Anda di halaman 1dari 4

Tatalaksana Status Gizi Kurang Pada Balita

Untuk menerapkan pola asuh nutrisi terhadap status gizi kurang pada balita, perlu
dilakukan perhitungan penentutuan kebutuhan kalori ideal balita secara individual.
Kebutuhan nutrisi pada anak dibedakan berdasarkan kondisi stress yang disebut sebagai
dukungan metabolic dan non-stress yang disebut sebagai dukungan nutrisi. Pada kondisi
stress metabolik pemberian nutrisi berlebihan (overfeeding) dapat meningkatkan
kebutuhan metabolisme pada organ vital seperti paru dan hati, oleh karena itu
komplikasi yang akan tejadi bila overfeeding adalah :1
1. Produksi CO2 yang meningkatkan ventilasi, edema paru, hingga gagal napas
2. Hiperglikemia sehingga memudahkan terjadinya infeksi
3. Lipogenesis karena peningkatan produksi insulin
4. Imunosupresi
5. Perelemakan hari, kolestasis intrahepatik
Oleh karena itu sangat penting untuk menghitung kebutuhan nutrisi balita secara
individual. Kebutuhan energi terdiri dari empat komponen yaitu basal metabolic rate
(BMR), diet induced thermogenesis (DIT), aktivitas dan tumbuh. Selain itu kebutuhan
energi dapat dipengaruhi oleh status gizi, penyakit dasar, asupan serta keluaran energi,
usia dan jenis kelamin. BMR merupakan sejumlah energi yang dibutuhkan untuk
pertahankan fungsi vital tubuh tidak termasuk aktifitas dan pengolahan makanan. 1
Dalam pegukutan BMR dapat dilakukan pada suhu lingkungan yang netral
setelah puasa 12-18 jam segera setelah bangun tidur sebelum melakukan aktivitas.1
Dalam praktek sehari-hari dapat diukur resting energy expenditure (REE) dengan cara
mengukur sama dengan BMR hanya saja tidak dilakukan segera setelah bangun tidur.
Kebutuhan kalori serta protein pasien dapat diperhitungkan dengan cara menggunakan
kalorimetri indirek, namun karena teknik tersebut mahal dan tidak praktis.
Dalam praktek dilapangan dapat dilakukan perhitungan dengan cara :1
1. Menentukan kebutuhan basal resting energy expenditure (REE) atau basal
metabolic rate (BMR)
2. Menentukan faktor aktifitas dan faktor stress
 Kebutuhan kalori total = REE (BMR) x faktor aktivitas x faktor stress
3. Menentukan kebutuhan protein pasien
 Kebutuhan protein total = RDA x faktor aktivitas x faktor stress

Tabel Rumus Perhitungan REE dan BMR untuk anak usia 0-3 tahun
Sumber Jenis kelamin Rumus
WHO Laki – laki REE = 60,9 x BB - 54
Perempuan REE = 61 x BB -51
Schofield Laki- laki BMR = 59,48 x BB – 30,33
(W) Perempuan BMR = 58,29 x BB – 31,05
Schofield Laki – laki BMR = 0,167 x BB + 15.174 x TB-617,6
(WH) Perempuan BMR = 16,25 x BB + 10.2342 x TB - 413,5
Harris- Laki – laki REE = 66,47 + 13,75 x BB + 5,0 x TB – 6,76 x Usia
Benedict Perempuan REE = 655,10 + 9.65 x BB – 1,85 x TB – 4,68 x Usia

Tabel Rumus Perhitungan REE dan BMR untuk anak usia 3-10 tahun
Sumber Jenis kelamin Rumus
WHO Laki – laki REE = 22,7 x BB + 495
Perempuan REE = 22,5 x BB + 499
Schofield Laki- laki BMR = 22,7 x BB + 505
(W) Perempuan BMR = 20,3 x BB + 486
Schofield Laki – laki BMR = 19,6 x BB + 1.303 x TB + 414,9
(WH) Perempuan BMR = 16,97 x BB + 1.618 x TB + 371,2
Harris- Laki – laki REE = 66,47 + 13,75 x BB + 5,0 x TB – 6,76 x Usia
Benedict Perempuan REE = 655,10 + 9.65 x BB – 1,85 x TB – 4,68 x Usia

Tabel Recommended Dietary Allowances (RDA) untuk bayi dan anak.1

Kategori Umur Berat badan Tinggi badan Kalori Protein Cairan


(tahun) kg lbs cm in (kkal/kg) (g/kg) (ml/kg)
Bayi 0-0.5 6 13 60 24 108 2.2 140-160
0.5-1.0 09 20 71 28 98 1.5 125-145
Anak 1-3 13 29 90 35 102 1.23 115-125
4-6 20 44 112 44 90 1.2 90-110

Tabel menentukan faktor aktivitas dan faktor stress.

Jenis aktivitas Faktor aktivitas


Non ambulatory; intubasi, sedasi 0,8-0,9
Tirah baring 1,0-1,15
Ambulatory ringan 1,2-1,3
Jenis stress Faktor stress
Kelaparan 0,7-0,9
Bedah 1,1-1,5
Sepsis 1,2-1,6
Cedera kepala 1,3
Trauma 1,1-1,8
Gagal tumbuh 1,5-2,0
Luka bakar 1,5-2,5
Gagal jantung 1,2-1,3

Cara memilih jalur pemberian nutrisi


Untuk penentuan cara pemberian nutrisi harus kita tentukan fungsi saluan cerna balita
secara individual. Jika balita tidak dapar mengonsumsi makanan padat, maka dapat
diberikan dalam benrtuk makanan cair. Apabila dengan makanan cair tidak
memungkinkan atau tidak terpenuhi zat gizi, maka dapat dipilih cara pemberitan enteral
atau parenteral. Nutrisi entral dapat diberikan jika fungsi usus masih dalam kondisi
baik. Jalur nutrisi enteral dapat melalui oral atau pipa makanan , keuntungan pemberian
nutrisi enteral adalah lebih aman, murah, dan praktis jika dibandingkan dengan jalur
nutrisi parenteral. Pemilihan jalur nutrisi parenteral melalui vena perifer dan vena
sentral, hal ini diindikasikan jika melalui jalur enteral tidak memungkinkan.1

Gambar Langkah- langkah melakukan Asupan Nutrisi Pediatrik. 2


Cara memilih jenis formula
Secara umum pemilihan jenis formula tergatung pada faktor pasien, yaitu usia,
diagnosis, masalah gizi terkait, kebutuhan nutrisi, serta fungsi gastrointestinal. Selain itu
dipengaruhi oleh faktor formula seperti osmolaritas, renal solute load (RSL), kepekatan
serta kekentalan kalori, komposisi zat gizi. Formula enteral untuk anak usi 1-10 tahun
lebih padat kalori daripada formula untuk bayi tetapi untuk kadar protein, natrium ,
kalium, klorida, serta magnesium didapatkan lebih rendah dibandingkan formula enteral
untuk dewasa.1
Perhitungan untuk memperkirakan potensi RSL dari formla yang digunakan dapat
menggunakan rumus :1
PRSL (mOsm/100 kkal) =
(Nitrogen/28 [mg] + {Na [mOsm] + K [mOsm] + Cl [mOsm] + Pa [mOsm]}

potensial RSL untuk bayi adalah <26- 39mOsm/100 kkal, jika diatas 39 mOsm/100 kkal
maka bayi beresiko mengalami dehidrasi hipernatremik. The American Academy of
Pediatrics (1979) merekomendasikan osmolaritas untuk formula bayi <460 mOsm.1

Anda mungkin juga menyukai