Tutorial Klinik
Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
Disusun oleh:
Zuniva Andan P.B
Salwah Nur
Pembimbing:
dr. Diane M. Supit, Sp. A
Tutorial Klinik
Menyetujui,
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat, hidayat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan yang berjudul Gizi Buruk Tipe Marasmus Pada Anak Cerebral
Palsy.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan penulisan tutorial ini tidak lepas
dari bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan
penghargaan dan ucapan terima kasih kepada :
1. dr. Diane M. Supit, Sp. A., sebagai dosen pembimbing klinik selama stase
anak.
2. Seluruh pengajar yang telah mengajarkan ilmunya kepada penulis hingga
pendidikan saat ini.
3. Rekan sejawat dokter muda angkatan 2015 yang telah bersedia memberikan
saran dan mengajarkan ilmunya pada penulis.
4. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis.
Akhir kata, Tiada gading yang tak retak. Oleh karena itu, penulis
membuka diri untuk berbagai saran dan kritik yang membangun guna
memperbaiki laporan ini.Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semuanya.
Januari 2016
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
RESUME KASUS
Pasien masuk RS pada tanggal 6 Januari 2016 dari Poli Anak RSUD A.W.
Sjahranie Samarinda. Anak dirawat di ruang melati pada tanggal yang sama.
Identitas pasien
-
Nama
: An. AR
Jenis kelamin
: Perempuan
Umur
: 7 bulan
Alamat
Anak ke
MRS
:1
: 6 Januari 2016
Nama Ayah
: Tn. AF
Umur
: 25 tahun
Alamat
Pekerjaan
: Swasta
Ayah perkawinan ke
:1
Nama Ibu
: Ny. SN
Umur
: 21 tahun
Alamat
Pekerjaan
: IRT
Ibu perkawinan ke
:1
Keluhan Utama :
Berat badan tidak naik
: 2300 gram
: 47 cm
: 2900 gram
: 50 cm
Gigi keluar
: belum ada
Tersenyum
: belum bisa
Miring
: belum bisa
Tengkurap
: belum bisa
Duduk
: belum bisa
Merangkak
: belum bisa
Berdiri
: belum bisa
Berjalan
: belum bisa
: belum bisa
Susu sapi
Bubur susu
: belum bisa
Tim saring
: belum bisa
Buah
: belum bisa
: belum bias
Pemeliharaan Prenatal
Periksa di
Penyakit Kehamilan
:-
Riwayat Kelahiran :
Lahir di
: Praktek bidan
: Bidan
: 9 bulan
Jenis partus
: Spontan
Pemeliharaan postnatal :
Periksa di
: Rumah sakit
Keadaan anak
: Sakit
Keluarga berencana
: Ya
Jenis kontrasepsi
: KB suntik 3 bulan
IMUNISASI
Imunisasi
Hepatitis B
8
PEMERIKSAAN FISIK
Kesan umum
Kesadaran
: E4V5M6
Tanda Vital
Frekuensi nadi
Frekuensi napas
Temperatur
Status Gizi
Berat badan
: 2,5 kg
Panjang Badan
: 50 cm
Status Gizi
: BB/U
: <10 th
TB/U
:< 10 th;p
BB/TB
Status generalisata
10
Kepala
Bentuk
: Normal
Rambut
Mata
Hidung
Telinga
Mulut
Leher
Pembesaran Kelenjar : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Thoraks
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: Timpani
11
Auskultasi
Ekstremitas
: Akral hangat (+), oedem (-), capillary refill test < 2 detik,
sianosis (-), pembesaran KGB aksiler (-/-), pembesaran
KGB inguinal (-/-).
Value
Nilai Normal
Leukosit
Eritrosit
12.900
3.930.000
4.000 10.000
3.500.000
5.500.000
Trombosit
486.000
150.000 450.000
Hemoglobin
10,9
11-16
Hematokrit
31,5
37 54
MCV
80,1
80 100
MCH
27,7
27 34
Pemeriksaan Darah lengkap Tanggal 11 Januari 2016
Hasil Lab
Value
Nilai Normal
Leukosit
Trombosit
Hemoglobin
Hematokrit
3.600
248.000
8,6
25
4.000 10.000
150.000 450.000
11-16
37 54
Hasil
Hasil
12
i
k
a
l
i
k
a
l
13
i
k
a
l
Follow Up
Tanggal
11-012016
Melati
(-)
splenomegali (-),
akral hangat, edema (-)
S: batuk (+), demam (+),
12-012016
Melati
murmur
(-)
(-)
Penatalaksanaan :
-
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA
GIZI BURUK
Definisi
Gizi buruk merupakan status kondisi seseorang yang kekurangan nutrisi (zat gizi),
atau nutrisinya di bawah standar rata-rata.Zat gizi yang dimaksud bisa berupa
protein, karbohidrat dan kalori. Status gizi buruk dibagi menjadi tiga bagian yakni
gizi buruk karena kekurangan protein (kwashiorkor), karena
kekurangan
karbohidrat atau kalori (marasmus), dan kekurangan kedua-duanya. Gizi buruk ini
biasanya terjadi pada anak balita (bawah lima tahun) dan ditampakkan oleh
membusungnya perut.
Klasifikasi Gizi Buruk
Terdapat 3 tipe gizi buruk adalah marasmus, kwashiorkor, dan marasmus-
16
kwashiorkor. Perbedaan tipe tersebut didasarkan pada ciri-ciri atau tanda klinis
dari masing-masing tipe yang berbeda-beda.
Marasmus
Marasmus adalah gangguan gizi karena kekurangan karbohidrat.Gejala
yang timbul di antaranya muka seperti orang tua (berkerut), tidak terlihat lemak
dan otot di bawah kulit (kelihatan tulang di bawah kulit), rambut mudah patah dan
kemerahan, gangguan kulit, gangguan pencernaan (sering diare), pembesaran hati,
iga gambang dan perut cekung, serta otot paha mengendor (baggy pant). Anak
tampak sering rewel dan banyak menangis meskipun setelah makan karena masih
merasa lapar.
Kwashiorkor
Penampilan tipe kwashiorkor seperti anak yang gemuk (suger baby),
bilamana dietnya mengandung cukup energi tetapi kekurangan protein, walaupun
di bagian tubuh lainnya terutama pantat terlihat adanya atrofi. Tampak sangat
kurus dan atau edema pada kedua punggung kaki sampai seluruh tubuh.
a)Perubahan status mental : cengeng, rewel, kadang apatis
b)Rambut tipis kemerahan seperti warna rambut jagung dan mudah dicabut, pada
penyakit
kwashiorkor yang lanjut dapat terlihat rambut kepala kusam.
c)Wajah membulat dan sembab
d)Pandangan mata anak sayu
e)Pembesaran hati. Hati yang membesar dengan mudah dapat diraba dan terasa
kenyal pada rabaan permukaan yang licin dan pinggir yang tajam.
f)Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah menjadi
coklat kehitaman dan terkelupas
Marasmik-Kwashiorkor
Gambaran klinis merupakan campuran dari beberapa gejala klinik
kwashiorkor dan marasmus.Makanan sehari-hari tidak cukup mengandung protein
dan juga energi untuk pertumbuhan yang normal.Pada penderita demikian di
samping menurunnya berat badan < 60% dari normal memperlihatkan tanda-tanda
17
MARASMUS
1. Definisi
Marasmus merupakan salah satu bentuk gizi buruk atau kekurangan kalori
protein yang terutama akibat kekurangan kalori yang berat dan kronis yang sering
ditemui pada balita3.
2. Etiologi
Marasmus disebabkan oleh karena asupan makanan yang kurang terutama
pemasukan kalori, atau protein atau keduanya yang tidak mencukupi akibat
kekurangan dalam susunan makanan, dan kebiasaan makan makanan yang tidak
tepat 3.
Marasmus dapat terjadi pada semua umur, akan tetapi sering dijumpai pada
bayi yang tidak mendapat cukup ASI dan tidak diberi makanan penggantinya atau
sering diserang diare. Marasmus dapat terjadi akibat berbagai penyakit seperti
infeksi,
kelainan
bawaan
saluran
pencernaan
(misalnya
penyakit
Faktor diet.
Menurut konsep klasik, diet kurang energi walaupun zat-zat gizi esensialnya
seimbang akan menyebabkan anak menjadi penderita marasmus.
18
Faktor infeksi.
Terdapat interaksi sinergistis antara infeksi dan malnutrisi.Infeksi berat dapat
memperjelek keadaan gizi melalui gangguan masukan dan meningginya
kehilangan zat-zat gizi esensial tubuh.Infeksi yang berat dan lama
menyebabkan
marasmus,terutama
infeksi
enteral
misalnya
infantil
Faktorkemiskinan.
Dengan penghasilan yang rendah, ketidakmampuan membeli bahan makanan
ditambah timbulnya banyak penyakit infeksi karena kepadatan tempat tinggal
dapat mempercepat timbulnya KEP.
3. Patofisiologi
Pada keadaan marasmus terjadi pertumbuhan yang kurang atau terhenti
disertai atrofi otot dan menghilangnya lemak di bawah kulit. Pada mulanya
kelainan demikian merupakan proses fisiologis. Untuk kelangsungan hidup
jaringan diperlukan sejumlah energi yang dalam keadaan normal dapat dipenuhi
dari makanan yang diberikan.Kebutuhan ini tidak terpenuhi pada intake yang
kurang, karena itu untuk pemenuhannya digunakan cadangan protein sebagai
sumber energi. Karbohidrat(glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh
sebagaibahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh untuk menyimpankarbohidrat
sangat sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah dapatterjadi kekurangan. Akibatnya
katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam dengan menghasilkan asam
amino yangsegera diubah jadi karbohidrat di hepar dan di ginjal.
Penghancuran jaringan pada defisiensi kalori tidak saja membantu memenuhi
energi tetapi juga memungkinkan sintesis glukosa dan metabolit esensial lainnya
seperti berbagai asam amino. Karena itu pada marasmus kadang-kadang masih
ditemukan kadar asam amino yang normal, sehingga hati masih dapat membentuk
albumin.
19
4. Gejala Klinis
Pertumbuhan berkurang atau terhenti. Pada mulanya, ada kegagalan
hilang.
Keadaanyang terlihat mencolok adalah hilangnya lemak
subkutan,terutama pada wajah, akibatnya ialah wajah si
anak lonjong,berkeriput dan tampak lebih tua (old man
face).
Vena superficialis tampak lebih jelas, ubun-ubun besar
cekung, tulang pipi dan dagu kelihatan menonjol, mata tampak besar dan
dalam.
Otot-ototlemah dan atropi, bersamaan dengan hilangnya lemak subkutanmaka
anggota gerak terlihat seperti kulit dengan tulang, dan kulit kehilangan
5. Diagnosis
Diagnosis
ditegakkan
berdasarkan
gejala
klinis
serta
pengukuran
20
Pada setiap anak gizi buruk lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis. Anamnesis
terdiri dari anamnesis awal dan anamnesis lanjutan
Anamnesis awal (untuk kedaruratan):
diare (encer/darah/lendir)
Kapan terakhir berkemih
Sejak kapan tangan dan kaki teraba dingin.
Bila didapatkan hal tersebut di atas, sangat mungkin anak mengalami
dehidrasi dan/atau syok, serta harus diatasi segera.
Pemeriksaan fisik
Apakah anak tampak sangat kurus, adakah edema pada kedua punggung kaki.
Sangat pucat
Pembesaran hati dan ikterus
Adakah perut kembung, bising usus melemah/meninggi, tanda asites, atau
adanya suara seperti pukulan pada permukaan air (abdominal splash)
6. Pencegahan
Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahunmerupakan sumber energi
bulan keatas.
Pencegahan penyakit infeksi, dengan meningkatkankebersihan lingkungan dan
kebersihan perorangan.
Pemberian imunisasi.
Mengikuti program keluarga berencana untuk mencegahkehamilan terlalu
kerap.
Penyuluhan/pendidikan gizi tentang pemberian makananyang adekuat
7. Penatalaksanaan
Penanganan umum meliputi 10 langkah dan terbagi dalam 3 fase yaitu: fase
stabilisasi fase transisi, dan fase rehabilitasi 2
Hipoglikemia
22
Semua anak dengan gizi buruk berisiko hipoglikemia (kadar gula darah < 3
mmol/L atau < 54 mg/dl) sehingga setiap anak gizi buruk harus diberi makan atau
larutan glukosa/gula pasir 10% segera setelah masuk rumah sakit. Pemberian
makan yang sering sangat penting dilakukan pada anak gizi buruk.
Jika fasilitas setempat tidak memungkinkan untuk memeriksa kadar gula darah,
maka semua anak gizi buruk harus dianggap menderita hipoglikemia dan segera
ditangani sesuai panduan.
Tatalaksana
Segera
beri
F-75
pertama
atau
modifikasinya
bila
penyediaannya
memungkinkan.
Bila F-75 pertama tidak dapat disediakan dengan cepat, berikan 50 ml larutan
glukosa atau gula 10% (1 sendok teh munjung gula dalam 50 ml air) secara
dua hari.
Bila masih mendapat ASI teruskan pemberian ASI di luar jadwal pemberian F-
75.
Jika anak tidak sadar (letargis), berikan larutan glukosa 10% secara intravena
(bolus) sebanyak 5 ml/kg BB, atau larutan glukosa/larutan gula pasir 50 ml
dengan NGT.
Beri antibiotik.
Pemantauan
Jika kadar gula darah awal rendah, ulangi pengukuran kadar gula darah setelah 30
menit.
Jika kadar gula darah di bawah 3 mmol/L (< 54 mg/dl), ulangi pemberian
Pencegahan
23
Beri makanan awal (F-75) setiap 2 jam, mulai sesegera mungkin atau jika perlu,
lakukan rehidrasi lebih dulu. Pemberian makan harus teratur setiap 2-3 jam siang
malam.
Segera beri makan F-75 (jika perlu, lakukan rehidrasi lebih dulu).
Pastikan bahwa anak berpakaian (termasuk kepalanya). Tutup dengan selimut
hangat dan letakkan pemanas (tidak mengarah langsung kepada anak) atau
lampu di dekatnya, atau letakkan anak langsung pada dada atau perut ibunya
(dari kulit ke kulit: metode kanguru). Bila menggunakan lampu listrik,
letakkan lampu pijar 40 W dengan jarak 50 cm dari tubuh anak.
Beri antibiotik sesuai pedoman.
Pemantauan
Ukur suhu aksilar anak setiap 2 jam sampai suhu meningkat menjadi 36.5 C
atau lebih. Jika digunakan pemanas, ukur suhu tiap setengah jam.
Hentikan pemanasan bila suhu mencapai 36.5 C
Pastikan bahwa anak selalu tertutup pakaian atau selimut, terutama pada
malam hari
Periksa kadar gula darah bila ditemukan hipotermia
Pencegahan
Letakkan tempat tidur di area yang hangat, di bagian bangsal yang bebas angin
kering
Hindarkan anak dari suasana dingin (misalnya: sewaktu dan setelah mandi,
malam hari
Beri makan F-75 atau modifikasinya setiap 2 jam, mulai sesegera mungkin,
24
Dehidrasi
Cenderung terjadi diagnosis berlebihan dari dehidrasi dan estimasi yang
berlebihan mengenai derajat keparahannya pada anak dengan gizi buruk.Hal ini
disebabkan oleh sulitnya menentukan status dehidrasi secara tepat pada anak
dengan gizi buruk, hanya dengan menggunakan gejala klinis saja.Anak gizi buruk
dengan diare cair, bila gejala dehidrasi tidak jelas, anggap dehidrasi ringan.Tanda
klinis yang sering dijumpai pada anak penderita KEP berat/Gizi buruk dengan
dehidrasi adalah :
Tatalaksana
Jangan gunakan infus untuk rehidrasi, kecuali pada kasus dehidrasi berat
dengan syok.
Beri ReSoMal, secara oral atau melalui NGT, lakukan lebih lambat dibanding
jika melakukan rehidrasi pada anak dengan gizi baik.
- beri 5 ml/kgBB setiap 30 menit untuk 2 jam pertama
- setelah 2 jam, berikan ReSoMal 510 ml/kgBB/jam berselang-seling
dengan F-75 dengan jumlah yang sama, setiap jam selama 10 jam.
Jumlah yang pasti tergantung seberapa banyak anak mau, volume tinja
*ReSoMal mengandung 37.5 mmol Na, 40 mmol K, dan 3 mmol Mg per liter.
Pemantauan
Pantau kemajuan proses rehidrasi dan perbaikan keadaan klinis setiap setengah
jam selama 2 jam pertama, kemudian tiap jam sampai 10 jam berikutnya.
25
Waspada terhadap gejala kelebihan cairan, yang sangat berbahaya dan bisa
mengakibatkan gagal jantung dan kematian.
Periksalah:
frekuensi napas
frekuensi nadi
frekuensi miksi dan jumlah produksi urin
frekuensi buang air besar dan muntah
Selama proses rehidrasi, frekuensi napas dan nadi akan berkurang dan mulai ada
diuresis. Kembalinya air mata, mulut basah; cekung mata dan fontanel berkurang
serta turgor kulit membaik merupakan tanda membaiknya hidrasi, tetapi anak gizi
buruk seringkali tidak memperlihatkan tanda tersebut walaupun rehidrasi penuh
telah terjadi, sehingga sangat penting untuk memantau berat badan.
Jika ditemukan tanda kelebihan cairan (frekuensi napas meningkat 5x/menit dan
frekuensi nadi 15x/menit), hentikan pemberian cairan/ReSoMal segera dan
lakukan penilaian ulang setelah 1 jam.
Pencegahan
Cara mencegah dehidrasi akibat diare yang berkelanjutan sama dengan pada
anak dengan gizi baik, kecualipenggunaan cairan ReSoMal sebagai pengganti
26
Infeksi
Pada gizi buruk, gejala infeksi yang biasa ditemukan seperti demam, seringkali
tidak ada, padahal infeksi ganda merupakan hal yang sering terjadi.Oleh karena
itu, anggaplah semua anak dengan gizi buruk mengalami infeksi saat mereka
datang ke rumah sakit dan segera tangani dengan antibiotik.Hipoglikemia dan
hipotermia merupakan tanda infeksi berat.
Tatalaksana
Berikan pada semua anak dengan gizi buruk:
Jika tidak ada komplikasi atau tidak ada infeksi nyata, beri Kotrimoksazol per
DITAMBAH:
Gentamisin (7.5 mg/kgBB/hari IM/IV) setiap hari selama 7 hari.
Catatan: Jika anak anuria/oliguria, tunda pemberian gentamisin dosis ke2 sampai ada diuresis untuk mencegah efek samping/toksik gentamisin
27
Jika anak tidak membaik dalam waktu 48 jam, tambahkan Kloramfenikol (25
mg/kgBB IM/IV setiap 8 jam) selama 5 hari.
UMUR
KOTRIMOKSASOL
AMOKSISILIN
ATAU
(Trimetoprim + Sulfametoksazol)
Beri 3 kali
BERAT BADAN
sehari untuk
5 hari
Sirup
Tablet dewasa
Tablet Anak
Sirup/5ml
80 mg trimeto
20 mg trimeto
40 mg trimeto
prim + 400 mg
125 mg
sulfametok
sulfametok
sulfametok
per 5 ml
sazol
sazol
sazol
(4 - < 6 kg)
4 sampai 12 bulan
2,5 ml
2,5 ml
(6 - < 10 Kg)
12 bln s/d 5 thn
5 ml
5 ml
7,5 ml
10 ml
2 sampai 4 bulan
28
Tatalaksana
Berikan setiap hari paling sedikit dalam 2 minggu:
Multivitamin
Asam folat (5 mg pada hari 1, dan selanjutnya 1 mg/hari)
Seng (2 mg Zn elemental/kgBB/hari)
Tembaga (0.3 mg Cu/kgBB/hari)
Ferosulfat 3 mg/kgBB/hari setelah berat badan naik (mulai fase rehabilitasi)
Vitamin A: diberikan secara oral pada hari ke 1
Jika ada gejala defisiensi vitamin A, atau pernah sakit campak dalam 3 bulan
terakhir, beri vitamin A dengan dosis sesuai umur pada hari ke 1, 2, dan 15.
UMUR
DAN
BERAT BADAN
6 sampai 12 bulan
TABLET BESI/FOLAT
SIRUP BESI
mg Asam Folat
Berikan 3 kali sehari
tablet
(7 - < 10 Kg)
29
tablet
5 ml (1 sendok teh)
tablet
tablet
1 tablet
1 tablet
Umur
Kapsul Vitamin A
Kapsul Vitamin A
200.000 IU
100.000 IU
1 kapsul
1 kapsul
30
Pemberian makan sepanjang malam hari sangat penting agar anak tidak
terlalu lama tanpa pemberian makan (puasa dapat meningkatkan risiko kematian).
Apabila pemberian makanan per oral pada fase awal tidak mencapai kebutuhan
minimal (80 kkal/kgBB/hari), berikan sisanya melalui NGT.Janganmelebihi 100
kkal/kgBB/hari pada fase awal ini.
Pada cuaca yang sangat panas dan anak berkeringat banyak maka anak
perlu mendapat ekstra air/cairan.
Pemantauan
Pantau dan catat setiap hari:
Jumlah makanan yang diberikan dan dihabiskan
Muntah
Frekuensi defekasi dan konsistensi feses
Berat badan
Tumbuh Kejar
Tanda yang menunjukkan bahwa anak telah mencapai fase ini adalah:
Kembalinya nafsu makan
Edema minimal atau hilang.
Tatalaksana
Lakukan transisi secara bertahap dari formula awal (F-75) ke formula tumbuh-
2 hari berturutan.
Selanjutnya naikkan jumlah F-100 sebanyak 10 ml setiap kali pemberian
sampai anak tidak mampu menghabiskan atau tersisa sedikit. Biasanya hal ini
terjadi ketika pemberian formula mencapai 200 ml/kgBB/hari.
31
kemampuan anak).
energi: 150-220 kkal/kgBB/hari.
protein: 4-6 g/kgBB/hari.
Bila anak masih mendapat ASI, lanjutkan pemberian ASI tetapi pastikan
anak sudah mendapat F-100 sesuai kebutuhan karena ASI tidak mengandung
cukup energi untuk menunjang tumbuh-kejar. Makanan-terapeutik-siap-saji
(ready to use therapeutic food = RUTF) yang mengandung energi sebanyak 500
kkal/sachet 92 g dapat digunakan pada fase rehabilitasi.
Pemantauan
Hindari terjadinya gagal jantung.Amati gejala dini gagal jantung (nadi cepat dan
napas cepat).Jika nadi maupun frekuensi napas meningkat (pernapasan naik
5x/menit dan nadi naik 25x/menit), dan kenaikan ini menetap selama 2 kali
pemeriksaan dengan jarak 4 jam berturut-turut, maka hal ini merupakan tanda
bahaya (cari penyebabnya).
Lakukan segera:
kurangi volume makanan menjadi 100 ml/kgBB/hari selama 24 jam
32
dijelaskan sebelumnya.
atasi penyebab.
Penilaian kemajuan
Kemajuan terapi dinilai dari kecepatan kenaikan berat badan setelah tahap transisi
dan mendapat F-100:
Timbang dan catat berat badan setiap pagi sebelum diberi makan.
Hitung dan catat kenaikan berat badan setiap 3 hari dalam gram/kgBB/hari;
Jika kenaikan berat badan:
- kurang (< 5 g/kgBB/hari), anak membutuhkan penilaian ulang lengkap.
- sedang (5-10 g/kgBB/hari), periksa apakah target asupan terpenuhi, atau
-
Kasih sayang
8. Prognosis
Malnutrisi yang hebat mempunyai angka kematian yangtinggi, kematian
sering disebabkan oleh karena infeksi; seringtidak dapat dibedakan antara
kematian karena infeksi atau karena malnutrisi sendiri.
33
CEREBRAL PALSY
DEFINISI
Cerebral palsy adalah terminology yang digunakan untuk mendeskripsikan
kelompok penyakit kronik yang mengenai pusat pengendalian pergerakan dengan
manifestasi klinis yang tampak pada beberapa tahun pertama kehidupan dan
secara umum tidak akan bertambah memburuk pada usia selanjutnya.
Mengakibatkan kelainan fungsi yang menyeluruh, tapi selalu disertai problem
motorik. Usia terdiagnosa biasanya >1 tahun sehingga anak gagal mencapai
perkembangan yang semestinya.
MANIFESTASI KLINIS
CP dapat diklasifikasikan berdasarkan gejala dan tanda klinis neurologis.
Spastik diplegia, merupakan salah satu bentuk penyakit yang dikenal selanjutnya
sebagai CP. Hingga saat ini, CP diklasifikasikan berdasarkan kerusakan gerakan
yang terjadi dan dibagi dalam 4 kategori, yaitu :
1. CP Spastik
Merupakan bentukan CP terbanyak (70-80%), otot mengalami
kekakuan dan secara permanan akan menjadi kontraktur. Jika kedua
tungkai mengalami spastisitas, pada saat seseorang berjalan, kedua
tungkai tampak bergerak kaku dan lurus. Gambaran klinis ini
membentuk karakteristik berupa ritme berjalan yang dikenal dengan
galt gunting (scissors galt).
Anak dengan spastik hemiplegia dapat disertai tremor hemiparesis,
dimana seseorang tidak dapat mengendalikan gerakan pada tungkai
34
pada satu sisi tubuh. Jika tremor memberat akan terjadi gangguan
gerakan berat.
CP Spastik dibagi berdasarkan jumlah ekstremitas yang terkena, yaitu :
a. Monoplegi
Bila hanya mengenai 1 ekstremitas saja, biasanya lengan
b. Diplegia
Keempat ekstremitas terkena, tetapi kedua kaki lebih berat dari
pada kedua lengan
c. Triplegia
Bila mengenai 3 ekstremitas, yang paling banyak adalah mengenai
kedua lengan dan 1 kaki
d. Quadriplegia
Keempat ekstremitas terkena dengan derajat yang sama
e. Hemiplegia
Mengenai salah satu sisi tubuh dan lengan terkena lebih berat
2. CP Atetoid/diskinetik
Bentuk CP ini mempunyai karakterisktik gerakan menulis yang
tidak terkontrol dan perlahan.Gerakan abnormal ini mengenai tangan,
kaki, lengan, atau tungkai dan pada sebagian besar kasus, otot muka
dan
lidah,
menyebabkan
anak-anak
menyeringan
dan
selalu
35
bayi
tampak
lemah
dan
lemas,
kadang
36
ditentukan
bahwa
kondisi
anak
tidak
bertambah
37
kepala,
merupakan
tehnik
imaging
yang
canggih,
menghasilkan gambar yang lebih baik dalam hal struktur atau area
abnormal dengan lokasi dekat tulang dibanding dengan CT scan kepala.
Dikatakan bahwa neuroimaging direkomendasikan dalam eveluasi
anak CP jika etiologi tidak dapat ditemukan.
Pemeriksaan ketiga yang dapat mengambarkan masalah dalam
jaringan otak adalah USG kepala.USG dapat digunakan pada bayi
sebelum tulang kepala mengeras dan UUB tertutup.Walaupun hasilnya
kurang akurat dibandingkan CT dan MRI, tehnik tersebut dapat
mendeteksi kista dan struktur otak, lebih murah dan tidak
membutuhkan periode lama pemeriksaannya (Hassan, 1985).
38
39
BAB 4
ANALISA KASUS
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan penunjang yang
dilakukan pada An. AR usia 7 bulan yang datang bersama orang tuanya ke POLI
ANAK RSUD AWS Samarinda pada 06 Januari 2016 dengan keluhan utama berat
badan tidak naik. Diagnosis masuk pasien ini adalah Cerebral palsy + Gizi
buruk.Diagnosa ini ditegakkan berdasarkan hasil dari anamnesa, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan laboratorium.
TEORI
KASUS
ANAMNESIS
Pasien
mengalami
gangguan
dengan
penerimaan
makanan
yang dimakan.
akibat
penerimaan
makanan,
makanan,
ataupun
spastik
yang
dialami
berkurang
Pasien memiki penyakit penyerta
terhenti
Hilangnya lemak subkutan
mula-mula bayi cengeng dan rewel Oldman face
Tangan dan kaki terlihat seperti kulit
lesu dan nafsu makan hilang
hilangnya lemak subkutan terutama dengan tulang, terdapat baggy pant
Otot lemah dan atrofi
40
dengan
hilangnya
lemak
turgornya
sehingga
keriput.
Tulangrusuk tampak lebih jelas.
Dinding
abdomen
dapat
jelas.
Diare atau konstipasi.
Kadang-kadang tampak rambut yang
Darah lengkap
Pemeriksaan Serologi
pasien :
Darah lengkap
pemeriksaan radiologi untuk
mengetahui apakah ada pneumonia
atau TB
pemeriksaan tinja untuk mengetahui
41
mg/iv
Injeksi gentamisin 1 x 10
mg/iv
Ambroxol 1,5 + CTM 0,25 +
jam
RDA sesuai dengan usia
tinggi
42
DAFTAR PUSTAKA
1. IDAI 2011. Buku ajar nutrisi pediatrik dan penyakit metabolik jilid I. Jakarta
2. Nelson, behrman, & kliegman. 2000. Nelson teks book of pediatric. vol. 1. Ed
15. alih bahasa A Samik Wahab. Jakarta. EGC.
3. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 1985. Ilmu Kesehatan Anak. Jilid I.
FKUI. Jakarta.; 360-66.
4. WHO. 2009. Buku saku pelayanan kesehatan anak di rumah sakit. Jakarta.
Depkes RI.
5. IDAI.(2013). Pneumonia.Buku Ajar Respirologi Anak Ikatan Dokter Anak
Indonesia. Jakarta: IDAI.
6.
7.
(2013).
Pediatric
Pneumonia.
http://emedicine.medscape.com/article/967822-overview
8. Arvin, Behrman Kliegman. Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15. Volume 3.
Jakarta: EGC. 2000 : 2085-2086
9. Soedarmo, Sumarno dkk. Buku Ajar Neurologi Anak. Edisi 1. Jakarta: Badan
Penerbit IDAI. 1999 : 116
10. Hassan, Rusepno dkk. Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 2 . Jakarta: Penerbit FKUI.
1985: 884-888
11. Koman LA,Mooney III JF, Smith BP, et al. Management of spasticity in
cerebral palsy with botolinum-A toxin: report of preliminary, randomized,
double-blind trial. J Pediatr Orthop 1994;14:299
12. Irga. Cerebral palsy.www.aan.com/professionals/practice/index.cfm. Accessed
17 November 2010.
13. Septian,
Bahri.
Cerebral
Palsy.http://www.scribd.com/doc/26304944/CP.
43
17. Pengurus YPAC Semarang. YPAC Semarang [internet]. c2006 [cited 2011
Nop 5]. Available from ypacnas.or.id/ypac-semarang
18. Darto Suharto. Cerebral Palsy diagnosis dan tata laksana [intrenet]. c2006
[cited
2011
Nop
15].
Available
from
www.pediatrik.com/pkb/061022021726-bvxh131.pdf
44