SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
Sarjana Keperawatan (S-1)
Oleh :
Nurhidayah
NIM : 112019030510
Pembimbing :
1. Sukarmin, M.Kep.Ns.Sp.Kep.MB
2. Supardi ,SE,M.Kes
JURUSAN S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN 2020
33
34
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut World Helath Organization (WHO) diare adalah kejadian
buang air besar dengan konsistensi lebih cair dari biasanya, dengan
frekuensi tiga kali atau lebih dalam kurun waktu 24 jam. Diare dapat
mengenai semua kelompok umur baik balita, anak-anak dan orang dewasa
dengan berbagai golongan sosial. Prevalensi diare dalam Riskesdas
2013,diare tersebar disemua kelompok umur dengan prevalensi tertinggi
terdeteksi pada anak balita (1-4 tahun) yaitu 16,7%. Sedangkan menurut
jenis kelamin prevalensi laki-laki dan perempuan hampir sama yaitu 8,9%
pada laki-laki dan 9,1% pada perempuan.
Diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan merupakan
penyakit potensial Kejadian Luar Biasa (KLB) yang sering disertai dengan
kematian. Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia (2016), terjadi KLB
diare tiap tahun dari tahun 2013 sampai 2016 dengan disertai peningkataan
Case Fatality Rate (CFR). Pada tahun 2014 terjadi peningkatan CFR diare
menjadi 1,14% dibandingkan CFR diare pada tahun 2013 sebesar 1,08%.
Peningkatan CFR saat KLB di Indonesia terus terjadi hingga 2,47% pada
tahun 2015 dan 3,04% pada tahun 2016. Angka CFR ini belum sesuai
dengan yang diharapkan yaitu <1% (Kemenkes, 2017).
Data Kementrian Kesehatan Indonesia (2016) menyatakan, jumlah
kasus diare yang ditangani instansi kesehatan di Indonesia menurun tiap
tahunnya. Pada tahun 2016 penderita diare di Indonesia yang ditangani
sebanyak 46,4% dari jumlah penderita diare keseluruhan yang tercatat
berjumlah 6.897.463 orang. Pada tahun 2015, jumlah kasus yang ditangani
4.017.861 orang, sedangkan pada tahun 2014 jumlah penangan kasus diare
oleh instansi kesehatan adalah 8.490.976 orang (Kemenkes, 2015, 2016). Di
Wilayah Jawa Tengah diperkirakan terdapat 911.901 kasus diare,
sedangkan kasus diare yang sudah ditangani sebanyak 95.635 kasus
(Kementerian Kesehatan RI, 2017).
Diare yang tidak ditangani dengan cepat dan kurang tepat akan
mengakibatkan dehidrasi. Dehidrasi adalah suatu gangguan dalam
35
B. Rumusan Masalah
37
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan penggunaan kadar hematokrit
dengan derajat dehidrasi pasien diare pada anak di RSUD dr
Loekmonohadi Kudus Tahun 2020.
2. Tujuan Khusus :
a. Untuk mengetahui derajat dehidrasi pada pasien diare pada anak.
b. Untuk mengetahui kadar hematokrit pada pasien diare pada anak
c. Untuk menganalisa hubungan penggunaan kadar hematokrit
dengan derajat dehidrasi pasien diare pada anak di RSUD dr
Loekmonohadi Kudus Tahun 2020.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Dari hasil penelitian ini penulis mendapatkan pengalaman
mengaplikasikan ilmu penelitian tentang hubungan penggunaan kadar
hematokrit dengan derajat dehidrasi pasien diare pada anak di RSUD
dr Loekmono hadi Kudus tahun 2020
2. Bagi Perawat
Dapat memberikan informasi, mengantisipasi, dan meminimalisir
terjadinya diare pada anak
3. Bagi RSUD dr Loekmonohadi Kudus
Hasil penelitian dapat dimanfaatkan sebagai dasar untuk
pengambilan keputusan mengenai pembagian tugas perawat untuk
meminimalisir pasien diare pada anak di RSUD dr Loekmonohadi Kudus
Tahun 2020.
4. Bagi Universitas Muhammadiyah Kudus
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan wacana
mengenai RSUD dr Loekmonohadi Kudus
5. Bagi Pasien
38
E. Keaslian Penelitian
Penelitian yang sejenis dengan “hubungan penggunaan kadar
hematokrit dengan derajat dehidrasi pasien diare pada anak di RSUD dr
Loekmonohadi Kudus Tahun 2020”. Belum pernah diteliti sebelumnya.
Adapun penelitian yang sejenis yaitu sebagai berikut :
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
NAMA,
NO JUDUL TEKNIK HASIL PERBEDAAN
TAHUN
1 Puspita S. Correlation Analitik Penelitian ini Terdapat
Herman B. between observasional terdapat 97 sampel, perbedaan
P. hematocrite and dari hasil analisis pada tahunnya
(2014) hemoglobin count menggunakan uji 2020, tempat
with hospitalisazion korelasi chi-square penelitiannya
of acute diarrheal untuk kadar di RSUD dr
children patients in hematokrit diperoleh loekmono hadi
undata general bahwa tidak ada Kudus serta
hospital year 2014 hubungan antara variabel
kadar hematokrit penelitiannya.
dengan lama rawat
inap pasien diare
akut pada anak. Hal
ini didasarkan pada
nilai p > nilai α yaitu
p = 0,097. Pada
kadar hemoglobin
hasil analisis
menggunakan uji
statistic chi square
maka diperoleh
bahwa terdapat
hubungan antara
kadar hemoglobin
dengan lama rawat
inap pasien diare.
Hal ini didasarkan
pada nilai p < nilai α
yaitu p = 0,003.
NAMA,
NO JUDUL TEKNIK HASIL PERBEDAAN
TAHUN
(2016) pada kasus diare responden
tanpa dehidrasi lebih umur jenis
banyak dibandingkan kelamin,kadar
kasus diare dengan hematokrit
dehidrasi.Hasil uji chi pada pasien
square menunjukkan rawat inap di
nilai p =0,494. RSUD dr
Loekmono
hadi Kudus
NAMA,
NO JUDUL TEKNIK HASIL PERBEDAAN
TAHUN
Diare Akut Usia 2-5 sebanyak 17 (47%) Loekmono
Tahun Yang dan infeksi selain hadi Kudus
Dirawat di RSUD bakteri/parasit dan
Ahmad Yani Kota sebanyak 2 (6%) respondennya.
Metro .Sedangkan dari 17
responden yang
tidak mengalami
kenaikan kadar
leukosit darah 4
(11%), penyabab
infeksi
bakteri/parasit,dan
13 (36%) responden
dengan penyebab
infeksi selain
bakteri/parasit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Dehidrasi
1. Pengertian
Dehidrasi adalah berkurangnya cairan tubuh total, dapat berupa
hilangnya air lebih banyak dari natrium (dehidrasi hipertonik), atau
hilangnya air dan natrium dalam jumlah yang sama (dehidrasi isotonik),
atau hilangnya natrium yang lebih banyak daripada air (dehidrasi
hipotonik) (Aru, dkk, 2014). Dehidrasi adalah suatu keadaan penurunan
total air di dalam tubuh karena hilangnya cairan secara patologis, asupan
air tidak adekuat, atau kombinasi keduanya. Dehidrasi terjadi karena
pengeluaran air lebih banyak daripada jumlah yang masuk dan
kehilangan cairan ini juga disertai dengan hilangnya elektrolit (Mentes &
Kang, 2013).
2. Etiologi Dehidrasi
48
5. Penatalaksanaan Dehidrasi
Dehidrasi ringan dapat diberikan terapi cairan secara oral
sebanyak 1500-2500 ml/24 jam (30 ml/kgBB/24 jam) untuk kebutuhan
50
C. Kadar Hematokrit
1. Pengertian
Hematokrit berasal dari dua kata yaitu haem yang artinya darah
dan krinein yang artinya memisahkan.Pemeriksaan hematokrit
merupakan salah satu metode yang paling teliti dan simpel dalam
mendeteksi derajat anemia dan polisitemia, selain itu juga digunakan
untuk menghitung rata-rata nilai eritrosit.Biasanya nilai hematokrit
ditentukan dengan darah vena dan kapiler.Nilai hematokrit merupakan
volume semua eritrosit dalam 100 ml darah yang dinyatakan dalam %
(persen), biasanya ditentukan dengan darah kapiler dan
vena(Gandasoebrata, 2010).
Hematokrit (Ht) menunjukkan jumlah presentase perbandingan sel
darah merah terhadap volume darah.Nilai hematokrit di dalam tubuh perlu
dijaga dalam rentang nilai normalnya. Setiap manusia memiliki rentang
normal hematokrit berbeda-beda yang dipengaruhi oleh faktor usia dan
jenis kelamin. Secara garis besar, rentang nilai normal hematokrit
berdasarkan usia dan jenis kelamin menurut Davis & Shiel (2016), yaitu:
51
Tabel 2.2 Rentang Nilai Normal berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin
Usia Rentang nilai normal
Bayi baru lahir 55% - 68%
Usia 1 minggu 47% - 65%
Usia 1 bulan 37% - 49%
Usia 3 bulan 30% - 36%
Usia 1 tahun 29% - 41%
Usia 10 tahun 36% - 40%
Pria dewasa 42% - 54%
Wanita dewasa 38% - 46%
d. Diare berat.
Diare berat adalah buang air besar dengan feses berbentuk
cair atau setengah cair, dengan demikian kandungan air pada feses
lebih banyak daripada biasanya. Apabila terkena diare biasanya akan
mengalami dehidrasi yaitu kehilangan cairan sebagai akibat
kehilangan air dari tubuh, kehilangan air yang berlebih dapat
menyebabkan nilai hematokrit meningkat akibat hemokonsentrasi.
E. Kerangka Teori
Nb :
: diteliti
: tidak diteliti
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Variabel Penelitian
Variabel adalah karakteristik yang dimiliki subjek (orang,benda,
situasi) yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok tersebut
(Nursalam, 2013). Variabel penelitian dibedakan menjadi 2 macam yaitu
variabel terikat dan variabel bebas;
1. Variabel bebas (Independent Variable).
Variabel bebas disebut juga dengan variabel sebab atau
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan
atau timbulnya variabel terikat (Nursalam, 2013).Variabel independent
(bebas) pada penelitian ini adalah kadar hematokrit.
2. Variabel terikat (Dependent Variable).
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (independent)
(Nursalam, 2013).Variabel dependent (terikat) dari penelitian ini
adalah derajat dehidrasi pasien diare pada anak di RSUD dr
Loekmonohadi Kudus.
B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis menyatakan jawaban sementara atau dugaan dari suatu
penelitian. Hipotesis juga dinyatakan sebagai jawaban sementara
penelitian, patokan dengan atau dalil sementara yang kebenarannya akan
dibuktikan dalam penelitian tersebut. Hipotesis dapat diterima (Ha) atau
bahkan ditolak (Ho), tergantung pada hasil penelitian (Nursalam, 2013).
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Ha : Ada hubungan kadar hematokrit dengan derajat dehidrasi pasien
diare pada anak di RSUD dr Loekmonohadi Kudus Tahun 2020.
2. Ho :Tidak Ada hubungan kadar hematokrit dengan derajat dehidrasi
pasien diare pada anak di RSUD dr Loekmonohadi Kudus Tahun
2020.
57
D. Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional. Penelitian
korelasional yaitu penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki sejauh
mana variasi pada suatu variabel berkaitan dengan variasi pada satu
atau lebih variabel lain, berdasarkan koefisien korelasional (Azwar,
2010).Desain penelitian ini menggunakan rancangan studi korelasi yaitu
penelitian korelasional yang mengkaji hubungan antar variabel, yaitu
variabel independent kadar hematokrit dengan variabel dependent
derajat dehidrasi pasien diare pada anak didalam periode yang sama.
2. Pendekatan Waktu Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian cross
sectional.Penelitian dengan desain cross sectional merupakan
penelitian yangmenekankan waktu pengukuran atau observasi variabel
dependen dan independen dalam satu waktu (Notoatmodjo,
2010).Berdasarkan keterangan di atas, maka peneliti menggunakan
jenis penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan cross
sectional.Desain penelitian ini dipilih karena peneliti menekankan pada
waktu pengukuran/ observasi pada variabel kadar hematokrit dan
58
2. Kuesioner.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variable
yang diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.
Kuesioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan terbuka yang
dapat diberikan kepada responden secara langsung.
Tahap pelaksanaan dalam penelitian ini melalui beberapa langkah,
antara lain:
a. Mengajukan ijin kepada Rektor Universitas Muhammadiyah Kudus
untuk melakukan penelitian.
b. Meminta ijin pihak RSUD dr Loekmonohadi Kudus untuk melakukan
survey pengambilan data awal.
c. Melakukan penelitian di RSUD dr Loekmonohadi Kudus Tahun
2020.
d. Melakukan pendekatan kepada responden.
e. Mengambil responden sesuai kriteria.
f. Memberikan penjelasan kepada responden mengenai tujuan dan
maksud penelitian.
g. Membagikan kuesioner.
h. Mengumpulkan kuesioner.
i. Menganalisis kuesioner.
j. Setelah data terkumpul, selanjutnya dilakukan pengolahan dan
analisis data dengan bantuan program komputer.
F. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan
subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Saryono, 2010). Populasi pada penelitian ini adalah
60
responden anak yang mengalami diare pada bulan Januari sampai April
2020 dengan jumlah rata-rata per bulan berjumlah 40 responden.
H. Definisi Operasional
I. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian adalah memperoleh data tentang status sesuatu
dibandingkan dengan standar atau ukuran yang telah ditentukan
(Notoatmodjo, 2010). Instrument yang di pergunakan dalam penelitian ini
berupa lembar kuisioner yang terdiri atas ceklis dan kuisioner.Instrument
dalam penelitian ini meliputi:
1. Identitas responden.
Identitas responden dituangkan dalam lembar persetujuan menjadi
responden yang terdiri dari nama responden (inisial), umur, jenis
kelamin, dan pendidikan.
2. Menggunakan hasil lab hematokrit :
a. Dibawah normal : <30 %
b. Normal ; 30-40%
c. Diatas normal: >40 %
3. Ceklist tentang derajat dehidrasi :
d. Tabulasi.
Tabulasi merupakan kegiatan data hasil penelitian ke dalam tabel-
tabel sesuai criteria untuk mempermudah memasukkan data di
computer.
2. Analisis data
Analisa data penelitian merupakan media untuk menarik
kesimpulan dari seperangkat data hasil pengumpulan (Saryono, 2010).
Data yang telah terkumpul selanjutnya diolah dengan menggunakan
komputer dengan program komputer untuk mempermudahkan analisis
data.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya
suatu distribusi atau penyebaran data. Hal ini penting diketahui
karena berkaitan dengan ketepatan dalam pemilihan uji statistic
yang akan dipergunakan. Apabila distribusi data normal, maka
disarankan untuk menggunakan uji parametric dan jika distribusi
data tidak normal maka disarankan untuk menggunakan uji
nonparametrik.Penelitian ini menggunakan uji normalitas kolmogrov-
smirnov dengan bantuan SPSS. Dasar pengambilan keputusan
dalam uji normalitas adalah :
1) Jika Sig. (signifikansi) atau nilai probabilitas < 0.05, maka data
berdistribusi tidak normal.
2) Jika Sig. (signifikansi) atau nilai probabilitas > 0.05, maka data
berdistribusi normal.
b. Analisis Univariat
Analisis univariat adalah analisa yang dilakukan terhadap
variabel hasil penelitian pada umumnya (Notoatmodjo, 2010).
Analisis ini digunakan untuk mendapatkan gambaran distribusi
frekuensi karakteristik responden serta untuk mendeskripsikan
masing-masing variabel.
65
Keterangan :
P : Hasil Prosentase
F : Frekuensi hasil pencapaian
N : Total seluruh observasi
c. Analisis Bivariat
Analisis yang dilakukan pada dua variabel yang di duga
berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2010).Analisa bivariat
adalah analisis yang menghubungkan dua variabel yaitu variabel
bebas dan variabel terikat (Arikunto, 2010). Analisa bivariat dalam
penelitian ini menggunakan uji Spearman Rho dengan tingkat
kemaknaan α ≤ 0,05 yang dibantu dengan komputer program
computer (Rikwidikdo, 2013).Penelitian ini menggunakan uji
spearman Rho karena ingin mengetahui kesesuaian antara 2
variabel yang berasal dari subjek berbeda atau yang disebut juga
data bebas dengan skala data ordinal.
Rumus dari uji Spearman Rhoadalah :
Keterangan :
r =Nilai koefien spearman
D=Perbedaan / selisih peringkat antara veriabel bebar dan
terikat
n =Jumlah sampel 1 dan 6 konstanta
Interpretasi:
1) Bila nilai p hitung >rho tabel, untuk α = 0,05 dan bila p value <
α, maka Ho ditolak, yang berarti terdapat hubungan antara dua
variabel yang diuji.
2) Bila nilai p hitung <rho, untuk α = 0,05 dan bila p value > α,
maka Ho diterima, yang berarti antara dua variabel yang diuji
tidak terdapat hubungan.
66
K. Etika Penelitian
1. Informed consent (Lembar persetujuan).
Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan responden
dengan memberikan lembaran persetujuan tersebut. Informant consent
diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar
persetujuan untuk menjadi responden.
2. Anonimity (Tanpa nama).
Merupakan etika dalam penelitian kesadaran dengan cara tidak
memberikan nama responden pada lembar alat ukur, hanya menuliskan
kode pada lembar pengumpulan data.
3. Confidentiality (Kerahasiaan).
Merupakan masalah etika dengan menjamin kerahasiaan dari
hasil penelitian baik informasi maupun masalah-masalah lainnya.
Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh
peneliti,hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil
riset(Hidayat, 2010).
L. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian sebagaimana terlampir.
67
BAB IV
HASIL PENELITIAN
B. Karakteristik Responden
1. Umur Responden
Tabel 4.1.
Distribusi Frekuensi Sampel BerdasarkanUmur (dalam tahun) (n = 36)
Umur n %
6 tahun 4 11,1
7 tahun 8 22,2
8 tahun 13 36,1
9 tahun 6 16,7
10 tahun 5 13,9
Jumlah 36 100,0
68
C. Analisis Univariat
1. Kadar Hematokrit
Tabel 4.3.
Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Kadar Hematokrit(n = 36)
Kadar Hematokrit n %
Dibawah Normal 10 27,8
Normal 15 41,7
Diatas Normal 11 30,6
Jumlah 36 100,0
D. Analisis Bivariat
1. Hubungan antara Pengunaan Kadar Hematokrit dengan Derajat Dehidrasi
Pasien Diare pada Anak di RSUD dr. Loekmonohadi Kudus tahun 2020
Tabel 4.5.
Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan antara Pengunaan Kadar
Hematokrit dengan Derajat Dehidrasi Pasien Diare pada Anak (n = 36)
Derajat Dehidrasi p
Kadar Total r
Ringan Sedang Berat value
Hematokrit
n % n % n % n %
Dibawah
8 80,0 2 20,0 0 0 10 100
Normal
0,78
Normal 8 53,3 7 46,7 0 0 15 100 0,000
1
Diatas Normal 0 0 1 9,1 10 90,9 11 100
Jumlah 16 44,4 10 27,8 10 27,8 36 100
A. Analisis Univariat
1. Kadar Hematokrit
Hasil penelitian menunjukkan mayoritas respondenmemiliki
kadar hematokrit adalah normal sebanyak 15 orang (41,7%), sedangkan
kadar hematokrit diatas normalsebanyak 11 orang (30,6%) dan kadar
hematokrit dibawah normalsebanyak 10 orang (27,8%).
Dari 36 sampel anak penderita diare yang sesuai dengan kriteria
inklusi didapatkan 19 orang (52,8%) perempuan, dan 17 orang (47,2%)
laki-laki. Hal ini serupa dengan penelitian Sulaiman (2016), yang
mendapatkan penderita perempuan (51,9%) lebih tinggi dibandingkan
dengan penderita laki-laki (48,1%). Penelitian Palupi (2019),
mendapatkan hasil yang berbeda yaitu pasien laki-laki lebih banyak
daripada perempuan dengan perbandingan 5:1. Pada kasus tertentu
jenis kelamin memengaruhi terjadinya suatu penyakit akan tetapi dalam
hal diare, jenis kelamin tidak memberikan perbandingan yang jauh
berbeda yang menunjukkan jenis kelamin tidak memengaruhi kejadian
diare.
Pada penelitian ini didapatkan usia rata-rata 8 tahun (nilai
median 8) dengan kejadian tertinggi pada anak diare kelompok usia 6-
10 tahun. Angka kejadian diare usia sekolah hasil dari Riskesdas
(2018), mendapatkan prevalensi anak usia 5-10 tahun 4,1%. Pada
penelitian Sulaiman (2016), didapatkan 5,44% pasien anak berusia 5 -
<11 tahun.
Menurut pendapat peneliti, hasil kadar hematokrit berbeda
tergantung dengan usia. Dimana kadar hematokrit pada anak usia 5-10
tahun bnormalnya berada dalam rentang 30%-40%. Pada penelitian ini
didapatkan nilai rata-rata kadar hematokrit 36,8% dengan nilai terendah
26,8% dan nilai kadar hematokrit tertinggi 48,4%.
2. Derajat Dehidrasi
Hasil penelitianmenunjukkan mayoritas responden mengalami
derajat dehidrasi ringan sebanyak 16 orang(44,4%), sedangkan
36
37
B. Analisa Bivariat
1. Hubungan antara Pengunaan Kadar Hematokrit dengan Derajat
Dehidrasi Pasien Diare pada Anak di RSUD dr. Loekmonohadi Kudus
tahun 2020
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang kuatantara
pengunaan kadar hematokrit dengan derajat dehidrasi pasien diare
pada anak di RSUD dr. Loekmonohadi Kudus tahun 2020dengan p
value = 0,000 dan nilai r = 0,781. Hal ini dibuktikan dari 10 anak yang
38
C. Keterbatasan Penelitian
1. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah peneliti tidak mengontrol
variabelperancu yaitu usia, pola makan, dan penyakit penyerta seperti
anemia, polisitemia yang dapat mempengaruhi hasil adar hematokrit
responden.
2. Pada penelitian ini, jumlah sampel mencukupi walaupun hanya pada
batas minimal jumlah responden serta pengambilan sampel pada usia 6-
10 tahun saja.
BAB VI
PENUTUP
A. Simpulan
1. Mayoritas respondenmemiliki kadar hematokrit adalah normal sebanyak
15 orang (41,7%).
2. Mayoritas responden mengalami derajat dehidrasi ringan sebanyak 16
orang(44,4%).
3. Ada hubungan antara pengunaan kadar hematokrit dengan derajat
dehidrasi pasien diare pada anak di RSUD dr. Loekmonohadi Kudus
tahun 2020, dengan p value = 0,000 dan nilai r = 0,781memiliki korelasi
keeratan kuatdan memiliki arah hubungan yang positif.
B. Saran
1. Bagi Penulis
Mendapatkan pengalamanpenelitian dan mengaplikasikan ilmu
penelitian tentang hubungan penggunaankadar hematokrit
denganderajat dehidrasi pasien diare pada anak di RSUD dr Loekmono
hadi Kudus tahun 2020.
2. BagiRSUD dr. Loekmonohadi Kudus
Menjadikan dasar pengetahuan tentang adanya hubungan antara
pengunaan kadar hematokrit dengan derajat dehidrasi pasien diare pada
anak sehingga dapat kolaborasi secepat mungkin antara petugas
analisis kesehatan (petugas laborat), perawat dan dokter dalam
peningkatan kadar hematokrit sebagai tanda terjadinya dehidrasi.
3. Bagi Universitas Muhammadiyah Kudus
Diharapakan dapat memberi manfaat dan menambah
perbendaharaan bahan bacaan bagi mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Kudus untuk penelitian selanjutnya dan dipublikasikan
hasil penelitian kedalam jurnal online.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan dapat dijadikan data dasar, referensi dan informasi
kepada peneliti selanjutnyasebagai bahan kajian lebih lanjut dimasa
yang akan datang khususnya bagi yang ingin meneliti tentang kejadian
yang mempengaruhi derajat dehidrasi pasien diare pada anak.
40
DAFTAR PUSTAKA
Sudoyo, Aru W, dkk. (2014). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jilid 1 Edisi VI.
Jakarta: Interna Publishing
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Afabeta
Tamsuri, A. (2012). Klien Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit, Seri
Asuhan Keperawatan.Jakarta: EGC
WHO.(2013). Diarrhea Disease. Diakses dari http://www.who/int/mediacentre/
factsheets/fs330/en
Wiffen, P., Mitchell, M., Snelling, M., &Stoner. N. (2014). Farmasi Klinis Oxford.
Jakarta:EGC
Wijaya, S. (2010). Konsep Keperawatan Gawat Darurat.PSIK Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana Denpasar
Wisnu Eko Wihantoro.2017. Hubungan Kadar Hematokrit Dengan Kejadian ST
Elevasi Selama General Anestesi Di RSUP DR SoeradjiTirtonegoro
Klaten. Diploma Tesis Keperawatan Poltekes Kemmemkes Klaten. Klaten
LAMPIRAN
LEMBAR REKAPITULASI DATA PENELITIAN
DI RSUD dr. LOEKMONOHADI KUDUS
Nilai
Usia
No. Nama Kadar Derajat
Responde Jenis Kadar
Re (Inisial Hematokri Dehidras
n (dalam Kelamin Hematokrit
s ) t (dalam i
tahun)
satuan %)
Perempua
1
S 7 n 35,3 Normal Ringan
Dibawah
2
A 8 Laki-laki 28,4 Normal Ringan
3 D 10 Laki-laki 34,0 Normal Sedang
Perempua
4
E 7 n 45,6 Diatas Normal Berat
Dibawah
5
K 9 Laki-laki 29,2 Normal Ringan
6 M 7 Laki-laki 36,0 Normal Sedang
Perempua
7
N 8 n 44,2 Diatas Normal Berat
8 U 9 Laki-laki 32,5 Normal Sedang
9 S 7 Laki-laki 43,0 Diatas Normal Berat
Dibawah
10
W 8 Laki-laki 29,4 Normal Ringan
Dibawah
11
H 6 Laki-laki 28,6 Normal Sedang
12 A 8 Laki-laki 38,0 Normal Ringan
Perempua
13
M 9 n 36,5 Normal Ringan
Perempua Dibawah
14
U 7 n 28,4 Normal Ringan
Perempua Dibawah
15
T 8 n 26,8 Normal Ringan
Perempua
16
J 10 n 34,8 Normal Sedang
Perempua
17
R 6 n 46,8 Diatas Normal Berat
Perempua
18
R 8 n 34,2 Normal Sedang
Perempua
19
C 9 n 48,4 Diatas Normal Berat
Perempua
20
F 8 n 42,0 Diatas Normal Sedang
Perempua
21
J 10 n 35,6 Normal Sedang
Perempua
22
L 8 n 37,8 Normal Ringan
Dibawah
23
K 7 Laki-laki 27,8 Normal Ringan
Perempua Dibawah
24
A 8 n 29,0 Normal Ringan
Perempua
25
A 10 n 34,0 Normal Sedang
26 D 7 Perempua 47,2 Diatas Normal Berat
n
Perempua Dibawah
27
U 8 n 28,5 Normal Sedang
28 T 9 Laki-laki 36,0 Normal Ringan
29 S 6 Laki-laki 45,5 Diatas Normal Berat
Perempua
30
R 8 n 36,8 Normal Ringan
31 L 8 Laki-laki 38,0 Normal Ringan
32 K 10 Laki-laki 46,8 Diatas Normal Berat
33 D 8 Laki-laki 48,0 Diatas Normal Berat
Dibawah
34
E 9 Laki-laki 29,0 Normal Ringan
Perempua
35
Y 6 n 47,0 Diatas Normal Berat
36 J 7 Laki-laki 34,0 Normal Ringan
OUTPUT SPSS
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 17 47,2 47,2 47,2
Perempuan 19 52,8 52,8 100,0
Total 36 100,0 100,0
Kadar Hematokrit
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Dibawah Normal 10 27,8 27,8 27,8
Normal 15 41,7 41,7 69,4
Diatas Normal 11 30,6 30,6 100,0
Total 36 100,0 100,0
Derajat Dehidrasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ringan 16 44,4 44,4 44,4
Sedang 10 27,8 27,8 72,2
Berat 10 27,8 27,8 100,0
Total 36 100,0 100,0
UJI SPEARMAN'S RHO
Nonparametric Correlations
Correlations
Kadar Derajat
Hematokrit Dehidrasi
Spearman's rho Kadar Correlation
1,000 ,781**
Hematokrit Coefficient
Sig. (2-tailed) . ,000
N 36 36
Derajat Correlation
,781** 1,000
Dehidrasi Coefficient
Sig. (2-tailed) ,000 .
N 36 36
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).