Menurut
suatu penyakit kronik yang terjadi ketika penelitian yang dilakukan oleh Comino et
tubuh tidak dapat memproduksi cukup al. (2015) pada total 263.482 responden,
insulin atau tidak dapat menggunakan ditemukan prevalensi DM sebanyak 9% (n
insulin (resistensi insulin) dan didiagnosa = 23.779). Hospitalisasi terjadi pada 631,3
melalui pengamatan kadar glukosa di per 1.000 orang per tahun pada penyandang
dalam darah (World Health Organization, DM dengan lama rawat inap (length of
2021). stay/LOS) 8.2 hari. Pada pasien bukan
Menurut International Diabetes penyandang DM, hospitalisasi terjadi pada
Federation (2021) populasi DM di dunia 454.8 per 1.000 orang per tahun dengan
tahun 2021 adalah 537 juta jiwa yang LOS 7.1 hari (Comino et al., 2015).
menunjukan peningkatan sebesar 20% Terdapat berbagai faktor risiko yang
dibandingkan dengan populasi DM pada mempengaruhi angka hospitalisasi pada
tahun 2019. Peningkatan persentase pasien DM yaitu usia, jenis kelamin, status
terbesar diperkirakan terjadi pada tahun asuransi, dan tahun ketika melakukan
2030 hingga 2045 sebanyak 643 juta pemeriksaan dan didiagnosa (Jessica,
menjadi 783 juta jiwa yang menunjukkan Robbins, & David, 2006). Pasien DM
peningkatan sebesar 21,77% (International dengan jenis kelamin laki-laki,
Diabetes Federation, 2021). Peningkatan berpenghasilan rendah, dan perokok atau
populasi penderita DM salah satunya yang memiliki kecemasan serta depresi
diakibakan oleh peningkatan populasi usia memiliki resiko yang lebih tinggi
lanjut (International Diabetes Federation, mengalami hospitalisasi (Junaidi, 2017).
2021). Peningkatan populasi DM di negara- Selain beresiko mengalami hospitalisasi,
negara berpenghasilan rendah dan penyandang DM juga beresiko mengalami
menengah diperkirakan akan mencapai hospitalisasi berulang atau re-hospitalisasi.
94% pada tahun 2045, akibat pertumbuhan Penelitian melaporkan bahwa prosentase
penduduk yang lebih besar (International re-hospitalisasi mencapai 22,5% - 40,5%
Diabetes Federation, 2021). Indonesia pada penyandang DM (Ostling et al.,
menempati peringkat ke lima sebagai 2017). Faktor lain yang dikaitkan dengan
negara dengan jumlah prevalensi DM hospitalisasi berulang (re-hospitalisasi)
tertinggi di dunia pada kategori usia 20-79 pada penyandang DM adalah kurang
tahun dengan jumlah penyandang DM adekuatnya instruksi atau edukasi
sebesar 19,5 juta jiwa (International discharge planning (Rubin, 2015).
Diabetes Federation, 2021). Penelitian tersebut menunjukkan bahwa
Hasil Riset Kesehatan Dasar instuksi dan edukasi discharge planning
(Riskesdas) tahun 2018 menunjukan yang tidak adekuat cenderung
prevalensi DM di Indonesia berdasarkan meningkatkan resiko rehospitalisasi pada
diagnosis dokter pada penduduk umur ≥ 15 pasien. Dengan instruksi dan edukasi
tahun sebesar 2% (Kemenkes, 2020). discharge planning yang lebih baik, lebih
Hampir semua provinsi di Indonesia melibatkan pasien dalam rekonsiliasi dan
menunjukan peningkatan prevalensi DM penjadwalan pengobatan, penjadwalan
pada tahun 2018 dan DI Yogyakarta kontrol atau follow-up, dan penilaian
termasuk dalam empat provinsi dengan kemungkinan faktor yang menghambat
prevalensi DM tertinggi di Indonesia untuk mengikuti discharge planning dapat
mencapai 3,1% (Kemenkes, 2020). mengurangi risiko terjadinya rehospitalisasi
Berdasarkan jenis kelamin, prevalensi DM (Rubin, 2015). Discharge
pada tahun 2018 sebanyak 1,2% laki-laki planning merupakan salah satu bagian
dan 1,8% perempuan (Kemenkes, 2020). penting dan memiliki pengaruh dalam
sebuah pelayanan keperawatan. Penelitian terkait discharge
Pelaksanaan discharge planning yang planning pernah dilakukan di Rumah Sakit
belum sesuai dan belum optimal akan PKU Muhammadiyah Gamping oleh
mengakibatkan kerugian bagi pasien seperti Hardivianty (2017) tetapi tidak spesifik
memperlambat penyembuhan, pada pasien DM. Hasil penelitian
meningkatnya angka kembalinya pasien ke menunjukkan bahwa jumlah pasien rawat
rumah sakit (re-hospitalisasi) akibat inap tahun 2015 di Rumah Sakit PKU
penyakit yang sama, meningkatnya LOS, Muhammadiyah Gamping dengan berbagai
dan meningkatnya angka kematian diagnosis sebanyak 10.450 pasien dan
(Junaidi, 2017). Perawat merupakan salah jumlah pasien rawat inap dari tanggal 1
satu tenaga kesehatan yang memegang Januari 2016 sampai dengan 30 September
peranan penting dalam pemberian layanan 2016 sebanyak 10.103 pasien (Hardivianty,
kesehatan di rumah sakit, termasuk 2017). Dari data di atas, di dapatkan angka
discharge planning, karena perawat kejadian pasien rawat ulang (readmission)
berinteraksi langsung dengan pasien selama dalam waktu enam bulan (Mei-Oktober
24 jam (Nursalam & Effendi, 2009). 2016) sebanyak 188 pasien (1.9%).
Perawat memiliki peran penting dalam Selanjutnya dilakukan penelusuran
discharge planning, diantaranya sebagai dokumen lembar discharge planning pasien
pemberi asuhan keperawatan, pendidik, rawat ulang pada bulan Oktober 2016 dan
kolaborator, motivator, dan komunikator didapatkan hasil bahwa dari total 19 rekam
(Owyoung, 2010; Khoiriyati et al, 2021). medis, 18 (95%) diantaranya tidak
Bedasarkan penelitian yang memiliki lembar discharge planning dan 12
dilakukan oleh Hardivianty (2017) di (63%) rekam medis tidak memuat
dapatkan hasil bahwa pelaksanaan dokumentasi skrining discharge planning
discharge planning di salah satu rumah pada lembar pengkajian awal keperawatan.
sakit swasta di Yogyakarta belum berjalan Berdasar hasil wawancara dengan
dengan maksimal. Hasil tersebut salah satu petugas rekam medik, didapatkan
kemungkinan dipengaruhi oleh faktor informasi bahwa pengisian lembar
sumber daya manusia (SDM) yang masih discharge planning tidak begitu ditekankan
kurang paham terkait discharge planning sejak tahun 2014, sehingga kebanyakan
dan belum tersedianya standar operasional lembar discharge planning pasien tidak
prosedur (SOP) terkait discharge planning. terisi (Hardivianty, 2017). Penelitian
Selain itu, ditemukan beberapa hambatan tersebut telah dilakukan lima tahun yang
yang menyebabkan belum maksimalnya lalu dan dengan semakin meningkatnya
pelaksanaan discharge planning seperti kualitas pelayanan rumah sakit, penelitian
keterbatasan waktu dan kurangnya terkait discharge planning di Rumah Sakit
pengetahuan yang dimiliki oleh perawat PKU Muhammadiyah Gamping perlu untuk
(Hardivianty, 2017). dilakukan kembali, terutama pada pasien
Kepuasan pasien merupakan salah DM.
satu indikator kualitas dalam pelayanan METODE
kesehatan. Kepuasan pasien terhadap Penelitian ini menggunakan metode
pelaksanaan discharge planning secara kuantitatif non experimental dengan
umum masih memerlukan peningkatan. pendekatan corelation study. Jumlah
Kepuasan pasien terhadap pelaksanaan populasi pada penelitian in sebanyak 162
discharge planning ini dipengaruhi oleh orang dengan total sampel pada penelitian
beberapa faktor yaitu seperti prilaku ini sebanyak 115 orang pasien DM yang
perawat, pelayanan administrasi masuk dan memnuhi kriteria inklusi. Teknik sampling
administrasi selama dirawat, serta menggunakan metode non probability
perawatan yang diberikan oleh perawat sampling dengan teknik pengambilan
(Budiyati, 2019). sampel insidental sampling. Analisa data
bivariat menggunakan Spearman Rho.
Instrument pada penelitian ini
menggunakan kuisioner data demografi,
kuisioner Quality of discharge teaching
scale (QDTS), dan kuisioner kepuasan
(RATER).
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 25
Maret - 25 Mei 2023 di bangsal Arroyan,
Naim, Wardah, Alkautsar, Azzahra, dan At-
Tin Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Gamping.
HASIL
1. Karakteristik Responden
Tabel 1 Karakteristik Responden (N=115)
N Karakte Freku Prese
o ristik ensi ntase
respond (f) (%)
en
1. Kategor
i usia 2 1.7
17-25 2 1.7
tahun 15 13.0
(Remaja 44 38.3
Awal) 41 35.7
26-35 11 9.6
tahun
(Dewasa
Awal)
36-35
tahun
(Dewasa
Akhir)
46-55
tahun
(Lansia
Awal)
56-65
tahun
(Lansia
Akhir)
>65
tahun
(Manula
)
2. Jenis
kelamin 65 56.5
Laki- 50 43.5
laki
Perempu
an
3. Pendidi
kan 23 20.0
SD 25 21.7
SMP 43 37.4
SMA 6 5.2
D3 16 13.9
Sarjana 2 1.7
Tidak
sekolah
4. Status
pernika 6 5.2
han 89 77.4
Belum 20 17.4
menikah
N Karakte Freku Prese
o ristik ensi ntase
respond (f) (%)
en
Menikah
Janda/
duda
5. Agama
Islam 107 93.0
Katolik 2 1.7
Kristen 4 3.5
Hindu 1 .9
Budha 1 .9
6. Pekerja
an 68 59.1
Bekerja 47 40.9
Tidak
bekerja
7. Tinggal
bersam 80 69.6
a 20 17.4
Suami/ 6 5.2
istri 9 7.8
Anak
Sendiri
Anggota
keluarga
lain
8. Penyulu
han 75 65.2
Pernah 38 33.0
Belum 2 1.7
Lupa/
tidak
tahu