Andre Saputra
04061001042
Kasus
Tujuan Penatalaksanaan:
1. Mengendalikan Anoreksia
Subjektif
A. Anamnesis
a. Identitas Pasien
1. Nama : Andre
3. Umur : 19 tahun
4
4. Alamat : Pakjo
c. Riwayat Gizi
(Tidak ada)
Objektif
B. Pemeriksaan Fisik
4
Suhu = 37o C (Normal)
C. Antopometrik
World Health Organization dalam “Measuring Change in Nutritional Satus:
Guidelines for Assessing the Nutritional Impactof Supplemntary feeding
programmes for Vulnerable Groups” yang diterbitkan pada 1983
menyebutkan bahwa parameter yang dianjurkan untuk diukur pada orang-
orang yang telah berusia lebih dari 20 tahun adalah berat badan, tinggi
badan dan tebal lipat kulit.
BMI Kategori
< 18,5 Berat badan
18,5- kurang
24,9 Berat badan
25 - 29,9 normal
30 - 34,9 Berat badan
35 - 39,9 lebih
>39,9 Obesitas I
Obesitas II
Sangat obesitas Andre dengan
BMI sebesar
17,9 termasuk kedalam kategori Underweight (berat badan kurang), secara
sederhana dapat dikatakan sebagai malnutrisi atau status nutrisi buruk.
a. Laboratorium
Darah rutin : Hb = 15 gr% (normal)
4
DC = 0/2/2/20/65/21 (Shift to the right, infeksi kronik)
Albumin : 3 g%
“Asidosis Respiratorik”
D. Pemeriksaan Fungsional
FEV1 = 48%
FEV1/FVC = 55%
1
Panduan Kuliah KBK Blok 6: Pemeriksaan Status gizi dan Prediksi Kebutuhan akan Zat
Gizi (Arisman, 2007)
4
E. Analisis Asupan
F. Pemeriksaan Penunjang
Peningkatan Ruang
Lapangan paru uadara Retrosternal
hyperlusence
yang luas
Tidak terdapat
corakan vascular
di daerah perifer
Diagfragma Datar
Assesment
G. Diagnosis Kerja
a. Status Gizi
4
Malnutrisi (BMI = 17,9) dan KEP (kurang Energi Protein)
b. Status Metabolik
Asidosis Respiratorik
Planning
a. Komposisi nutrisi
1. Cairan
Cairan yang harus diasup oleh andre baik melalui I.V, ataupun yang
terkandung di dalam makanan selama 24 jam adalah sebagai berikut,
2. Energi
Salah satu aspek terapi nutrisi yang wajib diperhitungkan adalah angka
pemberian energi total yang tentu saja saja diukur sesuai dengan
kebutuhan. Kebutuhan Energi Total (KET) menggunakan beberapa
parameter, yaitu BMR (Basal Metabolic Rate) atau Kebutuhan Energi
Basal (KEB), serta faktor stress dan faktor aktivitas.
4
Pertama, untuk mengukur besaran BMR dapat digunakan Formula Harris-
Bennedict yang paling akurat mendekati nilai sebenarnya.
Formula KET
KET = BMR + FS
+ FA
Keterangan: - KET : Kebutuhan Energi Total (Kkal)
- FS : Faktor Stress
3. Makronutrient
4
Pada terapi nutrisi PPOK, ratio pemberian makronutrient sesuai dengan
tabel berikut,
Karbohidrat : 35 –
50%
Protein : 35 –
50%
Lemak : 15 –
20%
1 gr Karbohidrat = 4,2
Kkal
1 gr Protein = 4,2
kkal
1 gr Lemak =9
Kkal
- Karbohidrat = = 78,3 gr
- Protein = = 100 gr
- Lemak = = 21 gr
4
4. Mikronutrient
5. Nutrient Spesifik
Metode pemberian nutrisi pada umunya ada 3 (tiga) cara yaitu parentral,
oral, atau enteral). Pertimbangan metode yang dipakai adalah dengan
4
memperhatikan jenis dan derajat penyakit yang diderita, kemampuan
fungsi digestif serta zat nutrisi yang akan diberikan.
Dalam kasus ini, masih memungkinkan terapi nutrisi dengan metode
pemberian oral yang dilakukan dengan porsi kecil tetapi dalam
frekuensi yang sering.
c. Bentuk Nutrisi
J. Edukasi
4
Tabel 4. Struktur Program Edukasi pada PPOK2
Guidelines for the Diagnosis and Treatment of COPD (Chronic Obstructive Pulmonary
Disease. 2nd Edition (The Japanese Respiratory Society, 2003)
4
Diskusi
1. Bila, dalam tiga hari os mengalami perbaikan, keluhan sesak mereda, dan
setelah tiga bulan berikutnya berat badan bertambah sebanyak 3 kg
(menjadi 55 kg). Berapa kebutuhan energi sekarang?
KET = BMR + FS + FA
= 702,35 + (30% . 702,35) + (12% . 702,35)
= 702,35 + 210,705 + 84,28
= 997,337 Kkal
Dibulatkan menjadi 1000 Kkal