Anda di halaman 1dari 13

ASSIGNMENT BLOK 12

SKILL LAB DUKUNGAN


NUTRISI PADA PPOK

Andre Saputra
04061001042

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


2008
SRIWIJAYA
DUKUNGAN NUTRISI PADA PPOK
Oleh : Andre Saputra
NIM : 04061001042

Kasus

Seorang penderita laki-laki bernama Andre, mengeluh sesak nafas. Penderita


berusia 19 tahun, mempunyai berat badan 52 Kg dan tinggi badan 170 cm. Sejak
satu minggu sebelumnya, Andre mengeluh nafsu makan menurun. Penderita ini
didiagnosis PPOK, hasil laboratorium albumin 3 g%, analisis gas darah Asidosis
Respiratorik, oleh dokter pada saat ini penderita dalam perawatan bed rest.

Tujuan Penatalaksanaan:

1. Mengendalikan Anoreksia

2. Memperbaiki fungsi paru

3. Mengendalikan penurunan berat badan

Subjektif

A. Anamnesis
a. Identitas Pasien

1. Nama : Andre

2. Jenis Kelamin : Laki-laki

3. Umur : 19 tahun

4
4. Alamat : Pakjo

5. Pekerjaan : Mahasiswa, 2 tahun Bekerja paruh waktu di Cafѐ


(17.00-22.00)

b. Riwayat Penyakit Umum


1. Keluhan utama : Sesak nafas (dyspneu)

2. Keluhan tambahan : Nafsu makan menurun, dan lemas

3. Faktor resiko : Perokok pasif selama 2 tahun

c. Riwayat Gizi

Riwayat Nutrisi : Berat badan sebelumnya ideal

Anoreksia selama 2 bulan terakhir

d. Riwayat Penyakit dahulu

(Tidak ada)

Objektif

B. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum : Lemah, Sesak nafas (dyspneu)


b. Kesadaran : Kompos Mentis
c. Tanda vital : Tekanan Darah = 120/80 mmHg (normal)
Laju Nafas = 30 kali/menit
(Takipneu)
Denyut Nadi = 100 kali/menit (Takikardia)

4
Suhu = 37o C (Normal)

C. Antopometrik
World Health Organization dalam “Measuring Change in Nutritional Satus:
Guidelines for Assessing the Nutritional Impactof Supplemntary feeding
programmes for Vulnerable Groups” yang diterbitkan pada 1983
menyebutkan bahwa parameter yang dianjurkan untuk diukur pada orang-
orang yang telah berusia lebih dari 20 tahun adalah berat badan, tinggi
badan dan tebal lipat kulit.

a. Tinggi Badan : 170 cm


b. Berat Badan : 52 Kg
c. BMI (body mass Index)
Formula BMI

Tabel 1. Kategori BMI (menurut WHO, 1998)

BMI Kategori
< 18,5 Berat badan
18,5- kurang
24,9 Berat badan
25 - 29,9 normal
30 - 34,9 Berat badan
35 - 39,9 lebih
>39,9 Obesitas I
Obesitas II
Sangat obesitas Andre dengan
BMI sebesar
17,9 termasuk kedalam kategori Underweight (berat badan kurang), secara
sederhana dapat dikatakan sebagai malnutrisi atau status nutrisi buruk.

a. Laboratorium
Darah rutin : Hb = 15 gr% (normal)

WBC = 14.000/µL (normal)

4
DC = 0/2/2/20/65/21 (Shift to the right, infeksi kronik)

LED = 16 mm/jam (Terjadi infeksi)

Albumin : 3 g%

Normalnya nilai albumin adalah 3,5 g%, dalam kasus ini


berarti terjadi hypoalbuminemia.

Pada dasarnya albumin merupakan indikator status gizi yang


jelek, baik pada saat awal kejadian malnutrisi maupun ketika
perbaikan mulai terjadi, karena waktu paruhnya cukup
panjang (20 hari) dan cadangan albumin dalam tubuh cukup
banyak1

b. Penunjang : Analisis gas darah

pH = 7,29 PCO2 = 60 mmHg

“Asidosis Respiratorik”

D. Pemeriksaan Fungsional

a. Tes fungsional Paru (spirometri)

FEV1 = 48%

FEV1/FVC = 55%

“Penurunan fungsi paru (PPOK grade severe)”

b. Tes Fungsional kekuatan otot (ventilatory muscle strength, periferal muscle


strength)

Baik otot-otot inspirasi maupun otot-otot ekspirasi terjadi penurunan


kekuatan, tetapi derajat penurunan kekuatan otot-otot inspirasi lebih besar.

1
Panduan Kuliah KBK Blok 6: Pemeriksaan Status gizi dan Prediksi Kebutuhan akan Zat
Gizi (Arisman, 2007)

4
E. Analisis Asupan

Dietary Assessment, data diambil dari 24 hours dietary recalling.


Diakumulasikan dan dinilai mengenai kecukupan nutrisi yang diasup pada
masa-masa sebelumnya. Hal ini berguna dalam perhitungan terapi nutrisi
yang dibutuhkan

F. Pemeriksaan Penunjang

Foto radiologis – Chest X-Ray

Peningkatan Ruang
Lapangan paru uadara Retrosternal
hyperlusence
yang luas

Tidak terdapat
corakan vascular
di daerah perifer

Diagfragma Datar

Assesment

G. Diagnosis Kerja

PPOK / COPD (Penyakit Paru Obstruktif Kronik / Chronic Obstructive


Pulmonary Disease)

a. Status Gizi

4
Malnutrisi (BMI = 17,9) dan KEP (kurang Energi Protein)

b. Status Metabolik

Asidosis Respiratorik

(terlihat pada analisa gas darah, hypoalbuminemia, serta gejala dyspneu


dengan takipneu dan takikardia)

Planning

H. Penatalaksanaan Terapi Nutrisi

a. Komposisi nutrisi

1. Cairan

Kebutuhan cairan pada penderita PPOK derajat severe adalah 25-40 ml /


KgBB / 24jam.

Cairan yang harus diasup oleh andre baik melalui I.V, ataupun yang
terkandung di dalam makanan selama 24 jam adalah sebagai berikut,

Kebutuhan Cairan = (25 s.d. 40) ml x 52 Kg / 24 jam

= 1300 s.d. 2800 ml / 24 jam

= 1,3 – 2,8 Liter tiap hati

2. Energi

Salah satu aspek terapi nutrisi yang wajib diperhitungkan adalah angka
pemberian energi total yang tentu saja saja diukur sesuai dengan
kebutuhan. Kebutuhan Energi Total (KET) menggunakan beberapa
parameter, yaitu BMR (Basal Metabolic Rate) atau Kebutuhan Energi
Basal (KEB), serta faktor stress dan faktor aktivitas.

4
Pertama, untuk mengukur besaran BMR dapat digunakan Formula Harris-
Bennedict yang paling akurat mendekati nilai sebenarnya.

Formula BMR Harris-Bennedict

BMR (laki-laki) = 66,42 + (13,75 BB)


Keterangan: - BMR : Basal metabolic rate (Kkal)
+ (5 TB) – (6,78 U)
BMR (wanita)
- BB = :655,1
Berat+ (9,5 BB)
badan (Kg)+

- TB : Tinggi Badan (m)

- U : Usia (dalam tahun)

BMR = 66,42 + (13,75 BB) + (5 TB) – (6,78 U)


= 66,42 + (13,75 . 52) + (5 . 1,7) – (6,78 . 19)
= 66,42 + 715 + 8,5 - 128,82
= 661,1 Kkal

Formula KET
KET = BMR + FS
+ FA
Keterangan: - KET : Kebutuhan Energi Total (Kkal)

- BMR : Basal Metabolic Rate (Kkal)

- FS : Faktor Stress

- FA: Faktor Aktivitas

KET = BMR + FS + FA - Faktor Stress dalam kasus ini


dianggap
= 661,1 Kkal + (30% . 661,1) + (12% . 661,1) infeksi sedang
= 661,1 + 198,33 + 79,332 dengan kisaran 20 -40%
= 938,762 Kkal - Faktor Aktivitas pada kasus ini
adalah Tirah baring (BedRest)
Dibulatkan menjadi 940 Kkal

3. Makronutrient

Makronutrient utama yang dibutuhkan tubuh ada tiga jenis, yaitu


karbohidrat, protein, dan lemak.

4
Pada terapi nutrisi PPOK, ratio pemberian makronutrient sesuai dengan
tabel berikut,

Tabel 2. Komposisi Makronutrient Terapi Nutrisi PPOK

Karbohidrat : 35 –
50%
Protein : 35 –
50%
Lemak : 15 –
20%

Dengan mempertimbangkan sifat


- Karbohidrat = 35% x 940 Kkal = 329metabo-lisme
Kkal dari masing-masing
makronutrient, pada terapi nutrisi
PPOK diambil ratio kar-bohidrat
- Protein = 45% x 940 Kkal = 423 Kkal
seminimal mungkin dan lemak
setinggi mungkin
- Lemak = 20% X 940 Kkal = 188 Kkal

Jumlah kalori yang telah dihitung kemudian dikonversikan kedalam


satuan gram untuk mempermudah pemberian.

Tabel 3. Besaran Konversi Satuan Makronutrient

1 gr Karbohidrat = 4,2
Kkal
1 gr Protein = 4,2
kkal
1 gr Lemak =9
Kkal

- Karbohidrat = = 78,3 gr

- Protein = = 100 gr

- Lemak = = 21 gr

4
4. Mikronutrient

- Fosfor : Banyak terdapat pada daging, ayam, ikan, telur,


kacang, susu, teri kering, coklat, sardines, tempe, tahu, buah-buahan
dll.

- Kalium : Banyak terkandung didalam Buah-buahan seperti


pisang, sayur-sayuran, kacang merah, kacang hijau, kacang kedelai
dll.

- Kalsium : Zat ini paling banyak terkandung di dalam susu, keju,


coklat, yoghurt, sayur-sayuran hijau dll.

- Magnesium : Dikandung hampir pada semua sayuran (bayam, kol,


sawi) serta ikan, serealia, dan daging.

5. Nutrient Spesifik

- Asam lemak Ω3 : Banyak didapat pada seafood (makanan laut


seperti ikan, udang, cumi-cumi, kepiting) serta kecambah, gandum,
minyak ikan dll.

- Vitamin C : Umumnya terkandung dalam jumlah yang besar


terutama pada buah-buahan seperti jambu biji, jeruk, nanas, bahkan
pada sayur-sayuran seperti daun singkong dll.

b. Metoda Pemberian Nutrisi

Metode pemberian nutrisi pada umunya ada 3 (tiga) cara yaitu parentral,
oral, atau enteral). Pertimbangan metode yang dipakai adalah dengan

4
memperhatikan jenis dan derajat penyakit yang diderita, kemampuan
fungsi digestif serta zat nutrisi yang akan diberikan.
Dalam kasus ini, masih memungkinkan terapi nutrisi dengan metode
pemberian oral yang dilakukan dengan porsi kecil tetapi dalam
frekuensi yang sering.

Selanjutnya, dapat dipertimbangkan metode parentral bila respon yang


ditunjukan adalah buruk.

c. Bentuk Nutrisi

Bentuk makanan (per oral) : Makanan lunak

I. Monitoring dan Evaluasi

Aspek-aspek yang harus dimonitor dan di evaluasi selama terapi adalah:


a. Fungsi paru / respirasi
- Kemampuan Ventilasi (perbaikan obstruksi saluran nafas, Spirometri)
- Kemampuan Perfusi (status respiratorik, dan metabolik, Analisa Gas
Darah)
- Perbaikan struktur paru (CXR)
b. Status Nutrisional
- Nafsu makan, Berat badan, Tebal lemak bawah kulit dll.
- Kemapuan digestif
c. Memperbaiki prognosis dan mencegah komplikasi
d. Quality of Life (QOL) Assessment

J. Edukasi

Edukasi pasien menempati hal yang terpenting dalam segala proses


pencegahan, diagnosis, dan management PPOK. Aspek-aspek dalam edukasi
tersebut terlihat pada tabel berikut ini,

4
Tabel 4. Struktur Program Edukasi pada PPOK2

1. instruksi untuk mengenali penyakit yang diderita


- Struktur dan fungsi paru-paru
- Penjelasan dan interpretasi dari penyakit paru yang terjadi pada pasien
tersebut
2. Panduan berhenti merokok dan usaha peningkatan faktor-faktor
lingkungan
- Penjelasan kandungan berbahaya yang terdapat di dalam rokok dan
kerusakan kesehatan yang disebabkan oleh rokok (termasuk pada
perokok pasif)
- Larangan terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan paparan polusi
(occupational polution) dan cara untuk menghindarinya.
3. Panduan pada pengobatan farmakologik
- Penjelasan mengenai pengaruh dan efek samping samping dari
pengobatan diberikan yang mungkin dapat terjadi pada beberapa
individu.
- Berikan informasi mengenai metode, frekuensi, dan waktu penggunaan
pengobatan (obat ataupun inhalasi)
4. Panduan untuk menghindari infeksi
- Informasikan mengenai pengertian dari pencegahan infeksi saluran
pernafasan
- Dan bila perlu anjurkan vaksinasi
5. Usaha untuk beradaptasi dengan keterbatasan pada kehidupan sehari-hari
(konservasi energi, dan menyederhanakan aktivitas sehari-hari)
- Porsi berjalan kai, mencuci, ke toilet, mandi, dan aspek-aspek
kehidupan sehari-hari lainnya
6. Panduan Diet
- Jelaskan pentingnya dukungan suport nutrisi serta zat-zat atau unsur-
unsur penting dalam terpai nutrisi
- Pertimbangkan untuk memberikan larangan atau pantangan terhadap
beberapa jenis makanan
7. Panduan mengenali terapi oksigen dan terapi ventilator dirumah (bila
dibutuhkan)
8. Management yang dapat dilakukan oleh pasien sendiri
9. Suport psikologis
- Atasi kecemasan dan kepanikan pasien
- Management stress
- Tawarkan refreshing, traveling, dan entertainment
10. Akses menuju pelayanan kesejahteraan sosial masyarakat

Guidelines for the Diagnosis and Treatment of COPD (Chronic Obstructive Pulmonary
Disease. 2nd Edition (The Japanese Respiratory Society, 2003)

4
Diskusi

1. Bila, dalam tiga hari os mengalami perbaikan, keluhan sesak mereda, dan
setelah tiga bulan berikutnya berat badan bertambah sebanyak 3 kg
(menjadi 55 kg). Berapa kebutuhan energi sekarang?

BMR = 66,42 + (13,75 BB) + (5 TB) – (6,78 U)


= 66,42 + (13,75 . 55) + (5 . 1,7) – (6,78 . 19)
= 66,42 + 756,25 + 8,5 - 128,82
= 702,35 Kkal

KET = BMR + FS + FA
= 702,35 + (30% . 702,35) + (12% . 702,35)
= 702,35 + 210,705 + 84,28
= 997,337 Kkal
Dibulatkan menjadi 1000 Kkal

Anda mungkin juga menyukai