Anda di halaman 1dari 20

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KUALITAS DISCHARGE PLANNING DENGAN


TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIABETES MELITUS DI RS PKU
MUHAMMADIYAH GAMPING
Disusun untuk Memenuhi Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana
Keperawatan Pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh:
ERIN NUR SA’BAN
20190320089

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2023
LEMBAR PENGESAHAN
NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KUALITAS DISCHARGE PLANNING DENGAN TINGKAT

KEPUASAN PASIEN DIABETES MELITUS

DI RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING

Disusun oleh:
ERIN NUR SA’BAN
20190320089
Telah disetujui dan diseminarkan pada tanggal Juni 2023

Dosen pembimbing Dosen penguji

Yanuar Primanda, S.Kep., Ns., MNS Ari Budiarti Sri Hidayati, Ns.,M.Kep
NIK : 19850103201110173177 NIDN : 0506117204

Mengetahui
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Sutantri, Ns., MSc., PhD


NIK : 19860607201404 173 160
HUBUNGAN KUALITAS DISCHARGE PLANNING DENGAN
TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIABETES MELITUS
DI RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING

Yanuar primanda1, Erin Nur Sa’ban2


E-mail : yanuarprimanda@umy.ac.id1 erinnursaban441555@gmail.com2
1. Dosen Ilmu keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
2. Mahasiswa Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

ABSTRAK

Latar Belakang: Populasi DM di dunia tahun 2021 adalah 537 juta jiwa yang
menunjukan peningkatan sebesar 20% dibandingkan dengan populasi DM pada tahun
2019. Peningkatan persentase terbesar diperkirakan terjadi pada tahun 2030 hingga 2045
sebanyak 643 juta menjadi 783 juta jiwa yang menunjukkan peningkatan sebesar 21,77%.
Prosentase hospitalisasi penyandang DM lebih tinggi dibandingkan bukan penyandang
DM yaitu sebesar 14,4%-22,7% jauh lebih tinggi dibandingkan dengan bukan penyandang
DM yaitu sebesar 8,5%-13,5%. Rehospitalisasi pada penyandang DM terjadi karena
kurang adekuatnya instruksi atau edukasi discharge planning.
Tujuan Penelitian: Menganalisis hubungan antara kualitas discharge planning dengan
tingkat kepuasan pasien diabetes melitus di RS PKU Muhammadiyah Gamping.
Metode Penelitian: Kuantitatif non experimental. Total sampel pada penelitian ini
sebanyak 115 orang dengan total populasi 162 orang pasien diabetes melitus yang akan
pulang dalam waktu 24 jam kedepan. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Gamping. Metode pengambilan sampel menggunakan non probability
sampling dengan teknik insidental sampling. Instrumen pada penelitian ini menggunakan
kuisioner demogrfi, kuisioner Quality of Dischage Teaching Scale (QDTS) dan kuisioner
kepuasan berdasarkan lima karakteristik (RATER). Pengolahan data dilakukan
menggunakan Spearman rank corellation.
Hasil: uji Spearman Rho, dapat diketahui bahwa sebanyak 43 responden (37,4%) memiliki
kualitas edukasi discharge planning yang tinggi dan kepuasan yang tinggi. Diketahui juga
nilai p value sebesar 0,000 dimana nilai p value lebih rendah dari 0,05 (p< 0,05) sehingga
dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas edukasi discharge
planning dengan kepuasan pasien. Hasil uji menunjukan nilai r value yaitu 0,568 yang
memiliki arah positif yang berarti semakin tinggi kualitas edukasi discharge planning yang
diberikan maka akan meningkatkan kepuasan pasien dengan tingkat korelasi yang sedang.
Kesimpulan: Mayoritas responden menilai kualitas edukasi discharge planning di RS PKU
Muhammadiyah Gamping dalam kategori tinggi dan memiliki tingkat kepuasan terhadap
pelaksanaan edukasi discharge planning di RS PKU Muhammadiyah Gamping dalam
kategori tinggi. Terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas edukasi discharge
planning dengan tingkat kepuasan pasien diabetes melitus di RS PKU Muhammadiyah
Gamping dengan arah hubungan yang positif dan memiliki tingkat korelasi sedang.
Kata kunci: discharge planning, kepuasan, diabetes melitus
ABSTRACK
Background: The DM population in the world in 2021 is 537 million people which
represents an increase of 20% compared to the DM population in 2019. The largest
increase in proportion is expected to occur in 2030 to 2045 as many as 643 million to 783
million people. people who showed an increase of 21.77%. The percentage of
hospitalization for DM sufferers was higher than those without DM, namely 14.4% -
22.7%, much higher than those without DM, namely 8.5% -13.5%. Rehospitalization in
patients with DM occurs due to inadequate discharge planning instructions or education.
Research Objectives: To analyze the relationship between the quality of discharge
planning and the satisfaction level of diabetes mellitus patients at PKU Muhammadiyah
Gamping Hospital.
Research Method: Quantitative non-experimental. The number of samples in this study
were 115 people with a total population of 162 diabetes mellitus patients who will go
home within the next 24 hours. The research was conducted at PKU Muhammadiyah
Gamping Hospital. The sampling method uses non-probability sampling with incidental
sampling techniques. The instruments in this study used a demographic questionnaire, a
Quality of Dischage Teaching Scale (QDTS) questionnaire and a satisfaction
questionnaire based on five characteristics (RATER). Data processing is done using
Spearman's rank correlation.
Results: Spearman Rho test, it was found that 43 respondents (37.4%) had discharge
planning education of high quality and high satisfaction. The marker is also a p-value of
0.000 where the p-value is lower than 0.05 (p <0.05) so that it can be said that there is a
significant relationship between the quality of discharge planning education and patient
satisfaction. The test results show an r value of 0.568 which has a positive direction,
meaning that the higher the quality of discharge planning education provided, the patient
satisfaction will increase with a moderate level of correlation.
Conclusion: Most of the respondents rated the quality of the implementation of discharge
planning education at PKU Muhammadiyah Gamping Hospital in the high category and
had a level of satisfaction with the implementation of discharge planning education at
PKU Muhammadiyah Gamping Hospital in the high category. There is a significant
relationship between the quality of discharge planning education and the level of
satisfaction of diabetes mellitus patients at PKU Muhammadiyah Gamping Hospital with
a positive direction and a moderate correlation level.
Keywords: discharge planning, satisfaction, diabetes mellitus
PENDAHULUAN Jumlah penyandang DM berkontribusi pada
Diabetes melitus (DM) atau sering tingginya angka hospitalisasi atau rawat
disebut dengan kencing manis merupakan inap (Yulia et al., 2020). Menurut
suatu penyakit kronik yang terjadi ketika penelitian yang dilakukan oleh Comino et
tubuh tidak dapat memproduksi cukup al. (2015) pada total 263.482 responden,
insulin atau tidak dapat menggunakan ditemukan prevalensi DM sebanyak 9% (n
insulin (resistensi insulin) dan didiagnosa = 23.779). Hospitalisasi terjadi pada 631,3
melalui pengamatan kadar glukosa di per 1.000 orang per tahun pada penyandang
dalam darah (World Health Organization, DM dengan lama rawat inap (length of
2021). stay/LOS) 8.2 hari. Pada pasien bukan
Menurut International Diabetes penyandang DM, hospitalisasi terjadi pada
Federation (2021) populasi DM di dunia 454.8 per 1.000 orang per tahun dengan
tahun 2021 adalah 537 juta jiwa yang LOS 7.1 hari (Comino et al., 2015).
menunjukan peningkatan sebesar 20% Terdapat berbagai faktor risiko yang
dibandingkan dengan populasi DM pada mempengaruhi angka hospitalisasi pada
tahun 2019. Peningkatan persentase pasien DM yaitu usia, jenis kelamin, status
terbesar diperkirakan terjadi pada tahun asuransi, dan tahun ketika melakukan
2030 hingga 2045 sebanyak 643 juta pemeriksaan dan didiagnosa (Jessica,
menjadi 783 juta jiwa yang menunjukkan Robbins, & David, 2006). Pasien DM
peningkatan sebesar 21,77% (International dengan jenis kelamin laki-laki,
Diabetes Federation, 2021). Peningkatan berpenghasilan rendah, dan perokok atau
populasi penderita DM salah satunya yang memiliki kecemasan serta depresi
diakibakan oleh peningkatan populasi usia memiliki resiko yang lebih tinggi
lanjut (International Diabetes Federation, mengalami hospitalisasi (Junaidi, 2017).
2021). Peningkatan populasi DM di negara- Selain beresiko mengalami hospitalisasi,
negara berpenghasilan rendah dan penyandang DM juga beresiko mengalami
menengah diperkirakan akan mencapai hospitalisasi berulang atau re-hospitalisasi.
94% pada tahun 2045, akibat pertumbuhan Penelitian melaporkan bahwa prosentase
penduduk yang lebih besar (International re-hospitalisasi mencapai 22,5% - 40,5%
Diabetes Federation, 2021). Indonesia pada penyandang DM (Ostling et al.,
menempati peringkat ke lima sebagai 2017). Faktor lain yang dikaitkan dengan
negara dengan jumlah prevalensi DM hospitalisasi berulang (re-hospitalisasi)
tertinggi di dunia pada kategori usia 20-79 pada penyandang DM adalah kurang
tahun dengan jumlah penyandang DM adekuatnya instruksi atau edukasi
sebesar 19,5 juta jiwa (International discharge planning (Rubin, 2015).
Diabetes Federation, 2021). Penelitian tersebut menunjukkan bahwa
Hasil Riset Kesehatan Dasar instuksi dan edukasi discharge planning
(Riskesdas) tahun 2018 menunjukan yang tidak adekuat cenderung
prevalensi DM di Indonesia berdasarkan meningkatkan resiko rehospitalisasi pada
diagnosis dokter pada penduduk umur ≥ 15 pasien. Dengan instruksi dan edukasi
tahun sebesar 2% (Kemenkes, 2020). discharge planning yang lebih baik, lebih
Hampir semua provinsi di Indonesia melibatkan pasien dalam rekonsiliasi dan
menunjukan peningkatan prevalensi DM penjadwalan pengobatan, penjadwalan
pada tahun 2018 dan DI Yogyakarta kontrol atau follow-up, dan penilaian
termasuk dalam empat provinsi dengan kemungkinan faktor yang menghambat
prevalensi DM tertinggi di Indonesia untuk mengikuti discharge planning dapat
mencapai 3,1% (Kemenkes, 2020). mengurangi risiko terjadinya rehospitalisasi
Berdasarkan jenis kelamin, prevalensi DM (Rubin, 2015). Discharge
pada tahun 2018 sebanyak 1,2% laki-laki planning merupakan salah satu bagian
dan 1,8% perempuan (Kemenkes, 2020). penting dan memiliki pengaruh dalam
sebuah pelayanan keperawatan. Penelitian terkait discharge
Pelaksanaan discharge planning yang planning pernah dilakukan di Rumah Sakit
belum sesuai dan belum optimal akan PKU Muhammadiyah Gamping oleh
mengakibatkan kerugian bagi pasien seperti Hardivianty (2017) tetapi tidak spesifik
memperlambat penyembuhan, pada pasien DM. Hasil penelitian
meningkatnya angka kembalinya pasien ke menunjukkan bahwa jumlah pasien rawat
rumah sakit (re-hospitalisasi) akibat inap tahun 2015 di Rumah Sakit PKU
penyakit yang sama, meningkatnya LOS, Muhammadiyah Gamping dengan berbagai
dan meningkatnya angka kematian diagnosis sebanyak 10.450 pasien dan
(Junaidi, 2017). Perawat merupakan salah jumlah pasien rawat inap dari tanggal 1
satu tenaga kesehatan yang memegang Januari 2016 sampai dengan 30 September
peranan penting dalam pemberian layanan 2016 sebanyak 10.103 pasien (Hardivianty,
kesehatan di rumah sakit, termasuk 2017). Dari data di atas, di dapatkan angka
discharge planning, karena perawat kejadian pasien rawat ulang (readmission)
berinteraksi langsung dengan pasien selama dalam waktu enam bulan (Mei-Oktober
24 jam (Nursalam & Effendi, 2009). 2016) sebanyak 188 pasien (1.9%).
Perawat memiliki peran penting dalam Selanjutnya dilakukan penelusuran
discharge planning, diantaranya sebagai dokumen lembar discharge planning pasien
pemberi asuhan keperawatan, pendidik, rawat ulang pada bulan Oktober 2016 dan
kolaborator, motivator, dan komunikator didapatkan hasil bahwa dari total 19 rekam
(Owyoung, 2010; Khoiriyati et al, 2021). medis, 18 (95%) diantaranya tidak
Bedasarkan penelitian yang memiliki lembar discharge planning dan 12
dilakukan oleh Hardivianty (2017) di (63%) rekam medis tidak memuat
dapatkan hasil bahwa pelaksanaan dokumentasi skrining discharge planning
discharge planning di salah satu rumah pada lembar pengkajian awal keperawatan.
sakit swasta di Yogyakarta belum berjalan Berdasar hasil wawancara dengan
dengan maksimal. Hasil tersebut salah satu petugas rekam medik, didapatkan
kemungkinan dipengaruhi oleh faktor informasi bahwa pengisian lembar
sumber daya manusia (SDM) yang masih discharge planning tidak begitu ditekankan
kurang paham terkait discharge planning sejak tahun 2014, sehingga kebanyakan
dan belum tersedianya standar operasional lembar discharge planning pasien tidak
prosedur (SOP) terkait discharge planning. terisi (Hardivianty, 2017). Penelitian
Selain itu, ditemukan beberapa hambatan tersebut telah dilakukan lima tahun yang
yang menyebabkan belum maksimalnya lalu dan dengan semakin meningkatnya
pelaksanaan discharge planning seperti kualitas pelayanan rumah sakit, penelitian
keterbatasan waktu dan kurangnya terkait discharge planning di Rumah Sakit
pengetahuan yang dimiliki oleh perawat PKU Muhammadiyah Gamping perlu untuk
(Hardivianty, 2017). dilakukan kembali, terutama pada pasien
Kepuasan pasien merupakan salah DM.
satu indikator kualitas dalam pelayanan METODE
kesehatan. Kepuasan pasien terhadap Penelitian ini menggunakan metode
pelaksanaan discharge planning secara kuantitatif non experimental dengan
umum masih memerlukan peningkatan. pendekatan corelation study. Jumlah
Kepuasan pasien terhadap pelaksanaan populasi pada penelitian in sebanyak 162
discharge planning ini dipengaruhi oleh orang dengan total sampel pada penelitian
beberapa faktor yaitu seperti prilaku ini sebanyak 115 orang pasien DM yang
perawat, pelayanan administrasi masuk dan memnuhi kriteria inklusi. Teknik sampling
administrasi selama dirawat, serta menggunakan metode non probability
perawatan yang diberikan oleh perawat sampling dengan teknik pengambilan
(Budiyati, 2019). sampel insidental sampling. Analisa data
bivariat menggunakan Spearman Rho.
Instrument pada penelitian ini
menggunakan kuisioner data demografi,
kuisioner Quality of discharge teaching
scale (QDTS), dan kuisioner kepuasan
(RATER).
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 25
Maret - 25 Mei 2023 di bangsal Arroyan,
Naim, Wardah, Alkautsar, Azzahra, dan At-
Tin Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Gamping.

HASIL
1. Karakteristik Responden
Tabel 1 Karakteristik Responden (N=115)
N Karakte Freku Prese
o ristik ensi ntase
respond (f) (%)
en
1. Kategor
i usia 2 1.7
17-25 2 1.7
tahun 15 13.0
(Remaja 44 38.3
Awal) 41 35.7
26-35 11 9.6
tahun
(Dewasa
Awal)
36-35
tahun
(Dewasa
Akhir)
46-55
tahun
(Lansia
Awal)
56-65
tahun
(Lansia
Akhir)
>65
tahun
(Manula
)
2. Jenis
kelamin 65 56.5
Laki- 50 43.5
laki
Perempu
an
3. Pendidi
kan 23 20.0
SD 25 21.7
SMP 43 37.4
SMA 6 5.2
D3 16 13.9
Sarjana 2 1.7
Tidak
sekolah
4. Status
pernika 6 5.2
han 89 77.4
Belum 20 17.4
menikah
N Karakte Freku Prese
o ristik ensi ntase
respond (f) (%)
en
Menikah
Janda/
duda
5. Agama
Islam 107 93.0
Katolik 2 1.7
Kristen 4 3.5
Hindu 1 .9
Budha 1 .9
6. Pekerja
an 68 59.1
Bekerja 47 40.9
Tidak
bekerja
7. Tinggal
bersam 80 69.6
a 20 17.4
Suami/ 6 5.2
istri 9 7.8
Anak
Sendiri
Anggota
keluarga
lain
8. Penyulu
han 75 65.2
Pernah 38 33.0
Belum 2 1.7
Lupa/
tidak
tahu

Pada tabel 1 menunjukan bahwa rata responden tinggal bersama


mayoritas responden berusia 46-65 suami/istri 80 orang (69.6%), dan
tahun 85 orang (74.0%), dengan sebagian besar pernah mendapatkan
kebanyakan berjenis kelamin laki- penyuluhan sebanyak 75 orang
laki sebanyak 65 orang (56.6%), (65.2%). Semua responden
dengan rata-rata pendidikan terakhir penelitian total 115 orang (100.0%)
SMA 43 orang (37.4%), dengan menggunakan BPJS.
mayoritas responden berstatus
menikah sebanyak 89 orang 2. Kualitas Edukasi Discharge Planning
(77.4%). Mayoritas responden Pasien Diabetes Melitus di RS PKU
beragama Islam sebanyak 107 orang Muhammadiyah Gamping
(93.0%), dan responden yag bekerja
sebanyak 68 orang (59.1%). Rata- Tabel 2 Kualitas Edukasi Discharge
Planning (N=115)
Variabel Frekuensi Persentase F %
Kualitas
Edukasi F % F % F %
Discharge asi
disc
Planning
harg
Sangat 9 7.8 Sang 9 7. 0 0. 0 0. 9 7.8
Tinggi at 8 0 0
Tinggi 46 40.0 Ting
Sedang 31 27.0 gi
Rendah 29 25.2 Ting 4 3 3 2. 0 0. 4 40.
gi 3 7. 6 0 6 0
0.0
4
Dari hasil univariat di atas, sebagian 00
Seda 3 2 1 0. 0 0. 3 27.
besar responden menilai kualitas ng 0 6. 9 0 1 0
edukasi discharge planning di RS 1
PKU Muhammadiyah Gamping Rend 2 2 1 0. 0 0. 2 25.
berada dalam kategori tinggi yaitu ah 8 4. 9 0 9 2
sebanyak 46 responden (40,0%). 3
Tota 1 9 5 4. 0 0. 1 10
3. Kepuasan Pasien Diabetes Melitus di l 1 5. 3 0 1 0.0
RS PKU Muhammadiyah Gamping 0 7 5

Tabel 3 Kepuasan Pasien


Dari hasil uji bivariat pada
Variabel Frekuensi Persentase tabel 4 dengan menggunakan uji
Kepuasan Spearman Rho di atas, dapat
Pasien diketahui bahwa sebanyak 43
Tinggi 110 95.7 responden (37,4%) memiliki kualitas
Sedang 5 4.3 edukasi discharge planning yang
Rendah 0 0.0 tinggi dan kepuasan yang tinggi.
Diketahui juga nilai p value sebesar
0,000 dimana nilai p value lebih
Sebagian besar responden
rendah dari 0,05 (p< 0,05) sehingga
memiliki kepuasan dalam kategori
dapat disimpulkan terdapat hubungan
tinggi yaitu sebanyak 95 responden
yang signifikan antara kualitas
(95,0%). Sisanya memiliki kepuasan
edukasi discharge planning dengan
sedang 5 responden (4.3%).
kepuasan pasien. Hasil uji
menunjukan nilai r value yaitu 0,568
4. Hubungan Kualitas Edukasi yang memiliki arah positif yang
Discharge Planning dengan berarti semakin tinggi kualitas
Tingkat Kepuasan Pasien edukasi discharge planning yang
Diabetes Melitus di RS PKU diberikan maka akan meningkatkan
Muhammadiyah Gamping kepuasan pasien dengan tingkat
korelasi yang sedang.
Tabel 4 Hubungan Kualitas Edukasi
Discharge Planning dengan Tingkat PEMBAHASAN
Kepuasan Pasien Diabetes Melitus di RS 1. Karakteristik Responden
PKU Muhammadiyah Gamping (N=115) a. Usia
Hasil penelitian pada tabel 1
Kual Kepuasan Pasien Total P
itas val menunjukan bahwa sebagian besar
Tinggi Seda Rend
eduk ng ah ue responden berumur antara 46-65
tahun. Menurut Depkes, 2009 dalam seksual antara wanita dan laki-laki
Amin dan Juniati (2017) usia 46-65 dewasa, dan juga karena adanya
tahun termasuk dalam kategori lansia perbedaan kadar lemak pada wanita
awal – akhir. Menurut penelitian dan laki-laki dewasa, dimana pada
Betteng (2014) menyebutkan bahwa laki-laki antara 15-20% dan pada
seseorang dengan tingkat usia di atas wanita antara 20-25%.
45 tahun lebih cenderung memiliki c. Pendidikan
peningkatan risiko terhadap Hasil penelitian menunjukan
terjadinya DM dan intoleransi bahwa lebih dari sepertiga responden
glukosa yang disebabkan karena menyelesaikan pendidikan SMA.
faktor degeneratif karena Hasil ini sesuai dengan data dari
menurunnya fungsi kerja tubuh, Badan Pusat Statistik Yogyakarta
khususnya kemampuan sel beta bahwa jumlah rata-rata lama sekolah
dalam melakukan produksi insulin. penduduk di Sleman adalah 11,32
Hasil pada penelitian ini di dukung tahun untuk laki-laki dan 10,19 tahun
oleh penelitian (Sharma et al., 2015) untuk perempuan yang berarti setara
dimana besaran responden terbesar dengan pendidikan SMA. Tingkat
yang mengalami DM terjadi pada pendidikan dipercaya memiliki
kelompok dengan usia 51-60 tahun. hubungan dengan kejadian DM
b. Jenis kelamin karena berkaitan dengan pengetahuan
Hasil penelitian menunjukan tentang DM dan pencegahannya
bahwa mayoritas responden (Arania et al., 2021). Menurut
penyandang DM berjenis kelamin Nugroho dan Sari (2020), seseorang
laki-laki yaitu sebanyak 65 atau dengan tingkat pendidikan lebih
(57.0%). Hasil ini berbanding tinggi biasanya akan memiliki
terbalik dengan beberapa penelitian banyak pengetahuan terkait kesehatan
yang sudah dilakukan sebelumnya dan memiliki kesadaran untuk
yang kebanyakan menyatakan hasil menjaga kesehatannya. Tingkat
bahwa mayoritas responden yang pendidikan mempengaruhi cara
mengalami DM berjenis kelamin berfikir dan bertindak pada seseorang
perempuan. Hormon esterogen dan terhadap sesuatu (Putra et al., 2017).
progesterone mempunyai Tingkat pendidikan pada seseorang
kemampuan dalam meningkatkan akan mempengaruhi kesadaran untuk
respon insulin pada darah, dan seiring hidup sehat dan lebih memperhatikan
berjalannya usia hingga pada saat gaya hidup dan pola makan dalam
menopause maka respon hormon upaya mencegah terjadinya DM
tersebut akan mengalami penurunan, (Notoatmodjo, 2010). Proporsi
oleh karena hal inilah maka akan penyandang DM cenderung lebih
terjadi penurunan sensitivitas respon tinggi terjadi pada kelompok
insulin yang membuat perempuan pendidikan rendah atau dasar
sering terkena DM dibandingkan (Kemenkes, 2018). Pernyataan
dengan laki laki (Meidikayanti & tersebut sejalan dengan hasil
Wahyuni, 2017). Hal ini sejalan penelitian Puspasari (2017) dimana
dengan penelitian Arania et al. (2021) sebagian besar responden dengan
yang menyatakan bahwa jenis tingkat pendidikan dasar yaitu
kelamin pada seseorang dapat sebanyak (73.0%) menyandang DM.
memperbesar kemungkinan untuk Tingkat pendidikan juga
terkena DM, hal tersebut disebabkan berhubungan dengan kejadian DM
karena perbedaan komposisi tubuh karena terkait pekerjaan yang
dan perbedaan jumlah hormon dilakukan (Arania et al., 2021).
Orang yang tingkat pendidikanya untuk menjalani diet DM. Dengan
tinggi biasanya lebih banyak bekerja adanya dukungan dari keluarga
dikantoran dengan aktifitas fisik penyandang DM akan lebih merasa
sedikit sementara orang yang tingkat senang dan tentram karena dengan
pendidikanya rendah lebih banyak adanya dukungan tersebut akan
menjadi buruh maupun petani dengan menimbulkan kepercayaan diri yang
aktifitas fisik yang cukup atau berat lebih untuk menghadapi dan
(Nugroho & Sari, 2020). Selain itu, mengelola penyakitnya dengan baik
orang yang memiliki tingkat (Susanti & Sulistyarini, 2013).
pendidikan yang lebih rendah Keluarga memiliki peran penting
berhubungan dengan kemampuan dalam pelaksanaan discharge
perawatan diri yang buruk (Putra et planning (Setiawan, 2015). Keluarga
al., 2017). Penelitian Isnaeni et al. merupakan salah satu akses informasi
(2018) menunjukan hasil bahwa selain pasien dalam pelaksanaan
sebagian besar responden yang discharge planning selama di rumah
memiliki tingkat pendidikan tinggi sakit, selain itu keluarga merupakan
tergolong akan lebih patuh dalam caregiver pasien post hospitalisasi
menerima informasi kesehatan yang (Setiawan, 2015). Melihat hal
dalam hal ini merupakan edukasi tersebut perawat sedini mungkin
discharge planning berupa diet bagi harus dapat mengeksplorasi
pasien DM atau terkait pola hidup kemampuan dan pengetahuan
lainnya. Hasil penelitian Proborini et keluarga dalam upaya peningkatan
al. (2019) menunjukan bahwa kualitas hidup pasien setelah
sebanyak (71,6%) responden dengan kembalinya ke rumah (Setiawan,
latar pendidikan lebih tinggi memiliki 2015).
tingkat kepatuhan lebih baik dalam e. Agama
menjalani pengobatan dibandingkan Hasil penelitian menunjukan
dengan responden lain yang dapat bahwa mayoritas responden
dilihat secara langsung dari data beragama Islam. Agama tidak
rekam medis pasien. memiliki hubungan secara langsung
d. Status Pernikahan dengan kejadian DM, tetapi agama
Hasil penelitian ini dapat mempengaruhi prilaku
menunjukan bahwa mayoritas penyandang DM dalam melakukan
responden berstatus menikah kontrol gula darah (Badaria & Astuti,
Menurut Sari et al. (2021) tidak ada 2004). Penelitian pada 212
hubungan antara status perkawinan penyandang DM di Kuala Lumpur
terhadap kejadian DM. Hal ini Malaysia menunjukan hasil terdapat
sejalan dengan penelitian Nugroho hubungan antara religiusitas dan
dan Sari (2020) yang memiliki kadar HbA1c, dimana semakin tinggi
mayoritas responden berstatus religiusitas maka semakin rendah
menikah yaitu sebanyak 82,4% dan kadar HbA1c pada partisipan yang
tidak memiliki pengaruh yang beragama islam (How et al., 2011).
signifikan terhadap kejadian DM. How et al. (2011) berargumen bahwa
Namun menurut Susanti dan religiusitas pada penyandang DM
Sulistyarini (2013) status pernikahan beragama muslim akan
memiliki pengaruh terhadap mempengaruhi prilaku sehat seperti
perawatan pasien DM ketika menghindari rokok, melakukan
menjalani perawatan lanjutan di olahraga, dan mengatur pola makan
rumah, salahsatunya dapat yang dapat mengontrol kadar gula
mempengaruhi kepatuhan pasien darah.
f. Pernikahan sejalan dengan penelitian Rahmi et
Hasil penelitian menunjukan al. (2020) dimana hasil penelitian
bahwa mayoritas responden memiliki menunjukan bahwa sebagian besar
pekerjaan. Seseorang yang berstatus pasien mayoritas tinggal bersama
bekerja mempunyai manfaat besar suami/istri dan memiliki dukungan
karena seiring aktivitas yang keluarga yang sangat baik. Faktor
dilakukan kadar glukosa darah dapat emosi keluarga dalam merespon
menjadi terkontrol melalui aktifitas ketika memberikan dukungan akan
fisik serta mencegah terjadinya sangat berpengaruh, dimana nantinya
komplikasi (American Diabetes individu akan mampu mengendalikan
Association, 2012). Faktor pekerjaan keluarga ketika dibutuhkan saat
memiliki pengaruh yang signifikan membutuhkan bantuan sehingga
terhadap peningkatan risiko besar didapatkan bantuan yang sesuai
terjadinya DM, pekerjaan dengan dengan kebutuhan individu tersebut
aktivitas fisik yang ringan akan (Rahmi et al., 2020).
menyebabkan kurangnya pembakaran h. Penyuluhan
energi dalam tubuh seseorang Berdasarkan hasil penelitian
sehingga akan menimbulkan bahwa sebagian besar responden
kelebihan energi dalam tubuh dan pernah mendapatkan penyuluhan
selanjutnya energi tersebut akan terkait pola hidup bagi penyandang
disimpan dalam tubuh dalam bentuk DM. Kesiapan pasien maupun
lemak yang akan mengakibatkan keluarga dalam menerima informasi
terjadinya obesitas yang merupakan yang diberikan oleh perawat sangat
salah satu faktor risiko DM mempengaruhi tingkat keberhasilan
(Suiraoka, 2012). selama proses penyembuhan
Aktivitas fisik seseorang berlangsung. Penyuluhan terkait
memiliki hubungan yang signifikan informasi perawatan lanjutan yang
terhadap kejadian DM pada pernah didapatkan sebelumnya akan
seseorang, dimana dengan kurangnya memiliki pengaruh yang signifikan
aktifitas fisik yang dilakukan dapat terhadap penerimaan informasi pada
menyebabkan jumlah energi yang proses discharge planning berikutnya
dikonsumsi melebihi energi yang karena baik pasien maupun keluarga
dikeluarkan sehingga dapat yang diberikan penyuluhan sudah
menimbulkan ketidakseimbangan mengetahui beberapa hal yang
energi positif yang disimpan dalam kurang lebih sudah pernah diberikan
jaringan. Hal tersebut dapat sebelumnya terkait informasi
menyebabkan terjadinya resistensi perawatan lanjutan yang harus
insulin yang bisa berkembang dilakukan setelah kepulangan (Laowo
menjadi DM (Cicilia et al., 2018). & Batubara, 2021). Berdasarkan hasil
g. Tinggal Bersama penelitian yang dilakukan oleh
Berdasarkan hasil penelitian sebagian Rohmawati (2019) penyuluhan
besar responden tinggal bersama terkait pola hidup dan mekanisme
suami/istri. Dukungan keluarga koping pada penyandang DM sangat
sangat berpengaruh pada penyandang memiliki pengaruh yang signifikan
DM dalam upaya membantu dalam bagi terjadinya perubahan pola hidup
mendapatkan dukungan sosial, sehat pada penyandang DM, karena
dukungan moril, maupun untuk dengan penyuluhan penyandang
mendukung dalam mengontrol pola menjadi lebih tahu terkait
hidup penyandang DM (Badan Pusat penggunaan obat dan terkait diet pada
Statistik, 2022). Hasil penelitian ini penderita DM. Karena seringkali
penyandang DM mengalami stres kategori tinggi, sebanyak 9 responden
karena kejenuhan terkait dengan (7.8%) menilai kualitas edukasi
menjalankan program diet DM, discharge planning sangat tinggi, dan
dengan hal tersebut sangat diperlukan sisanya masing-masing menilai
penyuluhan terkait mekanisme kualitas edukasi discharge planning
koping yang tepat terkait bagaimana sedang (27.0%) dan rendah (29.0%).
cara mengelola stres yang baik guna Dengan demikian dapat disimpulkan
mendukung pasien dalam melakukan berdasarkan hasil tersebut dapat
mekanisme koping yang positif dan disimpulkan mayoritas responden
mendukung integritas ego pada menilai kualitas edukasi discharge
penyandang DM dalam memecahkan planning baik/tinggi. Hal ini
suatu masalah (Rohmawati, 2019). menunjukan bawa faktor pelayanan
2. Kepuasan Pasien Diabetes Melitus yang diberikan oleh perawat terhadap
di RS PKU Muhammadiyah pasien mulai dari awal masuk sampai
Gamping selesainya masa perawatan terbilang
Berdasarkan hasil tes baik.
univariat yang telah dilakukan di 3. Hubungan Kualitas Discharge
dapatkan hasil bahwa hampir semua Planning dengan Tingkat
responden merasa puas terhadap Kepuasan Pasien Diabetes Melitus
edukasi discharge planning yang di RS PKU Muhammadiyah
diberikan yaitu sebanyak 95,0% Gamping
sedangkan sisanya memiliki tingkat Berdasarkan dari hasil uji
kepuasan yang sedang. Berdasarkan statistik pada tabel 8. yang telah
hasil penelitian dari Sumiati et al dilakukan guna untuk mengetahui
(2021) menunjukan bahwa ada adanya hubungan antara variabel
beberapa indikator yang dapat kualitas discharge planning dan
mempengaruhi kepuasan pasien tingkat kepuasan pasien menunjukan
terhadap edukasi yang diberikan, bahwa terdapat hubungan/korelasi
seperti ketanggapan dari perawat yang signifikan antara kualitas
dimana perawat sudah memberikan discharge planning dengan tingkat
pelayanan yang baik kepada pasien kepuasan pasien di RS PKU
dan dalam menyampaikan informasi Muhammadiyah Gamping dengan
menggunakan kalimat yang mudah arah hubungan positif dan keeratan
dipahami oleh pasien. hubungan sedang. Discharge
Pada penelitian ini hampir planning diartikan sebagai bagian
semua responden menyatakan bahwa dari proses keperawatan dan
perawat sangat cepat tanggap dalam merupakan fungsi utama dari
memenuhi kebutuhan selama pasien keperawatan dan merupakan
menjalani perawatan. Menurut pengembangan perencanan pulang
Lintresa et al. (2021) terdapat yang dilakukan pada pasien dan
beberapa faktor yang secara dominan keluarga sebelum pasien
mempengaruhi kepuasan pasien meninggalkan rumah sakit dengan
terhadap pelayanan kesehatan yaitu tujuan supaya pasien dapat mencapai
faktor produk/pelayanan, faktor derajat kesehatan yang lebih optimal,
empati, faktor kinerja, dan faktor mengurangi efek samping, dan biaya
tingkat harga. Berdasarkan hasil pada perawatan (Natasia et al., 2014;
penelitian ini didapatkan hasil Rezkiki & Fardilah, 2019). Menurut
sebanyak 46 responden (40.0%) penelitian Baker (2019) kebanyakan
menilai kualitas edukasi discharge pasien menilai kualitas edukasi
planning yang diterima dalam discharge planning dalam kategori
baik pada aspek pengkajian 1. Sebagian besar responden
kebutuhan pelayanan kesehatan yang berusia 46-65 tahun 85 orang
dibutuhkan oleh pasien ketika pulang (74.0%), dengan kebanyakan
dari rumah sakit, kerja sama perawat berjenis kelamin laki-laki
dengan tenaga kesehatan lain seperti sebanyak 65 orang (56.6%),
dokter atau tenaga kesehatan lainnya dengan rata-rata pendidikan
terkait perlu tidaknya pasien terakhir SMA 43 orang (37.4%),
mendapatkan perawatan lanjutan di dengan mayoritas responden
rumah, penjelasan terkait obat-obatan berstatus menikah sebanyak 89
yang harus dikonsumsi dan yang orang (77.4%). Mayoritas
harus dihindari. Perawat yang responden beragama Islam
melakukan discharge planning sebanyak 107 orang (93.0%), dan
dengan baik akan mempunyai responden yag bekerja sebanyak
peluang 6 kali meningkatkan 68 orang (59.1%). Rata-rata
kepuasan pada pasien (Susanti & responden tinggal bersama
Sulistyarini, 2013). suami/istri 80 orang (69.6%), dan
Hasil penelitian ini sejalan sebagian besar pernah
dengan Rahayu et al. (2016) yang mendapatkan penyuluhan
menjelaskan bahwa kualitas dari sebanyak 75 orang (65.2%).
perawat itu sendiri yang akan 2. Mayoritas responden menilai
menjadi bahan acuan apakah pasien kualitas edukasi discharge
akan merasa puas terhadap edukasi planning di RS PKU
yang diberikan atau tidak. Pelatihan Muhammadiyah Gamping dalam
dan profesionalisme dari perawat kategori tinggi.
dalam penyampaian edukasi dan 3. Mayoritas responden memiliki
kepedulian, serta keterampilan, tingkat kepuasan terhadap
pengetahuan dan motivasi yang pelaksanaan edukasi discharge
dimiliki perawat dalam memenuhi planning di RS PKU
kebutuhan pasien memiliki pengaruh Muhammadiyah Gamping dalam
yang signifikan terhadap kepuasan kategori tinggi.
pasien (Effendi et al., 2015). 4. Terdapat hubungan yang
Keberhasilan pelaksanaan discharge signifikan antara kualitas edukasi
planning dipengaruhi beberapa faktor discharge planning dengan
yaitu keterampilan komunikasi, tingkat kepuasan pasien diabetes
interaksi perawat dengan pasien, dan melitus di RS PKU
pengetahuan spesifik perawat. Muhammadiyah Gamping
Perawat harus memiliki keterampilan dengan arah hubungan yang
komunikasi yang baik. Komunikasi positif dan memiliki tingkat
adalah proses penyampaian pesan korelasi sedang.
secara satu arah dari pengirim kepada
penerima dengan menggunakan SARAN
beberapa jenis media dan 1. Bagi Rumah Sakit
menghasilkan suatu efek (Khoiriyati Pihak rumah sakit diharapkan
et al., 2021). dapat lebih meningkatkan mutu
KESIMPULAN pelayanan medis di RS PKU
Muhammadiyah Gamping
Berdasarkan hasil penelitian tentang dengan meningkatkan pembinaan
hubungan kualitas discharge planning di dan sosialisasi dalam
RS PKU Muhammadiyah Gamping pelaksanaan discharge planning
dapat ditarik kesimpulan bahwa: khususnya bagi perawat, dokter,
maupun tenaga kesehatan Amin, M. Al, & Juniati, D. (2017).
lainnya. Klasifikasi kelompok umur manusia
2. Bagi Perawat berdasarkan analisis dimensi fraktal box
Perawat dapat lebih counting dari citra wajah dengan deteksi
meningkatkan kualitas edukasi tepi canny. Jurnal Ilmiah Matematika,
discharge planning, dan 2(6), 1–10.
diharapkan mampu
melaksanakan discharge Badrin, N. N., Rachmawaty, R., & Kadar, K.
planning sesuai tahapan yang (2019). Instrumen kepuasan pasien
benar berdasarkan SOP yang ada, terhadap pelayanan keperawatan :
tidak hanya pada saat pasien Literature Review. Jurnal Endurance,
dipulangkan, tetapi sejak pasien 4(1), 87.
masuk hingga keluar. Badan Pusat Statistik. (2022). Statistik
3. Bagi Penyandang Diabetes Pendidikan. In Media Akademi (Issue
Melitus February).
Pasien dan keluarga diharapkan
dapat mempraktikan pendidikan Baker, M. S. (2019). Hubungan
kesehatan yang di dapatkan pelaksanaan discharge planning
selama di rumah sakit setelah dengan kepuasan pasien di ruang rawat
kembalinya ke rumah sehingga inap kelas ii dan iii Rsud Prof.Dr.W.Z
dapat menimbulkan kepercayaan Johannes Kupang. Karya Tulis Ilmiah
diri pada pasien untuk tetap sehat strata satu, Universitas Airlangga.
di rumah. Surabaya
4. Bagi Penelitian Selanjutnya Bobay, K. L., Jerofke, T. A., Weiss, M. E., &
Diharapkan penelitian Yakusheva, O. (2010). Age-related
selanjutnya akan memungkinkan differences in perception of quality of
peneliti untuk melibatkan discharge teaching and readiness for
petugas kesehatan lain dalam hospital discharge. Geriatric Nursing,
pelaksanaan discharge planning, 31(3), 178–187.
dengan menggunakan kelompok
kontrol guna mengembangkan Budiyati, N. T. (2019). Hubungan
penelitian ini lebih jauh dan pelaksanaan discharge planning
untuk menemukan perbedaan dengan kepuasan pasien di rsud
hasil yang jauh lebih baik. ungaran. Karya Tulis Ilmiah strata satu,
Universitas Ngudi Waluyo, Semarang.
DAFTAR PUSTAKA
Candela, L., Piacentine, L. B., Bobay, K. L.,
Antoni, A., Ahmad, H., & Hadi, A. J. (2022). & Weiss, M. E. (2018). Teaching
Pengaruh Agama bagi Penderita students to teach patients : A theory-
Diabetes Mellitus dalam Menjalani guided approach. Jurnal Of Nursing
Kehidupan. 7(2), 117–121. Education and Practice, 8(11).
https://doi.org/10.34008/jurhesti.v7i2.2
75https://jurnal.kesdammedan.ac.id/ Cicilia, L., Kaunang, W. P. J., & Fima, L. F.
index.php/jurhesti G. L. (2018). Hubungan Aktivitas Fisik
dengan Kejadian Diabetes Melitus pada
Ameliya Bangun. (2014). Pengaruh faktor - Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit
faktor pelayanan, harga dan biaya Umum Daerah Kota Bitung. Jurnal
lainnya terhadap kepuasan pasien Kesma, 7(5), 1–6.
rawat inap di rsu mitra sejati medan.
Karya Tulis Ilmiah strata dua. Comino, E. J., Harris, M. F., Islam, M. D. F.,
Universitas Sumatera Utara, Medan. Tran, D. T., Jalaludin, B., Jorm, L., …
Haas, M. (2015). Impact of diabetes on ruang rawat inap. 1–8.
hospital admission and length of stay
among a general population aged 45 Hardivianty, C. (2017). Evaluasi pelaksanaan
year or more: A record linkage study. discharge planning di rumah sakit pku
BMC Health Services Research, 15(1), muhammadiyah gamping yokyakarta.
1–13. Proceeding Health Architecture, 1(1),
21–34.
Dari, N. W., Nurchayati, S., & Hasanah, O.
(2014). Pengaruh pendidikan kesehatan Hidayat, N. &. (2020). Penilaian prototipe
senam kaki melalui media audio visual aplikasi discharge planning
terhadap pengetahuan pelaksanaan menggunakan android. (0727098702).
senam kaki pada pasien dm tipe 2. Jom Hodikoh & Femilla (2019). Pelaksana survei
Psik, 1(2). kepuasan pasien rsud m. Zein painan
Darliana, D. (2012). Discharge planning pesisir Selatan Sumatera Barat.
dalam keperawatan. Idea Nursing Jacobis, R. (2013). Faktor-faktor kualitas
Journal, 3(2), 32–41. pelayanan pengaruhnya terhadap
Dewi, R. K. (2019). Hubungan stres kerja kepuasan pasien rawat inap peserta
perawat dengan pelaksanaan discharge jamkesmas Di BLU RSUP Prof.Dr.
planning di ruang rawat inap rumah R.D. Kandou Manado. Jurnal Riset
sakit umum daerah ungaran. Karya Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan
Tulis Ilmiah strata satu, Universitas Akuntansi, 1(4), 619–629.
Ngudi Waluyo, Semarang. Januar, A. P. (2016). Hubungan Diabetes
Dinas Kesehatan DIY. (2019). Buku profil Disstress dengan Perilaku Perawatan
kesehatan DIY 2019. Yogyakarta Diri pada Penyandang Diabetes
Perawatan Kaki pada Pasien Diabetes
Discharge planning Association. (2008). Melitus Tipe 2. Jurnal Keperawatan,
Discharge Planning. Diakses dari 306.
http;//www.dischargeplanning.org.au//
pada tanggal 28 April 2022 Jessica M. Robbins, PhD and David A.
Webb, P. (2006). Diagnosing diabetes
Djollong, A. F. (2014). Tehnik pelaksanaan and preventing rehospitalizations: The
penelitian kuantitatif. Istiqra`: Jurnal Urban Diabetes Study. Gerontology,
Pendidikan Dan Pemikiran Islam, 2(1), 44(3), 292–296.
86–100.
Jiang, HJ, Friedman, B, Stryer, D, Andrews,
Ekawati, F. A., Saleh, M. J., & Astuti, A. S. R. (2003). Multiple hospitalizations for
(2020). Hubungan pengetahuan perawat patients. Diabetes Care, 26(5), 1421–
tentang newss dengan penerapannya. 1426.
Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada,
11(1), 413–422. Junaidi, R. A. S. (. (2017). Analisis
pelaksanaan discharge planning dan
Federation, I. D. (2015). IDF Diabetes Atlas, faktor-faktor determinan pada perawat
the Seventh Edition. di ruang rawat inap rsud jambak
kabupaten pasaman barat tahun 2017.
Federation, I. D. (2021). International Journal of Chemical Information
diabetes federation. Diabetes Research AndModeling, 53(9), 1689–1699.
and Clinical Practice (Vol. 102).
Kementerian Kesehatan Indonesia. (2013).
Ginting, C. E. M. (2013). Faktor-faktor yang Hasil Riskesdas 2013. Jakarta:
berhubungan dengan kinerja perawat Kementrian Kesehatan Republik
dalam pemberian proses keperawatan di Indonesia.
Kemenkes. (2020). Infodatin tetap produktif, https://doi.org/10.54367/jmb.v21i1.119
cegah, dan atasi Diabetes Melitus 2020. 0
Pusat Data Dan Informasi Kementrian
Kesehatan RI, pp. 1–10. Lintresa, L., Silalahi, E., & Purba, S. (2021).
Faktor-faktor yang dominan
Khoiriyati, A., Kusnanto, K., & Kurniawati, mempengaruhi kepuasan pasien rawat
N. D. (2021). Nurses’ role in discharge inap pada rumah sakit umum bina kasih
preparation for acute coronary medan. Jurnal Manajemen Dan Bisnis,
syndrome patients. Proceedings of the 21(1), 113–127.
4th International Conference on
Sustainable Innovation 2020–Health Miranti. P, Ari. U, Sri.Y. (2017) Gambaran
Science and Nursing (ICoSIHSN 2020), Karakteristik Pasien Komplikasi
33(ICoSIHSN 2020), 316–320. Diabetes Di Rumah Sakit Kristen
Ngesti Waluyo Parakan. [Skripsi].
Kim, H., Ross, J. S., Melkus, G. D., Zhao, Semarang: Universitas Diponegoro.
Z., & Boockvar, K. (2010). Scheduled
and unscheduled hospital readmissions Mumu, L. J., Kandou, G. D., & Doda, D. V.
among patients with diabetes. American (2015). Analisis faktor-faktor yang
Journal of Managed Care, 16(10), 760– berhubungan dengan kepuasan pasien di
767. poliklinik penyakit dalam RSUP Prof .
Dr . R . D . Kandou Manado. Jurnal
Kusuma, A. (2010). Pengantar Komunikasi Unsrat, 1.
Antar Budaya.
Natasia, N., Andarini, S., & Koeswo, M.
Lees, L. (2013). Nursing practice review (2014). Hubungan antara faktor
discharge planning. Nursing Times, motivasi dan supervisi dengan kinerja
109(3), 18–19. perawat dalam pendokumentasian
discharge planning di rsud gambiran
Lely, M., & Suryati, T. (2018). Persepsi kota kediri. (66), 723–730.
pasien rawat jalan terhadap kualitas
pelayanan di rumah sakit. Buletin Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi
Penelitian Kesehatan, 46(4), 239–246. penelitian kesehatan. Editor. Jakarta:
PT. Rineka Cipta, pp. 139–142.
Liany Ardiana, J. T. (2019). Pengaruh
tangibles, responsiveness, empathy Nugroho, P. S., & Sari, Y. (2020).
dalam pelayanan terhadap kepuasan HubunganTingkat Pendidikandan
pasien rawat inap di rumah sakit umum Usiadengan Kejadian
daerah kabupaten karanganyar. Jurnal HipertensidiWilayah Kerja Puskesmas
Penelitian Dan Kajian Ilmiah Fakultas Palaran Tahun 2019. Jurnal Dunia
Ekonomi Universitas Surakarta, 17(2), Kesmas, 8(4), 1–5.
2085–2215. https://doi.org/10.33024/jdk.v8i4.2261
Lin, C. J., Cheng, S. J., Shih, S. C., Chu, C. Nurhayati BN, MNS, N., Praneed PhD, S.,
H., & Tjung, J. J. (2012). Discharge & Ratjai PhD, V. (2019). The quality
planning. International Journal of of discharge teaching perceived by
Gerontology, 6(4), 237–240. surgical nurses working in public
hospitals of indonesia. International
Lintresa, L., Silalahi, E., & Purba, S. (2021). Journal of Caring Sciences, 12(1), 100–
Faktor-Faktor Yang Dominan 106.
Mempengaruhi Kepuasan Pasien Rawat
Inap Pada Rumah Sakit Umum Bina Nursalam. (2006). Manajemen keperawatan
Kasih Medan. Jurnal Manajemen Dan (Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Bisnis, 21(1), 113–127. Profesional) Edisi 4. Jakarta Selatan:
Salemba Medika. Menurunkan
Nursalam. (2014). Manajemen keperawatan Rezkiki, F., & Fardilah, V. N. (2019).
Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Deskripsi pelaksanaan discharge
Profesional. Rineka cipta, Jakarta. planning di ruang rawat inap. Real in
Nursing Journal, 2(3), 126.
Nursalam. (2016). Manajemen Keperawatan
(Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Rofi’i, M. (2011). Analisis faktor-faktor
Profesional) Edisi 5. Jakarta Selatan: yang mempengaruhi pelaksanaan
Salemba Medika. perencanaan pulang pada perawat di
Rumah Sakit Islam Sultan Agung
Nursalam, Sumiatun, & Musrini, A. (2009). Semarang. Karya Tulis Ilmiah strata
Discharge planning increase therapy dua, Universitas Indonesia, Depok.
obedient of patients. Jurnal Ners, 3(2).
Rofi’i, M. (2013). Faktor personil dalam
Organization, W. H. (1999). Definition, pelaksanaan discharge planning. Jurnal
diagnosis and classification of diabetes Managemen Keperawatan, 1(2), 89–94.
mellitus and its complication (pp. 1–
59). pp. 1–59. Rohmawati, R. (2019). Pengaruh Manajemen
Lifestyle terhadap Kadar Gula Darah
Ostling, S., Wyckoff, J., Ciarkowski, S. L., dan Kualitas Hidup Penderita DM
Pai, C.-W., Choe, H. M., Bahl, V., & dalam Pandemi Covid-19. Journal of
Gianchandani, R. (2017). The Chemical Information and Modeling,
relationship between diabetes mellitus 53(9), 1689–1699.
and 30-day readmission rates. Clinical
Diabetes and Endocrinology, 3(1), 1–8. Romadin, A. (2021). Srategi Pendekatan
Interdisciplinar Y Mata Pelajaran.
Owyoung, P. (2010). Role of a nurse 6(September), 132–143.
indischarge planning. diakses dari
http://www.ehow.com/about_6367124_ Rubin, D. J. (2015). Hospital readmission of
role-nurse-discharge-planning.html patients with diabetes. Current
#ixzz1H14p8zopd Diabetes Reports, 15(4).
Perry, A. G. & Potter, P. A. (2010). Buku Safrina, N., & Putra, A. (2016). Persepsi
ajar fundamental keperawatan : konsep, Perawat Pelaksana Terhadap
proses, dan praktik. Volume 1, Edisi 7. Pentingnya discharge planning Di
Jakarta : EGC Rsudza Banda Aceh. Jurnal
IilmiahMahasiswa Fakultas
Prasetyo, G. H. (2018). Mengidentifikasi Keperawatan, 1, 1–9.
peran perawat dalam pelaksanaan
discharge planning pada pasien anak Safrina, N., & Putra, A. (2016). Persepsi
dengan gizi lebih. Karya Tulis Ilmiah Perawat Pelaksana Terhadap
strata satu, Surabaya. Pentingnya discharge planning Di
Rsudza Banda Aceh. Jurnal Iilmiah
Rahayu, C. D., Hartiti, T., & Rofi’i, M. Mahasiswa Fakultas Keperawatan, 1,
(2016). A Review of the Quality 1–9.
Improvement in Discharge Planning
through Coaching in Nursing. Nurse Sharma. S., Singh, H., Ahmad. H., Mishra.
Media Journal of Nursing, 6(1), 19–29. P., Tiwari. A. (2015). The Role of
https://doi.org/10.14710/nmjn.v6i1.118 melatonin in diabetes: theraupetic
17 implications. PUBMED Journal
9(5):391-9.
Rahmi, H., Malini, H., & Huriani, E. (2020).
Peran Dukungan Keluarga Dalam Suiraoka, I. . (2012). Penyakit degeneratif,
mengenal, mencegah dan mengurangi waktu tunggu pelayanan kesehatan
faktor resiko 9 penyakit degeneratif. kaitannya dengan kepuasan pasien
rawat jalan klinik penyakit dalam
Sumiati, Y., Kurniati, T., Sabri, L., Hadi, M., RSUD Dr. Iskak Tulungagung. Jurnal
& Suminarti, T. (2021). Penerapan Kedokteran Brawijaya, 29(3), 252–257.
Discharge Planning terhadap Kepuasan
Pasien pada Asuhan Keperawatan. Umniyati, H. (2010). Kepuasan pasien
Jurnal Keperawatan Silampari, 4(2), terhadap pelayanan tenaga kesehatan di
544–553. Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok
https://doi.org/10.31539/jks.v4i2.1633 Jakarta Utara Tahun 2009. Journal
Kedokteran Yarsi, 18(1), 9–20.
Sugiono, P. D. (2014). Metode penelitian
pendidikan pendekatan kuantitatif.pdf. Weiss, M. E., & Piacentine, L. B. (2006).
Metode Penelitian Pendidikan Psychometric properties of the
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan readiness for hospital discharge scale.
R&D, p. 12. Journal of Nursing Measurement,
14(3), 163–180.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (p. Weiss, M. E., Piacentine, L. B., Lokken, L.,
336). p. 336. Ancona, J., Archer, J., Gresser, S., …
Vega-Stromberg, T. (2007). Perceived
Sumiati, Y., Kurniati, T., Sabri, L., Hadi, M., readiness for hospital discharge in adult
& Suminarti, T. (2021). Penerapan medical-surgical patients. Clinical
discharge planning terhadap kepuasan Nurse Specialist, 21(1), 31–42.
pasien pada asuhan keperawatan.
Jurnal Keperawatan Silampari, 4(2), Wulandari, D. F., & Hariyati, R. T. (2019).
544–553. Pelaksanaan Discharge Planning di
Ruang ICU RS X Jakarta. Jurnal
Sutomo, A. (2009). Analisis faktor-faktor Pendidikan Keperawatan Indonesia,
yang mempengaruhi kepuasan pasien 5(1), 67–76.
dan pengaruhnya terhadap minat
mereferensikan pelayanan rawat jalan Yulia, L., Pahria, T., & Pebrianti, S. (2020).
pada rs paru–paru sukosari husada Pelaksanaan discharge planning pada
sukoharjo. Jurnal Sains Pemasaran pasien diabetes melitus: Studi literatur.
Indonesia, 8(2), 141–158. Holistik Jurnal Kesehatan, 14(4), 503–
521.
Tage, E. (2018). Optimalisasi pelaksanaan
discharge planning terstruktur dan Zwicker D, Picariello G. (2003). Discharge
terintegrasi. Chmk nursing scientific planning for the older adult. Geriatric
journal volume 2 nomor 1, april 2018, nursing protocols for best practice.
2. 2003:292-316.
Torry, T., Koeswo, M., & Sujianto, S.
(2016). Faktor yang mempengaruhi

Anda mungkin juga menyukai